Analisis Penerapan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Pada PT. Karya Muda Nasional

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang memiliki
peranan penting untuk menunjang aktivitas operasi perusahaan. Namun jenis
aktiva tetap yang dimiliki oleh setiap perusahaan mungkin berbeda satu sama
lainnya tergantung jenis perusahaannya. Aktiva tetap berwujud adalah
keseluruhan harta yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk tidak
dijual. Aktiva tetap berwujud adalah harta yang dimiliki perusahaan yang secara
umum memiliki bentuk fisik (berwujud) namun adapula aktiva yang tidak
berwujud yang merupakan suatu hak.
Perusahaan didirikan untuk terus berkembang sampai pada saat yang tidak
ditentukan (going conccern) guna mencapai tujuan perusahaan yang salah satunya
optimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan ini manajemen sebagai pihak yang
diserahi hak dan tanggungjawab memiliki atau menguasai fakto-faktor produksi
yang menjadi satu kesatuan. Proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan
penerimaan kas melalui penjualan produksi yang menjadi salah satu sumber dana
utama bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan.
PSAK NO 16 (2009, 16.2) mendefenisikan aktiva tetap sebagai berikut:



Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrasi dan;

Universitas Sumatera Utara



Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aktiva tetap merupakan suatu bagian utama dari perusahaan dan

signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Penentuan apakah suatu pengeluaran
aktiva tetap atau beban yang dapat berpengaruh signifikan pada hasil operasi yang
dilakukan. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16
butir 05 (dalam Pardiat, 2008 : 6) menyatakan, “aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Dalam
buku intermediate accounting Zaki Baridwan (2004 : 271) juga dijelaskan

defenisi aktiva tetap berwujud adalah “aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya
relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan”.
Istilah relatif permanen menunjukkan sifat dimana yang bersangkutan
dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk tujuan akuntansi,
jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu priode akuntansi, jika
aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu priode akuntansi dikelompokkan
sebagai aktiva tetap.
Dengan demikian diketahui bahwa aktiva tetap adalah harta yang dimiliki
dan digunakan secara terus-menerus oleh perusahaan dalam operasiannya.

2.1.2 Karakteristik dan Jenis Aktiva Tetap
Menurut Harnanto (dalam suryadi, 2007 :501) aktiva tetap berwujud harus
memenuhi karakteristik sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

a. Mempunyai bentuk fisik.
b. Dipakai untuk digunakan secara aktif didalam kegiatan normal perusahaan
c. Dimiliki tidak sebagai investasi (penanaman modal) dan atau untuk
diperdagangkan.

d. Mempunyai jangka waktu kegunaan (umur) relatif permanen (lebih dari
satu tahun).
e. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang
Menurut Syafi (2005 : 203), aktiva tetap berdasarkan jenisnya dapat dibagi
sebagai berikut :
a. Lahan, adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong, dalam akuntansi apabila ada lahan
yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari
lahan itu sendiri.
b. Bangunan gedung, bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas
lahan/air. Pencatatnnya harus dipisah dari lahan yang menjadi lokasi
gedung itu.
c. Mesin-mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari
mesin yang bersangkutan.
d. Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, grader,
traktor, forklif, mobil, kendaraan roda dua.
e. Perabot, dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium,
perabot pabrik, yang merupakan isi dari suatu bangunan.

Universitas Sumatera Utara


f. Inventaris/peralatan, peralatan yang dianggap alat-alat besar yang
digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik,
inventaris laboratorium, inventaris gedung.
g. Prasarana di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan
membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, tol, dan
pagar.
Adapun tujuan dari pernyusutan aktiva tetap dalam suatu periode
akuntansi juga dikemukakan oleh Horngren (1997 : 505) yaitu, “tujuan utama dari
akuntansi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuntungan yang
diperoleh

perusahaan,

sedangkan

kegunaan

lainnya


adalah

untuk

memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaiannya”.
Menurut Horngren (1997 : 506) untuk mengukur penyusutan dari suatu
aktiva, kita harus mengetahui:
a. Harga perolehan
Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli
aktiva tersebut sampai aktiva itu dapat digunakan oleh perusahaan.
b. Perkiraan nilai sisa
Nilai sisa adalah nilai kas yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut pada
akhir masa kegunaannya.
c. Umur kegunaan
Adalah periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tersebut.
Umur kegunaan biasanya ditetapkan dalam jumlah tahun, jumlah unit
produksi,jumlah kilometer yang di tempuh, dan ukuran-ukuran yang lain.

