Langkah Strategis ‘Aisyiyah Jelang Satu Abad

CAKRAWALA

Langkah Strategis ‘Aisyiyah Jelang Satu Abad
DRA. SITI ’AISYAH, M.AG.

Ketua PP ’Aisyiyah

De
mo
(

Vi
sit

litm
erg
er.
co
m)

fsp


pd

htt
p:/
/w
w

A. Peran ’Aisyiyah dalam Kehidupan Berbangsa
Adanya fenomena sosial dengan berbagai isu problematik
yang terkait dengan paham agama, kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa, kondisi ekonomi yang semakin lebar gap antara
kaum mustad’afin dan mereka yang meraup keuntungan, kondisi
pendidikan, kesehatan, dan lain-lain telah memperlihatkan dampak
global dalam berbagai lini kehidupan. Dengan mencermati isu-isu
sosial bagi kehidupan agama, masyarakat, dan keluarga, ’Aisyiyah
telah merumuskan langkah strategis untuk menampilkan peran
kebangsaan yang dijaring dalam sepuluh pokok pemikiran terkait
dengan: pertama, kehidupan beragama secara benar yang dapat
diperoleh dengan (a) memiliki sikap selalu mencari pandangan

agama yang dipandang ‘kuat’; (b) meningkatkan kualtas diri dalam
beragama; (c) menikmati melakukan amal ibadah; (d) taqarrub
ila’l-lah. Kedua, peningkatan internalisasi nilai-nilai Islam. Ketiga,
peningkatan kualitas guru agama. Keempat, meningkatkan kualitas
lembaga keagamaan. Kelima, kehidupan berakhlak mulia.
Keenam, berkemampuan yang profesional. Ketujuh, bersikap
ilmiah yang kritis dan rasional. Kedelapan, meningkatkan kualitas
diri dengan teknologi informasi canggih. Kesembilan, memperkuat
fungsi keluarga sebagai lembaga penyiap warga masyarakat.
Kesepuluh, pembenahan pendidikan.

nya, Cabang dan Ranting menjadi basis kekuatan ’Aisyiyah secara
nasional. Kebijakan nasional dalam penguatan Cabang dan
Ranting, antara lain berbasis gerakan Keluarga Sakinah dan
gerakan masyarakat Qaryah Thayyibah.
Pengembangan basis Keluarga Sakinah dilakukan melalui
langkah strategis sebagai berikut: pertama, menjadikan anggotaanggota keluarga Muhammadiyah–’Aisyiyah sebagai pelaku
gerakan, baik dalam pembinaan keluarga sakinah maupun
pembinaan Qaryah Thayyibah dan gerakan ‘Aisyiyah secara
keseluruhan. Kedua, menjadikan keluarga-keluarga ‘Aisyiyah/

Muhammadiyah sebagai pemimpin/ koordinator Gerakan Qaryah
Thayyibah atau Gerakan Jama’ah dan dakwah Jama’ah
Muhammadiyah. Ketiga, pembinaan keluarga dalam masyarakat
berbasis keluarga sakinah, Qaryah Thayyibah, gerakan jama’ah,
dan dakwah jama’ah yang diintegrasikan secara sinergi dengan
gerakan Muhammadiyah di Cabang dan Ranting. Keempat,
pembinaan putra-putri keluarga Muhammadiyah/’Aisyiyah
sebagai kader dan pelaku gerakan di tingkat Cabang dan Ranting.
Pengembanagn gerakan masyarakat berbasis Qaryah
Thayyibah dalam penguatan Cabang dan Ranting dilakukan
melalui: pertama, menjadikan program pembinaan Qaryah
Thayyibah sebagai titik masuk sekaligus fungsi nyata dalam
penguatan Cabang dan Ranting agar benar-benar membumi
dalam menjawab tantangan masyarakat setempat. Kedua,
menentukan model-model pembinaan/kegiatan Qaryah
Thayyibah yang bersifat prioritas dan dapat menjadi titik perubahan
bagi kemajuan masyarakat. Ketiga, mengintegrasikan pembinaan
Qaryah Thayyibah dan Keluarga Sakinah serta dengan Gerakan
Jama’ah dan Dakwah Jama’ah yang dilaksanakan
Muhammadiyah sehingga terjadi sinergi dan menghindari

ketidakefisienan dalam gerakan. Keempat, mengembangkan
Qaryah Thayyibah sebagai wahana pembangunan masyarakat
di tengah kemajemukan sosial-budaya dengan model dakwah
kultural Muhammadiyah sehingga ajaran Islam mampu
mencerahkan masyarakat setempat.

w.

