AKTUALISASI PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMB
AKTUALI SASI PERAN SERTA
M ASYARAKAT D ALAM
PEREN CAN AAN
PEM BAN GUN AN D AERAH
OLEH :
RI H AN D OYO, S. SOS, M M , M Si
FAKULTAS I LM U SOSI AL DAN I LM U POLI TI K
UN I VERSI TAS DI PON EGORO
2010
1
I.
LATAR BELAKAN G PERM ASALAH AN
Dalam sebuah diskusi sebelum acara m usrenbang dissebuah
kabupat en yang kam i fasilit asi,
seorang tokoh m asyarakat desa
disebuah kabupat en di Jawa t engah m engeluh k epada kam i t ent an g
usulan pem bangunan desany a yang t idak kunj u ng dipenuhi oleh
pem erint ah daerah. Beliau m engat kan “ Pak, sebenarnya kam i
sudah
berkali- kali
usul
t ent ang
pem bangunan
di
desa
kam i,
diant aranya adalah t em bok m akam desa k am i yang ham pir rubuh
sert a at ap SD di desa kam i yang ham pir am bruk di berbagai
kesem pat an t erm asuk di Musrenbang desa t et api sam pai sekarang
pem erint ah daerah belum j uga m erealisasikannya . Bagaim ana t ho
pak,
m engapa
dalam
anggaran
pem erint ah
kabupat en
t idak
sat upun usulan kam i dit indak lanj ut i? Kalau begini t eru s saya
enggan unt uk usul- usu l lagi, karena pem erint ah daerah dari Cam at ,
Kepala Dinas m aupun DPR t idak pernah m em perhatik an usul dari
m asyarakat kecil”
Apa yang t erj adi dengan proses kebij akan public di Negara in i
?
Mengapa
m asy arakat
selalu
t ergopoh- gopoh
m enyesuaikan
dengan kebij akan pem erint ah. Masyarakat diakar rum put hanya
bisa
m enerim a
kebij akan
pem erint ah
t anpa
t ahu
alasanny a,
m engapa seolah- olah suara m ereka tidak didengar lagi oleh para
pem bauat k ebij akan.
Kasus t ersebut diat as hanyalah segelint ir dari puluhan bahkan
rat usan kasus dim ana m asyarakat selalu m en j adi obj ek dari sebuah
kebij ak an
publik
yang
kepent ingan
m ereka.
m asyarakat
t idak
m endengark an,
seringa
kali
Perm asalahan
m em punyai
kurang
t ersebut
akses
m em pertim bangkan
dan
yang
berpihak
pada
m uncul
karena
cuk up
unt uk
m enyu arakan
aspirasi
m ereka ketika form ulasi sebuah kebij akan dibuat .
2
Perlu
diingat
kem bali,
bahwa
cit a- cit a
negara
Republik
I ndonesia y ang t ert uang didalam alinea ke em pat pem bukaan UUD
1945 yang m enyat akan bahwa :
“ Kem udian dari pada it u unt uk m em bent uk suatu pem erin t ah
Negara I ndonesia yang m elindungi segenap bangsa I ndonesia dan
seluruh
t um pah
darah
I ndonesia
dan
unt u k
m em aj ukan
kesej aht eraan um um , m encerdaskan k ehidupan bangsa.......... ..”
Berdasarkan pernyat aan t ersebut diat as, cit a- cit a berdiriny a bangsa
ini
adalah
m em aj uk an
kesej aht eraan
kesej aht araan m asyarak at
t ersebut
t idak
m asyarak at .
ak an
Nam un,
t ercapai t anpa
adanya k em auan y ang t ulus dari pem erint ah dan Dewan Perwakilan
Rakyat un t uk m elibatkan m asyarak at didalam pem buat an sebuah
kebij ak an publik. Hal t ersebut dit ekankan kem bali oleh Tadao
Ch ino, presiden ADB dengan t ulisannnya pada I nt ernat ional Helard
Tribune yan g m enyat ak an
“ Apabila rakyat ingin m em iliki akses yang baik t erhadap
pelayanan dan fasilit as publik , m ereka m em but uhkan suara
dan
part isipasi
yang
lebih
besar
dalam
badan- badan
pem erint ahan dan organisasi civil societ y. Pem erint ah harus
m elibat k an
sem ua
pihak
yang
m em ilik i
kepedulian
civil
societ y, binis kom unit as donor dan m asyarakat it u sendiri
sert a m enj am in bahwa pandangan m ereka m asing- m asin g
diperhat ikan. Hany a dengan m em buat proses penyusunan
kebij ak an
m enj adi
akunt abel
m aka
lebih
part isipatoris,
keberhasilan
t ransparan
t ersebut
dapat
dan
dicapai”
(Tadao dalam Het ifah Sum art o, 2003; 5)
Berdasarkan pendapat Tadao t ersebut diat as, m aka k esam aan
hak, kesam aan kesem pat an dan kesam aan kem am pu an ant ara
penguasa dan raky at m erupakan syarat yang m ut lak t erwuj udnya
t uj uan y ang berpihak t erhadap m asy arakat . Keset araan kedudukan
t ersebut
diny at akan
dalam
bent uk
konkret
m elalui
part isipasi
m asyarakat dalam proses polit ik. Proses polit ik m erupakan bagian
3
dari aras publik k arena publik adalah sekelom pok warga negara
yang m em puny ai hak dan kewaj iban, dan wu j ud ny at a k eset araan
ant ara
pem erint ah
dan
rakyat
diwuj udk an
dalam
part isipasi
m ayarakat didalam proses k ebij ak an yang dij am in oleh konst it usi
yang m engikat warga.
Didalam era dem ok rasi dewasa ini pr oses part isipasi publik
m erupakan
t olok
pem erint ahan .
uku r
bagi
Bahkan,
pem erin t ah
I ssu
part isipasi
dalam
pelaksanaan
m asyarakat
dalam
kebij ak an publik t ersebut juga t elah m enj adi issu global hal t ersebut
dit andai dengan m unculnya issu Good Gov ernance dalam m en gelola
kebij ak an sebuah negara . M.M Billah m enyat ak an good gov ernance
dapat diart ikan sebagai t indakan at au t ingkah laku yang didasarkan
pada nilai- nilai yang bersifat m engarahkan, m engendalikan, atau
m em pengaruh i m asalah publik unt uk m ewuj udk an nilai- nilai it u
didalam t indakan dan kehidupan keseharian. Selanjut nya UNDP
m em berikan
definisi “ The
exercise of
polit ical,
econom ic and
adm nist rat iv e aut horit y t o m an age a nat ion affair at all levels” .
UNDP m em berikan krit eria k epem erin t ahan y ang baik, k rit eria
t ersebut adalah sebagai berikut :
1. Part isipasi,
m enunj uk
pada
keiku t sert aan
seluruh
warga
negara dalam pengam bilan keput usan yang dilakuk an secara
langsung m aupun m elalui lem baga perwak ilan.
2. Penegak an h ukum at au perat uran, penegak an hukum harus
dit erapkan secara adil dan t egas.
3. Transparansi, seluruh proses pem erint ahan dapat diak ses
dengan publik.
