PUI Konservasi Sumberdaya Tuna – Pusat Penelitian Laut Dalam – LIPI Laporan FGD Tuna
LAPORAN
FGD
Rancangan Basis Data
untuk mendukung PUI
Konservasi Sumberdaya Tuna
Ambon, 24 Maret 2017
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian
Pusat Penelitian Laut Dalam
(2)
Laporan
Focus
Group Discussion (FGD)
Rancangan Basis Data
untuk mendukung PUI
Konservasi Sumberdaya Tuna
Ambon, 24 Maret 2017
Penyusun : Daniel Pelasula
Ferdinand Pattipeilohy Marsya Rugebreg Selfrida M. Horhoruw
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kedeputian Ilmu Pengetahuan Kebumian Pusat Penelitian Laut Dalam
(3)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan YME, Laporan FGD dengan tema Rancangan Basis Data untuk mendukung PUI Konservasi Sumberdaya Tuna ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini meliputi presentasi dan diskusi tentang aspek kimia fisika perairan, aspek sosial ekonomi, publikasi ilmiah dan cara menyusun basis-data untuk konservasi sumberdaya Tuna. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2017 di Ruang Rapat Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI - Ambon, Maluku, dengan melibatkan peneliti, teknisi dan narasumber lainnya yang berhubungan dengan tema di atas.
Terima kasih kami sampaikan kepada Kemenristekdikti dan Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI) atas dukungan dana yang diberikan, serta kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan laporan ini.
Harapan kami, semoga laporan ini dapat menjadi dokumen yang dapat bermanfaat bagi kemajuan riset di bidang kelautan khususnya terhadap keberlanjutan sumberdaya tuna di Indonesia
Ambon, 30 Maret 2017 Tim Penyusun
(4)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……….………. ii Daftar Isi ……….. iii Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ……… 1 I.2 Tujuan ………;………..…………. 1 I.3 Metode ………..……….………. 1 Bab II Pelaksanaan Kegiatan
II.1 Sekilas Tentang Lokasi Kajian ……….……….. II.2 Kriteria-Kriteria Penilaian .……….. 7 II.3 Hasil Penilaian ……… 16 Bab III Rekomendasi
Bab IV Penutup Lampiran
(5)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk melindungi sumberdaya tuna dan species seperti tuna adalah dengan melindungi habitatnya, dengan cara memetakan pola migrasi tuna untuk mengetahui tiga aspek penting dalam ekologi sumberdaya tuna, yaitu daerah pemijahan tuna (spawning ground), daerah mencari makan(feeding ground), dan daerah asuhan/pembesaran (nursery ground).Upaya ini diyakini tidak mudah mengingat tuna merupakan spesies peruaya dengan daya jelajah tinggi dan memijah sepanjang tahun. Saat ini hampir semua organisasi konservasi dunia seperti World Wild Fund (WWF), The Nature Conservancy (TNC), Conservation International (CI) serta Balitbang KKP meyakini bahwa salah satu lokasi pemijahan (spawning ground) dan pembesaran (nursery ground) berada di sekitar wilayah segitiga karang dunia(Coral Triangle). Namun, upaya penelitian ilmiah yang bertujuan untuk mendukung teori ini masih sangat lemah dari segi kuantitas dan kualitas. Terlebih lagi, saat ini belum ada lembaga pemerintah/pusat penelitian yang berfokus pada kajian ekologi sumberdaya tuna khususnyadi wilayah timur Indonesia. Sebagaimana diketahui, bahwa wilayah timur Indonesia (Maluku, Sulawesi, Papua dan sekitarnya) merupakan dearah utama (fishing ground) perikanan tangkap tuna. Hal ini didasarkan pada melimpahnya stok juvenil tuna yang sering didaratkan oleh nelayan di beberapa sentra (spot) pelabuhan perikanan serta tingginya produktivitas perairan di wilayah tersebut. Terlebih lagi wilayah Maluku dan sekitarnya sedang dipertimbangkan dalam PeraturanPresiden untuk ditetapkan sebagai kawasan lumbung ikan nasional ( http://peraturan.go.id/rancangan-peraturan-presiden-tentang-lumbung-ikan nasional-provinsi-maluku.html).
