MEMAKSIMALKAN DUKUNGAN KELUARGA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS | Mirza | JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan) 1122 2691 1 PB

MEMAKSIMALKAN DUKUNGAN KELUARGA GUNA MENINGKATKAN
KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS
Rina Mirza., M.Psi., Psikolog
(Praktisi dan Dosen Psikologi)
rinamirza.psi@gmail.com/ 081263568215

ABSTRACT
Diabetes Millitus (DM) is one of the most common diseases in Indonesia. In addition to
the drugs that must be consumed regularly every day, family support is also needed so that the
patient with diabetes is maintained quality of life. Family support is not just how families pay
attention to the person with DM, but more than that is serve him sincerely and understand more
about DM disease itself. This paper is intentionally made so that families who have relatives
who suffer DM more understand what DM is and more can provide full support for DM patients
themselves so that the quality of life of patients with DM can increase.
Keywords: Diabetes Millitus Patient, quality of life, family support
Namun ia selalu bersyukur, masih ada sang

PENDAHULUAN
Seorang
suaminya,


ibu

meratapi

menangis
penyakit

dibahu
yang

suami yang snagat sedia mendampinginya
dalam proses pengobatan.

dideritanya kian hari kian menggerogoti

Inilah salah satu ilustrasi kasus yang

tubuh mungilnya. Sang suami hanya bisa

dirasakan penderita DM. Dimana penyakit


menahan

sesekali

DM yang ia alami diturunkan dari ibunya,

menghapus air mata sang istri. Disamping

bahkan tidak menutup kemungkinan akan

mereka, tertidur seorang anak balita yang

diturunkannya pula pada anaknya. Hal ini

berbadan gempal dan belum mengerti

dikarenakan penyakit DM merupakan salah

mengapa ia setiap saat harus ikut orang


satu penyakit turunan dan perasaan cemas

tuanya ke rumah sakit untuk berobat jalan

akan

mengambil obat sebulan penuh buat

membebani

ibunya. Beberapa tahun yang lalu, orang

memiliki

tua si istri baru saja meninggal akibat sakit

mendampinginya, selain itu penyakit DM

DM yang dideritanya. Hal ini membuat hati


merupakan salah satu penyakit terbanyak

sang istri semakin gundah gulana. Takut,

jumlah penderitanya.

tangis,

sambil

sakit

yang

dideritanya,

pikirannya.
suami


cukup

Beruntung

yang

ia

senantiasa

khawatir, cemas semua bercampur menjadi

Angka kejadian Diabetes Mellitus

satu. Ditambah lagi informasi yang ia

(DM) di dunia dari tahun ke tahun terus

peroleh bahwa besar kemungkinan anak


meningkat, data terakhir dari World Health

semata wayangnya juga mengidap DM.

Organization (WHO) menunjukkan pada
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 12

tahun 2000 sebanyak 150 juta penduduk

berkurangnya harapan hidup penderita,

dunia menderita DM dan angka ini akan

kelumpuhan dan meningkatkan beban

menjadi dua kali lipat pada tahun 2025.

ekonomi bagi penderita beserta keluarga.

Peningkatan angka penderita penyakit ini


komplikasi tersebut dapat mengakibatkan

akan

berkembang

kurangnya usia harapan hidup penderita,

termasuk Indonesia karena pertumbuhan

kelumpuhan dan meningkatkan beban

populasi, penuaan, diet yang tidak sehat,

ekonomi

obesitas dan kurangnya aktivitas fisik

keluarganya.


(WHO, 2014). Di Indonesia sendiri, yang

Lebih

terjadi

di

negara

bagi

penderita

jauh,

beserta

Barnes


(2009)

terbanyak adalah DM tipe 2 yakni 90% dari

menjelaskan

seluruh populasi diabetes yang ada. Adapun

dialami

prevelensi pada orang dewasa berjumlah

komplikasi fisik (seperti kerusakan mata,

2.5% untuk pria dan 5.9% untuk wanita.

kerusakan ginjal, penyakit jantung, tekanan

Prevalensi tertinggi terjadi pada kelompok


darah tinggi, dan stroke), lalu komplikasi

wanita berusia 41-55 tahun (Wahdah,

psikologis (berupa kecemasan, hal ini bisa

2011).

terjadi dikarenakan long life diseases
Menurut

Sudoyo,

penderita

komplikasi
DM

dapat


yang
berupa

(2006),

maupun komplikasi yang ditimbulkan dari

diabetes mellitus (DM) merupakan suatu

DM itu sendiri), selanjutnya komplikasi

kelompok penyakit metabolik dengan

sosial

karakteristik hiperglikemia yang terjadi

pembatasan diet ketat dan keterbatasan

karena kelainan sekresi insulin, kerja

aktivitas karena komplikasi yang muncul)

insulin

serta

atau

Hiperglikemia

dkk

bahwa

kedua-keduanya.

komplikasi

berkaitan

ekonomi

dengan

(biasanya

pada

diabetes

berkaitan dengan biaya perawatan penyakit

jangka

panjang,

yang membutuhkan waktu yang lama dan

disfungsi atau kegagalan organ tubuh,

rutin sehingga menjadi beban bagi pasien

terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

maupun keluarganya).

berhubungan

pembuluh

kronik

(biasanya

dengan

darah.

Ernawati

(2013)

Komplikasi tersebut dapat terjadi

menyebutkan bahwa DM yang tidak

sepanjang hidup penderita DM sehingga

terkendali dan tidak diobati dengan benar

dapat mempengaruhi kualitas hidup si

akan menjadi kronis dan berakibat pada

penderita DM itu sendiri. WHO (2012)

munculnya

menyebutkan bahwa kualitas hidup adalah

komplikasi,

diantaranya

penyakit kardiovaskuler, gagal

ginjal,

persepsi individu terhadap posisi mereka

gangguan penglihatan dan sisitem syarat.

dalam kehidupan dan konteks budaya serta

Komplikasi tersebut dapat mengakibatkan

sistem nilai dimana mereka hidup dan
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 13

dalam hubungannya dengan tujuan hidup

dengan kualitas hidup penderita diabetes

individu, harapan, standart, perhatian serta

mellitus. Penelitian serupa juga dilakukan

fokus hidupnya. Hidup dengan DM dapat

oleh Tamara, dkk (2014) terhadap 46

berpengaruh negatif terhadap kualitas

penderita DM tipe 2 di RSUD Arifin

hidup penderita baik dengan atau tanpa

Achmad Prop.Riau. Hasil menunjukkan

komplikasi.

bahwa terdapat hubungan antara dukungan

Untuk meningkatkan kualitas hidup

keluarga dan kualitas hidup pasien.

pasien DM, maka dibutuhkan bantuan dari
orang

lain.