4. Responsif,
lem baga
pem erint ah
harus
selalu
t anggap
t erhadap kepent ingan publik .
5. Konsensus, Pem erint ah harus dapat m enj em bat ani perbedaan
kepent inggan dem i t ercapainya konsensus ant ar kelom pok .
6. Keadilan , k eset araan pelay anan bagi seluruh warga.
4
7. Efekt ifit as dan efisiensi, Meruj uk pada proses pem erint ahan
yang
dapat
m encapai
t uj uan
dan
m enggunakan
dana
seopt im al m ungkin
8. Ak unt abel,
seluruh
proses
pem erint ah
harus
dapat
dipert anggungj awabkan.
9. Visi St rat egis,
pem erin t ah m em punyai visi j auh kedepan
yang dapat m engant isipasi perubahan.
Berdasarkan pendapat ahli dan 9 krit eria good gov ernance
t ersebut diat as, m aka dapat disim pu lkan bahwa part isipasi
dan
t ransparansi
bagi
publik
m erupakan
elem en
y ang
pent ing
pencapaian t uj uan pem bangunan dan dem okrat isasi nasional.
Pem erint ah
m en anggapi
berk em banganny a
issu
t ersebut
dengan m eluncurkan berbagai m acam regulasi guna m enj am in
part isipasi m asyarakat didalam pem bangunan m ulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan sam pai dengan pengawasan. Regulasi
t ersebut ant ara lain :
1. Undang-undang No 9 Tahun 19 98 t ent ang Kem erdekaan
m eny am paik an pendapat dim uka um um .
2. Undang-undang No 28 Tahun 1999 t ent ang Peny elenggara
Negara y ang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepot ism e
3. Undang-undang No 39 Tahun 1 999 t ent ang Hak Asasi
Manusia
bagian
Kedelapan
“ Hak
t urut
sert a
dalam
Pem erint ahan.
4. Perat uran
Pem binaan
Pem erint ah
dan
No
20
Pengawasan
Tahun
at as
2001
t ent ang
Penyelenggaraan
Pem erint ahan Daerah.
5. Perat uran Presiden No 7 4 Tahun 2001 t ent ang Tat a cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pem erint ahan Daerah.
6. Undang-undang No 32 Tahun 2004 t ent ang Pem erint ahan
Daerah.BAB I V Penyelenggaraan Pem erint ahan,
5
7. Undang-Undan g No.10 Tahun 2004 t ent ang Pem bent ukan
Perat uran Perundang- undangan.
8. Undang-Undan g
No
25
t ahun
2003
Tent ang
Sist em
Perencanaan Pem bangunan Nasional y ang.
Pem bangunan m erupakan sebuah proses yang t erencana
yang dit uj ukan unt uk m eningkat k an k esej aht eraan m asyarakat .
Salah
sat u
proses
y ang
paling
pent ing
adalah
perencanaan
pem bangu nan. Oleh karen a it u didalam proses peren canaan peran
sert a m asyarakat m ut lak diperluk an sebab didalam pem bangunan
m asyarakat t idak hanya sebagai obj ek pem bangunan saj a t et api
j uga subj ek pem bangunan.
Di dalam Un dang- Undang No. 25 Tahun 2004 t ent ang Sistem
Perencanaan
didalam
Pem bangunan
Bab
II
perencanaan
Pasal
4
t ersebut
Huruf
pem bangunan
d
diat as
yang
bert uj uan
t elah
dinyat akan
m enyat akan
unt uk
bahwa
m engoptim alkan
part ipasi m asy arakat . Dengan dem ik ian, Undang- Un dang t ersebut
t elah
m enj am in
bahwa
pem bangu nan baik
m asyarakat
waj ib
dalam
dit ingkat
unt uk
set iap
pusat
didengar
langkah
perencanaan
m aupun daerah
dan
part isipasi
dipert im ban gkan
oleh
pem erint ah ( lihat lam piran) .
Nam um ,
apa yang t erj adi ? part isipasi m asyarakat sam pai
saat ini hanya m enj adi form alism e belaka, banyak input , keluhan,
laporan sepert i yang dicerit akan diat as hany a bisa dit am pung t anpa
ada t indak lan jut . Oleh sebab it u m aka perm asalahan y ang m uncul
adalah “ Mengapa proses Akt ualiasasi Peran Sert a Masyarakat di
Dalam Proses Perencanaan Pem bangunan Tidak Berj alan Dengan
Baik ?
6
I I . PEM BAH ASAN .
I I .1 Tinj a u a n Ke bij a k a n Pu blik
Dalam konsep dem okrasi m odern, kebij ak an negara t idaklah
hanya berisi cetusan pikiran at au pen dapat para pej abat yang
m ewakili
rakyat ,
m em punyai
porsi
t et api
yang
opini
sam a
publik
( public
besarnya
opinion)
j uga
diisikan
at au
unt uk
t ercerm in dalam kebij akan- kebij akan negara at au dengan kat a lain
set iap
kebij ak an
negara
haruslah
selalu
berorient asi
pada
kepent ingan um um ( public int erest ) . Apabila k epent ingan publik
adalah sent ral, m aka m enj adikan adm inist rat or publik ( eksekut if)
sebagai profesional yang proakt if adalah m ut lak , y ait u adm inist rat or
yang selalu berusaha m eningk atkan responbilit as obyekt if dan
subyekt if t erh adap aspirasi m asyarakat didalam m em buat k ebij akan
publik. Selain it u didalam proses pem buat an kebij akan negara,
adm inist raror t idak boleh bersikap “ ham pa nilai” (value free) t et api
harus “ sarat
diart ikan
dengan nilai”
bahwa
eksekut if
(value laden) . Hal t ersebut
dan
legislat if
harus
lebih
dapat
banyak
m em perhatikan kepent ingan publik, sehingga pengert ian “ publik”
dalam pengam bilan k ebijakan publik m enj adi lebih berm akna.
Horold D. Lasswell dan Abraham Kaplan m em berik an arti
kebij ak an sebagai suatu program pencapaian t uj uan, nilai- nilai dan
prakt ek- prakt ek
yang
t erarah.
(M.
I rfan
I slam y,
2002:
17) .
Pengert ian berikut nya dikem u kakan oleh Jam es A. Ander, bah wa
kebij ak an adalah suatu rangkaian t indak an yang m em puny ai t uj uan
t ert ent u y ang diikut i dan dilak sanakan oleh seorang pelaku at au
sekelom pok pelaku guna m em ecahkan suat u m asalah t ert ent u. (M.
I rfan I slam y, 2002: 17)
Am ara Raksasat aya m engem ukakan kebij akan sebagai suat u
t akt ik dan st rat egi yang diarahkan unt uk m encapai suatu t uj uan.
Oleh karena it u suat u k ebij akan m em uat t iga elem en y ait u:
1. I dent ifikasi dari t uj uan y ang in gin dicapai
7
2. Tak t ik
at au st rategi yang diarah unt uk m encapai t uj uan
yan g diingink an
3. Penyediaan
berbagai
input
unt uk
m em ungkinkan
pelaksanaan secara nyat a dari t akt ik at au st rat egi. (M.
