Pelaksanaan Program Health Environment Safety (HES) Leading Indicator Untuk Mencapai Lagging Indicator dI PT WIS Consortium Riau Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Diabad

ke-21

Perkembangan
konsekuensi

sekarang

pembangunan
meningkatkan

ini,

tingkat


setelah
intensitas

persaingan

Indonesia
kerja

merdeka

yang

semakin

ketat.

menimbulkan

mengakibatkan


pula

meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi tidak terlepas dari masalah
pengelolaan K3, yaitu tidak ada komitmen manajemen dan tenaga kerja terhadap
pelaksanaan K3, latar belakang pendidikan tenaga kerja relatif masih rendah,
penegakan hukum yang masih lemah, serta jenis standar K3 yang berbeda.
Kecelakaan yang terjadi pada pekerja menjadi salah satu hal penting yang selalu
diupayakan pencegahannya pada setiap perusahaan. Kecelakaan kerja merupakan
kasus yang paling banyak dibandingkan dengan jenis kecelakaan lainnya, efeknya
langsung dirasakan, nyata dapat dilihat, serta kejadiannya dicatat dan dilaporkan.
Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam
mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya.

Sejalan

dengan


itu,

perkembangan

pembangunan

yang

dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU RI No. 14 tahun 1969 tentang pokokpokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU
RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Perusahaan mulai sadar bahwa keselamatan setiap perkerja menjadi
bagian terpenting dalam mengupayakan kemajuan bagi perusahaan itu sendiri.
Banyak upaya dan strategi yang diberlakukan oleh perusahaan agar semakin maju
dan berkembang. Selain menciptakan strategi baru, perusahaan juga mengkaji

ulang tujuan strategi dalam persaingan dan mengevaluasi kemampuan internal
perusahaan.
Perusahaan meyakini bahwa pekerja merupakan aset yang harus dipelihara
dan dijaga keselamatannya. Dalam pasal 86 UU RI No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
Berbagai macam upaya dan strategi dibuat oleh perusahaan termasuk
membuat program-program berkualitas yang dapat mengantisipasi terjadinya
kecelakaan kerja. Program-program tersebut kemudian diberlakukan dan
diterapkan kepada seluruh pekerja. Program yang dibuat ada yang berhasil namun
ada juga yang gagal. Program yang berhasil akan mencapai hasil dimana tidak
terjadinya kecelakaan kerja pada perusahaan tersebut atau disebut juga dengan
zero accident. Penghargaan zero accident sangat berarti bagi perusahaanperusahaan di Indonesia. Perusahaan yang berhasil mempertahankan hasil zero
accident dinilai mempunyai manajemen keselamatan kerja yang baik. Salah satu
perusahaan yang mendapatkan predikat perusahaan dengan zero accident

Universitas Sumatera Utara


3

diantaranya adalah PT WIS Consortium Duri, Riau (PT WIS Consortium Duri,
2013).
PT WIS Consortium Duri merupakan konsorsium PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk, PT Inhwa Indonesia, PT Singgar Mulia yang telah ditunjuk sebagai
kontraktor Engineering, Procurment and Construction (EPC) dalam proyek North
Duri Development (NDD) area 13 di Duri, Riau oleh PT Chevron Pacific
Indonesia. Dimana pada wilayah Duri utara area-13 terdapat proyek
pengembangan lapangan minyak yang menggunakan injeksi uap yang akan
menambah 17.000 barel minyak per hari dari hasil produksi lapangan Duri.
Lapangan Duri merupakan salah satu lapangan minyak dengan injeksi uap
terbesar di dunia yang telah mampu memproduksi hingga 2 milyar barel minyak
sejak pertama kali teknologi tersebut diterapkan. Proyek NDD Area 13 memiliki
539 sumur baru yang terdiri atas 358 sumur produksi, 145 sumur injeksi uap dan
36 sumur observasi temperatur. Sumur-sumur tersebut awalnya dibuat dengan
cara pengeboran. Selain itu, pekerja juga ikut dalam perakitan alat injeksi uap
yang berfungsi sebagai menginjeksikan uap ke dalam reservoir minyak untuk
mengurangi viskositas yang tinggi supaya pendesakan minyak lebih efektif
sehingga akan meningkatkan perolehan minyak. Dalam pengembangan lapangan

minyak ini, banyak risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi kepada para
pekerja karena berhubungan dengan alat-alat berat, bahan kimia, serta penggunaan
mesin yang berpotensi sangat besar menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Berdasarkan pengalaman kerja didaerah NDD 12, tercatat sebanyak
400 orang pekerja kontraktor yang berkerja didaerah NDD 12, sebanyak 270

