Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA BUDIDAYA

PETUNJUK TEKNIS
SARANA BUDIDAYA
PERCONTOHAN TUGAS PERBANTUAN (TP)

SAMBUTAN
Sub-sektor perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan penting
dalam menopang pembangunan perikanan nasional. Fenomena meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi
kesehatan menjadi tantangan besar bagi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
dalam mewujudkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat.
Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu
dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau
Asean Economic Community (AEC).
Perdagangan bebas AEC memberikan kebebasan terkait arus bisnis untuk
masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya. Mempertimbangkan hal tersebut,
sub sektor perikanan budidaya sebagai prime mover utama pada tahun 2016

diarahkan kepada pembangunan perikanan budidaya yang berdaulat, mandiri,
berdaya saing dan berkelanjutan, didorong untuk mampu bersaing pada tataran
perdagangan global, yaitu melalui peningkatan efesiensi, efektiitas, ramah
lingkungan, nilai tambah, jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety).
Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui
peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu
pengetahuan melalui pendekatan kawasan-kawasan minapolitan. Hal ini akan
berperan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional.
Percontohan di kawasan minapolitan dilaksanakan melalui teknologi yang
adaptif, aplikatif, efektif dan eisien dengan menerapkan total akuakultur sehingga
terwujud perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture).
Peran percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya ini menjadi
sangat penting khususnya dalam upaya memberikan tontonan, tuntunan dan
tauladan bagi masyarakat pembudidaya.
Petunjuk Pelaksanaan Percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan yang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota melalui dana Tugas
Pembantuan (TP) Tahun 2016 ini, diharapkan akan menjadi acuan bagi pemangku
kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan perontohan dimaksud..
Jakarta, 29 Februari 2016
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya


Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

1

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada
Allah SWT TuhanYang Maha Esa, karena tanpa karunia-Nya, Buku Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) Percontohan ini mustahil selesai tepat waktu.
Petunjuk Pelaksanaan ini disusun untuk menjadi pegangan setiap pelaku
percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya terutama Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Pokdakan sebagai pelaku utama
di lapangan. Buku ini memberitatanan, batasan dan arah yang jelas, mulai dari
identiikasi dan penetapan lahan, proses pembudidayaan (persiapan lahan,
operasional budidaya) sampai dengan proses monitoring, evaluasi dan pelaporan
dengan pelaksanaan tugasnya diatur secara berjenjang mulai dari pembina
pusat, Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota.
Petunjuk Pelaksanaan ini disusun tentu dengan melibatkan banyak pihak,

karena itu, ucapan terimakasih kami sampikan kepada seluruh pemangku
kepentingan yang telah menyumbangkan tidak hanya ide dan pemikirannya saja
tetapi juga waktu dan materi. Demikian halnya dengan Inspektur III dan Staf yang
telah mengawal secara intensif, khususnya yang berkaitan dengan akuntabilitas
kinerja dengan maksud agar proses pelaksanaan kegiatan percontohan berjalan
akuntabel. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Staf lingkup Ditjen
Perikanan Budidaya yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya
sejak persiapan hingga inalisasi Juklak ini.
Sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk menggali, menyusun, dan
memuatkan materi dalam Juklak ini, tidaklah mustahil kekurangan masih saja
terjadi. Oleh karena itu, dengan segala pengharapan dan keterbukaan kepada
semua khalayak diharapkan kritik dan masukannya karena kritik adalah bentuk
perhatian agar dapat menuju kesempurnaannya. Akhir kata, semoga Juklak
ini menjadi pedoman dan memberi harapan dalam khasanah pengembangan
perikanan budidaya kini dan masa mendatang.

Jakarta, 29 Februari 2016
Direktur Produksi dan Usaha Budidaya

Ir. Balok Budiyanto, MM.


2

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 29/PER-DJPB/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA
MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN / KOTA TAHUN 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
Menimbang

Mengingat


: a.

bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan
peningkatan
produksi
perikanan
budidaya,
perlu
dilaksanakan percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan melalui tugas pembantuan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016;

b.

bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk
Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas
Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/
Kota Tahun 2016;

: 1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

3

154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);

2.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

3.

Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

4.

Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015;


5.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M
Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari
dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan;

6.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/
MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1);

7.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/
PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);


8.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

9.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/
MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

4

: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN


Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN
DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016.
Pasal 1
Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 dipergunakan
sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok
Pembudidaya Ikan pelaksana dalam melaksanakan percontohan di Kawasan
Minapolitan secara efektif dan eisien.
Pasal 2
Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Februari 2016

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
ttd.
SLAMET SOEBJAKTO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

5

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 29/PER-DJPB/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA
MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2016,
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menetapkan 110 (seratus
sepuluh) kabupaten/kota kawasan Minapolitan perikanan budidaya sesuai
dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor:
111 A/KEP-DJPB/2015 tentang Penetapan 110 Lokasi Sentra Produksi
Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegerasi Tahun
2016. Pengembangan kawasan tersebut dapat dioptimalkan melalui dukungan
dari berbagai sektor khususnya yang terkait dengan infrastruktur, PLN,
permodalan, pasar, jaringan komunikasi dan telekomunikasi, transportasi dan
sarana prasarana pendukung lainnya.
Optimalisasi pengembangan perikanan budidaya di kawasan minapolitan
dilakukan melalui kebijakan strategis untuk menggerakkan seluruh potensi
perikanan mulai dari hulu sampai hilir melalui peningkatan produksi dan
nilai tambah (added value) produk, peningkatan jaminan mutu dan keamanan
pangan (food safety) dan (food security) untuk meningkatkan daya saing dan
diharapkan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam upaya mendorong ketersediaan bahan baku bagi industri nasional
maupun untuk kebutuhan ekspor, maka kondisi mata rantai yang berada di
hulu harus diperkuat melalui input teknologi budidaya anjuran (SNI dan CBIB)
sehingga akan mampu menjamin peningkatan produktivitas, daya saing dan
keberlanjutan usaha budidaya.
Penerapan CBIB Sejak tahun 2007 telah terbukti efektif, eisien,
berkelanjutan dan menguntungkan dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan percontohan tersebut. Fakta dari keberhasilan penerapan