Universitas Sumatera Utara


Dalam prakteknya tiga istilah yanag berbeda telah dipakai secara luas
untuk menggambarkan proses alokasi biaya ini, tergantung pada jenis aktiva yang
bersangkutan ketiga istilah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Alokasi biaya aktiva berwujud disebut penyusutan.
b. Untuk bahan mineral dan sumber daya alam lain proses alokasi biayanya
dikenal dengan deplasi.
c. Untuk aktiva tidak berwujud seperti goodwill proses alokasi biaya disebut
amortisasi.
Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 STDD No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyatakan bahwa, “penghasilan bruto
dapat dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
termasuk penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam
pasal 11 dan pasal 11A”.

2.1.3 Harga Perolehan Aktiva Tetap Berdasarkan Akuntansi Pajak
Dalam materi kuliah akuntansi pajak menurut Afly Yessie (2009 : 2) ada
berbagai cara yang dapat dilakukan dalam memperoleh aktiva tetap diantaranya
adalah :


Universitas Sumatera Utara

a. Perolehan Aset Tetap secara gabungan
Aset yang diperolah secara gabungan, maka harga perolehan masingmasing aset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan
beradasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
Contoh:
Harga bangunan termasuk tanah seharga Rp 500.000.000 (termasuk biaya notaris,
bea balik nama, bea perolahan hak atas tanah dan atau bangunan, dan lain-lain)
alokasi harga perolehannya dapat dihitung sebagai berikut:

No
1

Tabel 2.1
Perhitungan Harga Perolehan
Jenis Asset
Harga Wajar
Alokasi Harga Perolehan
Tanah


250.000.000

25
40

2

Bangunan

150.000.000

15
40

Jumlah

x 500.000.000=312.500.000
x 500.000.000=187.500.000


400.000.000

500.000.000

Ayat jurnal yang disusun saat pembelian tunai adalah :
Tanah
Bangunan
Kas dan bank

Rp. 312.500.000
Rp. 187.500.000
Rp. 500.000.000

b. Perolehan Aset Secara Angsuran
Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran, perlu diperhatikan
mengenai kontrak pembeliannya, sebagai contoh aset tetap dibeli secara angsuran
dalam sepuluh kali angsuran.

Universitas Sumatera Utara


Contoh:
Aset tetap yang dibeli berupa mobil harga perolehan Rp 120.000.000 dibayar
dalam 24 kali angsuran, masing-masing Rp 5.000.000 per bulan dengan bunga
20% per tahun
Perhitungan Angsuran Pertama
Angsuran bulanan

Rp 5.000.000

Bunga 1/12 x 20% x Rp 120.000.000

Rp 2.000.000

Jumlah pembayaran

Rp 7.000.000

Angsuran bulan kedua :
Angsuran bulanan


Rp 5.000.000

Bunga 1/12 x 20% (120.000.000 – 5.000.000)

Rp 1.916.700

Jumlah pembayaran

Rp 6.916.700

Ayat jurnal yang disusun:
1) Saat pembelian aset tetap
Mobil/ kendaraan (dalam angsuran)
Utang angsuran

Rp. 120.000.000
Rp. 120.000.000

2) Saat pembayaran angsuran pertama
Utang angsuran
Beban bunga
Kas dan bank

Rp.
Rp.

5.000.000
2.000.000
Rp. 7.000.000

Rp.
Rp.

5.000.000
1.916.700
Rp. 6.916.700

3) Saat pembayaran angsuran kedua
Utang angsuran
Beban bunga
Kas dan bank

Cara lain yang dapat dilakukan untuk pembelian angsuran ini, bergantung
pada perjanjian. Terdapat pula harga angsuran ditetapkan terlebih dahulu dan

Universitas Sumatera Utara

angsuran yang harus dibayar setiap bulan. Maka setiap angsuran terdiri atas dua
komponen, yaitu angsuran dan bunga. Besarnya bunga dan setiap angsuran
ditetapkan dengan menggunakan tingkat bunga tetap.
Contoh:
Sebuah kendaraan dibeli dengan harga perolehan tunai sebesar Rp 120.000.000,
kendaraan dapat dibeli dengan harga angsuran, yaitu sebanyak 24 kali dengan
bunga 25% per tahun
Harga beli dengan angsuran dihitung sebagai berikut :
Harga perolehan tunai