satu

yang

dilakukan kepada beberapa penderita DM,

mempengaruhi kualitas hidup pasien DM

sebagian besar keluarga sudah memberikan

adalah dukungan keluarga. Hal ini sejalan

dukungan

dengan teori yang dikemukan oleh Green

penyakit DM yang mereka alami. Namun

dan Kreuter (1999), bahwa salah satu faktor

tidak sedikit pula dari mereka yang kurang

(reinforcing

faktor

wawancara

yang

penguat

Salah

Berdasarkan

factors)

yang

kepada

mendapatkan

mereka

dukungan

terhadap

dikarenakan

menentukan perilaku kesehatan seseorang

keluarga kurang mengerti akan penyakit

adalah dukungan keluarga. Menurut Ali

DM yang mereka alami. Terutama terkait,

(2009), dukungan keluarga merupakan

pola makan, pemberian obat dan kebutuhan

sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

lainnya

terhadap penderita yang sakit. Dukungan

penderita DM agar kondisi DM nya dapat

bisa berasal dari orang lain (orangtua, anak,

terkontrol.

yang

juga

dibutuhkan

oleh

suami, istri atau saudara) yang dekat

Terkait hal ini, Yudianto, dkk

dengan penderita, dimana bentuk dukungan

(dalam Retnowati dan Satyabakti, 2015)

dapat berupa informasi, tingkah laku

menegaskan bahwa ada beberapa aspek

tertentu atau materi yang dapat menjadikan

dari

individu merasa disayangi, diperhatikan

mempengaruhi kualitas hidup pasien DM

dan dicintai.

diantaranya, selama hidup diharuskan

diabetes

mellitus

yang

dapat

Beberapa peneliti telah melakukan

menjalani terapi farmakologis, pembatasan

penelitian terkait dukungan keluarga dan

dan pengaturan diet serta monitoring gula

kualitas hidup pada penderita DM ini.

darah, kekhawatiran apabila muncul gejala

Retnowati dan Satyabakti (2015) salah

hipoglikemi

satunya yang melakukan sebuah penelitian

ketakutan mengalami komplikasi DM dan

terhadap 45 responden di Puskesmas Tanah

timbulnya disfungsi seksual. Hal ini perlu

Kalikedinding. Hasil menunjukkan bahwa

diketahui pasien dan keluarga pasien agar

dukungan keluarga berhubungan signifikan

kualitas hidup pasien DM tetap terjaga.

maupun

hiperglikemi,

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 14

Berkaitan dengan hal ini, penulis

bersama-sama dalam satu rumah tangga.

mencoba membuat tulisan yang berjudul

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

”Memaksimalkan

Keluarga

dukungan keluarga adalah memberikan

Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien

dorongan/ semangat/ nasihat/ pengobaran

Diabetes Mellitus”. Adapun manfaat dari

semangat dalam satu situasi pembuatan

tulisan ini untuk memberi pemahaman pada

keputusan oleh satu kelompok individu

masyarakat pada umumnya dan keluarga

yang terikat perkawinan atau darah secara

yang memiliki riwayat DM agar lebih

khusus, mencakup seorang ayah, ibu, dan

memahami hal-hal yang berkaitan dengan

anak.

DM

serta

Dukungan

lebih

memahami

saat

Menurut

Friedman

(2010),

mendampingi pasien diabetes mellitus, baik

dukungan keluarga adalah sikap, tindakan,

bagi keluarga sebagai orang terdekat

dan

dengan pasien.

penderita

penerimaan
yang

keluarga
sakit.

terhadap

Keluarga

juga

berfungsi sebagai sistem pendukung bagi
LANDASAN TEORI

anggotanya

dan

II.A. Dukungan Keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat

II.A.1. Pengertian dukungan keluarga

mendukung

selalu

anggota

siap

keluarga

memberikan

Istilah dukungan keluarga, terdiri

bantuan jika diperlukan. Senada dengan hal

dari dua kata yakni dukungan dan keluarga.

tersebut, Ali (2009) menyebutkan bahwa

Dalam kamus psikologi, Chaplin (2001)

dukungan keluarga adalah sikap, tindakan

mendefinisikan dukungan/ support adalah

dan

mengadakan atau menyediakan sesuatu

penderita yang sakit. Dukungan bisa

untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

berasal dari orang lain (orangtua, anak,

Lebih lanjut dijelaskan bahwa memberikan

suami, istri atau saudara) yang dekat

dorongan atau pengobaran semangat dan

dengan subjek dimana bentuk dukungan

nasihat kepada orang lain dalam satu situasi

berupa informasi, tingkah laku tertentu atau

pembuat keputusan. Sementara itu, defenisi

materi yang dapat menjadikan individu

keluarga/ family menurut Chaplin (2001)

merasa

adalah satu kelompok individu yang terkait

dicintai.

penerimaan

disayangi,

keluarga

terhadap

diperhatikan

dan

oleh ikatan perkawinan/ darah, secara

Menurut Setiadi (2008), dukungan

khusus mencakup seorang ayah, ibu dan

keluarga merupakan penerimaan keluarga

anak. Lebih luas lagi ia menyebutkan

terhadap anggotanya yang diwujudkan

bahwa kleuarga juga dapat dikatakan

dalam

sebagai satu kelompok pribadi yang hidup

keluarga dipandang sebagai bagian yang

sikap

dan

tindakan.Anggota

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 15

tidak

terpisahkan

dalam

lingkungan

Menurut Cohen dan McKay (dalam

keluarga. Anggota keluarga memandang

Niven, 2012), ada tiga jenis dukungan,

bahwa keluarga adalah orang yang paling

diantaranya adalah:

dekat dengan sikap saling mendukung serta

1. Dukungan nyata.

selalu siap memberikan pertolongan jika

Bukan

diperlukan.

keluarga

perhatian, dukungan nyata akan efektif

mempunyai dampak terhadap kesehatan

bila dihargai penerima dengan tepat.

fisik dan mental pada setiap anggotanya.

Sebaliknya,

Dukungan

dirasakan tidak tepat dan individu

Dukungan

keluarga

yang

kurang

hanya

berhubungan dengan peningkatan angka

merasa

kesakitan dan kematian.

perhatian,

Cobb dan Jones (dalam Niven,
2012) menambahkan bahwa dukungan dari

berupa

jika

uang

dukungan

berhutang
maka

atau

nyata

uang

maupun

akan

semakin

menambah stress individu itu sendiri.
2. Dukungan pengharapan.

sanak keluarga dan teman merupakan

Dalam hal ini, individu akan dibantu

bagian dari dukungan sosial yang tidak

diarahkan kepada orang-orang yang

dapat

telah mengalami situasi yang sama

dipisahkan.