Muktamar jelang satu abad ’Aisyiyah (ke 46) telah usai. Gema
muktamar telah menorehkan dinamika Gerakan Perempuan
dalam sejarah peradaban Islam di Indonesia. Momentum
muktamar jelang satu abad ’Aisyiyah telah diwujudkan dalam
Rumusan Langkah Strategis ’Aisyiyah lima tahun ke depan yang
terdiri dari Peran ’Aisyiyah dalam Kehidupan Berbangsa;
Penguatan Cabang dan Ranting melalui Gerakan Keluarga
Sakinah dan Qaryah Tayibah; Pengembangan Kader ’Aisyiyah
dan Program Nasional ’Aisyiyah selama lima tahun pasca
muktamar.

B. Penguatan Cabang dan Ranting melalui gerakan

Keluarga Sakinah dan Qaryah Tayibah.
Tumbuh kembang Cabang dan Ranting ’Aisyiyah yang
terekam dari laporan Pimpinan Wilayah ’Aisyiyah dalam forum
muktamar cukup menggembirakan. Program, kegiatan, dan amal
usaha yang dirintis sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
maupun pemerintah; di samping masih ada beberapa Cabang
Ranting yang tidak terekam kegiatannya. Cabang dan Ranting
merupakan ujung tombak bagi maju mundurnya gerakan ’Aisyiyah
karena memiliki hubungan sangat dekat dengan kondisi kehidupan
sosial masyarakat, sehingga gerakannya dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat akar rumput. Dalam perkembangan54

26 SHAFAR - 11 RABIULAWAL 1432 H

C. Pengembangan Kader ’Aisyiyah;
Selama hampir satu abad, ‘Aisyiyah dapat berkembang
menjalankan kiprahnya untuk kepentingan umat dan bangsa
karena digerakkan oleh para pelakunya, yakni pimpinan dan kader
serta partisipasi kuat para anggotanya yang memiliki pemahaman
Islam berkemajuan, sehingga Islam menyatu dalam kehidupan

umat dan bangsa; juga ditopang dengan kuatnya pemahaman
ideologi Muhammadiyah yang melahirkan militansi dan solidaritas
gerakan yang tinggi. Eksistensi kader ‘Aisyiyah dalam masyarakat
diakui keberadaan dan peranannya sebagai penggerak dan local

CAKRAWALA

pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

Ideologi menuju tertanamnya nilai-nilai fundamental gerakan yang
menjiwai seluruh perilaku anggota, kader, dan Pimpinan ‘Aisyiyah;
2) Konsolidasi Kelembagaan yang diarahkan pada penguatan

dan peningkatan kapasitas organisasi, baik bersifat kelembagaan
dan budaya, organisasi yang maju, profesional, mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkomitmen
pada ideologi dan misi gerakan; 3) Konsolidasi Pimpinan dan
Kader, diarahkan pada meningkatnya kualitas Pimpinan dalam
mengelola dan mengarahkan gerak organisasi, serta
meningkatnya kualitas komitmen, wawasan, visi, dan kemampuan
operasional kader; 4) Program Kerjasama Organisasi menuju
optimalnya hubungan organisasi, baik internal maupun eksternal,
dalam menjalankan misi serta memajukan dan memperluas
jangkauan gerakan menuju pencapaian tujuan.
Program Bidang meliputi: 1) Program Bidang Tabligh
diarahkan pada pembangunan kualitas aqidah, akhlak, ibadah,
dan muammalah di kalangan umat berlandaskan nilai-nilai Qur’an
dan Sunnah; 2) Program Khusus Pembinaan Keluarga diarahkan
pada pembinaan dan pengembangan kualitas kehidupan keluarga
dalam seluruh aspek secara berkeadilan dan berkemakmuran;
3) Program Bidang Perkaderan diarahkan pada peningkatan
kuantitas dan kualitas kader yang memiliki integritas, kompetensi
keagamaan dan keilmuan, militansi, ghirah perjuangan, sikap,

dan tindakan yang berpegang pada nilai-nilai Islam berkemajuan;
4) Program Bidang pendidikan diarahkan pada peningkatan
kualitas keunggulan pendidikan ‘Aisyiyah sebagai strategi
pembentukan manusia yang utuh, berilmu, dan berkarakter; 5)
Program Bidang Kesehatan diarahkan pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang berbasis pelayanan kesehatan dan
komunitas berdasar spirit al-Ma’un;6) Program Bidang
Lingkungan Hidup diarahkan pada terbangunnya kesadaran dan
perilaku ramah lingkungan bagi anggota, kader, dan pimpinan di
seluruh tingkatan dan amal usaha; 7) Program Bidang
Kesejahteraan Sosial diarahkan pada peningkatan
pemberdayaan, pelayanan, dan penyantunan masyarakat dhuafa
yang berbasis gerakan al Ma’un; 8) Program Bidang Ekonomi
dan Ketenagakerjaan diarahkan pada pembangunan kesadaran
dan perilaku ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan warga, umat, dan masyarakat; 9) P r o g r a m
Bidang Pendidikan Politik diarahkan pada pembangunan
kesadaran dan perilaku warga Negara akan hak dan kewajibannya
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegera;10) Program
Bidang Pengkajian, Pengembangan, dan Penelitian diarahkan

