Workshop Persiapan Puskesmas dan RSUD Menuju BLUD mpdf

SYNCORE - always deliver value
Workshop Persiapan Puskesmas Dan RSUD Menuju BLUD
posted by danik on August 31, 2016
Pekan lalu, 27 Agustus 2016, PT. Syncore Indonesia menyelenggarakan workshop yang
bertemakan Persiapan Puskesmas dan RSUD Menuju BLUD . Workshop diselenggarakan di
Ruangan VIP Grage Hotel Yogyakarta. Workshop dihadiri oleh peserta dari berbagai instansi
seperti Dinkes Singkawang, Dinkes Banjarnegara dan Bappeda Aceh Besar. Acara tersebut
menghadirkan narasumber Bapak Andri Yandono, SE, MM.

Pada pembukaan acara Bapak Andri Yandono, SE, MM menjelaskan materi mengenai kriteria
SKPD atau unit kerja untuk menjadi BLUD, fleksibilitas dalam PPK BLUD, dan
persyaratan-persyaratan menjadi BLUD.
Selama workshop berlangsung diskusi terjadi antara peserta dan Bapak Andri. Berikut ini petikan
tanya jawab antara narasumber dan peserta di workshop persiapan puskesmas dan rsud menuju
BLUD, pekan lalu.
Pendapatan BLUD apakah tidak lagi menjadi pendapatan daerah?
Pendapatan BLUD masuk dalam pendapatan daerah. Dulu menjadi pendapatan retribusi masuk
dalam pendapatan umum di APBD, akan tetapi setelah menjadi BLUD, nantinya akan masuk
menjadi pendapatan lain-lain yang sah dari BLUD. Salah satu fleksibilitasnya adalah bisa
memanfaatkan sisa lebih anggaran tahun lalu.
Apakah BLUD juga harus memiliki rencana?

Iya, rencana BLUD masuk di dalam RBA, dari sisi perencanaan tetap harus punya rencana
anggaran.

Dalam masa transisi SKPD-BLUD penyusunan rencana harus sinkron dengan RBA,
bagaimana jika ada keperluan diluar rencana strategis?
Seharusnya di RSB sudah ada beberapa pasal karet (pasal yang samar-samar).
Apakah dalam hal belanja BLUD ambang batas berbentuk nominal?
Presentase, bukan nominal. Jika anggaran 10 M, belanjanya boleh lebih dari itu, asal
pendapatannya juga lebih.
Apa landasan remunerasi tidak boleh menerima double?
Pada peraturan Permendagri 13. Tidak boleh dobel rekening.
Apakah berapa lama menunggu di rumah sakit bisa masuk ke dalam SPM?
Ya, jika puskesmas sudah memberi pelayanan spesialis, masuk dalam pelayanan rujukan seperti
waktu tunggu lab, dll. Didalam SPM menggabarkan hal seperti itu, jenis pelayananannya
menyesuaikan.
Memiliki SPM digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan, jika tidak ada, apa tolak
ukurnya?
SPM sangat berperan karena proses akan mencapai SPM di RSB harus muncul, nantinya di RBA
disiapkan anggaran.
Proses usulan apakah satu tahun?

Satu tahun sudah cukup, akan tetapi 2 lebih baik untuk pembanding.
Apabila sudah membuat target selama 5 tahun, 2 tahun berturut-turut tidak tercapai,
atau 2 tahun ada penurunan, bagaimana?
Dalam BLUD, target 1 tahun akan langsung direview, kalau target tidak tercapai, target
diturunkan tapi harus memberi penjelasan.
Berapa jangka waktu RSB?
Jangka waktu RSB adalah 5 tahun. Sama seperti RPJM.
Perencanaan BLUD adalah RSB, yang di daerah namanya RPJM dimana RPJM perlu
adanya review. Kalau BLUD bagaimana?
Setiap satu tahun harus ada review dalam BLUD, dalam memenuhi SPM setelah akhir tahun
anggaran selesai, harapannya ada review tentang RSB, karena bagaimanapun juga,dari sisi target
tertentu, jika di tahun pertama ternyata target bisa dipenuhi, maka ditahun kedua bisa dipercepat,
dan begitu pula sebaliknya, Maka perlu direview.
Tujuan BLUD dalam rangka peningkatan, kalau di puskesmas adalah capaian SPM, jika
terjadi penurunan, karena kadang capaian SPM kesehatan dilingkupi faktor yang luas,
itu bagaimana?
Ketika target tidak tercapai, setelah review nanti akan diketahui penyebabnya dan kemudian ada

analisis, sehingga harapannya tidak terulang di periode berikutnya.
Bicara tentang RBA, jika dana adalah subsidi pemda, apakah harus disusun RKA lagi?

Atau sudah masuk dalam RBA?
Ketika kita menyusun RBA, seluruh kebutuhan biaya belanja, pendapatan (hibah, kerjasama, jasa
layanan), yang digunakan untuk peraturan dicatat termasuk subsidi pemda, yang berupa dana
transfer. Belanja atau pertanggungjawabannya akan berbeda. Untuk dana pendapatan, ada
bendahara yang ditunjuk sendiri, dan ada bank pengelola sendiri. Berdasarkan pengalaman,
masih membutuhkan adanya RKA, dana bantuan pun masih butuh DIPA.
Di tempat kami (Aceh Besar) mengenai dana untuk puskesmas, RKA ada dalam kendali
dinas, puseksmas belum diberi kewajiban untuk membuat RKA. Kondisi seperti ini,
ketika puskesmas sudah menjadi BLUD apakah mereka berkewajiban untuk menyusun
RKA sendiri?
Tidak apa-apa dinas yang menyusun RBA, namun nantinya, di RBA puskesmas A dimunculkan
berapa pendapatan dan belanjanya.

Dapatkan Jadwal Pelatihan Syncore Disini
Download Materi BLUD

Bagaimana cara mengudang PT. Syncore Indonesia untuk pelatihan?
Anda dapat menghubungi:
Rahmadani Lutfiawati
Email : fia@syncoreconsulting.com

Telepon: 082 274 900 800
Telepon : 0274

488599

Untuk informasi lebih lengkap kunjungi web kami : www.syncore.co.id
Tags: Persiapan Puskesmas dan RSUD Menuju BLUD
Permalink | Comments (0) | Last updated on September 2, 2016