ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa 11052016
ISAK 16
Perjanjian Konsesi Jasa
Agenda
1
Latar Belakang
2
Ruang Lingkup
3
Grantor vs Operator
4
Intepretasi
2
Latar Belakang
Pemerintah berkewajiban melakukan pelayanan publik yang umumnya didanai oleh
APBN/APBD
Keterbatasan APBN/APBD menarik suntikan dana swasta:
KPS = Kerjasama Pemerintah Swasta dibina oleh Direktorat KPS (DKPS)
Merupakan service concession arrangement (public to private services)
Sektor yang memiliki KPS, berdasarkan Indonesian Infrastructure Summit 2005, adalah:
Gas
Power and electricity
Road transportation (68 projects)
Water
Telecommunication
Pengaturan akuntansi untuk sewa dan perjanjian mengandung sewa
belum lengkap. ISAK 8 mengecualikan perjanjian konsesi jasa
3
Latar Belakang
Terdapat kekosongan pengaturan untuk beberapa industri akibat dicabutnya
PSAK yang terkait, misal industri jalan tol, air minum, dsb.
Terdapat ketidakjelasan pengaturan untuk beberapa industri, misal distribusi
bahan bakar minyak dan gas
Makin banyaknya perjanjian konsesi pelayanan publik
4
Ciri Perjanjian Konsesi Jasa
Kewajiban melayani publik ada pada operator
Pemberi konsesi (grantor) adalah entitas sektor publik
atau entitas swasta yang telah diberikan tanggung
jawab
Operator bertanggung jawab setidaknya atas
sebagian pengelolaan infrastruktur dan jasa terkait,
tidak hanya bertindak sebagai agen dari grantor
Penetapan harga awal dan perubahan harga selama
masa konsesi
Operator wajib menyerahkan infrastruktur kepada
grantor pada akhir masa konsesi
5
Grantor vs Operator
Grantor
Pemerintah atau perusahaan swasta yang
bertanggungjawab atas jasa yang diberikan
Menentukan jenis pelayanan publik,
pelanggan, dan harga
Operator
Membangun infrastruktur untuk pelayanan
publik, memperbaiki dan mengoperasikan
infrastruktur selama jangka waktu tertentu
Bertanggungjawab atas manajemen
infrastruktur dan jasa yang diberikan, dan
tidak semata-mata bertindak sebagai agen
untuk Grantor.
Mengendalikan (melalui kepemilikan) kepentingan residu signifikan pada akhir
periode perjanjian atau aset digunakan
selama umur ekonominya
Grantor
BUMN/
Swasta
BUMN
Pemerintah
Operator
Swasta
Perjanjian/Pengaturan
6
Ruang Lingkup
Cakupan:
Cakupan:
ISAK 16 hanya berlaku untuk operator atas perjanjian
konsesi jasa.
ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk grantor
Perjanjian konsensi
Perjanjian konsensi
jasa
jasa
Grantor mengendalikan atau mengatur jenis, pengguna, dan
harga jasa
Grantor mengendalikan (melalui kepemilikan) atas
kepentingan residual atau infrastruktur digunakan selama
umur manfaatnya
Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan
Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan
baru
baru
7
Permasalahan
•
•
Interpretasi ini menetapkan prinsip-prinsip umum dalam mengakui dan
mengukur kewajiban dan hak-hak terkait dalam perjanjian konsesi jasa.
Persyaratan untuk pengungkapan (ISAK 22).
Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah:
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
perlakuan hak operator atas infrastruktur;
pengakuan dan pengukuran imbalan atas perjanjian;
konstruksi atau peningkatan jasa;
jasa operasi;
biaya pinjaman;
perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud; dan
Item yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator.
