PBKL di SMA (Juli 2012)
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LANDASAN
HUKUM
OPERASIONAL
TEORI
EMPIRIS
LANJUT
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah
Kab/Kota
PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006
Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2006
Permendiknas nomor 12,13,16,Tahun 2007 tentang Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
Prasarana
LANDASAN
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
LANDASAN HUKUM
LANDASAN OPERASIONAL
SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal (Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat 1).
Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan
yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional
Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif
dan/atau komparatif daerah (Peraturan Pemerintah nomor 17
Tahun 2010 pasal 34).
Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan dan/atau
memfasilitasi perintisan program dan/atau satuan pendidikan
yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional
Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program dan/atau
satuan pendidikan bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal (Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010
pasal 35 ayat 2).
LANDASAN
LANDASAN TEORI
Senge, 2000:
Setiap orang akan terus belajar melalui pengalaman berinteraksi dengan
lingkungan. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik
diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema
dalam kehidupan sesungguhnya
David P. Ausubel (Ausubel, 1978) dan
Jerome S. Bruner (Bruner, 1977),
Proses pembelajaran dalam pendidikan akan menjadi lebih menarik,
memberi kegairahan pada semangat belajar peserta didik, jika
peserta didik melihat kegunaan, manfaat, makna dari pembelajaran
guna menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya
saat ini bahkan di masa depan
Bettencourt (dalam Suparno, 1997)
Realitas yang ada di sekeliling peserta didik sehari-hari, misalnya yang
berupa potensi daerah yang menjadi keunggulan lokal, akan
membantu mempercepat peserta didik untuk mengkonstruksi
pemikirannya menjadi suatu pengetahuan yang bermakna bagi
dirinya.
LANDASAN
LANDASAN EMPIRIS
KEGIATAN
HASIL
KETERANGAN
Program BBE-Life Skill
yang digulirkan oleh
Pemerintah pada tahun
2002 sampai dengan 2004
Kurang
optimal
Esensi program Life Skill
belum
terimplementasikan
secara komprehensif
Program SMA Berbasis
Keunggulan Lokal
Kelautan (BKLK) tahun
2005
Kurang
optimal
Esensi program KLK
belum terimplementasi
secara komprehensif
Pelaksanaan KTSP sejak
tahun 2007
Baik
Mampu mengakomodasi
PBKL
Program SMA Rintisan
PBKL sejak tahun 2007
Baik
Mampu memacu sekolah
untuk memenuhi SNP
LANDASAN
KONSEP
LANJUT
PENDIDIKAN
UNESCO (1999)
LEARNING TO KNOW, LEARNING TO DO, LEARNING TO BE,
LEARNING TO LIVE TOGETHER
UURI NO 20 TAHUN 2003
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”
LAMPIRAN PERMENDIKNAS NO.22 TAHUN
2006 TENTANG STANDAR ISI
Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan 5 pilar belajar, yaitu:
1.Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2.Belajar untuk memahami dan menghayati
3.Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4.Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
5.Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
KONSEP
FUNGSI SEKOLAH
(Morris. Et el. 1962tentang113)
1. Sekolah memberi peluang untuk pengembangan dirinya serta mobilitas
sosial
2. Sekolah mengembangkan kompetensi individu sebagai pekerja, masyarakat
serta orang tua
3. Sekolah memberikan kontribusi untuk perkembangan ekonomi masyarakat
4. Sekolah membantu memecahkan masalah sosial
(Caldel dan Spinks (1992)
Otoritas sekolah dalam MBS
1. Pengetahuan (Knowledge) ; otoritas keputusan yang berkaitan dengan
kurikulum,
tujuan dan sasaran pendidikan.
2. Teknologi (Technology) ; otoritas mengenai pemanfattan sarana dan
prasarana
pembelajaran.
3. Kekuasaan (Power) ; otoritas dalam membuat keputusan.
4. Material (Material) ; kewenangan mengenai penggunaan fasilitas,
pengadaan dan
peralatan alat-alat sekolah.
5. Manusia (People) ; otoritas atas keputusan mengenai sumber daya manusia,
pengembangan profesionalisme dan dukungan terhadap proses
KONSEP
pembelajaran.
KEUNGGULAN LOKAL
Keunggulan lokal merupakan bagian dari
sumber daya lokal/daerah tertentu dan
sumber
daya
memiliki
kriteria
mengandung nilai pengetahuan, teknologi
dan
keterampilan
(skill)
dalam
memanfaatkannya
dan
dipandang
memiliki nilai ekonomi, bermanfaat bagi
kehidupan
manusia,
aset
(sumber
persediaan), kemampuan untuk memenuhi
dan menangani sesuatu dan sarana yang
dihasilkan
oleh
kemampuan
atau
pemikiran seseorang (Fauzi, 2006).
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu
yang merupakan ciri khas kedaerahan
yang
mencakup
aspek
ekonomi,
budaya,
teknologi
informasi
dan
komunikasi, ekologi, hasil bumi, kreasi
seni, tradisi, pelayanan, jasa, sumber
daya alam, sumber daya manusia atau
lainnya yang menjadi keunggulan suatu
daerah. (Dedidwitagama, 2007)
Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi
peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga
menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi,
bersifat unik dan berkeunggulan komparatif.
SDA, SDM, BUDAYA, GEOGRAFIS, DAN HISTORIS
KONSEP
PENDIDIKAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL
PBKL di SMA adalah pendidikan/program
pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai
dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya alam, sumber daya
manusia, geografis, budaya, historis dan
potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam
proses pengembangan kompetensi sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik
KONSEP
LIMA ASPEK POTENSI
KEUNGGULAN LOKAL
SUMBER DAYA
ALAM
SUMBER DAYA
MANUSIA
ASPEK POTENSI
KEUNGGULAN
LOKAL
GEOGRAFIS
BUDAYA
HISTORIS
LANJUT
SUMBER DAYA ALAM
SDA yg dapat diperbaharui
air, tanah, hutan,
hewan dan tumbuhan.
AIR sebagai
sarana transportasi , sarana wisata/rekreasi,
sarana irigasi/pengairan, PLTA
Air di daratan juga dapat membentuk cekungan
berupa danau /bendungan, laut
TANAH
Tanah banyak dimanfaatkan untuk pertanian.
Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok
(seperti padi, jagung dan sagu), palawija terdiri
atas ubi-ubian dan kacang-kacangan; dan
holtikultura yang meliputi berbagai jenis sayuran
dan buah-buahan.
HEWAN terdiri atas
hewan liar dan hewan piaraan.
Sumber daya alam
adalah segala
sesuatu yang
tersedia di alam
dan dimanfaatkan
untuk kebutuhan
manusia.
SDA yang tidak dapat
diperbaharui
sumber daya alam yang apabila
digunakan secara terus-menerus akan habis.
Sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui berasal dari barang
tambang (minyak bumi dan batu bara) dan
bahan galian (emas, perak, timah, besi,
nikel dan lain-lain).
