Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebiasaan Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual Remaja di Smk Saraswati Salatiga Kelas X Otomotif T1 132010066 BAB IV

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati

Salatiga sebanyak 150 siswa yang semuanya berjenis kelamin laki-laki

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel. 4.1.

Sebaran Subjek Penelitian

No Kelas Jumlah

siswa

1 Otomotif A 39 siswa

2 Otomotif B 38 siswa

3 Otomotif C 36 siswa

4 Otomotif D 37 siswa

Total 150 siswa

Peneliti memilih siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati ini

berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Siswa kelas X Otomotif yang pernah atau sering mengkonsumsi

film porno yang berbentuk kepingan ataupun cybersex (video)

2. Jumlah subjek dapat memenuhi populasi penelitian

3. Telah mendapat izin dari Dekan FKIP Universitas Kristen


(2)

4. Siswa kelas X Otomotif ini masih tergolong usia remaja yang

rentan dalam pengaruh pergaulan dari teman sebayanya

4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1.Perijinan Penelitian

Peneliti meminta ijin dari pihak terkait untuk melakukan

penelitian, selanjutnya pembuatan surat permohonan ijin dari Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang akan melakukan penelitian guna

untuk menyusun tugas akhir atau skripsi. Surat permohonan ijin

dengan No.058/BK/FKIP/III/2014. Selanjutnya dari pihak sekolah

memberikan ijin dengan memberikan surat deposisi kepada peneliti

bahwa peneliti boleh untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

4.3.Analisis Deskripsi dan Hasil Penelitian 4.3.1.Analisis Deskripsi Perilaku seksual

Untuk mengetahui tingkatan perilaku seksual siswa kelas X

Otomotif SMK Saraswati Salatiga dengan melakukan pengkategorian

atau mencari banyaknya kelas (kategori) maka dilakukan pencarian

banyaknya kelas atau kategori dengan rumus sturges (Sugiyono : 2012)

sebagai berikut :

= 1 + 3,3 log

= 1 + 3,3.2,17 = 8,16

∗ 8

Setelah dilakukan pencarian banyakknya kelas (kategori) kemudian

mencari panjang interval untuk merangkum gambaran data perilaku

seksual atau pemberian skor, berdasarkan 8 kategori atau 8 kelas yaitu,


(3)

tinggi, dan sangat tinggi. Pemberian skor pada masing-masing

responden dengan rumus sebagai berikut

�=skor maksimal −skor minimal

kategori =

140−35

8 = 13,12

∗ 13

Adapun rincian yang ditampilkan dalam tabel tingkat kategori

perilaku seksual siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga

sebagai berikut :

Tabel.4.2.

Daftar Distribusi Perilaku Seksual Siswa Kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga

No Kategori Rentang

skor Frekuensi

Presentase (%)

1 Sangat rendah 35 – 48 6 4

2 Rendah 49 – 61 35 23,3

3 Agak rendah 62 – 74 73 48,7

4 Sedang 75 – 87 33 22

5 Agak sedang 88 – 100 3 2

6 Tinggi 101 – 113 0 0

7 Agak tinggi 114 – 126 0 0

8 Sangat tinggi 127 – 139 0 0

Jumlah 150 100

Dilihat dari distribusi tabel 8 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 6

siswa (4 %) dengan rentang skor 35-48 dapat dikategorikan sangat

rendah, sebanyak 35 siswa (23,3 %) dengan rentang skor 49-61 dapat

diketegorikan rendah, sebanyak 73 siswa (48,7 %) dengan rentang skor

62-74 dapat dikategorikan agak rendah, sebanyak 33 siswa (22 %)

dengan rentang skor 75-87 dapat dikategorikan sedang, sebanyak 3


(4)

sedang, tidak ada siswa (0 %) pada rentang skor 101-103, 114-126, dan

rentang skor 127-139 menduduki kategori tinggi, agak tinggi dan sangt

tinggi.

Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X

Otomotif SMK Saraswati Salatiga berada pada kategori agak rendah

dengan jumlah 73 siswa (48,7 %) pada tingkatan perilaku seksualnya.

4.3.2.Kebiasaan Menonton Film Porno

Untuk mengetahui tingkatan kebiasaan menonton film porno siswa

kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga dengan melakukan

pengkategorian atau mencari banyaknya kelas (kategori) maka

dilakukan pencarian banyaknya kelas atau kategori dengan rumus

sturges (Sugiyono:2012) sebagai berikut :

= 1 + 3,3 log

= 1 + 3,3.2,17 = 8,16

∗ 8

Setelah dilakukan pencarian banyakknya kelas (kategori) kemudian

mencari panjang interval untuk merangkum gambaran data perilaku

seksual atau pemberian skor, berdasarkan 8 kategori atau 8 kelas yaitu,

sangat rendah, rendah, agak rendah, sedang, agak sedang, tinggi, agak

tinggi, dan sangat tinggi. Pemberian skor pada masing-masing

responden dengan rumus sebagai berikut :

�= skor maksimal−skor minimal

kategori =

104−35

8 = 13,12


(5)

Adapun rincian yang ditampilkan dalam tabel tingkat kategori

perilaku seksual siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga sebagai

berikut :

Tabel 4.3.

