Unduh BRS Ini

(1)

No. 21/04/16/Th.XVIII, 1 April 2016

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

AN

I

NFLASI

/ D

EFLASI

P

EDESAAN

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

*)

*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar 94,48 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Maret 2016 masih mengalamipenurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Maret 2016 juga mengalami penurunan yaitu turun sebesar 0,54 persen yang disebabkan indeks harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan indeks harga yang dibayar petani.

2. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar 101,75 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Maret 2016lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012. Tapi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Maret 2016turun sebesar 0,04 persen.

3. NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar 94,33 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Maret 2016 juga masih mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan Maret 2016 jugaturun sebesar 0,50 persen.

4. NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar 101,56 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Maret 2016 lebihbaik dibandingkan tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Maret 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen. 5. Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada bulan Maret 2016 sektor yang mengalami peningkatan

dibandingkan bulan Februari 2016 yaitu sektor sektor perkebunan rakyat. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perikanan tangkap dan perikanan budidaya

6.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga petani. Pada bulan Maret 2016 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalamiinflasi sebesar 0,79 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan, kesehatan, makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau, pendidikan, rekreasi dan olahraga dan perumahan, sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi.


(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP berasal dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib). Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks yang dibayar petani (Ib), dimana kelompok Ib hanya terdiri dari biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM).

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten di Sumatera Selatan, NTP di Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar 94,48 persen, menunjukkan daya beli petani secara umum masih menurun dibanding tahun dasar 2012. Begitupula bila di bandingkan dengan bulan Februari 2016, NTP Maret 2016 juga turun sebesar 0,54 persen. Sedangkan untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 mengalami penurunan sebesar 0,04 persen.

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian di Sumatera Selatan Februari 2016 - Maret 2016

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016 % Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,93 114,97 0,04

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,99 121,69 0,58

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,88 125,87 0,79

2.1.1. Bahan Makanan 133,37 135,41 1,54

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,97 122,39 0,35

2.1.3. Perumahan 115,10 115,13 0,02

2.1.4. Sandang 119,71 119,68 -0,03

2.1.5. Kesehatan 113,04 113,56 0,46

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 113,29 113,35 0,06

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,15 116,70 -0,39

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112,91 112,99 0,08

2.2.1. Bibit 112,90 113,06 0,15

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 112,57 112,76 0,17

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 106,92 106,60 -0,30

2.2.4. Transportasi 126,88 126,89 0,01

2.2.5. Penambahan Barang Modal 110,17 110,32 0,14

2.2.6. Upah Buruh 112,09 112,19 0,09

Nilai Tukar Petani (NTP) 94,99 94,48 -0,54 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 101,79 101,75 -0,04


(3)

Penurunan NTP dan NTPUP bulan Maret 2016 tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami lebih rendah dibandingkan indeks yang dibayar petani, baik Ib secara umum maupun Ib BPPBM.

Tabel 2

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan

Februari 2016 - Maret 2016, serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,75 114,85 0,09 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121,04 121,76 0,59 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,91 125,91 0,80

2.1.1. Bahan Makanan 133,53 135,63 1,57

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 121,97 122,39 0,34

2.1.3. Perumahan 115,06 115,08 0,02

2.1.4. Sandang 119,83 119,79 -0,03

2.1.5. Kesehatan 112,93 113,44 0,46

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 113,21 113,27 0,05 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 116,84 116,39 -0,39

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang

Modal 112,99 113,08 0,08

2.2.1. Bibit 112,98 113,14 0,14

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 112,62 112,82 0,18 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 106,95 106,62 -0,30

2.2.4. Transportasi 127,24 127,23 -0,01

2.2.5. Penambahan Barang Modal 110,09 110,23 0,13

2.2.6. Upah Buruh 112,21 112,31 0,09

Nilai Tukar Petani (NTP) 94,81 94,33 -0,50 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 101,56 101,56 0,01

NTP Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar 94,33 persen, menunjukkan daya beli petani secara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan daya beli pada tahun dasar 2012, dan bila dibandingkan dengan bulan Februari 2016, NTP Tanpa Sektor Perikanan pada bulan Maret 2016 juga mengalami penurunan sebesar 0,50 persen. Sedangkan untuk NTUP Tanpa Sektor Perikanan pada bulan Maret 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen.


