Mitra Binaan | Semen Indonesia

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

1

DAFTAR ISI
4

Pengantar Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

7

Pengantar Kepala Departemen CSR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

13

Membentengi Mitra Binaan dengan Hak Cipta

KATEGORI INSPIRATIF
16

R&D : Terpuruk dan Bangkit karena Bom Bali • Slumped by Bali Bombings? No Way!


22

BONASSA COLLECTION : Modal Nekat Berujung Nikmat • Strong Determination as Initial Capital

28

AL BAROKAH : Sarung Al Barokah Melayang ke Timur Tengah • Al Barokah Sarong Flies To Middle East

33

UD FAMILY FOOD : Jadikan Makanan Olahan sebagai Mesin Uang • Processed Food As Money Machine

38

UD DWI SUMBER SEJATI : Makmur bersama Peralatan Dapur • Triumphant with Kitchen Appliances

44

SEKAR AYU : Nyaris Punah, Kini Batik Gedog Mendunia • Almost Extinct, now Batik Gedog Goes Global


50

INDAH MEUBEL : Terinspirasi Sukses Jokowi • Inspired by Jokowi’s Success

56

BAYU MANDIRI : Pelanggan Cetaknya Sampai Timor Leste • His Marketing Wings Reach East Timor

62

IZZA COLLECTION : Sukses Berkat Hobi dan Desakan Ekonomi • Stronger Than Economic Pressure

67

RASYIDA ALAM : Dari Garasi Berbuah Upakarti • From Garage to Upakarti Award

KATEGORI PRODUKTIF
74


SARI RONCHE : Lejitkan Baju Sulam ke Kalangan Atas • Kicks Embroidery Clothes to Upper Class

80

NATHANIA ART : Kolaborasi Ibu-Anak Hasilkan Paten • Mom-Daughter Collaboration Get’s Patent

84

KALYANA : Amerika Tembus, Kini Lirik Australia • After the USA, Now Targeting Australia

2

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

89

CARNADIA : Limbah Kaca Jadi Elok dan Mahal • Wasted Glass is Beautiful and Expensive

94


KULIT KREASINDO : Bikin Pembeli Yaman Kepincut • Makes Yemeni Buyers Fascinated

99

LYENA CRAFT : Hak Paten di Tangan, Bersiap Masuk Eropa • Having Patent, Preparing to Europe

104 SUMBER AGUNG : ‘Raja Midas’ Sangkar Burung • ‘King Midas’ in Birdcage Business
109 KERIPIK GERUS : Dari Iseng, Raup Puluhan Juta Rupiah • Just for Fun, Get Million Rupiahs
114 GHAFA FRAME : Sukses Berkat Ketekunan dan Kesabaran • Success = Persistence + Patience
117 BELGEDES ART : Berawal dari Kesibukan Wali Santri • It Starts from Pupil’s Parents
120 LIEVIEDA : Kualitas Dijamin, Model Selalu Gres • Guaranteed Quality, Newest Style
123 DEDE SATOE : Tanpa Pengawet, Bertahan hingga 1,5 Tahun • Without Preservatives, Lasting to 1.5 Years
128 DUA PUTRA (DU-TRA) : Bikin Limbah Ikan Tak Berbekas • Fish Waste Goes without Trace
132 BATIK LASEM ART : Jawab Kegelisahan dengan Muatan Lokal • Addressing Anxiety with Local Content
136 EBONY GUN’S : Penemu Senapan Multisistem dari Pare • Inventor of Multisystem Rile
141 MELATI MEKAR MANDIRI : Bidik Pasar Atas, Motif Selalu Baru • Targeting Upper Market, Creating New Motifs
145 NEBULA CAKE : Nebula Cake, Disuka karena Kaya Keju • Nebula Cake, Rich in Cheese
149 FORTUNE ENTERPRISE : Mengolah Mineral Laut Jadi Kosmetik Berkelas • Turning Marine Minerals into Classy Cosmetic
154 BATIK DEWI SARASWATI : Tak Lelah Ciptakan Motif Baru • Never Feel Tired to Create New Motif
159 RIZKI BAROKAH : Menggores Hidup dengan Canting • Make a Living with Canting


UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

3

PENGANTAR

HARUS
TUMBUH
DAN MAJU
BERSAMA
must grow and
move forward together
Ir SUPARNI
Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
President Director of PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

4

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA


SEJAK diresmikan di Gresik tanggal 7
Agustus1957 oleh Presiden RI Soekarno, PT
Semen Gresik (Persero) Tbk konsisten menerapkan konsep Triple Bottom Lines (Proit,
Planet and People) secara berkelanjutan.
Sebagai entitas bisnis pelat merah, Semen
Gresik punya kewajiban menggali proit
dan menyetorkan sebagian keuntungan
kepada negara.
Namun, di sisi lain, di tubuh perseroan
melekat tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan menyejahterakan
masyarakat. Tiga fungsi ini menyatu dan
tidak mungkin dipisahkan. Ketika perseoran bertransformasi menjadi PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk tahun 2012, misi
mulia yang menjamin sustainabilitas usaha
tersebut tetap dikedepankan.
Saat ini Semen Indonesia membina
16.764 usaha kecil menengah (UKM) yang
tersebar di seluruh Indonesia. Tingginya
populasi usia produktif di negeri ini yang tak

berbanding lurus dengan jumlah lapangan
kerja mendorong orang untuk membangun
usaha mandiri.

Sejengkal
pun Semen Indonesia
tidak pernah meninggalkan mereka.
Kami ingin UKM-UKM
itu mantap secara
tridaya, yakni daya
tahan, daya tarik
dan daya saing.”
“Semen Indonesia never
leaves them any inch behind.
We want the SMEs will be
steady in Tridaya (3 powers);
durability, attractiveness
and competitiveness.“

SINCE the inauguration in Gresik on

August 7, 1957, by President Soekarno, PT
Semen Gresik (Persero) Tbk consistently
applies the concept of Triple Bottom Lines
(Proit, Planet and People) on an ongoing
basis. As a state-owned business entity,
Semen Gresik has an obligation to make
proits and send some part of the proits to
the state.
However, on the other hand, the company bears inherent responsibility to protect
environment and to promote social welfare.
Those three functions are closely linked and
not possible to be separated. So, when the
company was transformed into PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk in 2012, the noble
mission that guarantees the sustainability of
these efforts is still put forward.
Currently, Semen Indonesia has fosterpartnerships with 16,764 small and medium enterprises (SMEs) that are scattered
throughout Indonesia. The high population of productive age that is not directly
proportional to the number of jobs encourages people to build their own independent
business.