5 ASPEK
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia (SDM)
didefinisikan sebagai manusia dengan segenap
potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial
yang adaptif dan transformatif dan mampu
mendayagunakan potensi alam di sekitarnya
secara seimbang dan berkesinambungan
Pengertian adaptif artinya
mampu
menyesuaikan diri terhadap
tantangan alam, perubahan
IPTEK dan perubahan sosial
budaya.
Pengertian transformatif artinya mampu
memahami, menerjemahkan dan
mengembangkan seluruh pengalaman
dari kontak sosialnya dan kontaknya
dengan fenomena alam, bagi
kemaslahatan dirinya di masa depan
sehingga yang bersangkutan
merupakan makhluk sosial yang
berkembang berkesinambungan.
5 ASPEK
GEOGRAFIS
Potensi Geografi adalah potensi
yang berhubungan dengan
lokasi dan variasi keruangan
atas fenomena fisik dan manusia
di atas permukaan bumi
pendekatan keruangan
(spatial approach)
pendekatan lingkungan
(ecological approach)
pendekatan kompleks wilayah
(integrated approach)
5 ASPEK
BUDAYA
Budaya adalah segala kegiatan orang
atau masyarakat yang melampaui dirinya
dan melakukan pembaharuan-pembaharuan
terus. Diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia
(Kuncoroningrat).
Ciri khas budaya masing-masing
daerah berbeda dengan daerah lain
Sikap menghargai kebudayaan
daerah sehingga menjadi
keunggulan lokal
5 ASPEK
HISTORIS
Potensi yang berhubungan
dengan riwayat kejadian
masa lampau yang benar-benar
terjadi atau riwayat asal usul keturunan
bentuk peninggalan benda-benda
purbakala
(WISATA)
(terutama untuk raja-raja yang memerintah).
Tradisi yang masih dilestarikan
(WISATA)
5 ASPEK
PENGETAHUAN
PERSUASI
Menggali dan mencari semua informasi dan
pengetahuan
mengenai
PBKL.
Sehingga
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
PBKL secara utuh sebelum melaksanakannya.
menyampaikan informasi dan pengetahuan
kepada warga sekolah yang lain, menyampaikan
tujuan dan manfaat dari program PBKL.
KEPUTUSAN
menetapkan keputusan untuk
mengimplementasikan PBKL
IMPLEMENTASI
pelaksanaan PBKL di sekolah
KONFIRMASI
tahapan seluruh warga sekolah selalu mencari
informasi dan perkembangan mutakhir
mengenai Implementasi PBKL.
ANALISIS PENENTUAN JENIS KEUNGGULAN LOKAL
Analisis Kondisi
Internal
Sekolah
Dik Tendik–
Peserta Didik–
Sarpras –
Pembiayaan –
Program Sekolah
Inventarisasi
Aspek Potensi
Keunggulan
Lokal
Hasil Inventarisasi
Potensi Keunggulan
Lokal berdasar
pengelompokan yang
saling terkait yang
sesuia dengan kesiapan
sekolah dan kesiapan
dukungan eksternal
Observasi,
wawancara,
literatur
Analisis
Dukungan
Lingkungan
Eksternal
Komite
Sekolah –
Sekolah
Dewan
pend
Disdik/instansi
lain– PT - DUDI
TEMA
KEUNGG
ULAN
LOKAL
Lanjutan …
TEMA
KEUNGG
ULAN
LOKAL
Jenis
Keunggulan
Lokal Alternatif
1
Jenis
Keunggulan
Lokal Alternatif
2
Jenis
Keunggulan
Lokal Alternatif
3
Penetapan
Jenis
Keunggula
n
Lokal
Pemetaan
Kompeten
si
PBKL
Tahap Inventarisasi Keunggulan Lokal
Pada tahap ini tim PBKL menginventarisasi seluruh keunggulan
lokal yang ada di daerah, meliputi keunggulan lokal aspek
Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Geografis, Sejarah
dan Budaya, melalui observasi, wawancara, dan studi literatur.
Tahap Analisis
Menganalisis semua keunggulan lokal yang ada dari berbagai
aspek dengan cara mengelompokkan keunggulan lokal yang
saling berkaitan satu sama lain. Dengan mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, hambatan, dan tantangan dari internal
dan eksternal sekolah, serta menganalisis semua kesiapan dan
kebutuhan guna mengimplementasikan program PBKL dengan
strategi yang dipilih
Contoh hasil Inventarisasi keunggulan lokal yang ada di Yogyakarta
berdasarkan lima potensi yang dimiliki
No.
A.
B.
C.
Aspek
Sumber Daya
Alam
Sumber Daya
Manusia
Geografis
1.
2.
1.
2.
1.
2.
D.
Historis
1.
2.
E.
Budaya
1.
Hasil Inventarisasi Keunggulan lokal
Yogyakarta memiliki sumber daya alam berupa bahan pangan
lokal yang dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan baku
masakan.
Dst.
Sebagian masyarakat Yogyakarta memiliki keterampilan untuk
pengembangan tradisi khususnya masakan khas tradisional
Dst.
Yogyakarta sebagai salah satu daerah dengan potensi alam yang
cukup banyak memiliki keanekaragaman bahan pangan yang
dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang dapat
dikembangkan
menjadi
ciri
khas
Yogyakarta.
dapat
mengembangkan bahan pangan lokal menjadi buah tangan khas
Yogyakarta
Dst.
Selain situs sejarah dan budaya yang dimilik, Kota Yogyakarta
memiliki pesona wisata yang tak kalah dengan kota lain. Obyek
wisata yang bisa dikunjungi di antaranya kompleks Candi
Prambanan, Kraton Yogyakarta dan Benteng Ven Der Burg.
Dst.
Beragam kesenian khas Yogyakarta dan kebudayaannya, antara
lain; upacara sekaten, ketoprak, sendratari ramayana, seni
wayang orang, jathilan, upacara siraman pusaka, dan makanan
tradisi.
Tahap Penentuan Tema Keunggulan Lokal
Setelah setiap keunggulan lokal dikelompokkan maka berlanjut
pada tahap menentukan tema yang akan diangkat dalam
implementasi PBKL. Tema ini bersifat sebagai sebuah ide pokok
dari keunggulan lokal yang akan diusung dan lebih bersifat
sebagai sebuah label
Tahap Penentuan Jenis Keunggulan Lokal
Jenis Keunggulan Lokal adalah kompetensi yang akan diberikan
pada peserta didik sebagai ciri khas dari sekolah tersebut.
Kompetensi ini akan memperkaya SKL yang telah ada.
CON
TOH
Tahap Inventarisasi Kompetensi
Yang paling penting dalam implementasi PBKL di sekolah
adalah menginventarisasi kompetensi yang harus dimiliki oleh
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan
dalam Jenis Keunggulan Lokal.
Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan sebanyak mungkin
tenaga pendidik atau para ahli di bidang tema PBKL yang
dipilih. Diharapkan kompetensi-kompetensi ini dapat
memperkaya kompetensi yang ada di Standar Isi.
