Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Harapan Jemaat Desa dan Kota Terhadap Kualitas Kepemimpina Pendeta GMIT, di Klasis Alor Tengah Utara T2 912012010 BAB V
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kepemimpinan
adalah
proses
mempengaruhi
atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya
mencapai
mempengaruhi
ini,
tujuan
organisasi.
peran
seorang
Dalam
proses
pemimpin
sangat
dibutuhkan dan kualitas pemimpin merupakan tolak ukur
dari kepemimpinan tersebut.
Dari penelitian yang telah dipaparkan di bab empat,
penulis menemukan harapan-harapan positif dari jemaat
terhadap pendetanya guna membangun kualitas pelayanan
yang lebih baik lagi. Melihat dari harapan tersebut maka
penulis menyimpulkan bahwa, jemaat desa dan jemaat kota
memiliki
harapan
yang
berbeda-beda.
Jemaat
desa
membutuhkan pendeta yang memiliki kualitas dalam karakter
baik itu dalam kepemimpinan dan komitmen pendeta. Jemaat
desa lebih mengharapkan pendeta yang mau mendengarkan,
mau
bertindak,
bersikap
adil,
98
rendah
hati,
dan
mengutamakan kepentingan jemaat bukan kepentingan diri
sendiri. Jemaat desa lebih membutuhkan kualitas pendeta
yang memiliki karakter dan komitmen yang kuat.
Sedangkan jemaat kota mengharapkan pendeta yang
memiliki kualitas dalam bidang akademik yaitu memiliki
kecerdasan dalam melayani dan juga mengelolah organisasi
gereja.
Jadi
bisa
disimpulkan
bahwa,
jemaat
kota
mengharapkan pendeta yang secara kualitas akademiknya
baik dan kualitas karakter atau sikap yang baik pula.
Dari hasil penelitian ini maka ada beberapa point
penting yang penulis temukan antara lain:
1. Jemaat
desa
memiliki
karakteristik
yang
berbeda
dengan jemaat kota, oleh karena itu, kualitas pendeta
yang diharapkan jemaat kota berbeda dengan jemaat
desa. Karena jemaat dan pendeta merupakan rekan
sekerja
dalam
organisasi
gereja
maka,
hal
ini
dibutuhkan agar Pendeta mendapat dukungan yang
kuat
dari
jemaat
dalam
pelayanannya.
99
menjalankan
tugas
2. Pendeta
harus
fleksibel
dalam
mengelolah
dan
memanfaatkan atau menerapkan kapasitas kualitas
individu, baik kualitas akademik maupun kualitas
karakter.
3. Sinode GMIT sebagai organisasi gereja tertinggi maka
dalam pengambilan keputusan penempatan pendeta
harus
mempertimbangkan
karakteristik
individu
pendeta dan karakteristik jemaat.
4. Kualitas pendeta dalam Kepemimpinan dan komitmen
pelayanan merupakan modal utama yang harus dimiliki
oleh Pendeta dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab pelayanan. Karena keberhasilan sebuah organisai
itu ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), yang lebih spesifik adalah karakteristik individu
menentukan kesuksesan sebuah organisasi.
1.2
Saran
Dapat
direkomendasikan
beberapa
kebijakan
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) sebagai berikut:
100
bagi
1. Pemimpin/pihak sinode meningkatkan efektifitas
dan
dukungan
baik
personal
maupun
organisasional terhadap gereja maupun pendeta
sebagai karyawannya, agar memiliki kemampuan
adaptasi dengan bersikap yang lebih, baik dalam
pelayanan personal maupun organisasi gereja.
2. Dalam tahap penerimaan calon vikaris, maka
kualitas
pendeta
seperti
kepemimpinan
dan
komitmen harus menjadi hal penting dalam acuan
penilaian.
3. Kualitas dan kuantitas perkunjungan pendeta ke
jemaat sangat perlu ditingkatkan.
4. Pada waktu tertentu secara berkala, gereja perlu
melakukan pertemuan dan pelatihan terhadap
para
pendeta
pengetahuan
guna
tentang
pelayanan.