Rp 120.000.000

Bunga Rp 120.000.000 x 25% x 24/12

Rp 60.000.000

Harga beli dengan angsuran

Rp 180.000.000

Angsuran yang dibayar setiap bulan sebesar
1/24 x Rp 180.000.000 = Rp 7.500.000
Jumlah tersebut termasuk angsuran dan bunga, ayat jurmal yang dibuat sama
dengan ayat jurnal terdahulu, tetapi harus tetap memisahkan antara beban bunga
dan angsuran.
c. Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran
Pertukaran sebagian dapat dilakukan untuk suatu aset tetap yang tidak
sama dengan aset lain, biaya ini diukur pada nilai wajar aset yang dipertukarkan
atau diperoleh paling andal, sebanding denga nilai wajar aset yang dipertukarkan
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang di transfer.
contoh:
PT.Adil merupakan sebuah merupakan sebuah perusahaan jasa pengangkutan
dengan truk sejenis yang baru. Berdasarkan pembukuan, harga perolehan truk

Universitas Sumatera Utara

lama adalah Rp 60.000.000 telah disusutkan sebesar Rp 40.000.000 ditukar
dengan truk baru yang harga perolehannya Rp 80.000.000 dan sisanya dibayar
tunai.
Perhitungan laba dan atau rugi pertukaran
Harga perolehan truk lama

Rp. 60.000.000

Penyusutan

Rp. 40.000.000 -

Nilai sisa buku

Rp. 20.000.000

Nilai truk baru

Rp. 80.000.000

Harga tukar tambah aset lama

Rp. 20,000.000 -

Tambah uang tunai

Rp. 60.000.000

Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama dihargai sama dengan
harga sisa buku. Apabila harga tukar tambah aset lama (trade in allownce) sebesar
Rp. 24.000.000, maka perhitungannta adalah:
Harga perolehan truk lama

Rp. 60.000.000

Penyusutan

Rp. 40.000.000 -

Harga sisa buku

Rp. 20.000.000

Harga tukar tambah truk lama

Rp. 24.000.000 -

Laba penukaran

Rp. 4.000.000

Harga truk lama

Rp. 80.000.000

Harga tukar tambah truk lama

Rp. 24.000.000 -

Tambahan uang tunai

Rp. 56.000.000

Universitas Sumatera Utara

Ayat jurnal yang disusun atas pertukaran tersebut adalah :
Akumulasi penyusutan
Alat pengangkutan baru
Kas dan bank
Alat pengangkutan lama
Laba pertukaran

Rp. 40.000.000
Rp. 80.000.000
Rp. 56.000.000
Rp. 60.000.000
Rp. 4.000.000

Apabila nilai tukar tambah aset lama berdasarkan kesepakatan sebesar Rp.
18.000.000 perhitungan laba atau rugi dapat dihitung sebagai berikut:
Harga perolehan truk lama

Rp. 60.000.000

Penyusutan

Rp. 40.000.000 -

Harga sisa buku

Rp. 20.000.000

Harga pertukaran truk lama

Rp. 18.000.000 -

Rugi pertukaran

Rp. 2.000.000

Harga truk baru

Rp. 80.000.000

Harga pertukaran

Rp. 18.000.000 -

Tambahan uang tunai

Rp. 62.000.000

Ayat jurnal atas pertukaran melalui pertukaran adalah:
Akumulasi penyusutan
Alat pengangkutan baru
Rugi pertukaran
Kas dan bank
Alat pengangkutan lama

Rp. 40.000.000
Rp. 80.000.000
Rp. 2.000.000
Rp. 60.000.000
Rp. 62.000.000

Aset yang diperoleh dari pertukaran melalui pertukaran dengan :
1) Aset nonmoneter, baik dengan aset tetap yang sejenis atau yang tidak
sejenis.