Akan tetapi, bila tidak disokong kemampuan inansial, manajerial serta networking yang bagus, sulit membayangkan embrio bisnis itu bisa
survive, apalagi berkembang. Alasan itulah yang mendorong
Semen Indonesia hadir di tengah-tengah UKM. Hingga 2015
di Indonesia terdapat 57,9 juta pelaku UKM, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,92 persen dan kontribusi dalam
penyerapan tenaga kerja 97,30 persen.

However, without inancial capability support, managerial support and good networking, it is hard to
imagine how the embryos of business can survive and thrive.
These are the reasons that encourage Semen Indonesian to
send helping hands to the SMEs. Up to 2015, there are 57.9
million SMEs in Indonesia which contribute 58.92 percent to
GDP and absorb 97.30 percent of labor force.

Tak aneh bila UKM disebut sebagai tulang punggung
ekonomi nasional. Mirisnya, akses mereka ke lembaga keuangan sangat terbatas, yakni baru 25 persen atau 13 juta pelaku
UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan. Karena itu
kami tidak pernah tanggung-tanggung dalam membina UKM.

No wonder that SMEs are referred as the backbone of the

national economy. Sadly, their access to inancial institutions is
very limited. Only 25 percent of them or 13 million SMEs have
the access to inancial institutions. Therefore, we’re never halfheartedly in fostering the SMEs.

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

5

Merujuk konsep one stop service, pola pendampingan
dieja-wantahkan melalui penyaluran pinjaman, pembinaan
manajerial berkesinambungan dan mempromosikan produkproduk mitra lewat pameran di dalam maupun luar negeri.
Semua dilakukan dengan mengedepankan aspek pemerataan,
kemandirian, profesional serta etika.

Referring to the concept of ‘one stop service’, the partnerships-assistance design is implemented through loan lending,
sustainable managerial coaching, and product promoting
through exhibitions at home and abroad. All are done by putting forward the aspects of equality, independence, professionality and ethic.

Buku ini memotret sebagian kecil UKM yang lahir, tumbuh
dan berkembang bersama Semen Indonesia. Ada yang jalannya mulus, namun tak sedikit yang harus ’berdarah-darah’ untuk

sampai ke tangga sukses. Sejengkal pun Semen Indonesia tidak
pernah meninggalkan mereka. Kami ingin UKM-UKM itu mantap
secara tridaya, yakni daya tahan, daya tarik dan daya saing.

This book is portraying a small fraction of SMEs that are
born and/or grown up with Semen Indonesia. Some SMEs have
a smooth road to success, however some others take long and
heavy road to success. And, Semen Indonesia never leaves
them any inch behind. We want the SMEs will be steady in Tridaya (3 powers); durability, attractiveness and competitiveness.

Di tengah persaingan bisnis semen yang makin menggila ini
Semen Indonesia harus tetap jadi pemenang. Namun, sekali
lagi, kami tidak ingin berlari kencang dan menjadi juara sendirian. Semen Indonesia harus tumbuh dan maju bersama UKM
binaan, sebab itulah keberlanjutan yang sesungguhnya. (*)

In the middle of very tight cement business competition, Semen Indonesia must still be the winner. However, once again,
we do not want to run fast and be champion alone. Semen
Indonesia should grow and move forward together with the
SMEs; because that is the real sustainability. (*)

6

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

PENGANTAR

CSR

Sebagai
Peningkatan Reputasi
dan Keberlanjutan
Perusahaan
CSR Improves the Reputation
and Sustainability of a Company
Ir WAHJUDI HERU
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia
Head of CSR Department of Semen Indonesia

SEMEN INDONESIA konsisten dengan prakarsanya dalam memastikan keselarasan pengembangan usaha dengan memadukan
upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Semuanya dimaksud untuk meningkatkan kompetensi masyarakat sekitar, menjamin
peningkatan kesejahteraan, serta mutu hidup generasi masa kini
dan masa depan yang semakin baik.

SEMEN INDONESIA is consistent with initiatives to ensure
the alignment of business development with efforts to preserve
the environment. It’s all meant to improve the competence of
local communities, to ensure the improvement of welfare and
the quality of life of present generation and future generation.

Demikian juga halnya dengan kegiatan pengembangan usaha
yang tengah giat dilaksanakan di lapangan. Perseroan telah
memenuhi seluruh prosedur yang ditetapkan, termasuk menyusun
dan mempresentasikan AMDAL lengkap dengan rencana UKL dan

Business development activities also are actively implemented in the ield. The Company has complied with all procedures
established, including: the creation and presentation of complete Environmental Impact Assessment with Environmental

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

7

UPL untuk memastikan terjaganya lingkungan sekitar. Perseroan
bahkan telah merencanakan penerapan teknologi penambangan
maupun operasional pabrik terbaru yang lebih ramah lingkungan.
Perseroan bertekad menerapkan keberhasilan pengelolaan lingkungan di Tuban yang pernah mendapatkan PROPER EMAS dari
Kementerian Lingkungan Hidup, di lokasi pabrik lainnya.

Management and Environmental Monitoring plans to ensure
the preservation of environment. The Company even has
planned application of mining technology and operation of the
newest plant to be friendly with environment. Semen Indonesia
is determined to build on the success of environmental management in Tuban plant –which got PROPER EMAS from the
Ministry of Environment– to other plant locations.

Selain itu, Perseroan juga tetap konsisten menjalankan upayaupaya peningkatan kualitas lingkungan sebagai bentuk partisipasi
Semen Indonesia terhadap mitigasi perubahan cuaca. Selain
upaya penghijauan, Perseroan menerapkan program Clean Development Mechanism (CDM) secara konsisten, meliputi penerapan
konservasi energi melalui operasionalisasi dan pengembangan
unit WHRPG, penggunaan biomass, penerapan AFR dan menyerap limbah industri tertentu sebagai bahan penolong dalam
proses produksi terak.

In addition, the company also remains consistent to run
the efforts to improve environmental quality as the participation to mitigate the bad impact of climate change. In addition
to reforestation, the company also implements a program of
Clean Development Mechanism consistently covering energy
conservation through the operation and development of Waste
Heat Recovery Power Generation unit, the use of biomass,
the application of Alternative Fuel Resources, and to absorb
speciic industrial waste as auxiliary material in the process of
slag production.