Daftar Distribusi Kebiasaan Menonton Film Porno Kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga No Kategori Rentang

skor Frekuensi

Prosentase (%)

1 Sangat rendah 35 - 48 6 4

2 Rendah 49 – 61 47 31,3

3 Agak rendah 62 – 74 56 37,3

4 Sedang 75 – 87 38 25,4

5 Agak sedang 88 – 100 3 2

6 Tinggi 101 – 113 0 0

7 Agak tinggi 114 – 126 0 0

8 Sangat tinggi 127 – 139 0 0

Jumlah 150 100

Dari tabel distribusi diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 4

siswa (4 %) dengan rentang skor 35-48 dapat dikategorikan sangat

rendah, sebanyak 47 siswa (31,3 %) dengan rentang skor 49-61 dapat

dikategorikan rendah, sebanyak 56 siswa (37,3 %) dengan rentang skor

62-74 dapat dikategorikan agak rendah, sebanyak 38 siswa (25,4 %)

dengan rentang skor 75-87 dapat dikategorikan sedang, sebanyak 3

siswa (2 %) dengan rentang skor 88-100 dapat dikategorikan agak

sedang, tidak ada siswa (0 %) pada rentang skor 101-103, 114-126, dan

rentang skor 127-139 menduduki kategori tinggi, agak tinggi dan sangat


(6)

Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpukan bahwa siswa kelas X

Otomotif SMK Saraswati Salatiga berada pada kategori agak rendah

sebanyak 56 siswa ( 37,3 %).

4.3.3.Uji Hipotesis

Dalam pengajuan hipotesis yang pertama yaitu ada hubungan yang

signifikan antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku

seksual pada remaja. Dan setelah seluruh data terkumpul dan kemudian

dilakukan analisa tehnik korelasi

Kendalla’s tau_b dengan menggunakan SPSS for Window Release 16.0

Dari hasil pengolahan data secara statistik diperoleh hasil data yang

dirincikan dalam tabel 11 adalah sebagai berikut

Tabel 4.4.

Daftar distribusi Korelasi antara Perilaku seksual dengan Kebiasaan Menonton Film Porno

Siswa kelas X SMK Saraswati Salatiga Correlations

perilakuseksual Filmporno

Kendall's tau_b

Perilakuseksual Correlation

Coefficient 1.000 .330

**

Sig. (2-tailed) . .000

N 150 150

Filmporno Correlation

Coefficient .330

**

1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 150 150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(7)

Dari tabel diatas menunjukkan nilai koefisien korelasi antara variabel

perilaku seksual dengan kebiasaan menonton film porno siswa kelas X

Otomotif SMK Saraswati Salatiga, menunjukkan angka r = 0,330** pada

corerelation significant 0,01 dengan nilai p = 0,00 (p < 0,05). Ini

membuktikan bahwa adanya hubungan yang sangat signifikan antara

kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual pada remaja. Yang

artinya semakin tinggi kebiasaan menonton film porno maka semakin tinggi

pula perilaku yang ditimbulkan akibat dari kebiasaan menonton film porno

tersebut sebaliknya semakin rendah kebiasaan menonton film porno maka

semakin rendah pula perilaku seksual yang ditimbulkannya. Tingkat

hubungan dengan r = 0,330** menunjukkan pada tingkat hubungan dengan

kategori rendah Sugiyono (2012).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual

pada remaja kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga dengan arah positif

dan ditunjukkan pada tingkat hubungan pada kategori rendah. Dengan

demikian hipotesis dapat diterima.

4.4.Pembahasan

Tingkat perilaku seksual pada siswa kelas X Otomotif SMK

Saraswati Salatiga ada pada kategori agak rendah sebanyak 73 siswa atau


(8)

film porno pada siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga yaitu pada

kategori agak rendah sebanyak 56 siswa atau dengan prosentase 37,3 %. Ini

membuktikan bahwa siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga sering

menonton film porno dan diimbangi dengan perilaku seksual yang

dilakukannya.