Lebih

lanjut

diutarakannya bahwa dukungan sosial itu

untuk

sendiri dapat diukur dengan tiga elemen

bantuan. Dukungan pengharapan akan

yakni perilaku suportif aktual; dari teman

berhasil, jika individu secara social

dan sanak keluarga, sifat kerangka sosial

dapat menerima apa yang disampaikan.

(apakah kelompok jaringan tertutup dari

Biasanya

individu

serta

berasal dari orang lain yang mengalami

individu

hal sama dengan yang dirasakan oleh

bagaimana

atau

lebih

cara

menyebar)
seorang

merasakan dukungan yang diberikan oleh
teman dan sanak keluarganya.
Berdasarkan

beberapa

mendapatkan

dukungan

nasihat

dan

pengharapan

individu tersebut.
3. Dukungan emosional.

pendapat

Jika stress dapat mengurangi perasaan

para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

seseorang

yang dimaksud dengan dukungan keluarga

dicintai, maka dukungan emosional ini

adalah sikap, tindakan dan penerimaan

dapat

keluarga

menguatkan perasaan ini. Stress yang

terhadap

anggota

keluarga

akan

hal

dimiliki

menggantikannya

dan

atau

lainnya.

tidak terkontrol dapat berakibat pada

II.A.2. Jenis dukungan keluarga

hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi,
orang lain memainkan peran yang
berarti dalam meningkatkan pendapat
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 16

yang rendah terhadap diri sendiri.

bantuan dalam mengerjakan tugas-

Kejadian yang berakibat sesesorang

tugas tertentu.

merasakan hilang perasaan memiliki
dapat

diperbaiki

dengan

4. Dukungan informasi (informational
support).

bentuk

mengembangkan

Dukungan yang bersifat informasi ini

hubungan personal yang relatif lebih

dapat berupa saran, pengarahan dan

intim.

umpan balik tentang bagaimana cara

dukungan

yang

memecahkan persoalan.

Sementara itu, Sarafino (2011)
menyebutkan

bahwa

dukungan

sosial

5. Dukungan jaringan (network support).

keluarga dapat dibedakan menjadi 5 jenis,

Menyediakan

yaitu:

keanggotan dalam sebuah kelompok

1. Dukungan

emosional

suatu

perasaan

orang-orang yang berbagai kepentingan

(emotional

support).

dan aktivitas sosial.
Berdasarkan uraian diatas, dapat

Melibatkan ungkapan rasa empati dan
perhatian terhadap individu, sehingga

disimpulkan

individu itu merasa nyaman, dicintai

keluarga terdiri atas dukungan nyata,

dan

dukungan

pengharapan,

meliputi perilaku seperti memberikan

emosional,

dukungan

perhatian dan afeksi serta bersedia

dukungan

instrumental,

mendengarkan keluh kesah orang lain.

informasi dan dukungan jaringan

diperhatikan.

2. Dukungan

Dukungan

penghargaan

ini

dukungan

dukungan
penghargaan,
dukungan

II.B. Kualitas Hidup
ekspresi

yang

berupa

II.B.1. Pengertian kualitas hidup
Menurut Taylor (2009), kualitas

pernyataan setuju dan penilaian positif
terhadap

jenis

(esteem

support).
Melibatkan

bahwa

ide-ide,

perasaan

dan

hidup adalah tingkat dimana individu dapat

performa orang lain. Dukungan ini akan

memaksimalkan

membantu

psikis, vokasi dan kehidupan sosial. Felce

membangun

perasan

dan

individu

mendefinisikan kualitas hidup sebagai

menghargai

kompetensinya.
3. Dukungan instrumental (instrumental

(dalam

Rapley,

fisik,

menghargai terhadap diri sendiri pada
dan

Perry

keberfungsian

2003)

suatu fenomena psikologis, yaitu kualitas
hidup merupakan kesejahteraan umum

support).

secara menyeluruh yang mana termasuk

Melibatkan bantuan langsung, misalnya

penguraian objektif dan evaluasi subjektif

yang berupa bantuan finansial atau

menyangkut kesejahteraan fisik, materi,
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 17

sosial, dan emosional bersama dengan

hidup merupakan persepsi setiap individu

perluasan perkembangan personal dan

terhadap tempat tinggal, konteks budaya

aktivitas bertujuan yang ditekankan pada

dan sistem nilai yang sesuai dengannya,

seperangkat nilai-nilai personal.

berkaitan dengan harapan, minat dan

Cohen
Sarafino,

dan

2011)

Lazarus

menyebutkan

(dalam

persepsi.

bahwa

Terkait dengan penyakit diabetes

kualitas hidup adalah tingkatan yang

mellitus

menggambarkan keunggulan individu yang

menyebutkan

dapat dilihat dari kehidupan individu yang

merupakan persepsi individu mengenai

dilihat dari tujuan hidupnya, kontrol

posisinya dalam konteks budaya dan sistem

pribadi,

interpersonal,

nilai pada tempat individu tersebut hidup

perkembangan pribadi, intelektual dan

dan hubungannya dengan tujuan, harapan,

kondisi materi. Adam (dalam Nursalam,

standard dan fokus hidupnya. Lebih lanjut

2013) menyebutkan bahwa kualitas hidup

dijelaskan bahwa kualitas hidup pada

merupakan konsep analisis kemampuan

penderita DM dapat diartikan sebagai

individu untuk mendapatkan hidup yang

perasaan penderita terhadap kehidupannya

normal terkait dengan persepsi secara

secara umum dan kehidupan bersama

individu mengenai tujuan, harapan, standar

diabetes.

hubungan

dan perhatian secara spesifik terhadap
kehidupan

yang

dialami

sendiri,

WHO

bahwa

Berdasarkan

(2012)

kualitas

beberapa

hidup

pendapat

dengan

para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

dipengaruhi oleh nilai dan budaya pada

yang dimaksud dengan kualitas hidup

lingkungan tersebut berada.

adalah

kemampuan

individu

untuk

Menurut O’Connor (1993), kualitas

mendapatkan hidup yang normal terkait

hidup adalah pandangan subjektif dari

dengan persepsi secara individu mengenai

suatu individu dalam mempersepsi posisi

tujuan, harapan, standar dan perhatian

kehidupannya saat ini, individu melihat

secara

seberapa jauh perbedaan antara kondisi

kehidupan

kehidupannya saat ini dengan kondisi

dipengaruhi oleh nilai dan budaya pada

kehidupan yang diinginkan individu. Jadi,

lingkungan

individu menilai kondisi kehidupannya saat

terkait penyakit DM yang dideritanya.