Keseluruhan upaya tersebut membuat Perseroan berhasil
menurunkan angka emisi CO2 dan mendapatkan sertiikasi Car-

The all efforts can make the company successful in reducing
CO2 emissions to get certiication of Carbon Emission Reduc-

8

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

bon Emission Reduction (CER) sebagai bentuk
pengakuan masyarakat global akan upaya
nyata yang dilakukan Semen Indonesia dalam
memperbaiki kualitas lingkungan.
Sebagai wujud komitmen yang kuat dalam
melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), sejak tahun 2014
lalu, Semen Indonesia mulai menerapkan
blueprint kegiatan CSR yang mencerminkan
suatu konsep TJSL yang tidak hanya merupakan kewajiban bagi perusahaan, namun lebih
dari itu, menekankan kegiatan CSR sebagai
media bagi peningkatan reputasi dan terjaminnya keberlanjutan perusahaan. Perseroan
menerapkan empat pilar program-program
CSR, yakni:
“SI Cerdas” yang fokus pada peningkatan
kompetensi melalui program pendidikan.
“SI Prima” yang bersinergi dengan program-program Unit Pemasaran dan Litbang .
“SI Lestari” yang fokus pada programprogram lingkungan.
“SI Peduli” yang merupakan rumah yang
berisi program-program sosial ekonomi.

Kepada
para pelaku
usaha mikro ini,
perseroan memberi
pendampingan
menyeluruh dengan
konsep one stop
service.
“To micro businesses,
the company provides
comprehensive assistance
with one-stop-service
concept.”

tion. This is recognition from the global
community about the real efforts of Semen
Indonesia to improve environment quality.
As a strong commitment in implementing
the program of Social and Environmental
Responsibility, Semen Indonesia since 2014
has implemented blueprint for CSR activities. It shows that the concept of Social and
Environmental Responsibility is not only as
an obligation of the company. More than
that, it emphasizes CSR activity as a medium
for improvement and ensuring the sustainability of the Company’s reputation.
The Company implements four pillar of
our CSR programs, namely:
‘SI Cerdas’ focuses on increasing competence through education programs,
‘SI Prima’ is in synergy with the programs
of Marketing Unit and Research and Development Unit.
‘SI Lestari’ focuses on environmental
programs, and
‘SI Peduli’ is a hub that contains socioeconomic programs.

Empat pilar program CSR tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuh subjek inti tanggungjawab sosial sesuai ISO 26000.
SI Cerdas terdiri dari beragam kegiatan terintegrasi untuk memacu
kualitas SDM. SI Lestari sebagai wujud komitmen perusahaan
untuk memastikan keberlanjutan lingkungan mulai dari proses sebelum hingga pasca tambang. SI Peduli mendorong peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, mulai pemberdayaan
ekonomi, kesehatan, bantuan infrastruktur hingga penanganan
bencana. SI Prima fokus untuk meningkatkan kualitas riset dan
pengembangan.

The four pillars of the CSR program is the embodiment of
the seven core subjects of social responsibility in accordance
with ISO 26000. SI Cerdas consists of an integrated wide-range
of activities to boost the quality of human resources. SI Lestari
is the company’s commitment to ensure the sustainability of
the environment from prior-mining to post-mining process. SI
Peduli boosts socio-economic welfare of society, from economic empowerment, health care, infrastructure aid, to disaster
management. SI Prima focuses on improving the quality of
research and development.

Alhamdulillah, konsep CSR Semen Indonesia yang bertumpu
empat pilar tersebut mendapat apresiasi internasional. Semen
Indonesia berhasil masuk dalam jajaran inalis Asia Sustainability
Reporting Awards 2015 dalam kategori best community reporting
yang diselenggarakan oleh CSRWorks International di Eden Hall

Alhamdulillah, the concept of Semen Indonesia’ sCSR which
rests on the four pillars are appreciated internationally. Semen
Indonesia became one of the inalists of 2015 Asia Sustainability Reporting Awards in best community category organized
by CSRWorks International at Singapore Eden Hall, on January

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

9

Singapura, Kamis, 28 Januari 2016. Keberhasilan ini cukup strategis karena tidak saja bermakna sebagai pengakuan tetapi juga
merupakan upaya mendukung langkah ekspansi perusahaan di
kawasan Asia. Sekaligus sebagai langkah benchmarking pengelolaan CSR tingkat Asia.

28, 2016. This success is strategic. It is not only recognition but
also a kind of support for the company’s expansion to Asia. It
also as the benchmarking steps for management of CSR in Asia
level.

Melalui pilar “SI Cerdas”, Perseroan melanjutkan program sertiikasi tukang yang hingga tahun 2015, telah tersertiikasi sekitar
10.000 tukang. Perseroan juga melanjutkan program KIRANA,
upaya pembangunan karakter generasi muda, melalui kegiatan
lomba menyanyi dan cipta lagu anak yang dilaksanakan di 28 kota
di seluruh Indonesia, untuk menggugah terciptanya lagu anakanak yang berkualitas guna mengembalikan kepribadian anak
Indonesia sesuai dengan perkembangan usianya.

Through SI Cerdas’ pillar, the Company continues the certiication program for handyman which until 2015 has ‘graduated’
around 10,000 workers. The Company also continues KIRANA
program (youth character-building efforts) through kids singing
and kids songwriting contest held in 28 cities across Indonesia.
This activity to encourage the creation of good quality kid’s
song in order to restore the Indonesia children’s personality
development in accordance with their ages.

Perseroan juga memberikan pelatihan Information, Communication, and Technology (ICT) bagi seluruh siswa SD, SMP, dan
SMA agar generasi penerus di sekitar Perseroan melek IT. Selain
memberi sumbangsih program-program pelatihan peningkatan

Semen Indonesia also provides Information, Communication, and Technology training for all students from elementary,
junior high school, and senior high school nearby so that the
next generation will be IT literate. In addition, Semen Indo-

10

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

kompetensi dan pengembangan karakter bagi guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

nesia contributes to training programs to increase the competence and character development for teachers to improve
education quality.

Melalui pilar “SI Lestari” Perseroan meningkatkan intensitas program “Waste to Zero”, mengembangkan Mangrove Center di Tuban
sebagai pusat pembelajaran dan program perlindungan keanekaragaman hayati, melestarikan habitat bagi berbagai organisme darat
dan air, serta memperbaiki lingkungan sekitar pantai akibat abrasi,
sekaligus sebagai ekowisata. Disamping mengembangkan sebagian
lahan pasca tambang menjadi kebun percobaan dan laboratorium
hidup yang bermanfaat untuk pembelajaran dan pendidikan serta
menanamkan kesadaran hijau bagi generasi penerus.