I rfan I slam y, 2002: 17)
Sam a halnya den gan “ policy” yang m em iliki berbagai definisi
dari para ahli, m aka definisi kebij akan negara at au public policy pu n
j uga beragam .
Thom as R. Dye m endefinisikan kebij akan negara sebagai
Apapun yang dipilih oleh pem erint ah unt uk dilakuk an at au t idak
dilakukan. ( M. I rfan I slam y; 2002 : 18)
Selanj ut nya Dye m engat akan bahwa bila pem erint ah m em ilih
unt uk m elak ukan sesuat u, m ak a harus ada t uj uanny a ( obyekt ifnya)
dan kebijakan it u harus m eliput i sem ua “ t indakan” pem erint ah. Jadi
bukan
sem at a- m at a
pej abat
pem erint ah
m erupakan
saj a.
perny at aan
Apabila
pem erin t ah
pem erint ah
m em ilih
at au
t idak
m elakuk an sesuat u, akan m em punyai dam pak at au pengaruh yan g
sam a besar dengan “ sesuat u yang dilakukan” oleh pem erint ah.
Sedangkan David East on m em berikan art i kebij akan Negara
sebagai
“ Pengalokasian
nilai- nilai
secara pak sa ( sy ah)
kepada
seluruh anggot a m asyarakat .” (M. I rfan I slam y; 20 02 : 19)
Berdasarkan definisi ini, East on m enegask an bahwa hany a
pem erint ahlah y ang secara sah dapat berbuat sesuat u kepada
m asyarakat nya dan pilihan pem erint ah unt uk m elak ukan sesu atu
at au t idak m elakuk an sesuat u t ersebut diru pakan dalam bentuk
pengalokasian
nilai- nilai
pada m asyarakat .
Hal ini
disebabkan
karena pem erint ah y ang oleh Easton disebut sebagai “ aut horit ies in
polit ical sy st em ” at au para penguasa dalam suatu sist em polit ik
yang
t erlibat
dalam
m asalah- m asalah
sehari- hari
yang
t elah
m enj adi t anggung j awab at au perannnya.
8
Berdasarkan beberapa pengert ian k ebijak an negara t ersebut
di at as dan dengan m engikut i paham bahwa k ebij akan negara harus
m engabdi pada kepent ingan m asyarakat , m aka dapat disim pulk an
bahwa
k ebij akan
dit et apkan
dan
negara
adalah
dilaksanakan
serangkaian
at au
t idak
t indakan
yan g
dilaksanakan
oleh
pem erint ah yang m em punyai t ujuan atau berorient asi pada t uj uan
t ert ent u dem i kepent ingan seluruh m asyarakat .
I nt isari
kebij akan
negara
t ersebut
m em puny ai
im plikasi
sebagai berikut :
1. Bahwa kebij akan negara it u dalam bent uk perdananya
berupa penet apan t indakan- t indakan pem erint ah.
2. Bahwa kebij akan negara it u t idak cukup hanya dinyat akan
t et api dilaksanakan dalam bent uknya y ang nyat a.
3. Bahwa kebij akan negara baik unt uk m elakukan sesu atu
at au t idak m elak ukan sesuatu itu m em punyai dan dilandasi
dengan m aksud t ert ent u dan t uj uan t ert ent u.
4. Bahwa kebij akan negara it u harus senant iasa dit uj uk an
bagi kepent in gan seluruh anggot a m asyarakat .
Haru s dit egask an sekali lagi, bahwa adm inist rat or publik
bukan m em bu at k ebij akan n egara “ at as nam a” kepent ingan publik,
t et api
benar- benar
bert uj uan
unt uk
m engat asi
m asalah
dan
m em enuhi keinginan seluruh anggot a m asyarak at .
I I .2 PROSES PERUM USAN KEBI JAKAN PUBLI K
Hal t erpent ing dalam pem bicaraan kebij akan negara adalah
perum usan kebij akan negara it u sendiri. Perum usan kebij akan
suat u negara bukanlah suat u proses yang sederhana dan m udah.
I ni disebabk an k arena t erdapat banyak fakt or at au kekuat ankekuat an yang berpengaruh t erhadap proses pem buat an kebij akan
negara t ersebut . Suat u kebijakan negara harus dibuat bukan unt uk
kepent ingan
polit isi,
t et api
unt uk
m eningkat k an
kesej aht eraan
hidup anggot a m asy arakat secara keselu ruhan.
9
Set iap pem buat an keput usan m em andang set iap m asalah
polit ik berbeda dengan pem buat an keput usan y ang lain. Belum
t entu suat u m asalah yang dianggap m asyarak at perlu dipecahkan
oleh pem bu at kebij akan negara dapat m enj adi isu polit ik y ang bisa
m asuk k e dalam agenda pem erint ahan yang kem udian diproses
m enj adi kebij akan negara. Proses perum u san kebij akan negara
yang begit u sulit dan rum it dilakuk an m asih dihadang lagi dengan
perm asalahan: apakah kebij akan negara it u sudah diantisipasikan
akan m udah at au lancar diim plem ent asikan. Dan hasil im plem ent asi
kebij ak an negara it u, baik y ang berdam pak
at au m em punyai
konsekuensi posit if m aupun negatif ak an berpengaruh t erhadap
proses perum usan kebij ak an negara berikut nya.
Menurut
M.
I rfan
I slam y,
ada
enam
langkah
dalam
perum usan k ebij ak an negara ini, y ait u:
1. Perum usan Masalah Kebij ak an Negara
Banyak
orang
m enduga bahwa m asalah-m asalah
kebij akan negara ( policy problem ) it u selalu siap ada
dihadapan pem buat kebij akan at au sebagai sesuat u yan g
“ given” . Dan dari sanalah seolah-olah proses analisis dan
perum usan kebij akan negara it u dapat dim ulai. Tet api
sebenarnya, k ebanyakan para pem buat kebijakan harus
m encari dan m enent ukan ident it as m asalah kebij akan it u
dengan
susah-pay ah
barulah
kem udian
ia
dapat
m erum uskan m asalah kebij akan negara it u dengan benar.
Usaha unt uk m engert i dengan benar sifat dari m asalah
kebij akan
negara
it u
sangat
m em bant u
di
dalam
m enent ukan sifat proses kebij akannya.
2. Penyusunan Agenda Pem erint ah
Jum lah problem a-problem a um um begit u banyaknya
sehingga t idak dapat dihit ung. Tet api dari sekian banyak
10
problem a-problem a
m em peroleh
kebij akan
um um
perhatian
negara.
it u,
yang
Pilihan
hanya
seksam a
dan
sedik it
yan g
dari
pem buat
kecondongan
perhat ian
pem buat kebij akan t erhadap sej um lah kecil problem aproblem a
um um
it u
m enyebabk an
t im bulny a
agenda
kebij akan (t he policy agenda) . Dengan dem ikian agenda
kebij akan berbeda dengan t unt ut an- t unt ut an dalam sist em
politik (polit ical dem ands) pada um um ny a dan berbeda
pula dengan priorit as- priorit as polit ik ( polit ical priorit ies)
yan g biasanya m eru pakan u rut an- urut an daft ar m asalah
( agenda it em s) dim ana m asalah-m asalah yang t erpent in g
berada di at as.
