Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harapan Jemaat Desa dan Kota Terhadap Kualitas Kepemimpina Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara T2 912012010 BAB I

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Bass (1990) menyatakan bahwa kualitas dari pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi. Sehingga menurut menurut Kouzes dan Posner (1995), kualitas seorang pemimpin yang unggul yaitu; (1) pemimpin yang menantang proses, (2) memberikan inspirasi wawasan bersama, (3) memungkinkan orang lain dapat bertindak dan berpartisipasi, (4) mampu menjadi penunjuk jalan, dan (5) memotivasi bawahan.

Hughes (2006) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama, yakni pemimpin, pengikut dan situasi. Locke (1991)


(2)

2

menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai proses mengajak orang lain untuk berperilaku demi mencapai tujuan bersama.

Burwash (1996) berpendapat bahwa, pemimpin yang berkualitas tidak puas dengan " status quo" dan memiliki keinginan untuk terus mengembangkan dirinya. Beberapa kriteria kualitas kepemimpinan yang baik antara lain, memiliki komitmen organisasional yang kuat, visionary, disiplin diri yang tinggi, antusias, berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap tekanan, mampu sebagai pendidik bagi bawahannya, empati, berpikir positif, memiliki dasar spiritual yang kuat, dan selalu siap melayani.

Tidak hanya kepemimpinan yang menjadi salah satu kunci kesuksesan sebuah organisasi. Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Komitmen yang merupakan salah satu satu karakter dari kepmipinan ini adalah hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi dan bahkan beberapa organisasi berani memasukan unsur


(3)

3

komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan atau posisi tertentu (http://www.slideshare.net).

Van Scooter (2000) menyatakan bahwa pekerja dengan komitmen yang tinggi akan lebih berorientasi pada kerja. Disebutkan pula bahwa pekerja yang memiliki komitmen organisasi tinggi akan cenderung senang membantu dan dapat bekerja sama.

Berbicara mengenai kepemimpinan dan komitmen seorang pemimpin maka tidak terlepas dengan yang disebut karakter pemimpin itu sendiri. Klann (2007) mengatakan bahwa secara tradisional karakter didefinisikan sebagai kombinasi emosional, intelektual dan moral yang membedakan kualitas seseorang. Dengan kata lain, karakter berarti kualitas yang internal terukir pada orang tersebut, menjadi bagian internal. Kualitas ini kemudian tercermin dalam pola perilaku seseorang. Karakter kepemimpinan adalah semua tentang perilaku. Perilaku seorang pemimpin adalah kombinasi dari beberapa atribut antara lain sifat, kualitas, dan ketrampilan. Kepemimpinan karakter didefinisikan sebagai perilaku yang memiliki pengaruh positif pada orang lain.


(4)

4

Seperti dalam jurnal Hoffman, Robyns, dkk (2011) mengenai

Great man or great myth? Jurnal ini menyajikan tentang

meta-analisis dimana perbedaan dalam diri individu ini berkaitan atau berhubungan erat dengan efektifitasnya sebuah kepemimpinan. Penelitian ini mengatakan juga bahwa perbedaan kepribadian ,kecerdasan, kamampuan komunikasi, pengambilan keputusan dan lain sebagainya mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam organisasi.

Melihat dari penjelasan di atas maka, perilaku seorang pemimpin sangat penting dan menjadi kunci kesuksesan dalam organisasi. Sehingga, dalam organisasi profit hal ini menjadi perhatian yang serius dan banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk meneliti perilaku seorang pemimpin atau karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan kinerja dalam organisasi tersebut.