Through SI Lestari’s pillar, the Company increases the intensity of Waste to Zero program, develops Mangrove Center
in Tuban as a learning center and protection program of
biodiversity, preserving habitat for many terrestrial organisms
and water, and improve environment around the coast due to
abrasion, as well as for ecotourism. Besides developing most
of post-mining land into experiments gardens and live laboratory that are useful for learning and education, it also to create
awareness of green for the next generation.

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

11

Perseroan juga konsisten meningkatkan intensitas kegiatan “Green Belt” di seluruh area tambang dan merealisasikan
program penghijauan di areal-areal tertentu. Program kelestarian
lingkungan tersebut di luar program-program lingkungan yang
berkaitan erat dengan operasional perusahaan sebagaimana
disinggung sebelumnya.

The Company is also consistent in increasing the intensity
of the Green Belt activity around all of the mining area and
realizing the greening program in particular areas. The environmental sustainability programs mentioned above are beyond
the environmental programs that are closely related to the
company’s operations.

Melalui pilar “SI Peduli”, sampai akhir tahun 2014 Perseroan
telah membina 30.067 pelaku UKM sebagai mitra binaan yang
menyerap tambahan tenaga kerja mencapai 61.156 orang
dengan omzet mencapai Rp 1,71 triliun. Semuanya masuk dalam
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Semen Indonesia. Implementasi PKBL ini mengacu aturan perundangan dari
Kementerian BUMN yaitu Peraturan Menteri Badan Usaha Milik
Negara : PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan
Program Bina Lingkungan BUMN yang mulai diberlakukan tanggal 3 Juli 2015.

Through SI Peduli’s pillar, until the end of 2014 the company has trained 30,067 SMEs as skilled partners who add
employment for 61,156 people with a turnover Rp 1.71 trillion.
All of them are included in the Partnership and Community
Development Program of Semen Indonesia. Implementation
of this program refers to the regulations of Ministry of SOEs
namely Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara: PER-09/
MBU/07/2015 concerning the Partnership and Community
Development Program in state owned enterprises that came
into effect on July 3, 2015.

Kepada para pelaku usaha mikro ini, perseroan memberi
pendampingan menyeluruh dengan konsep one stop service.
Dimana, setiap mitra binaan, diberi pendampingan penuh. Mulai
pembiayaan, pelatihan peningkatan kualitas produk, pelatihan
pemasaran dengan menggandeng Mark Plus, dan pengelolalan
keuangan. Tak berhenti sampai di situ, perseroan juga turut memfasilitasi dan mengurus sertiikat paten dari produk-produk UKM
Binaan tersebut.

To micro businesses, the company provides comprehensive
assistance with one-stop-service concept. Each trained partners are given full assistance, from inancing, training, improving product quality, marketing training in cooperating with
Mark Plus, to inancial management. The company also facilitates and takes care of the patent certiicate for the products of
the SMEs assisted.

Perseroan juga memberikan bantuan untuk kepentingan
pendidikan, olahraga, kesenian, kesehatan, sarana dan prasarana
umum, serta bantuan untuk bencana alam yang terjadi di tanah air.
Sementara di Vietnam, Perseroan memberikan bantuan sekolah,
dan pengobatan siswa sekolah di sekitar lokasi pabrik. (*)

The Company also provides assistance for education,
sports, arts, health, public facilities and infrastructure, as well
as assistance for natural disasters in Indonesia. Particularly in
Vietnam, the company provides school and medical assistance
for students around the plant site. (*)

12

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

Membentengi
Mitra Binaan
dengan

Hak Cipta
Protecting Partners
with Copyright
PEMBAJAKAN masih menjadi momok serius bagi pelaku
Usaha Kecil Menengah (UKM). Begitu mudah produk-produk orisinal yang dihasilkan dijiplak, baik sebagian maupun keseluruhan,
untuk kemudian diaku pihak lain. Perlindungan terhadap karya dan
merek di kalangan UKM cukup lemah. Semen Indonesia memberi
jawaban persoalan ini.

PIRACY remains a serious problem for Small and Medium
Enterprises (SMEs). It is so easy to copycat the original products,
in part or in a whole, then to claim them as another party’s belonging. The protection of work and brand among SMEs is quite weak.
So, Semen Indonesia gives solution for this problem.

Melalui program CSR, Semen Indonesia sukses mengurus
hak paten lima pelaku UKM yang menjadi mitra binaan. Kelima
pelaku UKM yang telah mengantongi sertiikat paten dan merek
tersebut adalah Lyena Craft (Bangkalan), Atthaya Batik (Bangkalan), Nathania Art Batik (Lasem Rembang), Melati Mekar Mandiri
(Tuban) dan Kerajinan Tas dan Sepatu R&D (Lamongan). “Semua

Through CSR program, Semen Indonesia successfully takes care
the patent of ive trained partner SMEs. The ive SMEs that got
certiicate of trademark and patent are Lyena Craft (Bangkalan),
Atthaya Batik (Bangkalan), Nathania Art Batik (Lasem, Rembang),
Melati Mekar Mandiri (Tuban) and R&D Bags and Shoes Craft
(Lamongan). “We handle completely until they got the certiicates

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

13

kita yang urus, sampai sertiikat ada di tangan,” terang Kepala
Biro Kemitraan Semen Indonesia, Febriwan.

in their hand,” said Febriwan the Head of Partnership Bureau at
Semen Indonesia.

Apa yang dilakukan itu menjadi bagian dari langkah perusahaan dalam memberikan layanan penuh (one stop service) kepada
UKM mitra binaan. Jadi tak sekadar didampingi dan dilepas begitu mulai mentas, tapi terus berlanjut sampai pada perlindungan
produk lewat paten.

All that has been done is a part Semen Indonesia’s move to
provide full one stop service for the trained partner SMEs. So, the
SMEs were not merely accompanied and then released after they
began to rise up, but the partnership is continued until product
protection through patent.

“Selama ini yang menjadi momok bagi industri
skala kecil kan urusan seperti itu (paten). Ketiadaan informasi dan akses membuat jarang yang
mengurusnya. Padahal, ini menyangkut orisinilitas karya dan produk. Karena itu, kami hadir
memberikan solusi,” ujarnya.
Kelima mitra binaan di atas memang memiliki
produk unik dengan orisinalitas tinggi. Sebut
saja Lyena Craft yang mengolah serat daun agel
menjadi aneka produk kerajinan bernilai jual,
antara lain tas, tatakan gelas, dan kotak tisu.
Guna memperlancar produksi, Herlina, si empunya usaha, merekrut para pengungsi Sambas.
Mereka adalah warga Madura yang menjadi
korban kerusuhaan Sambas, Kalimantan Barat,
pada tahun 2000. Para pengungsi itu terusir dari
bumi Kalimantan sehingga pulang kampung ke
Bangkalan dengan harta seadanya.