(4)

persen bulan Februari 2016 menjadi 114,85 persen pada bulan Maret 2016. Sedangkan Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum juga mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen. Hal ini merupakan penyebab

turunnya NTP Tanpa Sektor Perikanan sebesar 0,50 persen.

Ib pada kelompok pengeluaran rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,80 persen, sedangkan pada kelompok BPPBM naik sebesar 0,08 persen. Pada kelompok konsumsi rumahtangga kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kesehatan.. Sedangkan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk, obat–obatan dan pangan.

2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani padi dan palawija. Selain itu, nilai tukar petani tanaman pangan merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang dibayar petani baik untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya.

Tabel 3

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan Februari 2016-Maret 2016

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 128,79 127,17 -1,26

1.1. Padi 129,68 128,26 -1,10

1.2. Palawija 122,44 119,35 -2,52

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122,63 123,54 0,74 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,91 126,06 0,92

2.1.1. Bahan Makanan 134,55 137,21 1,97

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,54 121,95 0,34

2.1.3. Perumahan 115,43 115,47 0,04

2.1.4. Sandang 121,20 121,19 -0,01

2.1.5. Kesehatan 112,76 113,26 0,44

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,95 113,05 0,09 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,70 117,10 -0,51

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 116,34 116,58 0,20

2.2.1. Bibit 113,85 114,16 0,27

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 115,50 116,09 0,51 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 110,40 110,20 -0,18

2.2.4. Transportasi 145,86 145,94 0,06

2.2.5. Penambahan Barang Modal 117,37 117,20 -0,15

2.2.6. Upah Buruh 113,59 113,79 0,17

Nilai Tukar Petani (NTP) 105,02 102,94 -1,99 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 110,70 109,09 -1,46


(5)

Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, pada bulan Maret 2016 NTP tanamana pangan mengalami kenaikan dibanding tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan dengan besaran nilai tukar petani tanaman pangan di atas 100. Bila dibandingkan bulan Februari 2016 Nilai tukar petani padi dan palawija bulan Maret 2016 mengalami penurunan 1,99 persen yaitu dari 105,02 persen menjadi 102,94 persen. Sedangkan untuk Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2016 juga mengalami penurunan sebesar 1,46 yaitu dari 110,70 persen bulan Februari 2016 menjadi 109,09 persen pada bulan Maret 2016.

Kenaikan NTP sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2016 disebabkan oleh It secara umum mengalami penurunan, sedangkan Ib secara umum mengalami kenaikan. It secara umum mengalami penurunan sebesar 1,26 atau dari 128,79 persen menjadi 127,17 persen, lebih rendah bila dibanding Ib secara umum yang mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,74 persen.

Penurunan indeks yang diterima petani tertinggi terjadi pada kelompok komoditi palawija yaitu jagung, sedangkan kenaikan Ib terjadi baik pada kelompok pengeluaran konsumsi maupun kelompok Ib BPPBM.

3. Nilai Tukar Petani Hortikultura

NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani hortikultura. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura juga cukup berfluktuasi. Indeks nilai tukar petani hortikultura pada bulan Maret 2016 sebesar 111,29 persen, lebih rendah dibanding bulan Februari 2016 yaitu 112,60 persen atau mengalami penurunan 1,17 persen. Begitu pula dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan Maret 2016 juga mengalami penurunan sebesar 0,90 persen atau dari 121,87 persen menjadi 120,78 persen. Penurunan NTP dan NTUP sektor hortikultura disebabkan It lebih rendah daripada Ib baik secara umum maupun Ib BPPBM.