Universitas Sumatera Utara

2) Sekuritas berupa obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh perusahaan
sendiri atau emisi oleh badan lain.

d. Perolehan Asset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri
Karena membangun sendiri, tertentu saja menggunakan prinsip sama
dengan aset yang diperoleh yaitu meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
pembangunan aset sampai siap pakai.
Biaya tidak langsung (overhead cost), efisiensi atau inefesiensi, dan bunga
selama masa konstrusi juga termasuk biaya aktiva tetap, karena membangun
sendiri perlu diperhatikan setiap laba internal dieliminasi dan menetapkan biaya.
Contoh:
Biaya pembangunan Rp 250.000.000 sedangkan harga pasar aset tetap Rp
300.000.000 maka penghematan Rp 50.000.000 tidak diakui sebagai penghasilan.
Demikianlah halnya biaya dan jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tidak
terpakai, tenaga kerja, sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi suatu
aset yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan, tetapi
segera diakui sebagai kerugian pada tahun yang bersangkutan.
Aspek perpajakan perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri
tersebut sebagai objek pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai.

Universitas Sumatera Utara

e. Perolehan Secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan
Terhadap aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar
harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal
yang berasal dari sumbangan atau modal donasi.
Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada Pasal 10 ayat (4)
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan yang mengatur bahwa apabila terjadi pengalihan harta:
a. yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf a dan huruf b , maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan
sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau
nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak;
b. yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf a, maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama
dengan nilai pasar dari harta tersebut.
Dengan memperhatikan penggolongan dan implikasinya terhadap bantuan,
sumbangan, dan hibah, maka perlakuan akuntansi bagi pihak penerima bantuan
akan dikreditkan pada akun “ekuitas dan modal”, sehingga diperlakukan secara
fiskal sebagai penghasilan. Sebaliknya, pihak pemberi bantuan membukukannya
berdasarkan harga atau nilai sisa buku. Dalam memberikan bantuan atau
sumbangan, timbul aliran uang kas.
Contoh:
Ayat jurnal atas hibah sebesar Rp. 600.000.000 diatur sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1) Memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Kas dan bank
Modal donasi

Rp 600.000.000
Rp. 600.000.000

Ayat jurnal tersebut ditinjau dari pihak yang menerima bantuan atau
sumbangan. Dan pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan tersebut benarbenar dikeluarkan ke kas, tetapi ditinjau dari ketentuan Undang-Undang
Perpajakan tidak diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya.
2) Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3), berarti bantuan atau sumbangan
dianggap

sebagai

penghasilan

yang

dikenakan

Pajak

Penghasilan.

Sebagaimana contoh sebelumnya, akan disusun ayat jurnal:
Kas dan bank
Penghasilan sumbangan/bantuan

Rp 600.000.000
Rp 600.000.000

Ditinjau dari pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan ayat jurnal :
Biaya sumbangan/bantuan
Kas dan bank

Rp 600.000.000
Rp 600.000.000

Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang No.7 Tahun 1983 STDD
No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan maka hibah pun dapat
dikelompokakan ke dalam:
1) Memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Bentuk aset yang dihibahkan berupa kendaraan dengan rincian:
Harga perolehan

Rp 100.000.000

Akumulasi penyusutan

Rp 60.000.000 -

Harga sisa buku

Rp 40.000.000

Harga pasar

Rp 55.000.000

Universitas Sumatera Utara

Ayat jurnal yang disusun dari pokok pemberi adalah sebagai berikut:
Biaya tidak dapat dibebankan/saldo laba
Akumulasi penyusutan kendaraan
Kendaraan

Rp 40.000.000
Rp 60.000.000
Rp 100.000.000

Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah:
Kendaraan
Modal hibahan

Rp 40.000.000
Rp 40.000.000

2) Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3)
Dalam hal tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) pemberian hibah tersebut
dimaksudkan menjadi penghasilan bagi yang menerimanya karena ternyata
pemberian hibah ini mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan dengan pihak penerima hibah. Transaksi hibah ini dipandang sebagai
transaksi pertukaran, sehingga dasar pengukurannya harga pasar.
Contoh:
Biaya hibah
Akumulasi penyusutan kendaraan
Kendaraan
Keuntungan dari hibah kendaraan

Rp 55.000.000
Rp 60.000.000
Rp 100.000.000
Rp 15.000.000

Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah:
Kendaraan
Penghasilan hibah

Rp 55.000.000
Rp 55.000.000

2.1.4 Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan
Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal adalah
sebagai berikut :
a. Metode garis lurus (straight line method) untuk kelompok bangunan dan
bukan bangunan.