Pengajuan hipotesis menyatakan adanya hubungan yang signifikan

antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual pada remaja

siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga. Diperoleh hasil koefisien

korelasi antara perilaku seksual dengan kebiasaan menonton film porno

dengan N = 150 dan menunjukkan koefisien r = 0,330** pada taraf

correlation significant 0,01 dengan nilai p = 0,00 yang artinya sangat

signifikan (p = < 0,05). Artinya semakin tinggi kebiasaan menonton film

porno maka semakin tinggi pula perilaku seksual yang ditimbulkan siswa

kelas X Otomotif SMK Saraswati salatiga. Begitu sebaliknya semakin rendah

kebiasaan menonton film porno maka semakin rendah pula perilaku seksual

yang ditimbulkan siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga.

Hal tersebut didukung oleh Sarwono (2013) yang mengungkapkan

bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual pada

remaja adalah media yang menyajikan informasi, rangsangan seksual melalui

media sperti (majalah, internet, VCD dan lain-lain), sehingga dihasilkan

perilaku seksual yang beragam mulai dari perasaan tertarik, perilaku

berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksual pada perilaku ini


(9)

remaja menonton film porno, remaja akan mengalami hasrat seksual dan akan

juga mengalami tingkat kenikmatan yang diperoleh dari menonton film

porno.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMK Saraswati

Salatiga pada siswa kelas X Otomotif menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual

remaja siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga. Maka hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Widha Wirawanti (2002) yang

mengemukakan adanya hubungan yang signifikan dengan arah positif antara

perilaku seksual dengan sikap remaja terhadap pornografi pada siswa kelas


(1)

sedang, tidak ada siswa (0 %) pada rentang skor 101-103, 114-126, dan

rentang skor 127-139 menduduki kategori tinggi, agak tinggi dan sangt

tinggi.

Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X

Otomotif SMK Saraswati Salatiga berada pada kategori agak rendah

dengan jumlah 73 siswa (48,7 %) pada tingkatan perilaku seksualnya.

4.3.2.Kebiasaan Menonton Film Porno

Untuk mengetahui tingkatan kebiasaan menonton film porno siswa

kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga dengan melakukan

pengkategorian atau mencari banyaknya kelas (kategori) maka

dilakukan pencarian banyaknya kelas atau kategori dengan rumus

sturges (Sugiyono:2012) sebagai berikut : = 1 + 3,3 log

= 1 + 3,3.2,17 = 8,16

∗ 8

Setelah dilakukan pencarian banyakknya kelas (kategori) kemudian

mencari panjang interval untuk merangkum gambaran data perilaku

seksual atau pemberian skor, berdasarkan 8 kategori atau 8 kelas yaitu,

sangat rendah, rendah, agak rendah, sedang, agak sedang, tinggi, agak

tinggi, dan sangat tinggi. Pemberian skor pada masing-masing

responden dengan rumus sebagai berikut :

�= skor maksimal−skor minimal

kategori =

104−35

8 = 13,12


(2)

Adapun rincian yang ditampilkan dalam tabel tingkat kategori

perilaku seksual siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga sebagai

berikut :

Tabel 4.3.

Daftar Distribusi Kebiasaan Menonton Film Porno Kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga

No Kategori Rentang

skor Frekuensi

Prosentase (%)

1 Sangat rendah 35 - 48 6 4 2 Rendah 49 – 61 47 31,3 3 Agak rendah 62 – 74 56 37,3 4 Sedang 75 – 87 38 25,4 5 Agak sedang 88 – 100 3 2

6 Tinggi 101 – 113 0 0

7 Agak tinggi 114 – 126 0 0 8 Sangat tinggi 127 – 139 0 0

Jumlah 150 100

Dari tabel distribusi diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 4

siswa (4 %) dengan rentang skor 35-48 dapat dikategorikan sangat

rendah, sebanyak 47 siswa (31,3 %) dengan rentang skor 49-61 dapat

dikategorikan rendah, sebanyak 56 siswa (37,3 %) dengan rentang skor

62-74 dapat dikategorikan agak rendah, sebanyak 38 siswa (25,4 %)

dengan rentang skor 75-87 dapat dikategorikan sedang, sebanyak 3

siswa (2 %) dengan rentang skor 88-100 dapat dikategorikan agak

sedang, tidak ada siswa (0 %) pada rentang skor 101-103, 114-126, dan

rentang skor 127-139 menduduki kategori tinggi, agak tinggi dan sangat


(3)

Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpukan bahwa siswa kelas X

Otomotif SMK Saraswati Salatiga berada pada kategori agak rendah

sebanyak 56 siswa ( 37,3 %).

