ktm wto ke 9 menebar optimisme di bali id0 1387264463

Info kementerian perdagangan

KTM WTO ke-9:

menebar Optimisme di Bali

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan

KTM WTO ke-9 di Bali belum bisa dikatakan akan gagal. Indonesia
tetap optimistis menyelamatkan Paket Bali.

S

etelah sembilan bulan pertemuan
General Council of World Trade
Organization (WTO) di Jenewa,
Swiss berlangsung, akhirnya pada
26 November 2013 lalu perundingan
ini telah usai. Walaupun perundingan di
Jenewa mengalami kebuntuan, tetapi belum
bisa dikatakan bahwa Konferensi Tingkat

Menteri WTO ke-9 (KTM WTO ke-9) di Bali
akan gagal. Mengapa? Karena tidak semua isu
perundingan mengalami kebuntuan seperti
yang dibayangkan.
Pertemuan General Council of WTO
di Jenewa sebenarnya telah menyepakati
beberapa isu yang menjadi bagian dari Paket
Bali. Di antara tiga elemen Paket Bali, isu
pembangunan dan hal-hal terkait kepentingan
LDCs sebetulnya sudah berada dalam posisi
relatif aman untuk disepakati di Bali. Sedangkan
masalah pertanian, fasilitasi perdagangan,
dan proposal kelompok G33 masih harus
dirundingkan. Namun karena perundingan

di Jenewa bersifat single undertaking yang di
dalamnya tidak ada kesepakatan sebelum
semua disepakati, maka nasib Paket Bali bisa
menjadi taruhan.
Memang berbeda dari proses

perundingan sebelumnya, perundingan
di Jenewa berlangsung inklusif. Karena itu,
perundingan yang berpusat hanya pada tiga
elemen -pembangunan serta kepentingan
LDCs, pertanian, dan fasilitasi perdaganganberjalan cukup alot. Namun ini merupakan
pertama kalinya proses perundingan Doha
Development Agenda (DDA) dilaksanakan
secara inklusif.
Menteri Perdagangan (Mendag),
Gita Wirjawan, mengungkapkan akan
sangat disayangkan apabila hasil-hasil
perundingan yang telah dicapai tersandera
oleh perundingan fasilitasi perdagangan dan
proposal G33 yang belum selesai. ‘’Apalagi
kesepakatan yang telah dicapai itu terutama
terkait dengan kepentingan pembangunan

dan LDCs. Kita perlu menyelamatkan apa yang
sudah disepakati,’’ katanya.
Pandangan yang berkembang di

Jenewa adalah diharapkan KTM WTO di Bali
tidak menjadi negotiating conference, yang
di dalamnya para menteri terlibat langsung
dalam perundingan yang terlalu bersifat teknis.
Mengingat isu perundingan yang tersisa seperti
fasilitasi perdagangan lebih banyak bersifat
teknis. Hal yang diperlukan ialah arahan politis
para menteri mengenai proses selanjutnya.
‘’Perundingan menuju KTM Bali ini
sebuah catatan baru dalam perjalanan WTO
yang mengayomi 159 negara. Bila negara
anggota bersedia menempuh satu langkah
lagi untuk menyelamatkan apa yang sudah
diselesaikan di Bali dan menyepakati program
kerja berikutnya untuk menyelesaikan apa
yang masih tersisa, maka KTM Bali akan menjadi
catatan baru dalam sejarah penyelenggaraan
KTM WTO,’’ Mendag menegaskan.

Optimistis

Menyelamatkan Paket Bali
Pertemuan General Council of WTO di
Jenewa memang menimbulkan kekhawatiran.

GATRA 11 DESEMBER 2013

perdagangan 2005.indd 2

12/3/13 10:20:13 PM