Tahap Penjabaran Kompetensi
Pada tahap ini kompetensi yang ada dipetakan dalam tiga
elemen kompetensi yaitu: Knowledge (Pengetahuan), Skill
(keterampilan), dan Attitude (sikap)
Contoh penentuan dan pemetaan kompetensi PBKL
No.
Uraian Kompetensi
1.
Sumber Daya Alam
a. Mengembangkan bahan pangan lokal yang dapat
dikembangkan sebagai salah satu bahan baku masakan.
b. Mengembangkan bumbu masakan khas di wilayah
Yogyakata, beserta fungsi dan manfaatnya.
2.
Sumber Daya Manusia
a.Dapat melakukan inovasi terhadap hal-hal yang sudah ada
untuk menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan/akulturasi sosial
budaya yang berkembang dengan pesat.
b.Dapat menjaga identitas sosial budaya aslinya dan mampu
menampilkan hal-hal yang menarik dan mampu memikat orang
lain untuk mengunjungi, mengenal maupun mempelajarinya.
c.Sifat masyarakat yang dapat melakukan inovasi dan
mengembangkan potensi alam sehingga dapat meningkatkan nilai
guna dan nilai jual.
Jenis
Kompetensi
K
P
A
V
V
V
V
V
V
V
V
Lanjutan …
No.
Uraian Kompetensi
3.
Geografis
a.Yogyakarta sebagai salah satu daerah dengan potensi alam yang
cukup banyak memiliki keanekaragaman bahan pangan sehingga
peserta didik dapat mengolah menjadi berbagai macam produk
yang dapat dikembangkan menjadi ciri khas Yogyakarta.
b.Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia,
sehingga peserta didik dapat mengembangkan bahan pangan lokal
menjadi buah tangan khas Yogyakarta.
4.
5.
Historis
a.Dapat melestarikan beragam hidangan rakyat yang berkembang
sejak zaman Kasultanan antara lain: wedang secang, kipo dll.
b.Dapat melestarikan hidangan kraton antara lain: roti jok, bistik
jawa, dan lain sebagainya.
Budaya
a.Dapat melestarikan beragam upacara adat di Yogyakarta dan
hidangan sesaji yang digunakan antara lain: tradisi kupatan jolo
sutro, sedekah laut, upacara pernikahan, peringatan kematian, dll.
b.Masyarakat Yogyakarta merupakan masyarakat multi etnis,
sehingga dapat hidup secara berdampingan bermasyarakat dan
saling membaur kebudayaan yang dimiliki.
Jenis
Kompetensi
K
P
A
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Mengakomodir PBKL dalam dokumen KTSP
1. Perumusan kembali visi sekolah, contoh :
Tema PBKL yang
Visi Semula
akan
Rumusan Visi Terbaru
Dilaksanakan
Terwujudnya
Pariwisata
Terwujudnya Sekolah
Sekolah yang
yang unggul serta
unggul serta
memiliki
memiliki
intelektualitas,
intelektualitas,
integritas, santun
integritas, santun
berwawasan
berwawasan
kebangsaan,
kebangsaan dan
pariwisata berbasis
bercakrawala
budaya, dan
2. Perumusan kembali misi sekolah, contoh :
Tema PBKL yang
Misi Semula
akan
Rumusan Misi Terbaru
Dilaksanakan
a. Menerapkan sistem layanan
pendidikan yang bermutu
berpedoman pada 8 Standar
Nasional Pendidikan
b. Mengembangkan
kemampuan akademik
bercakrawala global dengan
penerapan dan
pengembangan kurikulum
lokal, nasional maupun
internasional
c. Mengembangkan potensi
dan kreatifitas peserta didik
secara optimal yang berakar
pada nilai-nilai agama dan
budaya nasional Indonesia
sesuai dengan tuntutan
globalisasi
Pariwisata
a. Menerapkan sistem
layanan pendidikan yang
bermutu berpedoman
pada 8 Standar Nasional
Pendidikan
b. Mengembangkan
kemampuan akademik
bercakrawala global
dengan penerapan dan
pengembangan
kurikulum lokal, nasional
maupun internasional
c. Mengembangkan
potensi dan kreatifitas
peserta didik secara
optimal yang berakar
pada nilai-nilai agama,
budaya daerah dan
budaya nasional
Indonesia sesuai dengan
3. Perumusan kembali tujuan sekolah, contoh :
Tujuan Sekolah
PBKL yang
Tujuan Sekolah setelah
Yang sudah ada
dikembangka
di Revisi
n
a. Membentuk peserta
didik yang memiliki
keimanan dan
ketaqwaan, akhlak
mulia, budi pekerti luhur
berdasarkan nilai-nilai
agama dan budaya
bangsa
b. Mengoptimalkan potensi
dan kreatifitas peserta
didik untuk mencapai
berbagai keunggulan
dan mampu bersaing
ditingkat lokal, nasional
dan internasional
c. Dst.
Pariwisata
a. Membentuk peserta didik
yang memiliki keimanan
dan ketaqwaan, akhlak
mulia, budi pekerti luhur
berdasarkan nilai-nilai
agama, budaya daerah,
dan budaya bangsa
b. Mengoptimalkan potensi
dan kreatifitas peserta
didik untuk mencapai
berbagai keunggulan dan
mampu bersaing
ditingkat lokal, nasional
dan internasional
c. Dst.
Tahap Strategi Implementasi
Kompetensi Knowledge (Pengetahuan) strateginya adalah dengan cara
mengintegrasikan pada mata pelajataran yang relevan atau melalui
Muatan Lokal.
Kompetensi Skill (Keterampilan) strateginya adalah dengan
menetapkan pada Mata Pelajaran Keterampilan.
Kompetensi Attitude (Sikap) dapat dilakukan melalui Pengembangan
Diri, Mata Pelajaran PKn, Mata Pelajaran Agama atau Budaya
Sekolah.
Strategi implementasi disesuaikan dengan kemampuan masing
masing sekolah sebagai hasil analisis faktor eksternal dan internal
Strategi Implementasi
1. Untuk kompetensi yang dominan pada ranah psikomotor
(Keterampilan), maka strateginya adalah melalui Mata Pelajaran
Keterampilan. Penentuan strategi juga didasarkan pada cakupan
dan kedalaman materi yang harus diselesaikan, apabila
penyelesainnya membutuhkan waktu selama 3 tahun maka
penyelenggaraannya melalui mata pelajaran keterampilan. Jika
penyelesainnya membutuhkan waktu kurang dari 3 tahun maka
penyelenggaraannya melalui muatan lokal.
2. Untuk kompetensi yang dominan pada ranah kognitif
(pengetahuan) dan afektif (Sikap), maka strateginya adalah
dengan cara mengintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan
atau melalui muatan lokal.
3. Untuk kompetensi keunggulan lokal yang materinya tidak sesuai
menjadi bagian dari mata pelajaran dan atau terlalu banyak maka
dilaksanakan melalui muatan lokal.
Penyelenggaraan PBKL terintegrasi pada mata pelajaran yang
relevan adalah mengintegrasikan kompetensi PBKL kedalam SKKD atau indikator pencapaian mata pelajaran yang relevan dengan
kompetensi PBKL hasil analisis.
Misalnya tema keunggulan lokal hasil analisis lima komponen
potensi eksternal menunjukan bahwa potensi SDA memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan sumber
daya lainnya, sehingga menghasilkan satu tema PBKL yang cocok.
Dari tema tersebut kemudian ditentukan kompetensi-kompetensi
PBKL yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kompetensikompetensi tersebut diintegrasikan dalam beberapa mata pelajaran
yang relevan.
Lanjutan …
Penyelenggaraan PBKL terintegrasi pada mata pelajaran yang
relevan adalah mengintegrasikan kompetensi PBKL kedalam
SK-KD atau indikator pencapaian mata pelajaran yang relevan
dengan kompetensi PBKL hasil analisis.
Untuk pelaksanaan PBKL melalui Integrasi Pada Mata
Pelajaran tidak memerlukan waktu tersendiri dan tidak
mengubah struktur kurikulum, sehingga PBKL ini bukan mata
pelajaran tersendiri, melainkan bagian dari mata pelajaran yang
sudah ada dengan menggunakan SK/KD yang ada, atau
menyisipkan/menambahkan SK/KD Keunggulan Lokal yang
dikembangkan
Semua guru mata pelajaran melakukan pemetaan SK-KD yang
ada pada Standar Isi dengan SK-KD PBKL. Dengan pemetaan
tersebut akan diketahui mata pelajaran mana yang relevan
dengan kompetensi PBKL.
Lanjutan …
Pengintegrasian kompetensi PBKL pada mata pelajaran yang
relevan dapat dilakukan melalui cara – cara sebagai berikut;
1.Penambahan SK/KD yang diperoleh pada mata pelajaran yang
relevan, apabila SK/KD pada mata pelajaran tersebut tidak memuat
kompetensi PBKL yang ditentukan.
2.Pengayaan substansi SK/KD mata pelajaran yang relevan,
apabila SK/KD mata pelajaran tersebut dapat memuat kompetensi
PBKL yang ditentukan.
3.Penambahan indikator atau pengayaan substansi indikator pada
mata pelajaran yang relevan, sehingga kompetensi PBKL yang
ditentukan dapat merupakan indikator dari mata pelajaran tersebut.
Lanjutan …
Contoh pengintegrasian kompetensi PBKL pada
mata pelajaran yang relevan
No
Kompetensi
1
2
3
4
5
Mata Pelajaran
Geografi
Biologi
Sejarah
Kimia
Seni Musik
No.
SK/KD
1.6
3.2
1.1
4.4
3.1
JENIS
INTEGRA
SI
1
2
3
V
V
V
V
V
Lanjutan …
Pengintegrasian kompetensi PBKL pada mata
pelajaran yang relevan dapat dilakukan melalui 3
cara yaitu:
a.Penambahan SK/KD yang diperoleh pada mata
pelajaran yang relevan.
b.Pengayaan substansi SK/KD mata pelajaran yang
relevan.
c.Penambahan indikator atau pengayaan substansi
indikator pada mata pelajaran yang relevan.
CON
TOH
1. Mengacu pada tujuan dan lingkup mata pelajaran keterampilan yang
terdapat pada Standar Isi, meliputi aspek keterampilan kerajinan,
pemanfaatan teknologi rekayasa, teknologi budidaya, teknologi
pengolahan, dan kewirausahaan.
2. Mengembangkan SK/KD yang sudah ada pada standar isi tersebut,
apabila SK/KD yang sudah ada tidak sesuai dengan kompetensi PBKL
yang dikembangkan, maka harus disusun dan dikembangkan SK/KD baru
secara mandiri.
3. Mapel keterampilan yang diberikan secara berkelanjutan dari kelas X
sampai kelas XII.
4. Mengembangkan SKL, apabila SKL yang sudah ada tidak sesuai dengan
kompetensi PBKL yang dikembangkan, maka harus disusun dan
dikembangkan SKL baru secara mandiri..
CON
TOH
1. Muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan
media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan
pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada peserta didik.
2. Sedangkan keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan
ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain.
3. Pelaksanaan PBKL melalui muatan lokal merupakan mata pelajaran
yang tidak harus berkelanjutan, sehingga dapat dilaksanakan pada
tingkat kelas atau semester tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan SK/KD yang akan dikembangkan perlu disusun secara
mandiri, karena SK/KD nya belum terdapat pada Standar Isi.
CON
TOH
• Manajemen Sekolah yang efektif dan efisien meliputi manajemen
kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan, manajemen sumber
daya manusia, manajemen keuangan, manajemen bimbingan konseling,
manajemen hubungan masyarakat, manajemen sarana prasarana.
• Upaya yang gigih dari seluruh warga sekolah.
• Kemampuan berorientasi kepala sekolah, guru dan karyawan.
• Tema PBKL yang betul-betul dirasakan manfaatnya oleh peserta
didik.
• Pembinaan yang berkelanjutan dari Dinas Kabupaten, Dinas
Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMA.
• Kerjasama dengan pihak eksternal sekolah.
• Kredibilitas dan kewibawaan.
• Pencitraan Publik PBKL, bahwa implementasi PBKL dapat
menjadikan sekolah memiliki karakteristik keunggulan lokal.
Peserta didik:
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan
alam, sosial, dan budaya daerah tempat mereka berada.
2. Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai
lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya,
masyarakat, dan negara.
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilainilai/ aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan
dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah
dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
4. Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan
pemerintah daerah.
5. Memiliki bekal pengetahuan untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi.
Bagi Peserta Didik
• Memberikan rasa percaya diri, karena peserta
didik akan memiliki kompetensi yang spesifik
dan berbeda dengan kompetensi peserta didik
dari sekolah lain.
• Memberikan pengetahuan yang mendalam akan
lingkungan sekitar sehingga memiliki
keterampilan memecahkan masalah yang ada
di sekitar lingkungan.
• Memahami nilai-nilai budaya daerah sehingga
akan membentuk karakter yang baik pada
setiap peserta didik.
Bagi Sekolah:
• Terciptanya kebersamaan pada warga sekolah karena
memiliki komitmen yang sama untuk mengusung
“Tema PBKL”.
• Terbentuknya iklim dan budaya sekolah yang
kondusif.
• Terwujudnya suasana belajar mengajar yang
kondusif.
• Memiliki nilai jual kepada masyarakat
Bagi Pemerintah:
• Meningkatkan kecintaan terhadap daerah yang
akan sekaligus berdampak mengurangi arus
urbanisasi.
• Mengurangi angka pengangguran, karena lulusan
dari sekolah yang mengimplentasikan PBKL akan
memiliki jiwa kewirausahaan/enterpreneurship
yang cukup tinggi.
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LANDASAN
HUKUM
OPERASIONAL
TEORI
EMPIRIS
LANJUT
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah
Kab/Kota
PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006
Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2006
Permendiknas nomor 12,13,16,Tahun 2007 tentang Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
Prasarana
LANDASAN
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
LANDASAN HUKUM
LANDASAN OPERASIONAL
SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal (Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat 1).
Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan
yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional
Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif
dan/atau komparatif daerah (Peraturan Pemerintah nomor 17
Tahun 2010 pasal 34).
Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan dan/atau
memfasilitasi perintisan program dan/atau satuan pendidikan
yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional
Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program dan/atau
satuan pendidikan bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal (Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010
pasal 35 ayat 2).
LANDASAN
LANDASAN TEORI
Senge, 2000:
Setiap orang akan terus belajar melalui pengalaman berinteraksi dengan
lingkungan. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik
diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema
dalam kehidupan sesungguhnya
David P. Ausubel (Ausubel, 1978) dan
Jerome S. Bruner (Bruner, 1977),
Proses pembelajaran dalam pendidikan akan menjadi lebih menarik,
memberi kegairahan pada semangat belajar peserta didik, jika
peserta didik melihat kegunaan, manfaat, makna dari pembelajaran
guna menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya
saat ini bahkan di masa depan
Bettencourt (dalam Suparno, 1997)
Realitas yang ada di sekeliling peserta didik sehari-hari, misalnya yang
berupa potensi daerah yang menjadi keunggulan lokal, akan
membantu mempercepat peserta didik untuk mengkonstruksi
pemikirannya menjadi suatu pengetahuan yang bermakna bagi
dirinya.
LANDASAN
LANDASAN EMPIRIS
KEGIATAN
HASIL
KETERANGAN
Program BBE-Life Skill
yang digulirkan oleh
Pemerintah pada tahun
2002 sampai dengan 2004
Kurang
optimal
Esensi program Life Skill
belum
terimplementasikan
secara komprehensif
Program SMA Berbasis
Keunggulan Lokal
Kelautan (BKLK) tahun
2005
Kurang
optimal
Esensi program KLK
belum terimplementasi
secara komprehensif
Pelaksanaan KTSP sejak
tahun 2007
Baik
Mampu mengakomodasi
PBKL
Program SMA Rintisan
PBKL sejak tahun 2007
Baik
Mampu memacu sekolah
untuk memenuhi SNP
LANDASAN
KONSEP
LANJUT
PENDIDIKAN
UNESCO (1999)
LEARNING TO KNOW, LEARNING TO DO, LEARNING TO BE,
LEARNING TO LIVE TOGETHER
UURI NO 20 TAHUN 2003
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”
LAMPIRAN PERMENDIKNAS NO.22 TAHUN
2006 TENTANG STANDAR ISI
Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan 5 pilar belajar, yaitu:
1.Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2.Belajar untuk memahami dan menghayati
3.Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4.Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
5.Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
KONSEP
FUNGSI SEKOLAH
(Morris. Et el. 1962tentang113)
1. Sekolah memberi peluang untuk pengembangan dirinya serta mobilitas
sosial
2. Sekolah mengembangkan kompetensi individu sebagai pekerja, masyarakat
serta orang tua
3. Sekolah memberikan kontribusi untuk perkembangan ekonomi masyarakat
4. Sekolah membantu memecahkan masalah sosial
(Caldel dan Spinks (1992)
Otoritas sekolah dalam MBS
1. Pengetahuan (Knowledge) ; otoritas keputusan yang berkaitan dengan
kurikulum,
tujuan dan sasaran pendidikan.
2. Teknologi (Technology) ; otoritas mengenai pemanfattan sarana dan
prasarana
pembelajaran.
3. Kekuasaan (Power) ; otoritas dalam membuat keputusan.
4. Material (Material) ; kewenangan mengenai penggunaan fasilitas,
pengadaan dan
peralatan alat-alat sekolah.
5. Manusia (People) ; otoritas atas keputusan mengenai sumber daya manusia,
pengembangan profesionalisme dan dukungan terhadap proses
KONSEP
pembelajaran.
KEUNGGULAN LOKAL
Keunggulan lokal merupakan bagian dari
sumber daya lokal/daerah tertentu dan
sumber
daya
memiliki
kriteria
mengandung nilai pengetahuan, teknologi
dan
keterampilan
(skill)
dalam
memanfaatkannya
dan
dipandang
memiliki nilai ekonomi, bermanfaat bagi
kehidupan
manusia,
aset
(sumber
persediaan), kemampuan untuk memenuhi
dan menangani sesuatu dan sarana yang
dihasilkan
oleh
kemampuan
atau
pemikiran seseorang (Fauzi, 2006).
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu
yang merupakan ciri khas kedaerahan
yang
mencakup
aspek
ekonomi,
budaya,
teknologi
informasi
dan
komunikasi, ekologi, hasil bumi, kreasi
seni, tradisi, pelayanan, jasa, sumber
daya alam, sumber daya manusia atau
lainnya yang menjadi keunggulan suatu
daerah. (Dedidwitagama, 2007)
Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi
peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga
menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi,
bersifat unik dan berkeunggulan komparatif.
SDA, SDM, BUDAYA, GEOGRAFIS, DAN HISTORIS
KONSEP
PENDIDIKAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL
PBKL di SMA adalah pendidikan/program
pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai
dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya alam, sumber daya
manusia, geografis, budaya, historis dan
potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam
proses pengembangan kompetensi sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik
KONSEP
LIMA ASPEK POTENSI
KEUNGGULAN LOKAL
SUMBER DAYA
ALAM
SUMBER DAYA
MANUSIA
ASPEK POTENSI
KEUNGGULAN
LOKAL
GEOGRAFIS
BUDAYA
HISTORIS
LANJUT
SUMBER DAYA ALAM
SDA yg dapat diperbaharui
air, tanah, hutan,
hewan dan tumbuhan.
AIR sebagai
sarana transportasi , sarana wisata/rekreasi,
sarana irigasi/pengairan, PLTA
Air di daratan juga dapat membentuk cekungan
berupa danau /bendungan, laut
TANAH
Tanah banyak dimanfaatkan untuk pertanian.
Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok
(seperti padi, jagung dan sagu), palawija terdiri
atas ubi-ubian dan kacang-kacangan; dan
holtikultura yang meliputi berbagai jenis sayuran
dan buah-buahan.
HEWAN terdiri atas
hewan liar dan hewan piaraan.
Sumber daya alam
adalah segala
sesuatu yang
tersedia di alam
dan dimanfaatkan
untuk kebutuhan
manusia.
SDA yang tidak dapat
diperbaharui
sumber daya alam yang apabila
digunakan secara terus-menerus akan habis.
Sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui berasal dari barang
tambang (minyak bumi dan batu bara) dan
bahan galian (emas, perak, timah, besi,
nikel dan lain-lain).
5 ASPEK
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia (SDM)
didefinisikan sebagai manusia dengan segenap
potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial
yang adaptif dan transformatif dan mampu
mendayagunakan potensi alam di sekitarnya
secara seimbang dan berkesinambungan
Pengertian adaptif artinya
mampu
menyesuaikan diri terhadap
tantangan alam, perubahan
IPTEK dan perubahan sosial
budaya.
Pengertian transformatif artinya mampu
memahami, menerjemahkan dan
mengembangkan seluruh pengalaman
dari kontak sosialnya dan kontaknya
dengan fenomena alam, bagi
kemaslahatan dirinya di masa depan
sehingga yang bersangkutan
merupakan makhluk sosial yang
berkembang berkesinambungan.
5 ASPEK
GEOGRAFIS
Potensi Geografi adalah potensi
yang berhubungan dengan
lokasi dan variasi keruangan
atas fenomena fisik dan manusia
di atas permukaan bumi
pendekatan keruangan
(spatial approach)
pendekatan lingkungan
(ecological approach)
pendekatan kompleks wilayah
(integrated approach)
5 ASPEK
BUDAYA
Budaya adalah segala kegiatan orang
atau masyarakat yang melampaui dirinya
dan melakukan pembaharuan-pembaharuan
terus. Diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia
(Kuncoroningrat).
Ciri khas budaya masing-masing
daerah berbeda dengan daerah lain
Sikap menghargai kebudayaan
daerah sehingga menjadi
keunggulan lokal
5 ASPEK
HISTORIS
Potensi yang berhubungan
dengan riwayat kejadian
masa lampau yang benar-benar
terjadi atau riwayat asal usul keturunan
bentuk peninggalan benda-benda
purbakala
(WISATA)
(terutama untuk raja-raja yang memerintah).
Tradisi yang masih dilestarikan
(WISATA)
5 ASPEK
PENGETAHUAN
PERSUASI
Menggali dan mencari semua informasi dan
pengetahuan
mengenai
PBKL.
Sehingga
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
PBKL secara utuh sebelum melaksanakannya.
menyampaikan informasi dan pengetahuan
kepada warga sekolah yang lain, menyampaikan
tujuan dan manfaat dari program PBKL.
KEPUTUSAN
menetapkan keputusan untuk
mengimplementasikan PBKL
IMPLEMENTASI
pelaksanaan PBKL di sekolah
KONFIRMASI
tahapan seluruh warga sekolah selalu mencari
informasi dan perkembangan mutakhir
mengenai Implementasi PBKL.
ANALISIS PENENTUAN JENIS KEUNGGULAN LOKAL
Analisis Kondisi
Internal
Sekolah
Dik Tendik–
Peserta Didik–
Sarpras –
Pembiayaan –
Program Sekolah
Inventarisasi
Aspek Potensi
Keunggulan
Lokal
Hasil Inventarisasi
Potensi Keunggulan
Lokal berdasar
pengelompokan yang
saling terkait yang
sesuia dengan kesiapan
sekolah dan kesiapan
dukungan eksternal
Observasi,
wawancara,
literatur
Analisis
Dukungan
Lingkungan
Eksternal
Komite
Sekolah –
Sekolah
Dewan
pend
Disdik/instansi
lain– PT - DUDI
TEMA
KEUNGG
ULAN
LOKAL
Lanjutan …
TEMA
KEUNGG
ULAN
LOKAL
Jenis
Keunggulan
Lokal Alternatif
1
Jenis
Keunggulan
Lokal Alternatif
2
Jenis
Keunggulan
Lokal Alternatif
3
Penetapan
Jenis
Keunggula
n
Lokal
Pemetaan
Kompeten
si
PBKL
Tahap Inventarisasi Keunggulan Lokal
Pada tahap ini tim PBKL menginventarisasi seluruh keunggulan
lokal yang ada di daerah, meliputi keunggulan lokal aspek
Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Geografis, Sejarah
dan Budaya, melalui observasi, wawancara, dan studi literatur.
Tahap Analisis
Menganalisis semua keunggulan lokal yang ada dari berbagai
aspek dengan cara mengelompokkan keunggulan lokal yang
saling berkaitan satu sama lain. Dengan mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, hambatan, dan tantangan dari internal
dan eksternal sekolah, serta menganalisis semua kesiapan dan
kebutuhan guna mengimplementasikan program PBKL dengan
strategi yang dipilih
Contoh hasil Inventarisasi keunggulan lokal yang ada di Yogyakarta
berdasarkan lima potensi yang dimiliki
No.
A.
B.
C.
Aspek
Sumber Daya
Alam
Sumber Daya
Manusia
Geografis
1.
2.
1.
2.
1.
2.
D.
Historis
1.
2.
E.
Budaya
1.
Hasil Inventarisasi Keunggulan lokal
Yogyakarta memiliki sumber daya alam berupa bahan pangan
lokal yang dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan baku
masakan.
Dst.
Sebagian masyarakat Yogyakarta memiliki keterampilan untuk
pengembangan tradisi khususnya masakan khas tradisional
Dst.
Yogyakarta sebagai salah satu daerah dengan potensi alam yang
cukup banyak memiliki keanekaragaman bahan pangan yang
dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang dapat
dikembangkan
menjadi
ciri
khas
Yogyakarta.
dapat
mengembangkan bahan pangan lokal menjadi buah tangan khas
Yogyakarta
Dst.
Selain situs sejarah dan budaya yang dimilik, Kota Yogyakarta
memiliki pesona wisata yang tak kalah dengan kota lain. Obyek
wisata yang bisa dikunjungi di antaranya kompleks Candi
Prambanan, Kraton Yogyakarta dan Benteng Ven Der Burg.
Dst.
Beragam kesenian khas Yogyakarta dan kebudayaannya, antara
lain; upacara sekaten, ketoprak, sendratari ramayana, seni
wayang orang, jathilan, upacara siraman pusaka, dan makanan
tradisi.
Tahap Penentuan Tema Keunggulan Lokal
Setelah setiap keunggulan lokal dikelompokkan maka berlanjut
pada tahap menentukan tema yang akan diangkat dalam
implementasi PBKL. Tema ini bersifat sebagai sebuah ide pokok
dari keunggulan lokal yang akan diusung dan lebih bersifat
sebagai sebuah label
Tahap Penentuan Jenis Keunggulan Lokal
Jenis Keunggulan Lokal adalah kompetensi yang akan diberikan
pada peserta didik sebagai ciri khas dari sekolah tersebut.
Kompetensi ini akan memperkaya SKL yang telah ada.
CON
TOH
Tahap Inventarisasi Kompetensi
Yang paling penting dalam implementasi PBKL di sekolah
adalah menginventarisasi kompetensi yang harus dimiliki oleh
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan
dalam Jenis Keunggulan Lokal.
Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan sebanyak mungkin
tenaga pendidik atau para ahli di bidang tema PBKL yang
dipilih. Diharapkan kompetensi-kompetensi ini dapat
memperkaya kompetensi yang ada di Standar Isi.
