Materiality and Audit Risk 8

Materiality and Audit
Risk
Yulazri M.Ak. CPA

Resiko audit
 Adalah

konsep dasar pertama yang
mendasari proses audit
 2 jenis resiko yang dihadapi auditor dalam
melaksanakan audit laporan keuangan
yaitu :
- risiko audit (audit risk) dan
- risiko penugasan atau perikatan
(engagement risk)

Resiko audit
 Adalah

resiko yang timbul bahwa auditor
tanpa disadari tidak memodifikasi

pendapatnya sebagaimana mestinya
atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material

Resiko penugasan (engagement
risk)


Adalah eksposur terhadap auditor untuk mengalami
kekalahan atau pencemaran praktek profesionalnya
karena ligitasi (tuntutan hukum), publisitas yang
buruk, dan peristiwa lain yang timbul dalam
hubungannya dengan laporan keuangan yang
diaudit dan dilaporkan

Jenis salah saji
Salah saji (mistatement) laporan keuangan :
- Selisih antara jumlah, klasifikasi atau penyajian
elemen Lap Keu
- Penghilangan elemen, akun, atau hal lainnya

- Penjelasan laporan keuangan tidak sesuai
- Penghilangan informasi yang disyaratkan
untuk dijelaskan sesuai dengan PABU

Penyebab Salah saji :
 Kekeliruan

(error)
 Kecurangan (fraud)

Error (kekeliruan)
 Kesalahan

dalam pengumpulan atau
pengolahan data yang menjadi sumber
penyusunan laporan keuangan
 Estimasi akuntansi yang tidak masuk
akal yang timbul dari kecerobohan atau
salah tafsir fakta
 Kekeliruan dalam penerapan akuntansi

yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi
atau pengungkapan

Fraud (kecurangan)
 Mencakup

salah saji yang disengaja,
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis :
- Salah saji dari kecurangan dalam
laporan keuangan
- Salah saji yang timbul dari perlakuan
tidak semestinya terhadap aktiva

Fraud


Laporan keuangan :
- Manipulasi, pemalsuan atau penggantian catatan akuntansi atau

dokumen pendukung laporan keuangan

- Penyajian yang salah atau penghilangan yang disengaja dalam
laporan keuangan
- Penerapan yang salah disengaja atas penerapan prinsip akuntansi

Terhadap aktiva :
- Menggelapkan uang yang diterima
- Mencuri aset
- Menyebabkan entitas membayar barang atau jasa yang tidak
diterima

Perbedaan Error dan fraud

Apakah kesalahan tersebut
disengaja atau tidak

Audit Risk Model
AR=IR x CR x DR
AR = Audit Risk
IR = Inherent Risk
CR = Control Risk

DR = Detection Risk = SAR x SSR
SAR = Substantive Analysis Risk
SSR = Substantive Sampling Risk

Audit Risk Model
AR=IR x CR x DR
AR
DR =
IR x CR
resiko auditee

Audit Risk Model
AR=IR x CR x DR
AR = Audit Risk = 0.8 x 0.6 x 0.1 = 0.05
IR = Inherent Risk : 80%
CR = Control Risk : 60%
DR = Detection Risk : 10%

Audit Risk Model
AR


IR

CR

DR

Sangat rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Rendah

Tinggi


Sedang

Sedang

Tinggi

Rendah

Sedang

risk

IR

CR

DR

Audit risk


Inherent risk

Control risk

Detection risk

Audit Risk Model
 AR

= audit risk / resiko audit = resiko
auditor gagal memodifikasi pendapatnya
atas
laporan
keuangan
yang
mengandung salah saji meterial

Inherent Risk (IR)


Resiko bawaan (kelemahan dari asersi
atas salah saji material diasumsikan
tidak ada pengendalian internal yang
terkait.

Control Risk (CR)

Resiko pengendalian, resiko salah saji
material yang dapat terjadi di suatu
asersi tidak akan dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian internal.

Detection Risk (DR)

Resiko deteksi, resiko bahwa auditor
tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang ada dalam suatu
asersi.


Use of the Audit Risk Model
1.

2.

3.

Menetapkan tingkat resiko yang
direncanakan.
Menentukan resiko bawaan dan resiko
pengendalian.
Menyelesaikan persamaan resiko audit
untuk tingkat resiko deteksi yang tepat.

Materiality (materialitas)
Adalah besarnya informasi akuntansi yang
apabila terjadi penghilangan atau salah saji,
dilihat dari keadaan yang melingkupinya
mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi
pertimbangan orang yang meletakkan

kepercayaan atas informasi tersebut.

Tahapan penerapan materialitas
 Step

1: Menetapkan pertimbangan awal
materialitas.
 Step 2: Menentukan salah saji yang
dapat ditoleransi.
 Step 3: Memperkirakan kemungkinan
salah saji dan membandingkan dengan
materialitas.

Materialitas
Menetapkan pertimbangan awal
Pertimbangan awal materialitas:
Jumlah maksimum yang diyakini auditor bahwa
terdapat salah saji dalam laporan keuangan
dan masih tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan pengguna
Materialitas merupakan konsep relatif bukan
mutlak

Dasar kuntitatif dalam menentukan
materialitas







Total aktiva
Total pendapatan
Laba bersih sebelum pajak
Laba bersih operasi yang berkelanjutan
Laba kotor
Rata-rata laba bersih sebelum pajak selama tiga
tahun
Dalam praktek biasa digunakan adalah 3 – 5% dari laba
bersih sebelum pajak

Materialitas
Berikut ini pedoman penentuan materialitas awal dalam kisaran
prosentase.
􀂃 Klien yang kondisi keuangan stabil: 5% - 10% dari laba bersih sebelum
pajak;
􀂃 Klien dengan kondisi keuangan tidak stabil atau break even: 0.5% - 1%
dari pendapatan;
􀂃 Klien dengan bisnis masih dalam tahap pengembangan: 0.5% - 1% dari
total aktiva;
􀂃 Klien yang mengalami kerugian berturut-turut dan mengalami masalah
likuiditas keuangan: 1% - 5% dari total ekuitas.

Planning materiality (rencana
materialitas)
 Materialitas

yang ditentukan dalam
pembuatan rencana
 Materialitas yang dihitung pada awal
perencanaan
 Perhitungan dengan menggunakan tabel

Perhitungan materialitas
Diketahui :
Total aktiva : USD 950,484,000
Total pendapatan : USD 925,000,000
Total aktiva > Total pendapatan
Gunakan tabel perhitungan materiality (panduan
AICPA)
Hitungan : 826,000,000 + ( 650,484,000 x 0,00145)
= 1,769,000

Salah saji yang dapat ditoleransi
(tolarable error = TE )
 TE

= Jumlah pertimbangan awal mengenai materialitas

yang dialokasikan ke akun-akun dalam dalam laporan
keuangan
 Salah

saji yang bisa diterima (tolerable
misstatement) ditetapkan sebesar 25% -75%
dari materialitas awal.
 TE = 50% atau 60% x planning materiality


Contoh : 50% x 1,769,000 = 885,000