6

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

teknologi tersebut adalah keberterimaan produk-produk perikanan budidaya
Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional.
Sebagai acuan pelaksanaan percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok
Pembudidaya Ikan (Pokdakan) pelaksana, perlu disusun Petunjuk Teknis
Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten/Kota untuk dapat dikembangkan baik di kawasan
Minapolitan maupun di sentra-sentra produksi lainnya secara berkelanjutan.
B. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui
Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016
dimaksudkan sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/
Kota untuk pelaksanaan kegiatan percontohan di kawasan minapolitan dan
sentra produksi Rumput laut.
Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah agar pelaksanaan
percontohan dapat dilaksanakan secara efektif, eisien dan berkelanjutan.
C. Sasaran
Sasaran Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas
Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016
adalah:
1. terlaksananya percontohan perikanan budidaya di 110 Kab/Kota
minapolitan tahun 2016 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/
Kota dan atau yang membidangi kelautan dan perikanan sebanyak 531
Paket;
2. terlaksananya Percontohan di 64 Kabupaten/Kota Kawasan sentra produksi
Rumput Laut sebanyak 992 Paket; dan
3. tersedianya acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/
Kota yang membidangi Kelautan dan Perikanan serta UPT sebagai
pendamping teknis dalam pelaksanaan percontohan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi:

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

7

1.
2.
3.
4.
5.

kelembagaan;
manajemen percontohan;
pelaksanaan;
pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan
pembiayaan dan hasil kegiatan;

E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan percontohan perikanan budidaya adalah :
1. terealisasinya percontohan di kawasan minapolitan dan sentra produksi
Rumput Laut secara efektif, eisien dan tepat waktu;
2. meningkatnya produksi, produktivitas serta pendapatan Pokdakan; dan
3. meningkatnya Pokdakan yang menerapkan teknologi anjuran.
F. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan:
1. Kawasan Minapolitan Budidaya adalah kawasan pengembangan perikanan
budidaya terintegerasi yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan
berdasarkan usulan Bupati Kabupaten/Kota.
2. Kluster adalah areal budidaya dengan luasan tertentu yang pengelolaannya
berbasis kelompok dan satu manajemen.
3. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
4. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang
membidangi kelautan dan perikanan.
5. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja daerah di Kabupaten/Kota
yamg membidangi kelautan dan perikanan.
6. Badan Koordinasi Penyuluh yag selanjutnya disebut Penyuluh (PPB) adalah
Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat provinsi.
7. Badan Pelaksana Penyuluhan yang selanjutnya disebut Bapeluh adalah
Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat kabupaten.
8. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan adalah
kumpulan pembudidaya ikan yang terorganisir, mempunyai pengurus dan
aturan-aturan dalam organisasi kelompok, yang mengembangkan usaha

8

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penumbuhan
wirausaha di bidang perikanan budidaya.
9. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
pembudidayaan ikan.
10. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali
dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta
pelaporan.
11. Mitra adalah pelaku usaha atau investor yang menjalin kerjasama dengan
pembudidaya dalam pengelolaan pengembangan kawasan Minapolitan
dengan prinsip saling menguntungkan.
12. Kelembagaan adalah organisasi pelaksana percontohan.
13. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali
dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta
pelaporan.
14. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau besar disertai pembinaan dan pengembangan dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

9

BAB II
KELEMBAGAAN
Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian,
pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan percontohan perikanan
budidaya, maka perlu dibentuk lembaga pelaksana yang meliputi Tim Pembina,
Tim Teknis, dan UPT sebagai pendamping teknis serta kelompok pelaksana
percontohan (Gambar 1).

Ditjen Perikanan
Budidaya
(Pembina Pusat)

Dinas KP Provinsi
dan Penyuluh/PPB
(Pembina Prov)

Dinas KP
Kabupaten/Kota
(Penanggung)
(Penanggung
Jawab Pelaksana)

-

UPT
PB
UPT Ditjen
Ditjen PB
(Pendamping)
(Pendamping)

Tim Teknis:
Dinas Kab/Kota
Penyuluh/PPB
UPT Kab/Kota

Pokdakkan

Mitra

Gambar 1. Struktur Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan
Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/
Kota tahun 2016.

10

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

2.1.

Pembina Pusat
Tim Pembina Pusat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang
meliputi :

2.2.

a.

merencanakan dan mengarahkan pelaksanaan percontohan;

b.

menyusun Petunjuk Teknis percontohan;

c.

menyusun Petunjuk Teknis percontohan; dan

d.

melakukan pembinaan,
percontohan.

monitoring,

dan

evaluasi

pelaksanaan

Pembina Tingkat Provinsi
Pembina Tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau
yang membidangi Perikanan Budidaya sebagai koordinator pelaksanaan di
tingkat provinsi dan Badan Koordinasi Penyuluh (Penyuluh/PPB) di tingkat
Provinsi, dengan tugas sebagai berikut:

2.3.

a.

melakukan pembinaan keberhasilan percontohan ditingkat provinsi;

b.

melakukan pembinaan teknis Penyuluhan dan penyebaranluasan
informasi teknologi;

c.

memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan percontohan;

d.

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan percontohan
perikanan budidaya di kawasan minapolitan baik Dinas Provinsi
maupun Penyuluh/PPB.

Pembina Tingkat Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi Perikanan Budidaya
bertanggung jawab terhadap keberhasilan percontohan perikanan budidaya
di kawasan minapolitan, yang berkoordinasi dengan Penyuluh/PPB,
mempunyai tugas:
a.

menunjuk penanggung jawab pelaksanaan percontohan tingkat Kab/
Kota;

b.

menetapkan lokasi dan Pokdakan percontohan berdasarkan usulan
hasil identiikasi Tim Teknis, dibuktikan dengan Berita Acara Penetapan
(Format 2c);

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

11

2.4.

c.

membuat dan menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya dan
ditembuskan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kepala UPT pendamping;

d.

melaksanakan
percontohan;

e.

membuat serah terima hasil percontohan kepada pokdakan yang
dibuktikan dengan berita acara;

f.

memfasilitasi kemitraan
keberlanjutan usaha;

g.

melaporkan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur
Produksi dan Usaha Budidaya baik laporan pendahuluan, laporan
kemajuan dan laporan akhir secara tertulis (Format 2, 3, dan 4).

temu

lapang

untuk

dengan

mengevaluasi

stakeholders

pelaksanaan

lainnnya

untuk

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya
Untuk mendukung tercapainya keberhasilan percontohan di Kawasan
Minapolitan dan sentra Budidaya Rumput Laut Unit Pelaksana Teknis (UPT)
mempunyai tugas:
a.

menunjuk pendamping teknis di masing-masing lokasi percontohan;

b.

melakukan identiikasi lokasi dan Pokdakan bersama tim teknis;

c.

menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI,
CPIB dan CBIB);

d.

melakukan pendampingan teknis dan manajemen pelaksanaan
percontohan di kawasan minapolitan dan sentra budidaya Rumput
Laut; dan

e.

melakukan monitoring dan evaluasi percontohan.

Pendampingan teknis UPT disetiap kawasan percontohan ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.
2.5.

Tim Teknis
Tim Teknis pelaksana Percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan terdiri dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan
budidaya, UPTD, dan Penyuluh yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang
meliputi:

12

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

a.

melakukan koordinasi dengan UPT Ditjen Perikanan Budidaya sebagai
pendamping untuk penetapan calon lokasi dan calon Pokdakan
pelaksana;

b.

melakukan identiikasi calon lokasi dan Pokdakan pelaksana (Format
2a);

c.

merekomendasikan lokasi percontohan dan Pokdakan pelaksana
berdasarkan hasil identiikasi (dibuktikan dengan berita acara sesuai
Format 2b);

d.

mensosialisasikan percontohan di kawasan minapolitan;

e.

menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI,
CPIB dan CBIB) bersama dengan UPT Ditjen PB;

f.

menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan bersama Pokdakan;

g.

menunjuk Manajer Teknis yang berkompeten dan bertanggungjawab
dalam operasional kegiatan percontohan;

h.

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (sesuai form
dalam Format 3);

i.

melaporkan perkembangan kegiatan setiap bulan kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang ditembuskan kepada Ditjen Perikanan Budidaya
Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya.
Ketua
Sekretari
s
Bendahara
Bendahar
a

Manajer Teknis

Seksi Sarana &
Prasarana

Seksi Produksi

Seksi
Pemasaran

Seksi Usaha &
Permodalan

Anggota

Anggota

Anggota
Anggota

Kelompok Lain
(2-5 kelompok)

Gambar 2 (Struktur Kelembagaan Kelompok)
Gambar
2. (Struktur Kelembagaan Kelompok)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

13

2.6.

Pokdakan
Pembentukan Pokdakan sebaiknya dilaksanakan secara musyawarah dan
mufakat disertai dengan komitmen masing-masing anggota untuk saling
bekerjasama dengan menerapkan prinsip usaha bersama dengan tugas dari
masing-masing pengurus adalah sebagai berikut:

2.7.

1.

Ketua bertugas mengawal kelompok mulai dari proses perencanaan,
pengkoordinasian, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kelompok.

2.

Sekretaris bertugas dalam pengadministrasian kegiatan kelompok,
inventarisasi sarana dan prasarana kelompok, dokumentasi kegiatan
kelompok.

3.

Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen
keuangan kelompok.

4.

Seksi Sarana dan Prasarana bertanggung jawab dalam penyediaan
dan perawatan sarana dan prasarana dalam kelompok.

5.

Seksi Produksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan
(rekaman) proses produksi dan didokumentasikan.

6.

Seksi Pemasaran bertanggung jawab dalam mencari info pasar dan
memasarkan hasil produksi.

7.

Seksi usaha/permodalan bertanggung jawab mencari sumber
permodalan dan menjalin hubungan dengan mitra untuk menjaga
keberlanjutan usaha.

Manajemen Kelompok
Manajemen kelompok merupakan sistem pengelolaan yang diterapkan dalam
melaksanakan usaha budidaya yang berkelanjutan mempunyai tugas:

14

1.

menerapkan manajemen usaha bersama secara kolektif;

2.

membuat rencana usaha bersama;

3.

mengatur pola tanam;

4.

meningkatkan kemampuan manajerial anggota kelompok;

5.

mencatat dan mendokumentasikan kegiatan kelompok;

6.

melaksanakan kegiatan social kemasyarakatan; dan

7.

mengelola limbah hasil buangan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

2.8.

