SR 2012 PTFI forWebsite

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

2

Dalam laporan ini, para pembaca akan mendapatkan informasi tentang komitmen, posisi, hasil dan rencana
penanganan topik yang material dari operasi Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Freeport
Indonesia mengundang pembaca untuk memberikan masukan, saran, kriik dan diskusi melalui berbagai saluran
komunikasi tentang kontribusi perusahaan kepada pembangunan berkelanjutan. Sebagaimana disadari bersama
bahwa melakukan konservasi planet, menegakkan nilai-nilai universal Hak Asasi Manusia, dan pemberdayaan potensi
sumberdaya manusia, merupakan hal terpening bagi keberlanjutan kehidupan.

Freeport indonesia di masa depan
amatlah tergantung pada kemajuan
sumberdaya manusia Papua. Sejak awal
kami berkomitmen penuh untuk memajukan
saudara-saudara kami dari Papua, yang menjadi
pemangku kepentingan utama kami.


Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

3

Visi:

Pada tahun 2013,

Menjadi perusahaan tambang kelas
dunia yang menciptakan nilai-nilai
unggul dan menjadi kebanggaan
bagi seluruh pemangku kepeningan
termasuk karyawan, masyarakat,
dan bangsa.


Freeport Indonesia

Misi:
Berkomitmen untuk secara kreaif
mentransformasikan sumber daya
alam menjadi kesejahteraan dan
pembangunan yang berkelanjutan
melalui prakik-prakik pertambangan
terbaik dengan memprioritaskan
kesejahteraan dan ketentraman
karyawan dan masyarakat,
pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM), tanggung jawab sosial dan
lingkungan hidup, serta keselamatan
dan kesehatan kerja.

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia

2012

4

semakin masuk ke dalam
proses integrasi sehingga
menunjukkan kinerja
kontribusi ekonomi,
sosial dan lingkungan
bagi masa depan kehidupan
yang lebih baik

PESAN PRESIDEN DIREKTUR
Para pemangku kepeningan yang terhormat.
Kami berharap bahwa di masa depan dapat menjadi
sebuah ikon tentang bagaimana good and best
mining pracices diselenggarakan secara opimal
di wilayah terpencil. Di sebuah wilayah yang
sarat dengan tantangan sosial, budaya, poliik,
ekonomi, dan lingkungan, kami tetap bekerja keras

mewujudkan seluruh prakik baik.

Tahun 2012 adalah tahun pening buat PT Freeport
Indonesia. Di tahun tersebut, Freeport Indonesia
telah menyelesaikan proses adaptasi nilai dan
kebijakan mengenai yang termaktub dalam 10
Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Internaional
Council Mining and Metals (ICMM). Dan pada tahun
2013, Freeport Indonesia semakin masuk ke dalam
proses integrasi sehingga menunjukkan kinerja
kontribusi ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masa
depan kehidupan yang lebih baik.
Laporan keberlanjutan tahun ini adalah sangat
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun
ini, Freeport Indonesia memutuskan untuk mulai
menggunakan standar pelaporan GRI G-4, walaupun
hasilnya masih jauh dari sempurna. Pilihan ini
didasarkan pada upaya kami untuk lebih fokus
menunjukkan proses adaptasi komitmen, kebijakan
dan prakik keberlanjutan tentang akuntabilitas dan

kontribusi kepada pembangunan dan masa depan
Papua, khususnya di Kabupaten Mimika, di mana
kami beroperasi.
Geliat dan dinamika pertumbuhan serta
perkembangan Kabupaten Mimika pasilah idak
bisa dilepaskan dengan kehadiran dan operasi
Freeport Indonesia. Untuk itu, proses integrasi
tahun ini idak hanya berkenaan dengan proses
internal perusahaan, tapi juga dengan geliat
pembangunan di tanah Papua.
Freeport Indonesia di masa depan amatlah
tergantung pada kemajuan sumberdaya manusia
Papua. Sejak awal kami berkomitmen penuh untuk
memajukan saudara-saudara kami dari Papua, yang
menjadi pemangku kepeningan utama kami.
Di masa depan, kami berharap akan ada
pernyataan: “Inilah baki dan kontribusi Papua
kepada kemajuan Indonesia dan keberlanjutan
kualitas kehidupan dunia!”


Sayangnya, keika laporan keberlanjutan ini sedang
kami persiapkan, kami mengalami risiko terburuk
dari sebuah pertambangan. Teknologi dan ilmu
pengetahuan terdepan yang kami pakai untuk
memprakikkan prinsip dedicaion for safety idak
cukup tangguh dalam menghadapi keganasan alam,
sehingga kecelakaan di lokasi kerjapun terjadi.
Freeport Indonesia sungguh sangat berduka. Pasi,
terenggutnya kehidupan para pekerja kami itu idak
bisa dibayar dengan kompensasi apapun. Akan
tetapi, kami berusaha seopimal yang bisa dilakukan
untuk dapat membantu dan mendampingi sanak
keluarga korban dalam menghadapi hari dukanya.
Kami yakin, para saudara kami yang telah berpulang
akan menjadi saksi yang paling adil atas perlakuan
terbaik yang kami berikan kepada mereka.
Kejadian tersebut, bagaimana kami menanganinya,
akan bisa dibaca pada Laporan Keberlanjutan kami
tahun 2013. Kini, yang dapat dibaca oleh para
pemangku kepeningan sekalian adalah apa yang

telah kami rencanakan dan kerjakan sepanjang
tahun 2012, dari sisi keberhasilan maupun
tantangannya. Kami berharap laporan ini bisa
menjadi penghubung yang handal antara Freeport
Indonesia dengan pemangku kepeningan sekalian.

Hormat kami,

Rozik B. Soetjipto
Presiden Direktur, PT Freeport Indonesia
Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

5

DAFTAR ISI
Visi, Misi

Pesan Presiden Direktur

1

Pendekatan Keberlanjutan Kami
Freeport Indonesia dan Keberlanjutan
Proil Organisasi
Tata Kelola Keberlanjutan
Eika dan Integritas

Fokus terhadap Isu-isu Material

Ideniikasi, Pembatasan dan Pengelolaan Aspek Material
Isu-isu Material
Target Kinerja Keberlanjutan

Pembinaan Hubungan dengan
Pemangku Kepeningan

2


Komitmen Kami
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah Prioritas Kami

19
20

Pengendalian Kesehatan Kerja Karyawan
Program Pencegahan Malaria
Sosialisasi Kesehatan Tenaga Medis
Kondisi Tanggap Darurat

23
25
28
28
30

Peningkatan Masyarakat Papua yang Bekerja di Perusahaan Kami

Insitut Pertambangan Nemangkawi (IPN)
Papuan Bridge Program (PBP)

Kepatuhan Kepada Regulasi

Penggunaan Energi
Penggunaan Energi
Penggunaan Bahan Bakar dan Produksi Abu Batubara

Pengendalian Emisi, Daur Ulang, dan Konservasi Energi
Pengendalian Emisi
Program Daur Ulang
Konservasi Energi

Pengelolaan Sirsat dan Limbah B3

6

31
31

33

Lingkungan
Komitmen Lingkungan 2012
Audit Lingkungan
Biaya Pemantauan Lingkungan

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

8
9
9
10
11
11
12
12
16

Tenaga Kerja

Investasi untuk Pemimpin
Masa Depan Kami

3

4
5

Pengelolaan Limbah dan Pasir Sisa Tambang (Sirsat)
Limbah B3

Keanekaragaman Hayai

Kontribusi terhadap Pelestarian Keanekaragaman Hayai
Konservasi Flora dan Fauna di Grasberg