Selanjutnya,informasi aspek ekologi sumberdaya tuna memiliki peran siginifikan dalam menentukan kebijakan pengelolaan, antara lain strategi penangkapan tuna (harvesting strategies),alokasi armada perikanan tangkap(effort allocation), serta upaya konservasi tuna yang didasarkan pada potensi wilayah perairan sebagai daerah pemijahan (spawning area), daerah makan (feeding ground) dan daerah pembesaran stok tuna(nursery ground), serta alur migrasinya sebagai bagian dari mekanisme rekruitmen tuna.
(6)
Menyadari besarnya tantangan dalam pengelolaan sumberdaya TCT gunamewujudkan cita-cita Nasional Indonesia, sudah tiba waktunya bagi pemerintah untuk berusaha lebih serius dalam memastikan terlaksananya praktek pengelolaan dan konservasi sumberdaya tersebut secara berkelanjutan, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diadopsi dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), FAO 1995.
Dalam rangka mendiskusikan strategi dan fokus program terkait penguatan penguatan Data dan informasi, maka dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk mendiskusi secara khusus hal-hal yang terkait dengan rancangan basis data untuk mendukung PUI Konservasi Sumberdaya Tuna.
Lewat pertemuan ini diharapkan para narasumber (pemilik data dan informasi) dapat memberikan informasi berkaitan dengan jenis, sumber dan format data yang tersedia atau yang dapat diperoleh. Diharapkan informasi tersebut dapat dikaji dan dibuat rancangan basis data untuk mendukung keberhasilan Pusat Unggulan Konservasi sumberdaya Tuna.
1.2. Maksud dan Tujuan
Pertemuan atau forum diskusi ini bertujuan untukmendapatkan inrfmasi berkaitan dengan jenis dan sumber data serta format data, kemudian diharapkan narasumber dapat mendesain Database yang dapat digunakan secara efektif dan terdukumentasi secara baik. . Data-data yang diharapkan dapat di informasikan berkaitan desaian database konservasi sumberdaya Tuna meliputi :
a. Data fisika kimia oseanografi b. Data kesuburan perairan, c. Data produksi perikanan Tuna,
d. Data sosial ekonomi nelayan penangkap Tuna
e. Publikasi yang berkaitan dengan Tuna seperti skripsi, tesis, disertasi dan publikasi ilmiah lainnya.
f. Foto foto dan vidio Dokumentasi kegiatan
1.3. Output/Luaran
Luaran dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan Format Desaian Database Tuna yang terintgrasi untuk mendukung PUI Konservasi Sumberdaya Tuna. Database ini diharapkan seluruh data dan informasi dapat terdukumnatsi dengan baik, sehingga seluruh
(7)
proses pembuatan laporan , publikasi , sharing data baik secara interen maupun ekteren dapat berlangsung dengan cepat dan tertanggung jawab
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Waktu dan Peserta
Kegiatan FGD ini dilaksanakan 1 hari pada hari Jumat, 24 Maret 2017, pukul 09.30-16.30 WIT bertempat di Ruang Rapat Gedung A Pusat Penelitian Laut Dalam (PPLD) LIPI Ambon, Maluku. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri dari peneliti dan teknisi PPLD LIPI, Dosen Universitas Pattimura, dan LSM yang berkaitan dengan sumberdaya tuna (absen terlampir). Kegiatan ini dibuka oleh Kepada Bidang Sarana Penelitian mewakili Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI dan ditutup oleh Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam – LIPI .
Tabel 1. Agenda Kegiatan
JAM Agenda Keterangan
09.00-09.15 Pembukaan :
Oleh Kepala Pusat Laut Dalam, LIPI 09.15- 10.30 Pemaparan oleh narasumber :
1. Aspek kimia Fisik Perairan
- Gerry Salamena, S.Si, M.Eng
- J.D. Lekalette, S.Si 2. Aspek Sosial Ekonomi
- Terry Indrabudi, M.EP 3. Desain Model Database PUI 4. Informasi Publikasi
- Dr. Ir. W. Waileruny, M.Si
- Dr. Della. Matruty
- Roderyck L.C. Dompeipen
Moderator : Daniel D. Pelasula, M.Si
10.30-12.00 Diskusi 12.00-14.00 ISHOMA
(8)
2. Hasil Pemaparan dan Diskusi
Pelaksanaan FGD Rancangan Basis Data untuk mendukung PUI Konservasi Sumberdaya Tuna dilakukan dengan pemaparan materi oleh para narasumber serta diskusi membahas ketersediaan data dan desain database tuna.