3. Perum usan Usulan Kebij ak an Negara
Set elah beberapa m asalah um um dapat dim asukkan
ke dalam agenda pem erin t ah , m aka langkah yang ket iga
dalam
proses
perum usan
perum u san
usulan- usulan
k ebij ak an
negara
adalah
k ebij akan
negara
(policy
proposals) . Perum usan usulan k ebij ak an n egara adalah
kegiat an
m enyusun
dan
m engem bangk an
serangkaian
t indak an yang perlu unt uk m em ecahk an m asalah.
4. Pengesahan Kebij ak an Negara
Sebagai suat u proses kolekt if, pem buat k eput usan
bisa
sekaligus berfungsi
sebagai
pengesah
keput usan
t ersebut , dan at au pem buat keput usan adalah pihak- pihak
yan g berbeda dengan pengesah keput usan. Oleh karena
it u suat u usulan kebij ak an y ang dibuat oleh pem buat
keput usan dapat saj a usulan it u diset ujui at au dit olak oleh
pengesah
diadopsi
kebij akan.
at au
Sekali
diberikan
suat u
legit im asi
usulan
kebij akan
( pengesahan)
oleh
seseorang at au badan yang berwenang, m aka usulan
11
kebij akan it u berubah m enj adi k ebij ak an (policy decesion)
yan g
sah
(legit im at e)
dalam
art i
dapat
dipak sakan
pelaksanaannya dan bersifat m engikat bagi orang at au
pihak-pihak y ang m enj adi sasaran obyek dari kebij akan.
5. Pelaksanaan Kebij akan Negara
Tugas dan
pem erint ah
kewaj iban
pej abat
bukan hany a dalam
dan
badan- badan
perum usan kebij akan
negara saj a, t et api j uga m em punyai t ugas dan kewaj iban
dalam pelaksanaan kebij akan negara t ersebut . Keduaduanya t idak ada satupun yang lebih pent ing dari yan g
lain. Sem ua kebij akan negara, apapun bent uk dan at au
j enisnya
dim aksudkan
unt uk
m em pengaruhi
dan
m engont rol perbuat an m anu sia sesuai dengan at uranat uran
dan
t ujuan- t uj uan y ang t elah
dit et apkan
oleh
pem erint ah at au n egara. Suat u kebijakan negara akan
m enj adi efekt if bila dilaksanakan dan m em pun yai dam pak
posit if bagi anggot a- anggot a m asyarakat .
6. Penilaian Kebij akan Negara
Penilaian
kebij akan
adalah
m erupakan
langkah
t erakhir dari suatu proses kebij akan. Sebagai salah satu
akt ivit as
fungsional,
penilaian
k ebijak an
t idak
hanya
dilakukan dengan m engikut i akt ivit as- akt ivit as sebelum nya
yait u pengesahan dan pelaksanaan k ebij ak an. Tet api dapat
t erj adi pada seluruh akt ivit as- ak t ivit as fungsional yang lain
dalam
proses
kebij akan
kebij akan.
dapat
pelaksanaan
Dengan
m encakup
kebij akan;
dan
dem ikian,
t ent ang:
dam pak
isi
penilaian
kebij akan;
kebij ak an.
Jadi
penilaian kebij akan dapat dilakukan pada fase perum usan
m asalah;
form ulasi
usulan
kebij akan;
im plem ent asi;
legit im asi kebij ak an dan set erusny a.
12
I I .3 Pem ba ha sa n.
Didalam
unt uk
kait anny a dengan proses pem bangunan nasional
peren canaan
pem bangunan
yan g
dit uan gkan
didalam
t ahapan Rencana Pem bangunan Jangka Panj ang ( RPJP) , Rencan a
Pem bangunan
Jangka
Menengah
(RPJM) ,
Rencana
k erj a
Pem bangunan ( RKP) dan APBN/ D m er upakan bagian dari sebuah
kebij ak an pu blik yang dikuat k an dengan Undang- Undang at au
Perda. Produk -produ k doku m en perencanaan t ersebut m erupakan
bagian dari kebij ak an publik sebab im plikasi dari produk -produk
perencanaan t ersebut adalah m asyarakat karena pada hak ekat nya
pem bangu nan
dilaksanakan
unt uk
m eningkatk an
kesej aht eraan
m asyak at . Hal t ersebut sesuai dengan int isari dari kebij ak an publik
yang
t elah
perencanaan
disebut kan
diat as,
pem bangunan
bahwa
Dok um en- dokum en
m enet apkan
t indak an- t indakan
pem erint ah dim asa dat ang, m em punyai v isi, m isi dan t uj uan yan g
j elas sert a senan t iasa dit uj u kan unt uk kepent ingan seluruh anggot a
m asyarakat .
Perencanaan
pem bangunan
yang
dit uj ukan
un tuk
kepent ingan m asyarakat t idak akan berhasil t anpa peran sert a
m asyarakat didalam pem buat an perencanaan t ersebut . Menyadari
akan
pent ingnya
peran
sert a
m asyarakarakat ,
pem erin t ah
m engharuskan didalam pem buat an perencanaan pem bangunan baik
pusat m aupun daerah dilakukan m usyawarah secara berj enj ang
dari t ingkat bawah (bot t om up). Proses t ersebut diawali dengan
Musrenbang desa, Musrenbang kecam at an, Musren bang Kabupat en
dan Musrenbang Provinsi dengan t uj uan unt uk m engoptim alkan
part isipasi m asyarak at
sesuai dengan
am anat
undang- undang.
Jik a dit inj au dari proses k ebij ak an publik proses perencanaan
pem bangu nan m eliput i em pat kegiat an yaitu perum usan m asalah,
perum usan
pengesahan
agenda
usulan.
( agenda
Proses
set t in g),
t ersebut
perum usan
dim ulai
usulan
dari
dan
t ingk at
13
m usrenbang desa dim ana m asyarakat desa dapat berpart isipasi
unt uk m em berikan m asukan t ent ang perm asalahan y ang dihadapi
m ereka besert a alt ern at if pem ecahannya di t ingkat desa un tuk
dibawa dit ingk at m usrenban g kecam at an dan selanj ut nya dibawa ke
m usrenbang
kabupat en
m aupun
prov insi.
Nam un,
dit ingk at
kabupat en , provinsi at aupun negara ini t erj adi proses selanj ut nya
yait u penyusunan agenda pem erint ah, didadalam proses inilah
t erj adi
penyaringan
usulan- usulan
kepent ingan- kepent in gan
polit ik
unt uk
at au
disesuaikan
pem erint ah
yang
dengan
dapat
m enyebabkan bias t erhadap kepen t ingan publik t erut am a yan g
diusulkan m asyarakat m elalui m usrenbang. Selanj ut ny a, set elah
m elalui t ahapan agenda set t ing selanju t ny a usulkan unt uk proses
legislasi yang dilakuk an oleh pem erin t ah besert a DPR/ D un t uk
dit et apkan sebagai Perat uran / Un dang- Undang.