101
meningkatkan
kebutuhan
skill
dan
jemaat
dan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kepemimpinan
adalah
proses
mempengaruhi
atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya
mencapai
mempengaruhi
ini,
tujuan
organisasi.
peran
seorang
Dalam
proses
pemimpin
sangat
dibutuhkan dan kualitas pemimpin merupakan tolak ukur
dari kepemimpinan tersebut.
Dari penelitian yang telah dipaparkan di bab empat,
penulis menemukan harapan-harapan positif dari jemaat
terhadap pendetanya guna membangun kualitas pelayanan
yang lebih baik lagi. Melihat dari harapan tersebut maka
penulis menyimpulkan bahwa, jemaat desa dan jemaat kota
memiliki
harapan
yang
berbeda-beda.
Jemaat
desa
membutuhkan pendeta yang memiliki kualitas dalam karakter
baik itu dalam kepemimpinan dan komitmen pendeta. Jemaat
desa lebih mengharapkan pendeta yang mau mendengarkan,
mau
bertindak,
bersikap
adil,
98
rendah
hati,
dan
mengutamakan kepentingan jemaat bukan kepentingan diri
sendiri. Jemaat desa lebih membutuhkan kualitas pendeta
yang memiliki karakter dan komitmen yang kuat.
Sedangkan jemaat kota mengharapkan pendeta yang
memiliki kualitas dalam bidang akademik yaitu memiliki
kecerdasan dalam melayani dan juga mengelolah organisasi
gereja.
Jadi
bisa
disimpulkan
bahwa,
jemaat
kota
mengharapkan pendeta yang secara kualitas akademiknya
baik dan kualitas karakter atau sikap yang baik pula.
Dari hasil penelitian ini maka ada beberapa point
penting yang penulis temukan antara lain:
1. Jemaat
desa
memiliki
karakteristik
yang
berbeda
dengan jemaat kota, oleh karena itu, kualitas pendeta
yang diharapkan jemaat kota berbeda dengan jemaat
desa. Karena jemaat dan pendeta merupakan rekan
sekerja
dalam
organisasi
gereja
maka,
hal
ini
dibutuhkan agar Pendeta mendapat dukungan yang
kuat
dari
jemaat
dalam
pelayanannya.
99
menjalankan
tugas
2. Pendeta
harus
fleksibel
dalam
mengelolah
dan
memanfaatkan atau menerapkan kapasitas kualitas
individu, baik kualitas akademik maupun kualitas
karakter.
3. Sinode GMIT sebagai organisasi gereja tertinggi maka
dalam pengambilan keputusan penempatan pendeta
harus
mempertimbangkan
karakteristik
individu
pendeta dan karakteristik jemaat.
4. Kualitas pendeta dalam Kepemimpinan dan komitmen
pelayanan merupakan modal utama yang harus dimiliki
oleh Pendeta dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab pelayanan. Karena keberhasilan sebuah organisai
itu ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), yang lebih spesifik adalah karakteristik individu
menentukan kesuksesan sebuah organisasi.
1.2
Saran
Dapat
direkomendasikan
beberapa
kebijakan
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) sebagai berikut:
100
bagi
1. Pemimpin/pihak sinode meningkatkan efektifitas
dan
dukungan
baik
personal
maupun
organisasional terhadap gereja maupun pendeta
sebagai karyawannya, agar memiliki kemampuan
adaptasi dengan bersikap yang lebih, baik dalam
pelayanan personal maupun organisasi gereja.
2. Dalam tahap penerimaan calon vikaris, maka
kualitas
pendeta
seperti
kepemimpinan
dan
komitmen harus menjadi hal penting dalam acuan
penilaian.
3. Kualitas dan kuantitas perkunjungan pendeta ke
jemaat sangat perlu ditingkatkan.
4. Pada waktu tertentu secara berkala, gereja perlu
melakukan pertemuan dan pelatihan terhadap
para
pendeta
pengetahuan
guna
tentang
pelayanan.
101
meningkatkan
kebutuhan
skill
dan
jemaat
dan