Tahap Penjabaran Kompetensi
Pada tahap ini kompetensi yang ada dipetakan dalam tiga
elemen kompetensi yaitu: Knowledge (Pengetahuan), Skill
(keterampilan), dan Attitude (sikap)
Contoh penentuan dan pemetaan kompetensi PBKL
No.
Uraian Kompetensi
1.
Sumber Daya Alam
a. Mengembangkan bahan pangan lokal yang dapat
dikembangkan sebagai salah satu bahan baku masakan.
b. Mengembangkan bumbu masakan khas di wilayah
Yogyakata, beserta fungsi dan manfaatnya.
2.
Sumber Daya Manusia
a.Dapat melakukan inovasi terhadap hal-hal yang sudah ada
untuk menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan/akulturasi sosial
budaya yang berkembang dengan pesat.
b.Dapat menjaga identitas sosial budaya aslinya dan mampu
menampilkan hal-hal yang menarik dan mampu memikat orang
lain untuk mengunjungi, mengenal maupun mempelajarinya.
c.Sifat masyarakat yang dapat melakukan inovasi dan
mengembangkan potensi alam sehingga dapat meningkatkan nilai
guna dan nilai jual.
Jenis
Kompetensi
K
P
A
V
V
V
V
V
V
V
V
Lanjutan …
No.
Uraian Kompetensi
3.
Geografis
a.Yogyakarta sebagai salah satu daerah dengan potensi alam yang
cukup banyak memiliki keanekaragaman bahan pangan sehingga
peserta didik dapat mengolah menjadi berbagai macam produk
yang dapat dikembangkan menjadi ciri khas Yogyakarta.
b.Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia,
sehingga peserta didik dapat mengembangkan bahan pangan lokal
menjadi buah tangan khas Yogyakarta.
4.
5.
Historis
a.Dapat melestarikan beragam hidangan rakyat yang berkembang
sejak zaman Kasultanan antara lain: wedang secang, kipo dll.
b.Dapat melestarikan hidangan kraton antara lain: roti jok, bistik
jawa, dan lain sebagainya.
Budaya
a.Dapat melestarikan beragam upacara adat di Yogyakarta dan
hidangan sesaji yang digunakan antara lain: tradisi kupatan jolo
sutro, sedekah laut, upacara pernikahan, peringatan kematian, dll.
b.Masyarakat Yogyakarta merupakan masyarakat multi etnis,
sehingga dapat hidup secara berdampingan bermasyarakat dan
saling membaur kebudayaan yang dimiliki.
Jenis
Kompetensi
K
P
A
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Mengakomodir PBKL dalam dokumen KTSP
1. Perumusan kembali visi sekolah, contoh :
Tema PBKL yang
Visi Semula
akan
Rumusan Visi Terbaru
Dilaksanakan
Terwujudnya
Pariwisata
Terwujudnya Sekolah
Sekolah yang
yang unggul serta
unggul serta
memiliki
memiliki
intelektualitas,
intelektualitas,
integritas, santun
integritas, santun
berwawasan
berwawasan
kebangsaan,
kebangsaan dan
pariwisata berbasis
bercakrawala
budaya, dan
2. Perumusan kembali misi sekolah, contoh :
Tema PBKL yang
Misi Semula
akan
Rumusan Misi Terbaru
Dilaksanakan
a. Menerapkan sistem layanan
pendidikan yang bermutu
berpedoman pada 8 Standar
Nasional Pendidikan
b. Mengembangkan
kemampuan akademik
bercakrawala global dengan
penerapan dan
pengembangan kurikulum
lokal, nasional maupun
internasional
c. Mengembangkan potensi
dan kreatifitas peserta didik
secara optimal yang berakar
pada nilai-nilai agama dan
budaya nasional Indonesia
sesuai dengan tuntutan
globalisasi
Pariwisata
a. Menerapkan sistem
layanan pendidikan yang
bermutu berpedoman
pada 8 Standar Nasional
Pendidikan
b. Mengembangkan
kemampuan akademik
bercakrawala global
dengan penerapan dan
pengembangan
kurikulum lokal, nasional
maupun internasional
c. Mengembangkan
potensi dan kreatifitas
peserta didik secara
optimal yang berakar
pada nilai-nilai agama,
budaya daerah dan
budaya nasional
Indonesia sesuai dengan
3. Perumusan kembali tujuan sekolah, contoh :
Tujuan Sekolah
PBKL yang
Tujuan Sekolah setelah
Yang sudah ada
dikembangka
di Revisi
n
a. Membentuk peserta
didik yang memiliki
keimanan dan
ketaqwaan, akhlak
mulia, budi pekerti luhur
berdasarkan nilai-nilai
agama dan budaya
bangsa
b. Mengoptimalkan potensi
dan kreatifitas peserta
didik untuk mencapai
berbagai keunggulan
dan mampu bersaing
ditingkat lokal, nasional
dan internasional
c. Dst.
Pariwisata
a. Membentuk peserta didik
yang memiliki keimanan
dan ketaqwaan, akhlak
mulia, budi pekerti luhur
berdasarkan nilai-nilai
agama, budaya daerah,
dan budaya bangsa
b. Mengoptimalkan potensi
dan kreatifitas peserta
didik untuk mencapai
berbagai keunggulan dan
mampu bersaing
ditingkat lokal, nasional
dan internasional
c. Dst.
Tahap Strategi Implementasi
Kompetensi Knowledge (Pengetahuan) strateginya adalah dengan cara
mengintegrasikan pada mata pelajataran yang relevan atau melalui
Muatan Lokal.
Kompetensi Skill (Keterampilan) strateginya adalah dengan
menetapkan pada Mata Pelajaran Keterampilan.
Kompetensi Attitude (Sikap) dapat dilakukan melalui Pengembangan
Diri, Mata Pelajaran PKn, Mata Pelajaran Agama atau Budaya
Sekolah.
Strategi implementasi disesuaikan dengan kemampuan masing
masing sekolah sebagai hasil analisis faktor eksternal dan internal
Strategi Implementasi
1. Untuk kompetensi yang dominan pada ranah psikomotor
(Keterampilan), maka strateginya adalah melalui Mata Pelajaran
Keterampilan. Penentuan strategi juga didasarkan pada cakupan
dan kedalaman materi yang harus diselesaikan, apabila
penyelesainnya membutuhkan waktu selama 3 tahun maka
penyelenggaraannya melalui mata pelajaran keterampilan. Jika
penyelesainnya membutuhkan waktu kurang dari 3 tahun maka
penyelenggaraannya melalui muatan lokal.
2. Untuk kompetensi yang dominan pada ranah kognitif
(pengetahuan) dan afektif (Sikap), maka strateginya adalah
dengan cara mengintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan
atau melalui muatan lokal.
3. Untuk kompetensi keunggulan lokal yang materinya tidak sesuai
menjadi bagian dari mata pelajaran dan atau terlalu banyak maka
dilaksanakan melalui muatan lokal.