Pada bulan Maret 2016 It sektor hortikultura turun sebesar 0,57 persen, penurunan It terjadi pada kelompok obat–obatan dan buah - buahan. Beberapa komodisti obat–obatan dan buah–buahan yang ada

di Sumatera Selatan mengalami penurunan, penurunan harga tertinggi terjadi pada tanaman obat– obatan

kencur dan buah-buahan jeruk. Sedangkan untuk jenis sayur-sayuran kenaikan harga tertinggi terjadi pada wortel.

Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum pada bulan Maret 2016 naik 0,61 persen dari 121,47 persen bulan Februari 2016 menjadi 122,21 persen pada bulan Maret 2016. Kenaikan Ib terjadi pada kedua pengeluaran konsumsi rumahtangga yang naik sebesar 0,70 persen, sedangkan Ib BPPBM naik sebesar 0,33 persen.


(6)

Tabel 4

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura Februari 2016 - Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 136,78 136,01 -0,57

1.1. Sayur-sayuran 133,13 135,75 1,96

1.2. Buah-buahan 139,19 136,20 -2,15

1.3. Tanaman Obat 139,90 135,95 -2,83

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121,47 122,21 0,61

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,85 125,72 0,70

2.1.1. Bahan Makanan 132,53 134,28 1,32

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 122,54 122,97 0,35

2.1.3. Perumahan 115,78 115,82 0,03

2.1.4. Sandang 118,91 118,90 -0,01

2.1.5. Kesehatan 112,99 113,47 0,43

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 113,21 113,22 0,01 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 115,79 115,29 -0,44

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112,24 112,61 0,33

2.2.1. Bibit 105,47 105,70 0,21

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109,31 109,83 0,48 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 109,87 110,22 0,32

2.2.4. Transportasi 116,29 116,59 0,26

2.2.5. Penambahan Barang Modal 117,37 117,57 0,16

2.2.6. Upah Buruh 112,25 112,70 0,40

Nilai Tukar Petani (NTP) 112,60 111,29 -1,17 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 121,87 120,78 -0,90

4. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun)

Pada bulan Maret 2016, Indeks NTP Sektor Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan sebesar 83,62 persen, lebih tinggi dibanding bulan Februari 2016 yaitu 82,98 persen atau naik 0,77 persen. Indeks NTUP SektorPerkebunan Rakyat juga naik dari 89,67 persen bulan Februari 2016 menjadi 90,90 persen bulan Maret 2016 atau naik 1,37 persen.

Penurunan NTP dan NTUP sektor perkebunan rakyat pada bulan Maret 2016 disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,34 persen, sedangkan Ib secara umum naik 0,76 persen dan Ib BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,03 persen.


(7)

Sumatera Selatan seperti kelapa dan pinang. Selanjutnya, kenaikan Ib terjadi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,76 persen sedangkan Ib untuk Pengeluaran BPPBM mengalami penurunan 0,03 persen. Kenaikan harga tertinggi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga terjadi pada sub kelompok bahan makanan. Sedangkan Ib BPPBM penurunan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain.

Tabel 5

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Pekebun, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perkebunan Rakyat Februari 2016 - Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 100,93 102,28 1,34

1.1. Tanaman Perkebunan Rakyat 100,93 102,28 1,34

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121,62 122,31 0,57

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,96 125,91 0,76

2.1.1. Bahan Makanan 133,26 135,15 1,41

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 122,23 122,65 0,35

2.1.3. Perumahan 114,68 114,68 0,00

2.1.4. Sandang 119,15 119,09 -0,04

2.1.5. Kesehatan 112,04 112,53 0,44

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 113,91 113,98 0,05 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 116,39 116,03 -0,31

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112,55 112,52 -0,03

2.2.1. Bibit 115,36 115,37 0,00

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 113,32 113,35 0,02 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 103,64 103,01 -0,60

2.2.4. Transportasi 122,98 122,86 -0,10

2.2.5. Penambahan Barang Modal 105,60 105,94 0,32

2.2.6. Upah Buruh 111,44 111,44 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 82,98 83,62 0,77 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 89,67 90,90 1,37

5. Nilai Tukar Peternak

Sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan daya beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. NTP Sektor peternakan pada bulan Maret 2016 mengalami penurunan sebesar 0,69 persen, begitu juga NTUP turun sebesar 0,33 persen.