Universitas Sumatera Utara

b. Metode saldo menurun (declining banlance method) untuk kelompok
bukan bangunan saja dan pada akhir masa mafaat disusutkan sekaligus
(closed ended).
Menurut peraturan perpajakan, penyusutan aset tetap dimulai pada bulan
dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses
pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta
tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan
melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang
bersangkutan mulai menghasilkan.
Pada Pasal 11 ayat (6) Undang-Undang No.7 Tahun 1983 STDD No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan diatur mengenai penghitungan masa
manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud, sebagai berikut :
Tabel 2.2
Kelompok Harta Berwujud, Metode dan Tarif Penyusutan
Kelompok Harta
Masa Manfaat
Tarif
Tarif Penyusutan
Berwujud
PenyusutanMetode Metode Saldo
Garis Lurus
Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok I
4 Tahun
25 %
50 %
Kelompok II
8 Tahun
12,5 %
25 %
Kelompok III
16 Tahun
6,25 %
12,5 %
Kelompok IV
20 Tahun
5%
10 %
II. Bangunan :
Permanen
20 Tahun
5%
Tidak Permanen
10 Tahun
10 %

Penentuan harta berwujud bukan bangunan ditetapkan dengan KMK –
138/KMK.03/2002. Bangunan tidak permanen adalah bangunan yang bersifat

Universitas Sumatera Utara

sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat
dipindah-pindahkan, yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.
Baik menurut akuntansi maupun pajak, tanah yang berstatus hak milik,
Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak pakai untuk
pertama kalinya tidak disusutkan, kecuali nilainya berkurang dalam pemakaian.
Di lain pihak, ada harta berwujud yang menurut akuntansi dapat
disusutkan, tetapi menurut pajak tidak dapat dibebankan sebagai penyusutan
secara keseluruhan yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dikarenakan
hal-hal sebagai berikut:
1) Atas perolehan aset tersebut termasuk pengeluaran yang tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang
No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, misalnya:
a. Biaya perolehan aset yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
b. Biaya perolehan aset yang digunakan untuk memberi penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan kepada karyawan, kecuali
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah
tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan
dengan KMK.

Universitas Sumatera Utara

Berikut ini merupakan perlakuan perpajakan berkaitan dengan aset tetap:
1) Harga perolehan
a.

Untuk transaksi yang tidak mempunyai hubungan istimewa berdasarkan
harga yang sesungguhnya

b.

Untuk

transaksi

yang

mempunyai

hubungan

istimewa

dihitung

berdasarkan harga pasar.
c.

Untuk transaksi tukar menukar barang adalah berdasarkan harga pasar.

d.

Dalam rangka

likuidasi,

peleburan,

pemekaran,

pemecahan

atau

penggabungan adalah harga pasar kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Menteri Keuangan.
e.

Revaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi.

2) Saat dimulainya penyusutan
a.

Penyusutan dimulai sejak bulan timbulnya pengeluaran atas perolehan
harta.

b.

Penyusutan dimulai sejak bulan selesainya pengerjaan harta (untuk harta
yang masih dalam proses pengerjaan.

c.

Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak dapat
melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta
yang bersangkutan mulai menghasilkan.

3) Penghitungan jumlah bulan sejak dimulainya penyusutan
Jumlah bulan selalu dibulatkan ke atas, walaupun dibeli diatas tanggal 15
setiapa bulannya

Universitas Sumatera Utara

4) Metode penyusutan
a.

Kelompok bangunan harus menggunakan metode garis lurus

b.

Kelompok bukan bangunan boleh menggunakan metode garis lurus atau
metode saldo menurun asalkan diterapkan secara taat asas

5) Nilai residu
Tidak mengakui adanya nilai residu
6) Sisten penyusutan
a.

Penyusutan individual

b.

Penyusutan gabungan

7) Aset yang boleh disusutkan
Hanya harta yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak tidak final.
8) Biaya perbaikan yang dikapitalisir, yang menambah masa manfaat aset
lamanya.
Disusutkan terpisah dari harta lamanya, seolah-olah seperti harta dengan masa
manfaat baru sehingga akan menjadi lebih lama pembebanannya.
9) Penentuan masa manfaat
Sudah diatur dalam KMK.
2.1.5 Jenis-Jenis dan Kelompok Harta Menurut Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 96/PMK. 03/2009
Berikut disampaikan ketentuan terbaru Jenis-Jenis Harta dan Kelompok
Harta Untuk Keperluan Penyusutan yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2009
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-

