Analisis Penerapan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Pada PT. Karya Muda Nasional

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Suatu perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya
selain bertujuan mencari laba juga mempertahankan pertumbuhan perusahaan itu
sendiri.

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

produksi yang mempengaruhi hal tersebut diperhatikan dan diatur dengan baik.
Seluruh faktor-faktor produksi mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam
mencapai tujuan perusahaan karena itu masing-masing faktor tersebut harus di
optimalkan sehingga akan memberikan kemungkinan laba yang diinginkan
perusahaan.
Tujuan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal atas
investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu bentuk investasi
tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
yaitu aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan yang efektif dan kebutuhan yang
tepat dalam penggunaan, pemeliharaan, maupun pencatatannya.

Bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai ekonomis suatu aktiva tetap
tersebut dapat dibebankan secara tepat, salah satu caranya adalah dengan
melakukan penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode penyusutan yang
diterapkan perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai aktiva tetap yang
menurun disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya manfaat yang

Universitas Sumatera Utara

diberikan oleh aktiva tetap tersebut. Sebagaimana terdapat dalam Suatu Naskah
Undang-Undang No. 7 tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan (2008 : 75) bahwa, “pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui
penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 atau Pasal
11A”.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka perusahaan harus melakukan
penyusutan pada aktiva tetapnya melalui penyusutan.

Perusahaan harus


menerapkan metode penyusutan yang tepat pada aktiva tertentu, metode
penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang
berbeda, sehingga akan mempengaruhi harga pokok penjualan dan beban usaha
yang mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan. Oleh sebab
itu, penyusutan aktiva tetap harus ditentukan secara tepat, agar biaya penyusutan
bisa mencerminkan kewajaran nilai aktiva tetap pada neraca, dan beban
penyusutan yang tepat pada laporan laba rugi perusahaan.
Besarnya penyusutan aktiva tetap mempengaruhi besar kecilnya laba yang
diperoleh perusahaan. Oleh karena itu perlu diadakan analisis terhadap metode
penyusutan yang diterapkan perusahaan dalam aktiva tetapnya. Adapun metode
penyusutan pada aktiva tetap bisa dilakukan dengan dua ketentuan, yaitu
penyusutan dengan menggunakan ketentuan akuntansi yang berlaku dan juga
dengan ketentuan perpajakan. Oleh karena itu penulis akan meneliti bagaimana
perusahaan menerapkan pencatatan alokasi penyusutan aktiva tetap dalam laporan

Universitas Sumatera Utara

keuangan termasuk bagaimana menghitung penyusutan aktiva tetap jika dilihat
dari ketentuan Perpajakan Menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2008.
PT. Karya Muda Nasional adalah perusahaan yang mempunyai tujuan

untuk memperoleh laba dari kegiatan operasional yang dijalankan. Dan untuk
mencapai tujuan tersebut setiap perusahaan membutuhkan faktor-faktor produksi
yang mendukung kelancaran usahanya. Salah satu diantaranya adalah aktiva tetap
sebagai faktor produksi berupa tanah, gedung, atau bangunan, peralatan, mesinmesin, kendaraan dan lain-lain. Metode penyusutan yang digunakan PT. Karya
Muda Nasional adalah metode garis lurus (straight line method) untuk
menghitung seluruh aktiva tetap yang dimilkinya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di perusahaan ini, penulis
melihat adanya kesalahan pada beban penyusutan yang dilakukan oleh
perusahaan, hal ini dapat dilihat dari dua perbandingan tabel berikut:
Tabel 1.1
Beban Penyusutan Sebelum Koreksi fiskal
No

Uraian

1
2
3

Tanah

Bangunan
Mesin dan
Peralatan proyek
Kendaraan &
Inventaris kantor
Total

4

Perolehan
(Rp)

2010

Susut
2011

2012

Nilai Buku


4.200.000.000
3.500.450.000

0
137.671.915

0
132.778.667

0
145.276.833

4.200.000.000
1.829.723.167

34.323.250.000

2.518.844.791


2.425.771.875

2.377.603.125

12.291.569.790

170.500.000

20.304.166

22.056.250

20.591.667

59.864.584

42.194.200.000

2.676.820.872


2.543.471.625

18.381.157.541

2.580.606.792

Sumber : PT. Karya Muda Nasional (Observasi 2013)

No

Uraian

1
2
3

Tanah
Bangunan
Mesin &
Peralatan proyek

Kendaraan &

4

Tabel 1.2
Beban Penyusutan Setelah Koreksi Fiskal
Perolehan
Susut

Nilai Buku

(Rp)