8
Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur
• Tidak diakui sebagai aset tetap dari operator:
– Perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan hak kepada
operator untuk mengendalikan penggunaan infrastruktur
layanan publik
– Operator mengoperasi infrastruktur untuk pelayanan
publik untuk kepentingan grantor sesuai persyaratan
kontrak
9
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian
Terdapat 2 Jenis Jasa oleh Operator:
Jasa pembangunan dan peningkatan infrastruktur diakui
sesuai PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi dalam bentuk:
Aset keuangan (operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat
untuk menerima kas/aset keuangan lain)
Aset tidak berwujud (operator memiliki hak untuk
membebankan pengguna)
Pendapatan dari aktivitas pemberian jasa operasi diakui sesuai
dengan PSAK 23 Pendapatan
Melakukan 2 jasa dalam 1 kontrak imbalan yang diterima/piutang
dialokasikan mengacu pada nilai wajar relatif dari jasa yang
diberikan, apabila jumlahnya dapat diidentifikasi secara terpisah.
10
Imbalan yang Diberikan oleh Grantor kepada Operator
Jasa pembangunan atau peningkatan kemampuan:
Imbalan diukur dengan nilai wajar
Imbalan meliputi hak atas aset keuangan atau aset tak
berwujud
Aset keuangan diakui sejauh operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk
menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas petunjuk gantor
Aset tak berwujud diakui sejauh operator menerima hak (lisensi) untuk
membebankan pengguna layanan publik
Menerima keduanya dilakukan pencatatan terpisah dan keduanya diakui pada nilai
wajar
11
Pemulihan Infrastruktur
• Jika
ada
kewajiban
kontraktual
untuk
memelihara
atau
memulihkan
infrastruktur
(Maintenance
clause),
kecuali
untuk
peningkatan konstruksi:
– Accrue kewajiban sesuai PSAK 57 (Rev 2009):
Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi
berdasarkan estimasi pengeluaran untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan
12
Biaya Pinjaman
• Biaya pinjaman terkait dengan perjanjian diakui
sebagai beban pada periode terjadinya biaya
pinjaman tersebut
• Dikapitalisasi selama periode konstruksi hanya
jika operator menerima aset tidak berwujud
13
Pengakuan Aset Keuangan dan Aset Tak Berwujud
Aset Keuangan:
Pengakuan awal: nilai wajar
Selanjutnya: Amortized cost (initial amount + cumulative
interests - repayments)
Aset Tak Berwujud:
Pengakuan awal: biaya perolehan
Selanjutnya: amortized cost (acquisition cost - accumulated
amortization or accumulated impairment loss )
14
Item dari Grantor kepada Operator
Persyaratan:
Item dikendalikan operator, dan
Pemberian item merupakan bagian dari service fees untuk operator
karena memberikan layanan publik
Memenuhi syarat aset operator dan diakui pada nilai wajar
15
SAK Terkait
Kategori
Tipe
Pengaturan
Sewa
Sewa
Provider
Jasa / Kontrak
Pemeliharaan
Kepemilikan
Aset
Rehabilitasioperasitransfer
BOT
BangunMilikiOperasi
Grantor
Investasi
Modal
Operator
Dibagi
Grantor
Jangka waktu
8-20
tahun
1-5 tahun
Bunga
Operator dan Grantor
25-30
Grantor
PSAK 30
100% Divestasi
Privatisasi
Perusahaan
Operator
Grantor
Risiko
Permintaan
SAK
Pemilik
PSAK 23
Operator
Tak terbatas
Operator
ISAK 16
PSAK 16
16
Tanggal Efektif dan ketentuan transisi
• Interpretasi ini berlaku efektif pada 1 Januari 2012.
• Perubahan dalam kebijakan akuntansi dicatat sesuai dengan PSAK 25
• Untuk setiap perjanjian jasa tertentu, apabila tidak praktis bagi
operator untuk menerapkan secara retrospektif, maka entitas:
– mengakui aset keuangan dan aset tidak berwujud yang ada pada awal periode
sajian paling awal;
– menggunakan jumlah tercatat sebelumnya atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud tersebut (tidak memperhatikan klasifi kasi sebelumnya) sebagai
jumlah tercatat pada tanggal tersebut; dan
– melakukan pengujian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud yang diakui pada tanggal tersebut, kecuali hal tersebut tidak praktis,
dalam hal ini jumlah penurunan tersebut harus diuji pada awal periode
berjalan.