Didalam penent uan kebij akan pem bangunan daerah, aspirasi
m asyarakat dapat dilakuk an m elalui t iga j alur yait u :
1. Jalur
Musrenbang
m enayulurk an
dim ana
aspirasinya
m asy arakat
secara
langsun g
dapat
sesuai
dengan t ingkat annnya.
2. Jalur Polit ik at au m elalui part ai polit ik y ang dilakukan
oleh anggot a dewan dalam m asa reses.
3. Jalur
birokrasi
y ang
dapat
langsung
disam paikan
m elalui SKPD m aupun kepala daerah.
Jalur m usrenbang dapat dikat ak an sebagai j alur ut am a didalam
m enyalu rk an
penent uan
aspirasi
dan
perencan aan
peran
sert a
pem bangunan.
m asyarakat
Melalu i
j alur
didalam
inilah
m ayorit as aspirasi m asyarak at disalurkan sebagai m asukk an bagi
proses perencanaan pem bangunan selanj ut nya.
Walaupun dikat akan sebagai j alur ut am a aspirasi m asyarakat ,
aspirasi yang disam paikan dij alur ini j uga dapat dikat akan sebagai
j alur y ang paling lem ah pada proses perum usan agenda dan usulan
kegiat an . Masyarakat t idak bany ak t ahu seberapa besar peluan g
14
usulanny a
yan g
dit am pung
dan
dit indaklanj ut i
dalam
proses
pem bangu nan at au seberapa besar persent ase kegiat a- kegiat an
yang t ert uang didalam dokum en perencanaan yang berasal dari
aspirasi m usrenbang. I nilah problem ut am a part isipasi m asyarak at
yang dih adapi didalam proses kebij akan penent uan perencanaan
pem bangu nan di I ndonesia.
Jik a dilihat lebih lanj ut m ak a penyebab lem ahnya aspirasi
m asyarakat t ersebut dapat digolon gkan m enj adi dua kelom pok
yait u :
1. Ekst ernal,
yang
dim ak sud
adalah
kondisi
diluar
sist em
didalam
sist em
birokrasi pem erint ah yait u m asyarakat um um .
2. I nt ernal,
yang
dim aksud
adalah
kondisi
birokrasi pem erint ah.
Penyebab ut am a kelem ahan dari sisi ekt ernal at au m asyarak at
t erm asuk didalam ny a LSM, Kelom pok- kelom pok m asyarakat dan
civil societ y lainnya unt uk lebih berperan sert a dalam
perencanaan
proses
pem bangunan adalah k apasit as dan kapabilit as
m ereka yang t idak m encukupi unt uk m engikut i proses perencanaan
pem bangu nan t ersebut . Pada berbagai kesem patan m usrenbang
t in gkat kabupat en yang kam i ikut i dapat sim pulk an bahwa usulanusalan m erek a t erlalu m ikro dan lebih banyak pada pem bangunan
fisik saj a m isal dalam m usrenbang t ingk at kabupat en m asyarak at
m asih m en gusulkan perbaik an selokan desa, t em bok m akam rehab
balai desa dan lain sebagainya. Disam ping it u, didalam m asyarak at
sendiri
t erdapat
lingkungan
ham bat an
m enj adi kurang
kult ur
yang
m em buat
kondu sif unt uk
iklim
dan
t erj adi part isipasi.
Didalam banyak kesem pat an kam i sering m enem ui dari sekian
banyak m asyarakat yang diundang dalam sebuah forum yan g
berani m engut ark an pendapat hanya segelit ir orang, sebagian besar
yang lain hanya diam t idak berpendapat bahkan m engingink an
forum t ersebut segara disu dahi.
15
Dari t ahun ke t ahun kapasit as m ereka kam i am at i t idak
banyak berkem bang, lalu Apa penyebabnya ? karena m ereka t idak
at au
kurang
diberdayakan
(dikem bangkan) .
Dalam
kasus
in i
t erdapat dua pih ak y ang paling bert anggungj awab t erhadap k asus
t ersebut yait u pem erint ah dan part ai polit ik.
Pertam a, Pem erint ah selam a ini m em andang bahwa un tuk
berpartisipasi dalam penyusunan perencanaan pem bangunan cuku p
dengan m eny am paikan perm asalahan dan usulan saj a. Nam un,
pem erint ah t idak m eny adari bahwa m asyarakat sipil kit a t idak
m em punyai inform asi yang cukup t ent ang Visi, Misi dan t uj uan
yang hendak dicapai. Hal t ersebut m enyebabkan usulan- usulan
yang disam paikan oleh m asyarakat t idak sesuai dengan program program pem erint ah. Dalam sebuah kesem pat an yang sam a kam i
bertem u dengan seorang t ok oh m asyarakat yang kem udian kam i
t anyakan ” Apakah bapak t ahu t ent ang Visi dan Misi Kabupaten in i
?” Mereka m enj awab t idak t ahu sam a sek ali dan belum pernah
diberi t ahu baik oleh aparat ur pem erint ah k abupat en m aupun desa.
Selaj ut nya k am i bert any a kepada salah seorang perangk at desa
apakah Panj enengan pernah m em baca RPJM Kabupat en
ini ?
Mereka m enj awab dengan bert any a ” RPJM it u apa t ho?” . Hal in i
m enunj ukk an bahwa dim asy arakat kelas bawah t idak kebagian
inform asi
yang
cukup
t ent ang
perencanaan
pem bangunan
didaerahny a.
Kedua, Part ai polit ik y ang m erupak an bagian dari st ukt ur
polit ik bangsa ini m em pun yai lim a fungsi y ait u :
1. Pendidikan polit ik.
2. Mem pert em ukan k epent ingan.
3. Agregasi k epent ingan.
4. Kom unikasi polit ik .
5. Seleksi k epem im pinan.
Kenyat aan yang t erj adi, seringkali m asyarakat dikecewak an oleh
part ai polit ik yang disebabkan fungsi-fungsi t ersebut diatas t idak
16
berj alan
sebagaim an
m em perj uangk an
m est iny a.
Parpol
kepent ingannya
lebih
daripada
banyak
kepent ingan
m asyarakat luas. Seharusny a parpol m elalui wakil-wakilnya di DPRD
m em berikan pendidikan polit ik yang baik kepada m asy arakat palin g
t idak
dengan
m em berikan
cont oh
y ang
baik ,
m endengarkan
keluhan m asy arakat dan m engawal aspirasi m asyarakat . Nam un,
dalam banya k esem pat an kam i t em ui para anggot a dewan yang
t erhorm at sering t idak hadir dalam acara m usrenbang t ingkat desa
dan k ecam at an, at aupu n m ereka hadir t et api k urang int erest
dengan forum t ersebut . Hal t ersebut m enyebabkan Masyarak at
pesim is t erhadap fungsi anggot a dewan sebagai argregat or
art ik ulat or
kepent ingan
kehadiran
wakil raky at
m asy arakat ,
t idak
banyak
m erek a
m enilai
m anfaatnya
bagi
dan
bahwa
forum
t ersebut .
Sepert i yang sudah dij elaskan diat as selain fakt or int ernal
j uga
t erdapat
fakt or
int ernal
pem erint ah
yang
m enyebabkan
part isipasi m asyarakat belum efekt if di dalam sistem perencanaan
pem bangu nan.