(8)

Tabel 6

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak Februari 2016 -Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 120,22 119,83 -0,32

1.1. Ternak Besar 114,39 114,24 -0,13

1.2. Ternak Kecil 107,42 107,04 -0,35

1.3. Unggas 118,06 117,68 -0,32

1.3. Hasil Ternak 142,03 141,02 -0,71

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 115,42 115,84 0,37

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,75 125,75 0,80

2.1.1. Bahan Makanan 133,28 135,36 1,56

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,47 121,89 0,35

2.1.3. Perumahan 115,12 115,22 0,09

2.1.4. Sandang 120,32 120,28 -0,03

2.1.5. Kesehatan 116,48 117,14 0,57

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,14 111,17 0,03 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,60 117,15 -0,39

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 108,55 108,56 0,01

2.2.1. Bibit 108,38 108,79 0,38

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 106,93 106,78 -0,14 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 109,90 109,90 0,00

2.2.4. Transportasi 114,42 114,40 -0,02

2.2.5. Penambahan Barang Modal 106,37 106,37 0,00

2.2.6. Upah Buruh 112,26 112,26 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 104,17 103,44 -0,69 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 110,75 110,38 -0,33

Penurunan NTP dan NTPUP disebabkan adanya penurunan indeks harga yang diterima (It) peternak sebesar 0,32 persen yaitu dari 120,22 persen bulan Februari 2016 turun menjadi 119,83 persen pada bulan Maret 2016, lebih rendah dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar (Ib) peternak secara umum yaitu naik 0,37 persen. Sedangkan Ib BPPBM juga mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen.

Penurunan It terjadi pada semua kelompok, baik hasil ternak, ternak kecil, unggas dan ternak besar yaitu masing-masing turun 0,71 persen, 0,35 persen, 0,32 persen dan 0,13 persen. Untuk hasil ternak, ternak kecil, unggas dan ternak besar, penurunan harga tertinggi secara berurut masing-masing terjadi pada telur ayam ras, kambing, ayam ras petelur dan kerbau.


(9)

Kenaikan Ib secara umum didukung oleh kenaikan yang terjadi pada kelompok konsumsi rumahtangga terutama pada sub kelompok bahan makanan. Sedangkan kenaikan Ib BPPBM cukup dipengaruhi oleh naiknya harga sub kelompok bibit.

6. Nilai Tukar Nelayan

Sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.

Tabel 7

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Februari 2016 - Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 119,19 118,02 -0,99

1.1. Tangkap 117,54 116,18 -1,16

1.2. Budidaya 120,83 119,84 -0,82

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,70 120,04 0,29

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,35 124,82 0,38

2.1.1. Bahan Makanan 129,32 130,07 0,58

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,95 122,44 0,41

2.1.3. Perumahan 116,16 116,24 0,07

2.1.4. Sandang 116,74 116,82 0,07

2.1.5. Kesehatan 115,68 116,33 0,56

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 115,14 115,28 0,12 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,72 124,25 -0,38

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,80 110,90 0,09

2.2.1. Bibit 110,93 111,24 0,27

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 111,32 111,16 -0,15 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 106,31 106,13 -0,17

2.2.4. Transportasi 118,14 118,54 0,34

2.2.5. Penambahan Barang Modal 112,08 112,48 0,36

2.2.6. Upah Buruh 109,22 109,22 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 99,58 98,31 -1,27 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 107,57 106,42 -1,07

NTN pada bulan Maret 2016 sebesar 98,31 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 99,58 persen berarti NTN mengalami penurunan sebesar 1,27 persen. NTUP sektor perikanan juga turun sebesar 1,07 persen atau dari 107,57 persen pada bulan Februari 2016 menjadi 106,42 persen pada bulan Maret 2016.