17
Ilustrasi 1
•
•
•
Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan
pembangunannya dalam waktu dua tahun.
Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10).
Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.
Jasa Konstruksi
Jasa operasi (per tahun)
Pelapisan jalan
•
•
Tahun
1
2
3-10
8
Rp
500
500
10
100
Persyaratan perjanjian mensyaratkan pemberi konsesi untuk membayar sebesar
Rp200 kepada operator setiap tahun dari tahun ke 3 sampai tahun ke 10 agar jalan
dapat tersedia untuk publik.
Diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun.
18
Ilusrasi 1
•
•
•
•
Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan
konstruksi, operasi dan pelapisan diakui sebagai beban dengan mengacu pada tahap
penyelesaian kegiatan. Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan
pemberi konsesi diakui pada saat yang sama.
Dalam masa perjanjian, operator diwajibkan untuk melapisi jalan pada akhir tahun ke 8.
Pemberi konsesi akan mengganti kepada operator untuk biaya pelapisan jalan pada
tahun ke 8. Kewajiban untuk melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi
keuangan, serta pendapatan dan beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai
pekerjaan pelapisan selesai dilakukan.
Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk
masing-masing jasa
Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar
Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui
dalam laporan laba rugi.
Nilai wajar
Jasa konstruksi
Jasa operasi
Jasa operasi (per tahun)
Pelapisan jalan
Biaya perkiraan + 5%
Biaya perkiraan + 20%
Biaya perkiraan + 10%
6.18% per tahun
19
Ilusrasi 1
•
•
•
•
•
Aset Keuangan
Jumlah terutang dari pemberi konsesi
adalah jumlah yang memenuhi definisi
piutang dalam PSAK 55.
Pada saat pengakuan awal piutang diukur
pada nilai wajar.
Pada saat pengukuran selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu
jumlah yang diakui sebelumnya ditambah
bunga kumulatif pada jumlah yang
dihitung dengan menggunakan metode
bunga efektif dikurangi pembayaran.
Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama
seperti yang diperkirakan, tingkat bunga
efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan
piutang diakui pada akhir tahun ke 1
sampai 3
Rp
Jumlah terutang konstruksi di tahun I
Piutang akhir tahun
Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang
pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525)
Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2
Piutang di akhir tahun ke 2
Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang
pada akhir tahun 2
Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3
(10 x (1+20%)
Penerimaan kas dalam tahun 3
Piutang pada akhir tahun 3
525
525
32
525
1082
67
12
(200)
962
20
Ilusrasi 1
•
Diasumsikan operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba.
Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang.
Arus kas
Penerimaan
Biaya kontrak
Biaya pinjaman
Arus masuk (keluar) net
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(500)
-500
(500)
(34)
-543
200
(10)
(69)
121
200
(10)
(61)
129
200
(10)
(53)
137
200
(10)
(43)
147
200
(10)
(33)
157
200
(110)
(23)
67
200
(10)
(19)
171
200
(10)
(7)
183
1.600
(1.180)
(342)
78
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
Penerimaan
Biaya kontrak
Biaya pinjaman
Biaya pinjaman
Arus masuk (keluar) net
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
525
(500)
25
525
(500)
32
(34)
23
12
(10)
67
(69)
-
12
(10)
59
(61)
-
12
(10)
51
(53)
-
12
(10)
43
(43)
2
12
(10)
34
(33)
3
122
(110)
25
(23)
14
12
(10)
22
(19)
5
12
(10)
11
(7)
6
1.256
(1.180)
344
(342)
78
21
Ilusrasi 1
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah terutang dari
pemberi konsesi (a)
Kas (utang)
Aset neto
1
2
3
4
5-
6
7
8
9
10
525
1082
961
862
695
550
396
343
117
12
(500)
25
(1034)
48
(913)
48
(784)
48
(647)
48
(500)
50
(343)
53
(276)
67
(305)
72
(78)
78
(a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan
pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait
(b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait
•
•
Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan
perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik.
Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari
operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang
dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.