Mitra
Mitra adalah stakeholder terkait yang akan mendukung keberlanjutan
usaha budidaya terutama dalam hal membantu penjaminan promosi dan
pemasaran produk. Selanjutnya, kelompok dapat membentuk koperasi
dan atau bermitra dengan stakeholder lainnya untuk penyediaan sarana
produksi dan permodalan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

15

BAB III
MANAJEMEN PERCONTOHAN

Manajemen percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan tahun
2016 dilakukan mulai dari tahap Penyusunan dan Penetapan Konsep Percontohan
sampai dengan Pelaporan Hasil Kegiatan serta dampak kegiatan percontohan
(Gambar 2).

Gambar 3.

Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di
Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP
Kabupaten/Kota tahun 2016.

3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan
3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi
Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota
yang berkoordinasi dengan UPT sebagai pendamping teknis pelaksana
percontohan dan dilaksanakan selambat-lambatnya bulan Maret
16

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

2016. Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan
percontohan yang telah dilakukan identiikasi dan veriikasi, serta
menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara.
3.1.2. Identiikasi Lokasi dan Pokdakan
Lokasi percontohan ditetapkan di kawasan minapolitan dan atau sentra
budidaya Rumput Laut. Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin
keselarasan dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan
sosial di lingkungan sekitarnya. Lokasi pelaksanaan percontohan di
kawasan minapolitan dan sentra budidaya rumput laut tahun 2016 agar
diprioritaskan di lokasi yang tidak mendapatkan TP Kabupaten/ Kota
tahun 2015.
Lokasi pengembangan percontohan dilakukan di lahan milik Pokdakan,
yang telah memenuhi kriteria, antara lain :
a. Aspek Teknis
1)
2)
3)
4)
5)

lokasi sesuai Standar kelayakan budidaya (Tawar, Ikan Hias,
Payau, Laut);
berada dalam kawasan pengembangan perikanan budidaya;
tidak dalam areal banjir dan cemaran;
daya dukung lingkungan memadai; dan
kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan
dikembangkan (teknologi anjuran).

b. Aspek Non Teknis
1)
2)
3)
4)
5)

terdapat Kelembagaan kelompok;
sosial budaya dan atau kearifan local;
kemudahan akses (transportasi, komunikasi, sumber benih dan
pasar;
kondisi sarana dan prasarana penunjang; dan
komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah.

c. Aspek Legalitas
Kawasan pengembangan percontohan lokasinya sesuai dengan tata
ruang daerah dan tidak terdapat konlik kepentingan baik dengan
kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya terkait pemanfaatan
ruang/lahan dan status kepemilikan lahannya jelas serta sesuai dengan
peruntukan pengembangan perikanan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

17

3.1.3. Persyaratan Kelompok
Identiikasi calon Pokdakan dilaksanakan oleh Tim Teknis pelaksanaan
percontohan di kawasan minapolitan bersama UPT sebagai pendamping
teknis. Hasil identiikasi lokasi dan Pokdakan dibuktikan dengan berita
acara (Format 2c).
Kelompok Pembudidaya adalah pelaksana percontohan perikanan budidaya
di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut yang diusulkan
oleh Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dan
bersedia untuk menandatangi surat pernyataan (Format 2d) berupa:
a.

kelompok berbadan hukum;

b.

penyiapan lahan percontohan budidaya secara berkelanjutan;

c.

sanggup mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan
minapolitan;

d.

sanggup melaksanakan
(tanggung renteng); dan

e.

menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian
penyakit.

manajemen

kelompok

secara

kolektif

3.1.4. Penetapan Lokasi dan Pokdakan
Lokasi dan Pokdakan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota
berdasarkan usulan Tim Teknis, melalui SK Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten/Kota.
3.2. Pelaksanaan Percontohan
3.2.1. Persiapan
a.

Persiapan Lahan dan Wadah Budidaya
Persiapan lahan dan wadah budidaya dipersiapkan sesuai dengan
kebutuhan persyaratan teknis budidaya.

b.

Penyediaan Sarana dan Prasarana
Penyediaan Sarana dan prasarana dilaksanakan berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015. Agar jadwal pengadaan oleh

18

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

Satker Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota disesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan percontohan.
c.

Pemilihan Komoditas
Persiapan disesuaikan dengan teknis budidaya komoditas yang akan
dikembangkan. Komoditas utama yang akan dikembangkan adalah
komoditas Industrialisasi Perikanan Budidaya dan komoditas utama
lainnya di kawasan percontohan dengan kriteria :

d.

1)

potensial secara ekonomi sehingga
kesejahteraan masyarakat/Pokdakan;

dapat

meningkatkan

2)

mudah dipasarkan;

3)

meningkatkan penyerapan tenaga kerja/segmentasi usaha;

4)

dengan sentuhan minimal dapat menghasilkan output maksimal;

5)

dapat dipanen dalam skala masal;

6)

mendukung ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.

Penerapan Teknologi
Teknologi budidaya yang diterapkan dalam percontohan perikanan
budidaya merupakan teknologi inovatif dan aplikatif yang mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Petunjuk Teknis (Juknis)
Budidaya sesuai komoditas yang dibudidayakan. Benih yang
digunakan harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Pembenihan Ikan
yang Baik (CPIB), sedangkan dalam proses pemeliharaan sampai
dengan panen harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Budidaya Ikan
yang Baik (CBIB).