Pertam a, Sist em Perencanaan Pem bangunan yang disusun
dengan
j adual
y ang
ket at
m engakibat k an
m asyarakat
t idak
m em punyai cukup wakt u unt uk m enyam paikan seluruh aspirasiny a.
Sebagai
cont oh
pem angk u
m usrenbang
kepent ingan
yang
provinsi
berj um lah
yan g
m enghadirkan
rat usan
orang
hanya
dilaksanak an dalam sat u hari. Kondisi t ersebut t idak m em berikan
wak t u yang cuk up bagi m asyarakat unt uk m enyam paikan seluruh
aspirasiny a.
Kedua, Aparat birokrasi yang paling bawah dit ingkat desa /
kelurahan m aupun kecam at an t idak m em peroleh inform asi yan g
cukup
t ent ang
program - program
k abupat en
/
k ot a.
Ada dua
kem ungk inan penyebab hal t ersebut t erj adi yait u karena m ereka
t idak m em peroleh inform asi yang cukup dari kabupat en / kot a at au
m ereka sendiri t idak ingin t ahu perencanaan pem bangunan daerah
17
yang
t ert uang
pem bangu nan.
didalam
Hal
dok um en- dokum en
t ersebut
dapat
dilihat
perancanaan
dengan
m inim nya
kecam at an at au kelurahan yang m em pun yai bu ku at au dokum en
RPJP daerah at au RPJM daerah.
Ket iga,
m asih
besarnya
dom inasi
program - program
pem erint ah kabupat en, prov insi at au pem erint ah pusat (t op down)
didalam m enent ukan kebij akan, program dan kegiat an didalam
perencanaan
pem bangunan.
Besarnya
dom inasi
t ersebut
m enyebabkan aspirasi- aspirasi m asyarak at ( Bot t om up) m en t ah
pada t ahapan penent uan agenda dan usulan kebj akan.
Keem pat ,
keuangan
t erpisahny a
m enyebabkan
j alur
perencanaan
akses m asyarakat
kegiat an
unt uk
dan
m enent ukan
anggaran m enj adi sangat t erbat as. Masyarakat selam a in i hanya
m em punyai peran didalam
perencanaan kegiat an m elalui jalur
m usrenbang nam un t idak m em punyai akses yang cukup dalam
perencanaan keu angan m elalui j alur KUA dan PPAS.
Kelim a,
m asyarakat
tidak
m em punyai
m ekanism e un tuk
m em ant au aspirasi m erek a unt uk sam pai pada usulan rencana
penganggaran. Selam a ini t idak pernah ada prosent ase yang j elas
t ent ang j um lah program at au kegiat an y ang berasal dari aspirasi
m asyarakat , program pem erint ah m aupun aspirasi m elalui dewan.
Masyarakat hanya pasrah m enerim a nasib m ereka t anpa t ah u
alasanny a
m engapa
usulan
m ereka
t idak
sam pai
penj elasan
yang
cukup
pada
penganggaran.
Den gan
t idak
adanya
m asyarakat t ent ang t idak j elasnya ” nasib” aspirasi
kepada
m erek a dapat
m engakibat k an hal- hal yang kont ra produkt if didalam pelaksanaan
pem bangu nan selaj ut n ya. Gej ala t ersebut dapat dilihat dengan
banyak nya gej olak di lingkungan m asyarak at ket ika saluran- saluran
kom unik asi baik dengan pem erint ah m aupun polit isi t ersum bat .
18
I I I . PEN UTUP
I I I .1 Ke sim pu la n .
Peran sert a m asyarakat pengam bilan k ebut uhan kebij akan
publik sudah direspon oleh pem erint ah m elalui serangkaian regulasi
yang
m enj am in
peran
sert a
akt if
m asy arakat .
Dengan
diluncurk annya UU No. 25 t ahun 200 4 t en t ang Sist em Perencanaan
Pem bangunan Nasional m em berikan landasan bagi peran sert a at au
part isipasi ak t if m asy arakat di dalam perencanaan pem bangunan
nasional.
Nam un,
di
dalam
im plem ent asinya
kebij ak an
t ersebut
dilapangan dit em ukan banyak kendala baik yang berasal dari
m asyarakat , partai polit ik, pem erint ah m aupun sistem perencanaan
pem bangu nan it u
sendiri.
akt ualiasi
sert a
peran
Oleh karena it u guna m em perk uat
m asyarakat
di
dalam
peren canaan
pem bangu nan t idak cuku p hanya di perbaiki pada sat u sisi saj a
nam un harus dilaku kan secara kom prehensif.
I I I .2 Sar a n.
Saran guna m eningkat k an peran sert a m asyarakat di dalam
penyusunan peren canaan pem ban gunan adalah sebagai berikut :
1. Peningk at an kapasit as dan penget ahuan didalam peny usunan
perencanaan
pem bangunan
sebaik nnya
berkesinam bungan. Hal t ersebut
m engadak an
pelat ihan
dapat
dilakukan
secara
dilakukan dengan
penyusunan
perencanaan
pem bangu nan t erhadap t okoh- t ok oh m asyarakat di pedesaan.
2. Diperlukan sosialisasi dokum en perencanaan pem bangunan
daerah sam pai ket ingkat pem erint ahan yan g paling bawah
sehingga m asyarak at dapat m en get ahui program - program
pem bangu nan pem erin t ah.
19
3. Perbaikan
sist em
perencanaan
pem bangunan
dengan
m em berikan ak ses bagi m asyarak at unt uk m erencanakan
keuangan.
4. Perbaikan
sist em
perencanaan
pem bangunan
dengan
m em buat sist em pem ant uan aspirasi m asyarakat sehingga
m asyarakat t ahu sam pai sej auh m ana aspirasi m ereka dapat
dit erim a oleh pem erint ah.
20
D a ft a r Pu st ak a
Islamy, M. Irfan. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara,
Jakarta. 2002.
Kantaprawira Rusadi, Sistem Politik Indonesi, Sinar Baru, Bandung, 1988
Sumarto, Hetifah, Inovasipartisipasi dan Good Governanc, YOI, Jakarta, 2003
Yuwono, Teguh dkk, Manajemen Otonomi Daerah, Clogappps, Semarang, 2001
21
22
M ASYARAKAT D ALAM
PEREN CAN AAN
PEM BAN GUN AN D AERAH
OLEH :
RI H AN D OYO, S. SOS, M M , M Si
FAKULTAS I LM U SOSI AL DAN I LM U POLI TI K
UN I VERSI TAS DI PON EGORO
2010
1
I.