Penyelenggaraan PBKL terintegrasi pada mata pelajaran yang
relevan adalah mengintegrasikan kompetensi PBKL kedalam SKKD atau indikator pencapaian mata pelajaran yang relevan dengan
kompetensi PBKL hasil analisis.
Misalnya tema keunggulan lokal hasil analisis lima komponen
potensi eksternal menunjukan bahwa potensi SDA memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan sumber
daya lainnya, sehingga menghasilkan satu tema PBKL yang cocok.
Dari tema tersebut kemudian ditentukan kompetensi-kompetensi
PBKL yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kompetensikompetensi tersebut diintegrasikan dalam beberapa mata pelajaran
yang relevan.
Lanjutan …
Penyelenggaraan PBKL terintegrasi pada mata pelajaran yang
relevan adalah mengintegrasikan kompetensi PBKL kedalam
SK-KD atau indikator pencapaian mata pelajaran yang relevan
dengan kompetensi PBKL hasil analisis.
Untuk pelaksanaan PBKL melalui Integrasi Pada Mata
Pelajaran tidak memerlukan waktu tersendiri dan tidak
mengubah struktur kurikulum, sehingga PBKL ini bukan mata
pelajaran tersendiri, melainkan bagian dari mata pelajaran yang
sudah ada dengan menggunakan SK/KD yang ada, atau
menyisipkan/menambahkan SK/KD Keunggulan Lokal yang
dikembangkan
Semua guru mata pelajaran melakukan pemetaan SK-KD yang
ada pada Standar Isi dengan SK-KD PBKL. Dengan pemetaan
tersebut akan diketahui mata pelajaran mana yang relevan
dengan kompetensi PBKL.
Lanjutan …
Pengintegrasian kompetensi PBKL pada mata pelajaran yang
relevan dapat dilakukan melalui cara – cara sebagai berikut;
1.Penambahan SK/KD yang diperoleh pada mata pelajaran yang
relevan, apabila SK/KD pada mata pelajaran tersebut tidak memuat
kompetensi PBKL yang ditentukan.
2.Pengayaan substansi SK/KD mata pelajaran yang relevan,
apabila SK/KD mata pelajaran tersebut dapat memuat kompetensi
PBKL yang ditentukan.
3.Penambahan indikator atau pengayaan substansi indikator pada
mata pelajaran yang relevan, sehingga kompetensi PBKL yang
ditentukan dapat merupakan indikator dari mata pelajaran tersebut.
Lanjutan …
Contoh pengintegrasian kompetensi PBKL pada
mata pelajaran yang relevan
No
Kompetensi
1
2
3
4
5
Mata Pelajaran
Geografi
Biologi
Sejarah
Kimia
Seni Musik
No.
SK/KD
1.6
3.2
1.1
4.4
3.1
JENIS
INTEGRA
SI
1
2
3
V
V
V
V
V
Lanjutan …
Pengintegrasian kompetensi PBKL pada mata
pelajaran yang relevan dapat dilakukan melalui 3
cara yaitu:
a.Penambahan SK/KD yang diperoleh pada mata
pelajaran yang relevan.
b.Pengayaan substansi SK/KD mata pelajaran yang
relevan.
c.Penambahan indikator atau pengayaan substansi
indikator pada mata pelajaran yang relevan.
CON
TOH
1. Mengacu pada tujuan dan lingkup mata pelajaran keterampilan yang
terdapat pada Standar Isi, meliputi aspek keterampilan kerajinan,
pemanfaatan teknologi rekayasa, teknologi budidaya, teknologi
pengolahan, dan kewirausahaan.
2. Mengembangkan SK/KD yang sudah ada pada standar isi tersebut,
apabila SK/KD yang sudah ada tidak sesuai dengan kompetensi PBKL
yang dikembangkan, maka harus disusun dan dikembangkan SK/KD baru
secara mandiri.
3. Mapel keterampilan yang diberikan secara berkelanjutan dari kelas X
sampai kelas XII.
4. Mengembangkan SKL, apabila SKL yang sudah ada tidak sesuai dengan
kompetensi PBKL yang dikembangkan, maka harus disusun dan
dikembangkan SKL baru secara mandiri..
CON
TOH
1. Muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan
media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan
pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada peserta didik.
2. Sedangkan keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan
ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain.
3. Pelaksanaan PBKL melalui muatan lokal merupakan mata pelajaran
yang tidak harus berkelanjutan, sehingga dapat dilaksanakan pada
tingkat kelas atau semester tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan SK/KD yang akan dikembangkan perlu disusun secara
mandiri, karena SK/KD nya belum terdapat pada Standar Isi.
CON
TOH
• Manajemen Sekolah yang efektif dan efisien meliputi manajemen
kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan, manajemen sumber
daya manusia, manajemen keuangan, manajemen bimbingan konseling,
manajemen hubungan masyarakat, manajemen sarana prasarana.
• Upaya yang gigih dari seluruh warga sekolah.
• Kemampuan berorientasi kepala sekolah, guru dan karyawan.
• Tema PBKL yang betul-betul dirasakan manfaatnya oleh peserta
didik.
• Pembinaan yang berkelanjutan dari Dinas Kabupaten, Dinas
Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMA.
• Kerjasama dengan pihak eksternal sekolah.
• Kredibilitas dan kewibawaan.
• Pencitraan Publik PBKL, bahwa implementasi PBKL dapat
menjadikan sekolah memiliki karakteristik keunggulan lokal.
Peserta didik:
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan
alam, sosial, dan budaya daerah tempat mereka berada.
2. Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai
lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya,
masyarakat, dan negara.
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilainilai/ aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan
dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah
dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
4. Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan
pemerintah daerah.
5. Memiliki bekal pengetahuan untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi.
Bagi Peserta Didik
• Memberikan rasa percaya diri, karena peserta
didik akan memiliki kompetensi yang spesifik
dan berbeda dengan kompetensi peserta didik
dari sekolah lain.
• Memberikan pengetahuan yang mendalam akan
lingkungan sekitar sehingga memiliki
keterampilan memecahkan masalah yang ada
di sekitar lingkungan.
• Memahami nilai-nilai budaya daerah sehingga
akan membentuk karakter yang baik pada
setiap peserta didik.
Bagi Sekolah:
• Terciptanya kebersamaan pada warga sekolah karena
memiliki komitmen yang sama untuk mengusung
“Tema PBKL”.
• Terbentuknya iklim dan budaya sekolah yang
kondusif.
• Terwujudnya suasana belajar mengajar yang
kondusif.
• Memiliki nilai jual kepada masyarakat
Bagi Pemerintah:
• Meningkatkan kecintaan terhadap daerah yang
akan sekaligus berdampak mengurangi arus
urbanisasi.
• Mengurangi angka pengangguran, karena lulusan
dari sekolah yang mengimplentasikan PBKL akan
memiliki jiwa kewirausahaan/enterpreneurship
yang cukup tinggi.
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN