Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah - KEMENDAGRI
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 17 APRIL 2Ol7
Yth. Sdr'Gubernur KDH Provinsi
diSeluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR gto I 1866/ SJ
TENTANG
IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI
PADA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
Menindaklanjuti ketentuan Pasal 283 ayat (2) Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah, yang
mengamanatkan bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan
tertib, taat pada peiaturan perundang-undangan, efisien,
".""L
efektif, transparan, dan bertanggung jawlb dengan
ekonomis,
memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
Berkenaan dengan upaya peningkatan akuntabilitas dan
transparansi pengelola-an keuangan daerah- dimaksud serta sebagai
peiaksanaan insti.rt"i Presiden Nonrot 1O Tahun 2OL6 tentang Aksi
irencegahan dan pemberantasan Korupsi Tahun 2oL6 dan Tahun 2017,
non tunai pada
perlu iit.k k.t percepatan implementasi
-disampaikantransaksi
pemerintah daerah. f;ntuk itu
sebagai berikut:
kepada Saudara hal-hal
Transaksi non tunai merupakan pemindahan sejumlah nilai uang
dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan instrument
berupa Alat pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet
giro, uang elektronik atau se.jenisnya.
2. Pelaksanaan transaksi non tunai pada pemerintah daerah
dilaksanakan paling lambat tanggal 1 Januari 2018 yang meliputi
seluruh transaksi:
1.
a. penerimaan daerah yang dilakukan oleh
bendahara
penerimaan/bendahara penerimaan pembantu; dan
b. pengeluaran daerah yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran/ bendahara peugeluaran pembantu'
3. Dalam
rangka persiapan implementasi transaksi non tunai
sebagaim"rr. di*atsud- pada angka 1, -diminta kepada Saudara
untul melakukan koordirlasi dengan lembaga keuangan bank
dan/atau lembaga keu.angan bukan bank terkait di daerah.
y
a
4. Gubernur menetapkan kebijakan implementasi transaksi non
serta men]rusu., .irr".rra akli atas pelaksanaan kebijakan dimaksud'
yang
5. Dalam hal karena pertimbangan keterbatasan infrastruktur
daerah,
di
ter.kait dengan penyelengg"t""tt transaksi non tunai
tunai
- daeiah- dapat melaksanakan transaksi non tunai
dimaksud secara bertahap dengan melakukan pembatasan
pemerintah
penggunaan uang tunai dalam pelaksanaan transaksi penerimaan
oleh bendahara fenerimaan/bendahara penerimaan pembantu dan
transaksi pengeiuaran oleh bendahara pengeluaran/bendahara
pengeluaran pembantu yang ditetapkan oleh Gubernur.
6. Gubernur melaporkan perkembangan kesiapan implementasi
transaksi non tunai pada pemerintah provinsi dan melakukan
monitoring/evaluasi atas implementasi transaksi non tunai pada
kabupateriTt ot" di wilayahnya masing-masing untuk selanjutnya
melaiorkan perkembat [ur', kesiapan implementasi transaksi non
tunai dimaksud kepada Menteri Dalam Negeri cq' Direktur Jenderal
Bina Keuangan Daerah paling lambat tanggal 1 oktober 2017.
Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
EGERI,
REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 17 APRIL 2Ol7
Yth. Sdr'Gubernur KDH Provinsi
diSeluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR gto I 1866/ SJ
TENTANG
IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI
PADA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
Menindaklanjuti ketentuan Pasal 283 ayat (2) Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah, yang
mengamanatkan bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan
tertib, taat pada peiaturan perundang-undangan, efisien,
".""L
efektif, transparan, dan bertanggung jawlb dengan
ekonomis,
memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
Berkenaan dengan upaya peningkatan akuntabilitas dan
transparansi pengelola-an keuangan daerah- dimaksud serta sebagai
peiaksanaan insti.rt"i Presiden Nonrot 1O Tahun 2OL6 tentang Aksi
irencegahan dan pemberantasan Korupsi Tahun 2oL6 dan Tahun 2017,
non tunai pada
perlu iit.k k.t percepatan implementasi
-disampaikantransaksi
pemerintah daerah. f;ntuk itu
sebagai berikut:
kepada Saudara hal-hal
Transaksi non tunai merupakan pemindahan sejumlah nilai uang
dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan instrument
berupa Alat pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet
giro, uang elektronik atau se.jenisnya.
2. Pelaksanaan transaksi non tunai pada pemerintah daerah
dilaksanakan paling lambat tanggal 1 Januari 2018 yang meliputi
seluruh transaksi:
1.
a. penerimaan daerah yang dilakukan oleh
bendahara
penerimaan/bendahara penerimaan pembantu; dan
b. pengeluaran daerah yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran/ bendahara peugeluaran pembantu'
3. Dalam
rangka persiapan implementasi transaksi non tunai
sebagaim"rr. di*atsud- pada angka 1, -diminta kepada Saudara
untul melakukan koordirlasi dengan lembaga keuangan bank
dan/atau lembaga keu.angan bukan bank terkait di daerah.
y
a
4. Gubernur menetapkan kebijakan implementasi transaksi non
serta men]rusu., .irr".rra akli atas pelaksanaan kebijakan dimaksud'
yang
5. Dalam hal karena pertimbangan keterbatasan infrastruktur
daerah,
di
ter.kait dengan penyelengg"t""tt transaksi non tunai
tunai
- daeiah- dapat melaksanakan transaksi non tunai
dimaksud secara bertahap dengan melakukan pembatasan
pemerintah
penggunaan uang tunai dalam pelaksanaan transaksi penerimaan
oleh bendahara fenerimaan/bendahara penerimaan pembantu dan
transaksi pengeiuaran oleh bendahara pengeluaran/bendahara
pengeluaran pembantu yang ditetapkan oleh Gubernur.
6. Gubernur melaporkan perkembangan kesiapan implementasi
transaksi non tunai pada pemerintah provinsi dan melakukan
monitoring/evaluasi atas implementasi transaksi non tunai pada
kabupateriTt ot" di wilayahnya masing-masing untuk selanjutnya
melaiorkan perkembat [ur', kesiapan implementasi transaksi non
tunai dimaksud kepada Menteri Dalam Negeri cq' Direktur Jenderal
Bina Keuangan Daerah paling lambat tanggal 1 oktober 2017.
Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
EGERI,