ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa 09092015

ISAK 16
Perjanjian Konsesi Jasa

Agenda
1

Latar Belakang

2

Ruang Lingkup

3

Grantor vs Operator

4

Intepretasi

2


Latar Belakang
Pemerintah berkewajiban melakukan pelayanan publik yang umumnya
didanai oleh APBN/APBD
Keterbatasan APBN/APBD menarik suntikan dana swasta:
 KPS = Kerjasama Pemerintah Swasta dibina oleh Direktorat KPS
(DKPS)
 Merupakan service concession arrangement (public to private
services)
 Sektor yang memiliki KPS, berdasarkan Indonesian Infrastructure
Summit 2005, adalah:
Gas
Power and electricity
Road transportation (68 projects)
Water
Telecommunication
Pengaturan akuntansi untuk sewa dan perjanjian mengandung sewa
belum lengkap. ISAK 8 mengecualikan perjanjian konsesi jasa
3


Latar Belakang
Terdapat kekosongan pengaturan untuk beberapa industri akibat
dicabutnya PSAK yang terkait, misal industri jalan tol, air minum, dsb.
Terdapat ketidakjelasan pengaturan untuk beberapa industri, misal
distribusi bahan bakar minyak dan gas
Makin banyaknya perjanjian konsesi pelayanan publik

4

Ciri Perjanjian Konsesi Jasa
Kewajiban melayani publik ada pada operator
Pemberi konsesi (grantor) adalah entitas sektor publik
atau entitas swasta yang telah diberikan tanggung
jawab
Operator bertanggung jawab setidaknya atas
sebagian pengelolaan infrastruktur dan jasa terkait,
tidak hanya bertindak sebagai agen dari grantor
Penetapan harga awal dan perubahan harga selama
masa konsesi
Operator wajib menyerahkan infrastruktur kepada

grantor pada akhir masa konsesi

5

Grantor vs Operator
Grantor

Operator

Pemerintah atau perusahaan swasta
yang bertanggungjawab atas jasa
yang diberikan

Membangun infrastruktur untuk
pelayanan publik, memperbaiki dan
mengoperasikan infrastruktur
selama jangka waktu tertentu

Menentukan jenis pelayanan publik,
pelanggan, dan harga


Bertanggungjawab atas manajemen
infrastruktur dan jasa yang
diberikan, dan tidak semata-mata
bertindak sebagai agen untuk
Grantor.

Mengendalikan (melalui kepemilikan)
- kepentingan residu signifikan pada
akhir periode perjanjian atau aset
digunakan
selama
Grant
BUMN/ umur ekonominya
or

Pemerinta
h

Swasta


Perjanjian/Pengatur
an

BUMN

Operato
r

Swasta

6

Ruang Lingkup
Cakupan:
Cakupan:
ISAK 16 hanya berlaku untuk operator atas perjanjian
konsesi jasa.
ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk grantor


Perjanjian konsensi
Perjanjian konsensi
jasa
jasa
Grantor mengendalikan atau mengatur jenis, pengguna, dan
harga jasa
Grantor mengendalikan (melalui kepemilikan) atas
kepentingan residual atau infrastruktur digunakan selama
umur manfaatnya

Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan
Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan
baru
baru
7

Permasalahan





Interpretasi ini menetapkan prinsip-prinsip umum dalam
mengakui dan mengukur kewajiban dan hak-hak terkait
dalam perjanjian konsesi jasa. Persyaratan untuk
pengungkapan (ISAK 22).
Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah:
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)

perlakuan hak operator atas infrastruktur;
pengakuan dan pengukuran imbalan atas perjanjian;
konstruksi atau peningkatan jasa;
jasa operasi;
biaya pinjaman;
perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal atas aset keuangan dan
aset tidak berwujud; dan

(g) Item yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator.