(10)

Penurunan NTP dan NTUP sektor perikanan pada bulan Maret 2016, disebabkan It secara umum lebih rendah daripada Ib, baik Ib secara umum maupun Ib BPPBM. Penurunan It sebesar 0,99 persen terjadi baik pada kelompok perikanan tangkap maupun kelompok perikanan budidaya. Sedangkan Ib secara umum, pada bulan Maret 2016 naik sebesar 0,29 persen, kenaikan terjadi baik pada kelompok konsumsi rumah tangga maupun pada kelompok Ib BPPBM yaitu masing-masing naik sebesar 0,38 dan 0,09 persen.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sektor Perikanan pada bulan Maret 2016 menambah ruang lingkup, yaitu dengan menyajikan data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya. Sektor Perikanan Tangkap, terdiri atas usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.

NTN Usaha Penangkapan pada bulan Maret 2016 sebesar 96,72 persen, hal ini menunjukkan daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012 dan bila dibandingkan dengan bulan Februari 2016 NTN sektor usaha penangkapan ikan juga turun sebesar 1,46 persen, dan NTUP juga turun sebesar 1,28 persen pada bulan Maret 2016.

Pada bulan Maret 2016, It turun sebesar 1,16 persen, penurunan It terjadi baik pada penangkapan perairan umum maupun penangkapan laut. Selanjutnya, Ib secara umum pada bulan Maret 2016 naik 0,30 persen. Sedangkan Ib BPPBM naik 0,12 persen, kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok penambahan barang modal, sedangkan kelompok konsumsi rumah tangga juga mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen, kenaikan terutama terjadi pada sub kelompok bahan makanan.


(11)

Tabel 8

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap Februari 2016 - Maret 2016

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 117,54 116,18 -1,16

1.1. Penangkapan Perairan Umum 131,77 129,62 -1,63

1.1. Penangkapan Laut 107,80 106,97 -0,77

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,76 120,11 0,30

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,21 124,68 0,38

2.1.1. Bahan Makanan 129,34 130,09 0,59

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,99 122,48 0,41

2.1.3. Perumahan 116,16 116,24 0,07

2.1.4. Sandang 116,61 116,68 0,07

2.1.5. Kesehatan 115,68 116,33 0,56

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 115,16 115,30 0,12 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,72 124,25 -0,38

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,78 110,90 0,12

2.2.1. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 104,90 104,90 0,00

2.2.2. Transportasi 113,17 113,21 0,03

2.2.3. Penambahan Barang Modal 114,89 115,35 0,40

2.2.4. Upah Buruh 108,27 108,27 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 98,15 96,72 -1,46 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 106,11 104,75 -1,28

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya

NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan budidaya (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya (Ib).

NTN Usaha Budidaya pada bulan Maret 2016 sebesar 99,89 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 100,99 persen berarti NTN turun sebesar 1,09 persen. Sedangkan NTUP usaha Budidaya juga mengalami penurunan 0,88 persen atau dari 109,02 persen menjadi 108,06 persen.

Pada bulan Maret 2016 It turun sebesar 0,82 persen atau dari 120,83 persen menjadi 119,84 persen. Penurunan terjadi pada kelompok budidaya air tawar, sedangkan pada budidaya air payau tidak mengalami perubahan .


(12)

Sementara itu, Ib secara umum sektor perikanan budidaya pada bulan Februari 2016 sebesar 119,64 persen menjadi 119,97 persen pada bulan Maret 2016 atau naik 0,27 persen. Kenaikan Ib terjadi baik pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,38 persen dan Ib BBBM naik 0,06 persen. Kenaikan Ib tertinggi pada bulan Maret 2016 untuk konsumsi rumah tangga adalah sub kelompok bahan makanan.

Tabel 9.

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Budidaya Februari 2016 - Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 120,83 119,84 -0,82

1.1. Budidaya Air Tawar 120,85 119,86 -0,83

1.2. Budidaya Air Payau 118,25 118,25 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,64 119,97 0,27

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,49 124,96 0,38

2.1.1. Bahan Makanan 129,30 130,05 0,58

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,91 122,40 0,41

2.1.3. Perumahan 116,16 116,24 0,07

2.1.4. Sandang 116,88 116,95 0,07

2.1.5. Kesehatan 115,68 116,33 0,56

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 115,12 115,26 0,12

2.1.7. ransportasi dan Komunikasi 124,72 124,25 -0,38

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,83 110,90 0,06

2.2.1. Bibit 110,93 111,24 0,27

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 111,32 111,16 -0,15 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107,71 107,35 -0,34

2.2.4. Transportasi 123,05 123,81 0,62

2.2.5. Penambahan Barang Modal 109,30 109,64 0,31

2.2.6. Upah Buruh 110,16 110,16 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 100,99 99,89 -1,09 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 109,02 108,06 -0,88

B.

INFLASI/DEFLASI PEDESAAN

Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok IHK pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok


(13)

makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Inflasi/Deflasi pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK bulan sebelumnya. Perkembangan IHK pedesaan selama beberapa bulan terakhir ini cenderung mengalami peningkatan. Pada bulan Maret 2016 Perubahan IHK pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan, dimana pada bulan sebelumnya mengalami deflasi. IHK bulan Maret 2016 sebesar125,87persen, sedangkan bulan sebelumnya 124,88 berarti terjadi inflasi sebesar 0,79 persen. Inflasi terjadi pada lima sub kelompok bahan makanan, kesehatan, makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau, pendidikan, rekreasi dan olahraga dan perumahan yaitu masing – masing naik 1,54 persen, 0,46 persen, 0,35 persen, 0,06 persen dan 0,02

persen. Sedangkan untuk sub kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi yaitu masing-masing sub kelompok transportasi dan komunikasi dan sandang yaitu masing-masing turun 0,39 persen dan 0,03 persen.

Tabel 10

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Pedesaan di Sumatera Selatan, Februari 2016 - Maret 2016 (2012=100)

KELOMPOK PENGELUARAN

IHK IHK Inflasi Pedesaan Februari 2016

Inflasi Pedesaan Maret 2016 Februari

2016 Maret 2016

(1) (2) (3) (5) (5)

Umum 124,88 125,87 -0,10 0,79

Bahan Makanan 133,37 135,41 -0,58 1,54

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,97 122,39 0,85 0,35

Perumahan 115,10 115,13 0,13 0,02

Sandang 119,71 119,68 0,31 -0,03

Kesehatan 113,04 113,56 0,41 0,46

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 113,29 113,35 0,26 0,06


(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 21 /04/16/Th.XVIII, 1 April 2016 Tabel 6

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak Februari 2016 -Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 120,22 119,83 -0,32

1.1. Ternak Besar 114,39 114,24 -0,13

1.2. Ternak Kecil 107,42 107,04 -0,35

1.3. Unggas 118,06 117,68 -0,32

1.3. Hasil Ternak 142,03 141,02 -0,71

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 115,42 115,84 0,37

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,75 125,75 0,80

2.1.1. Bahan Makanan 133,28 135,36 1,56

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,47 121,89 0,35

2.1.3. Perumahan 115,12 115,22 0,09

2.1.4. Sandang 120,32 120,28 -0,03

2.1.5. Kesehatan 116,48 117,14 0,57

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,14 111,17 0,03

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,60 117,15 -0,39

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 108,55 108,56 0,01

2.2.1. Bibit 108,38 108,79 0,38

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 106,93 106,78 -0,14

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 109,90 109,90 0,00

2.2.4. Transportasi 114,42 114,40 -0,02

2.2.5. Penambahan Barang Modal 106,37 106,37 0,00

2.2.6. Upah Buruh 112,26 112,26 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 104,17 103,44 -0,69

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 110,75 110,38 -0,33

Penurunan NTP dan NTPUP disebabkan adanya penurunan indeks harga yang diterima (It) peternak sebesar 0,32 persen yaitu dari 120,22 persen bulan Februari 2016 turun menjadi 119,83 persen pada bulan Maret 2016, lebih rendah dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar (Ib) peternak secara umum yaitu naik 0,37 persen. Sedangkan Ib BPPBM juga mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen.

