Lakip DPKH Kaltim 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
A. Dasar Pembentukan Organisasi
Pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur
pelaksanaurusan Pemerintahan di bidang peternakan yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur Kalimantan Timur melalui Sekretaris Daerah.
Dasar pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 04 Tahun 2003
tentang Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang diperkuat dengan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 08 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi
Kalimantan Timur dan kemudian ditetapkan kembali melaluiPeraturan Gubernur
Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Keberadaan Dinas

Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebagai unsur pelaksana teknis
penyelenggaraan pemerintahan daerah, diharapkan dapat membantu Gubernur
membawa Kaltim melakukan pembangunan di subsektor peternakan dalam rangka
mendorong pembangunan daerah yang berkesinambungan.
B. Aspek Strategis Organisasi
Sebagai bagian dari pembangunan sektor pertanian dan pembangunan wilayah,
maka pembangunan peternakan dalam meningkatkan produksinya akan
dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang meliputi lingkungan strategis wilayah
dan nasional; lingkungan global dan regional; dan lingkungan strategis politik dan
ekonomi sebagai berikut :
1. Lingkungan Strategis Global dan Regional tidak akan terlepas dari aturan-aturan
perdagangan bebas, terkait dengan diberlakukannya Technical Barrier On Trade,
Sanitary Phytosanitary dan liberalisasi dalam perdagangan dan jasa.
2. Lingkungan Strategis Wilayah dan Nasional, meliputi :
a. Seiringnya jumlah penduduk yang terus meningkat tidak terlepas dari
kebutuhan bahan pangan yang berkualitas.
b. Terjadinya proses transformasi struktural perekonomian yang berdampak
padamenurunnya pangsa pasar dari sektor pertanian, sementara tenaga kerja
masih bertumpu di sektor pertanian.


P a g e 1 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

c. Selain itu terjadinya konversi lahan pertanian sehingga petani peternak gurem
meningkat dan produktivitas pertanian menurun. Sementara pemanfaatan
lahan di Wilayah Kalimantan Timur masih belum optimal.
3. Lingkungan Strategis Politik dan Ekonomi, yang akan berhadapan dengan
pergeseran fungsi dan peran pemerintah termasuk berlakunya Undang-undang
dan peraturan tentang pemerintahan daerah dan perimbangan keuangan antara
pusat dan daerah.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun 2008, Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :

Tugas Pokok :
Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang peternakan dan kesehatan

hewan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Adapun wewenang Pemerintah Provinsi Bidang Peternakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom adalah sebagai berikut:
(1).

Penetapan standar pelayanan minimal dalam bidang peternakan yang wajib
dilaksanakan oleh kabupaten/kota
(2). Penetapan standar pembibitan/perbenihan peternakan
(3). Penetapan standar teknis minimal Rumah Potong Hewan, Rumah Sakit
Hewan dan Satuan Pelayanan Peternakan Terpadu
(4). Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparat
peternakan teknis fungsional, keterampilan dan diklat kejuruan tingkat
menengah
(5). Promosi ekspor komoditas peternakan unggulan daerah propinsi
(6). Penyediaan dukungan kerjasama antara kabupaten/kota dalam bidang
peternakan
(7). Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan penyakit
menular di bidang peternakan lintas kabupaten/kota
(8). Pengaturan penggunaan bibit unggul peternakan

(9). Penetapan kawasan peternakan terpadu berdasarkan kesepakatan dengan
kabupaten/kota
(10). Pelaksanaan penyidikan penyakit di bidang peternakan lintas kabupaten/kota
(11). Penyediaan dukungan pengendalian eradikasi penyakit di bidang peternakan

P a g e 2 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

(12). Pemantauan, peramalan dan pengendalian serta penanggulangan eksplosi
penyakit di bidang peternakan

Fungsi :
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor
45 tahun 2008 tersebut, mempunyai fungsi :
(1). Perumusan kebijaksanaan teknis bidang peternakan sesuai dengan rencana
strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;

(2). Perencanaan, pembinaan dan pengendalian di bidang peternakan;
(3). Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
peternakan;
(4). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
perbibitan dan budidaya peternakan;
(5). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
pengembangan kawasan dan usaha peternakan;
(6). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan kesehatan
hewan;
(7). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
pasca panen dan kesehatan masyarakat veteriner;
(8). Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
(9). Pelaksanaan pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
(10). Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
(11). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya.
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 8 tahun 2008
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Provinsi
Kalimantan Timur dan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 tahun 2008

tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Kalimantan Timur, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dibantu oleh :
1. Sekretariat Dinas
2. Bidang Perbibitan dan Budidaya
3. Bidang Kesehatan Hewan
4. Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan
5. Bidang Pascapanen dan Kesmavet
Secara rinci struktur organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat
dilihat pada lampiran 1.

P a g e 3 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

E. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan kegiatan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
per Desember 2016 memiliki sumber daya manusia aparatur secara keseluruhan
termasuk pada UPTD sebanyak 181 orang yang terdiri dari 27 orang pejabat struktural,

78 orang pejabat non struktural dan 76 orang tenaga honorer. Komposisi pegawai
berdasarkan tingkat pendidikan maupun wilayah kerja dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1

Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Esselon dan Jenis Kelamin Tahun 2016
No.

Uraian

1
2
3
4
5

Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Non Esselon

CPNS
JUMLAH
Non PNS
TOTAL

6

Jenis Kelamin
Laki-laki
1
4
8
42

Perempuan
3
11
36

Jumlah

1
7
19
78

55
57
112

50
19
69

105
76
181

Tabel 1.2. Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2016
No.

1.
2.
3.
4.

5.
5.
6.
7.

Uraian
Strata 3
Strata 2
Strata 1
Sarjana
Muda/Diploma
III
SLTA
SLTP
SD

Tidak ada ijazah
TOTAL

PNS
1
16
41
-

Pegawai
CPNS
HONOR
33
4

Jumlah
1
16
74
4

40
6
1
-

-

32
3
1
2

72
9
2
2

105

0

76

181

P a g e 4 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Tabel 1.3. Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Golongan Tahun 2016
No.
A
1.
2.
3.
4.
5.

Golongan
Dinas Peternakan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Non PNS

A

Ruang
B
C

D

7
6
1
-

5
23
2
-

10
1
2
-

1
7
6
-

Jumlah
B
1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

13
46
10
2
40
111

UPTD Laboratorium Keswan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Non PNS

1
-

2
-

4
2
-

2
-

Jumlah
C.

Jumlah

2
6
2
17
27

UPTD Balai Pembibitan dan
Inseminasi Buatan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Non PNS

1
-

1
1
7
-

2
5
-

1
1
5
-

2
4
13
5
19

21

43
181

Jumlah
TOTAL

16

41

27

P a g e 5 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

F. Sarana dan Prasarana Kantor
Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya didukung oleh sarana dan prasarana, antara lain :
1. Gedung kantor induk terdiri dari kantor dan klinik hewan dengan beberapa
prasarana seperti : website, papan pengumuman, leaflet, wireless/hotspot serta
mobil dinas.
2. Laboratorim di UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet terdiri dari
kantordan laboratoriumdengan beberapa prasarana seperti peralatan dan
perlengkapan kantor dan laboratorium serta kendaraan untuk operasional.
3. Perkandangan di UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan, terdiri dari kantor
dan Laboratorium IB dengan beberapa prasarana seperti peralatan dan
perlengkapan kantor; peralatan laboratorium; serta sarana mobilitas/kendaraan
untuk operasional.
1.2.

Landasan Hukum
Landasan hukum dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
2. INPRES Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP).
3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

1.3.

Maksud Dan Tujuan
Maksud penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah
mewujudkan terselenggaranya good government yang merupakan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan dalam
pelaksanaan visi dan misi organisasi.

P a g e 6 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan Akuntabilitas Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur kepada Gubernur sebagai pihak yang memberikan mandat/amanah.
2. Mewujudkan kredibiltas Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat
3. Mengetahui dan menilai keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab.
4. Meningkatkan perencanaan baik perencanaan program, kegiatan maupun
perencanaan penggunaan sumber daya manusia dan organisasi.
5. Merupakan umpan balik bagi peningkatan kinerja pemerintah.
6. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat berjalansecara
efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.
1.4.

Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang (pembentukan
organisasi, aspek organisasi,tugas dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya manusia,
sarana dan prasarana kantor), landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika
penyajian;
Bab II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan anggaran Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur meliputi Rencana Strategis Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan TimurTahun 2013-2018dan Penetapan Kinerja Tahun 2016.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan evaluasi dan analisis
pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dikaitkan dengan
pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2016.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari LaporanAkuntabilitas Kinerja
Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 danmenguraikan
rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masadatang.

P a g e 7 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
A. Rencana Strategis
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategi instansi
pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategis, kebijakan, dan
program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab
tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan
perencanaan strategisnya yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi
dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Rencana strategis Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mencakup visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam rangka mencapai sasaran sesuai dengan
program dan indikator keberhasilan pencapaian kinerja.
1. Visi
Dalam
mewujudkan
pembangunan
subsektor
PeternakanProvinsi Kalimantan Timur adalah :

peternakan,

visi

Dinas

”Terwujudnya Agribisnis Peternakan yang Berdaya Saing Menuju Dua Juta Ekor
Sapi”.
2. Misi

P a g e 8 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Dalam rangka mewujudkan visi,misi yang harus dilaksanakan Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur yaitu :
 Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat.
 Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah
lingkungan.
 Meningkatkan usaha pengelolaan hasil peternakan dalam rangka penyediaan
pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan halal (ASUH).

3. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakan
kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam
pelaksanaan misi. Dalam 2013-2018 yang akan datang diarahkan pada pencapaian
tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal
ternak (daging dan telur).
2. Meningkatkan efesiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan.
3. Meningkatnya jaminan keamanan pangan produk peternakan.

4. Sasaran
Sasaran Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur diarahkan dalam rangka
meningkatkan produksi dan ekspor hasil peternakan, pemberdayaan petani dan
peternak, peningkatan ketahanan pangan asal ternak dan pengembangan peternakan
berwawasan agribisnis serta pencapaian kecukupan daging tahun 2015.
Tabel 2.1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Peternakan Provinsi
Kalimantan Timur

No
1

Sasaran

Indikator Kinerja Utama

Tujuan 1 :
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan
asal ternak (daging dan telur).

Sasaran strategis 1 :
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan Persentase Ketersediaan Lokal:
masyarakat terhadap produk pangan - Daging (%)
- Telur (%)
asal ternak (daging dan telur)

P a g e 9 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

No
2

2016

Sasaran

Indikator Kinerja Utama

Tujuan 2 :
Meningkatkan efesiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan.

Sasaran Strategis 2 :
1. Jumlah Masyarakat yang
memanfaatkan biogas (KK)
2. Jumlah Kebuntingan Hasil IB
3. Jumlah Peternak yang
memanfaatkan teknologi pakan

Meningkatkan peran teknologi
peternakan tepat guna dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam terbarukan
3

Tujuan 3 :
Meningkatkan Jaminan Keamanan Pangan Produk Peternakan

Sasaran Strategis 3 :
Menurunnya tingkat keresahan
masyarakat terhadap pemalsuan
daging

Kasus Pemalsuan Daging

5. Indikator Kinerja
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu
menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU (Key Performance Indicator) adalah
ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2013 -2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan TimurTahun
2013-2018
No
A.

Sasaran
Meningkatnya
pemenuhan
kebutuhan
masyarakat
terhadap produk
pangan asal ternak
(daging dan telur)

Indikator
-

Persentase
ketersediaan local
daging dan telur

Alasan
-

-

Sumber Data

Populasi ternak di
Kalimantan Timur
masih rendah
Produksi daging dan
telur masih rendah
Tingginya kasus
kejadian penyakit

Renstra, Statistik
Peternakan

P a g e 10 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

No

Sasaran

2016

Indikator

Alasan
-

-

-

B

c.

Meningkatnya
Penerapan
teknologi
peternakan tepat
guna dengan
memperhatikan
kelestarian
lingkungan dan
sumber daya
terbarukan
Menurunnya
tingkat keresahan
masyarakat
terhadap pemalsuan
daging

- Jumlah masyarakat
yang memanfaatkan
biogas
- Meningkatkan
jumlah kebuntingan
hasil IB
- Jumlah peternak
yang memanfaatkan
teknologi pakan
- Jumlah usaha yang
memperoleh
sertifikat Nomor
Kontrol Veteriner/
NKV

-

-

Sumber Data

jembrana
Tingginya gangguan
reproduksi ternak
sapi/kerbau
Tingginya penyakit
parasite (cacingan)
Tingginya Kasus Al
Pemanfaatan lahan eks
tambang belum
optimal
Jumlah keluarga
miskin yang belum
memelihara ternak
Penggunaan energi
alternatif meningkat
Perbaikan mutu
genetik ternak sapi
Perbaikan pakan
berkualitas

Laporan tahunan
dan LAKIP

Masih terbatasnya
usaha pengelolaan
hasil peternakan
karena keterbatasan
bahan baku dan
keterampilan pelaku
usaha. Masih banyak
kasus pemalsuan
daging yang terjadi di
Kalimantan Timur

Laporan tahunan
dan LAKIP

Indikator Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur yang mendukung
visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut:
Misi I : Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat
Tujuan 1 : Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak

P a g e 11 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Sasaran 1 : Meningkatnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk
pangan asal ternak (daging dan telur)
Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu:

Tabel 2.3. Persentase Ketersediaan Lokal Daging dan Telur (dalam %)

Misi II :

Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah
lingkungan
Tujuan 2: Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian
lingkungan
Sasaran 2: Meningkatnya penerapan teknologi peternakan tepat guna dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam
terbarukan
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu:
Tabel 2.4. Jumlah Masyarakat yang Memanfaatkan Biogas (KK), Jumlah
Kebutuhan Hasil IB (ekor) dan Jumlah Peternak yang
Memanfaatkan Teknologi Pakan (KK)

P a g e 12 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Misi III: Meningkatkan Usaha pengelolaan hasil peternakan dalam rangka penyediaan
pangan asal hewaan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH)
Tujuan 3: Meningkatkan jaminan keamanan pangan produk peternakan
Sasaran 3: Menurunnya tingkat keresahan masyarakat terhadap pemalsuan
daging
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu
Tabel 2.5. Jumlah usaha yang memperoleh sertifikat Nomor Kontrol
Veteriner/NKV (dalam unit usaha)

6. Strategi
Strategi adalah cara dan teknik mencapai tujuan yang akan digunakan acuan dalam
penetapan kebijakan, program dan kegiatan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi
tersebut sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)Provinsi
Kalimantan Timur, maka arah strategi Dinas Peternakan Kalimantan Timur dalam
membangunan peternakan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan produktivitas ternak
2. Pengembangan peternakan dengan pendekatan kawasan dan komoditas unggulan,
melalui pemanfaatan lahan secara optimal dengan pola simbiosis mutualisme antara
ternak dengan tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan dan eks
tambang
3. Peningkatan pengamatan, penyidikan, pencegahan dan pengendalian penyakit
hewan menular strategis

P a g e 13 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

4. Peningkatan peran swasta dalam usaha pembibitan ternak khususnya sapi dan
kambing
5. Penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan
6. Peningkatan Sumber Daya Manusia peternak dan pelaku usaha untuk menghasilkan
produk peternakan yang berdaya saing

7. Kebijakan
Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk
mencapai tujuan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi tersebut sebagaimana
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Kalimantan Timur,
maka arah kebijakan Dinas Peternakan Kalimantan Timur dalam membangunan
peternakan adalah sebagai berikut:
Arah kebijakan Dinas Peternakan Peternakan Kalimantan Timur dalam membangun
peternakan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Penurunan Resiko inbreeding melalui Intensifikasi Kawin Alam (INKA)
Peningkatan angka kelahiran, memperpendek jarak kelahiran (calving interval)
dan peningkatan bobot lahir.
Pengembangan komponen agribisnis Peternakan
Pengembangan pola integrasi sapi dengan tanaman
Pengembangan kawasan peternakan
Penguatan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan hewan (Puskeswan dan
Check Point)
Peningkatan pelayanan kesehatan hewan melalui pengobatan, depopulasi,
biosecurity dan vaksinasi
Akreditasi laboratium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan
Peningkatan investasi, industrialisasi peternakan dan peran swasta melalui
pemanfaatan dana corporate social responsibility (CSR), kredit ternak sejahtera
(KTS) dan sumber pembiayaan lainnya.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan baku biogas melalui pengembangan
desa mandiri energi
Pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan
Pengembangan teknologi pakan ternak dan pengawasan mutu pakan ternak
Perbaikan mutu genetik sumber daya genetik ternak asli Kalimantan Timur (Rusa
Sambar, Kerbau Kalimantan Timur dan Ayam Nunukan)
Peningkatan kualitas bibit ternak melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB)
Penguatan prasarana dan sarana Inseminasi Buatan (IB)
Peningkatan penerapan teknik budidaya ternak yang baik (Good Farming