ini dengan melihat jarak antara posisi

II.B.2. Dimensi kualitas hidup

fisik

maupun
yang

tersebut

psikis

terhadap

dialami

dengan

berada,

terutama

kehidupannya saat ini dengan kondisi yang

Menurut Tonon (2016), ada tujuh

ia inginkan. Inoguchi dan Fuji (dalam

belas domain terkait dimensi dari kualitas

Tonon, 2015) menyebutkan bahwa kualitas

hidup, diantaranya:
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 18

1. Pendidikan. Dengan pendidikan dapat
meningkatkan
kemampuan

kualitas

hidup

manusia

kebenaran tertinggi, tergantung pada

dan

persepsi individu.

dengan

7. Keanekaragaman

budaya.

menyediakan sumber dukungan sosial

Keanekaragaman budaya terlahir dalam

dan

hubungan antara budaya dan identitas,

merupakan

ruangan

utnuk

pembangunan kewarganegaraan.

budaya dipahami sebagai dimensi,

2. Kesehatan. Kesehatan merupakan salah
satu komponen vital kualitas hidup dan
mengenai kesetaraan kesehatan.

simbol, ekspresif dari praktis sosial
8. Partisipasi dalam kegiatan budaya.
Partisipasi merupakan sesuatu yang

3. Ketenagakerjaan. Hubungan individu

dapat dipandang sebagai partisipasi

dengan pekerjaan mereka menjadi

keseluruhan dan budaya sangat terkait

penting,

erat dengan kewarganegaraan.

karena

tenaga

kerja

mengaggap bahwa tenaga kerja sebagai

9. Gender. Gender adalah seperangkat

dukungan istimewa untuk dimasukkan

keyakinan, fungsi dan dibuat secara

dalam struktur sosial, bukan hanya

sosial dengan mengambil perbedaan

sebagai

seksual.

hubungan

teknis

dengan

produksi

10. Diskriminasi.

4. Keamanan pribadi. Keamanan telah

Hubungan

budaya

dengan identitas, perlu dicatat dibahwa

mengalami perubahan yang berbeda

sebuah

mengenai

terjadi

diidentifikasi oleh ciri-ciri budaya yang

pengalihan keamanan negara terhadap

objektif, namun oleh yang masing-

keamanan individu dan keamanan

masing anggota selektifkan secara

negara ke sistem internasional.

subjektif dan titik ini beberapa atribut

tujuannya,

telah

5. Tempat tinggal. Terkait dengan tempat
tinggal, komite hak ekonomi, sosial dan

komunitas

tidak

hanya

biologis (seperti, ras).
11. Lingkungan.

Lingkungan

dianggap

budaya, Organisme untuk PBB yang

keseluruhan fisik, kimia, biologi dan

bertugas mengawasi kepatuhan negara

komponen

terhadap hak hunian.

menyebabkan efek langsung dan tidak

6. Keyakinan spiritual/ religius. Spiritual/
religius memiliki inti konsisten yang
terdiri dari pemikiran, pengalaman,

sosial

yang

mampu

langsung dari individu dan aktivitas
dalam jangka pendek dan panjang.
12. Hubungan

Masyarakat.

Kepuasan

perasaan, dan perilaku yang berasal dari

dengan masyarakat membuat inidvidu

pencarian

sesuatu

yang

berkomitmen

dipahami

sebagai

realitas

sakral,
atau

terhadap

layanan

masyarakat. Kesejahteraan masyarakat
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 19

dapat membuat kualitas hidup menjadi

makanan, minuman dan penghasilan

baik

untuk kelangsungan hidup.

13. Dukungan sosial. Dukungan sosial akan

2. Kesehatan. Dimensi ini mencakup

hidup.

kesejahteraan fisik yang berkaitan

Dukungan sosial yang ramah dari

dengan kondisi kesehatan, ketersedian

seseorang melalui ikatan sosial dari

fasilitas kesehatan, hingga jaminan

orangalain, kelompok dan masyarakat.

kesehatan bagi individu.

menghasilkan

kualitas

14. Nilai. Niai-nilai dapat dianggap sebagai

3. Pendidikan. Dimensi ini mencakup

kemampuan yang berkaitan denga

ketersedian akses pendidikan bagi

budaya yang dikembangkan oleh setiap

individu, baik dasar maupun lanjutan.

individu.

Proses

adaptasi

individu

4. Productive

and

valued

activities.

dalam perjalanan kehidupan sosial

Dimensi ini mencakup ketersedian

dianggap sebagai nilai-niali pendiri

akses untuk bekerja, berkarir dan segala

norma-norma

jenis

yang

mangatur

aktivitas

menghasilkan

kehidupan individu.
15. Kepuasan dengan kehidupan. Kepuasan
terhadap hidup mencangkup kepuasan,

yang

pemasukan

bagi

individu.
5. Hak-hak dasar dan konstitusional.
Dimensi ini mencakup hak-hak asasi

kesenangan, dan kenikmatan.
16. Kesejahteraan

ekonomi.

Menggembangkan

produktif

studi

dimana

dasar individu dan hak-hak dalam
masyarakat.

sistematis

6. Waktu senggang dan interaksi sosial.

mengekplorisasi hubungan kebahagian

Dimensi ini mencakup hak individu

dengan pendapatan perkapita.

untuk menikmati waktu luang dan

inidvidu

secara

17. Politik dan institusi. Politik dan institusi

berinteraksi dengan lingkungannya.

mengaggap kohabitasi sosial tatanan

7. Natural

and

yang dibangun oleh masyarakat sebagai

Dimensi

ini

landasan.

individu dengan alam dan lingkungan

Glatzer, dkk (2015) mengungkap
sembilan

dimensi

kualitas

hidup,

living

environment.

mencakup

hubungan

di sekitarnya.
8. Keamanan fisik dan ekonomi. Dimensi

diantaranya:

ini mencakup keamanan secara fisik

1. Material living condition. Dimensi ini

dan keamanan secara ekonomi

mencakup kebutuhan-kebutuhan dasar

9. Pengalaman hidup secara menyeluruh.

untuk hidup seperti tempat tinggal,

Dimensi ini mencakup pengalaman

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 20

individu

menjalani

kehidupannya

secara keseluruhan.
Peruniak

a. Aktifitas sehari-hari: mengambarkan
kesulitan

(2010)

menjelaskan

bahwa ada lima dimensi dari kualitas hidup
yaitu:

dan

kemudahan

yang

dirasakan individu ketika melakukan
kegiatan sehari-hari.
b. Ketergantungan pada obat-obatan

1. Dimensi

Subjektif-objektif.

dan bantuan medis: menggambarkan

Menggambarkan interior-eksterior dari

seberapa

manusia.Interior mewakili pikiran, ide,

individu dalam menggunakan obat-

keyakinan, mimpi dan elemen lain,

obatan atau bantuan medis lainnya

sedangkan eksterior mewakili fisik

dalam melakukan aktifitas sehari-

(yang bisa di sentuh) dan berhubungan

hari.