Gambar 1. Pemaparan dan Diskusi pada FGD PUI-Tuna, 24 Maret 2017 A. Data Kimia Fisika Oseanografi
Data aspek Fisika dan Kimia Oseanografi yang ditampilkan dalam FGD Rancangan Basis Data untuk mendukung PU) Konservasi Sumberdaya Tuna merupakan data hasil perekaman CTD SBE 19 Plus-V12 pada kedalaman 0-500 m dengan lokasi pengambilan data ditampilkan pada Gambar 2. Data-data yang ditampilkan diperoleh dari tahun 2000-2012.
(9)
Gambar 2. Lokasi perekaman data CTD selama tahun 2000-2016.
Data oseanografi yang diperoleh berupa data temperatur, salinitas, densitas, Chlorofil-a, DO, PAR (Tabel 1) belum sepenuhnya mewakili data penelitian mengenai tuna di Indonesia sehingga diperlukan adanya data-data penunjang lainnya seperti fisiologi, data penangkapan tuna, dan data kimia-biologi perairan seperti data produktivitas perairan (plankton). Ketersediaan data dapat diperoleh dengan membuat kerjasama dengan instansi-instansi lain yang menyediakan data fisik-kimia perairan seperti BPOL dan KKP.
Tabel 1. Data Parameter Fisik-Kimia Oseanografi yang tersedia.
B. Basis Data Sosial Ekonomi Sumber Data
Data Sosial ekonomi dapat diperoleh dari berbagai sumber (Gambar 3). Untuk mendapatkan data pada beberapa instansi dibutuhkan MoU dengan instansi terkait seperti KKP untuk mendapatkan data tagging tuna, BBPL dan data pemodelan tuna yang disediakan oleh BPOL. Selain itu, dapat dilakukan kerjasama dengan PPN (Pelabuhan
(10)
Perikanan Nusantara) sebagai fasilitator untuk mendapatkan data dari perusahan-perusahan swasta penangkapan tuna. Sebagai contoh terdapat perusahan-perusahan dari Desa Ureng yang mencatat asal tuna dan telah dijadikan bahan penelitian untuk desertasi S3.
Jenis Data
Jenis data sosial ekonomi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : Produksi perikanan tuna
Nilai produksi perikanan tuna Produksi menurut alat tangkap Keragaman armada tangkap Keragaan alat tangkap
Jumlah trip menurut jenis alat tangkap Jumlah rumah tangga nelayan
Perusahaan penangkapan dan pengolahan Lokasi penangkapan tuna oleh nelayan
Gambar 3. Sumber Data
Permasalahan yang dihadapi selama pengumpulan data sosial ekonomi antara lain valiadsi data, akses data, lokasi pengambilan data dan ketersedian data. Validasi data perlu dilakukan karena ditemukan adanya perbedaan data yang dikeluarkan oleh instansi-instansi terkait misalnya pada Gambar 4.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota
Pelabuhan Perikanan Litang Kelautan
dan Perikanan Perguruan Tinggi
(11)
Gambar 4. Data produksi perikanan tuna tahunan yang bersumber dari A. Dinas Kelautan dan Perikanan, B. Pelabuhan Perikanan Nusantara.
Contoh data yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan dapat dilihat pada Tabel 2A, sedangkan contoh data yang dikeluarkan oleh Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon disajikan pada Tabel 2B.
27,012.20
44,978.93 51,020.30 54,834.19 51,605.20
84,917.00 85,532.80 85,970.30 85,970.30 152,445.10 50,000.00 100,000.00 150,000.00 200,000.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A. PERIKANAN TUNA PROVINSI MALUKU
23,670 96,716
1,628,207 3,246,951 4,386,419 3,592,222 4,245,177 3,673,090 449,960 1,048,423 0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tabel 2A. JENIS DAN NILAI SPESIES BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014 B. PRODUKSI PERIKANAN TUNA, CAKALANG DAN TONGKOL
(12)
Data-data sosial yang diperoleh harus dikumpulkan dan dikomunikasikan terlebih dahulu. Pengambilan data sosial juga dapat dilakukan dengan bantuan tenaga surveyor dari Badan Pusat Statistik (BPS).
C. Informasi Publikasi
Publikasi yang berkaitan dengan tuna dapat diperoleh pada hasil-hasil penelitian seperti skripsi, tesis, desertasi dan publikasi ilmiah lainnya.
Skripsi mengenai Tuna yang diterbitkan oleh Universitas pattimura dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan- Unpatti
(13)
1. Sumadhiharga, Ono Kurnaen. 2009. Ikan Tuna. Jakarta : Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. 2009
2. UPT Balai Konservasi Biota Laut-LIPI. 2013. Ekspedisi Laut Banda. Ambon : UPT Balai Konservasi Biota Laut-LIPI. 2013.
3. Wouthuyzen, Sam, [et al]. 1990. Makanan dan aspek reproduksi ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Laut Banda, suatu studi perbandingan. Dalam Perairan Maluku dan Sekitarnya 1990, hal 1-16.
4. Suwartana, A. 1990. Beberapa perubahan oseanografi dan lama waktu penangkapan dalam kaitannya dengan hasil tangkapan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan pancing Huhate di Perairan Maluku Tengah. Dalam Perairan Maluku dan Sekitarnya 1990, hal 17-21.
5. Suwartana, A. 1990. Beda antara species Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan Madidihang (Thunnus albacares) dinyatakan dengan fungsi diskriminan linier. Dalam Perairan Maluku dan Sekitarnya 1990, hal 22-27.
6. Setyono, Dwi Enny Djoko, Susetiono dan Sutomo. 1990. Beberapa aspek biologis ikan Make (Sardinella melanura CUVIER) di Teluk Ambon. Dalam Perairan Maluku dan Sekitarnya 1990, hal 37-44.
7. Manik,Nurdin dan Sam Wouthuyzen. 1986. Penelitian beberapa aspek biologi ikan Cakalang, Katsuwonus pelamis di Laut Banda dan sekitarnya. Dalam Laporan Kemajuan Triwulan II tahun 1985/1986, Stasiun Penelitian Ambon, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI.
8. Peristiwady, Teguh dan Sam Wouthuyzen, Krisnon Yulianto. 1985. Peneletian Biologi Cakalang di Laut Banda. Dalam Laporan Kemajuan Triwulan IV tahun 1984/1985, Stasiun Penelitian Ambon, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI. Hal 4-10 9. Hukom, Frensly D., [et al]. 1987. Penelitian Biologi Cakalang di Laut Banda. Dalam
Laporan Kemajuan Triwulan III tahun 1986/1987, Stasiun Penelitian Ambon, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI. Hal 1-10
10.Suwartana, Atjep. 1985. Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan bagan di Teluk Ambon. Lonawarta : IX(1)1985 : 8-10.
11. Sumadhiharga, Ono Kurnaen. 1985. Oseanografi perikanan Tuna dan Pengindraan jarak jauh. Lonawarta : IX(2)1985 : 6-11.
12. Sapulete, D. 1983. Ciri-Ciri daerah pengusaha (Nussery Ground) Puri (Stolyhsus spp.) di Teluk Ambon. Lonawarta : VI(1)1983 : 9-10.
13.Suprapto, Sukimin. 1987. Karakteristik kan Puri (Stolephorus spp.)
14.Setyono, Dwi Eny Djoko. 1990. Ikan Belanak (Mugilidae) sebagai penunjang perikanan huhate. Lonawarta : XIV(1)1990 : 6-15.
15.Setyono, Dwi Eny Djoko. 1997. Perikanan di Hitu, Pulau Ambon. Lonawarta : XX(1)1997 : 37-44.
16. Uly, Agustina A. & Teguh Peristiwadi. 1991. Umur, pertumbuhan dan mortalitas Ikan Make (Sardinella sp.) di Lateri, Teluk Ambon Bagian Dalam. Dalam : Perairan Maluku Dan Sekitarnya 1991. Ambon : BPPSDL, P3O-LIPI, hal 1 – 6.
17. Sumadhiharga, Ono Kurnaen & Kresno Yulianto. 1987. Pengamatan beberapa aspek biologi dan masaalah yang dihadapi perikanan Ikan Umpan di Teluk Ambon. Dalam : Teluk Ambon I. Ambon: BPPSDL, P3O-LIPI, hal 55-61.
(14)
18.Sumadhiharga, Ono Kurnaen. 1989. Biologi reproduksi tiga jenis Ikan Teri (Stolephorus) dari Teluk Ambon. Dalam : Teluk Ambon I. Ambon: BPPSDL, P3O-LIPI, hal 55-61.
Beberapa website tentang tuna adalah sebagai berikut :
• http://www.wwf.or.id
Mengukur Perkembangan Perikanan Tuna Indonesia dalam Kompetisi Pasar Tuna Bertanggung Jawab Dunia
• http://www.nmfs.noaa.gov/
• http://lp2t.kkp.go.id
Highlight penelitian perikanan tuna skala kecil di samudera hindia selatan jawa dan nusa tenggara wpp 573 …. dll.
• http://ejournal-balitbang.kkp.go.id • http://www.bpol.litbang.kkp.go.id • http://www.kompas.com • http://www.perumperindo.co.id/ • http://www.portal.bpppbanyuwangi.com/ • https://www.bps.go.id/ • http://kimia.lipi.go.id • http://www.seafoodsavers.org • http://m.kontan.co.id • https://www.montereybayaquarium.org/ • http://www.spc.int/OceanFish/ • http://www.pacifictunaalliance.org/resources/publications.html • www.montefiore.ulg.ac.be • http://www.fao.org/fishery/publications/tuna/en • http://www.tunaresearch.org/publications • dll
D. GIS-Based Tuna Database di Indonesia timur Database PUI_Tuna
Dalam pembuatan database tuna, diperlukan data-data inputan berupa : a. Data Sosial Ekonomi :
Tanggal, nama desa, populasi total, data nelayan, fishing gears, kapal nelayan, dan informasi lainnya.
b. Data Oseanografi :
Posisi GPS, tanggal, kedalaman, parameter detail c. Data Produk Tuna
Posisi GPS/Grid, tanggal, nama spesies, ukuran,, panjang dan parameter lainnya d. Data Publikasi
Judul publikasi, lokasi, tanggal/periode, rincian publikasi e. Data Spasial - GIS
(15)
Database Link (PUI-Tuna Database)
Database harus dikategorikan dalam berbagai aspek, dimana setiap aspek tersebut akan teridentifikasi pada setiap grid database (Gambar 5). Kategori dari berbagai aspek antara lain :
Table: SocialEconomy VillID
Date GridNo TunaNo
PublicationsNo Other Information
Table: Oceanography OceanoNo
GridNo GPS Position Depth
DetailParameters
Table: TunaProduct TunaNo
GridNo GPSPosition SpeciesID
TunaDescription
Table: Publications PublicationNo
LocationID PublicationTitle DetailPublication
Table: SpatialData-GIS GridNo
(16)
So ial E o o y
VillID
GridNo
Tu a Produ t
Tu aID
GPS Lo atio
O ea ography
O ea oID
GPS Lo atio
Pu li atio
Pu li atio ID
GridNo
(17)
Contoh studi kasus analisis Grid-base terhadap dampak banjir
Timeframe Tuna Database PUI-P2LD LIPI
Proyek PU) :
Pengembangan database tuna berbasis-GIS Software Apps. Dan Web-G)S
Pembaharuan data dan informasi tuna
Mendukung Regional Fisheries Management Organizations RFMOs Indian Ocean Tuna Commission )OTC
Commission for The Conservation of Southern Bluefin Tuna CCSBT Western Central Pacific Fisheries Commission WCPFC
Alur kerja
Peta resiko a jir dari pe odela ko puter
2017 2018 2019 2020
2025
2012
Ketersediaan Data Pembaharuan, Kemudahan
akses dan pemeliharaan
(18)
Perangkat lunak yang dibutuhkan : Data base :
MS Access
MySQL – Oracle (http://www.mysql.com) PostgreSQL – Barkley
Sistem Informasi dan Geograf - GIS: ESRI – ArcGIS
QGIS
Beberapa Hal yang harus di lakukan untuk tindak lanjut sebagai berikut : Langkah – 01 Ringkasan Database Tuna