Universitas Sumatera Utara

Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan
Untuk Keperluan Penyusutan.
Tabel 2.3
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM
KELOMPOK 1
Nomor
Jenis Usaha
Jenis Harta
1 Semua jenis usaha
1. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan
termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan
sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
2. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung,
duplikator, mesin fotokopi, mesin
akunting/pembukuan, komputer, printer,
scanner dan sejenisnya.
3. Perlengkapan lainnya seperti amplifier,
tape/cassette, video recorder, televisi dan
sejenisnya.
4. Sepeda motor, sepeda dan becak.
5. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi
industri/jasa yang bersangkutan.
6. Dies, jigs, dan mould.
7. Alat-alat komunikasi seperti pesawat
telepon, faksimile, telepon seluler dan
sejenisnya.
2

3

4
5
6

7

Pertanian,
perkebunan,
kehutanan,
Industri makanan
dan minuman

Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti
cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.

Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan
seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering,
pallet, dan sejenisnya.
Transportasi dan
Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai
Pergudangan
angkutan umum.
Industri semi
Falsh memory tester, writer machine, biporar test
konduktor
system, elimination (PE8-1), pose checker.
Jasa Persewaan
Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel
Peralatan Tambat Air Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.
Dalam
Jasa telekomunikasi Base Station Controller
selular

Universitas Sumatera Utara

JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM
KELOMPOK 2
Nomor Jenis Usaha
Jenis Harta
1 Semua jenis
1. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
usaha
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang
bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat
pengatur udara seperti AC, kipas angin dan
sejenisnya.
2. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.
3. Container dan sejenisnya.
2

Pertanian,
perkebunan,
kehutanan,
perikanan

1. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan
mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar
benih dan sejenisnya.
2. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memproduksi bahan atau barang
pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan.

3

Industri makanan
dan minuman

1. Mesin yang mengolah produk asal binatang,
unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu,
pengalengan ikan .
2. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya
mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan
kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian
seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
3. Mesin yang menghasilkan/memproduksi
minuman dan bahan-bahan minuman segala
jenis.
4. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahanbahan makanan dan makanan segala jenis.

4

Industri mesin

5

Perkayuan,
kehutanan

6

Konstruksi

7

Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan
(misalnya mesin jahit, pompa air).
1. Mesin dan peralatan penebangan kayu.
2. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memproduksi bahan atau barang kehutanan.

Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump
truck, crane buldozer dan sejenisnya.
Transportasi dan
1. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar
Pergudangan
muat, truk peron, truck ngangkang, dan
sejenisnya;
2. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang tertentu

Universitas Sumatera Utara

(misalnya gandum, batu – batuan, biji tambang
dan sebagainya) termasuk kapal pendingin,
kapal tangki, kapal penangkap ikan dan
sejenisnya, yang mempunyai berat sampai
dengan 100 DWT;
3. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya yang mempunyai berat sampai
dengan 100 DWT;
4. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat sampai dengan 250 DWT;
5. Kapal balon.
8

Telekomunikasi

9

Industri semi
konduktor

10

Jasa Persewaan
Peralatan Tambat
Air Dalam
Jasa
Mobile Switching Center, Home Location Register,
Telekomunikasi Visitor Location Register. Authentication Centre,
Seluler
Equipment Identity Register, Intelligent Network
Service Control Point, intelligent Network Service
Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver
Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena

11

1. Perangkat pesawat telepon;
2. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman
dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
Auto frame loader, automatic logic handler, baking
oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic),
cleaning machine, coating machine, curing oven,
cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder,
die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic
test handler, eliminator (PGE-01), full automatic
handler, full automatic mark, hand maker, individual
mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A01), logic test system, marker (mark), memory test
system, molding, mounter, MPS automatic, MPS
manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, reform machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut
press, trimming/forming machine, wire bonder, wire
pull tester.
Spoolling Machines, Metocean Data Collector

Universitas Sumatera Utara

JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM
KELOMPOK 3
Nomor Jenis Usaha
Jenis Harta
1 Pertambangan
Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan,
selain minyak dan termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.
gas
2 Permintalan,
1. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkpertenunan dan
produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, seratpencelupan
serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena
rami, permadani, kain-kain bulu, tule).
2. Mesin untuk yang preparation, bleaching,
dyeing, printing, finishing, texturing, packaging
dan sejenisnya.
3

Perkayuan

1. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkproduk kayu, barang-barang dari jerami, rumput
dan bahan anyaman lainnya.
2. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.