dengan bagian luar manusia.
2. Dimensi theorist-practitioner. Lebih
mengarah

kepada

objektivitas

besar

c. Energi

kecenderungan

dan

kelelahan:

menggambarkan

tingkat

kemampuan yang dimiliki oleh

lingkungan seperti kondisi finansial,

indiviu

tempat tinggal, tingkat kesehatan dan

aktivitasnya sehari-hari.

sebagainya,
3. Dimensi

dalam

menjalankan

d. Mobilitas: menggambarkan tingkat
Individual-society.

perpindahan yang mampu dilakukan

Menjelaskan mengenai kualitas hidup

oleh individu dengan mudah dan

di lihat dari persepsi individu atau dari

cepat.

perpektif yang lebih kompleks dari

e. Sakit

komunitas dan struktur sosial lainnya.
4. Dimensi quality of condition & person.

dan

ketidaknyamanan;

menggambarkan

sejauh

mana

perasaan keresahan yang dirasakan

Berhubungan dengan karakteristik dari

individu

individu dan lingkungan diluar dari diri

menyebabkan individu merasa sakit.

individu.
5. Dimensi potential actual. Menjelaskan
bagaimana indvidu mengaktualisasikan
potensi yang ada pada dirinya.
Power (Lopez dan Snyder, 2003)

yang

kualitas tidur dan istirahat yang
dimiliki oleh individu.
g. Kapasitas kerja: menggambarkan
kemampuan yang dimiliki individu
untuk

dari kualitas hidup yang dijabarkan dalam

tugasnya.

1. Dimensi kesehatan fisik, meliputi:

hal-hal

f. Tidur dan istirahat: menggambarkan

menambahkan bahwa ada empat dimensi

beberapa faset, diantaranya:

terhadap

menyelesaikan

tugas-

2. Dimensi Kesejahteraan Psikologis,
meliputi:
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 21

a. Citra

diri

dan

penampilan:

menggambarkan

bagaimana

individu memandang keadaan tubuh

keadaan keuagan individu.
b. Kebebasan

dan

b. Perasaan negatif: menggambarkan
perasaan

yang

tidak

menyenangkan yang dimiliki oleh
individu.

individu yang dapat mempengaruhi
kebebasan dirinya.
c. Perawatan kesehatan dan kepedulian
lingkungan:

c. Perasaan positif: menggambarkan

menggambarkan

ketersediaan layanan kesehatan dan

perasaan yang menyenangkan yang

perlindungan

dimiliki oleh individu.

diperoleh individu.

d. Harga

diri:

individu

melihat

bagaimana

menilai

atau

menggambarkan dirinya sendiri.
e. Berpikir,

belajar,

konsentrasi;

memori,

memungkinkan

dan

yang
untuk

belajar

sosial

yang dapat

d. Lingkungan

rumah:

menggambarkan

keadaan

tempat

tinggal individu.

menggambarkan

keadaan kognitif individu

berkonsentrasi,

keamanan:

menggambarkan tingkat keamanan

serta penampilannya.

adanya

a. Sumber finansial: menggambarkan

dan

menjalankan fungsi kognitif lainnya.
3. Dimensi Hubungan Sosial, meliputi:
a. Relasi personal: menggambarkan

e. Kesempatan
berbagai

untuk

mendapatkan

informasi

baru

dan

keterampilan: menggambarkan ada
atau

tidaknya

kesempatan

bagi

individu untuk memperoleh hal-hal
baru yang berguna bagi individu.
f. Partisipasi dan kesempatan untuk
melakukan rekreasi atau kegiatan

hubungan individu dengan orang

yang

menyenangkan:

lain.

menggambarkan

sejauh

mana

b. Dukungan sosial: menggambarkan

individu memiliki kesempatan dan

adanya bantuan yang didapatkan

dapat bergabung untuk berkreasi dan

oleh individu yang berasal dari

menikmati waktu luang.

lingkungan sekitarnya.

g. Lingkungan fisik: menggambarkan

c. Aktivitas seksual: menggambarkan

keadaan lingkungan sekitar tempat

kegiatan seksual yang dilakukan

tinggal individu (keadaan air, saluran

individu.

udara, iklim, polusi dan lain-lain).

4. Dimensi Hubungan dengan
Lingkungan, meliputi:

h. Transportasi:
sarana

kendaraan

menggambarkan
yang

dapat

dijangkau oleh individu.
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 22

Yudianto, dkk (dalam Retnowati

yang berjumlah 32 responden. Dalam

Satyabakti,

memberikan

penelitian ini terdapat hubungan yang

penjelasan mengenai konsep kualitas hidup

signifikan antara dukungan keluarga

terkait penderita DM, menurutnya konsep

dengan kualitas hidup pasien kanker

kualitas hidup meliputi sejumlah dimensi

payudara.

dan

2015)

yang kompleks dalam kehidupan individu,
meliputi

kesehatan

psikologis,

Dukungan sosial yang diberikan kepada

hubungan sosial dan lingkungan. Sejumlah

setiap individu dapat mempengaruhi

aspek dari diabetes mellitus yang dapat

kualitas hidup, dengan dukungan sosial

mempengaruhi kualitas hidup antara lain,

membuat individu merasa dihargai. Hal

selama hidup diharuskan menjalani terapi

ini dibuktikan oleh penelitian yang

farmakologis, pembatasan dan pengaturan

dilakukan oleh Noviarini dkk (2013)

diet

serta

fisik,

2. Dukungan Sosial

monitoring

gula

darah,

terhadap pecandu narkoba yang sedang

muncul

gejala

menjalani rehabilitas. Dalam penelitian

hiperglikemi,

tersebut ada hubungan positif yang

ketakutan mengalami komplikasi DM dan

sangat signifikan antara dukungan

timbulnya disfungsi seksual.

sosial dengan kualitas hidup pada

kekhawatiran

apabila

hipoglikemi

maupun

Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa dimensi kualitas hidup
meliputi dimensi kesehatan fisik, dimensi
kesejahteraan

psikologis,

pencandu

narkoba

yang

sedang

menjalani rehabilitas.
3. Fungsi keluarga

dimensi

Fungsi keluarga merupakan salah satu

hubungan sosial, dan dimensi hubungan

faktor yang mempengaruhi kualitas

dengan lingkungan

hidup

seseorang.

Sebagaimana

penelitian yang dilakukan oleh Sutikno
II.B.3.