22
Akuntan
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
23
Perjanjian Konsesi Jasa
Agenda
1
Latar Belakang
2
Ruang Lingkup
3
Grantor vs Operator
4
Intepretasi
2
Latar Belakang
Pemerintah berkewajiban melakukan pelayanan publik yang umumnya didanai oleh
APBN/APBD
Keterbatasan APBN/APBD menarik suntikan dana swasta:
KPS = Kerjasama Pemerintah Swasta dibina oleh Direktorat KPS (DKPS)
Merupakan service concession arrangement (public to private services)
Sektor yang memiliki KPS, berdasarkan Indonesian Infrastructure Summit 2005, adalah:
Gas
Power and electricity
Road transportation (68 projects)
Water
Telecommunication
Pengaturan akuntansi untuk sewa dan perjanjian mengandung sewa
belum lengkap. ISAK 8 mengecualikan perjanjian konsesi jasa
3
Latar Belakang
Terdapat kekosongan pengaturan untuk beberapa industri akibat dicabutnya
PSAK yang terkait, misal industri jalan tol, air minum, dsb.
Terdapat ketidakjelasan pengaturan untuk beberapa industri, misal distribusi
bahan bakar minyak dan gas
Makin banyaknya perjanjian konsesi pelayanan publik
4
Ciri Perjanjian Konsesi Jasa
Kewajiban melayani publik ada pada operator
Pemberi konsesi (grantor) adalah entitas sektor publik
atau entitas swasta yang telah diberikan tanggung
jawab
Operator bertanggung jawab setidaknya atas
sebagian pengelolaan infrastruktur dan jasa terkait,
tidak hanya bertindak sebagai agen dari grantor
Penetapan harga awal dan perubahan harga selama
masa konsesi
Operator wajib menyerahkan infrastruktur kepada
grantor pada akhir masa konsesi
5
Grantor vs Operator
Grantor
Pemerintah atau perusahaan swasta yang
bertanggungjawab atas jasa yang diberikan
Menentukan jenis pelayanan publik,
pelanggan, dan harga
Operator
Membangun infrastruktur untuk pelayanan
publik, memperbaiki dan mengoperasikan
infrastruktur selama jangka waktu tertentu
Bertanggungjawab atas manajemen
infrastruktur dan jasa yang diberikan, dan
tidak semata-mata bertindak sebagai agen
untuk Grantor.
Mengendalikan (melalui kepemilikan) kepentingan residu signifikan pada akhir
periode perjanjian atau aset digunakan
selama umur ekonominya
Grantor
BUMN/
Swasta
BUMN
Pemerintah
Operator
Swasta
Perjanjian/Pengaturan
6
Ruang Lingkup
Cakupan:
Cakupan:
ISAK 16 hanya berlaku untuk operator atas perjanjian
konsesi jasa.
ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk grantor
Perjanjian konsensi
Perjanjian konsensi
jasa
jasa
Grantor mengendalikan atau mengatur jenis, pengguna, dan
harga jasa
Grantor mengendalikan (melalui kepemilikan) atas
kepentingan residual atau infrastruktur digunakan selama
umur manfaatnya
Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan
Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan
baru
baru
7
Permasalahan
•
•
Interpretasi ini menetapkan prinsip-prinsip umum dalam mengakui dan
mengukur kewajiban dan hak-hak terkait dalam perjanjian konsesi jasa.
Persyaratan untuk pengungkapan (ISAK 22).
Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah:
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
perlakuan hak operator atas infrastruktur;
pengakuan dan pengukuran imbalan atas perjanjian;
konstruksi atau peningkatan jasa;
jasa operasi;
biaya pinjaman;
perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud; dan
Item yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator.