4.3.3.Uji Hipotesis

Dalam pengajuan hipotesis yang pertama yaitu ada hubungan yang

signifikan antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku

seksual pada remaja. Dan setelah seluruh data terkumpul dan kemudian

dilakukan analisa tehnik korelasi

Kendalla’s tau_b dengan menggunakan SPSS for Window Release 16.0

Dari hasil pengolahan data secara statistik diperoleh hasil data yang

dirincikan dalam tabel 11 adalah sebagai berikut

Tabel 4.4.

Daftar distribusi Korelasi antara Perilaku seksual dengan Kebiasaan Menonton Film Porno

Siswa kelas X SMK Saraswati Salatiga

Correlations

perilakuseksual Filmporno Kendall's

tau_b

Perilakuseksual Correlation

Coefficient 1.000 .330

**

Sig. (2-tailed) . .000

N 150 150

Filmporno Correlation

Coefficient .330

**

1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 150 150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(4)

Dari tabel diatas menunjukkan nilai koefisien korelasi antara variabel

perilaku seksual dengan kebiasaan menonton film porno siswa kelas X

Otomotif SMK Saraswati Salatiga, menunjukkan angka r = 0,330** pada

corerelation significant 0,01 dengan nilai p = 0,00 (p < 0,05). Ini

membuktikan bahwa adanya hubungan yang sangat signifikan antara

kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual pada remaja. Yang

artinya semakin tinggi kebiasaan menonton film porno maka semakin tinggi

pula perilaku yang ditimbulkan akibat dari kebiasaan menonton film porno

tersebut sebaliknya semakin rendah kebiasaan menonton film porno maka

semakin rendah pula perilaku seksual yang ditimbulkannya. Tingkat

hubungan dengan r = 0,330** menunjukkan pada tingkat hubungan dengan

kategori rendah Sugiyono (2012).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual

pada remaja kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga dengan arah positif

dan ditunjukkan pada tingkat hubungan pada kategori rendah. Dengan

demikian hipotesis dapat diterima.

4.4.Pembahasan

Tingkat perilaku seksual pada siswa kelas X Otomotif SMK

Saraswati Salatiga ada pada kategori agak rendah sebanyak 73 siswa atau


(5)

film porno pada siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga yaitu pada

kategori agak rendah sebanyak 56 siswa atau dengan prosentase 37,3 %. Ini

membuktikan bahwa siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga sering

menonton film porno dan diimbangi dengan perilaku seksual yang

dilakukannya.

Pengajuan hipotesis menyatakan adanya hubungan yang signifikan

antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual pada remaja

siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga. Diperoleh hasil koefisien

korelasi antara perilaku seksual dengan kebiasaan menonton film porno

dengan N = 150 dan menunjukkan koefisien r = 0,330** pada taraf

correlation significant 0,01 dengan nilai p = 0,00 yang artinya sangat signifikan (p = < 0,05). Artinya semakin tinggi kebiasaan menonton film

porno maka semakin tinggi pula perilaku seksual yang ditimbulkan siswa

kelas X Otomotif SMK Saraswati salatiga. Begitu sebaliknya semakin rendah

kebiasaan menonton film porno maka semakin rendah pula perilaku seksual

yang ditimbulkan siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga.

Hal tersebut didukung oleh Sarwono (2013) yang mengungkapkan

bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual pada

remaja adalah media yang menyajikan informasi, rangsangan seksual melalui

media sperti (majalah, internet, VCD dan lain-lain), sehingga dihasilkan

perilaku seksual yang beragam mulai dari perasaan tertarik, perilaku

berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksual pada perilaku ini


(6)

remaja menonton film porno, remaja akan mengalami hasrat seksual dan akan

juga mengalami tingkat kenikmatan yang diperoleh dari menonton film

porno.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMK Saraswati

Salatiga pada siswa kelas X Otomotif menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual

remaja siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga. Maka hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Widha Wirawanti (2002) yang

mengemukakan adanya hubungan yang signifikan dengan arah positif antara

perilaku seksual dengan sikap remaja terhadap pornografi pada siswa kelas


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Intensitas Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual di SMK Swasta di Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebiasaan Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual Remaja di Smk Saraswati Salatiga Kelas X Otomotif

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebiasaan Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual Remaja di Smk Saraswati Salatiga Kelas X Otomotif T1 132010066 BAB I

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebiasaan Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual Remaja di Smk Saraswati Salatiga Kelas X Otomotif T1 132010066 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebiasaan Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual Remaja di Smk Saraswati Salatiga Kelas X Otomotif T1 132010066 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebiasaan Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual Remaja di Smk Saraswati Salatiga Kelas X Otomotif

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Intensitas Menonton Film Porno dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Awal

0 0 5

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB IV

0 0 6

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB III

1 1 11

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB II

0 0 10