Faktor-faktor

yang

bahwa ada hubungan positif yang kuat

mempengaruhi kualitas hidup
Berdasarkan

hasil

(2011) kepada lansia menunjukkan

penelitian

terdahulu, ada beberapa faktor

yang

antara fungsi keluarga dan kulitas
hidup. Keluarga merupakan kelompok

mempengaruhi kualitas hidup, diantaranya:

yang

1. Dukungan keluarga

amatpenting dalam kehidupan kita.

mempunyai

peranan

yang

Penelitian yang dilakukan Husni, dkk

Individu akan memiliki kulitas hidup

(2012) terhadap pasien kanker payudara

yang optimal apabila fungsi keluarga

di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUP

dapat berjalan dengan baik

Dr. Mohammad Hoesin Palembang

4. Kesepian
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 23

Kesepian termasuk salah satu faktor

seseorang memiliki tingkat optimisme

yang mempengaruhi kualitas hidup

yang baik maka akan terlihat pada

seseorang. Hal ini telah dibuktikan oleh

kulitas hidup yang baik.

penelitian yang dilakukan oleh Weiner

7. Self-care

& Lloyd (2006) kepada penyandang

Penelitian

moderat penyakit yang serius. Hasil

Rantung,

menunjukkan bahwa terdapat hubungan

bertujuan

yang negatif antara kesepian dengan

hubungan self-care dengan kualitas

kualitas

hidup pasien DM. Metode penelitian

hidup.

Para

penyandang

yang
dkk

dilakukan
(2015)

untuk

oleh

penelitian

mengidentifikasi

merasakan kesepian karena kurangnya

cross

hubungan

sesama

anggota Persadia cabang Cimahi. Hasil

sehingga kualitas hidup antara mereka

penelitian menunjukkan hubungan self-

menurun.

care dengan kualitas hidup menjadi

sosial

antara

5. Stres

sectional,

melibatkan

125

positif.

Penelitian dilakukan oleh Zainuddin,

8. Kecemasan dan depresi

dkk (2015) kepada para penderita

Kecemasan

diabetes mellitus untuk melihat apakah

mempengaruhi

stress mempengaruhi kualitas hidup.

seseorang. Kecemasan yang berlebihan

Berdasarkan

dapat

penelitian

ini

dapat

individu.

negatif

penelitian

variabel

stress,

depresi

juga

kualitas

menyebabkan

diperoleh hasil yang signifikan dan
terhadap

dan

Hal

ini

yang

hidup

depresi
sesuai

pada
dengan

dilakukan

oleh

semakin rendah stres maka semakin

Nurhasanah,

tinggi kualitas hidupnya, sebaliknya

korban pasca gempa bumi di Kabupaten

semakin tinggi kualitas hidup maka

Slamet, yang menunjukkan adanya

semakin rendah kualitas hidupnya.

hubungan signifikan antara depresi

6. Optimisme

dkk

(2009)

terhadap

dengan kualitas hidup. Dilihat dari

Optimisme juga salah satu faktor yang

tingkat kecemasan dan depresi yang

mempengaruhi

hidup

dimiliki oleh korban pasca gempa bumi

penelitian

mengakibatkan mereka tidak berdaya

yang dilakukan oleh Zenger (2010)

dan memiliki kualitas hidup yang

terhadap

buruk.

seseorang.

kualitas

Sebagaimana

menunjukkan

penderita

kanker

bahwa

optimisme

memberikan hasil

9. Pengungkapan diri (self dislosure)

yang signifikan

Pengungkapan diri merupakan salah

terhadap kualitas hidup, yang mana

satu faktor yang mempengaruhi kualitas
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 24

hidup

seorang.

Individu

mampu

Melitus (DM) merupakan suatu sindrom

mengungkapkan dirinya dengan baik

dimana

maka kualitas hidup yang dimiliki akan

karbohidrat, lemak dan protein yang

semakin baik, seperti penelitian yang

disebabkan oleh berkurangnya sekresi

dilakukan

insulin atau penurunan sensitivitas jaringan

Ekasari

(2013)

yang

menunjukan hasil positif antara kedua

terganggunya

metabolisme

terhadap insulin.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli

variabel tersebut.
10. Spiritual Well-Being

diatas, dapat disimpulkan bahwa Diabetes

Penelitian yang dilakukan Shahbaz dan

mellitus

Shahbaz (2015) tentang hubungan

penyakit metabolik dengan karakteristik

Spiritual Well-Being dengan Kualitas

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

Hidup pada 200 penderita penyakit

sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-

kronis yang berumur 15 sampai 80

duanya

tahun. Hasil penelitian menunjukkan

II.C.2. Klasifikasi diabetes mellitus

ada hubungan yang positif antara

(DM)

merupakan

kelompok

Taylor (1995) membagi penyakit

Kualitas Hidup dengan Spiritual Well-

DM kedalam dua tipe utama, yaitu:

Being.

a. DM Tipe 1 (DM tergantung insulin)

Berdasarkan uraian di atas, dapat

DM

tipe

ini

disebabkan

disimpulkan bahwa ada beberapa faktor

kekurangan

yang

hidup

berkembang relatif pada usia muda,

diantaranya dukungan keluarga, dukungan

lebih sering pada anak wanita daripada

social, fungsi keluarga, kesepian, stress,

anak laki-laki dan diperkirakan timbul

mempengaruhi

optimisme,

self-care,

kualitas

kecemasan

insulin,

karena
biasanya

dan

antara usia enam dan delapan atau 10

depresi, pengungkapan diri dan spiritual

dan 13 tahun. Gejalanya yang tampak

well being

sering buang air kecil, merasa haus.
Terlalu banyak minum, letih, lemah,

II.C. Diabetes Mellitus

cepat

II.C.1. Pengertian diabetes mellitus

tergantung dari usaha tubuh untuk

Diabetes Mellitus (DM) merupakan
sekelompok

kelainan

heterogen

marah.Gejala-gejala

tersebut

menemukan sumber energi yang tepat

yang

yaitu lemak dan protein. DM tipe ini

ditandai dengan kenaikan kadar glukosa

bisa di kontrol dengan memberikan

dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer

suntikan insulin.

dan Bare, 2002). Lebih lanjut, Guyton &
Hall (2007) menjelaskan bahwa Diabetes

b. DM tipe 2 (DM tidak tergantung
insulin)
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 25

Tipe ini biasanya terjadi setelah usia

onset atau pengakuan pertama selama

tahun 40 tahun. DM ini disebabkan

kehamilan.

karena insulin tidak berfungsi dengan

Berdasarkan uraian diatas, dapat

baik. Gejalanya antara lain: sering

disimpulkan bahwa ada 4 klasifikasi dari

buang air kecil, letih atau lelah, mulut

DM yakni DM tipe 1, 2, tipe lainnya dan

kering,

GDM.

impoten,

menstruasi

tidak

teratur pada wanita, infeksi kulit,
sariawan,

gatal-gatal

hebat,

lama

II.D.