4

Industri kimia

1. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan
produk industri kimia dan industri yang ada
hubungannya dengan industri kimia (misalnya
bahan kimia anorganis, persenyawaan organis
dan anorganis dan logam mulia, elemen radio
aktif, isotop, bahan kimia organis, produk
farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat,
pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida
wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias,
sabun, detergent dan bahan organis pembersih
lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak,
produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis,
barang fotografi dan sinematografi.
2. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk
industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan
plastik, ester dan eter dari selulosa, karet
sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan
kulit mentah).

5

Industri mesin

6

Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin
kapal).
Transportasi dan
1. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
Pergudangan
dibuat untuk pengangkutan barang-barang
tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji
tambang dan sejenisnya) termasuk kapal

Universitas Sumatera Utara

2.

3.
4.
5.

7

Telekomunikasi

pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan
ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di
atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
Kapal dibuat khusus untuk mengela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100
DWT sampai dengan 1.000 DWT.
Dok terapung.
Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat di atas 250 DWT.
Pesawat terbang dan helikopter-helikopter
segala jenis.

Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.

JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM
KELOMPOK 4
Nomor Jenis Usaha
Jenis Harta
1 Konstruksi
Mesin berat untuk konstruksi
2 Transportasi
1. Lokomotif uap dan tender atas rel.
dan
2. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere
atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.
Pergudangan
3. Lokomotif atas rel lainnya.
4. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk
kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk
ditarik dengan satu alat atau beberapa alat
pengangkutan.
5. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu
(misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal
tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
6. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan
sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000
DWT.
7. Dok-dok terapung.

Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Penyusutan Aktiva Tertentu

Untuk beberapa jenis aktiva tertentu, pembebanan biaya yang berkaitan
dengan penyusutan maupun perawatan diperlukan secara khusus. Berdasarkan
Keputusan Dirjen Pajak No. : KEP-220/PJ/2002 antara lain pada aktiva berikut:
a. Telepon seluler
Telepon seluler termasuk aktiva kelompok I dan penyusutan yang boleh
diakui hanyalah 50 % dari seharusnya. Biaya langganan atau pengisian
ulang pulsa yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan bruto
adalah 50% dari biaya tersebut.
b. Kendaraan minibus dan bus
Biaya yang berkaitan dengan kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk antar jemput pegawai dapat dilakukan sebagai berikut :
Harga perolehan dan biaya perbaikan yang besar dari bus dan minibus,
termasuk aktiva kelompok II, dan pembebanan biayanya melalui
penyusutan.
c. Kendaraan Sedan
Kendaraan sedan atau sejenisnya yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya,
pembebanan biaya nya dalah sebagai berikut :
Harga perolehan, pembelian atau perbaikan besar sedan, termasuk aktiva
kelompok II dan pembebanan biayanya dilakukan melalui penyusutan
sebesar 50% dari tarif penyusutan kelompok tersebut. Dan biaya
pemeliharaan, perbaikan rutin, pemakaian bahan bakar dari sedan, hanya
dapat dibebankan sebesar 50% dari biaya pemeliharaan bersangkutan.
d. Software komputer
Perangkat lunak komputer adalah semua program yang dapat digunakan
pada sistem operasi kmputer.

Universitas Sumatera Utara

Perangkat lunak komputer berupa program aplikasi umum diperlakukan
sebagai pengeluaran atau biaya operasional rutin, program aplikasi umum
diperoleh sebagai bagian dari harga pembelian perangkat keras komputer,
sehingga pembebanannya sudah termasuk dalam penyusutan kompuer
tersebut (kelompok I).

2.2 Kerangka Konseptual
Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka berdasarkan uraian
teori di atas, penulis menyusun suatu kerangka konseptual ini sebagai landasan
pembahasan pada bab selanjutnya. Mulai dari pengadaan, penggunaan sampai
dengan penarikannya, aktiva tetap memerlukan perlakuan akuntansi yang tepat
dan bijaksana yaitu perlakuan akuntansi yang sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum sehingga diperoleh informasi yang wajar bagi para
pemakainya. Biaya penyusutan dan laba operasi memiliki suatu hubungan yang
cukup erat. Metode penyusutan merupakan suatu cara pengalokasian biaya dalam
beberapa periode dimana aktiva tetap tersebut telah memberikan manfaat didalam
perusahaan. Sedangkan laba operasi adalah selisih positif dari hasil pengurangan
pendapatan terhadap seluruh biaya yang terjadi dalam suatu periode tertentu.
Penyusutan aktiva tetap harus dilakukan secara layak berdasarkan taksiran
masa manfaat aktiva tersebut, hal ini akan membantu perusahaan untuk
mengetahui secara pasti sisa manfaat dari aktiva tetap yang dimilikinya. Oleh
karena itu dalam melakukan penyusutan suatu aktiva tetap perusahaan harus
memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah harga pokok aktiva tetap yang
dimilikiya, nilai residu atau nilai taksiran realisasi aktiva tersebut setelah akhir
penggunaannya atau pada saat aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi,