8
Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur
• Tidak diakui sebagai aset tetap dari operator:
– Perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan hak kepada
operator untuk mengendalikan penggunaan infrastruktur
layanan publik
– Operator mengoperasi infrastruktur untuk pelayanan
publik untuk kepentingan grantor sesuai persyaratan
kontrak
9
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian
Terdapat 2 Jenis Jasa oleh Operator:
Jasa pembangunan dan peningkatan infrastruktur diakui
sesuai PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi dalam bentuk:
Aset keuangan (operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat
untuk menerima kas/aset keuangan lain)
Aset tidak berwujud (operator memiliki hak untuk
membebankan pengguna)
Pendapatan dari aktivitas pemberian jasa operasi diakui sesuai
dengan PSAK 23 Pendapatan
Melakukan 2 jasa dalam 1 kontrak imbalan yang diterima/piutang
dialokasikan mengacu pada nilai wajar relatif dari jasa yang
diberikan, apabila jumlahnya dapat diidentifikasi secara terpisah.
10
Imbalan yang Diberikan oleh Grantor kepada Operator
Jasa pembangunan atau peningkatan kemampuan:
Imbalan diukur dengan nilai wajar
Imbalan meliputi hak atas aset keuangan atau aset tak
berwujud
Aset keuangan diakui sejauh operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk
menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas petunjuk gantor
Aset tak berwujud diakui sejauh operator menerima hak (lisensi) untuk
membebankan pengguna layanan publik
Menerima keduanya dilakukan pencatatan terpisah dan keduanya diakui pada nilai
wajar
11
Pemulihan Infrastruktur
• Jika
ada
kewajiban
kontraktual
untuk
memelihara
atau
memulihkan
infrastruktur
(Maintenance
clause),
kecuali
untuk
peningkatan konstruksi:
– Accrue kewajiban sesuai PSAK 57 (Rev 2009):
Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi
berdasarkan estimasi pengeluaran untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan
12
Biaya Pinjaman
• Biaya pinjaman terkait dengan perjanjian diakui
sebagai beban pada periode terjadinya biaya
pinjaman tersebut
• Dikapitalisasi selama periode konstruksi hanya
jika operator menerima aset tidak berwujud
13
Pengakuan Aset Keuangan dan Aset Tak Berwujud
Aset Keuangan:
Pengakuan awal: nilai wajar
Selanjutnya: Amortized cost (initial amount + cumulative
interests - repayments)
Aset Tak Berwujud:
Pengakuan awal: biaya perolehan
Selanjutnya: amortized cost (acquisition cost - accumulated
amortization or accumulated impairment loss )
14
Item dari Grantor kepada Operator
Persyaratan:
Item dikendalikan operator, dan
Pemberian item merupakan bagian dari service fees untuk operator
karena memberikan layanan publik
Memenuhi syarat aset operator dan diakui pada nilai wajar
15
SAK Terkait
Kategori
Tipe
Pengaturan
Sewa
Sewa
Provider
Jasa / Kontrak
Pemeliharaan
Kepemilikan
Aset
Rehabilitasioperasitransfer
BOT
BangunMilikiOperasi
Grantor
Investasi
Modal
Operator
Dibagi
Grantor
Jangka waktu
8-20
tahun
1-5 tahun
Bunga
Operator dan Grantor
25-30
Grantor
PSAK 30
100% Divestasi
Privatisasi
Perusahaan
Operator
Grantor
Risiko
Permintaan
SAK
Pemilik
PSAK 23
Operator
Tak terbatas
Operator
ISAK 16
PSAK 16
16
Tanggal Efektif dan ketentuan transisi
• Interpretasi ini berlaku efektif pada 1 Januari 2012.
• Perubahan dalam kebijakan akuntansi dicatat sesuai dengan PSAK 25
• Untuk setiap perjanjian jasa tertentu, apabila tidak praktis bagi
operator untuk menerapkan secara retrospektif, maka entitas:
– mengakui aset keuangan dan aset tidak berwujud yang ada pada awal periode
sajian paling awal;
– menggunakan jumlah tercatat sebelumnya atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud tersebut (tidak memperhatikan klasifi kasi sebelumnya) sebagai
jumlah tercatat pada tanggal tersebut; dan
– melakukan pengujian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud yang diakui pada tanggal tersebut, kecuali hal tersebut tidak praktis,
dalam hal ini jumlah penurunan tersebut harus diuji pada awal periode
berjalan.