Memaksimalkan

Dukungan

sembuhnya jika terluka. Sebagian besar

Keluarga Untuk Meningkatkan

penderita DM tipe ini mempunyai

Kualitas Hidup Pasien Diabetes

tubuh gemuk dan sering terjadi pada

Mellitus.
Kualitas hidup penderita diabetes

wanita berkulit putih.
Menurut Rudijanto, dkk (2015),
penyakit

DM

dapat

diklasifikasikan

mellitus dapat diartikan sebagai perasaan
penderita terhadap kehidupannya secara

menjadi beberapa bagian, yakni:

umum dan kehidupan bersama diabetes.

a. DM tipe 1 yakni Destruksi sel beta,

Hal ini senada dengan apa yang diungkap

umumnya

menjurus

ke

defisiensi

insulin absolute.

oleh WHO (2012) bahwa kualitas hidup
merupakan persepsi individu mengenai

b. DM Tipe 2. Bervariasi, mulai yang

posisinya dalam konteks budaya dan sistem

dominan resistensi insulin disertai

nilai pada tempat individu tersebut hidup

defisiensi insulin relatif sampai yang

dan hubungannya dengan tujuan, harapan,

dominan defek sekresi insulin disertai

standard dan fokus hidupnya. Sementara

resistensi insulin

itu, bagi penderita DM dapat diartikan

c. DM Tipe lain, yang disebabkan oleh:

sebagai

perasaan

penderita

terhadap

defek genetik fungsi sel beta, defek

kehidupannya secara umum dan kehidupan

genetik kerja insulin, penyakit eksokrin

bersama diabetes.
Kualitas hidup dapat meningkat

pancreas, endokrinopati, disebabkan
oleh obat atau zat kimia, infeksi, sebab

dengan

adanya

imunologi yang jarang, sindrom genetik

Sebagaimana yang diutarakan Cobb &

lain yang berkaitan dengan DM

Jones

(dalam

dukungan

Niven,

2012)

keluarga.

bahwa

d. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

dukungan dari sanak keluarga dan teman

yang didefinisikan sebagai derajat

merupakan bagian dari dukungan sosial

apapun intoleransi glukosa dengan

yang tidak dapat dipisahkan. Ali (2009)
menambahkan bahwa dukungan keluarga
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 26

merupakan sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga, dukungan ini jugalah yang

keluarga terhadap penderita yang sakit.

dibutuhkan

Dukungan bisa berasal dari orang lain

Dukungan yang diberikan keluarga kepada

(orangtua, anak, suami, istri atau saudara)

keluarganya yang mengalami DM dapat

yang dekat dengan subjek dimana bentuk

meningkatkan kualitas hidup bagi pasien

dukungan berupa informasi, tingkah laku

DM itu sendiri. Dengan meningkatnya

tertentu atau materi yang dapat menjadikan

kualitas hidup pasien DM ini, secara

individu merasa disayangi, diperhatikan

otomatis akan meningkatkan kepercayaan

dan dicintai. Dari penjelasan tersebut

diri dan mereka lebih survive dalam

jelaslah bahwa dukungan yang diberikan

menjalani kehidupan dengan penyakit DM

keluarga kepada pasien diabetes mellitus

yang

bukan hanya sekedar perhatian terhadap

diberikan keluarga terhadap pasien DM

kebutuhan fisik saja namun kebutuhan

bukan hanya sekedar perhatian semata,

psikis serta pemahaman keluarga akan

namun haruslah dilakukan dengan ikhlas.

penyakit

Sejauh

yang diderita oleh anggota

keluarganya.

diabetes

pasien

dideritanya.

ini,

kita

Dukungan

sudah

mellitus.

yang

memberikan

dukungan kepada keluarga kita yang

Dukungan yang diberikan keluarga

mengalami DM, namun harapannya dengan

itu sendiri dapat diukur dengan tiga elemen

membaca tulisan ini semakin meningkatkan

yakni perilaku suportif aktual; dari teman

dukungannya serta menambah pengetahuan

dan sanak keluarga, sifat kerangka sosial

mengenai diabetes mellitus.

(apakah kelompok jaringan tertutup dari
individu

atau

bagaimana

lebih

cara

menyebar)
seorang

serta

individu

merasakan dukungan yang diberikan oleh
teman dan sanak keluarganya (Niven,
2012).

KESIMPULAN
Keluarga merupakan orang yang
terdekat

dengan

kita.

Bukan

hanya

kedekatan secara fisik semata, kedekatan
secara mental juga dibutuhkan termasuk
dukungan dari keluarga. Semua orang
pastinya membutuhkan dukungan dari

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. (2009). Pengantar keperawatan
keluarga. Jakarta: EGC.
Barnes, E. D. (2009). Program olahraga:
diabetes. Yogyakarta: PT. Citra Aji
Parama.
Chaplin, J.P. (2001). Kamus lengkap
psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Ekasari, N. (2013). Hubungan antara
pengungkapan diri (self disclosure)
melalui blackberry, messenger dan
kualitas hidup (quality of life) pada
remaja. Jurnal Ilmiah Mahassiswa
Universitas Surabaya Vo.2 No.2.
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 27

Diakses pada tanggal 18 Mei 2017
dari
http://scholar.google.co.id/scholar?h
l=en&q=Hubungan+Antara+Pengungkapan+Diri+Dengan+Kua
litas=Hidup+Pada+Remaja
Ernawati.
(2013).
Penatalaksanaan
keperawatan diabetes milletus
terpadu. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Friedman, M.M. (2010). Buku ajar
keperawatan keluarga: Riset,
Teori dan Praktek. Jakarta: EGC
Glatzer, W., Camfield, L., Moller, V., &
Rojas,
M.
(2015).
Global
Handbook Of Quality Of Life.
New York: Springer.
Green, L.W dan Kreuter, M.W. (1999).
Health
Promoting
Planning,
Educational and Environmental
Approach-2n edition. Montain
View:
Mayfield
Publishing
Company.
Guyton dan Hall. (2007). Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Husni, M., Romadoni, S., & Rukiyati, D.
(2012).
Hubungan
dukungan
keluarga dengan kualitas hidup
pasien kanker payudara di instalasi
rawat inap bedah RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2012. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya, Vol.2. No.2, Juli 2015,
ISSN No 2355-5459. Di akses pada
tanggal 06 Juni 2017 dari:
https://www.google.co.id/search?q=
HUBUNGAN+DUKUNGAN+KEL
UARGA+DENGAN+KUALITAS+
HIDUP+PASIEN+KANKER+PAY
UDARA+DI+INSTALASI+RAWA
T+INAP+BEDAH+RSUP+Dr.+MO
HAMMAD+HOESIN+PALEMBA
NG+TAHUN+2012&oq=HUBUN