Ketiadaan
informasi dan akses
membuat jarang yang
mengurusnya.
Padahal, ini menyangkut orisinilitas karya
dan produk.
Ketiadaan
informasi dan akses membuat
jarang yang mengurusnya.
Padahal, ini menyangkut o
risinilitas karya dan produk.

“So far, the main scourge for the small-scale
industries is patent matters. The lack of information and lack of access makes the SMEs rarely
care about patent. Whereas, patent issues
concerns about the originality of works and
products. Therefore, we are here to provide a
solution for them,” he said.
The ive partner SMEs above indeed have
unique products with high originality. Lyena Craft
processes agel leaf iber into a variety of handicraft products; among other are bags, coasters,
and tissue paper box. In order to facilitate the
production, Herlina the owner of the business,
recruites some Sambas refugees. They are Madurese victims of Sambas riot in West Kalimantan in 2000. The refugees were expelled from
Kalimantan to return home to Bangkalan with
very modest treasures.

Febriwan mengakui, produk-produk UKM selama ini memang rentan pembajakan. Apalagi bila sampai dipasarkan ke
luar negeri. “Karenanya, untuk sementara ini kita proteksi lewat
pengurusan paten pada beberapa produk yang dikirim ke luar
negeri. Contohnya batik, jangan sampai nanti diklaim oleh negeri
tetangga. Itu yang harus dicegah,” tambahnya.

Febriwan said the SMEs products are so far vulnerable to piracy. Especially, when the pirated products are marketed overseas.
“Therefore, we protect them through patent on some products
that will be shipped overseas. For example, batik. Don’t let the
batik will be claimed by other countries. It must be protected,” he
added.

Saat ini pihaknya terus mendata produk-produk mitra binaan
lainnya yang orisinal dan berkualitas untuk mendapatkan sertiikat
paten dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI). “Program ini
terus berjalan. Hanya saja, kami memang harus selektif dengan
mempertimbangkan banyak hal. Khususnya dari sisi keaslian
produk,” tandasnya. (*)

Today Semen Indonesia continues to track more products of
SME partners that have originality and high quality to get patent
certiicate from the Directorate General of Intellectual Property
Rights. “This program continues to roll. However, we still should
be selective to consider many things. Particularly from the authenticity of the product,” he said. (*)

14

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

KATEGORI INSPIRATIF
Para pelaku UKM ini pernah menjadi bagian dari Mitra Binaan Semen Indonesia.
Mereka tumbuh bersama dan berkembang sehingga bisa mencapai kemandirian
seperti sekarang. Kisah merangkai sukses penuh inspirasi.

From Zero
to Hero

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

15

HAZAR FALASIFA

Terpuruk
dan Bangkit
Karena
Bom Bali
TRAGEDI BOM BALI TAHUN 2002 MEMBUAT BISNIS KERAJINAN
KERAMIK YANG BARU DITEKUNI HAZAR FALASIFA TERPURUK.
SEMPAT LIMBUNG SESAAT, PEREMPUAN YANG BIASA DISAPA
VALIS ITU AKHIRNYA MENEMUKAN JALAN SUKSES YANG BARU.
KINI DIA DIKENAL SEBAGAI BOS R & D LAMONGAN YANG
MEMPRODUKSI HANDICRAFT DENGAN BAHAN ALAMI.

16

Slumped by
Bali Bombings?
No Way!
BALI BOMBING IN 2002 IS TRAGEDY. THE NEWLY CREATED
BUSINESS CERAMICS OF HAZAR FALASIFA WAS SUDDENLY
SLUMPED DOWN. GOT GIDDY MOMENT, SHE FINALLY FOUND
A SUCCESSFUL NEW WAY. NOW SHE IS THE R & D BOSS IN
LAMONGAN WHICH PRODUCES HANDICRAFTS WITH NATURAL
MATERIALS.

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

VALIS tak mungkin lupa dengan meledaknya bom di Bali tahun
2002 yang meremukkan sektor pariwisata di tanah air. Kala itu
usaha kerajinan keramik yang digeluti bersama sang suami, Dody
Arymawanto, sedang tumbuh. Sebuah artshop di Tegallalang, Gianyar, dia sewa untuk mempermudah pemasaran di Pulau Dewata.

VALIS, her common name, never forget the bomb explosion in
Bali that crushed tourism sector. At that time, the ceramics business
that she and her husband Dody Arymawanto built was growing well.
She rented an art shop at Tegallalang, Gianyar, to facilitate the marketing of her product in Bali and the world.

Tak dinyana, pada 12 Oktober 2002 terjadi ledakan hebat di
Jalan Legian, Kuta, yang menjadi tempat nongkrong turis asing.
Tragedi yang mengentakkan dunia itu membawa efek buruk bagi
perekonomian di Bali. Kunjungan turis merosot drastis, bisnis
pariwisata pun seolah terlempar ke titik nadir.

Unexpectedly, on October 12, 2002, a terriic explosion occurred at Jalan Legian, Kuta, where foreign tourist used to hangout.
The tragedy that stamped the world also brings bad effects for the
economy in Bali. Tourist arrivals dropped drastically, the tourism business
also slumped down.

“Pesanan barang akhirnya cancel semua, padahal sebagian
sudah kita bikin. Ya sudah, bisnis kerajinan keramik itu ambruk.
Saya benar-benar terpukul,” kata Valis. Hanya, perempuan kelahiran Lamongan, 21 Maret 1979, tak ingin
lama-lama berkubang duka. Peristiwa
Bom Bali seolah menantangnya
untuk bangkit lagi.

“Orders of goods
were canceled even
some of the goods has
already been made.

Lantas Valis memilih berjualan
handicraft berbahan alami dari
rumah ke rumah. Aneka tas itu dia
kulak dari beberapa perajin, lantas
dijual lagi dengan keuntungan relatif kecil. Saat
itu dia memang ingin
menjaring konsumen

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

17

sebanyak-banyaknya. Di luar dugaan,
tahun 2003 dia mendapat pesanan
600 tas. “Padahal saya cuma modal
album foto, lalu masuk dari toko
ke toko. Pesanan 600 tas itu saya
kerjakan selama tiga bulan, setelah
itu order makin deras mengalir,”
lanjutnya.
Merasa sudah punya pasar dan
paham karakternya, Valis pun memproduksi barang sendiri. Apalagi,
selama berhubungan dengan perajin
atau penjual pertama, kadang dia
tidak menemukan kecocokan harga.
“Dengan modal Rp 5 juta dan dua
pekerja, tahun 2004 saya mulai membikin barang sendiri. Tapi saya masih
ambil barang dari perajin lain karena
belum mampu memenuh pesanan
konsumen,” beber sarjana Administrasi Niaga dari Unibraw, Malang, ini.
Label R & D yang merupakan
akronim dari ‘rahmat’ dan ‘doa’
dipilih, karena Valis percaya rahmat
akan datang bila kita bekerja keras
dibarengi doa. Mengusung moto
‘Natural Exclusive Product’, R & D
mulai memproduksi tas, sandal, dan
sepatu. Bahannya mayoritas memanfaatkan sumber daya di Lamongan,
mulai pandan, karung goni, serat
agel (corypha utan), eceng gondok,
rotan, dan tempurung kelapa.
“Produk saya lebih condong ke
fashion, khususnya untuk perempuan.
Sebab bahannya alami,” ujar dia. Desain menarik, dikerjakan tangan-tangan terampil (handmade), dan bahan
ramah lingkungan membuat produk
R & D gampang diterima konsumen

18

Well, our ceramic crafts business collapsed. I was really hit hard,” said Valis.
However, the Lamongan-born woman did not want to stay long wallowing
in grief. The Bali bombing challenges
her to get up again. Valis then sells
natural-made handicrafts door-to-door.
She bought various bags from several
artisans, and then sold them again with
a relatively small proit.
At that time, her initial goal was to
capture consumer as much as possible.
Unexpectedly, in 2003 she received
order for 600 bags. “My only capital
was just a photo album and going from
store to store. So, I served the 600
bags orders in three months. After that,
other orders are lowing,” she said.
Getting more orders, but sometimes
she didn’t ind acceptable price with
the craftsmen or the irst seller, Valis
then produced her own goods. “With a
capital of Rp 5 million and two workers,
in 2004 I started to make my own stuff.
At the same time, I still take some stuff
from other crafters when I can’t meet
customer orders,” said Valis, a bachelor of Business Administration from
Brawijaya University, Malang.
Her craft business ofice is at Jalan
Sunan Kalijogo 120, Lamongan. Label
R & D is an acronym of ‘Rahmat’ (grace)
and ‘Doa’ (prayer). It is chosen because
the belief that grace will come when we
work hard accompanied with prayer.
Carrying ‘Natural Exclusive Product’
motto, R & D began producing bags,
sandals, and boots. Most of the materi-

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

anyar. Tak ayal, dalam setahun jumlah
pekerjanya naik jadi 10 orang.
Pasar makin menganga setelah
bisnis kerajinan yang berkantor di
Jalan Sunan Kalijogo 120, Lamongan, ini menjadi mitra binaan Semen
Indonesia di tahun 2005. Pameran di
berbagai daerah kian sering diikuti,
termasuk di luar negeri seperti Jordania, China, Singapura, dan Malaysia.
“Dari Semen Indonesia saya dapat
pinjaman modal tiga kali . Pertama Rp
6 juta, saya gunakan untuk membeli
mesin jahit karena pesanan makin
banyak. Yang kedua Rp 12 juta, dan
terakhir tahun 2015 sebanyak Rp 25
juta,” ungkap ibu satu anak ini.
Bagi Valis, ada yang lebih penting daripada fasilitas kredit bunga
ringan yang dia dapat dari Semen
Indonesia. Yaitu hubungan baik
dengan perusahaan besar, dan itu
memungkinkan dirinya membuat
jaringan pasar yang lebih luas. Terbukti, selama jadi mitra binaan Semen Indonesia, R & D kerap diajak
pameran ke berbagai kota besar.
Alhasil produk-produknya pun
menyebar ke Jakarta, Jogjakarta, Bali,
Kalimantan, Sulawesi, hingga NTB
dan NTT. Bahkan, saat pameran di Jakarta, R & D berhasil menggaet buyer
dari Saudi Arabia. Ekspor ke kawasan
timur tengah itu berjalan sejak 2006
sampai sekarang. “Sekali PO (preorder) bisa sampai satu kontainer 20
feet atau 40 feet. Mereka pesan tas
saja. Nilainya sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta, kalau 40 feet ya bisa
Rp 400 juta lebih,” sebut Valis.

als are natural resources in Lamongan,
such as; pandanus, jute sacks, Agel
(Corypha utan) iber, water hyacinth,
rattan and coconut shell. “My products tend more to fashion, especially
for women. I took the materials from
nature,” she said.
Attractive design, skillfully handmade, and environment-friendly materials make the R & D products easier to
accept by new consumers. Needless
to say, within a year the number of her
employees rose to 10 people.
Markets increasingly open after R &
D joined as trained partners of Semen
Indonesia in 2005. R & D often takes
part in regional, national, and international exhibitions. In foreign countries exhibition, R & D products were
displayed at Jordan, China, Singapore,
and Malaysia.
“From Semen Indonesia, I get capital
loan three times. The irst one was Rp
6 million and I used it to buy a sewing machine to handle more and more
orders. The second was Rp 12 million,
and the last in 2015 was Rp 25 million,”
said Valis, the mother of one child.
For her, there’s something more
important than just a low interest rate
credit facilities from Semen Indonesia.
The good relationship with a great company enables her to make wider market
network. Evidently, R & D is often invited to exhibition in various major cities
as the partners of Semen Indonesia.
As a result, R & D products spread
to Jakarta, Yogyakarta, Bali, Kaliman-

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

19

Desain menarik,
dikerjakan tangantangan terampil
(handmade), dan
bahan ramah lingkungan membuat
produk R & D
gampang diterima
konsumen anyar.

Sekarang R & D
telah menjelma jadi
perusahaan yang mapan
dan mandiri. Dengan
total pekerja 60 orang,
sebagian besar berstatus mitra kerja yang
menggarap order secara
borongan, omzet usaha
kerajinan ini menyentuh
Rp 150 juta tiap bulan.
Angka itu, diakui Valis,
“Di luar penjualan saat
pameran atau ekspor ke
Arab Saudi.”