Pelestarian Sumber Daya Air
Program Reklamasi

35
36
38
39
41
41
41
42
42
42
43
44
44
45
45
45
49
52
52

4

Kontribusi Kami untuk Pembangunan
Ekonomi Papua
Dampak Fiskal dan Ekonomi

Kontribusi Pembangunan Infrastruktur
Membangun Infrastruktur di Dataran Tinggi Mimika
Membangun Infrastruktur di Dataran Rendah Mimika
Pendekatan Kami dalam Melakukan
Pemberdayaan Masyarakat Adat
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Adat
Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Program Perikanan
Program Peternakan
Program Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan
Program Dukungan bagi Sistem Ekonomi dan Pemberdayaan Perempuan
Peningkatan Kerjasama dengan Mitra
Program Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Program Dana Bergulir

5

58
59
60
62
62
64
65
66
68
70
70
71

Investasi Kami untuk Masa Depan
Sumberdaya Manusia Papua
Integrasi Program Sosial dengan Rencana Penutupan Tambang (RPT)

73
73

Program Sosial Terpadu

6

54
58

Pelembagaan Hidup Bersih dan Sehat

74

Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Kesehatan
Pelembagaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat
Penanggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS
Pengendalian Malaria
Pengendalian Tuberkulosis (TB)

74
74
76
79
80
82

Upaya Pro-akif Pemerataan dan
Peningkatan Kualitas Pendidikan

84

Program Matrikulasi dan Beasiswa
Asrama Pelajar
Peningkatan Sistem Pengajaran dan Kurikulum
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dukungan untuk Guru di Daerah Terpencil
Kampanye Pendidikan
Pendidikan Lingkungan
Kemitraan

84
84
86
86
86
86
87
87

Memahami dan Mengelola Dampak HAM
Kebijakan dan Manajemen HAM
Proses Uji Tuntas Risiko HAM
Aparat Keamanan dan HAM
Mekanisme Pelaporan dan Penyelesaian Keluhan
Seriikat Tahunan dan Audit HAM

Kinerja HAM Kami
Kinerja HAM
Kebebasan Berserikat dan Mengeluarkan Berpendapat

Rekognisi
Indikator Global Reporing Iniiaive G4

89
90
91
92
92
94
94
95
96
100

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

7

1

Pendekatan Keberlanjutan Kami

Freeport Indonesia
dan Keberlanjutan

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

8

Produk metal yang dihasilkan Freeport Indonesia
adalah hal esensial bagi kemajuan teknologi
dunia. Populasi penduduk dunia terus bertambah
dan urbanisasi terus meningkat. Kesinambungan
penyediaan produk metal juga merupakan
salah satu komponen pening bagi kemajuan
standar hidup dalam kehidupan global. Untuk
kesinambungan suplai produk metal bagi generasi
mendatang, Freeport Indonesia merancang
tujuan, prinsip dan kebijakan bisnis dan
mengintegrasikannya dengan berbagai program
jangka panjang untuk mencapai tujuan-tujuan
pembangunan berkelanjutan.

Operasi kami di Pegunungan Jayawijaya, Kabupaten
Mimika, Provinsi Papua, sarat dengan tantangan
alam, keunikan sosial-budaya, konlik poliik,
ekonomi dan lingkungan. Untuk itu, operasi kami
mengambil fokus pada prakik produksi yang
aman dan menghormai serta mempromosikan
penegakkan nilai-nilai universal Hak Asasi Manusia
(HAM).
Pengelolaan dampak lingkungan kami integrasikan
dengan prakik penambangan yang baik atau Good
Mining Pracices (GMPs) yang menggabungkan
antara aspek keselamatan dan kesehatan,
kemajuan teknologi, prakik pertambangan yang
ramah lingkungan, konservasi keanekaragaman
hayai dan pendekatan terpadu dalam perencanaan
tata guna lahan. Ini semua kami terapkan dan
dievaluasi secara terus-menerus sepanjang usia
projek.

Sebagai perusahaan yang
beroperasi di wilayah yang
sarat dengan tantangan sosial,
lingkungan, ekonomi dan bahkan
politik, Freeport Indonesia
menekankan bahwa penanganan
semua dampak dikelola
berdasarkan penilaian risiko
keberlanjutan

Kami juga memiliki tujuan memaksimalkan
kontribusi kepada komunitas lokal—terutama
komunitas adat Papua, dengan menyediakan
berbagai macam peluang ekonomi, membantu
proses pembangunan kapasitas, dan memfasilitasi
program-program pembangunan jangka panjang.
Kami juga membangun infrastruktur, mendukung
kesehatan, keamanan dan pendidikan publik.
Kami terus berdedikasi untuk memajukan kualitas
hidup dan kehidupan komunitas terkena dampak,
khususnya masyarakat adat Amungme dan Kamoro,
lima suku kekerabatan (Mee/Ekari, Dani, Damal,
Nduga, Moni) dan serta komunitas Papua lainnya.
Kami percaya, bahwa kemajuan dan keberlanjutan
operasi kami memiliki ari yang sama dengan
keberlanjutan dan kemajuan kehidupan sosial,
ekonomi dan lingkungan komunitas di sekitar kami.
Kerangka keberlanjutan kami merujuk pada
10 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Internaional Council on Mining and Metals (ICMM).
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (FCX),
adalah pendiri dan anggota akif ICMM. Jaminan
eksternal pelaporan keberlanjutan kami dilakukan
oleh Corporate Integrity sesuai dengan prosedur
Jaminan Kerangka Berkelanjutan ICMM. Sebagai
perusahaan yang beroperasi di wilayah yang sarat
dengan tantangan sosial, lingkungan, ekonomi
dan bahkan poliik, kami menekankan bahwa
penanganan semua dampak dikelola berdasarkan
penilaian risiko keberlanjutan.

Proil Organisasi
Struktur organisasi kami didesain berdasarkan
tujuan pengelolaan operasi dan dampak operasi
secara efekif dan eisien. Seluruh penanganan
dampak lingkungan dan dedikasi untuk keamanan
dan keselamatan kerja terintegrasi dalam operasi
penambangan kami. Sedangkan hubungan kami
dengan pemerintah berada di bawah Public Afairs.
Untuk Corporate Social Responsibility (CSR), Social
Local Development (SLD), Community Relaion dan
HAM berada di bawah Strategy dan Coordinaing
Execuive.

Tata Kelola Keberlanjutan
Di induk perusahaan kami (FCX) terdapat Board
Commitees yang terdiri dari: 1) Audit Commitee;
2) Compensaion Commitee; 3) Nominaing and
Corporate Governance Commitee; 4) Corporate
Responsibility Commitee. Komite tersebut mengkaji
data kinerja utama dan menerima penjelasan
mengenai tantangan keberlanjutan.
Hasil kajiannya dilaporkan kepada Dewan Direksi
untuk kemudian dilakukan indak lanjut berupa
pengawasan secara global. Komite ini diangkat
untuk memasikan kinerja keberlanjutan dan
seluruh prakik dan pengambilan keputusan sesuai
dengan kerangka keberlanjutan ICMM.

Sepuluh Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Internaional Council on Mining and Metals (ICMM)
1.

2.

3.

4.

5.

Menerapkan dan menjaga prakik-prakik bisnis
bereika serta sistem yang baik dalam tata kelola
perusahaan.
Memadukan berbagai perimbangan
pembangunan berkelanjutan ke dalam proses
pengambilan keputusan perusahaan.
Menegakkan Hak Asasi Manusia yang fundamental
serta menghormai berbagai kebudayaan,
kebiasaan, dan nilai-nilai di dalam membina
hubungan dengan pekerja serta pihak lain yang
terpengaruh oleh akivitas kami.
Menerapkan berbagai strategi manajemen risiko
yang didasarkan pada data yang sahih dan ilmu
pengetahuan yang mumpuni.
Meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan
kami secara terus-menerus.

6.

Meningkatkan kinerja lingkungan kami secara terusmenerus.
7. Memberikan kontribusi pada konservasi
keanekaragaman hayai serta pendekatan-pedekatan
terpadu dalam perencanaan pemanfaatan lahan.
8. Memfasilitasi dan mendorong desain, pemanfaatan,
pemanfaatan ulang, daur ulang produk, serta
pembuangan yang bertanggung jawab atas produk
kami.
9. Memberikan kontribusi terhadap pembangunan
sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat di
tempat kami beroperasi.
10. Menerapkan pembinaan hubungan serta komunikasi
yang efekif dan transparan serta memberikan
pelaporan yang diveriikasi secara independen
kepada pemangku kepeningan kami.

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

9

Gambar 1

Struktur Organisasi Freeport Indonesia

Corporate Responsibility Commitee, sebelumnya
diberi nama Public Policy Commitee, bertanggung
jawab mengawasi seluruh program kontribusi
kepada pembangunan berkelanjutan, termasuk
di dalamnya kebijakan dan sejumlah program
yang berhubungan dengan kinerja lingkungan,
hak asasi manusia, keamanan, keselamatan dan
kesehatan pekerja, program kesehatan komunitas
dan investasi sosial serta berbagai hal berkenaan
dengan pembinaan hubungan dengan para
pemangku kepeningan. Hasil pengawasan komite
ini kemudian diindaklanjui oleh Board of Directors
untuk merancang dan memutuskan kebijakan
dan program mengenai kontribusi kami kepada
pembangunan berkelanjutan dalam skala global.
Kami kemudian mengadaptasinya sesuai dengan
konteks sosial, ekonomi dan lingkungan di mana
kami beroperasi.

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

10

Selain itu, sesuai dengan arahan FCX, kami
membentuk Sustainable Development Leadership
Team yang sudah dimulai sejak tahun 2011.
Tim ini diselenggarakan untuk memaksimalkan
kinerja keberlanjutan kami. Pada tahun 2012, im
memasikan bahwa kunci sukses keberlanjutan
kami terletak pada kemampuan mengintegrasikan
prinsip-prinsip investasi yang bertangung jawab
sosial dalam seluruh mata rantai bisnis kami. Dan
hal ini sudah kami integrasikan dalam agenda
Sustainable Development Risk Register dan
strategi pembinaan hubungan dengan pemangku
kepeningan (stakeholder engagement). Dan
kesemuanya menjadi bagian pening dari prinsipprinsip perilaku bisnis yang kami kembangkan.

Eika dan Integritas
Prinsip-prinsip perilaku bisnis kami berlaku global:
Bahwa tenaga kerja, kontraktor, serta jajaran
direksi maupun komisioner kami harus mengikui
kode eik perusahaan—mulai dari menghindari
konlik kepeningan hingga mengembangkan
hubungan yang posiif dengan komunitas lokal.
Kebijakan pendukung kami, bersama dengan
standar dan inisiaif eksternal, membentuk suatu
kerangka menyeluruh yang menjadi panduan
program keberlanjutan kami. Mendukung
kerangka ini adalah tata kelola internal dan sistem
manajemen yang memberikan rincian pening
tentang bagaimana kita beroperasi untuk mencapai
kesuksesan bisnis yang bertanggung jawab.
Freeport Indonesia, melalui perusahaan induknya,
turut menandatangani Prinsip-Prinsip Sukarela
tentang Keamanan Kerja dan Hak Asasi Manusia
(Voluntary Principles on Security and Human
Rights) Kementerian Dalam Negeri Amerika
Serikat dan Kementerian Luar Negeri Inggris. Kami
berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasi
kami secara konsisten sesuai dengan Deklarasi
Hak Asasi Manusia Universal Perserikatan BangsaBangsa, aturan perundang-undangan Indonesia,
dan budaya masyarakat asli di daerah operasi
perusahaan.
Freeport Indonesia juga mendukung skema
Prakarsa Transparansi Industri Ekstrakif (Extracive
Industries Transparency Iniiaive, EITI). Kami
membuat sebuah komitmen internasional untuk
memaparkan secara terbuka pendapatan dan
pembayaran kepada pemerintah.

Kegiatan pendidikan—terkait pengelolaan produk, pengelolaan lingkungan,
maupun untuk peserta didik di sekolah—selalu kami laksanakan dengan
tata cara yang terbaik

Berdasarkan ideniikasi SDRR, kami menangani
semua risiko dengan menyediakan sebuah prakik
yang memadai untuk memproteksi kesehatan dan
keamanan seluruh karyawan kami, komunitas dan
aset, serta berdedikasi penuh untuk menyajikan
sebuah kinerja teringgi kepada pemilik modal,
pelanggan, pemasok, dan seluruh pemangku
kepeningan lainnya. Kami menyadari bahwa
pengelolaan risiko yang efekif merupakan hal vital
bagi keberlanjutan, pertumbuhan dan kesuksesan
operasi.

Fokus terhadap
Isu-isu Material
Ideniikasi, Pembatasan dan
Pengelolaan Aspek Material
Materialitas, dalam konteks keberlanjutan, merujuk
pada isu-isu dan berbagai akivitas yang menjadi
perhaian dan perimbangan utama kami maupun
para pemangku kepeningan baik secara internal
maupun eksternal. Semuanya adalah hal yang
dinilai signiikan dan relevan bagi keberlanjutan
operasi perusahaan dan para pemangku
kepeningan. Pembahasan lebih detail mengenai
hal ini akan dilanjutkan dalam bab tersendiri.
Melalui program Sustainable Development Risk
Register, (SDRR) Freeport-McMoRan Copper & Gold
Inc., mengideniikasi dan membuat prioriisasi
risiko keberlanjutan sosial, ekonomi dan lingkungan
operasi kami.

Pengelolaan risiko kami lakukan dengan
mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam
seluruh akivitas, fungsi dan proses bisnis.
Ideniikasi, penilaian dan bentuk manajemen
risiko yang efekif merupakan basis pendekatan
kami dalam berkontribusi kepada pembangunan
berkelanjutan.
Penilaian derajat risiko menggunakan perimbangan
berbagai norma, penilaian, pelajaran dari prakik
pertambangan terbaik dan mengintegrasikannya
dalam penilaian risiko inansial, legal, reputasi,
lingkungan, komunitas dan pemangku kepeningan
di ingkat Provinsi Papua, Nasional dan
Internasional serta pengaruhnya kepada produksi.
Semakin inggi peringkat risiko yang diperoleh,
maka isu material itu akan menjadi risiko paling
inggi. Di risiko teringgi (major), kami membuat
rencana indakan dengan target penyelesaian
paling lambat selama satu tahun. Sedangkan di
risiko level signiicant dibuatkan perencanaan
pemantauan dengan taget menyelesaian antara
3 hingga 12 bulan. Untuk level medium dan
minor juga dibuatkan perencanaan pemantauan
dengan derajat yang lebih rendah serta target
penyelesaiannya antara 1 bulan (minor) 3 bulan
(medium).

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

11

Isu-isu Material

Target Kinerja Keberlanjutan

Laporan ini merujuk pada hasil analisis Sustainable
Development Risk Register (SDRR) FreeportMcMoRan Copper & Gold Inc., 2012, laporan
berbagai hasil studi sosial dan lingkungan, masukan
dari para pakar tanggung jawab sosial perusahaan,
dan uji materialitas isu dengan memperhaikan
analisis ingkat signiikansi bagi pemangku
kepeningan dan bagi perusahaan.

Produk logam Freeport Indonesia yang dieksplorasi,
ditambang dan diproses turut serta berkontribusi
bagi perluasan pembangunan infrastruktur
dunia dan berdampak pada peningkatan kualitas
kehidupan global. Dalam satu dekade ke depan,
kami setelah menyelesaikan adaptasi arah,
strategi dan kebijakan keberlanjutan, kinerja kami
selanjutnya adalah melakukan integrasi komitmen,
kebijakan dan strategi keberlanjutan ke dalam
seluruh kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial
kami.

Signiikansi isu bagi pemangku kepeningan
ditentukan berdasarkan iga perimbangan,
yaitu bahwa isu itu dinyatakan relevan oleh para
pemangku kepeningan, dikelola oleh industri
sejenis (dalam hal ini industri pertambangan
di Indonesia), dan dicantumkan pada berbagai
ingkatan regulasi yang berlaku. Sedangkan
signiikansi bagi perusahaan memperimbangkan
nilai, strategi, sistem, tujuan dan target
perusahaan; Ekspektasi pemangku kepeningan
yang menginginkan kesuksesan perusahaan;
Risiko signiikan untuk perusahaan; Faktor yang
menentukan kesuksesan perusahaan; Kompetensi
ini perusahaan yang menyumbang pada
pembangunan berkelanjutan. Untuk sistemaisasi
topik isu merujuk pada 10 Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan Internaional Council on Mining and
Metals (ICMM). Sedangkan detail indikator kinerja
menggunakan GRI G4 dan Mining Metals Sector
Disclosures. Memperhaikan itu semua, fokus isu
material kami melipui hal-hal sebagai berikut:









Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

12

Kinerja penegakan dan
penghormatan kepada Hak Asasi
Manusia (HAM);
Kinerja kesehatan dan keselamatan;
Kinerja lingkungan;
Kontribusi kepada konservasi
keanekaragaman hayai;
Kinerja pengelolaan dan daur ulang
limbah;
Kontribusi sosial, ekonomi dan
kelembagaan kepada peningkatan
kualitas dan keberlanjutan
kehidupan sosial, ekonomi,
kesehatan, pendidikan dan
pelestarian budaya masyarakat
Kabupaten Mimika dan Provinsi
Papua.

Atas dasar integrasi inilah maka kemungkinan
perluasan dan peningkatan kapasitas produksi
bisa diselenggarakan dengan kualitas keamanan,
keselamatan, kesehatan, yang opimal serta kinerja
maksimal penghormatan dan penegakkan nilai-nilai
universal hak asasi manusia. Demikian pula dengan
kinerja sosial-kemasyarakatan dan langkah proakif konservasi keanekaragaman hayai. Semuanya
mengarah kepada perolehan pengalaman mengenai
good and best mining pracices di tanah yang
sarat dengan tantangan keganasan alam, keunikan
sosial-budaya, dan konlik sosial-poliik Kabupaten
Mimika, Provinsi Papua.
Target yang kami susun didesain sehingga semua
bagian bekerja secara integral dalam upaya
penanganan berbagai risiko yang telah diideniikasi
dalam Sustainable Development Risk Register
(SDRR). Semuanya disatukan dalam perencanaan
bisnis lima tahunan. Kemudian rumusan target ini
diadopsi menjadi key performace indicator yang
dievaluasi pencapaiannya seiap tahun. Kemajuan
pencapaian target secara reguler dilaporkan
kepada komite keberlanjutan untuk kemudian
mendapatkan indak lanjut berikutnya di tangan
dewan direksi dan dilaporkan dalam laporan
keberlanjutan seiap tahunnya.
Kami percaya bahwa tantangan keberlanjutan dan
kapabilitas kami berlangsung secara dinamis. Akan
tetapi proses integrasi ke dalam sebuah sistem
manajemen akan menyajikan sebuah akuntabilitas
pencapaian target secara transparan dan
memudahkan kami untuk melakukan pemantauan,
evaluasi, dan perbaikan rencana aksi.

Tabel 1

Target Kinerja Keberlanjutan Freeport Indonesia 2013-2017

TARGET

KONTEKS TARGET

PEMENUHAN
TARGET

KESELAMATAN
Zero fataliies
di seluruh
mata rantai
operasi

Keselamatan dan kesehatan the freeporters*) merupakan
prioritas perusahaan dan terintegrasi ke dalam seluruh aspek
bisnis kami. Kami sangat mengutamakan keamanan operasi
penambangan perusahaan. Target kami berupa zero fataliies
merujuk pada upaya dan kontrol kami serta fokus pada upaya
menghindari risiko berbahaya. Kami mendedikasikan diri
untuk melengkapi hal ini dalam sebuah sistem, proses dan
kontrol dalam melakukan ideniikasi, penilaian dan miigasi
risiko potensial.

Tahunan

KEAMANAN DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Peninjauan
tahunan atas
Prinsip-prinsip
Sukarela tentang
Keamanan Kerja
dan Hak Asasi
Manusia

Kami menandatangani dan menerbitkan buku saku Prinsipprinsip Sukarela tentang Keamanan Kerja dan Hak Asasi
Manusia (Voluntary Principles on Security and Human
Rights, VPSHR). Hal ini merupakan salah satu upaya strategis
dalam mengimplementasikan operasi secara aman. Ini
juga mendorong kami untuk memelihara dan mencapai
kinerja terbaik dalam menjamin keamanan dan keselamatan
seluruh mata rantai operasi kami dengan menunjukkan
penghormatan terhadap kebebasan fundamental dan hak-hak
asasi manusia para pemangku kepeningan kami. Peninjauan
tahunan merupakan salah satu upaya strategis untuk
mengideniikasi tantangan dan akivitas yang mendukung
penyelenggaraan Voluntary Principles on Security and Human
Rights secara opimal.

Tahunan

Peninjauan
tahunan
mengenai klaim
tanah adat
(land rights)

Klaim tanah adat merupakan risiko yang menempel terus
dalam operasi Freeport Indonesia di Tanah Papua. Belakangan
klaim adat sering menjadi wacana poliik dan idak didukung
oleh data yang valid berdasarkan norma dan hukum adat
yang diakui oleh masyarakat adat sendiri. Ia sering menjadi
alat protes sosial kepada perusahaan. Ideniikasi dengan
pendekatan etnograi dan pendalaman analisis antropologis
amatlah diperlukan sebagai basis pengambilan keputusan
dan melakukan pembinaan hubungan dengan pemangku
kepeningan (stakeholder engagement). Peninjauan
dilakukan sebagai bagian integral dari kebijakan remediasi
HAM khususnya di bagian mekanisme keluhan (grievance
mechanism).

Tahunan

Keterangan:
*)
The freeporters adalah isilah yang sudah akrab di lingkungan Freeport Indonesia, merujuk kepada seluruh individu yang hadir di wilayah
konsesi Freeport Indonesia, idak hanya terbatas pada karyawan.

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

13

TARGET

KONTEKS TARGET

PEMENUHAN
TARGET

Penurunan angka
Penambangan
Tanpa Izin (PETI)
dan pemukiman
liar di wilayah
kerja Freeport
Indonesia

Pertambangan umumnya memiliki dampak ikutan berupa
menggejalanya gelombang PETI lengkap dengan menggejalanya
pemukiman liar di dalam wilayah dan atau dekat wilayah kerja
Freeport Indonesia. Pabrik Pengolahan kami menggunakan
proses isika yang bebas dari penggunaan air raksa (Hg).
Sedangkan PETI menggunakan air raksa (Hg) dalam proses
produksinya dan mengabaikan standar kesehatan dan
keamanan. Karena PETI berada di wilayah konsesi kami, kami
memiliki kepedulian untuk meningkatkan kondisi kehidupan
mereka melalui berbagai cara, termasuk dan terutama yang
terkait dengan aspek kesehatan. Kami berupaya mengalihkan
akivitas ekonomi PETI dengan mengajukan alternaif kepada
mereka untuk turut serta dalam program capacity building local
business iniiaive dan program ekonomi lainnya.

Tahunan

SOSIAL-KEMASYARAKATAN

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

14

Peningkatan
kualitas kesehatan
masyarakat

Kami memiliki perhaian dan dedikasi inggi untuk
penanggulangan malaria dan HIV/AIDS. Tidak hanya melakukan
rehabilitasi dengan penyediaan sarana dan pengelolaan fasilitas
dan infrastruktur kesehatan. Tapi juga secara regular melakukan
langkah inovaif untuk upaya prevenif perluasan HIV/AIDS dan
malaria. Kami juga mendedikasikan diri untuk meningkatkan
kualitas masyarakat sekitar melalui program edukasi hidup
sehat dan bersih.

Peningkatan
peran serta
masyarakat dalam
Pengembangan
masyarakat

Kami memfasilitasi para pemangku kepeningan kami
baik melalui dana kemitraan yang dikelola Lembaga Masyarakat
Adat Amungme Kamoro (LPMAK) maupun oleh Social Outreach
& Local Development (SLD) yang berasal dari dana operasi
kami. Kami mengembangkan program ekonomi berbasis
desa melalui program pertanian (peternakan, perkebunan,
perikanan dan usaha kecil menengah) dan juga program
pemberdayaan perempuan. Pengalaman kami menunjukkan,
bahwa dalam konteks sosial masyarakat adat, proses transisi
menuju kemandirian adalah hal yang memakan waktu cukup
lama. Untuk mendapatkan peningkatan angka parisipasi
dalam berbagai program pengembangan masyarakat, kami
membutuhkan upaya ekstra keras dan berbagai langkah
inovaif.

Pengintegrasian
rencana
penutupan
tambang dengan
rencana strategis
pembangunan
Kabupaten Mimika

Upaya ini merupakan langkah strategis mengintegrasikan
agenda miigasi dampak dengan rencana pembangunan
Kabupaten Mimika. Di tahun terakhir pencapaian target
diupayakan ada kesepakatan agenda dan prioritas program
pembangunan Kabupaten Mimika dengan agenda Rencana
Penutupan Tambang (RPT) kami.

Tahunan

Tahunan

2017

KONTEKS TARGET

PEMENUHAN
TARGET

Pengendalian
sedimentasi Pasir
sisa tambang
(Sirsat)

Prioritas kami adalah meminimalisasi berbagai dampak
lingkungan negaif dari seluruh operasi kami. Untuk
menggapai ini mempersyaratkan sebuah perencanaan
pengelolaan dan pengendalian dalam mengideniikasi,
menilai dan memiigasi dampak lingkungan, sehingga
berbagai kemungkinan insiden lingkungan dapat dihindari
atau seidaknya dapat diminimalisasi. Kami mengembangkan
sebuah sistem audit lingkungan yang mengadopsi berbagai
norma prakik pengelolaan dan pengendalian terbaik.
Termasuk di dalamnya pengendalian sedimentasi Sirsat,
sehingga idak menghasilkan insiden lingkungan yang
signiikan.

Tahunan

Pengendalian total
emisi gas rumah
kaca

Kami percaya bahwa kami memiliki tanggung jawab kepada
perubahan iklim. Atas dasar pikiran ini kami terus-menerus
memperbaiki kinerja penurunan emisi gas rumah kaca dari
tahun ke tahun.

Tahunan

Pengendalian
perencanaan
terpadu tata guna
lahan dengan
mencegah,
meminimalisasi,
merehabilitasi
serta melakukan
konservasi
keanekaragaman
hayai.

Konservasi keanekaragaman hayai yang terintegrasi dalam
perencanaan terpadu tata guna lahan merupakan komponen
pening tentang bagaimana kami berkomitmen kepada
pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, kami berupaya
penuh menerapkan manajemen miigasi dan menerapkan
sebuah sistem audit lingkungan.

Tahunan

TARGET
LINGKUNGAN

Peninjauan atas
Pengelolaan
Sirsat dan Limbah
Batuan

Freeport Indonesia menyelenggarakan reklamasi dan vegetasi
di dataran inggi dan dataran rendah. Kami pun mengelola
batuan penutup (overburden) dengan mengacu kepada suatu
Rencana Pengelolaan overburden komprehensif yang telah
disetujui oleh Pemerintah Indonesia. Untuk pengurangan air
asam tambang, kami sudah memulai dengan membangun dan
mengelola penampungan dan pengolahan air asam batuan
melalui proses pencampuran dengan batu kapur (limestone
blending) serta penutupan dengan kapur (limestone capping)
terhadap kawasan penempatan overburden yang ada dalam
rangka pengelolaan pembentukan air asam tambang di masa
datang.

Kami menyelenggarakan tata kelola terhadap dampak isik
maupun kimia dari Sirsat dan limbah batuan, termasuk
terhadap stabilitas, kemungkinan tumpahan, kondisi berdebu
dan dampak terhadap air tanah maupun air permukaan.
Program pengelolaan Sirsat yang dilakukan oleh induk
perusahaan kami (FCX) mencakup penyelenggaraan audit
lapangan seidaknya sekali seiap dua tahun terhadap sarana
Sirsat yang akif.

2015

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

15

Pembinaan Hubungan
dengan Pemangku
Kepeningan
Pembinaan hubungan dengan para pemangku
kepeningan dilakukan secara terbuka, jujur dan
dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa topik
yang sering mengemuka dalam perhaian para
pemangku kepeningan seperi transparansi
pendapatan perusahaan (revenue), HAM,

Tabel 2

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

16

pelestarian sumberdaya air dan pengembangan
masyarakat, merupakan bagian integral dari
bagaimana kami menyelenggarakan bisnis.
Kami percaya bahwa pembinaan hubungan
dengan pemangku kepeningan yang efekif dapat
membantu mereduksi risiko-risiko keberlanjutan
dan memaksimalkan kontribusi posiif kepada
komunitas. Adapun datar pemangku kepeningan
kunci dan bagaimana kami melakukan pembinaan
hubungan dengan mereka adalah seperi terlihat
dalam tabel berikut:

Pembinaan Hubungan dengan Pemangku Kepeningan

Kelompok Pemangku
Kepeningan

Kepeningan

Metode Pembinaan Hubungan

Pemilik Modal

Penciptaan nilai jangka panjang
pemegang saham melalui kombinasi
kinerja keuangan yang konsisten dan tata
kelola organisasi yang berkualitas inggi

• Rapat umum pemegang saham
• Pertemuan regular

Masyarakat
Lokal dan
Komunitas Adat

Dampak lingkungan dan sosial potensial
yang terkait dengan operasi kami.
Fokusnya adalah memasikan manfaat
yang diberikan oleh operasi kami
berlangsung secara opimal (misalnya,
menjaga peluang pengembangan
masyarakat yang berkelanjutan setelah
penutupan tambang).

• Konsultasi publik dan
kelompok-kelompok masyarakat
• Parisipasi dalam akivitas
Freeport Indonesia
• Kalawarta
• Survei dukungan masyarakat
• Dukungan melalui kelembagaan
lokal (LPMAK, LEMASA dan
LEMASKO, Yayasan Pendidikan
Jayawijaya, Yayasan Jayasaki
Mandiri)
• Pembinaan hubungan khusus
dalam rangka pemberdayaan
tenaga kerja komunitas adat
dalam Papuan Afairs
Department, Insitut
Pertambangan Nemangkawi;
Public Health & Malaria Control;
dan dukungan untuk acara-acara
kebudayaan

Kelompok Pemangku
Kepeningan

Kepeningan

Metode Pembinaan Hubungan

Pemerintah

Kebijakan nasional, regional dan
mengenai siklus hidup proyek.
Mereka juga tertarik pada akses
pasar, pengawasan produk, kinerja
lingkungan, kebijakan sosial
dan rezim iskal yang berlaku
untuk sektor sumber daya. Kami
menghormai kewenangan
pemerintah dan operasi kami
dituntut untuk bekerja dalam
kerangka kerja legislasi dan
peraturan yang relevan di ingkat
lokal, regional, nasional dan
internasional.

• Berparisipasi akif untuk
memahami implikasi
perkembangan kebijakan publik
pada operasi bisnis.
• Karyawan dapat berparisipasi
dalam proses poliik dalam
kapasitasnya sebagai warga
negara yang baik, namun mereka
idak mewakili perusahaan.
• Memenuhi seluruh regulasi yang
berlaku. Hal ini dilakukan
dengan cara yang mematuhi
standar eika dan semangat
hukum yang inggi.
• Kami idak akan memberikan
sumbangan poliik secara tunai
atau dalam bentuk apapun.

Pekerja dan
Kontraktor

Kesehatan, keselamatan
tenaga kerja, kondisi kerja dan
pengembangan karier.

• Peninjauan regular kinerja
karyawan
• Komunikasi langsung melalui
atasan langsung dan manajemen
• Portal Freeport Indonesia dan
media komunikasi lainnya

Kesempatan serapan tenaga kerja
lokal, penciptaan peluang bisnis,
infrastruktur sosial, pendidikan dan
perawatan kesehatan.

Serikat Pekerja

Isu yang diangkat oleh serikat
pekerja termasuk hak-hak pekerja,
peluang tawar-menawar kolekif,
masalah kesehatan dan keselamatan,
gaji, jam kerja dan pengaturan
prioritas serapan tenaga kerja lokal

• Kami melakukan komunikasi
langsung dengan serikat pekerja.
• Inisiasi pemberdayaan karyawan
lokal Papua melalui Papuan
Afairs Department; Insitut
Pertambangan Nemangkawi; dan
Papuan Bridge Program.

Lembaga
Swadaya
Masyarakat
(LSM) dan
Perguruan Tinggi

Eika, kinerja sosial dan lingkungan
dari operasi

• Ideniikasi LSM lokal yang
relevan dan ideniikasi peluang
kerjasama
• Pro-akif terlibat dalam forumforum diskusi
• Membuka kerja sama peneliian
dan pendampingan program

Media Massa

Beragam isu yang menceminkan
kepeningan pemangku kepeningan

• Distribusi informasi untuk
media massa
• Taklimat
• Presentasi
• Wawancara

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

17

2
Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

18

Tenaga Kerja

Hingga Desember 2012, jumlah
karyawan yang bekerja di
lingkungan PT Freeport Indonesia
adalah 23.423 orang. Sejumlah
6.094 orang di antaranya adalah
masyarakat asli Papua. Di luar
jumlah tersebut, Freeport
Indonesia juga mempekerjakan
6.524 karyawan yang melipui
pekerja kontrak dan peserta
didik dari Insitut Pertambangan
Nemangkawi (IPN) yang diberikan
kesempatan magang. Total
keseluruhan karyawan di Freeport

Indonesia termasuk karyawan
magang adalah 29.947 orang.
Keselamatan dan kesehatan
mereka dan juga masyarakat luas
di mana kami beroperasi—kami
biasa menyebutnya dengan para
Freeporters, merupakan kunci
keberhasilan bisnis kami.
Selain pemenuhan regulasi menurut perundangan
dan peraturan ketenagakerjaan Republik Indonesia,
kami juga telah mengadopsi Deklarasi Universal PBB
tentang Hak Asasi Manusia, peraturan serta standar
dari Organisasi Buruh Internasional (Internaional
Labour Organizaion, ILO), serta tentunya
mengembangkan sebuah Prinsip- prinsip Perilaku

Bisnis sebagai bentuk penegasan kembali atas
komitmen perusahaan terhadap integritas sehingga
prinsip-prinsip ini menjadi pijakan kami dalam
menjunjung standar inggi eika perilaku karyawan.
Kepatuhan terhadap hukum adalah hal mendasar
yang melandasi kegiatan operasi kami.
Terlepas dari mana asal para pekerja kami, jenis
pekerjaan yang mereka lakukan, dan apapun
posisinya, kami berusaha untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan bebas dari
penyakit akibat kerja. Kami mendedikasikan seluruh
operasi kami hanya untuk satu hal: Keselamatan!
Kendai demikian, jika terjadi kecelakaan kerja,
kami mempersiapkan kompensasi dengan standar
beyond compliance dari regulasi ketenagakerjaan.
Freeport Indonesia terus berupaya opimal untuk
mengurangi potensi kecelakaan kerja. Kami pun
bekerja sama dengan masyarakat di mana kami
beroperasi untuk mendukung program yang
difokuskan pada kesehatan dan keselamatan
masyarakat. Isu-isu pening seperi penanganan dan
pencegahan malaria, HIV/AIDS dan keselamatan di
jalan tambang, kami kelola dengan menggunakan
manajemen risiko.
Bagi kami, seiap individu memiliki potensi yang
sama untuk maju. Bekerja sesuai dengan minat,
bakat dan moivasi nilai-nilai bagi Freeporters,
amatlah pening bagi keberlanjutan bisnis kami.
Investasi berupa pendidikan dan pelaihan agar
seiap pekerja berada di iik opimal pengetahuan,
keterampilan dan perilaku adalah sesuatu yang
sangat bernilai bagi kami.
Kami berkomitmen untuk menyediakan lingkungan
kerja di mana seiap orang diperlakukan secara adil,
dengan penuh hormat serta memiliki kesempatan
untuk memaksimalkan potensi mereka.

Karyawan Freeport indonesia
adalah fondasi kesuksesan
kami; Keselamatan dan
kesehatan mereka adalah
prioritas utama kami

Komitmen Kami
Sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga
terbesar di Indonesia, Freeport Indonesia memiliki
komitmen inggi atas pengelolaan sumberdaya
manusia agar menjadi tenaga yang terampil dan
memiliki kualitas terbaik di bidangnya. Komitmen
ini tertuang dalam kebijakan, strategi dan standar
operasi prosedur yang telah diterapkan di seiap
departemen dalam organisasi kerja kami sejak
perusahaan ini berdiri pada tahun 1970.
Selain terus berkomitmen inggi untuk memberikan
kualitas pendidikan dan ketrampilan yang memadai,
kami juga selalu berusaha memberikan kondisi
kerja terbaik yang aman dan nyaman bagi seluruh
karyawan dan anggota keluarga karyawan.
Kami memandang perspekif dan latar belakang
karyawan yang beragam sebagai aset perusahaan.
Kebijakan dan prakik yang kami lakukan, termasuk
Prinsip Perilaku Bisnis (Principles of Business
Conduct) dan Kebijakan Hak Asasi Manusia,
melarang adanya diskriminasi dan menghormai
keragaman di dalam perusahaan. Kebijakan kami
dirancang untuk mendorong dan memberikan
penghargaan kepada karyawan berdasarkan
prestasi individu serta untuk mengakui, melindungi
dan memajukan hak asasi manusia. Itu semua telah
menjadi budaya perusahaan kami.
Kami memprioritaskan serapan tenaga kerja asal
Papua untuk berkarier di Freeport Indonesia.
Sudah menjadi kebijakan Freeport Indonesia bahwa
prioritas serapan tenaga kerja asal Papua diberikan
kepada Suku Amungme dan Kamoro, kemudian
kepada lima suku kekerabatan lain: Dani, Nduga,
Ekari, Damal dan Moni, setelah itu kepada suku
Papua lainnya, baru kemudian diberikan kepada
calon tenaga kerja asal non-Papua. Pekerja asal
Papua kini sudah mengisi berbagai posisi di seiap
level departemen kerja kami. Untuk level teringgi
saat ini, kami telah menunjuk masyarakat asli Papua
untuk mengisi posisi seingkat Vice President, dan
seorang komisaris.
Sepanjang kami beroperasi, catatan atas
pengelolaan sumberdaya manusia memberikan
korelasi posiif terhadap moivasi dan semangat
kerja karyawan. Pada tahun 2012, jumlah karyawan
yang memutuskan mengakhiri kerja dengan
kami sebesar 3,8% di mana 3,5% di antaranya
adalah pekerja dari Indonesia termasuk Papua,
dan 0,3% di antaranya merupakan tenaga kerja
asing (ekspatriat). Presentase tersebut relaif
kecil dibandingkan minat karyawan untuk terus

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

19

Laihan ruin pemadaman kebakaran dan tanggap darurat untuk memasikan kesiapan seluruh pekerja kami.

berkembang bersama kami. Bahkan ujian akan
loyalitas pekerja patut mendapatkan apresiasi
inggi. Saat ini, karyawan yang bekerja bersama
kami telah memasuki generasi keiga.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
adalah Prioritas Kami
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selalu
menjadi fokus utama kami. Komitmen K3 adalah
yang paling utama. Untuk memasikan hal itu,
selain mengimplementasikannya dalam bentuk
kebijakan, strategi dan standar operasi prosedur
yang ketat, kami juga mengikui berbagai seriikasi
internasional tentang K3 seperi OHSAS 18001:2007
dan NOSA 5 Star Raing.
Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

20

Secara ruin melakukan pemantauan atas seriikasi
yang diberikan. Oleh karena itu kami mampu
untuk terus memasikan bahwa kebijakan hingga
implementasi K3 selalu dipantau dan diperbaharui
mengikui perkembangan isu strategis di organisasi

kerja kami untuk mencapai hasil kualitas K3 terbaik.
Di tahun 2012 kami idak menyelenggarakan audit
OHSAS 18001:2007 karena manajemen sedang
berkonsentrasi pada rekonsiliasi pasca-pemogokan.
Melaksanakan sebuah program keselamatan
untuk wilayah operasi dengan melibatkan 29.947
karyawan dan kontraktor merupakan sebuah
tantangan tersendiri. Kegiatan operasi kami
mulai dari akivitas penambangan dan peleburan,
pengolahan bijih, pembangkit tenaga listrik, operasi
pengangkutan darat, udara, pengelolaan pelabuhan
laut, dan kapal laut, pusat-pusat pemukiman,
asrama, dan pengelolaan hotel serta bandara.
Untuk itu, diperlukan kecermatan dan kerja sama
im yang handal dalam pengelolaan keselamatan.
Hal itu melibatkan fokus pengelolaan dan
penyeliaan; suatu sistem pengelolaan keselamatan
untuk seiap aspek operasi; pelaihan keterampilan
dan penyeliaan pendahuluan, dasar, dan khusus
(safety inducion) termasuk kursus penyegaran
tahunan (annual refresher); sebuah sistem
untuk memantau hasil dan kemajuan dalam
mencapai sasaran-sasaran keselamatan; serta
evaluasi menyeluruh atas sistem kerja yang telah
diterapkan.

Hubungan antara Perusahaan dan Karyawan
Tahun 2011 merupakan iik terendah hubungan antara kami dan karyawan. Karyawan
melakukan aksi mogok massal pada bulan Juli, lalu diteruskan pada pertengahan
hingga akhir Desember 2011. Kami mengakui hal ini sebagai perisiwa buruk sepanjang
perusahaan ini beroperasi. Kondisi ini membuat reputasi negaif perusahaan kami di mata
pemangku kepeningan internal dan eksternal. Solidaritas yang rendah serta kurangnya
kepercayaan antar-pemangku kepeningan menyebabkan kondisi ini berlanjut hingga
perganian tahun.
Memasuki tahun 2012, kami bekerja keras untuk kembali menyatukan visi bersama
kelompok masyarakat untuk segera menghenikan dampak dan aksi yang secara total
berlangsung lebih dari 3 bulan. Sebagai upaya indak lanjut dari kesepakatan penghenian
aksi, berbagai program pemulihan kami lakukan seperi mengembalikan karyawan untuk
bekerja kembali sesuai dengan asal departemen, dan memberikan beasiswa bagi pekerja
yang ingin melanjutkan studinya hingga Strata 2. Program beasiswa untuk program
Diploma 3 hingga Strata 2 yang telah berlangsung sejak lama ini, bekerjasama dengan
berbagai universitas negeri dan swasta di Indonesia.

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

21

Gambar 2 PT Freeport Indonesia Safety, Health and Environmental (SHE) Steering Commitee
(Periode: Juli 2012 - Desember 2012)

Doc No. ORG-PTFISC-2012
Revision Date: August 3, 2012

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

22

Karena memandang K3 sebagai komponen utama
yang harus menjadi fokus perhaian dalam operasi,
seiap tahun kami menyusun Paniia Pembina K3
yang terdiri dari lintas departemen dan kontraktor.
Paniia Pembina K3 ini merupakan komite ad hoc
yang melaksanakan tugasnya selama enam bulan.