Berbeda dengan organisasi non profit salah satunya adalah gereja. Tujuan organisasi dalam gereja pada dasarnya adalah melayani jemaat dan memberikan kepuasan bagi jemaat dengan berdasarkan kebutuhan rohani jemaat yang berpedoman pada kehendak Tuhan. Namun Namun, dengan


(5)

5

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tantangan dan perkembangan zaman yang semakin mengancam keberadan gereja maka gereja merasa perlu untuk mengukur kinerja para pekerja gereja dalam hal ini pendeta yang menjadi kunci utama kesuksesan dalam organisasi gereja. Seperti dalam jurnal teologi Pebelum (2011) dengan judul kepemimpinan dalam gereja mengatakan bahwa Ketika kita berbicara tentang pemimpin, maka tak dapat dihindari untuk berbicara tentang kualitasnya. Maju dan mundurnya sebuah organisasi, seperti gereja banyak ditentukan oleh pemimpinnya. Kualitas pemimpin dapat dilihat dari kecerdasannya dalam melayani dan dalam mengelolah organisasi gereja. Oleh karena itu, peran seorang pendeta sebagai pemimpin dalam organisasi gereja sangat penting dan hal ini akan diwujudkan melalui kalitas karakter pemimpin (pendeta) itu sendiri.

Tidak hanya dalam organisasi profit yang merasa penting untuk meningkatkan kualitas seorang pemimpin namun, gereja sebagai sebuah organisasi juga menyadari bahwa kualitas seorang pekerja gereja perlu ditingkatkan.


(6)

6

terkait dengan itu Klann (2007), menyatakan bahwa karakter dalam hal ini kualitas para pemimpin sangat mempengaruhi produktivitas dan reputasi organisasi tersebut. Banyak penelitian menyatakan bahwa terdapat banyak sekali kegagalan karakter kepemipinan dalam organisasi tidak hanya di perusahaan atau organisasi profit tetapi juga dalam organisasi keagamaan dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kesusksesan sebuah organisasi.

Oleh karena itu dalam gereja, pendeta sabagai pemimpin dalam organisasi gereja harus memiliki kualitas yang mampu menguatkan aspek-aspek pelayanan. Kualitas karakter pendeta sangat penting untuk mempengaruhi kesuksesan pelayanan di gereja. Sebagai pemimpin gereja, pendeta perlu menunjukan kualitas kepemimpinan yang dapat memberikan teladan dan kualitas karakter pemimpin yang sesuai dengan lingkungan jemaat yang dipimpinnya.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian di organisasi gereja dan meneliti tentang kualitas seorang pendeta dalam kepemimpinan dan komitmen. Kualitas ini pun dilihat dari kualitas akademik dan kualitas karakter


(7)

7

pemimpin. Kualitas akademik yaitu kecerdasan (intelligence), dan tingkat pendidikan,. Kemudian kualitas karakter yaitu dilihat dari karakter kepemimpinan dan komitmen dari pemimpin (pendeta).

Berbicara mengenai kualitas seorang pemimpin maka, salah satu gereja yang telah menyadari bahwa kualitas karakter seorang pendeta perlu ditingkatkan adalah Sinode Gereja Masehi Injili di Timor/GMIT. Tercatat dalam MS-GMIT (24-27 September 2012) sekitar 90% masalah yang diselesaikan oleh MS-GMIT pada tahun pertama adalah masalah tentang rendahnya kinerja pendeta.

Beberapa indikator menurunnya kinerja pendeta adalah pelayanan yang belum memenuhi harapan jemaat. Tugas dan panggilan pendeta itu sudah dianggap biasa, sehingga pendeta sekarang ini merasa bahwa pelayanan itu dilakukan berdasarkan rutinitas tanpa dilakukan atas panggilan yang Tuhan berikan kepada mereka (MS-GMIT, 2010). Selanjutnya, karyawan gereja atau pendeta kurang betah di jemaat pedesaan, hadir apabila pada saat kebaktian minggu


(8)

8

kemudian kembali ke kota Kupang, berdasarkan penelitian (Sarci Mboro,2014).

Sebagai salah satu lembaga gereja yang melayani di Nusa Tenggara Timur (NTT), Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki daerah pelayanan yang luas. GMIT memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta (Lap. MS-GMIT, 2011). Melihat dari luasnya wilayah pelayanan GMIT dan juga karakteristik warga jemaat yang berbeda, maka dibutuhkan pendeta yang memiliki kualitas karakteristik yang kuat dalam hal ini komitmen dan kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau kebutuhan jemaat.