GAN+DUKUNGAN+KELUARGA
+DENGAN+KUALITAS+HIDUP+
PASIEN+KANKER+PAYUDARA
+DI+INSTALASI+RAWAT+INAP
+BEDAH+RSUP+Dr.+MOHAMM
AD+HOESIN+PALEMBANG+TA
HUN+2012&aqs=chrome..69i57.90
7j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Lopez dan Snyder, C.D. (2003). Positive
Psychological
Assessment
a
Handbook of Models & Measures.
Washington DC: APA
Niven, N. (2012). Health Psychology: An
Introduction For Nurses And
Other Health Care Professionals
(trans: Waluyo, A). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Nurhasanah, Kushadiwijaya, H dan
Marchira, C. (2009). Hubungan
Tingkat Depresi dengan Kualitas
Hidup pada Masyarakat Daerah
bencana Pasca Gempa Bumi di
Kabupaten Slamet tahun 2008.
Jurnal Kedokteran Masyarakat,
vol.25 no.1. Diakses pada tanggal 13
Juni
2017
dari
http://scholar.google.co.id/scholar?q
=Hubungan+tingkat+depresi+denga
n+kualitas+hidup&btnG=&en&as_s
dt=0%2C5
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis edisi 3. Jakarta: Salemba
Noviarini, N. A., Dewi, M. P., & Prabowo,
H. (2013). Hubungan antara
dukungan sosial dengan kualitas
hidup pada pecandu narkoba yang
sedang menjalani
rehabilitasi .
Proceeding PESAT (Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitektur &
Teknik Sipil) Vol. 5. Diakses pada
tanggal 13 Februari 2017 dari:
http://ejournal.gunadarma.ac.id/inde
x.php/pesat/article/view/957

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 28

O’Connor, Rod. (1993). Issues In The
Measurement Of Health-related
Quality Of Life. Australia: The
Centre
for
Health
Program
Evaluation
Peruniak, G, S. (2010). A Quality of Life
Approach to Career Development.
London: University of Toronto Press
Rantung, J., Yetti, K dan Herawati, T.
(2015). Hubungan antara self care
dengan kualitas hidup pasien
diabetes mellitus (DM) di Persatuan
Diabetes
Indonesia
(persadia)
cabang Cimahi. Jurnal Skolastik
Keperawatan, Vol.1 No.1. Diakses
pada tanggal 6 Juli 2017 dari
http://jurnal.unai.edu/index.php/jks/
article/view/17
Rapley, M. (2003). Quality Of Life
Research: A Critical Introduction.
London: University Of East London.
Retnowati, N dan Satyabakti, P. (2015).
Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Kualitas Hidup Penderita
Diabetes Mellitus di Puskesmas
Tanah
Kalikedinding.
Jurnal
Berkala Epidemiologi, Vol.3, No.1
Januari 2015: 57-68.
Rudijanto, A., Yuwono, A., Shahab, A.,
Manaf, A., Pramono, B., Lindarto,
D., Purnamasari, D., Sanusi, H.,
Zufry, H., Novida, H., Suastika, K.,
Sucipto, K.W., Sasiarini, L.,
Dwipayana, M.P., Saraswati, M.R.,
Soetedjo, N.N., Soewondo, P.,
Soelistijo, S.A., Sugiarto, Langi
Y.A.
(2015).
Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Jakarta: Pengurus
Besar Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PB PERKENI)
Sarafino, E.P. (2011). Healty Psychology:
Biopsychososial
Interaction

edition 7. New York: John Wiley &
Sons Inc.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses:
Keperawatan
Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alvi, I.,
Simadibrata, K., dan Setiati, S.
(2006). Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia.
Sutikno, E. (2011). Hubungan antara fungsi
keluarga dan kualitas hidup lansia.
Jurnal Kedokteran Indonesia.
Vol.2 No.1. Diakses pada tanggal 25
Juni
2017
dari
http://scholar.google.co.id/scholar?q
=hubungan+antara+fungsi+keluarga
+dan+kualitas+hidup+lansia&btnG
=&hl=en&as_sdt=0%%2C5
Shahbaz, Kanwai dan Shahbaz, Kiran.
2015.
Relationship
between
Spiritual Well-being and Quality of
Life among Chronically Ill
Individuals. The International
Journal of Indian Psychology
Volume 2, Issue 4. Diakses pada
tanggal 11 Februari 2017 dari:
http://oaji.net/articles/2015/11701442338434.pdf
Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. (2002).
Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Edisi
8. Jakarta: EGC
Tamara, E., Bayhakki dan Nauli, F. A.
(2014). Hubungan antara Dukungan
Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD
Arifin Achmad Propinsi Riau. JOM
PSIK, Vol.1, No.2 Oktober 2014.
Taylor. (1995). Healthy Psychology.
Singapura: Mc Graw-Hill inc.

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 29

Taylor, E.S. (2009). Psikologi Sosial.
Jakarta: Prenada Media Grup.
Tonon, G. (2015). Qualitative Studies in
Quality of Life. Switzerland:
Springer
Tonon, G. (2016). Indicators of Life in
Latin
America.
Switzerland:
Springer
Wahdah,
N. 2011.
Menaklukkan
Hipertensi
dan
Diabetes.
Yogyakarta: Multipress.
Weiner, W dan Lloyd, M. (2006).
Psychology Applied To Modern
Life: Adjustment In The 21st
Century Eight Edition. Canada:
Thomson Wardsworth
WHO. (2012). Scoring and Coding for the
WHOQOLHIV
Instruments.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2017
dari
http://www.who.int/mental_health/p
ublications/whoqol/en/

WHO. (2014). Diabetes Mellitus. WHO
News: Fact Sheets. Diakses pada
tanggal 23 Maret 2017 dari:
http://www.who.int/mediacentre/fac
tsheets/fs138/en/
Zainuddin, M., Utomo, W., dan Herlina.
(2015). Hubungan Stress dengan
Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2. JOM Vo.2 No.1.
Diakses pada tanggal 5 Juni 2017
dari
http://scholar.google.co.id?q=hubun
gan+stes+dengan+kualitas+hidup+p
enderita+diabetes+mellitus+tipe+2+
+jurnal+psikologi+volume+2+no+1
+&btnG=&hl+en&as_sdt=0%2CC5
Zenger, M. (2010). The Impact Of
Optimism On Anxiety, Depression
And Qualityof Life In Urogenital
Cancer Patients. Journal PsychoOncology. No.19, 879-886. Diakses
pada tanggal 6 Juni 2017 dari
http://eresources.perpusnas.go.id/library.ph
p?id=00009

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 30