17
Ilustrasi 1
•
•
•
Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan
pembangunannya dalam waktu dua tahun.
Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10).
Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.
Jasa Konstruksi
Jasa operasi (per tahun)
Pelapisan jalan
•
•
Tahun
1
2
3-10
8
Rp
500
500
10
100
Persyaratan perjanjian mensyaratkan pemberi konsesi untuk membayar sebesar
Rp200 kepada operator setiap tahun dari tahun ke 3 sampai tahun ke 10 agar jalan
dapat tersedia untuk publik.
Diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun.
18
Ilusrasi 1
•
•
•
•
Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan
konstruksi, operasi dan pelapisan diakui sebagai beban dengan mengacu pada tahap
penyelesaian kegiatan. Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan
pemberi konsesi diakui pada saat yang sama.
Dalam masa perjanjian, operator diwajibkan untuk melapisi jalan pada akhir tahun ke 8.
Pemberi konsesi akan mengganti kepada operator untuk biaya pelapisan jalan pada
tahun ke 8. Kewajiban untuk melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi
keuangan, serta pendapatan dan beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai
pekerjaan pelapisan selesai dilakukan.
Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk
masing-masing jasa
Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar
Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui
dalam laporan laba rugi.
Nilai wajar
Jasa konstruksi
Jasa operasi
Jasa operasi (per tahun)
Pelapisan jalan
Biaya perkiraan + 5%
Biaya perkiraan + 20%
Biaya perkiraan + 10%
6.18% per tahun
19
Ilusrasi 1
•
•
•
•
•
Aset Keuangan
Jumlah terutang dari pemberi konsesi
adalah jumlah yang memenuhi definisi
piutang dalam PSAK 55.
Pada saat pengakuan awal piutang diukur
pada nilai wajar.
Pada saat pengukuran selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu
jumlah yang diakui sebelumnya ditambah
bunga kumulatif pada jumlah yang
dihitung dengan menggunakan metode
bunga efektif dikurangi pembayaran.
Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama
seperti yang diperkirakan, tingkat bunga
efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan
piutang diakui pada akhir tahun ke 1
sampai 3
Rp
Jumlah terutang konstruksi di tahun I
Piutang akhir tahun
Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang
pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525)
Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2
Piutang di akhir tahun ke 2
Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang
pada akhir tahun 2
Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3
(10 x (1+20%)
Penerimaan kas dalam tahun 3
Piutang pada akhir tahun 3
525
525
32
525
1082
67
12
(200)
962
20
Ilusrasi 1
•
Diasumsikan operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba.
Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang.
Arus kas
Penerimaan
Biaya kontrak
Biaya pinjaman
Arus masuk (keluar) net
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(500)
-500
(500)
(34)
-543
200
(10)
(69)
121
200
(10)
(61)
129
200
(10)
(53)
137
200
(10)
(43)
147
200
(10)
(33)
157
200
(110)
(23)
67
200
(10)
(19)
171
200
(10)
(7)
183
1.600
(1.180)
(342)
78
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
Penerimaan
Biaya kontrak
Biaya pinjaman
Biaya pinjaman
Arus masuk (keluar) net
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
525
(500)
25
525
(500)
32
(34)
23
12
(10)
67
(69)
-
12
(10)
59
(61)
-
12
(10)
51
(53)
-
12
(10)
43
(43)
2
12
(10)
34
(33)
3
122
(110)
25
(23)
14
12
(10)
22
(19)
5
12
(10)
11
(7)
6
1.256
(1.180)
344
(342)
78
21
Ilusrasi 1
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah terutang dari
pemberi konsesi (a)
Kas (utang)
Aset neto
1
2
3
4
5-
6
7
8
9
10
525
1082
961
862
695
550
396
343
117
12
(500)
25
(1034)
48
(913)
48
(784)
48
(647)
48
(500)
50
(343)
53
(276)
67
(305)
72
(78)
78
(a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan
pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait
(b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait
•
•
Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan
perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik.
Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari
operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang
dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.
22
Akuntan
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
23