R & D sengaja
melempar produk ke
pasaran dengan harga
beragam. Tujuannya
agar seluruh segmen
bisa tersentuh. Misalnya tas berbahan pandan atau eceng gondok
dijual dari Rp 20 ribu sampai Rp 500 ribu, sepatu karung goni Rp
40 ribu, sandal kayu rata-rata Rp 100 ribu. Paling mahal tas rotan
kombinasi kulit yang dibanderol Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu.
“Segmennya memang khusus,” ujar Valis yang mendesain sendiri
sebagian besar produk kerajinannya.
Beberapa tokoh populer yang jadi langganan produk R & D
antara lain Nina Soekarwo, istri Gubernur Jatim Soekarwo, lalu Fatma Saifullah Yusuf, istri Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, serta
Inggrid Kansil yang tak lain istri mantan Menteri Koperasi Syarif
Hasan. Asal dikelola dengan bagus dan selalu mengikuti tren, Valis
yakin usaha kerajinan berbahan alami ini masih bisa berkembang.
R & D sendiri terus meluaskan cakupan pasarnya dengan cara
memaksimalkan promosi. Baik melalui getok tular, pameran, serta
memanfaatkan media sosial seperti facebook, line, instagram,
maupun website. “Suatu saat saya ingin memiliki gerai di sejumlah kota, biar produk R & D makin dikenal. Entah pakai sistem
franchise atau apa,” tutur peraih pengharagaan Wirausaha Muda
Terbaik Jatim 2008 dan Produk Primaniaga Potensi Ekspor 2005
dari Menteri Perdagangan RI ini. (*)

20

tan, Sulawesi, West Nusatenggara and East Nusatenggara. During
an exhibition in Jakarta, R & D got some buyers from Saudi Arabia.
Exports to the Middle East run from 2006 to the present. “The
pre-order can be up to one container of 20 feet or 40 feet. They
only order bags. The value of 20 feet container is approximately Rp
200 million to Rp 300 million, and for 40 feet is more than Rp 400
million,” said Valis.
Currently, R & D has been transformed to be a well established
and independent enterprise. R & D has total 60 employee, most of
them are working partners on contract. The craft business gets turnover Rp 150 million per month. “That igure beyond the sale during
exhibitions or export to Saudi Arabia,” said Valis.
R & D deliberately throw the product to market at various prices.
The goal is to reach the entire segment of market. For example, bags
made from pandan or water hyacinth can be sold from Rp 20 thousand to Rp 500 thousand, gunny sacks shoes is about Rp 40 thousand, wooden sandals is of Rp 100 thousand in average. The most
expensive is combinations of rattan and leather bag which cost Rp
400 thousand to Rp 500 thousand. “The segment is really special,”
said Valis who designs most of the craft products.
Some popular igures who became a loyal consumer among
others are Nina Soekarwo the wife of East Java Governor Soekarwo,
and Fatma Saifullah Yusuf the wife of the East Java Deputy Governor
Saifullah Yusuf, and Ingrid Kansil the wife of former Minister of Cooperatives Syarif Hasan.
R & D continues to expand market coverage by maximizing
promotion. Either through word of mouth, exhibitions, as well as
utilizing social media such as Facebook, online, Instagram, and
website. “Sure, I want to have outlets in several cities one day. It can
be in franchise or other system. More outlets make R & D products
increasingly known,” said the winner of 2008 East Java Best Young
Entrepreneur Awards and 2005 Export Potential Prime Products from
Minister of Trade.(*)

Attractive design, skillfully handmade,
and environment-friendly materials make the R & D
products easier to accept by new consumers.

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

R&D
Pemilik : Hazar Falasifa (Valis)-Dody Arymawanto
Produk : Handicraft
Showroom/workshop : Jl Sunan Kalijogo 120 Lamongan
Jumlah Pekerja: 60 orang
Omzet : Rp 150 juta perbulan
Gabung Semen Indonesia: 2005
Email : valishandicraft@yahoo.co.id
FB : Handicraft Valis Lamongan
HP : 081 2311 9035

Owner : Hazar Falasifa (Valis) - Dody Arymawanto
Product : Handicraft
Showroom/workshop : Jl Sunan Kalijogo 120 Lamongan
Number of Workers : 60 people
Turnover : Rp 150 million per month
Join in Semen Indonesia partnership : 2005
Email : valishandicraft@yahoo.co.id
Facebook : Handicraft Valis Lamongan
Mobile phone : 081 2311 9035

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

21

WIDAYANTI

Modal Nekat
Berujung Nikmat
Strong Determination as
Initial Capital

22

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

MULANYA SEKADAR MENGEPUL
DAN MEMASARKAN PAKAIAN DARI
SEJUMLAH RUMAH KONFEKSI,
WIDAYANTI AKHIRNYA NEKAT
MEMBANGUN USAHA SENDIRI. DIA
FOKUS MEMPRODUKSI BUSANA
MUSLIM ANAK-ANAK HINGGA DEWASA. KEUNGGULAN PRODUKNYA
TERLETAK PADA DESAIN YANG
SELALU GRES.

‘BONDO NEKAT ASAL SELAMAT,’ begitu prinsip yang dipegang
Widayanti saat merintis usaha konfeksi. Akronim ‘kalimat sakti’ itulah
yang akhirnya dijadikan label busana
muslim yang dia produksi; Bonassa.
Dibilang nekat karena perempuan
kelahiran Gresik ini tidak memiliki
basic khusus di bidang jahit-menjahit
atau fashion, selain sekadar memasarkan pakaian jadi ke toko-toko.

Sekarang ini
dalam sebulan kami
mampu memproduksi 1.000
setel pakaian, dengan desain
yang selalu berganti.”
“Right now, within a month, Bonassa is
able to produce 1,000 sets of clothes,
with always a new design.”

AT FIRST, WIDAYANTI MERELY COLLECTS AND SELLS CLOTHES FROM
A NUMBER OF SEAMSTRESSES.
THEN, SHE IS DETERMINED TO
BUILD HER OWN PRODUCTION
BUSINESS. SHE IS FOCUSED ON
PRODUCING MUSLIM FASHION
FOR KIDS TO ADULTS. HER PRODUCTS PRIMACY LIES IN THE DESIGN OF WHICH IS ALWAYS NEW.

‘BONDO NEKAT ASAL SELAMAT’
or ‘capitalizing strong determination
in order to survive’ is the principles
held by Widayanti when she began
her seamstress business. So, Bonassa, the acronym of her mantra, is
made to be her Muslim fashion label.
Well, it was arguably strong determination as her only capital because
she did not have any specialized basic in sewing or fashion. Her only skill
is marketing apparel from seamstress
to stores.