LATAR BELAKAN G PERM ASALAH AN
Dalam sebuah diskusi sebelum acara m usrenbang dissebuah
kabupat en yang kam i fasilit asi,
seorang tokoh m asyarakat desa
disebuah kabupat en di Jawa t engah m engeluh k epada kam i t ent an g
usulan pem bangunan desany a yang t idak kunj u ng dipenuhi oleh
pem erint ah daerah. Beliau m engat kan “ Pak, sebenarnya kam i
sudah
berkali- kali
usul
t ent ang
pem bangunan
di
desa
kam i,
diant aranya adalah t em bok m akam desa k am i yang ham pir rubuh
sert a at ap SD di desa kam i yang ham pir am bruk di berbagai
kesem pat an t erm asuk di Musrenbang desa t et api sam pai sekarang
pem erint ah daerah belum j uga m erealisasikannya . Bagaim ana t ho
pak,
m engapa
dalam
anggaran
pem erint ah
kabupat en
t idak
sat upun usulan kam i dit indak lanj ut i? Kalau begini t eru s saya
enggan unt uk usul- usu l lagi, karena pem erint ah daerah dari Cam at ,
Kepala Dinas m aupun DPR t idak pernah m em perhatik an usul dari
m asyarakat kecil”
Apa yang t erj adi dengan proses kebij akan public di Negara in i
?
Mengapa
m asy arakat
selalu
t ergopoh- gopoh
m enyesuaikan
dengan kebij akan pem erint ah. Masyarakat diakar rum put hanya
bisa
m enerim a
kebij akan
pem erint ah
t anpa
t ahu
alasanny a,
m engapa seolah- olah suara m ereka tidak didengar lagi oleh para
pem bauat k ebij akan.
Kasus t ersebut diat as hanyalah segelint ir dari puluhan bahkan
rat usan kasus dim ana m asyarakat selalu m en j adi obj ek dari sebuah
kebij ak an
publik
yang
kepent ingan
m ereka.
m asyarakat
t idak
m endengark an,
seringa
kali
Perm asalahan
m em punyai
kurang
t ersebut
akses
m em pertim bangkan
dan
yang
berpihak
pada
m uncul
karena
cuk up
unt uk
m enyu arakan
aspirasi
m ereka ketika form ulasi sebuah kebij akan dibuat .
2
Perlu
diingat
kem bali,
bahwa
cit a- cit a
negara
Republik
I ndonesia y ang t ert uang didalam alinea ke em pat pem bukaan UUD
1945 yang m enyat akan bahwa :
“ Kem udian dari pada it u unt uk m em bent uk suatu pem erin t ah
Negara I ndonesia yang m elindungi segenap bangsa I ndonesia dan
seluruh
t um pah
darah
I ndonesia
dan
unt u k
m em aj ukan
kesej aht eraan um um , m encerdaskan k ehidupan bangsa.......... ..”
Berdasarkan pernyat aan t ersebut diat as, cit a- cit a berdiriny a bangsa
ini
adalah
m em aj uk an
kesej aht eraan
kesej aht araan m asyarak at
t ersebut
t idak
m asyarak at .
ak an
Nam un,
t ercapai t anpa
adanya k em auan y ang t ulus dari pem erint ah dan Dewan Perwakilan
Rakyat un t uk m elibatkan m asyarak at didalam pem buat an sebuah
kebij ak an publik. Hal t ersebut dit ekankan kem bali oleh Tadao
Ch ino, presiden ADB dengan t ulisannnya pada I nt ernat ional Helard
Tribune yan g m enyat ak an
“ Apabila rakyat ingin m em iliki akses yang baik t erhadap
pelayanan dan fasilit as publik , m ereka m em but uhkan suara
dan
part isipasi
yang
lebih
besar
dalam
badan- badan
pem erint ahan dan organisasi civil societ y. Pem erint ah harus
m elibat k an
sem ua
pihak
yang
m em ilik i
kepedulian
civil
societ y, binis kom unit as donor dan m asyarakat it u sendiri
sert a m enj am in bahwa pandangan m ereka m asing- m asin g
diperhat ikan. Hany a dengan m em buat proses penyusunan
kebij ak an
m enj adi
akunt abel
m aka
lebih
part isipatoris,
keberhasilan
t ransparan
t ersebut
dapat
dan
dicapai”
(Tadao dalam Het ifah Sum art o, 2003; 5)
Berdasarkan pendapat Tadao t ersebut diat as, m aka k esam aan
hak, kesam aan kesem pat an dan kesam aan kem am pu an ant ara
penguasa dan raky at m erupakan syarat yang m ut lak t erwuj udnya
t uj uan y ang berpihak t erhadap m asy arakat . Keset araan kedudukan
t ersebut
diny at akan
dalam
bent uk
konkret
m elalui
part isipasi
m asyarakat dalam proses polit ik. Proses polit ik m erupakan bagian
3
dari aras publik k arena publik adalah sekelom pok warga negara
yang m em puny ai hak dan kewaj iban, dan wu j ud ny at a k eset araan
ant ara
pem erint ah
dan
rakyat
diwuj udk an
dalam
part isipasi
m ayarakat didalam proses k ebij ak an yang dij am in oleh konst it usi
yang m engikat warga.
Didalam era dem ok rasi dewasa ini pr oses part isipasi publik
m erupakan
t olok
pem erint ahan .
uku r
bagi
Bahkan,
pem erin t ah
I ssu
part isipasi
dalam
pelaksanaan
m asyarakat
dalam
kebij ak an publik t ersebut juga t elah m enj adi issu global hal t ersebut
dit andai dengan m unculnya issu Good Gov ernance dalam m en gelola
kebij ak an sebuah negara . M.M Billah m enyat ak an good gov ernance
dapat diart ikan sebagai t indakan at au t ingkah laku yang didasarkan
pada nilai- nilai yang bersifat m engarahkan, m engendalikan, atau
m em pengaruh i m asalah publik unt uk m ewuj udk an nilai- nilai it u
didalam t indakan dan kehidupan keseharian. Selanjut nya UNDP
m em berikan
definisi “ The
exercise of
polit ical,
econom ic and
adm nist rat iv e aut horit y t o m an age a nat ion affair at all levels” .
UNDP m em berikan krit eria k epem erin t ahan y ang baik, k rit eria
t ersebut adalah sebagai berikut :
1. Part isipasi,
m enunj uk
pada
keiku t sert aan
seluruh
warga
negara dalam pengam bilan keput usan yang dilakuk an secara
langsung m aupun m elalui lem baga perwak ilan.
2. Penegak an h ukum at au perat uran, penegak an hukum harus
dit erapkan secara adil dan t egas.
3. Transparansi, seluruh proses pem erint ahan dapat diak ses
dengan publik.
4. Responsif,
lem baga
pem erint ah
harus
selalu
t anggap
t erhadap kepent ingan publik .
5. Konsensus, Pem erint ah harus dapat m enj em bat ani perbedaan
kepent inggan dem i t ercapainya konsensus ant ar kelom pok .
6. Keadilan , k eset araan pelay anan bagi seluruh warga.
4
7. Efekt ifit as dan efisiensi, Meruj uk pada proses pem erint ahan
yang
dapat
m encapai
t uj uan
dan
m enggunakan
dana
seopt im al m ungkin
8. Ak unt abel,
seluruh
proses
pem erint ah
harus
dapat
dipert anggungj awabkan.
9. Visi St rat egis,
pem erin t ah m em punyai visi j auh kedepan
yang dapat m engant isipasi perubahan.
Berdasarkan pendapat ahli dan 9 krit eria good gov ernance
t ersebut diat as, m aka dapat disim pu lkan bahwa part isipasi
dan
t ransparansi
bagi
publik
m erupakan
elem en
y ang
pent ing
pencapaian t uj uan pem bangunan dan dem okrat isasi nasional.