Berdasarkan data (MS-GMIT, 2010) bahwa wilayah pelayanan GMIT 80 % berada di pedesaan, dan 20 % berada di kota. Melihat dari luasnya wilayah pelayanan GMIT dan juga karakteristik warga jemaat yang berbeda, maka dibutuhkan pendeta yang memiliki kualitas karakteristik yang kuat dalam hal ini komitmen dan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan jemaat. Pendeta yang tidak hanya memiliki kualitas akademik saja, tetapi kualitas dalam


(9)

9

kepemimpinan dan komitmen yang mampu memimpin jemaat baik di desa maupun di kota. seperti yang dipaparkan oleh Klann (2007), bahwa seorang pemimpin harus fleksibel dan mampu beradaptasi dan menyesuaikan kepemimpinan dan komitmen di mana dia ditempatkan.

Dalam penelitian ini, penulis tidak melakukan penelitian diseluruh wilayah GMIT, namun penulis meneliti di Klasis Alor Tengah Utara karena, klasis ALTAR merupakan salah satu klasis yang memiliki wilayah pelayanan yang cukup luas tersebar di desa dan di kota. Berdasarkan hasil penilaian kinerja tahun 2014 maka, hasilnya adalah kualitas pendeta dalam melayani sangat perlu ditingkatkan. Menurut Pdt. Mauko, selaku ketua klasis ALTAR bahwa, pada tahun sebelumnya penyebab menurunnya kualitas pendeta dalam melayani disebabkan karena gaji untuk pendeta yang kurang dan tidak cukup untuk menunjang kebutuhan pendeta. Karena hal tersebut menjadi kendala pendeta dalam melayani maka, dilakukan sentralisasi gaji pendeta yaitu gaji untuk pendeta yang ada di desa dan dikota sama. Namun, upaya menaikan gaji ini tidak mempengaruhi kualitas pelayanan.


(10)

10

Berdasarkan hasil penilaian kinerja pendeta tahun 2014 (Rapat Kerja Klasis ALTAR, 2014) menyatakan bahwa kualitas kepemimpinan pendeta dalam melayani sangat perlu ditingkatkan.

Berbicara mengenai kualitas kepemimpinan maka yang penting adalah perilaku atau karakter dari pemimpin tersebut. Terkait dengan itu maka Klann (2007) mengatakan bahwa secara tradisional karakter didefinisikan sebagai kombinasi emosional, intelektual dan moral yang membedakan kualitas seseorang. Dengan kata lain, karakter berarti kualitas yang internal terukir pada orang, menjadi bagian internal. Kualitas ini kemudian tercermin dalam pola perilaku seseorang. Karakter kepemimpinan adalah semua tentang perilaku. Perilaku seorang pemimpin adalah kombinasi dari beberapa atribut antara lain sifat, kualitas, dan ketrampilan. Kepemimpinan karakter didefinisikan sebagai perilaku yang memiliki pengaruh positif pada orang lain.

Melihat bahwa fenomena yang terjadi di GMIT khususnya Klasis ALTAR dimana menurunnya kualitas pendeta yang berasal dari karakter pribadi pendeta itu sendiri serta


(11)

11

hilangnya kepercayaan jemaat terhadap kualitas pendeta dalam gaya kepemimpinan dan komitmen dalam pelayanan seperti pendapat Klann bahwa karakter kepemimpinan yang positif akan mempengaruhi kesuksesan sebuah organisasi maka, dibutuhkan pemimpin dalam hal ini pendeta yang memiliki kualitas karakter yang membawa dampak positif bagi gereja dan mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan di mana dia tempatkan, karena karakter setiap orang yang dipimpin itu berbeda-beda, dan peran pemimpin untuk mampu beradaptasi itu penting sekali.