Namun, minimnya pengalaman
tersebut tak membuatnya surut
langkah. Sembari mencari dan
memasarkan, Widayanti mencoba
mempelajari dan memahami seluk
beluk dunia konfeksi. Perempuan
kelahiran Gresik ini menjadi pengepul pakaian sejak 1998. Wilayah
pemasarannya mencakup hampir
seluruh kota di Jatim.

However, the lack of sewing experience did not make her back away.
While collecting and selling clothes,
Yanti was trying to learn and then to
understand the ins-and-outs of garment business. So, the Gresik-bornbusinesswoman collects apparel
since 1998 with coverage marketing
area almost the entire of East Java.

Dua tahun menjadi pengepul,
Widayanti mulai memahami sistem,
model dan cara kerja industri konfeksi. Dia pun melihat peluang dari
banyaknya permintaan dan jaringan
pasar yang sudah dimiliki. Dengan

After two years in collecting and
selling business, Widayanti began to
understand the system, the model
and the work of apparel industry.
She also sees some opportunities
from the many networks she already
UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

23

modal pas-pasan dan dukungan suami, Supriyanto, perempuan
yang akrab dipanggil Yanti ini lantas membuka usaha konfeksi
sendiri. “Tapi saya tetap jadi pengepul. Soalnya pasar saya kan
banyak, tidak sebanding dengan usaha yang baru saya rintis,”
katanya.

owned. So, with very low fresh capital but with big support from
Supriyanto her husband, she opened her own seamstress business. “But, I remain collect and sell clothes. My apparel market
is bigger than my new and small seamstress can produce,” said
Yanti.

Memulai usaha tahun 2010, saat itu dia hanya bermodal satu
set peralatan konfeksi mulai mesin jahit, obras, pemasang kancing, dan mesin potong, plus tiga orang pekerja. “Saat itu omzet
kita sebulan hanya Rp 10 juta. Saya pasarkan ke Jombang, Krian,
Babat, Lamongan, Bojonegoro dan Gresik. Hampir setiap hari saya
keluar kota untuk memasarkan pakaian. Kali ini lebih bersemangat
karena memasakan produk sendiri,” ceritanya.

Starting her own production in 2000, Yanti just has a set of
seamstress equipment (sewing machine, obras machine, mounting
studs, and cutting machine) plus three workers. “At that time, my
business turnover was only Rp 10 million a month. I sold my apparel to Jombang, Krian, Babat, Lamongan, Bojonegoro and Gresik.
Almost every day, I got out of town to market clothes. However, I
felt more excited because I market my own products,” she said.

Merek Bonassa langsung dilekatkan pada baju-baju buatannya. Menurut Yanti, Bonassa menggambarkan prinsip dan sumber
semangatnya saat memulai usaha. Agar lebih cepat maju, tahun

Bonassa brand is directly attached to her homemade clothes.
According to Yanti, ‘Bonassa’ describes the principle and the
source of spirit when she started up her business.

24

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

2003 dia bergabung menjadi mitra binaan Semen Indonesia.
Pinjaman modal usaha Rp 20 juta segera dia kantongi. “Untuk beli
mesin dan bahan-bahan konfeksi. Berkat bantuan itu saya mampu
meningkatkan volume produksi,” akunya.

In order to grow more rapidly, in 2003 she joined in Semen
Indonesia partnership. She got capital loan of Rp 20 million immediately. “I used the money to buy more machineries and materials.
From the loans, I was able to increase the volume of production,”
she admitted.

Dari semula memproduksi pakaian anak-anak, Yanti kemudian
merambah pasar pakaian dewasa. Berbeda dengan usaha konfeksi
lain, Bonassa Collection fokus memproduksi busana muslim. Mulai
gamis, baju takwa, baju muslim untuk anak-anak, hingga setelan
baju muslim dewasa. Saat ini

Initially only producing kid’s clothes, then Yanti penetrated the
adult clothing market. In contrast to other seamstress business,
Bonassa Collection focuses on producing Muslim fashion. She
makes robe, Muslim clothes for kids, Muslim suit and dress for
adults.

Bonassa menjadi pemasok tetap seragam santri Pondok
Pesantren Gontor, dari Gontor 1 hingga Gontor 7, yang berada
di Kendari, Sulawesi Tenggara. “Alhamdulillah, sekali kirim bisa
mencapai 100 setel pakaian. Itu hanya untuk satu pondok,” ungkapnya.

Currently, Bonassa supplies uniforms for Gontor Boarding
Schools, from Gontor 1 in Ponorogo (East Java) to Gontor 7 in
Kendari (Southeast Sulawesi). “Alhamdulillah, in a package, I can
send up to 100 set of clothes. It was only for a boarding school of
seven,” he said.

UKM INDONESIA TUMBUH DAN MAJU BERSAMA SEMEN INDONESIA

25

Desain selalu baru dan pemilihan warna cerah membuat pakaian produksi Bonassa banyak disuka pembeli. Untuk satu kali
produksi, Yanti sengaja hanya menggunakan satu desain. Dalam
sebulan setidaknya dia dapat membuat lima sampai enam desain
baju. “Desainnya kita buat sendiri, kita sesuaikan dengan tren
terbaru,” tukasnya.

Design that always new and selection of bright color make Bonassa production is much preferred by the buyer. For one production, Yanti uses only one design. Within a month, she can make at
least ive to six designs. “I make the design in accordance to the
latest trends and market’s demand,” she said.

Kini Yanti mulai menikmati hasil kerja kerasnya. Dari yang hanya
beromzet Rp 10 juta dengan tiga karyawan, kini omzet usahanya
melejit hingga Rp 120 juta tiap bulan. Selain itu, 20 orang terlibat
dalam usahanya, baik sebagai karyawan atau mitra. Karena keterbatasan tempat, Yanti sengaja mengembangkan pola kemitraan.
“Mereka kita belikan mesin jahit untuk mengerjakan order dari
Bonassa. Dengan begitu mereka bisa kerja di rumah masing-masing,” kata perempuan kelahiran 30 Desember 1974 ini.

Yanti now enjoys the results of her hard work. From turnover
only Rp 10 million with three employees, now her business’s
turnover soars to Rp 120 million each month and 20 people as
employees or partners. Due to limited working space, Yanti develops partnership with her employees. “I buy sewing machines for
them to work on orders from Bonassa. So, they can work at their
own home,” said the businesswoman who was born in December
30, 1974.

Belakangan Bonassa pun membuka cabang di Jombang. Yanti
beralasan, ekspansi ini dilakukan agar lebih dekat dengan pasar.
Di samping itu, UMK (upah minimum kabupaten/kota) di Jombang

Bonassa also opens a seamstress business branch in Jombang.
The expansion is in order to be closer to the