3.2.2. Pembinaan Teknis
Pembinaan Teknis dilakukan oleh Pusat, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/
Kota, Tim Teknis, dan UPT, yang dilakukan secara bertahap sejak
persiapan, pelaksanaan budidaya hingga pelaksanaan panen.
3.2.3. Temu Lapang
Temu lapang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota di lokasi
percontohan dengan melibatkan UPT, Tim teknis, Mitra, dan Pokdakan
lainnya, yang bertujuan untuk:
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

19

a.

mengevaluasi dan mensosialisasikan keberhasilan percontohan baik
dari segi teknis, manajemen kelompok maupun efektiitas percontohan;

b.

menyebarluaskan informasi teknologi yang telah diterapkan kepada
Pokdakan sekitar di luar kawasan minapolitan;

c.

menginventarisasi kendala, tantangan dan permasalahan serta solusi
pemecahannya.

3.3. Pola Pengelolaan Percontohan
Pola pengelolaan percontohan kawasan minapolitan dilakukan berdasarkan
pendekatan yang berbasis manajemen kelompok secara kolektif, melibatkan
partisipasi masyarakat secara aktif dan menggunakan komoditas dan
teknologi yang dianjurkan.
3.3.1. Berbasis pada manajemen kelompok secara kolektif
Manajemen kelompok kolektif di arahkan dalam upaya membangun
kesepahaman antar anggota bahwa pengelolaan budidaya harus dibangun
dalam kerangka mempertimbangkan keberhasilan bersama. Disisi lain,
usaha budidaya ikan secara ekonomi membutuhkan investasi yang cukup
besar, oleh karen itu melalui pengembangan kawasan berbasis manajemen
kelompok, maka diharapkan akan mampu menopang kemampuan modal
bagi kelompok untuk mempercepat pengembangan kapasitas usahanya
sehingga secara ekonomis usaha budidaya menjadi visible.
Kelompok kolektif menentukan batas klaster kelompok dengan calon klaster
lain seperti saluran/sungai, jalan, sawah dalam rangka pengendalian hama
penyakit ikan dan lingkungan budidaya. Disamping itu secara administrasi
memiliki seorang ketua/administrator yang jujur dalam memegang amanah
inansial; harus memiliki seorang manajer teknis yang menguasai SOP dan
paham akan CBIB; serta masing-masing kelompok memiliki pengumpul/
pencatat data. Seorang Manajer Teknis dapat membina 2 – 5 kelompok
kolektif dimana setiap kelompok beranggotakan 10-25 orang.
Kelompok kolektif mengoperasikan seluruh petak kolam/tambak dengan
iuran yang identik namun mengerjakan pemeliharaan di petak masingmasing. Kegagalan usaha di satu petak akan ditutupi oleh keuntungan dari
petak-petak yang lain, karena biaya operasional seluruh kolam/tambak
adalah tanggung jawab bersama, demikian juga resiko ditanggung
bersama (tanggung renteng).
20

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

3.3.2. Melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah mewujudkan masyarakat
yang sejahtera dan berkeadilan, dimana masyarakat tidak lagi dijadikan
objek pembangunan semata, namun sudah seharusnya menjadi subjek
(pemeran utama) pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan percontohan perikanan budidaya ini diharapkan akan
menjadi media pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi peran aktif
masyarakat,sehingga masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya
perikanan melalui pengelolaan secara arif, bijaksana dan berkelanjutan.
3.3.3. Penguatan Kelembagaan Pokdakan
Agar pengembangan usaha budidaya ikan melalui wadah kelompok dapat
berkesinambungan, maka diharapkan dapat dibangun kerjasama dengan
pihak lain yang terkait. Melalui sistem kerjasama yang dibangun ini, akan
menguntungkan semua pihak.
Penguatan kelembagaan kelompok dapat dilakukan melalui:
a.
b.
c.
d.

partisipasi aktif pengurus dan anggota dalam penguatan modal usaha;
pembentukan badan hukum kelompok;
pelatihan ketrampilan dan kompetensi anggota kelompok;
peningkatan ketrampilan manajerial dan kewirausahaan kelompok;
dan
e. menumbuhkan pola kemitraan dengan stakeholder terkait lainnya
yang saling menguntungkan.
3.3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016 dilakukan
melalui tahapan sebagaimana tabel 1.
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016
No

Detail Kegiatan

Penanggung
Jawab

1

2

3

4

5

Bulan Ke6 7 8

9

10

11

12

I

PERSIAPAN
Penyusunan
Tim Pusat,
Juknis dan Juknis,
A
Pembentukan Tim Dinas KP Kab/
Kota
Teknis
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

21

B

Identiikasi calon
lokasi dan calon
Pokdakan

C Sosialisasi
Penetapan Lokasi
dan Pokdakan
E Penentuan SOP
II PELAKSANAAN

D

A Persiapan lahan
Penebaran
Pemeliharaan
B

Pembinaan

C Temu Lapang
E

Panen

Tim Teknis
Dinas KP Kab/
Kota & UPT
Dinas KP Kab/
Kota
Tim Teknis
Tim Teknis dan
Pokdakan
Dinas KP Kab/
Kota,Tim
Teknis, UPT
dan Pokdakan
Tim Teknis dan
Pokdakan
Tim Teknis
Dinas KP Kab/
Kota
Dinas KP Kab/
Kota,Tim Teknis,
Pokdakan, dan
Pembina

MONITORING,
III EVALUASI DAN
PELAPORAN
A Monitoring
B

Evaluasi

Tim Teknis dan
Pembina
Dinas KP
Kab/Kota dan
Pembina

C Laporan Bulanan

Tim Teknis

D

Laporan
Pendahuluan

Dinas KP Kab/
Kota

E

Laporan
Kemajuan

F

Laporan Akhir

Dinas KP Kab/
Kota
Dinas KP Kab/
Kota

22

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

BAB IV
PELAKSANAAN

4.1.

Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi percontohan harus menggacu pada Petunjuk Teknis
ini, baik teknis, non teknis maupun legalitas. Tata cara penetapan dilakukan
melalui wawancara langsung, peninjauan lokasi dan wadah budidaya serta
pemerikasaan dokumen oleh tim teknis kepada pokdakan dengan mengacu
pada checklist yang telah dimuat dalam Petunjuk Teknis.

4.2.

Pelaksanaan Percontohan
Pelaksanaan percontohan dilakukan berdasarkan rencana kerja teknis
yang disusun oleh tim teknis bersama pokdakan pelaksana percontohan
kawasan budidaya tahun 2016 dan mengacu pada standar operasional
prosedur (SOP) yang telah disiapkan oleh UPT sebagai pendamping teknis.
Komoditas yang akan dikembangkan bukan termasuk komoditas asing
Invasif yaitu komoditas yang dapat menyebabkan dominannya jenis tersebut
dan akan mengurangi biodeversitas spesies lokal, jenis dan paket komoditas
percontohan tersebut adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Polikultur (udang, bandeng, Gracilaria).
Kerapu.
Rumput Lat E. Cottonii.
Bandeng (semi intensif).
Udang vaname.
Gurame.
Udang galah (UGADI).
Lele.
Patin.
Nila.
Mas.
Ikan hias.

Teknologi Percontohan merupakan teknologi hasil perekayasaan yang
inovatif, aplikatif dan ramah lingkungan. Teknologi harus diterapkan oleh
Pokdakan pelaksana percontohan yang berpedoman pada SOP yang telah
dibuat oleh tim teknis, mengacu pada SNI dan menerapkan prinsip-prinsip
CBIB.
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

23

Setiap anggota kelompok harus berperan serta dan terlibat secara
langsung dalam setiap tahapan teknis operasional budidaya dibawah
bimbingan teknisi.
4.2.1. Paket Percontohan
Paket percontohan diprioritaskan pada kawasan minapolitan perikanan
budidaya meliputi budidaya air tawar, air payau dan laut serta ikan hias
yang disesuaikan dengan potensi kawasan minapolitan, contoh standar
paket terlampir.
4.2.2. Pembinaan teknis
Pembinaan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan menerapkan
teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan usaha
bersama Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan.
Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan
permohonan untuk dilakukan penilaian sertiikasi CBIB untuk pengakuan
bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.
Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik
langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan kelompok, hal
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota
kelompok.
4.2.3. Temu lapang Percontohan
Temu lapang dilakukan pada akhir tahapan percontohan dilaksanakan
oleh Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan dengan
melibatkan narasumber melalui penyajian materi dan diskusi, diharapkan
setiap peserta dapat memberikan pengalaman, saran dan masukan untuk
keberlanjutan usaha budidaya di masa mendatang.
Temu lapang juga dapat sebagai media penyebaran informasi dan
memotivasi pokdakan untuk mengembagkan usaha budidaya perikanan di
kawasan lainnya.

24

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

4.2.4. Contoh Standar Paket Percontohan Budidaya Ikan
A. Budidaya Air Tawar
1. Paket budidaya gurame di kolam (350 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Benih
Pakan
Persiapan kolam
Alat perikanan

: 7.000 ekor (uk. 7-15 gr/ekor)
: 2.933 kilogram
: 1 paket
: 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan
3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 1.995 kg, sehingga dalam
1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 5,985 ton.
2. Paket budidaya ikan dengan padi (MINAPADI) dengan luasan 1.000 m2
dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :
Benih padi
Benih nila
Pakan
Pupuk
Alat perikanan
Pembuatan caren

: 5 kilogram
: 3.300 ekor
: 528 kilogram
: 15 kilogram
: 1 paket
: 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 3 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan nila 440 kg
dan padi 700 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar nila
1,76 ton dan 2,8 ton padi.
3. Paket budidaya udang galah bersama padi (UGADI) dengan luasan
1.000 m2 dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari:
Benih padi
Tokolan udang
Pakan
Pupuk

: 5 kilogram
: 10.000 ekor
: 240 kilogram
: 15 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi udang 3 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 166 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 664 kilogram.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

25

4. Paket budidaya lele di kolam terpal (10 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Benih
Pakan
Kolam terpal
Alat perikanan
Persiapan kolam

: 20.000 ekor (8-12 cm/ekor)
: 2.000 kilogram
: 10 unit
: 1 paket
: 10 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 6 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.000 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 1,2 ton.
5. Paket budidaya lele intensif dengan penerapan teknologi biolok (10 M2/
unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :
Pembuatan kolam (bundar/persegi)
Saluran dan kolam tamping
Pompa bensin 3’
Pompa sumersable
Selang plastik
Serok
Bak
Ember
Benih
Pakan
Probiotik
Molase
Tepung terigu/kanji
Premix
Desinfektan