Berdasarkan uraian di atas maka, menjadi seorang pendeta tidak hanya dilihat dari standar akademik tetapi juga komitmen pelayanan yang tinggi dan memiliki disiplin hidup dijemaat. Oleh karena itu, melihat fenomena yang terjadi maka, untuk meningkatkan kembali kinerja pendeta maka yang menjadi perhatian penting adalah kualitas pemimpin itu sendiri dalam mengelolah pelayanan dan organisasi dalam gereja dan komitmen pendeta dalam mengemban tugas pelayanan yang sesuai dengan harapan dan karakter jemaat. Sehingga penulis ingin meneliti tentang: Harapan Jemaat Kota


(12)

12

dan Desa Terhadap Kualitas Kepemimpinan dan Komitmen Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas secara khusus bahwa wilayah pelayanan GMTI 80% berada di desa dan 20% berada di kota, dan berdasarkan luas wilayah pelayanan GMIT serta karakter warga jemaat yang berbeda, dan juga menurunnya kinerja pendeta dalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawab pelayanan. Dari fenomena tersebut maka masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana harapan warga jemaat desa, GMIT-Klasis Alor Tengah Utara terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta?

2. Bagaimana harapan warga jemaat kota, GMIT-Klasis Alor Tengah Utara terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta?


(13)

13

3. Apakah ada perbedaan harapan warga jemaat desa dan kota terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui perbedaan harapan jemaat desa dan kota terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta, khususnya di GMIT-Klasis Alor Tengah Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Sebagai tambahan referensi mengenai harapan jemaat desa dan kota terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta.

2. Sebagai sumbangan teoritis dalam ilmu teologi

b. Manfaat Praktis

Sabagai bahan pembelajaran dan pedoman bagi pendeta dan calon pendeta dalam medan pelayanan.


(1)

8

kemudian kembali ke kota Kupang, berdasarkan penelitian (Sarci Mboro,2014).

Sebagai salah satu lembaga gereja yang melayani di Nusa Tenggara Timur (NTT), Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki daerah pelayanan yang luas. GMIT memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta (Lap. MS-GMIT, 2011). Melihat dari luasnya wilayah pelayanan GMIT dan juga karakteristik warga jemaat yang berbeda, maka dibutuhkan pendeta yang memiliki kualitas karakteristik yang kuat dalam hal ini komitmen dan kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau kebutuhan jemaat.

Berdasarkan data (MS-GMIT, 2010) bahwa wilayah pelayanan GMIT 80 % berada di pedesaan, dan 20 % berada di kota. Melihat dari luasnya wilayah pelayanan GMIT dan juga karakteristik warga jemaat yang berbeda, maka dibutuhkan pendeta yang memiliki kualitas karakteristik yang kuat dalam hal ini komitmen dan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan jemaat. Pendeta yang tidak hanya memiliki kualitas akademik saja, tetapi kualitas dalam


(2)

9

kepemimpinan dan komitmen yang mampu memimpin jemaat baik di desa maupun di kota. seperti yang dipaparkan oleh Klann (2007), bahwa seorang pemimpin harus fleksibel dan mampu beradaptasi dan menyesuaikan kepemimpinan dan komitmen di mana dia ditempatkan.

Dalam penelitian ini, penulis tidak melakukan penelitian diseluruh wilayah GMIT, namun penulis meneliti di Klasis Alor Tengah Utara karena, klasis ALTAR merupakan salah satu klasis yang memiliki wilayah pelayanan yang cukup luas tersebar di desa dan di kota. Berdasarkan hasil penilaian kinerja tahun 2014 maka, hasilnya adalah kualitas pendeta dalam melayani sangat perlu ditingkatkan. Menurut Pdt. Mauko, selaku ketua klasis ALTAR bahwa, pada tahun sebelumnya penyebab menurunnya kualitas pendeta dalam melayani disebabkan karena gaji untuk pendeta yang kurang dan tidak cukup untuk menunjang kebutuhan pendeta. Karena hal tersebut menjadi kendala pendeta dalam melayani maka, dilakukan sentralisasi gaji pendeta yaitu gaji untuk pendeta yang ada di desa dan dikota sama. Namun, upaya menaikan gaji ini tidak mempengaruhi kualitas pelayanan.


(3)

10

Berdasarkan hasil penilaian kinerja pendeta tahun 2014 (Rapat Kerja Klasis ALTAR, 2014) menyatakan bahwa kualitas kepemimpinan pendeta dalam melayani sangat perlu ditingkatkan.