Practicel)

P a g e 14 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

17. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia peternak dan pelaku usaha
peternakan
18. Perbaikan standarisasi produk peternakan peternakan dan sistem pendukung
peternakan
19. Peningkatan prasarana dan sarana peternakan, baik sarana produksi,pengolahan
dan pemasaran sehingga memenuhi kebutuhan lokal
20. Akreditasi laboratorium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat
veteriner
21. Peningkatan penerapan Public Awareness Kesejahteraan hewan) melalui sosialisasi
kepada konsumen, peternak dan pelaku usaha.
8. Program dan kegiatan
A. Program
Program merupakan instrument kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan
untuk mencapai sasaran dan tujuan. Program disusun dalam kerangka strategis
nasional dan merupakan salah satu elemen dalam pencapaian rencana
pembangunan nasional. Program harus dapat menggambarkan kontribusi dari
pelaksanaan pemerintahan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional.
Program pembangunan peternakan adalah program strategis yang
diharapkan dapat mewujudkan visi dan misi pembangunan Provinsi Kalimantan
Timur khususnya pembangunan peternakan selama 5 tahun ke depan yang
disesuaikan dengan urusan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur diimplementasikan ke dalam 2 (dua) kelompok program, yaitu program yang
menunjang pembangunan peternakan dan program utama yang mendukung
penyelenggaraan pembangunan peternakan dan bersentuhan langsung dengan
masyarakat.
Program dan kegiatan tersebut sebagaimana dalam uraian berikut ini.
1.

Program Pelayanan Administratif
a. Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.

P a g e 15 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2.

2016

Program Pembangunan Peternakan
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
b. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
d. Pragram Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
e. Program Pengembangan Kawasan Peternakan
f. Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan

B. Kegiatan
Kegiatan merupakan sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya yang
ditujukan untuk mencapai sasaran program. Berdasarkan pada misi, tujuam dan
sasaran serta program yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2013-2018. Kegiatan dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kelompok
kegiatan yaitu:
I. KEGIATAN PRIORITAS
Kegiatan ini meliputi:
1. Program Peningktan Produksi Hasil Peternakan, meliputi kegiatan:
1.1
Pengembangan Pembibitan dan Budidaya
2. Program Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, meliputi kegiatan:
2.1 Pengembangan kawasan dan sapi potong dan komoditas unggulan
3. Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan, meliputi kegiatan:
3.1
Pelatihan Keterampilan Pengembangan Budidaya Ternak
4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
4.1
Pengembangan pemasaran hasil produksi
5. Program Peningkatan Pemasaran Teknologi Peternakan, meliputi kegiatan:
5.1
Pengembangan teknologi peternakan tepat guna
II

KEGIATAN PENDUKUNG
Kegiatan ini meliputi
1. Kegiatan yang terkait dengan pelayanan administrasi
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, meliputi kegiatan:
(1). Penyediaan jasa surat menyurat
(2). Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
(3). Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
(4). Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
(5). Penyediaan jasa kebersihan kantor

P a g e 16 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(6).
(7).
(8).
(9).
(10).
(11).
(12).
(13).
(14).

2016

Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
Penyediaan jasa alat tulis kantor
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan
kantor
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Penyediaan makanan dan minuman
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Rapat-rapat koordinasi, pembinaan dan pengawasan ke dalam
daerah
Penyediaan jasa tenaga tertentu

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, meliputi
Kegiatan:
(1). Pengadaan kendaraan dinas/operasional
(2). Pengadaan perlengkapan gedung kantor
(3). Pengadaan peralatan gedung kantor
(4). Pengadaan mebeleur
(5). Pengadaan perlatan dan perlengkapan Rumah Tangga
(6). Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
(7). Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
(8). Rehabilitas sedang/berat gedung kantor
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, meliputi Kegiatan:
(1). Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya
(2). Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, meliputi
Kegiatan:
(1). Pendidikan dan Pelatihan formal
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah, meliputi Kegiatan:
(1). Penyususnan informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(2). Peningkatan Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah
f.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, meliputi Kegiatan:
(1). Penyusunan Kebijakan Program dan Monitoring Evaluasi

P a g e 17 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

2. Kegiatan yang terkait dengan Pembangunan:
a. Program penunjang
1.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
meliputi Kegiatan:
(1.1) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular
ternak
(1.2) Pelayanan laboratorium keswan dan kesmavet
2.

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
kegiatan:
(2.1) Pembibitan dan perawatan ternak
(2.2) Pengembangan Agribisnis Peternakan

meliputi

Selain itu, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur juga mendapatkan dana yang
bersumber dari APBN adalah sebagai berikut :
a. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat
Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyatmeliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Peningkatan Produksi Pakan Ternak
2. Pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan
Penyakit Zoonosis
3. Penyediaan Benih dan Bibit serta Peningktan Produksi Ternak
4. Peningkatan Persyaratan Produk Hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
(ASUH)
5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan
Keswan
b. Program penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian meliputi :
1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
4. Layanan Perkantoran
5. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
6. Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP)

P a g e 18 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

B. Penetapan Kinerja Tahun 2016
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran
dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.Dalam rangka
peningkatan akuntabilitas kinerja instansi, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
telah menyusun Penetapan Kinerja Tahun 2014sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi
dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja.Penetapan Kinerja Tahun
2015 Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2.6. Penetapan Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016

P a g e 19 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur telah
melaksanakanpenilaian kinerja dengan mengacu pada PenetapanKinerja tahun 2016 yang
telah disepakati. Penilaian ini memberikan gambaran keberhasilan dankegagalan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran yang dalam kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai
dengantingkat capaian kinerja adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Predikat Kinerja
No
1
2
3
4
5

Interval nilai realisasi kinerja
91 ≤ 100
76 ≤ 90
66 ≤ 75
51 ≤ 65
≤ 50

Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

Sumber : Permendagri No.54 Tahun 2010
Pengukuran Capaian Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2016secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2. Capaian Kinerja Tujuan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Tahun 2016
No
1
1

Indikator
2
Populasi Ternak (Ekor) :
- Sapi Potong
- Sapi Perah
- Kerbau
- Kambing
- Domba
- Babi
- Ayam buras
- Ayam petelur
- Ayam broiler
- Itik

Satuan

Target

Realisasi

% Capaian

3

4

5

6

Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor

1.002.996
51
5.850
53.137
236
65.241
5.960.465
1.268.932
46.483.820
157.746

118.766
88
P 7.215
age
63.114
300
71.490
5.098.691
1.136.011
64.713.893
214.562

20 | 91

11,84
172,55
123,33
118,78
127,27
109,58
85,54
89,52
139,22
136,02

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

No

Indikator

1
1

2
Jumlah kawasan mandiri energi yang
berbahan dasar kotoran ternak

2

Jumlah kelahiran hasil IB (ekor)

3

Daya tampung ternak (Satuan Ternak)

2016

Satuan

Target

3
Kawasan
mandiri
energi

4

Realisasi

% Capaian

5

6

2

2

100,00

Ekor

2.600

1.859

71,50

ST

12.457

11.775

94,53
88,68

Rata-rata capaian kinerja tujuan 2
No
1
3

Indikator

Satuan

Target

3
%

4

2
Persentase kasus pemalsuan daging

Realisasi

% Capaian

5

6

4,0

3,84

96,00
96,00

Rata-rata capaian kinerja tujuan 3

Keterangan : realisasi populasi tahun 2016 masih angka sementara

Tabel 3.3. Capaian Kinerja Berdasarkan IKU Dinas Peternakan Prov.Kaltim Tahun 2016
No
1
1

No
1
1
2
3

Indikator

Satuan

Target

2
3
4
Ketersediaan Lokal :
- Daging
Persen
75
- Telur
Persen
68.0
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategis 1
Indikator

Satuan

Target

Indikator

Satuan

Target

1
3

2
Jumlah usaha yang memperoleh sertifikat
Nomor Kontrol Veteriner/NKV

3
Unit
Usaha

4

% Capaian

5

6

78.45
62.40

Realisasi

2
3
4
Jumlah masyarakat yang memanfaatkan
KK
128
biogas (KK)
Jumlah kebuntingan hasil IB (ekor)
Ekor
2,730
Jumlah peternak yang memanfaatkan
KK
80
teknologi pakan (KK)
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategis 2

No

Realisasi

5

% Capaian

128

6
100.00

2,416
74

88.50
92.50

P a g e 21 | 9193.67
Realisasi
5

5

104.60
91.76
98.18

9

% Capaian
6
180.00

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Tabel 3.4. Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator RPJMD Prov.Kaltim Tahun 2016
No

Sasaran RPJMD

Indikator Kinerja

Satuan

Target

Realisasi

1

2

3

4
KK

6

7

1 Menurunnya tingkat kemiskinan Jumlah Kepala Keluarga

% Capaian

150

150

8
100,00

2

5

250,00

5

11

220,00

Miskin yang dilatih
budidaya peternakan
2 Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas

Jumlah pengolahan hasil

Unit

peternakan

3 Meningkatnya kontribusi sektor Jumlah kawasan peternakan Kecamatan
pertanian dalam arti luas
4 Tercapainya swasembada
pangan

Jumlah produksi daging

Ton

5 Meningkatnya pengembangan

Jumlah instalasi biogas

Unit

54.441,20
128

80.643,5
128

148,13
100,00

dan pemanfaatan energi
terbarukan

B. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja terkait dengan pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang
dijumpai atau sebab-sebab tidak tercapainya kinerja dalam rangka pencapaian misi yang
sudah direncanakan sebagaimana ditetapkan dalam perencanaan strategis. Pencapaian
sasaran strategis pada tahun 2016 merupakan hasil pencapaian kinerja yang telah dicapai
oleh Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2016adalah sebagai
berikut:
B.1. Capaian Kinerja Tujuan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016

Tujuan 1 : Meningkatkan Populasi dan Produktivitas Ternak
Analisis atas capaian indikator kinerja pada tujuan I (satu) adalah sebagai berikut :

P a g e 22 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

1) Populasi Ternak Sapi Potong
Dalam rangka mencapai visi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur yaitu
terwujudnya agribisnis peternakan yang berdaya saing menuju dua juta ekor sapi di
Kalimantan Timur, maka upaya yang harus dilakukan adalah dengan peningkatan
populasi sapi potong. Upaya ini telah ditargetkan melalui trend pertumbuhan populasi
sapi potong selama 5 tahun sejak tahun 2014 s.d 2018 dapat dilihat pada grafik
berikut.

Grafik 1. Trend Pertumbuhan Populasi Sapi Potong dari Tahun 2014 - 2018
1,827,482
2,000,000
1,415,227

1,800,000
1,600,000
1,002,996

1,400,000
1,200,000
1,000,000

590,762

800,000
600,000
400,000

178.580

200,000
0
2014

2015
2016
2017
2018
Populasi sapi potong (ekor)

Tabel 3.4.a.Pengukuran Capaian Tujuan 1 (satu) pada populasi sapi potong
NO

INDIKATOR

1
2
1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Sapi Potong

SATUAN
3
Ekor

TARGET 2016
TARGET
4
1.002.996

REALISASI % CAPAIAN
5
6
118.766

11,84

Tabel 3.4.b.Realisasi Kinerja Tahun 2015 dan 2016 pada populasi sapi potong
NO

INDIKATOR

SATUAN

2015

2016

1

2

3

4

5

1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Sapi Potong

Ekor

110.097

118.766

KINERJA
NAIK/
TURUN
6

P a g e 23 | 91

7,87

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Pengukuran kinerja terhadap indikator tujuan ini menunjukkan capaian kinerja yang
kurang baik, karena realisasi baru mencapai 118.766 ekor atau dengan capaian 11,84%
dibanding target tahun 2016. Hal ini terlihat bahwa target pada tahun 2016 sangat
tinggi karena di akhir periode Renstra 2018 populasi sapi potong untuk Kalimantan
Timur ditargetkan mencapai 1,8 juta ekor sapi.
Pada tahun 2015 populasi sapi potong mencapai 110.097 ekor, sehingga terjadi
peningkatan populasi sapi potong dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 7,87% atau
terjadi kenaikan populasi sapi potong sebanyak 8.669 ekor. Pertambahan populasi sapi
potong ini sangat signifikan terhadap ketersediaan lokal daging di Kalimantan Timur.
Apabila populasi sapi potong meningkat, maka ketersediaan lokal daging pun juga ikut
meningkat. Ketersediaan lokal daging tahun 2016 mencapai 78,45% yang artinya
ketersediaan lokal diperoleh dari pemotongan sapi lokal dan dipenuhi dari produksi
daging ayam potong karena populasi sapi lokal masih rendah.
Tabel 3.4.c.Realisasi Kinerja dari tahun 2013 s.d 2016 pada populasi sapi potong
NO

INDIKATOR

SATUAN

1

2

3

REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI TARGET RENSTRA
2013
2014
2015
2016
2015
2017
4

5

6

7

8

9

1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Sapi Potong

Ekor

95.085

101.743

110.097

118.766

590.762 1.415.227

Dari data di atas, pencapaian kinerja populasi sapi potong dari tahun 2013 s.d 2016
semakin meningkat. Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2015 dan 2017
realisasinya belum mencapai target. Tidak tercapainya target disebabkanpengadaan
sapi tahun 2016belum bisa mencapai target. Permasalahan yang dihadapi dalam
pencapaian populasi sapi potong antara lain :
1) Keterbatasan anggaran yang tersedia baik dari sumber dana APBD I, APBD II
maupun APBN;
2) Populasi ternak sapi potong dipengaruhi oleh penambahan populasi ternak
melalui kelahiran dan pemasukan ternak, serta pengurangan ternak melalui
pemotongan dan kematian ternak. Jika pemotongan dan kematian lebih besar
daripada kelahiran dan pemasukan maka akan mengurangi populasi ternak,
namun jika kelahiran dan pemasukan ternak lebih besar dari pemotongan dan
kematian ternak maka populasi akan meningkat.

P a g e 24 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

3) Adanya penambahan populasi sapi potong melalui bantuan pengadaan ternak sapi
melalui dana APBN dan APBD. Yang bersumber dana APBN di Kalimantan Timur
sebanyak 316 ekor dan APBD Provinsi Kalimantan sebanyak 1.115 ekor.
4) Kematian ternak sapi 1,36% (1.498 ekor), pengeluaran sapi 0,82% atau 906 ekor
serta pemotongan sapi di Kaltim sebesar 49,01% atau sebanyak 53.960 ekor yang
banyak diambil dari sapi yang ada pada peternak di Kaltim, sedangkan tingkat
kelahiran yang masih rendah hanya sekitar 10,90% (11.998 ekor) karena SDM
peternak masih rendah sehingga tidak sebanding dengan pemotongan ternak yang
cukup tinggi dan pemasukan sapi belum sebanding dengan tingkat pemotongan
yang ada.
Namun keberhasilan kinerja dari tahun 2013 s.d 2016 adalah populasi sapi potong
meningkat setiap tahunnya. Hal ini didukung olehangka kelahiran ternak 10,90% atau
sebanyak 11.998 ekor kelahiran dan pemasukan sapi potong ke Kaltim sebesar 11.508
ekor atau sekitar 10,45%. Data populasi ternak sapi potong dari kabupaten/kota dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4.d. Populasi Sapi Potong di Provinsi Kaltim (Ekor)
No.

Prov / Kab / Kota
Prov. Kaltim

2011

2012

2013

2014

2015

2016**

83.611

91.728

95.085

101.743

110.097

118.766

12.189

15.398

14.136

17.345

20.502

23.348

6.236

6.999

7.582

6.942

7.297

7.589

1

Paser

2

Kutai Barat

3

Kutai Kartanegara

23.464

25.467

25.640

26.198

27.508

28.624

4

Kutai Timur

15.022

15.983

17.177

17.406

17.977

18.802

5

Berau

8.426

9.763

11.573

12.580

13.120

14.656

6

Penajam Paser Utara

10.440

10.879

11.531

11.629

14.299

15.469

7

Mahakam Ulu

-

-

-

1.108

421

486

8

Balikpapan

1.652

2.944

2.962

3.398

2.996

3.477

9

Samarinda

5.681

3.671

3.772

4.266

4.996

5.154

10

Bontang

501

624

712

871

981

1.160

Keterangan : *) Angka Sementara
Dari data tersebut, terlihat populasi sapi meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan
peningkatan populasi sapi potong dilakukan beberapa upaya yaitu penambahan
populasi sapi melalui pengadaan sapi indukan dan sapi bibit yang bersumber dana
APBD maupun APBN, melakukan kegiatan gertak birahi dan Inseminasi Buatan (IB),
pengendalian pemotongan betina produktif (sekitar 3.155 ekor) karena harga sapi
betina lebih rendah dari harga sapi jantan, penanganan gangguan reproduksi dan

P a g e 25 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Helminthiasis (penyakit cacingan), peningkatan peran swasta untuk pengembangan
usaha peternakan sapi serta keterlibatan pihak perbankan seperti Bank Kaltim dan BRI
dalam pemanfaatan sumber pembiayaan/permodalan yang difasilitasi oleh Pemerintah
Daerah.
Namun bila dilihat target akhir periode Renstra Tahun 2018 sebesar 1.827.482 ekor
belum mencapai target karena realisasi di tahun 2016 masih kurang 1.708.716 ekor
untuk mencapai target akhir periode Renstra 2018 dan untuk mencapai target nasional
2017 yang diperjanjikan sebanyak 123.164 ekor masih terdapat kekurangan 4.398
ekor. Untuk itu diperlukan langkah-langkah khusus, yaitu dengan adanya UPSUS
SIWAB (Sapi indukan wajib bunting) melalui Inseminasi Buatan yang digalakkan oleh
pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
rangkaian kegiatan ini dan erat hubungannya adalah pakan hijauan berupa rumput dan
legum yang sekarang lagi trend adalah tanaman Indigofera yang mempunyai kadar
protein sebesar 27% sehingga disebut sebagai hijauan konsentrat, kesehatan hewan
perlu diperhatikan dengan memeriksa ternak yang akan dilakukan IB dan apabila
ternak sehat maka dikeluarkan SKSR (Surat Keterangan Status Reproduksi), agar
pelaksanaan IB dapat dilakukan serentak maka perlu adanya sinkronisasi berahi pada
ternak, straw yang berkualitas dan tidak lupa N2 cair yang selalu tersedia serta SDM
Inseminator.
2) Populasi Ternak Sapi Perah
Sapi perah merupakan salah satu komoditas utama subsektor peternakan. Dengan
adanya komoditi di subsektor peternakan dapat membantu memenuhi pemeuhan
kebutuhan protein hewani masyarakat setiap harinya. Populasi sapi perah merupakan
salah satu indikator kinerja tujuan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur yang
akan dicapai. Trend pertumbuhan populasi sapi perah dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.
Grafik 2. Trend Pertumbuhan Populasi Sapi Perah dari tahun 2014-2018
54
53
53
52
52
51
51
50
50
49
49
48

P a g e 26 | 91

47
2014

2015

2016
2017
Populasi Sapi Perah (Ekor)

2018

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Tabel 3.5.a.Pengukuran Capaian Tujuan 1 (satu) pada populasi sapi perah
NO

INDIKATOR

TARGET 2016

SATUAN

1
2
1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Sapi Perah

TARGET
4

3
Ekor

REALISASI % CAPAIAN
5
6

51

88

172,55

Tabel 3.5.b.Realisasi Kinerja 2015 dan 2016
NO

INDIKATOR

SATUAN

2015

2016

KINERJA
NAIK/
TURUN

1

2

3

4

5

6

1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Sapi Perah

79

Ekor

88

11,39

Pengukuran terhadap capaian kinerja ini menunjukan bahwa capaian kinerja sangat
baik, karena populasi sapi perah mencapai 88ekor dibanding target tahun 2016 atau
dengan capaian sebesar 172,55%. Pada tahun 2015 populasi sapi perah mencapai 79
ekor, sehingga terjadi peningkatan populasi dari tahun 2015 ke tahun 2016 sebesar
11,34% atau terdapat kenaikan populasi sapi perah sebanyak 9 ekor.Hal ini disebabkan
karena adanya kelahiran sebanyak 12 ekor (15,19%), kematian 8 ekor (10,12%) dan
pemasukan ternak sebanyak 5 ekor.Bila dilihat dari target nasional Dirjen Peternakan
dan Kesehatan Hewan populasi sapi perah untuk Kaltim tahun 2016 adalah 30 ekor
dan terealisasi sebanyak 88 ekor, hal ini menunjukkan bahwa capaian populasi sapi
perah telah mencapai target nasional.
Tabel 3.5.c.Realisasi Kinerja dari Tahun 2013 s.d 2016
NO

INDIKATOR

SATUAN

1

2

3

1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Sapi Perah

Ekor

REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI TARGET RENSTRA
2013
2014
2015
2016
2015
2017
4

5
48

6
77

7
79

8
88

9
50

P a g e 27 | 91

52

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Dari data di atas terlihat peningkatan populasi sapi perah dari tahun 2013, 2014, 2015
dan 2016. Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2015 dan 2017, populasi sapi
perah tahun 2015 sudah melebihi target. Hal ini menunjukkan bahwa target populasi
sapi perah pada akhir periode Renstra tahun 2018 sudah tercapai. Data populasi sapi
perah dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5.d. Populasi Sapi Perah di Provinsi Kaltim (ekor)
No.

Prov / Kab / Kota
Prov. Kaltim

2011

2012
43

2013
47

2014
48

2015
77

2016**
79

88

1

Paser

-

-

-

-

-

-

2

Kutai Barat

-

-

-

-

-

-

3

Kutai Kartanegara

-

-

-

-

-

-

4

Kutai Timur

5

Berau

6

Penajam Paser Utara

7

Mahakam Ulu

-

-

-

-

-

-

8

Balikpapan

-

-

-

-

-

-

9

Samarinda

-

-

-

-

-

-

10

Bontang

5
-

12
-

29

9

24
-

27

8

51
-

15

9

48
-

18

8

21

10

55
23

10

Keterangan : *) Angka Sementara
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa populasi sapi perah meningkat setiap tahunnya.
Keberhasilan peningkatan populasi sapi perah dapat dicapai denganbeberapa upaya
yang telah dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan yang lebih intensif
kepada kelompok maupun peternak mengenai cara pemeliharaan yang baik.
Walaupun target akhir Renstra tahun 2018 telah tercapai, namun untuk mencapai
target nasional 2017 populasi sapi perah dengan target 99 ekor, diperlukan beberapa
upaya yaitu pembinaan dalam hal ini melakukan pelatihan/workshop bagi
peternak/kelompok sapi perah tentang cara pemeliharaan (pengelolaan pakan,
kesehatan ternak, penanganan susu dan pasca panen) sapi perah di daerah tropis
seperti Kaltim, melakukan kunjungan ke peternak/kelompok sapi perah di luar
Kalimantan Timur yang telah berhasil.