: 10 unit
: 1 paket
: 1 unit
: 12 unit
: 1 paket
: 5 buah
: 5 buah
: 5 buah
: 75.000 ek (7-8 cm/ekor)
: 6000 kg.
: 20 liter
: 500 liter
: 1000 kg
: 1 kg
: 5 botol

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2,5 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan ukuran
konsumsi 6800 kg oversize 100 kg undersize 300 kg, sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh hasil sekitar ukuran konsumsi 27,2 ton oversize
400 kg undersize 1200 kg.
6. Paket budidaya patin di kolam dalam (10.000 m2/unit) dalam bentuk
sarana produksi yang terdiri dari :
Kolam
Pompa
Kincir
26

: 10.000 m2
: 1 unit
: 4 unit

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

Genset
Peralatan dan sarana
Persiapan kolam
Peralatan
Benih
Pakan
Kapur pertanian
Saponin
Probiotik
Biaya panen

: 1 unit
: 1 unit
: 1 paket
: 1 paket
: 300.000 ekor (3 inchi)
: 229.500 kilogram
: 4.000 kilogram
: 50 kilogram
: 100 liter
: 2 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 172.260 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 344,52 ton.
7. Paket budidaya patin di kolam (100 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Kolam
Persiapan lahan
Peralatan
Benih
Pakan

: 4 unit
: 10 paket
: 1 paket
: 4.000 ekor (7-9 cm/ekor)
: 2.808 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.160 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4,32 ton.
8. Paket budidaya nila di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri
dari :
Persiapan lahan
Benih
Pakan

: 1 paket
: 3.400 ekor (5-8 cm/ekor)
: 1.000 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 900 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton.
9. Paket budidaya nila di KJA dalam bentuk sarana produksi yang terdiri
dari :
Karamba
Perahu
Bahan bakar

: 1 unit (7 x 7 x 4 m)
: 1 unit
: 1 paket

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

27

Benih

: 29.400 ekor (uk.10-12 gram/ekor,
padat tebar 150 ekor/m2)
Pakan
: 8.600 kilogram
Vitamin, obat-obatan : 1 paket
Alat Perikanan
: 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 6.615 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 19,8 ton.
10. Paket budidaya mas di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri
dari :
Persiapan lahan
Benih
Pakan

: 1 paket
: 4.000 ekor (5-8 cm ekor)
: 950 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 800 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.
B. BUDIDAYA AIR PAYAU/LAUT
1. Paket polikultur udang, bandeng, rumput laut dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Nener
Benur
Rumput laut
Pupuk
Persiapan lahan

: 5.000 ekor (uk. 4-7 cm)
: 10.000 ekor (PL 30)
: 1.000 kilogram
: 1 paket
: 1 paket

Dengan asumsi masing-masing untuk bandeng 2 siklus per tahun, udang 2
siklus per tahun, dan rumput laut 4 siklus per tahun. Sedangkan produksi
per siklus masing-masing untuk udang diproyeksikan 160 kg (size 50),
bandeng 1000 kg (size 5) dan rumput laut 4000 kilogram basah, sehingga
dalam 1 tahun akan diperoleh hasil masing-masing produksi udang sekitar
320 kg, bandeng 2000 kg dan rumput laut basah 12.000 kg.
2. Paket budidaya kerapu di KJA sebanyak 2 unit (1 unit = 8 lubang) dalam
bentuk sarana produksi yang terdiri dari:
Pengadaan sarana KJA
Peralatan
Benih kerapu cantang
28

: 2 paket
: 2 paket
: 5.200 ekor (uk. 9-10 cm)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

Pakan rucah

: 11.700 kg (FCR = 5)

Dengan asumsi 1 siklus produksi 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan
2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.340 kg (size 2), sehingga
dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4.680 kg
3. Paket budidaya rumput laut metode long line/ bingkai (25 x 100 m)
atau dengan metode Rakit Apung dan atau lepas dasar dan atau metode
lainnya sesuai dengan teknologi anjuran disesuaikan dengan kondisi
daerah lokasi percontohan dalam bentuk sarana produksi sesuai dengan
jenis metoda yang dilaksanakan yang terdiri dari :
Peralatan pendukung
Perahu
Bibit rumput laut
Tali PE
Tali PE
Tali PE
Tali PE
Tali PE
Tali PE
Jangkar beton
Pelampung utama
Pelampungjalur
Peralatan
Persiapan lahan
Tenaga kerja

: 1 paket
: 1 unit
: 1 ton
: 36 kg (diameter 12 mm)
: 100 kg (diameter 10 mm)
: 40 kg (diameter 4 mm)
: 4 gulung (diameter 1,5 mm)
: 36 kg (diameter 12 mrn)
: 8 pak (diameter 1mm)
: 4 buah (@50 kg)
: 16 buah (volume 25 liter)
: 500 buah (volume 600 mililiter)
: 1 paket
: 1 paket
: 1 orang

Dengan asumsi waktu produksi sebanyak 6 siklus per tahun, maka
produksi 1 siklus diproyeksikan minimal 6.000 kg rumput laut basah,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 36.000 kg rumput
laut basah.
4. Paket budidaya bandeng semi intensif di tambak (1 hektar) dalam bentuk
sarana produksi yang terdiri dari :
Glondongan
Pakan
Pupuk
Peralatan
Persiapan lahan

: 50.000 ekor (30-40 gram/ ekor)
: 9.600 kg
: 1 paket
: 1 paket (termasuk kincir)
: 1 paket

Dengan asumsi waktu produksi dalam 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka
produksi 1 siklus diproyeksikan 8.000 kg (size 4), sehingga dalam 1 tahun
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

