Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ALAKA: Pemahaman Negeri Hulaliu dan Pelauw Terhadap Alaka Sebagai Simbol Integrasi Negeri-Negeri Hatuhaha Amarima

“ALAKA”
(Pemahaman Negeri Hulaliu dan Pelauw Terhadap Alaka Sebagai Simbol Integrasi
Negeri-Negeri Hatuhaha Amarima)

TESIS

Diajukan kepada
Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Magister Sains (M.Si) Pada Fakultas Teologi UKSW

Oleh

NELSON TUANAKOTTA
752013014

PROGRAM PASCASARJANA SOSOLIOGI AGAMA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri
(Amsal 3:5)

Tesis ini kupersembahkan untuk
papa, mama, kedua adik dan seluruh orang yang kusayangi

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatNya dalam Tuhan Yesus Kristus, maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis menyadari bersama-Nya, penulis mampu menyelesaikan
semua yang Ia percayakan kepada penulis untuk dikerjakan dari awal menimba pengetahuan
pada fakultas ini.
Tesis yang ditulis ini berjudul Alaka, dimana penulis ingin menggali bagaimana
pemahaman masyarakat amarima hatuhaha yang diwakili oleh negeri Hulaliu dan Pelauw dalam
menyikapi peran Alaka sebagai symbol integrasi bagi mereka melihat kekerabatan yang pernah
terjalin. Alaka kadang telah dilupakan, dan dihilangkan dalam benak mereka sebagai wilayah
yang pernah mempersatukan mereka sebagai orang bersaudara adik dan kakak.
Demikian tesis ini dibuat, namun kadang penulis merasa tidak mampu mengerjakannya
sendiri dengan kedua tangan ini. Dengan demikian penulis memerlukan banyak bantuan demi

menyelesaikan tesis sebagaimana adanya saat ini. Penulis merasa tanpa bantuan dan campur
tangan Tuhan maka penulis tak mampu berbuat banyak. Diluar dari campur tangan Sang Kuasa
itu ada banyak individu dan kelompok yang menopang demi terlaksana pendidikan dan tugas
akhir ini. Oleh karena itu tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Universitas Kristen Satya Wacana dan terkususnya kepada magister sosiologi agama
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu dan
pengembangan diri dalam ilmu pendidikan
2. Dr David Samiyono sebagai pembimbing utama yang selalu mendampingi penulis
dalam penyelesaian tesis ini. Sekalipun kadang penulis lalai dalam menyelesaikan

segala masukan, saran, kritikan yang dibentuk guna pengembangan tesis ini selama
berproses. Namun bapak selalu berbagi waktu bagi penulis. Kiranya Tuhan
memberkati bapak beserta seluruh keluarga.
3. Pdt. Dr. Thobias A Messakh dan Pdt. Dr. Rama Tulus Pilakoannu selaku pembimbing
dua. Terimakasih atas kehadirannya selama beberapa kali pertemuan. Sekalipun
hanya mengenal tesis ini dikulit, namun bapak telah memperkenalkannya diluar
program studi ini ketika mengisi diskusi pada program studi yang lainnya.
4. Pdt. Izak Lattu, Ph.D yang disapa Bu Chaken selaku penguji. Terimakasih atas segala
dorongan dan masukan yang telah diberikan demi pengembangan tesis ini kedepan.
Semoga Tuhan Yesus memberkati pelayanan Bu sebagai pendeta dan pengajar.

5. Seluruh dosen dan pegawai; Pdt. Dr Daniel Nuhamara, Pdt. Dr. Yusak Setiawan. Pdt
Tony Tampake. Pdt Retnowati, Pdt. Dr. Ebenheizer I. Nuban Timo, Pa Totok, Ibu
Budi, dan Mba Liana termakasih atas kerja sama yang selalu penulis rasakan dalam
berproses. Semoga Tuhan memberkati semuanya.
6. Bagi seluruh informan negeri Hulaliu dan Pelauw yang selalu duduk berbagi waktu
dan berbagi cerita tentang hubungan amarima hatuhaha yang berkaitan dengan alaka.
Bapak Taher, bapak Ali, bapak jafar, bapak waldin, bapak Theu, bapak Yopi, bapak
Ampi. Semoga Tuhan memberkati kalian semua
7. Papa, Mama dan Kedua adik Benito dan Naldo tercinta terimakasih atas segala
motivasi yang selalu diberikan berupa semangat dan doa yang selalu ada bagiku.
Selaku anak penulis hanya bisa memberikan ini untuk kebanggaan dan kebahagiaan
yang diberikan oleh Tuhan bagi kita semua.