Universitas Sumatera Utara

umur teknis atau taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan
produksi, umur teknis atau taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap dalam
kegiatan produksi serta pola pemakaian dari aktiva tersebut. Hal tersebut di atas
akan membantu perusahaan dalam melakukan dan memilih metode yang tepat
untuk melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap

yang dimilikinya. Dalam

prinsip akuntansi pajak penyusutan aktiva tetap harus sesuai dengan taksiran umur
dan penyusutan yang sudah ditentukan oleh Undang-Undang Perpajakan.
Akuntansi aktiva tetap merupakan suatu hal yang penting dalam suatu
perusahaan untuk mengalokasian sebagian biaya perolehan atas aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan menjadi suatu beban penyusutan yang bersangkutan sehingga
biaya ditentukan besarnya laba usaha periode-periode tertentu. Menurut akuntansi
ruang lingkup akuntansi penyusutan adalah semua aktiva yang dapat disusutkan
kecuali hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui, salah satu
aktiva tetap yang tidak disusutkan adalah tanah, logika untuk tidak melakukan
penyusutan terhadap lahan adalah akibat kenyataan ekonomi dimana nilai dari
lahan kecil kemungkinannya berkurang, malah dianggap akan naik berjalan
dengan perkembangan harga dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sedangkan
menurut Undang-Undang Perpajakan penyusutan atas pengeluaran harta berwujud
selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun dengan
cara menetapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa
manfaat, nilai sisa buku disusutkan berdasarkan nilai produktivitasnya dan
penyusutan dihitung sejak aktiva tetap tersebut mulai menghasilkan. Hal ini
menimbulkan perbedaan antara SAK dan Undang-Undang Perpajakan.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan Kerangka Konseptual di atas, maka hipotesis dari
penelitian ini adalah:
Hipotesis I

PT. Karya Muda Nasional dalam menentukan persentase
penyusutannya masih ada beberapa yang tidak sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Perpajakan.

Hipotesis II

PT.

Karya

Muda

Nasional

dalam

menentukan

jenis

pengelompokan aktivanya masih ada beberapa yang tidak sesuai
dengan ketentuan Undang-undang Perpajakan.
Hipotesis III PT. Karya Muda Nasional dalam menggunakan metode penyusutan
belum dapat mencerminkan atau memperlihatkan jumlah beban
penyusutan yang sebenarnya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Nama
Yulia Susanti
(2005)

Yudhi Pranata
(2006)

Tabel 2.4 Daftar Penelitian Terdahulu
Judul
Hasil
Analisis Perbedaan
Perusahaan mengadakan
Akuntansi Aktiva Tetap rekonsiliasi atas perbedaan
Menurut UU Pajak dan beban penyusutan komersial
SAK Pada PT Sarana
dengan fiskal, sehingga
Agro Industri Belawan penyajian dalam daftar laba
rugi untuk tujuan pajak
adalah beban penyusutan
yang telah dikoreksi
Analisis Akuntansi
Perusahaan melakukan
Aktiva Tetap Atas UU
penyusutan aktiva tetap
Pajak pada PT PDAM
berdasarkan UU Pajak
Tirtanadi
dengan menggunakan
metode garis lurus terhadap
penyusutan aktiva tetapnya

Universitas Sumatera Utara

Heridayanti Hasibuan
(2010)

Analisis Perhitungan
Penyusutan Akuntansi
Aktiva Tetap Menurut
Undang-Undang
Perpajakan Pada PT.
Perkebunan Nusantara
IV (Persero) Medan

Perusahaan melakukan
penyusutan berdasarkan
metode garis lurus terhadap
penyusutan aktiva tetapnya,
tapi belum sesuai dengan
peraturan UU Perpajakan

Universitas Sumatera Utara