Penurunan It terjadi pada semua kelompok, baik hasil ternak, ternak kecil, unggas dan ternak besar yaitu masing-masing turun 0,71 persen, 0,35 persen, 0,32 persen dan 0,13 persen. Untuk hasil ternak, ternak kecil, unggas dan ternak besar, penurunan harga tertinggi secara berurut masing-masing terjadi pada telur ayam ras, kambing, ayam ras petelur dan kerbau.


(2)

Kenaikan Ib secara umum didukung oleh kenaikan yang terjadi pada kelompok konsumsi rumahtangga terutama pada sub kelompok bahan makanan. Sedangkan kenaikan Ib BPPBM cukup dipengaruhi oleh naiknya harga sub kelompok bibit.

6. Nilai Tukar Nelayan

Sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.

Tabel 7

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Februari 2016 - Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 119,19 118,02 -0,99

1.1. Tangkap 117,54 116,18 -1,16

1.2. Budidaya 120,83 119,84 -0,82

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,70 120,04 0,29

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,35 124,82 0,38

2.1.1. Bahan Makanan 129,32 130,07 0,58

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,95 122,44 0,41

2.1.3. Perumahan 116,16 116,24 0,07

2.1.4. Sandang 116,74 116,82 0,07

2.1.5. Kesehatan 115,68 116,33 0,56

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 115,14 115,28 0,12

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,72 124,25 -0,38

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,80 110,90 0,09

2.2.1. Bibit 110,93 111,24 0,27


(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 21 /04/16/Th.XVIII, 1 April 2016

Penurunan NTP dan NTUP sektor perikanan pada bulan Maret 2016, disebabkan It secara umum lebih rendah daripada Ib, baik Ib secara umum maupun Ib BPPBM. Penurunan It sebesar 0,99 persen terjadi baik pada kelompok perikanan tangkap maupun kelompok perikanan budidaya. Sedangkan Ib secara umum, pada bulan Maret 2016 naik sebesar 0,29 persen, kenaikan terjadi baik pada kelompok konsumsi rumah tangga maupun pada kelompok Ib BPPBM yaitu masing-masing naik sebesar 0,38 dan 0,09 persen.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sektor Perikanan pada bulan Maret 2016 menambah ruang lingkup, yaitu dengan menyajikan data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya. Sektor Perikanan Tangkap, terdiri atas usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.

NTN Usaha Penangkapan pada bulan Maret 2016 sebesar 96,72 persen, hal ini menunjukkan daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012 dan bila dibandingkan dengan bulan Februari 2016 NTN sektor usaha penangkapan ikan juga turun sebesar 1,46 persen, dan NTUP juga turun sebesar 1,28 persen pada bulan Maret 2016.

Pada bulan Maret 2016, It turun sebesar 1,16 persen, penurunan It terjadi baik pada penangkapan perairan umum maupun penangkapan laut. Selanjutnya, Ib secara umum pada bulan Maret 2016 naik 0,30 persen. Sedangkan Ib BPPBM naik 0,12 persen, kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok penambahan barang modal, sedangkan kelompok konsumsi rumah tangga juga mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen, kenaikan terutama terjadi pada sub kelompok bahan makanan.