2010

2011

2012

4.200.000.000

3.500.450.000
34.323.250.000

0
137.671.915
1.919.072.917

0
132.778.667
1.834.411.458

0
145.276.833
1.778.968.750

4.200.000.000
1.829.723.167
14.162.433.331

170.500.000


20.304.166

22.056.250

20.591.667

59.864.584

Universitas Sumatera Utara

Inventaris kantor
Total

42.194.200.000

2.077.048.998

1.989.246.375


1.944.837.250

20.252.021.082

Sumber : Olahan Sendiri Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008

Dari perbandingan dua tabel diatas dapat dilihat ada perbedaan antara
koreksi fiskal perusahaan dengan koreksi fiskal yang seharusnya dilakukan, dan
setelah dilakukan analisa terhadap penyusutan perusahaan ternyata memang ada
beberapa beban penyusutan yang tidak sesuai dengan tarif

persentase dan

pengelompokan aktiva menurut peraturan perpajakan, misalkan aktiva yang
seharusnya menjadi kelompok II dibuat menjadi kelompok III dan tarif persentase
yang seharusnya 12,5% dibuat menjadi 10%. Dan atas perbedaan tersebut
perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal lagi di laporan keuangan perusahaan,
yang akibatnya adalah penyusutan aktiva tetap yang seharusnya lebih kecil
dijadikan menjadi besar sehingga laba perusahaan berkurang dan tentunya akan
mengurangi beban pajak perusahaan.
Berdasarkan buku akuntansi perpajakan Sukrisno Agoes (2007 : 98)
dijelaskan bahwa, “atas perbedaan pengakuan besarnya laba yang terjadi,
perusahaan tidak perlu membuat jurnal penyesuaian, perbedaan pengakuan
tersebut menimbulkan beda tetap atau beda waktu. oleh karena itu, perusahaan
harus melakukan koreksi pada rekonsiliasi saat pengisian SPT”.

Kemudian dari survei data yang penulis lakukan terdapat beberapa
kesalahan pada laporan keuangan perusahaan, misalnya pada pengisian SPT Pajak
Penghasilan masih terdapat beberapa kesalahan, salah satu nya pada bagian kolom
pengisian data penyusutan tidak diisi oleh perusahaan dan sudah tentu menyalahi

Universitas Sumatera Utara

ketentuan yang berlaku. Didalam buku perpajakan Mardiasmo (2009 : 30)
dijelaskan juga bahwa :
setiap Wajib Pajak, wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar,
lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
latin, angka arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
menyampaikannya ke Direktorat Jenderal Pajak tempat wajib pajak
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum menerapkan sepenuhnya
peraturan undang-undang perpajakan dalam melakukan penyusutannya, juga pada
pengisian SPT Tahunan terdapat kesalahan dalam menentukan tarif persentase
penyusutan harta yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak sesuai dengan
undang-undang perpajakan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berhubungan dengan analisis perhitungan penyusutan aktiva tetap
menurut undang-undang perpajakan dan selanjutnya sebagai judul skripsi adalah
“Analisis Penerapan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Menurut UndangUndang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 Pada PT. Karya Muda Nasional”.

1.2 Perumusan Masalah
Penulis menetapkan suatu rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah perhitungan penyusutan aktiva tetap bukan bangunan yang
dilakukan perusahaan telah sesuai dengan tarif persentase menurut
Undang-Undang Perpajakan.
b. Apakah perhitungan beban penyusutan aktiva tetap yang dilakukan
perusahaan telah tepat, sehingga laba fiskal perusahaan sudah tepat.

Universitas Sumatera Utara

c. Apakah pengelompokan harta yang dilakukan oleh perusahaan sudah
sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penulis

menetapkan tujuan

penelitian sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah penyusutan aktiva tetap bukan bangunan yang
dilakukan perusahaan telah sesuai dengan tarif persentase menurut
Undang-Undang Perpajakan.
b. Untuk mengetahui apakah beban penyusutan aktiva tetap yang dilakukan
perusahaan telah tepat, sehingga laba fiskal perusahaan sudah tepat.
c. Untuk mengetahui apakah pengelompokan harta yang dilakukan oleh
perusahaan sudah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, memberikan gambaran studi kooperatif antara pendidikan
atau pengetahuan di bangku perkuliahan dengan keadaan yang
seharusnya pada suatu perusahaan.
b. Bagi perusahaan, dapat dijadikan masukan berupa saran perkiraan yang
berhubungan dengan penghitungan akumulasi penyusutan aktiva tetap.
c. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat digunakan sebagai bahan
tambahan referensi terutama bagi peneliti yang membahas sejenis
penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara