IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE STUDENT DAY (CSD) DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MA NASY'ATUL MUTA'ALLIMIN I PUTRI GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP.

IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE STUDENT DAY (CSD) DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MA NASY’ATUL MUTA’ALLIMIN I PUTRI

GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP

SKRIPSI

Oleh:
IZZATUL MILLAH
NIM. D51212120

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
2016

IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE STUDENT DAY (CSD) DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MA NASY’ATUL MUTA’ALLIMIN 1 PUTRI
GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP


Oleh: Izzatul Millah
(FTK-UINSA)
Februari, 2016
Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi dari program Creative Student Day (CSD) yang
sudah ada di MA Nasy’atul Muta’allimin sejak tahun 2009
dalam meningkatkan kreativitas siswanya. CSD merupakan
salah satu usaha sekolah untuk mewadahi kreativitas siswa
agar semakin meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang datanya diperoleh melalui wawancara dan
dokumentasi terhadap siswa, kepala sekolah, beserta panitia
dan pihak sekolah yang bersangkutan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan program
Creative Student Day (CSD) ini mampu meningkatkan
kreativitas siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil wawancara
yang telah dilakukan dengan kesimpulan bahwa program
CSD ini mampu menjadi salah satu pendorong siswa untuk
terus meningkatkan kreativitasnya, apalagi ditunjang dengan

program lanjutan seperti penerbitan mading dan buletin
sekolah. Respon positif siswa dan semangat kerja sekolah
itulah yang terus dipertahankan sehingga program CSD tetap
berlangsung hingga tahun ini.

Kata Kunci: Program Creative Student Day (CSD),
Kreativitas Siswa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................................. ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kreativitas ......................................................................... 6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Teori Kreativitas .................................................................................. 7
C. Konsep Kreativitas .............................................................................. 17
D. Tahap-Tahap Kreatif ........................................................................... 19
E. Tingkat Kreativitas .............................................................................. 21
F. Kendala dalam Pengembangan Kreativitas ......................................... 22
G. Strategi dalam Meningkatkan Kreativitas ........................................... 24
H. Pengertian Creative Student Day (CSD) ............................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 29

B. Subyek, Objek dan Lokasi Penelitian ................................................. 30
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 30
D. Tahap-Tahap Penelitian ...................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 41
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 43
G. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 43
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Desain Program Creative Student Day (CSD) .................................... 45
B. Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri ....................... 60
C. Implementasi Program Creative Student Day (CSD) dalam
Meningkatkan Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1
Putri Gapura Timur Gapura Sumenep ................................................. 62

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PEMBAHASAN
A. Desain Program Creative Student Day (CSD) .................................... 66
B. Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri ....................... 74
C. Implementasi Program Creative Student Day (CSD) dalam
Meningkatkan Kreativitas Siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1

Putri Gapura Timur Gapura Sumenep ................................................. 77
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 80
B. Saran .................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84
LAMPIRAN ................................................................................................... 86

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek penilaian Kurikulum 2013 meliputi sikap, pengetahuan dan
keterampilan hal itu tak jauh beda dengan kandungan KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan). Pesatnya perkembangan teknologi membuat guru lebih
kreatif dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa. Sedangkan
untuk membangun karakter siswa, guru sebagai uswah harus memberi contoh

yang baik dalam perkataan maupun perbuatan. Namun untuk meningkatkan
keterampilan atau pun kreativitas siswa, sekolah harus benar-benar berpikir keras
untuk menemukan cara tepat. Hal ini dikarenakan banyak program yang disusun
sekolah tidak mampu meningkatkan kreativitas siswa seperti adanya eskul yang
pada akhirnya tidak terurus perkembangannya. Cara-cara tepat meningkatkan
kreativitas siswa perlu dicari karena tugas sekolah tidak hanya memberi
pengetahuan, tetapi juga bertanggung jawab membantu siswa menggali dan
mengembangkan kreativitas siswa.
Pendidikan berasal dari kata ‘didik’, kemudian kata ini mendapat awalan
‘me’ sehingga menjadi ‘mendidik’, artinya memelihara dan memberi latihan.
Dalam pendidikan yang agak luas, pendidikan berarti sebuah proses yang di

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

dalamnya dibutuhkan metode-metode tertentu sehingga orang mampu memahami,
mengetahui dan kemudian mengamalkannya.1
Masyarakat di negara berkembang memiliki kreativitas yang lebih unggul
dari pada masyarakat di negara maju, hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan

teknologi disekitarnya sehigga mengharuskan mereka menggunakan kreativitas
untuk bertahan hidup. Namun ketika masuk sekolah, justru kreativitas ini tidak
dimanfaatkan dan bahkan malah mundur, berkarat bahkan mati. Hal ini
dikarenakan pola pendidikan masih menggunakan pola barat yang lebih
mementingkan rasio, padahal di negara barat pun kini sudah beralih dan
memperhatikan pembinaan kreativitas sehingga pendidikan negara berkembang
selalu tertinggal 10 sampai 20 tahun dari negara maju.2 Untuk mengejar
ketertinggalan ini, tidak ada cara lain kecuali dengan membina kreativitas siswa.
Masih banyak sekolah yang tidak mampu memaksimalkan kegiatan
pengembangan kreativitas siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut hanya menjadi
pelarian dan sarana bermain bagi siswa, akibatnya sebagian siswa hanya akan
mendapat kesenangan semata, tanpa pengembangan yang berarti. Sedangkan
ditinjau dari aspek kehidupan mana pun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah
terasa. Maka dari itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini kita semua
terlibat dalam ancaman maut akan kelangsungan hidup, karena kita menghadapi

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014) cetakan ke-19, hal. 10

2
Primadi Tabrani, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2014), hal. 14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

banyak tantangan baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam
bidang budaya dan sosial.3
Proses mengajar-belajar masa kini di samping guru menggunakan interaksi
resiprokal, ia juga dianjurkan memanfaatkan konsep komunikasi banyak arah
untuk menciptakan suasana pendidikan yang kreatif, dinamis dan diaglosis (Pasal
40 ayat 2a UU Sisdiknas 2003). Namun masih banyak pula guru sekarang ini yang
masih menjaga jarak dengan siswanya, sehingga membuat siswa sungkan bahkan
untuk menanyakan hal yang tidak mereka mengerti sekalipun. Hal ini juga sangat
mempengaruhi kerja kreatif siswa.
MA Nasy’atul Muta’allimin I Gapura Timur Gapura Sumenep
menerapkan satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa
yakni program Creative Student Day (CSD). Program yang diselenggarakan sekali

dalam setahun ini merupakan program yang paling ditunggu-tunggu oleh
kebanyakan siswa, pasalnya di sinilah siswa bisa menuangkan karya-karya
mereka.
Program CSD ini merupakan program yang unik dan mampu membuat
warna dalam sekolah. Artinya, siswa tidak dibiarkan hanya berkutat dengan buku
pelajaran serta soal-soal ujian, tetapi juga diberi kebebasan berpikir untuk
merangsang kemampuan kreativitas mereka.
Namun apakah program CSD ini mampu meningkatkan kreativitas siswa?
Karena tentunya tak semua siswa mampu mengikuti program CSD ini dengan
3

Utami Munadar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999),
hlm 6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

sungguh-sungguh, adakalanya beberapa diantara mereka berkarya hanya untuk
memenuhi kewajiban sebagai siswa di MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri Gapura

Timur Gapura Sumenep. Maka dari itu kemudian penulis mengambil kasus ini
untuk diteliti, dengan judul ‘IMPLEMENTASI PROGRAM CREATIVE
STUDENT DAY (CSD) DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA
MA NASY’ATUL MUTA’ALLIMIN I PUTRI GAPURA TIMUR GAPURA
SUMENEP’.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana desain program Creative Student Day (CSD) MA
Nasy’atul Muta’allimin I Putri Gapura Timur Gapura Sumenep?
2. Bagaimana kreativitas siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri
Gapura Timur Gapura Sumenep?
3. Bagaimana implementasi program Creative Student Day (CSD) dalam
meningkatkan kreativitas siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I Putri
Gapura Timur Gapura Sumenep?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5


C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui desain program Creative Student Day (CSD)
MA Nasy’atul Muta’allimin I Gapura Timur Gapura Sumenep.
2. Untuk mengetahui kreativitas siswa MA Nasy’atul Muta’allimin I
Putri Gapura Timur Gapura Sumenep.
3. Untuk mengetahui implementasi program Creative Student Day
(CSD) dalam meningkatkan kreativitas siswa ma nasy’atul
muta’allimin I gapura timur gapura sumenep.

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat teoritis
1. Penelitian ini diharapkan mampu memeberikan kontribusi terhadap
peningkatan kreativitas siswa di MA Nasy’atul Muta’allimin I
Gapura Timur Gapura Sumenep, khususnya pada program Creative
Student Day (CSD).
2. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian tentang peningkatan kreativitas siswa.
b. Manfaat praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah untuk
menciptakan

kegiatan-kegiatan

yang

mampu

meningkatkan

kreativitas siswa, serta mampu mengembangkan program Creative
Student Day (CSD) agar lebih baik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kreativitas
Secara etimologis, istilah kreatif berasal dari bahasa Latin dan merupakan
istilah yang diperuntukkan baik untuk Tuhan, Dewa dan manusia.1
Penelitian dan pengembangan kreativitas baru dipentingkan setelah Rusia
(ketika itu masih bernama Uni Soviet) meluncurkan Sputnik pada 4 Oktober
1957.2
Secara umum, kemampuan kreatif dikenal dari tiga subkemampuannya:
kelancaran, keluwesan dan orisinilitas.3 Ketiga kemampuan itu harus saling
dipadukan untuk menghasilkan hasil kreativitas yang baik dan sempurna.
Carl Rogers menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah
kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan
untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan
dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Sedangkan Clark Moustakis,
seorang psikolog humanistik terkemuka menyatakan bahwa kreativitas adalah
pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu terhadap
bentuk terpadu dalam hubungan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
1

The Classic Latin Dictonary, (Chicago: Follet Publishing Company, 1961), hlm 141 dalam
Primadi Tabrani, Kreativitas & Humanitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2006), hal. 18
2
Primadi Tabrani, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, hal. 10
3
Ibid, hal. 11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Dari berbagai pengertian kreativitas di atas kemudian muncul satu
pertanyaan, mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup? Mengapa
kreativitas perlu dipupuk bahkan sejak anak masih dini?
Pertama, karena dengan berkeasi orang dapat menunjukkan aktualisasi
dirinya, dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi
dalam hidup manusia.
Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan dalam menyelesaikan masalah merupakan
bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam bidang
pendidikan.
Ketiga, bekerja dengan kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan
lingkungan, tetapi juga memberi kepuasan terhadap individu.
Keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya.

B. Teori Kreativitas
Pembahasan teori kreativitas tentunya tidak akan jauh dari ‘Empat P’ yang
telah dibahas sebelumnya. Teori empat P yang melandasi kreativitas yaitu:4
1. Teori Tentang Pembentukan Pribadi Kreatif
a. Teori Psikoanalisis

4

Utami Munadar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, hlm 32

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Teori psikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi
masalah sejak masa anak-anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai
seseorang yang memiliki traumatis dan kemudian dihadapi dengan
memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari atau tidak telah
bercampur menjadi pemecahan inovatif terhadap traumatis
tersebut. Tindakan kreatif mengubah keadaan psikis yang tidak
sehat menjadi sehat.
1) Teori Freud
Sigmund Freud berkesimpulan bahwa kemampuan kreatif
merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima tahun
pertama dari kehidupan seseorang. Menurut Freud, mekanisme
pertahanan menghambat tindakan kreatif, tetapi mekanisme
sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.
2) Teori Kris
Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi
(beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan,
jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi
kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Kris
percaya bahwa orang-orang kreatif mampu memanggil bahanbahan dari alam pikiran tidak sadar. Orang kreatif tidak
memiliki hambatan untuk bisa seperti anak dalam pemikiran
mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain dengan
masalah-masalah serius dalam kehidupan, dengan demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

mereka mampu melihat masalah dengan cara yang segar dan
inovatif untuk “regress in the service of the ego.”
3) Teori Jung
Carl Jung percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peran
yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Dari
ketidaksaran kolektif kemudian timbul penemuan, teori, seni,
dan karya-karya baru lainnya.
b. Teori Humanistik
Teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan
psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama
hidup, dan tidak terbatas pada lima tahun pertama.
1) Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow pendukung utama dari teori
humanistik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang
menjadi nyata sebagai kebutuhan.
2) Teori Rogers
Menurut Carl Rogers tiga kondisi dari pribadi yang kreatif
ialah:
a) Keterbukaan terhadap pengalaman
b) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan
pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
c) Kemampuan untuk bereksperimen, untuk ‘bermain’ dengan
konsep-konsep

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

2. Teori-Teori tentang Press
a. Motivasi untuk Kreativitas
Setiap orang cenderung terdorong untuk mewujudkan potensinya,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.
Menurut Rogers dorongan ini merupakan motivasi primer untuk
kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru
dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya.
b. Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
Tak hanya faktor internal seperti yang disebutkan di atas, faktor
eksternal pun mampu mengembangkan kreativitas seseorang.
Kreativitas tidak dapat dipaksakan, tetapi bagaimana pun
kreativitas harus dimungkinkan untuk tumbuh. Jika faktor internal
dalam dirinya tidak memungkinkan kreativitas tumbuh, maka
bagaimana kita mengupayakan lingkungan sebagai faktor eksternal
agar dapat memupuk dorongan dalam dirinya (internal).
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, kondisi keamanan
dan kebebasan psikologis memicu timbulnya kreativitas yang
konstruktif.
1) Keamanan Psikologis
Hal ini dapat terbentuk dengan tiga proses yang pada dasarnya
saling berhubungan, yakni:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

a) Menerima

individu

dengan

segala

kelebihan

dan

keterbatasannya.
Dalam poin ini, hal yang paling ditekankan adalah
‘kepercayaan’ baik dari orang tua, guru atau dari
lingkungannya. Kepercayaan yang diberikan itulah yang
akan memberi dorongan dalam diri anak bahwa ia bisa
melakukan apapun dengan baik. Dengan demikian anak
akan terus mengembangkan kreativitasnya tanpa ragu.
b) Memberi kebebasan pada anak.
Dalam hal ini yang dimaksud kebebasan adalah kritikan
atau evaluasi atas apa yang telah anak lakukan. Atau
sekurang-kurangnya

kritikan

yang

diberikan

tidak

mengandung efek mengancam.
c) Memberikan

pengertian

secara

empatis

(dapat

ikut

menghayati).
Mengenal dan memahami perasaan, pemikiran, dan
tindakan anak serta tetap menerimanya akan memberikan
rasa aman terhadap anak.
2) Kebebasan Psikologis
Kebebasa psikologis yang dimaksud di sini adalah memberi
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan pikiran-pikiran
atau perasaan-perasaannya secara simbolik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

3. Teori tentang Proses Kreatif
a. Teori Wallas
Teori tradisional yang dikemukakan Wallas hingga saat ini masih
banyak dikutip tentang proses yakni ia mengatakan bahwa proses
kreatif meliputi empat tahap; persiapan, inkubasi, iluminasi, dan
verifikasi. Keempat proses ini akan dibahas dalam sub bab
‘Tahapan-Tahapan Kreatifitas.
b. Teori tentang Belahan Otak Kanan dan Kiri
Setiap orang memiliki sisi yang lebih dominan antara tubuh bagian
kanan atau bagian kiri, begitu pula dengan otak yang mereka
gunakan. Pada umumnya orang lebih biasa menggunakan tangan
kanan, yang dengan kata lain mereka lebih didominasi oleh otak
kiri.
4. Teori tentang Produk Kreatif
Cropley menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif
(Wallas) dan produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku
kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang
berinteraksi sebagai berikut: sebagai hasil dari berpikir konvergen atau
intelegensi

(memperoleh

pengetahuan

dan

pengembangan

keterampilan), manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Jika
dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan (pemecahan
masalah dalam arti yang luas), individu mengerjakan dan menggabung
unsur-unsur mental sampai timbul ‘konfigurasi’. Konfigurasi ini dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

berupa gagasan, model, tindakan, cara menyusun kata, melodi atau
bentuk.
Berikut

cara menilai bahwa suatu produk memenuhi kriteria

kreativitas, yaitu:
a. Hukum Paten dalam Penilaian Produk Penemuan
Hukum paten AS mempertimbangkan unsur-unsur berikut dalam
memberikan hak paten kepada investor, yaitu:
1) Kegiatan

intelektual

yang

bermutu

mendahului

penemuan/rekaan.
2) Gagasannya jelas dalam mengatasi masalah/kesulitan khusus.
3) Jumlah eksperimentasi yang dilakukan sebelum mencapai
produk baru dianggap penting.
4) Sejauh mana telah mengalami kegagalan.
5) Produk harus berguna dan merupakan kemajuan.
6) Produk terutama dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam
bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keraguraguan (skepticism) tentang kemungkinan penemuan baru.
7) Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.
b. Model dari Besemer dan Treffinger
Bedemer dan Treffinger menyarankan bahwa produk kreatif dapat
digolongkan menjadi tiga kategori, yakni:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

1) Kebaruan
Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger meliputi jumlah dan
luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, dan konsep
baru. Kebaruan ini juga diharapkan berdampak terhadap
produk kreatif di masa depan.
2) Pemecahan
Dalam kategori ini, produk diharapkan mempunyai nilai atau
bermakna (berguna) dan tentunya logis.
3) Elaborasi dan Sintesis
Dimensi ini melihat sejauh mana produk menggabungkan
unsur-unsur yang tidak sama menjadi keseluruhan yang
koheren dan canggih. Untuk menilai kategori ini, ada lima
kriteria yang harus diperhatikan, yakni: produk harus organis,
yang berarti mempunyai inti dalam penyusunannya. Produk
harus elegan, yakni canggih dan tentunya mempunyai nilai
lebih. Produk juga harus kompleks, yakni menggabungkan
beberapa hal menjadi satu tingkat atau lebih. Selain itu produk
juga harus dapat dipahami dan menunjukkan keterampilan atau
keahlian yang baik.
c. Model Penilaian Kreativitas dalam Mengarang
Skema penilaian kreativitas dalam mengarang meliputi empat
kriteria, yaitu:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

1) Kelancaran
Kriteria ini dapat dinilai melalui jumlah kata yang digunakan.
Contoh:
a) Jika kurang dari 50 kata

Skor 1

b) 50 – 99 kata

Skor 2

c) 100 – 149 kata

Skro 3

d) 150 – 199 kata

Skor 4

e) Lebih dari 200 kata

Skor 5

2) Kelenturan (fleksibilitas)
Meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan
dalam konten atau gagasan.
-

Kelenturan dalam struktur kalimat
a) Keragaman dalam bentuk kalimat.
Kalimat dapat beragam dalam bentuk: sederhana,
gabungan dan kompleks.
b) Keragaman dalam penggunaan kalimat: deklaratif,
interogatif atau eksklamatoris.
c) Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat singkat
ialah yang kurang dari lima kata, kalimat panjang ialah
yang lebih dari 10 kata.

-

Kelenturan dalam konten atau gagasan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

a) Imajinasi: apakah subjek menunjukkan imajinasi yang
kaya? Apakah ia dapat melepaskan diri dari rangsangan
semula, atau tampak terima?
Skor 1, jika subjek mampu mengembangkan topik
karangan.
b) Fantasi: sejauh mana isi karangan hanya berisi fakta
atau tidak? Pertimbangan untuk dimensi fantasi ialah
jika karangan menunjukkan daya khayal mengenai halhal yang dalam kenyataannya tidak terjadi.
3) Keaslian (orisinilitas): menunjukkan sejauh mana konten atau
gaya

pemikiran

menunjukkan

orisinilitas,

dibandingkan

karangan yang isi dan gaya penulisannya menunjukkan
stereotipe (koden).
a) Orisinilitas dalam tema
b) Orisinilitas dalam pemecahan atau akhir cerita: jika cerita
menimbulkan kejutan.
c) Humor
d) Menggunakan kata atau nama baru yang ditemukan sendiri,
misalnya gabungan dari dua kata atau lebih untuk
mengungkapkan suatu konsep, atau jika tokoh diberi nama
lucu sebagaimana watak mereka.
e) Orisinilitas dalam gaya penulisan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

4) Kerincian (elaborasi, kekayaan): kemampuan membumbui atau
menghiasi cerita sehingga lebih kaya.
a) Seperti lukisan dalam ekspresi: jika karangannya hidup dan
menarik.
b) Emosi: jika karangan kaya dalam ungkapan perasaan.
c) Empati: jika secara eksplisit mengungkapkan perasaan
dalam penggambaran tokoh utama.
d) Unsur pribadi: jika subjek melibatkan dirinya dalam
kejadian, mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman
pribadi.
e) Percakapan: menggunakan kalimat naratif langsung dengan
menggunakan tanda kutip. Namun, pada anak kecil
penggunaan tanda kutip tidak perlu, yang penting adalah
adanya kata-kata langsung dari pembicara.

C. Konsep Kreativitas
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek,
yaitu aspek pribadi, proses, produk dan pendorong. Empat aspek ini sering disebut
dengan ‘Pendekatan Empat P’. Berikut konsep kreativitas dengan pendekatan
empat P:5

5

Utami Munadar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, hlm 20-21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

1. Definisi Pribadi
Menurut Hulbeck tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan
menurut Sternberg kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas
antara tiga atribut psikologis: intelegensi, gaya kognitif, dan
kepribadian/motivasi.
2. Definisi Proses
Menurut Torrance, kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati
adanya masalah, membuat dugaan tentang masalah ini, menilai dan
menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya mneyampaikan hasilnya.
3. Definisi Produk
Definisi yang berfokus pada produk lebih menekankan pada
orisinalitas, sebagaimana didefinisikan oleh Barron bahwa kreativitas
adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang
baru. Tak berbeda jauh dengan pendapat sebelumnya, Haefele
menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dalam hal
ini Haefele menekankan bahwa produk kreatif itu tidak hanya harus
baru, tetapi juga bermakna.
4. Definisi ‘Press’
Press atau dorongan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal
(dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

bersibuk diri secara kreatif) dan dorongan eksternal dari lingkungan
sosial dan psikologis. Simpson merumuskan kemampuan kreatif
sebagai “the initiative that one manifests by his power to break away
from the usual sequence of thought.”

D. Tahap-Tahap Kreatif
Menurut Primadi Tabrani, ada beberapa tahap/tingkat kreasi, yakni
pertama, persiapan yakni persiapan yang berhubungan dengan persiapan
psikologis untuk menciptakan suasana nyaman atau favourable bagi proses kreasi.
Kedua, pengumpulan bahan yakni ide-ide yang sudah ada siap digabungkan
dengan bahan pembanding sehingga menjadi kalimat-kalimat konkret. ketiga,
empati yakni setelah melakukan persiapan dalam diri, maka bahan-bahan yang
telah ada kemudian digabungkan hingga kemudian sentuhan terakhir adalah rasa.
Membuat produk kreatif mencapai puncaknya.6
Namun dalam buku yang berbeda, Primadi Tabrani mengemukakan
kembali ciri proses kreasi dengan lebih spesifik,7 yakni:
1. Ciri-ciri tahap ide:
a. Tingkat I: persiapan
b. Tingkat II: pengumpulan bahan
c. Tingkat III: emphaty menuju pra-ide
d. Tingkat IV: pengeraman pra-ide
6
7

Primadi Tabrani, Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar, hal. 26
Primadi Tabrani, Kreativitas & Humanitas, hal. 283

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

e. Tingkat V: penetasan ide
2. Ciri-ciri tahap pelaksanaan
a. Tingkat VI: aspek luar pelaksanaan
b. Tingkat VII: aspek integral pelaksanaan
c. Tingkat VIII: tingkat lreasi tinggi
Graham Wallas menjelaskan tentang tahap-tahap dalam proses kreativitas
berlangsung sebagai berikut8:
Tahap I: Persiapan (preparation)
Pada tahap ini ide itu datang dan timbul dari berbagai kemungkinan.
Namun, biasanya ide itu berlangsung dengan hadirnya suatu keterampilan,
keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau
sumber dari mana ide itu datang.
Tahap II: Inkubasi (incubation)
Dalam ilmu kedokteran masa inkubasi menunjuk pada masa pengeraman
suatu penyakit. Dalam pengembangan kreativitas, pada masa ini
diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide
yang tadi timbul (setelah dieram). Berbagai teknik dalam menyegerakan
dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan peningkatan
kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan “perembetan”,
perluasan, dan pendalaman ide.

8

David Berry, Dimensi Kreatif dalam Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999) , cetakan
keempat. hlm 66-67

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Tahap III: Iluminasi (ilumination)
Suatu tingkat penemuan saat inspirasi yang tadi diperoleh, dikelola,
digarap, kemudian menuju kepada pengembangan suatu hasil (product
development). Pada masa ini terjadi komunikasi terhadap hasilnya dengan
orang yang signifikan (yang penting) bagi penemu, sehingga hasil yang
telah dicapai dapat lebih disempurnakan lagi.
Tahap IV: Verifikasi (Verification)
Perbaikan diri perwujudan hasil dan tanggung jawab terhadap hasil
menjadi tahap terakhir dari proses ini. Diseminasi dari perwujudan karya
kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas terjadi setelah
perbaik dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung.

E. Tingkat Kreativitas
Proses kreativitas yang memiliki empat tahap seperti yang dilukiskan oleh
Graham Wallas memiliki tiga tingkat sesuai dengan pendapat Gowan dan
Treffinger, yaitu tingkat I, II, dan III yang masing-masing disebut9:
Tingkat I: Kreativitas
Yang disebut tingkat kreatif, ditandai oleh ciri-ciri timbulnya pemikiran
yang divergen dan baru secara intuitif, atau penemuan pikiran baru yang
hidup di masyarakat itu. Dari segi efektif kehidupan, tingkat ini ditandai
oleh keterbukaan dan toleransi terhadap keraguan tentang sesuatu.
9

David Berry, Dimensi Kreatif dalam Filsafat, hal 68

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Kehidupan perasaan ditandai oleh kepercayaan pada diri sendiri dalam
menghadapi tantangan.
Tingkat II: Psikodelik
Tingkat psikodelik atau perluasan pikiran dan perasaan (expansion of mind
and emotion) ditandai oleh pengembangan kesadaran untuk menjangkau
pada pandangan di luar pandangan ataupun kebiasaan kita sendiri dan
penerimaan ide dan respons yang berbeda untuk diterima dan dihormati
sebagai sesuatu yang orijinal.
Tingkat III: Iluminatif/Imajinatif
Pada tingkat ini sudah ada suatu perkembangan produk (hasil, product
development). Ciri utama dari product development ini adalah sudah
teresapinya empat tahap perkembangan kreatif sebagaimana dilukiskan di
muka dan telah pula ada penerimaan (acceptence) dari penemuan tersebut
dalam kelompok tertentu. Pada tingkat ini sudah dapat dihasilkan produk,
yaitu suatu bentuk baru dari suatu pola, model, struktur, ataupun konsep
yang sebelumnya belum atau tidak dikenal oleh kelompok manusia
tertentu.

F. Kendala dalam Pengembangan Kreativitas
Kreativiitas tidak selalu permanen berada dalam diri anak, ada beberapa
kendala pula yang mesti dihindari dalam pengembangan kreativitas atau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

kreativitas anak tidak akan mengalami peningkatan yang berarti. Beberapa
kendala konseptual utama terhadap peningkatan kreativitas yakni:10
1. Pengertian kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang
berbakat luar biasa atau genius. Kreativitas diasumsikan sebagai
sesuatu sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki, dan tidak banyak
yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinya.
2. Alat-alat ukur (tes) yang biasanya dipakai sekolah-sekolah, yaitu tes
intelegensi tradisiuonal yang mengukur kemampuan siswa untuk
belajar, dan tes prestasi belajar untuk menilai kemajuan siswa selama
program pendidikan. Tes-tes yang demikian itu kebanyakan hanya
mengandalkan soal-soal yang harus dicari satu jawaban yang benar
(berpikir konvergen). Sedangkan tuntutan kreatif dan berpikir divergen
jarang sekali diukur. Dengan demikian kemampuan mental-intelektual
anak secara utuh diabaikan.
3. Kesulitan merumuskan konsep kreativitas itu sendiri. Pada dasarnya
memang sulit menentukan satu definisi yang operasional dari
kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan
multi-dimensional. Tak hanya orang awam tetapi juga pemimpin,
lembaga pendidikan, manajer perusahaan hingga pejabat pemerintah
pun yang selalu berbicara tentang pentingnya kreativitas ditingkatkan
di sekolah tidak mampu mendefinisikannya.

10

Utami Munadar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, hlm 7-8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

4. Metodologis. Tuntutan alat ukur yang mudah digunakan dan objektif
telah mengalihkan perhatian dari upaya untuk mengukur kemampuan
kreatif yang menuntut tes divergen manakala ada kemungkinan
subjektifitas dalam penilaian.
5. Penggunaan model stimulus-response dalam teori belajar. Keterbatasan
utama dari model ini menjadi nyata jika berhubungan dengan prosesproses pemikiran yang tinggi, termasuk kreatif. Proses-proses tersebut
kurang dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep stimulusresponse.

G. Strategi dalam Meningkatkan Kreativitas
Sehubungan dengan kreativitas, tentunya kita tidak akan menyimpang diri
empat aspek kreativitas itu sendiri yang telah kita kenal 4P. Begitupun dalam
pembahasan ini, untuk menentukan strategi dalam meningkatkan kreativitas,
pembahasannya juga tak akan jauh dari 4P tersebut.11
1. Pribadi
Setiap orang memiliki kreativitas dalam dirinya meskipun dalam
bidang dan kadar yang berbeda. Namun dari ketidak samaan itulah
letak orisinilitas individu tersebut. Oleh karena itu, pendidik ataupun
orang tua hendaknya menghargai setiap keunikan serta bakat yang ada
pada

diri

anak

atau

bahkan

membantu

menemukan

dan

mengembangkan bakat tersebut.

11

Utami Munadar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, hlm 45-46

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

2. Pendorong (Press)
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk
mewujudkan kreativitas siswa, hendaknya ada dorongan dari luar
(eksternal) seperti keluarga, sekolah dan lingkungan bermain ataupun
dorongan dari dirinya sendiri (internal) untuk menghasilkan sesuatu.
3. Proses
Memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan dirinya
secara kreatif dengan persyaratan tertentu akan membuat anak
menyibukkan diri dengan kegiatan kreatif. Dengan demikian anak akan
selalu bergulat dengan proses-proses kreatif dan pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang kreatif pula.
4. Produk
Melalui dorongan dari dirinya sendiri maupun dari luar untuk selalu
melakukan hal-hal kreatif, maka akan dihasilkan pula produk kreatif.

H. Pengertian Creative Student Day (CSD)
Creative Student Day (CSD) merupakan salah satu program yang
diterapkan di MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri Gapura Timur Gapura Sumenep
sejak 6 tahun terakhir. Salah satu tujuan program ini adalah untuk mengasah
kreativitas siswa.
Penyetoran karya merupakan inti dari program CSD ini. Beberapa karya
yang boleh disetorkan, yakni:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

1. Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poesis yang bermakna membuat
atau menciptakan. Puisi tersusun oleh satuan yang disebut baris atau
bait. Namun terkadang puisi hanya berisi satu kata atau suku kata yang
terus diulang-ulang.
Puisi merupakan karya sastra yang terikat ketentuan atau syarat
tertentu dan pengungkapannya tidak terperinci, tidak mendetail atau
tidak meluas.12
Biasanya puisi dibuat melalui perasaan yang bercampur aduk sang
penulis seperti halnya rasa sedih, senang, benci, kecewa dan lain
sebagainya.13
Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah bunyi (irama dan
rima), pilihan kata (diksi), dan pesan tersurat maupun tersirat. Puisi
juga memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik di dalamnya. Unsur
intrinsik puisi meliputi: tema, persajakan, majas dan suasana dalam
puisi. Sedangkan unsur ekstrinsik puisi yakni: latar belakang sosial dan
budaya pada saat puisi diciptakan.
2. Cerpen
Cerpen biasa kita kenal sebagai cerita pendek. Cerita yang hanya
memuat satu konflik saja di dalamnya, beda dengan novel yang di
dalamnya terselip beberapa konflik. Namun demikian ada beberapa

12

Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hlm
100
13
Abdillah F. Hasan, Jadi Penulis Top? Gampang!, (Yogyakarta: PT Citra Aji Parama, 2012),
hlm. 42

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

unsur yang harus ada dalam cerpen yakni alur (jalannya cerita), konflik
(klimaks, anti klimaks dan akhir dari ketegangan), latar (tempat, waktu
dan suasana) serta tokoh (bisa nama manusia, hewan, tumbuhan, atau
mahluk lain imajinasi pengarang).14
3. Opini
Opini merupakan tulisan lepas berisi pendapat seseorang yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual atau
kontroversi

dengan

tujuan

untuk

memberitahu

(informatif),

memengaruhi dan meyakinkan atau juga bisa menghibur bagi
pembacanya (rekreatif). Bahan tulisan opini biasanya meliputi masalah
sosial, polotik serta kebudayaan.15
4. Resensi
Resensi berasal dari Bahasa Belanda yaitu ‘resentie’ dan juga Bahasa
Latin ‘resencio’ yang berarti mengulas kembali. Dalam KBBI (Kamus
Besar

Bahasa

Indonesia)

dijelaskan

bahwa

resensi

adalah

mempertimbangkan, pengulasan, penilaian sebuah buku. Seorang ahli
bahasa, Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai tulisan yang berisi
tentang ulasan atau penilaian terhadap suatu karya tulis atau buku.
5. Kerajinan tangan
Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa kerajinan adalah sebutan bagi
suatu benda hasil karya seni manusia. Kata kerajinan berasal dari kara

14

Zizi Hefni, Panduan Mudah Mengarang untuk SD, (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hlm 57-64
Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis, Kiat Jitu Menulis Artikel Opini , Kolom & Resensi Buku,
(PT Gelora Aksara Pratama, 2009), hlm 32
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

‘rajin’ yang artinya barang/benda yang dihasilkan oleh keterampilan
tangan.
Proses penjurian dimulai sehari setelah karya disetorkan sesuai dengan
jenis karya, hal ini tentu saja dilakukan untuk menentukan juara dari masingmasing

bentuk

karya.

Karya

yang

masuk

dalam

nominasi

harus

dipertanggungjawabkan di depan juri. Tak hanya itu, yang menarik dari program
ini juga terletak pada hadiah yang diberikan, yakni berupa trofi dan tabungan yang
hanya bisa diambil diakhir semester. Pemenang tidak hanya ditentukan dari
kualitas karya, tetapi juga dari presentasi saat final.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang berkenaan dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis dan
diambil kesimpulan.1
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaaan yang
ada pada saat ini, tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa
melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabelvariabel yang diteliti.2
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti yang
dikutip Lexy J. Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.3
Dalam penelitian ini kami akan mendeskripsikan secara mendalam hasil
data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi.

1

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1999), hal. 1
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarrta: Bumi Aksara, 2002), hal. 7
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007)
cet. Ke.X. hal. 3
2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Sedangkan jenis penelitiannya, peneliti menggunakan studi kasus. Studi
kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek
seorang individu, satu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program,
atau suatu situasi sosial.4
Kata ‘kasus’ di sini dapat juga berarti jamak, dalam pengertian studi yang
dilakukan menggunakan atau dilengkapi dengan kasus-kasus.5 Artinya, pada
setiap penelitian kualitatif tidak mencakup kemungkinan ada beberapa kasus yang
diperbandingkan atau dikontraskan.

B. Subyek, Objek dan Lokasi Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Nasy’atul Muta’allimin 1
Putri Gapura Timur Gapura Sumenep yang masih aktif serta staf yang terlibat
dalam pelaksanaan program Creative Student Day (CSD).
Objek dalam penelitian ini sendiri yaitu kreativitas siswa yang dibangun
melalui program Creative Student Day (CSD). Sedangkan lokasi penelitian ini
dilakukan di MA Nasy’atul Muta’allimin 1 Putri Gapura Timur Gapura Sumenep.
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip Lexy J. Moleong sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya data

4

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
cet. Ke V. hal. 201
5
Ibid, hal 204

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

tambahan seperti dokumen dan dan lain-lain.6 Berkaitan dengan hal itu, pada
penelitian ini sumber data kami bagi menjadi dua jenis :
1. Sumber Data Primer
Data ini diperoleh dari observasi dan wawancara pribadi dengan pihak
terkait, dalam hal ini adalah para siswa, panitia pelaksana program
Creative

Student

Day

(CSD),

beserta

pihak

sekolah

yang

bersangkutan.
2. Sumber Data Sekunder
Sedangkan sumber data sekunder diperoeh dari studi kepustakaan dari
buku-buku, majalah, jurnal dan sumber-sumber lainnya yang terkait
dengan permasalahan yang sedang diteliti.

D. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian terdiri atas tahap penelitian secara umum dan tahap
penelitian siklikal. Pada tahap penelitian secara umum terdiri dari7:
1. Tahap pra lapangan, meliputi:
a. Menyusun rangkaian penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan
dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami
berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian
disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian

6
7

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hal. 157
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 125

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian serta pemahaman
dalam penyusunan teori.

b. Memilih lapangan penelitian
Pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substantif yang
dirumuskan dalam bentuk hipotesa kerja walaupun masih tentatif
sifatnya. Cara terbaik menentukan lapangan peneltian ialah dengan
mempertimbangkan teori substantif dengan mempelajari dan
mendalami rumusan masalah penelitian. Untuk itu peneliti harus
pergi dan menjajaki lapangan untuk mengetahui apakah sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
c. Mengurus perizinan
Pertama-tama sebelum melakukan penelitian, peneliti harus tahu
siapa saja yang harus dimintai izin dalam melakukan penelitian
tersebut.
d. Menjajaki dan menilai lapangan
Peneliti harus mengetahui situasi dan kondisi di daerah tempat
penelitian tersebut dilakukan. Selanjutnya penjajakan lapangan
dilakukan agar peniliti mampu menjadi bagian kelompok
masyarakat yang ditelitinya. Untuk lebih jelasnya, Kirk dan Miller
(1986:59-70) merumuskan segi-segi yang perlu diketahui pada
tahap invensi ini ke dalam tiga aspek, yaitu:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

1) Pemahaman atas petunjuk dan cara hidup
Upaya ini berawal dari usaha memahami jaringan sistem sosial
dan berakhir pada kebudayaan yang dipelajari.
2) Memahami pandangan hidup
Peneliti harus memahami pandangan hidup masyarakat yang
ditelitinya dan mencoba berbaur melalui pandangan hidup
tersebut, bukan malah mengkritik atau berusaha memaksakan
pandangan hidupnya sendiri.
3) Penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempat penelitian
Melakukan penilaian atas keadaan penduduk setempat dan
kebudayaannya tanpa menonjolkan diri.
e. Memilih dan memanfaatkan informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Pemanfaatan
informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat
banyak informasi yang terjaring. Untuk menemukan informan,
dapat dilakukan dengan cara pertama, melalui keterangan orang
yang berwenang, baik secara formal maupun informal. Kedua,
melalui wawancara pendahuluan yang dilakukan peneliti.
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti wajib mengecek kembali
perlengkapan penelitian, terutama bagi peneliti yang jarak
rumahnya cukup jauh dengan tempat penelitian. Sebelumnya,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

jangan lupa melengkapi surat izin penelitian, peralatan kesehatan,
alat tulis, dan bahkan alat perekam.
g. Persoalan etika penelitian
Persoalan etika akan muncul jika peneliti tidak menghormati dan
tidak mematuhi nilai-nilai masyarakat tersebut dan tetap berpegang
teguh pada nilai-nilai yang dianutnya sendiri dalam menghadapi
situasi dan konteks latar penelitiannya.
2. Tahap pekerjaan lapangan
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
1) Pembatasan latar dan peneliti
Peneliti hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar
tertutup. Selain itu peneliti juga perlu tahu bagaimana
menempatkan diri, apakah sebagai pe