2012. Penelitian. Peranan Analisis Komoditi Unggulan pada Enam

PENGESAHAN HASIL PENELITIAN
: Peranan Analisis Komoditi Unggulan Pada Enam

1. a. Judul Penelitian

Kabupaten/ Kota Dalam Peningkatan Ketahanan
Pangan Di Kawasan Tapanuli
: Pertanian
: Penelitian Untuk Mengembangkan Fungsi
Kelem bagaan Perguruan Tinggi.

b. Bidang itmu
c. Kategori Penelitian

2. Peneliti:
2.1. a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. GolonganlPangkat
d. Jabatan Fungsional
e. FakultaslProgram Studi


2.2 .a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. Golongan/Pangkat
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas/Program Studi

: lr. Johndikson Aritonang, MS
: Laki-laki
: lV A/ Pembina

: Lektor
: Pertanianl Agribisnis

: lr. Hotden L. Nainggolan,MSi
: Laki-laki
: lllB.
: Staff Pengalar

: Pertanian/ Agribisnis


3. LokasiPenelitian

: Enam Kabupaten/ Kota Kawasan Tapanuli

4. Lama Penelitian

:3 bulan

5. Biaya Penelitian

: Rp.2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu

Rupiah)
6. Sumber Dana

: Lembaga Penelitian UHN Medan

Medan,

Mengetahui


Menyetujui

Fak. pertan"

Marel 2A12

Peneliti

##
2-

7

*
MS

lr. Johndikson Aritonanq.MS

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkatnya sehingga

Penelitian ini dapat kami selesaikan. Adapun judul dari penelitian

ini

adalah

Peranan Analisis Komoditi Unggulan Pada Enam Kabupaten/ Kota Dalam
Peningkatan Ketahanan Pangan di Kawasan Tapanuli.
Terimakasih kami sampaikan kepada Ketu'a Lembaga Penelitian Universitas

HKBP Nommensen Medan yang telah menyetujui pelaksanaan Penelitian ini dan
memberikan rentang waktu yang panjang dalam hal pelaksanaan penelitian dan
penulisan laporan penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis komoditi unggulan di

di Kawasan Tapanuli, maka dengan teridentifikasinya komoditi
unggulan tersebut, pihak terkait di kawasan Tapanuli akan terbantu mengambil


Kabupaten/ Kota

kebijakan dan langkah strategis dalam rangka peningkatan produktifitas pertanian

terutama yang dikategorikan komoditi unggulan untuk menopang ketahanan
pangan diwilayah masing-masing.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mendasar sehingga masih jauh

dari kesempurnaan dan diperlukan penelitian lanjutan, kami sebagai peneliti
dengan tangan terbuka menerima masukan, baik kritik dan saran atas hasil
penelitian ini. Harapan kami penelitian ini dapat dipergunakan oleh dosen atau
mahasiswa untuk menggagas penelitian lanjutan yang lebih tajam dan semoga
penelitian ini dapat memberikan bermanfaat bagi pembaca sekalian dan akhir kata
kami ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2012
Peneliti


lr. Johndikson Aritonang, MS
lr. Hotden L, Nainggolan, MSi

DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar.........

I

Daftar |si ...................

ii

Daftar Tabel......,....

iv

Daftar Grafik


V

BAB I. PENDAHULUAN
'l

.1. Latar Belakang

1

1.2. Perumusan Masa|ah..".........

2

Penelitain
1.3.
Tujuan
' -J--'
"-'

3


1.4. Kegunaaan Penelitian

3

BAB II. T]NJAUAN PUSTAKA
2. 1.

Komoditi Unggulan ............

4

2.2. Ketahanan Pangan......,........

5

2.3. Hipotesa Penelitian.............

6


BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3,1. Lokasi dan Sampel Penelitian ..........,...

7

3.2. Sumber dan Pengumpulan Data

7

3.3. Metode Analisis Data..........

7

3.4. Menentukan Komoditi Unggulan..

8

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. KomoditiTanaman Pangan Sumatera Utara


I

4.2. KomoditiTanaman Pangan Kabupaten Toba Samosir

10

4.2.1. ldentifikasi Komoditi Unggulan Kabupaten Toba Samosir

13

14

4.3. KomoditiTanaman Pangan Kabupaten Tapanuli Utara
4.3.1. ldentifikasi Komoditi Unggulan Kabupaten Toba Samosir

4,4. Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Humbang Hasundutan

15
.


--...

-..'.'

16

4.4.1. ldentifikasi Komoditi Unggulan Kabupaten
Humbang Hasundutan.......... -..-.
4.5. Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Samosir'-.
4.5.1. ldentifikasi Komoditi Unggulan Kabupaten Samosir

18
19
21

4.6. Komoditi Pertanian Kota Sibolga

22

4.7. Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Tapanuli Tengah

23

4.7 .1. ldentifikasi Komoditi

unggulan Kabupaten Tapanuli Tengah.....,.

25

4.8. Analisi Komoditi Unggulan Dan Ketahanan Pangan di Enam
Kabupaten/ Kota Kawasan Tapanuli...

26

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

29

5.2. Saran

30

II

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.

lndonesia merupakan Negara yang memiliki keunggulan komperatif
(comperatif adventage) untuk sektor pertanian dan sektor kelautan (maitime\,
keunggulan ini merupakan modal fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang
perlu didorong dan di kelola dengan baik. Munandar (200'1), menyampaikan bahwa

kegiatan ekonomi yang memanfaatkan keungulan komperatif akan memberikan
perkembangan bukan hanya pada sektor itu saja melainkan juga sektor lain yang
memiliki keterkaitan.

Saat ini Negara kita merupakan salah satu produsen terbesar untuk
beberapa komoditi pertanian, namun yang menjadi persoalan adalah produk
pertanian kita tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan produk Negara

produsen lainnya dikancah perdagangan bebas (free trade) atau pasar
intemasional (intemational market). Disamping itu bahwa nilai tambah yang dapat
dinikmati oleh petani dari keunggulan komperatif tadi masih relative kecil sehingga

tingkat pendapatan petani masih kecil maka dengan sendirinya bahwa ketahanan
pangan di tingkat petani itu sendirijuga tidak terjamin.
Pengembangan komoditi unggulan untuk beberapa sektor pada suatu
daerah merupakan suatu strategi regional untuk memacu pertumbuhan ekonomi

secara umum, sehingga dengan adanya pertumbuhan ekonomi tersebut akan
memberikan efek pengganda (multiflier effecf) pada sub-sub sektor tainnya. Negara

lndonesia sebagai Negara agraris tentu memiliki komoditi-komoditi penting atau
unggulan untuk dikembangkan sebagai pendorong utama (pime mover) bagi
pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun secara regional.

Bukti empiris menunjukkan bahwa Ketika terjadi krisis ekonomi 1gg7 lalu,
sektor pertanian masih mampu bertahan dan justru memberikan kontribusi bagi
perekonomian secara keseluruhan. Data BPS 1998, secara nasional menunjukkan

bahwa sektor pertanian bertumbuh sebesar 0,22o/o- Padahal perekonomian
lndonesia ketika itu sudah mengalami penurunan hingga 13,68c./0. Bukti empiris ini

menunjukkan bahwa tatkala sektor-sektor lain, seperti sektor konstruksi, industri