Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Kepandaian Putri di Salatiga Tahun 1953-1962 T1 152009006 BAB V

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dengan adanya Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang
no. 4 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran, maka
terbukalah kesempatan bagi wanita untuk masuk ke dalam “fair
competition” dengan kaum pria dalam bidang pendidikan. Oleh
karena itu pemerintah mulai memikirkan dan merencanakan
pendidikan bagi wanita, baik untuk melengkapi pengetahuan
maupun untuk suatu latihan yang bermanfaat bagi hidupnya dalam
masyarakat nanti. Usaha pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah, yaitu menyelenggarakan pendidikan kejuruan dan
keahlian. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah bagi
wanita ini ialah Sekolah Kepandaian Putri (SKP).
2. Sekolah Kepandaian Putri (SKP) merupakan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) yang bersifat kejuruan. Terdapat 2 kejuruan di
Sekolah Kepandaian Putri (SKP) Salatiga, yaitu kejuruan A
(memasak) dan kejuruan B (menjahit). Tujuan diselenggarakannya

Sekolah Kepandaian Putri (SKP) ini adalah untuk keterampilan
atau sebagai bekal jika nanti hidup dalam rumah tangga dan tidak
harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
45

3. Tidak ada tes khusus pada saat penerimaan siswa baru di Sekolah
Kepandaian Putri, hanya menggunakan tanda lulus Sekolah
Rakyat. Para siswa dibebani biaya pendidikan, yaitu uang sekolah
selama satu tahun Rp 2,00,00 dan uang alat Rp 1,00,00. Biaya
pendidikan ini mengalami peningkatan setiap tahunnya.
4. Sekolah Kepandaian Putri (SKP) di Salatiga ini hanya sampai pada
tahun 1962, karena adanya program dari pemerintah yang merasa
bahwa Sekolah Kepandaian Putri (SKP) sudah tidak sesuai lagi
dengan tuntutan masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan
kewanitaan dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP)
lah yang dapat memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut
B. Saran
Sekolah Kepandaian Putri (SKP) merupakan awal berdirinya salah satu
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Salatiga. Oleh karena itu, penulis
memberikan saran agar dapat dijadikan pertimbangan.

1. Bagi Sekolah
Rawat dan jaga sebagian bangunan kuno yang ada di kompleks
sekolah. Walaupun bangunan itu kuno tetapi masih terdapat unsur
sejarahnya, yaitu sebagai icon atau cikal bakal berdirinya Sekolah
Menengah Pertama Negeri 9 Salatiga, yang sampai sekarang masih
dapat digunakan. Oleh karena itu, alangkah baiknya untuk tetap
menjaga dan merawatnya. Jangan hanya dibiarkan dan terkesan kurang
terawat.
46