P a g e 28 | 91

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

3) Populasi Ternak Kerbau
Pemenuhan kebutuhan akan daging di Kalimantan Timur selain daging sapi dapat
dipenuhi melalui penyediaan daging kerbau. Salah satu upaya untuk mencapai
kamandirian pangan adalah tersedianya bahan pangan daging di wilayah Kalimantan
Timur. Untuk itu, trend pertumbuhan populasi kerbau ditargetkan selama 5 tahun dari
tahun 2014 ke tahun 2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 3. Trend pertumbuhan populasi ternak kerbau dari tahun 2014-2018
6,200
6,087

6,100
5,967

6,000
5,900

5,850

5,800
5,700

5,736
5,623

5,600
5,500
5,400
5,300
2014

2015

2016
2017
populasi kerbau (ekor)

2018

Tabel 3.6.a.Pengukuran Capaian Tujuan 1 (satu) pada populasi kerbau
NO

INDIKATOR

1
2
1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Kerbau

SATUAN
3
Ekor

TARGET 2016
TARGET
4
5.850

REALISASI % CAPAIAN
5
6
7.215

123,33

Tabel 3.6.b.Realisasi Kinerja 2015 dan 2016
NO

INDIKATOR

SATUAN

2015

2016

1

2

3

4

5

6.680

7.215

1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Kerbau

Ekor

KINERJA
NAIK/
TURUN
6

P a g e 29 | 91

8,01

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Pengukuran kinerja terhadap capaian kinerja ini menunjukkan bahwa capaian kinerja
sangat baik karena populasi kerbau mencapai 7.215 ekor dari target atau dengan
capaian 123,33%. Pada tahun 2015, populasi kerbau mencapai 6.680 ekor, sehingga
terjadi peningkatan populasi kerbau sebesar 103,79 ekor dengan capaian 8,01% atau
terdapat kenaikan populasi sebanyak 535 ekor. Bila dilihat dari target nasional Dirjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan populasi kerbau untuk Kaltim tahun 2016 adalah
6.132 ekor dan terealisasi sebanyak 7.215 ekor, hal ini menunjukkan bahwa capaian
populasi kerbautelah mencapai target nasional.
Tabel 3.6.c.Realisasi Kinerja dari Tahun 2013 s.d 2016
NO

INDIKATOR

SATUAN

1

2

3

REALISASI REALISASI REALISASI
2013
2014
2015
4

5

5.513

5.908

6

REALISASI TARGET RENSTRA
2016
2015
2017
7
8
9

1 Populasi Ternak (Ekor) :
- Kerbau

Ekor

6.680

7.215

5.736

5.967

Dari data di atas terlihat adanya peningkatan populasi kerbau setiap tahunnya.
Keberhasilan populasi kerbau adalah adanya pertambahan populasi disebabkan karena
adanya kelahiran sebanyak 709 ekor (10,61%), kematian sebanyak 130 ekor (1,95%),
disamping itu juga ada pemasukan ternak sebanyak 36 ekor pada tahun 2016,
sedangkan pemotongan ternak kerbau sebanyak 80 ekor. Selain itu, adanya upaya
penyelamatan populasi dan pengembangan ternak kerbau dari Pemerintah melalui
sosialisasi kepada peternak agar kerbau betina produktif tidak dipotong untuk
mempertahankan populasi kerbau.Namun bila dibandingkan target 2015 dan 2017,
populasi kerbau sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan
bahwa target populasi kerbau akhir periode Renstra tahun 2018 telah tercapai.Data
populasi ternak kerbau dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.6.d. Populasi Kerbau di Provinsi Kaltim (ekor)
No.

Prov / Kab / Kota
Prov. Kaltim

2011

2012

2013

2014

2015

2016**

6.636

6.783

5.513

5.908

6.680

7.215

1

Paser

554

560

489

528

683

720

2

Kutai Barat

378

451

586

659

880

1.087

3

Kutai Kartanegara

3.425

4.129

2.858

3.061

3.214

3.265

4

Kutai Timur

787

779

682

617

715

732

5

Berau

141

161

212

289

377

482

6

Penajam Paser Utara

1.188

490

500

578

590

7

Mahakam Ulu

-

-

-

-

-

-

P a g685
e 30 | 91

8

Balikpapan

48

102

96

97

133

152

9

Samarinda

82

78

68

60

72

74

10

Bontang

33

33

22

19

16

19

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2016

Keterangan : *) Angka Sementara
Keberhasilan peningkatan populasi kerbau dilakukan beberapa upaya yaitu pembinaan
selalu dilakukan terhadap peternak dan kelompok, baik mengenai pakan hijauan,
kesehatan ternak serta sistem perkawinan ternak kerbau. Kerbau Kalang Kalimantan
Timur yang merupakan plasma nutfah yang sistem perkawinannya INKA, sedangkan
kalau melalui inseminasi buatan kurang berhasil karena berahi kerbau silent
(tersembunyi) sehingga sudah terdeteksi. populasi kerbau 2016 telah tercapai bila
dilihat dari target 2015, namun untuk mencapai target 2017 yang diperjanjikan
sebanyak 7.851 ekor dan ma