Hasil kinerja K3 di seiap departemen kemudian
menjadi pembahasan dalam satuan kerja ini yang
kemudian menghasilkan berbagai rencana indak
lanjut implementasi K3 yang lebih komprehensif
dan menjawab isu strategis yang berkembang
saat itu.

Sepanjang tahun 2012, kecelakaan
kerja yang wajib dilaporkan di
wilayah kerja kami rata-rata
mencapai 11 kejadian seiap
bulannya. Umumnya kecelakaan
kerja yang terjadi adalah disebabkan
oleh kemampuan mental atau
kejiwaaan perorangan yang kurang
prima dalam melakukan pekerjaan,
maupun disebabkan pengawasan/
kepemimpinan yang kurang
memadai. Pada bulan November
2012 terjadi satu kasus kecelakaan
kerja yang menyebabkan kemaian.
Selebihnya merupakan kecelakaan
kerja yang mengakibatkan cedera.
Tingginya ingkat kecelakaan kerja ini
menjadi fokus utama perbaikan kami
sepanjang tahun 2012. Berbagai
indak lanjut perbaikan terus kami
lakukan seperi memperbaharui
prosedur operasi standar yang
lebih ketat, prosedur pengawasan
yang dilakukan secara berlapis,
hingga evaluasi menyeluruh untuk
memasikan kondisi kerja yang
aman.
Pada periode 2003 - 2011, secara
garis besar peta kecelakaan
kerja mengalami kecenderungan
menurun. Kondisi anomali hanya
terjadi pada tahun 2007 dan 2012.
Selain kondisi kerja yang nyaman,
sistem kerja yang telah terintegrasi
menyebabkan karyawan jauh
lebih fokus dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai beban target yang
ditetapkan.

Tabel 3

Rekapitulasi Kecelakaan Kerja Tahun 2012

2012

Oct

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

Nov Dec

Fatal

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

1

0

LTA/RAC

2

1

0

2

3

2

2

2

8

3

3

3

Reportable 6

3

1

6

4

12

7

4

20

9

10

12

Total

4

1

8

7

15

9

6

28

12

14

15

8

Keterangan:
Fatal (meninggal) adalah cedera/sakit akibat kerja yang dialami karyawan disebabkan kecelakaan kerja sehingga
mengakibatkan pekerja tersebut meninggal.
LTA (Lost Time Accident) adalah cedera /sakit akibat kerja yang alami karyawan disebabkan kecelakaan kerja
sehingga idak mampu untuk kembali bekerja pada jadwal gilir kerja reguler berikutnya.
RAC (Restricted Acivity Case) adalah cedera atau sakit yang dialami karyawan disebabkan kecelakaan kerja
sehingga hanya dapat melakukan kerja terbatas.
Reportable adalah beberapa jenis kecelakaan kerja yang dilaporkan dan tercatat sebagai tolak ukur perhitungan
kinerja K3 perusahaan (Fatal, LTA, RAC, NDL=Non Day Lost, sakit akibat kerja).

Gambar 3

0.70

Graik Kecenderungan Penurunan Kecelakaan Kerja 2003 - 2012

0.63

0.60

0.44

0.50

0.38
0.40

0.31

0.37 0.37 0.35 0.35
0.27 0.29

0.30
0.20
0.10
0.00

Pengendalian Kesehatan
Kerja Karyawan
Kami telah mengideniikasi HIV/AIDS, Tuberkulosis
(TB), Malaria, dan Diare sebagai empat penyakit
serius yang mempengaruhi karyawan, keluarga
karyawan dan masyarakat lokal di sekitar wilayah
operasi kami. HIV/AIDS di Kabupaten Mimika
terus meningkat dan berkembang sebagai ancaman
serius dimasa datang dengan prevalensi sekitar 2%
dan ingkat infeksi yang jauh lebih inggi daripada
ingkat rata-rata global (1,4/1,000/tahun di Mimika
vs 0,4/1.000/tahun secara global). Situasi kesehatan
ini sangat berdampak bagi masyarakat asli Papua.
Transmisi HIV/AIDS di Papua didominasi oleh
penularan heteroseksual.

2003

2004
Reportable Rate

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Liner (Reportable Rate)

Indonesia berada di antara sepuluh negara teratas
di dunia yang memiliki beban TB yang inggi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, angka
insiden TB di Indonesia sebesar 281 per 100.000
orang. Pemantauan kesehatan kami menunjukkan
bahwa ingkat kasus TB akif baru pada tahun
2012 di Kabupaten Mimika adalah 2,3 kali lipat
dari angka nasional. Selain itu, Provinsi Papua
memiliki prevalensi malaria teringgi di Indonesia
dan malaria merupakan penyebab tunggal terbesar
angka kesakitan dan rawat inap masyarakat di
sekitar wilayah kerja kami.
Dalam kaitannya dengan diare, lokasi yang jauh
dari desa di Kabupaten Mimika, terbatasnya

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

23

Tabel 4

Agenda Safety Training Inducion (STI) 2012

No

Tahun

Jenis Pelaihan dan
Penyuluhan

1

2012

Kelas Safety Inducion
pengenalan K3 di
linkungan kerja

Berbagai
Departemen

3.200 Orang

2

2012

Kelas Annual Refresher

Tambang bawah
tanah

2.598 Orang

3

2012

Pelaihan lainnya
termasuk berkerja
sama dengan IBCA

Tambang bawah
tanah

2.598 Orang

Tabel 5

Departemen

Jumlah
peserta

Agenda Penyuluhan Kontrol Malaria 2012

No

Tahun

1

Jenis Penyuluhan
dan pelaihan

Departemen

Lokasi

2012

Penyuluhan Malaria

Semua
Mulipurpose
departemen
dan kontraktor KK

100
Orang

2

2012

Penyuluhan Malaria

SMKN 1

SMKN 1
Mimika

150
Orang

3

2012

Penyuluhan Malaria

Berbagai
macam
departemen

Shopping
Bujang
TPRA

75
Orang

akses terhadap air bersih dan sanitasi, dan prakik
kesehatan higiene yang buruk serta pengetahuan
yang rendah, diare terus menjadi penyakit umum
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.

Laporan
Keberlanjutan
PT Freeport
Indonesia
2012

24

Kegiatan pengendalian kesehatan karyawan dan
keluarga karyawan ini selain diinisiasi oleh internal
perusahaan, juga memanfaatkan mitra lokal. Kami
melakukan kolaborasi kemitraan dengan Lembaga
Pengembangan Masyarakat Amungme dan
Kamoro (LPMAK) untuk program aksi kesehatan ini.
Lembaga ini mengelola Dana Kemitraan Freeport
Indonesia bagi pengembangan masyarakat, yang
dialokasikan dari pendapatan kotor tahunan
perusahaan.

Jumlah
Peserta

Pada 2012, Dana
Kemitraan Freeport
Indonesia telah
menyumbangkan
USD

17,2

juta

untuk program
pelayanan kesehatan
masyarakat
Dana Kemitraan bagi program
pengembangan masyarakat
langsung dikelola dalam konsep
kemitraan iga pihak, yaitu antara
pemerintah, masyarakat sipil
dan Freeport Indonesia. Pada
2012, Dana Kemitraan Freeport
Indonesia telah menyumbangkan
USD 17,2 juta untuk program
pelayanan kesehatan masyarakat,
termasuk pengoperasian dua
rumah sakit masyarakat, yaitu
Rumah Sakit Mitra Masyarakat
dan Rumah Sakit Tembagapura,
serta pelaksanaan program