pada upaya menghasilkan temuan-temuan dan informasi-informasi
pemikiran/keilmuan yang mendukung pengembangan
gerakan;11) Program Bidang Hukum diarahkan pada pembinaan
kesadaran dan perilaku hukum dan hak asasi manusia dalam
menciptakan keadilan, ketertiban, dan kebaikan hidup bersama
baik yang berbasis pada norma hukum maupun norma-norma
agama dan budaya bangsa; 12) Program Bidang Kebudayaan
diarahkan pada upaya membangun kesadaran dan perilaku yang
menjunjungtinggi nilai-nilai yang luhur dalam kehidupan
masyarakat.l
(Disarikan dari Keputusan Muktamar ’Aisyiyah)

De
mo
(

Vi
sit

htt

p:/
/w
w

w.

leader (pemimpin setempat) perempuan, yang mempunyai posisi
strategis dalam melakukan usaha-usaha untuk memajukan
kehidupan masyarakat dan secara khusus memajukan serta
mensejahterakan kaum perempuan. Dalam konteks inilah, posisi
dan peran kader dalam ‘Aisyiyah menjadi sangat penting dan
strategis, baik dalam mengimplementasikan misi dan prinsip
gerakan, maupun dalam memainkan peran keumatan dan
kebangsaan sesuai misi organisasi.
Keberadaan dan peran yang penting tersebut memerlukan
pembinaan, peningkatan, dan pengembangan lebih optimal.
Langkah strategis pengembangan kader diarahkan pada
pembentukan kompetensi kader yang mencakup kompetensi
keberagamaan; akademis dan intelektual; sosial kemanusiaan
dan kepeloporan; serta kompetensi keorganisasian dan

kepemimpinan. Transformasi dan pengembangan kader
’Aisyiyah beroriantasi pada “Penanaman nilai-nilai Islam yang
berwatak tajdid; Penanaman ideologi gerakan Muhammadiyah;
Transformasi pembudayaan nilai-nilai perjuangan
Muhammadiyah-’Aisyiyah; Berbasis pada kompetensi dan
potensi sebagai kekuatan aktual dalam mendukung gerakan
Aisyiyah; Berbasis pada kekuatan mentalitas yang menyangkut
karakter, kepribadian, dan pola tindakan yang positif berbasis
kepribadian Muhammadiyah untuk melahirkan dinamika dan sikap
proaktif dalam menjalankan peran gerakan; serta Penguatan
sinergi peran kader sebagai kader persyarikatan, kader umat,
dan kader bangsa dalam satu kesatuan peran dalam menjalankan
misi gerakan ‘Aisyiyah
Implementasi sistem perkaderan ’Aisyiyah dilakukan melalui
pilar perkaderan keluarga, kader perempuan ortom
Muhammadiyah; Amal Usaha Muhammadiyah-’Aisyiyah; dan
pilar kader pimpinan ’Aisyiyah. Perkaderan dilakukan melalui jalur
formal dalam bentuk perkaderan utama melalui Baitul Arqam
’Aisyiyah dan perkaderan fungsional melalui pelatihan-pelatihan
fungsional ’Aisyiyah; Jalur perkaderan informal dalam bentuk
pembinaan kader keluarga, keterlibatan dalam aktifitas organisasi
dan kader intilan; jalur perkaderan non-formal dalam bentuk
pembinaan insidentil, seperti kajian nilai-nilai dasar perjuangan
Muhammadiyah dan pembinaan odiopolitor; serta jalur perkaderan
khusus dalam bentuk pembinaan pesantren kader ’Aisyiyah.
D. Program Nasional ’Aisyiyah selama lima tahun pasca
Muktamar .
Program Nasional ’Aisyiyah hasil Muktamar dirumuskan
setelah mempertimbangkan, mengkaji dan menganalisis berbagai
permasalahan umat, kebangsaan, global dan isu-isu strategis;
kekuatan, tantangan, kelemahan maupun kekuatan ’Aisyiyah.
Program Nasional ’Aisyiyah diarahkan pada tercapainya usahausaha ‘Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan dakwah amar ma’ruf nahi munkar untuk
mencapai tujuan organisasi. Dalam merumuskan Program,
mengacu pada lima prinsip penyusunan program, yaitu prinsip
hikmah, kemanfaatan, kemajuan dan pemberdayaan, efisiensi
dan efektifitas, serta fleksibelitas.
Cakupan Program Nasional ’Aisyiyah meliputi: 1) Konsolidasi

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 96 | 1 - 15 FEBRUARI 2011

55