8. Seluruh keluarga besar Tuanakotta, Sahureka, Noya atas segala doa yang dipanjatkan
kepada Tuhan untuk memberkati proses perkuliahan di UKSW. Semoga Tuhan
memberkati kita semua
9. Terimakasih buat teman-teman HRS, SATU, dan kost Yusuf. Bu Chak, Bu Beny, Om
Eten, Bojes, Anes, Femry, Aiby, Lana, Aldo, Elvin, Maryo, Eme, Bu John Saimima,
Usi Yustin, Aleces, Dhyta. terimakasih atas persekutuan ini
10. Teman-teman genfils yang ada di salatiga., Agnes M, Uche, Ansye, , Nevy, Esy,

Glen, Erik, Ampi, Leo, Mardo, John, Robi, dan Yudi yang telah banyak membantu.
11. Terimakasih kepadamu yang telah hadir menemaniku selama dua tahun penulis
berada di kota hati beriman Salatiga. Terimakasih atas keberadaanmu yang selalu
disampingku. Terimakasih karena sifat pesimis atas pekerjaan tesis ini. Ya… Kau
yang selalu dipanggil dengan sebutan Pyaar (Tahitu G Malitsa). Tuhan memberkati
kita.

ABSTRAK
Sejak terjadinya proses migrasi penduduk yang terjadi di Pulau Seram Maluku, yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dan budaya nomaden, menciptakan relasi
kehidupan baru tercipta pada tempat yang berbeda. Gunung Alaka merupakan sebuah negeri
lama (amalain) yang diciptakan oleh beberapa negeri yang mendiami pulau Haruku. Beberapa
negeri ini disebut dengan uli amarima hatuhaha atau kerajaan yang terdiri dari lima negeri yang
berdiri di atas batu. Negeri-negeri ini adalah Pelauw, Rohomoni, Kabauw, Hulaliu dan Kailolo.
Sebelum menempati negeri-negeri yang ada di pesisir pantai, klan amarima ini menciptakan
sebuah hubungan kekerabatan di gunung Alaka. Klan ini tercipta karena adanya rasa
kebersamaan dan persaudaraan antara mereka. Di Alaka mereka membentuk kehidupan yang
mempersatukan mereka dengan adat dan budaya yang dimiliki. Kapata, cakalele, kesepakatan
adalah bagian yang mengikatkan mereka sebagai satu klan di gunung Alaka.
Alaka menjadi simbol integrasi bagi kerajaan amarima hatuhaha memperkokoh klan

mereka. Hingga datangnya para kolonial yang berusaha menguasai masyarakat pribumi Maluku.
Alaka tetap menjadi negeri pertama yang menjadi benteng perlindungan bagi mereka
mempertahankan wilayah dan jati diri mereka sebagai masyarakat pribumi yang memiliki hak
penuh di wilayah Pulau Haruku.
Melalui Spiritual Capital Alaka dapat dipandang sebagai sebuah kosmos imaniah dengan
vitalitas-vitalitas kulturalnya bagi negeri – negeri yang ada didalamnya, termasuk Hulaliu,
Pelauw, Ruhumoni, Kabauw, dan Kailolo. Dimana realitas yang terjalin berikutnya menampakan
keragaman dalam segi kepercayaan, maupun budaya yang dipegang, akan tetapi melalui spiritual
capital di miliki oleh Alaka, maka perbedaan itu dapat tetap terikat secara harmonis dalam
sebuah jalinan kehidupan bersama.

DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….

i

PERNYATAAN PLAGIAT……………………………………………………….

ii


PERSETUJUAN AKSES …………………………………………………………

iii

LEMBARAN PENGESAHAN ……………………………………………………

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………

iv

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

v

ABSTRAK ...………………………………………………………………………

iv


DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

v

BAB I:

BAB II:

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang………………………………………………………

1

I.2 Perumusan Masalah………………………………………………….

7

I.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………


7

I.4 Kontribusi Penelitian………………...................................................

7

I.5 Metode Penelitian……………………………...................................

8

I.5.1.Jenis Penelitian…………………………………………………

8

I.5.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………

8

I.5.3 Sumber Data……………………………………………………


9

I.5.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………..

9

PENDEKATAN TEORITIS
II.1 Agama Menurut Emile Durkheim.......................................................

10

II.2 Sakral dan Profan……………………………………………………

14

II.3 Masyarakat Menurut Durkheim……………………………………..

16

II.4 Fakta Sosial………………………………………………………….


22

II.5 Solidaritas Sosial…………………………………………………….

26

II.6 Kesadaran Kolektif…………………………………………………

29

II.7 Integrasi Sosial………………………………………………………

30

II.7.1 Syarat-Syarat Integrasi………………………………………..

32

II.7.2 Faktor-Faktor Pendukung Integrasi……………………………..


33

II.7.3 Fase-Fase Dalam Integrasi………………………………………

34

II.7.4 Bentuk-Bentuk Integrasi………………………………………

38

BAB III: PENDEKATAN LAPANGAN
III. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………….

40

III.1.1 Negeri Hulaliu…………………………………………………….

40

III.1.1.1 Kondisi Geografis…………………………………………..

40

III.1.1.2 Sejarah Terbentuknya Negeri Hulaliu……………………….

41

III.1.2 Negeri Pelauw…………………………………………………….

42

III.1.2.1 Kondisi Geografis……………………………………….....

42

III.1.2.2 Sejarah Terbentuknya Negeri Pelauw……………………….

44

III.2 Sejarah Alaka………………………………………………………...

45

III.2.1 Pengertian Alaka………………………………………………

46

III.2.2 Asal-usul Kepercayaan Alaka………………………………….

47

III.2.3 Komunitas Alaka……………………………………………….

49

III.2.4 Alaka Sebagai Saksi Peperangan………………………………

52

III.2.5 Alaka Sebagai Simbol Sebuah Kepercayaan…………………...

54

III.2.5.1 Ritual……………………………………………………………..

54

III.2.5.2 Nyanyian Adat (Kapata)…………………………………………

57

III.2.6 Aliran Kepercayaan Alaka…………………………………………..

59

III.3 Alaka Sebagai Sistim Etika Hidup Bersama ………………………….

62

III.3.1 NunulauMalaka Sebagai Sebuah System Etika di Alaka……….

63

III.3.2 Analogi Tubuh Sebagai Sebuah Sistim Kelembagaan di Alaka….

64

III.3.3 Bentuk Penerapan Alaka Dalam Komunitas Amarima Hatuhaha..

66

III.3.3.1 Cuci Negeri ……………………………………………………

66

III.3.3.2 Pembangunan Rumah Adat ………………………………….

67

III.3.3.3 Pembangunan Rumah Beribadah……………………………..

69

III.3.3.4 Pelantikan Pemerintah Negeri…………………………………

70

III.3.3.5 Momentum Keagamaan…………………………………….....

78

III.3.4. Disintegrasi System Nilai Hidup Di Alaka…………………………

71

III.3.4.1 Konflik Agama………………………………………………..

71

III.3.4.2 Konflik Sosial…………………………………………………

73

BAB IV: REVITALISASI PERAN DAN MAKNA ALAKA BAGI
NEGERI-NEGERI YANG TERHIMPUN DI DALAMNYA…………….

75

IV.1 Makna Alaka bagi Kehidupan Masyarakat Negeri-Negeri
Hulaliu dan Pelauw…………………………………………………..

77

IV.1.1 Alaka, sebuah Fakta Sosial ……………………………………..

78

IV.1.2 Alaka sebagai Warisan Leluhur ………………………………...

80

IV.2 Peran Alaka dalam Proses Integrasi Antara Negeri
Hatuhaha Amarima, Khususnya Hulaliu, dan Pelauw
Pasca Konflik di Maluku …………………………………………….

83

IV.2.1 Alaka sebagai Etika Kehidupan Bersama ………………………

90

IV.2.2 Alaka sebagai Kekuatan Pemersatu ……………………………

92

V.1 Kesimpulan……………………………………………………………

97

V.2 Saran…………………………………………………………………..

99

V. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..

vii

INSTRUMEN PENELITIAN……………………………………………………….

viii

KARAKTERISTIK INFORMAN……………………………………………………

ix

DAFTAR GAMBAR
1.

Monumen raja negeri Hulaliu pertama……………………………….

42

2.

Gambar Alaka………………………………………………………..

49

3.

Rumah adat patasiwa dan patalima………………………………….

51

4.

Peta Pulau Haruku……………………………………………………

52

5.

Benteng Hoorn……………………………………………………….

56

6.

Tarian Adat…………………………………………………………..

65

7.

Konsep kuasa pada kepercayaan Alaka………………………………

69

8.

Analogi pohon beringin………………………………………………

64

9.

Analogi Tubuh……………………………………………………….

66

10. Masjid Amarima………………………………………………..........

69

LAMPIRAN