• Ketersediaan Data (4 komponen)
– Data kesenjangan Sosial Ekonomi (pedesaan)
– Oseanografi (P2LD-LIPI)
– Produksi Tuna (KKP, Stasiun Pendaratan, Pelabuhan Perikanan)
– Publikasi (UNPATTI, Darusalam, lainnya)
• Aplikasi GIS
– Perngakat lunask GIS (ArcGIS or QGIS)
– Data GIS tambahan (Base map and Grid Map)
– Konversi data spasial ke dalam Dokumen ArcMap (Geodatabase) Langkah – 02 Pemilihan aplikasi dan desain Database tuna berbasis-GIS
• Pemilihan Aplikasi Database
– MS Access
– MySQL (Oracle)
• Desain Database
– Diskripsi struktur database
– Deskripsi hubungan Database
Langkah – 03 Deskripsi Isi database tuna berbasis-GIS
• Kriteria untuk mengevaluasi data set sumber daya tuna
• Tipe dan susunan data yang digabungkan ke database tuna berbasis-GIS
• Quality Assurance/Quality Control (QA/QC) dari database tuna Langkah – 04 Pilihan untuk pemrosesan data
• Pemrosesan untu mengatasi data yang tidak terdeteksi
• Proses QA/QC sampel data
(19)
Langkah – 05
Special Considerations Regarding Data Management
• Pengkategorian sampel
• Metode yang digunakan untuk perhitungan nilai-nilai
• Perlakuan khusus terhadap uji statistik distribusi tuna
• Penyesuaian Unit Koordinat Geografis (WGS84/UUTM)
• Metode untuk mencatat kode identifikasi stasiun (Berdasarkan GRID) Langkah – 06 Deskripsi Komponen GIS Proyek database tuna
• Metode penggabungan data
• Penyusunan Data GIS
– Dokumen ArcMap atau QGIS
– Informasi tambahan
• Peta Dassar WPP -714 Banda & WPP-715 Laut Maluku
– Tema Metadata
• Pendekatan yang digunakan untuk mengatasi Known Errors pada Data GIS
– Errors pada Atribut Data
– Modifikasi pada Peta dasar
Langkah – 07 Menghubungkan Database tuna menggunakan aplikasi GIS
• Koneksi Database Tuna dan Perangkat lunak GIS ke APlikasi WebGis Langkah – 08 Rincian Administrasi
• Distribusi MS Access Database Tuna dan atribut GIS
• Distribusi Metadata PUI-Tuna Database (www.deepsea.lipi.go.id dan website perikanan)
• Distribusi Database PUI-Tuna (website intra LIPI, intra.lipi.go.id)
• Akeses untuk pembaharuan Database (SOP)
• Pemeliharaan Database (Bulanan atau tahunan)
3. REKOMENDASI
Dari FGD yang telah dilakukan maka hal-hal yang perlu untuk direkomendasikan adalah sebagai berikut :
(20)
2. Perlu dibuat perjanjian kerja sama dengan dengan instansi lembaga terkait ( PPN Ambon, Conservation International, BPPL Muara baru, BPOL Bali) untuk memperoleh data-data tentang tuna.
3. Perlu dilakukan Trainning GIS database Tuna 4. Perlu untuk pengadaan Software :
a. Database : MS Accses , My SQL. ORACLE b. GIS : ESRI – Are GIS, Q GIS
5. Perlu dibuat Format database Tuna berbasis GIS , Pengadaan Kegiatan Training dan Pengisian Konten database.
(21)
III.PENUTUP
Demikian Laporan FGD Rancangan Basis Data untuk mendukung PUI Konservasi Sumberdaya Tuna ini dibuat. Semoga dapat digunakan untuk mendukung PUI Konservasi Sumberdaya Tuna.
Lampiran 1 Foto-foto Pelaksanaan FGD Rancangan Basis Data untuk mendukung
PU) Konservasi Sumberdaya Tuna
(1)
So ial E o o y
VillID
GridNo
Tu a Produ t
Tu aID
GPS Lo atio
O ea ography
O ea oID
GPS Lo atio
Pu li atio
Pu li atio ID
GridNo
(2)
Contoh studi kasus analisis Grid-base terhadap dampak banjir
Timeframe Tuna Database PUI-P2LD LIPI
Proyek PU) :
Pengembangan database tuna berbasis-GIS
Software Apps. Dan Web-G)S
Pembaharuan data dan informasi tuna
Mendukung Regional Fisheries Management Organizations RFMOs Indian Ocean Tuna Commission )OTC
Commission for The Conservation of Southern Bluefin Tuna CCSBT Western Central Pacific Fisheries Commission WCPFC
Alur kerja
Peta resiko a jir dari pe odela ko puter
2017 2018 2019 2020
2025
2012
Ketersediaan Data Pembaharuan, Kemudahan
akses dan pemeliharaan
(3)
Perangkat lunak yang dibutuhkan :
Data base :
MS Access
MySQL – Oracle (http://www.mysql.com)
PostgreSQL – Barkley
Sistem Informasi dan Geograf - GIS:
ESRI – ArcGIS
QGIS
Beberapa Hal yang harus di lakukan untuk tindak lanjut sebagai berikut :
Langkah – 01 Ringkasan Database Tuna • Ketersediaan Data (4 komponen)
– Data kesenjangan Sosial Ekonomi (pedesaan)
– Oseanografi (P2LD-LIPI)
– Produksi Tuna (KKP, Stasiun Pendaratan, Pelabuhan Perikanan)
– Publikasi (UNPATTI, Darusalam, lainnya)
• Aplikasi GIS
– Perngakat lunask GIS (ArcGIS or QGIS)
– Data GIS tambahan (Base map and Grid Map)
– Konversi data spasial ke dalam Dokumen ArcMap (Geodatabase)
Langkah – 02 Pemilihan aplikasi dan desain Database tuna berbasis-GIS • Pemilihan Aplikasi Database
– MS Access
– MySQL (Oracle)
• Desain Database
– Diskripsi struktur database
– Deskripsi hubungan Database
Langkah – 03 Deskripsi Isi database tuna berbasis-GIS • Kriteria untuk mengevaluasi data set sumber daya tuna
• Tipe dan susunan data yang digabungkan ke database tuna berbasis-GIS
• Quality Assurance/Quality Control (QA/QC) dari database tuna
Langkah – 04 Pilihan untuk pemrosesan data
• Pemrosesan untu mengatasi data yang tidak terdeteksi
• Proses QA/QC sampel data
(4)
Langkah – 05
Special Considerations Regarding Data Management
• Pengkategorian sampel
• Metode yang digunakan untuk perhitungan nilai-nilai
• Perlakuan khusus terhadap uji statistik distribusi tuna
• Penyesuaian Unit Koordinat Geografis (WGS84/UUTM)
• Metode untuk mencatat kode identifikasi stasiun (Berdasarkan GRID)
Langkah – 06 Deskripsi Komponen GIS Proyek database tuna • Metode penggabungan data
• Penyusunan Data GIS
– Dokumen ArcMap atau QGIS
– Informasi tambahan
• Peta Dassar WPP -714 Banda & WPP-715 Laut Maluku
– Tema Metadata
• Pendekatan yang digunakan untuk mengatasi Known Errors pada Data GIS
– Errors pada Atribut Data
– Modifikasi pada Peta dasar
Langkah – 07 Menghubungkan Database tuna menggunakan aplikasi GIS • Koneksi Database Tuna dan Perangkat lunak GIS ke APlikasi WebGis
Langkah – 08 Rincian Administrasi
• Distribusi MS Access Database Tuna dan atribut GIS
• Distribusi Metadata PUI-Tuna Database (www.deepsea.lipi.go.id dan website perikanan)
• Distribusi Database PUI-Tuna (website intra LIPI, intra.lipi.go.id)
• Akeses untuk pembaharuan Database (SOP)
• Pemeliharaan Database (Bulanan atau tahunan)
3. REKOMENDASI
Dari FGD yang telah dilakukan maka hal-hal yang perlu untuk direkomendasikan adalah sebagai berikut :
(5)
2. Perlu dibuat perjanjian kerja sama dengan dengan instansi lembaga terkait ( PPN Ambon, Conservation International, BPPL Muara baru, BPOL Bali) untuk memperoleh data-data tentang tuna.
3. Perlu dilakukan Trainning GIS database Tuna 4. Perlu untuk pengadaan Software :
a. Database : MS Accses , My SQL. ORACLE b. GIS : ESRI – Are GIS, Q GIS
5. Perlu dibuat Format database Tuna berbasis GIS , Pengadaan Kegiatan Training dan Pengisian Konten database.
(6)
III.PENUTUP
Demikian Laporan FGD Rancangan Basis Data untuk mendukung PUI Konservasi
Sumberdaya Tuna ini dibuat. Semoga dapat digunakan untuk mendukung PUI Konservasi Sumberdaya Tuna.
Lampiran 1 Foto-foto Pelaksanaan FGD Rancangan Basis Data untuk mendukung
PU) Konservasi Sumberdaya Tuna