Jelang Muktamar Aisyiyah

Jelang Muktamar Aisyiyah
Panitia Pemilihan Telah Terbentuk

Tanwir Aisyiyah II Periode 2000-2005 yang berlangsung 24-27 Desember 2003 juga
dimanfaatkan untuk persiapan Muktamar Aisyiyah yang insyaallah berlangsung
bersamaan dengan Muktamar Muhammadiyah ke 45 Juli 2005 di Malang Jawa Timur.
Diantara persiapan yang dilakukan dalam Tanwir tersebut adalah Pembentukan
Panitia Pemilihan dan Panitia Pemeriksa Keuangan.
Panitia Pemilihan tersebut dimaksudkan untuk menjaring calon-calon pimpinan
Aisyiyah yang akan menakhodai Aisyiyah pada periode mendatang. Personilpersonil yang berhasil dijaring melalui sejumlah tahapan ini nantinya akan dibawa
ke Muktamar untuk dipilih oleh Muktamirin siapa yang patut dipercaya untuk
memipin Aisyiyah pada periode kepemimpinan 2005-2010. Sedangkan Panitia
Pemeriksa Keuangan dibentuk dengan maksud untuk memeriksa keuangan
Pimpinan Pusat Aisyiyah periode 2000-2005 apakah ada penyelewengan atau tidak.
Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka membudayakan transparansi di kalangan
Muhammadiyah yang memang sejak awal berdirinya pertanggungjawaban seperti
ini amat diutamakan.
Unsur-unsur anggota Panitia tersebut melibatkan sejumlah wilayah. Namun demi
efisiensi dan efektivitas kerja, Pimpinan Wilayah Aisyiyah yang dilibatkan hanya
Pimpinan Wilayah Aisyiyah yang ada di Jawa minus Pimpinan Wilayah Aisyiyah
Banten yang usianya masih relatif muda. Untuk Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dilibatkan dalam Panitia Pemilihan,
menurut Sekretaris Pengarah Tanwir Dra Hj Noor Emmy Robiyati SH, Jawa Tengah
menunjuk salah seorang personil Aisyiyah Kabupaten Magelang untuk menjadi
anggota Panitia Pemilihan sedangkan DIY belum menunjuk orangnya. Untuk Panitia
Pemeriksa Keuangan, melibatkan tiga wilayah, Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI
Jakarta, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Barat dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa
Timur. Setelah pasti siapa-siapa orangnya yang duduk dalam kepanitiaan, maka
akan dituangkan di dalam Surat Keputusan dan Dilantik di Yogyakarta agar bisa
segera bekerja sesuai tugas yang diamanatkan organisasi.
Muktamar Sendiri?. Selain pembentukan panitia tersebut, juga terlontar ide
kemungkinan mengadakan Muktamar sendiri terpisah dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah. Ide ini selaian disampaikan oleh
internal Aisyiyah juga disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof
Dr HA Syafii Maarif. Bahkan secara khusus untung dan rugi penyelenggaraan
Muktamar secara terpisah juga dibahas dalam sidang tersendiri di arena Sidang
Tanwir yang berlangsung di Asrama Haji Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sampai saat ini memang hanya Muktamar Aisyiyah yang diselenggarakan
bersamaan Muktamar Muhammadiyah. Sebelumnya Muktamar Nasyiatul Aisyiyah
(NA) diselenggarakan bersama-sama Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah, namun

pasca Muktamar Muhammadiyah ke-44 di Jakarta NA telah bertekad untuk
menyelenggarakan Muktamarnya sendiri. Sedangkan untuk organisasi otonom yang
lain, seperti Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan
Remaja Muhammadiyah dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah telah melaksanakan
Muktamarnya secara terpisah.
Namun demikian, menurut Ketua PP Aisyiyah Prof Dr Hj Siti Chamamah Soeratno,
penyelenggaraan Muktamar Aisyiyah dalam waktu berbeda dengan Muktamar
Muhammadiyah memerlukan persiapan yang meliputi kegiatan:

Pertama, Mengadakan penelitian terhadap kerja persiapan penyelenggaraan. Ini
penting, sebagai langkah baru bagi satu kegiatan nasional, penyelenggaraan
Muktamar Aisyiyah memerlukan studi kelayakan lebih dahulu. Diantara yang perlu
didata adalah kegiatan yang berhubungan dengan persiapan penyelenggaraan.
Misalnya perijinan, akomodasi, transportasi dan publikasi, terutama untuk
mendapatkan fasilitas yang diperlukan.
Kedua, Sosialisasi ide ini perlu dilakukan kepada segenap komponen Aisyiyah. Sikap
positif terhadap ide ini sangat diperlukan, mengingat selama ini Muktamar Aisyiyah
diselenggarakan dalam waktu bersamaan dengan Muktamar Muhammadiyah. Sikap
positif dilatarbelakangi oleh satu tujuan untuk memajukan kiprah Aisyiyah sesuai
dengan perkembangan tuntutan zaman.

Ketiga, Persiapan Teknis. Persiapan yang berkaitan dengan masalah teknis
menyangkut antara lain: Inventarisasi Aset Organisasi Aisyiyah dan Persyarikatan,
Anggaran Dana, Waktu, Tempat Muktamar dan Fasilitas yang dapat dijangkau dan
digunakan dalam Muktamar.
Keempat, Persiapan Materi. Persiapan yang berhubungan dengan materi muktamar
perlu dilakukan, terutama berkaitan dengan keberadaan Aisyiyah sebagai
komponen Persyarikatan Muhammadiyah –yang berarti terbinanya langkah yang
seirama dengan langkah Persyarikatan—dan sebagai organisasi yang selama ini
telah dirasakan perannya di masyarakat (organisasi social, wanita dan agama
Islam). (eff).
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 2 2004