Universitas Sumatera Utara

4

orang pernah mendapat kecelakaan kerja. Kecelakaan yang terjadi diantaranya,
kecelakaan saat berkendara dan tertimpa alat berat. (PT WIS Consortium
Riau,2013).
Oleh sebab itu PT WIS Consortium Duri melakukan berbagai upaya
terbaik untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dan menjaga para pekerjanya
agar tetap bisa selamat dalam bekerja. Hal tersebutlah yang mendorong PT WIS
Consortium Duri memberlakukan suatu program pada perusahaannya, dimana
program tersebut menjadi indikator awal yang dibuat untuk mendukung agar
tercapainya indikator hasil yang diinginkan. Program-program Indikator awal
tersebut disebut juga dengan Leading Indicator. Leading Indicator yang

diberlakukan oleh PT WIS Consortium untuk duri area-13 terdiri dari beberapa
program yang rutin dilakukan yaitu, Risk Management, HES Consultation and
Communication, HES Inspection, Training and Development, Emergency
Response Plan, HES Monitoring and Operational Control, HES Awareness and
Campaign, HES Evaluation.
Dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti, program yang diberlakukan
oleh PT WIS Consortium Duri sangat membantu menurunkan angka kecelakaan
kerja. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang masih memiliki angka
kecelakaan kerja yang tinggi dan belum mengetahui apa itu program Leading
Indicator, bagaimana pelaksanaannya dan manfaat dari program tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian lebih
lanjut tentang pelaksanaan program Health Environment Safety (HES) Leading
Indicator untuk mencapai Lagging Indicator di PT WIS Consortium Duri, Riau.

Universitas Sumatera Utara

5

1.2


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan program Health
Environment Safety (HES) leading indicator untuk mencapai lagging indicator di
PT WIS Consortium Riau.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan program Leading Indicator di PT WIS
Consortium Duri, Riau.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan program HES yang dilaksanakan
oleh PT WIS Consortium Riau.

2.


Untuk mengetahui pencapaian Lagging Indicator dari pelaksanaan
program Leading Indicator oleh PT WIS Consortium Duri.

1.4
1.

Manfaat Penelitian
Sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
menerapkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

2.

Untuk membantu mahasiswa lain mendapatkan pengetahuan mengenai
program HES Leading Indicator.

3.

Sebagai masukan kepada perusahaan lain untuk menggunakan program
Leading Indicator pada perusahaannya.


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Program Health Environment Safety (HES) Leading Indicator Untuk Mencapai Lagging Indicator dI PT WIS Consortium Riau Tahun 2015

18 138 158

ANIMASI PEMBELAJARAN LEADING DAN LAGGING INDICATORPADA COMMODITY GOLD UNTUK INVESTOR PEMULA Animasi Pembelajaran Leading Dan Lagging Indicator Pada Commodity Gold Untuk Investor Pemula Menggunakan Adobe Flash.

0 1 18

PENDAHULUAN Animasi Pembelajaran Leading Dan Lagging Indicator Pada Commodity Gold Untuk Investor Pemula Menggunakan Adobe Flash.

0 1 8

ANIMASI PEMBELAJARAN LEADING DAN LAGGING INDICATORPADA COMMODITY GOLD UNTUK INVESTOR PEMULA Animasi Pembelajaran Leading Dan Lagging Indicator Pada Commodity Gold Untuk Investor Pemula Menggunakan Adobe Flash.

0 2 14

files80983Development of Health Preparedness Indicator

0 0 20

Pelaksanaan Program Health Environment Safety (HES) Leading Indicator Untuk Mencapai Lagging Indicator dI PT WIS Consortium Riau Tahun 2015

0 0 22

Pelaksanaan Program Health Environment Safety (HES) Leading Indicator Untuk Mencapai Lagging Indicator dI PT WIS Consortium Riau Tahun 2015

0 0 2

Pelaksanaan Program Health Environment Safety (HES) Leading Indicator Untuk Mencapai Lagging Indicator dI PT WIS Consortium Riau Tahun 2015

0 0 23

Pelaksanaan Program Health Environment Safety (HES) Leading Indicator Untuk Mencapai Lagging Indicator dI PT WIS Consortium Riau Tahun 2015

0 0 2

Pelaksanaan Program Health Environment Safety (HES) Leading Indicator Untuk Mencapai Lagging Indicator dI PT WIS Consortium Riau Tahun 2015

0 0 7