8

Perlakuan Hak Operator atas
Infrastruktur
• Tidak diakui sebagai aset tetap dari
operator:
– Perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan
hak kepada operator untuk mengendalikan
penggunaan infrastruktur layanan publik
– Operator mengoperasi infrastruktur untuk
pelayanan publik untuk kepentingan grantor
sesuai persyaratan kontrak

9

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian

erdapat 2 Jenis Jasa oleh Operator:

Jasa pembangunan dan dan peningkatan infrastruktur diakui

sesuai PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi dalam bentuk:
Aset keuangan (operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat
untuk menerima kas/aset keuangan lain)
Aset tidak berwujud (operator memiliki hak untuk
membebankan pengguna)
Pendapatan dari aktivitas pemberian jasa operasi diakui sesuai
dengan PSAK 23 Pendapatan
Melakukan 2 jasa dalam 1 kontrak  imbalan yang diterima/piutang
dialokasikan mengacu pada nilai wajar relatif dari jasa yang
diberikan, apabila jumlahnya dapat diidentifi kasi secara terpisah.
10

Imbalan yang Diberikan oleh Grantor kepada Operator
Jasa pembangunan atau peningkatan kemampuan:
Imbalan diukur dengan nilai wajar
Imbalan meliputi hak atas aset keuangan atau aset tak
berwujud
Aset keuangan  diakui sejauh operator memiliki hak kontraktual

tanpa syarat untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari atau
atas petunjuk gantor
Aset tak berwujud  diakui sejauh operator menerima hak (lisensi)
untuk membebankan pengguna layanan publik

Menerima keduanya dilakukan pencatatan terpisah dan keduanya
diakui pada nilai wajar

11

Pemulihan Infrastruktur
• Jika
ada
kewajiban
kontraktual
untuk
memelihara
atau
memulihkan
infrastruktur

(Maintenance
clause),
kecuali
untuk
peningkatan konstruksi:
– Accrue kewajiban sesuai PSAK 57 (Rev 2009):
Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi
berdasarkan estimasi pengeluaran untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan

12

Biaya Pinjaman
• Biaya pinjaman terkait dengan perjanjian diakui
sebagai beban pada periode terjadinya biaya
pinjaman tersebut
• Dikapitalisasi selama periode konstruksi hanya
jika operator menerima aset tidak berwujud

13

Pengakuan Aset Keuangan dan Aset
Tak Berwujud
Aset Keuangan:
 Pengakuan awal: nilai wajar
 Selanjutnya: Amortized cost (initial amount +
cumulative interests - repayments)
Aset Tak Berwujud:
 Pengakuan awal: biaya perolehan
 Selanjutnya: amortized cost (acquisition cost accumulated amortization or accumulated
impairment loss )

14

Item dari Grantor kepada Operator
Persyaratan:

Item dikendalikan operator, dan

Pemberian item merupakan bagian dari service fees
untuk operator karena memberikan layanan publik
Memenuhi syarat  aset operator dan diakui pada
nilai wajar

15

SAK Terkait

16

Tanggal Efektif dan ketentuan transisi
• Interpretasi ini berlaku efektif pada 1 Januari 2012.
• Perubahan dalam kebijakan akuntansi dicatat sesuai
dengan PSAK 25
• Untuk setiap perjanjian jasa tertentu, apabila tidak
praktis bagi operator untuk menerapkan secara
retrospektif, maka entitas:
– mengakui aset keuangan dan aset tidak berwujud yang ada
pada awal periode sajian paling awal;
– menggunakan jumlah tercatat sebelumnya atas aset keuangan
dan aset tidak berwujud tersebut (tidak memperhatikan klasifi
kasi sebelumnya) sebagai jumlah tercatat pada tanggal
tersebut; dan
– melakukan pengujian penurunan nilai atas aset keuangan dan
aset tidak berwujud yang diakui pada tanggal tersebut, kecuali
hal tersebut tidak praktis, dalam hal ini jumlah penurunan
tersebut harus diuji pada awal periode berjalan.
17

Akuntan

TERIMA
KASIH

Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri

Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
18