(4)

Tabel 8

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap Februari 2016 - Maret 2016

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 117,54 116,18 -1,16

1.1. Penangkapan Perairan Umum 131,77 129,62 -1,63

1.1. Penangkapan Laut 107,80 106,97 -0,77

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,76 120,11 0,30

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,21 124,68 0,38

2.1.1. Bahan Makanan 129,34 130,09 0,59

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,99 122,48 0,41

2.1.3. Perumahan 116,16 116,24 0,07

2.1.4. Sandang 116,61 116,68 0,07

2.1.5. Kesehatan 115,68 116,33 0,56

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 115,16 115,30 0,12

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,72 124,25 -0,38

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,78 110,90 0,12

2.2.1. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 104,90 104,90 0,00

2.2.2. Transportasi 113,17 113,21 0,03

2.2.3. Penambahan Barang Modal 114,89 115,35 0,40

2.2.4. Upah Buruh 108,27 108,27 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 98,15 96,72 -1,46

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 106,11 104,75 -1,28

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya


(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 21 /04/16/Th.XVIII, 1 April 2016

Sementara itu, Ib secara umum sektor perikanan budidaya pada bulan Februari 2016 sebesar 119,64 persen menjadi 119,97 persen pada bulan Maret 2016 atau naik 0,27 persen. Kenaikan Ib terjadi baik pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,38 persen dan Ib BBBM naik 0,06 persen. Kenaikan Ib tertinggi pada bulan Maret 2016 untuk konsumsi rumah tangga adalah sub kelompok bahan makanan.

Tabel 9.

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Budidaya Februari 2016 - Maret 2016 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Februari’2016 Maret’2016

% Maret’16 thd Februari’16

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 120,83 119,84 -0,82

1.1. Budidaya Air Tawar 120,85 119,86 -0,83

1.2. Budidaya Air Payau 118,25 118,25 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,64 119,97 0,27

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124,49 124,96 0,38

2.1.1. Bahan Makanan 129,30 130,05 0,58

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,91 122,40 0,41

2.1.3. Perumahan 116,16 116,24 0,07

2.1.4. Sandang 116,88 116,95 0,07

2.1.5. Kesehatan 115,68 116,33 0,56

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 115,12 115,26 0,12

2.1.7. ransportasi dan Komunikasi 124,72 124,25 -0,38

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,83 110,90 0,06

2.2.1. Bibit 110,93 111,24 0,27

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 111,32 111,16 -0,15

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107,71 107,35 -0,34

2.2.4. Transportasi 123,05 123,81 0,62

2.2.5. Penambahan Barang Modal 109,30 109,64 0,31

2.2.6. Upah Buruh 110,16 110,16 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 100,99 99,89 -1,09

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 109,02 108,06 -0,88

B.

INFLASI/DEFLASI PEDESAAN

Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok IHK pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok


(6)

makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Inflasi/Deflasi pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK bulan sebelumnya. Perkembangan IHK pedesaan selama beberapa bulan terakhir ini cenderung mengalami peningkatan. Pada bulan Maret 2016 Perubahan IHK pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan, dimana pada bulan sebelumnya mengalami deflasi. IHK bulan Maret 2016 sebesar125,87persen, sedangkan bulan sebelumnya 124,88 berarti terjadi inflasi sebesar 0,79 persen. Inflasi terjadi pada lima sub kelompok bahan makanan, kesehatan, makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau, pendidikan, rekreasi dan olahraga dan perumahan yaitu masing – masing naik 1,54 persen, 0,46 persen, 0,35 persen, 0,06 persen dan 0,02 persen. Sedangkan untuk sub kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi yaitu masing-masing sub kelompok transportasi dan komunikasi dan sandang yaitu masing-masing turun 0,39 persen dan 0,03 persen.

Tabel 10

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Pedesaan di Sumatera Selatan, Februari 2016 - Maret 2016 (2012=100)

KELOMPOK PENGELUARAN

IHK IHK Inflasi

Pedesaan Februari 2016

Inflasi Pedesaan Maret 2016 Februari

2016 Maret 2016

(1) (2) (3) (5) (5)

Umum 124,88 125,87 -0,10 0,79

Bahan Makanan 133,37 135,41 -0,58 1,54

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 121,97 122,39 0,85 0,35

Perumahan 115,10 115,13 0,13 0,02

Sandang 119,71 119,68 0,31 -0,03

Kesehatan 113,04 113,56 0,41 0,46