Berbicara mengenai kualitas kepemimpinan maka yang penting adalah perilaku atau karakter dari pemimpin tersebut. Terkait dengan itu maka Klann (2007) mengatakan bahwa secara tradisional karakter didefinisikan sebagai kombinasi emosional, intelektual dan moral yang membedakan kualitas seseorang. Dengan kata lain, karakter berarti kualitas yang internal terukir pada orang, menjadi bagian internal. Kualitas ini kemudian tercermin dalam pola perilaku seseorang. Karakter kepemimpinan adalah semua tentang perilaku. Perilaku seorang pemimpin adalah kombinasi dari beberapa atribut antara lain sifat, kualitas, dan ketrampilan. Kepemimpinan karakter didefinisikan sebagai perilaku yang memiliki pengaruh positif pada orang lain.

Melihat bahwa fenomena yang terjadi di GMIT khususnya Klasis ALTAR dimana menurunnya kualitas pendeta yang berasal dari karakter pribadi pendeta itu sendiri serta


(4)

11

hilangnya kepercayaan jemaat terhadap kualitas pendeta dalam gaya kepemimpinan dan komitmen dalam pelayanan seperti pendapat Klann bahwa karakter kepemimpinan yang positif akan mempengaruhi kesuksesan sebuah organisasi maka, dibutuhkan pemimpin dalam hal ini pendeta yang memiliki kualitas karakter yang membawa dampak positif bagi gereja dan mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan di mana dia tempatkan, karena karakter setiap orang yang dipimpin itu berbeda-beda, dan peran pemimpin untuk mampu beradaptasi itu penting sekali.

Berdasarkan uraian di atas maka, menjadi seorang pendeta tidak hanya dilihat dari standar akademik tetapi juga komitmen pelayanan yang tinggi dan memiliki disiplin hidup dijemaat. Oleh karena itu, melihat fenomena yang terjadi maka, untuk meningkatkan kembali kinerja pendeta maka yang menjadi perhatian penting adalah kualitas pemimpin itu sendiri dalam mengelolah pelayanan dan organisasi dalam gereja dan komitmen pendeta dalam mengemban tugas pelayanan yang sesuai dengan harapan dan karakter jemaat. Sehingga penulis ingin meneliti tentang: Harapan Jemaat Kota


(5)

12

dan Desa Terhadap Kualitas Kepemimpinan dan Komitmen Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas secara khusus bahwa wilayah pelayanan GMTI 80% berada di desa dan 20% berada di kota, dan berdasarkan luas wilayah pelayanan GMIT serta karakter warga jemaat yang berbeda, dan juga menurunnya kinerja pendeta dalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawab pelayanan. Dari fenomena tersebut maka masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana harapan warga jemaat desa, GMIT-Klasis Alor Tengah Utara terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta?

2. Bagaimana harapan warga jemaat kota, GMIT-Klasis Alor Tengah Utara terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta?


(6)

13

3. Apakah ada perbedaan harapan warga jemaat desa dan kota terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui perbedaan harapan jemaat desa dan kota terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta, khususnya di GMIT-Klasis Alor Tengah Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Sebagai tambahan referensi mengenai harapan jemaat desa dan kota terhadap kualitas kepemimpinan dan komitmen pendeta.

2. Sebagai sumbangan teoritis dalam ilmu teologi

b. Manfaat Praktis

Sabagai bahan pembelajaran dan pedoman bagi pendeta dan calon pendeta dalam medan pelayanan.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harapan Jemaat Desa dan Kota Terhadap Kualitas Kepemimpina Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara T2 912012010 BAB II

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harapan Jemaat Desa dan Kota Terhadap Kualitas Kepemimpina Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara T2 912012010 BAB IV

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harapan Jemaat Desa dan Kota Terhadap Kualitas Kepemimpina Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara T2 912012010 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harapan Jemaat Desa dan Kota Terhadap Kualitas Kepemimpina Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harapan Jemaat Desa dan Kota Terhadap Kualitas Kepemimpina Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Konseling Pastoral di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat T2 752010012 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu T2 752011037 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu T2 752011037 BAB II

0 6 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu T2 752011037 BAB IV

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemaknaan Tabui sebagai Tanda Ritual bagi Warga Gereja Jemaat Sei’Eng, Klasis Alor Barat Laut, GMIT

0 0 1