29

akan diperoleh hasil minimal 16.000 kg bandeng.
5. Paket budidaya udang vaname intensif plastik mulsa (1 hektar) dalam
bentuk sarana produksi yang terdiri dari :
Kincir
Peralatan kualitas air
Genset
Persiapan lahan
Plastik mulsa
Obat-obatan
Benih
Pakan

: 16 unit
: 1 paket
: 2 unit (15 PK)
: 1 paket
: 1 paket
: 1 paket
: 1.000.000 ekor (PL 12)
: 22.500 kg (FCR = 1.5)

Dengan asumsi waktu. produksi 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka
produksi 1 siklus diproyeksikan 15.000 kg (size 50), sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh hasil minimal 30.000 kg udang vaname.
C. BUDIDAYA MAN HIAS
1. Paket budidaya ikan koi di kolam (12 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Bak tandon
Pompa air
Blower
Instalasi air dan aerasi
Instalasi listrik
Waring
Alat kualitas air
Peralatan lapangan
Benih
Pakan
Obat-obatan

: 2 unit
: 1 unit
: 1 unit
: 1 paket
: 1 paket
: 2 unit
: 1 paket
: 1 paket
: 3.600 ekor (ukuran 5 cm)
: 1.971 kg
: 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan
5 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.880 ekor (SR 80%),
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 14.440 ekor ikan
koi (ukuran 15 cm).
Catatan: Semua paket demfarm-demfarm (budidaya air tawar, payau/laut,
ikan hias) dapat disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di
lokasi demfarm masing-masing.
30

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

BAB V
PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

5.1.

Pembinaan
Pembinaan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari pusat, propinsi
dan Kab/Kota Pembinaan Pusat dilaksanakan melalui penyusunan
Pedoman, Fasilitasi bantuan, Pendampingan dan Bimbingan teknis,
sedangkan pendampingan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan
menerapkan teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan
usaha bersama Dinas KP Prov/Kab/Kota atau yang membidangi perikanan.
Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan
permohonan untuk dilakukan penilaian sertiikasi CBIB untuk pengakuan
bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.
Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik
langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan tingkat Nasional,
Provinsi/Kabupaten/Kota serta pertemuan kelompok, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota kelompok.

5.2.

Monitoring
Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan percontohan mulai
dari persiapan sampai dengan panen. Kegiatan monitoring dapat dilakukan
secara langsung melalui pemantauan dilapangan maupun tidak langsung
melalui komunikasi dengan media elektronik. Adapun materi monitoring
mencakup aspek teknis yang meliputi perkembangan proses budidaya dan
hasil produksi budidaya dan aspek non teknis yang meliputi efektiitas
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan serta kendala pelaksanaan.

5.3.

Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menganalisa relevansi, efektiitas dan
dampak dari hasil pelaksanaan dengan membandingkan terhadap tujuan,
sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana
permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk
menentukan alternatif solusi dan rencana tindak lanjut.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan periakanan budidaya di
kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut tersebut mencakup:
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

31

5.4.

a.

penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan;

b.

produksi dan produktiitas budidaya ikan di lokasi percontohan;

c.

dampak pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan teknologi dan
pendapatan pokdakan serta keberlanjutan sistem usaha budidaya di
tingkat pokdakan;

d.

penguatan kelembagaan, kemandirian pokdakan dan kerjasama
kemitraan; dan

e.

persepsi masyarakat untuk mengembangkan/menyebarluaskan
penerapan teknologi anjuran pada kawasan sekitarnya.

Pelaporan
Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan
percontohan kawasan Minapolitan, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut.
Pelaporan disampaikan secara langsung dan berkala oleh Dinas Kabupaten/
Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi
dan Usaha Budidaya ditembuskan kepada Dinas Provinsi.
Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, laporan
pendahuluan, laporan kemajuan, dan laporan akhir. Laporan bulanan
dibuat oleh Tim teknis dan disampaikan melalui email subdit.atpl.produs.
bddy@gmail.com
Sedangkan laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir
disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota dan disampaikan ke Dirjen Perikanan
budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui via pos, faks
021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com. Alur
pelaporan sebagaimana Gambar 2.

32

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

Ditjen Perikanan
Budidaya
(Pembina Pusat)

Dinas Provinsi
(Pembina Prov)
Dinas Kabupaten/Kota
(Penanggung Jawab
Pelaksana)
UPT Ditjen PB
(Pendamping)

-

Tim Teknis:
Dinas Kab/Kota
Penyuluh/PPB
UPT Kab/Kota

Pokdakkan

Gambar 3.

Keterangan:
: Menyampaikan Laporan
: Tembusan

Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan
Budidaya melalui Dana TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

5.4.1. Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan
sampai dengan bulan bersangkutan secara rutin selambat-lambatnya
tanggal 5 bulan berikutnya ke Direktorat Jenderal oleh tim teknis diketahui
Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dengan Tembusan ke Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui
via pos, faks 021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.
com. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada Format 1.

faks 021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

33

5.4.2. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan menyajikan pembentukan tim teknis,
identiikasi calon lokasi dan calon kelompok, sosialisasi, penetapan
lokasi dan kelompok, rencana kerja SOP serta jadwal pelaksanaan
kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
persiapan proses produksi. Format laporan pendahuluan sebagaimana
pada Format 2.
5.4.3. Laporan Kemajuan
Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan sejak
persiapan lahan, penebaran, pemeliharaan, pembinaan, temu lapang
dan panen. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan
dalam bentuk hard copy (via pos) maupun