Pem erint ah
m en anggapi
berk em banganny a
issu
t ersebut
dengan m eluncurkan berbagai m acam regulasi guna m enj am in
part isipasi m asyarakat didalam pem bangunan m ulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan sam pai dengan pengawasan. Regulasi
t ersebut ant ara lain :
1. Undang-undang No 9 Tahun 19 98 t ent ang Kem erdekaan
m eny am paik an pendapat dim uka um um .
2. Undang-undang No 28 Tahun 1999 t ent ang Peny elenggara
Negara y ang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepot ism e
3. Undang-undang No 39 Tahun 1 999 t ent ang Hak Asasi
Manusia
bagian
Kedelapan
“ Hak
t urut
sert a
dalam
Pem erint ahan.
4. Perat uran
Pem binaan
Pem erint ah
dan
No
20
Pengawasan
Tahun
at as
2001
t ent ang
Penyelenggaraan
Pem erint ahan Daerah.
5. Perat uran Presiden No 7 4 Tahun 2001 t ent ang Tat a cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pem erint ahan Daerah.
6. Undang-undang No 32 Tahun 2004 t ent ang Pem erint ahan
Daerah.BAB I V Penyelenggaraan Pem erint ahan,
5
7. Undang-Undan g No.10 Tahun 2004 t ent ang Pem bent ukan
Perat uran Perundang- undangan.
8. Undang-Undan g
No
25
t ahun
2003
Tent ang
Sist em
Perencanaan Pem bangunan Nasional y ang.
Pem bangunan m erupakan sebuah proses yang t erencana
yang dit uj ukan unt uk m eningkat k an k esej aht eraan m asyarakat .
Salah
sat u
proses
y ang
paling
pent ing
adalah
perencanaan
pem bangu nan. Oleh karen a it u didalam proses peren canaan peran
sert a m asyarakat m ut lak diperluk an sebab didalam pem bangunan
m asyarakat t idak hanya sebagai obj ek pem bangunan saj a t et api
j uga subj ek pem bangunan.
Di dalam Un dang- Undang No. 25 Tahun 2004 t ent ang Sistem
Perencanaan
didalam
Pem bangunan
Bab
II
perencanaan
Pasal
4
t ersebut
Huruf
pem bangunan
d
diat as
yang
bert uj uan
t elah
dinyat akan
m enyat akan
unt uk
bahwa
m engoptim alkan
part ipasi m asy arakat . Dengan dem ik ian, Undang- Un dang t ersebut
t elah
m enj am in
bahwa
pem bangu nan baik
m asyarakat
waj ib
dalam
dit ingkat
unt uk
set iap
pusat
didengar
langkah
perencanaan
m aupun daerah
dan
part isipasi
dipert im ban gkan
oleh
pem erint ah ( lihat lam piran) .
Nam um ,
apa yang t erj adi ? part isipasi m asyarakat sam pai
saat ini hanya m enj adi form alism e belaka, banyak input , keluhan,
laporan sepert i yang dicerit akan diat as hany a bisa dit am pung t anpa
ada t indak lan jut . Oleh sebab it u m aka perm asalahan y ang m uncul
adalah “ Mengapa proses Akt ualiasasi Peran Sert a Masyarakat di
Dalam Proses Perencanaan Pem bangunan Tidak Berj alan Dengan
Baik ?
6
I I . PEM BAH ASAN .
I I .1 Tinj a u a n Ke bij a k a n Pu blik
Dalam konsep dem okrasi m odern, kebij ak an negara t idaklah
hanya berisi cetusan pikiran at au pen dapat para pej abat yang
m ewakili
rakyat ,
m em punyai
porsi
t et api
yang
opini
sam a
publik
( public
besarnya
opinion)
j uga
diisikan
at au
unt uk
t ercerm in dalam kebij akan- kebij akan negara at au dengan kat a lain
set iap
kebij ak an
negara
haruslah
selalu
berorient asi
pada
kepent ingan um um ( public int erest ) . Apabila k epent ingan publik
adalah sent ral, m aka m enj adikan adm inist rat or publik ( eksekut if)
sebagai profesional yang proakt if adalah m ut lak , y ait u adm inist rat or
yang selalu berusaha m eningk atkan responbilit as obyekt if dan
subyekt if t erh adap aspirasi m asyarakat didalam m em buat k ebij akan
publik. Selain it u didalam proses pem buat an kebij akan negara,
adm inist raror t idak boleh bersikap “ ham pa nilai” (value free) t et api
harus “ sarat
diart ikan
dengan nilai”
bahwa
eksekut if
(value laden) . Hal t ersebut
dan
legislat if
harus
lebih
dapat
banyak
m em perhatikan kepent ingan publik, sehingga pengert ian “ publik”
dalam pengam bilan k ebijakan publik m enj adi lebih berm akna.
Horold D. Lasswell dan Abraham Kaplan m em berik an arti
kebij ak an sebagai suatu program pencapaian t uj uan, nilai- nilai dan
prakt ek- prakt ek
yang
t erarah.
(M.
I rfan
I slam y,
2002:
17) .
Pengert ian berikut nya dikem u kakan oleh Jam es A. Ander, bah wa
kebij ak an adalah suatu rangkaian t indak an yang m em puny ai t uj uan
t ert ent u y ang diikut i dan dilak sanakan oleh seorang pelaku at au
sekelom pok pelaku guna m em ecahkan suat u m asalah t ert ent u. (M.
I rfan I slam y, 2002: 17)
Am ara Raksasat aya m engem ukakan kebij akan sebagai suat u
t akt ik dan st rat egi yang diarahkan unt uk m encapai suatu t uj uan.
Oleh karena it u suat u k ebij akan m em uat t iga elem en y ait u:
1. I dent ifikasi dari t uj uan y ang in gin dicapai
7
2. Tak t ik
at au st rategi yang diarah unt uk m encapai t uj uan
yan g diingink an
3. Penyediaan
berbagai
input
unt uk
m em ungkinkan
pelaksanaan secara nyat a dari t akt ik at au st rat egi. (M.
I rfan I slam y, 2002: 17)
Sam a halnya den gan “ policy” yang m em iliki berbagai definisi
dari para ahli, m aka definisi kebij akan negara at au public policy pu n
j uga beragam .
Thom as R. Dye m endefinisikan kebij akan negara sebagai
Apapun yang dipilih oleh pem erint ah unt uk dilakuk an at au t idak
dilakukan. ( M. I rfan I slam y; 2002 : 18)
Selanj ut nya Dye m engat akan bahwa bila pem erint ah m em ilih
unt uk m elak ukan sesuat u, m ak a harus ada t uj uanny a ( obyekt ifnya)
dan kebijakan it u harus m eliput i sem ua “ t indakan” pem erint ah. Jadi
bukan
sem at a- m at a
pej abat
pem erint ah
m erupakan
saj a.
perny at aan
Apabila
pem erin t ah
pem erint ah
m em ilih
at au
t idak
m elakuk an sesuat u, akan m em punyai dam pak at au pengaruh yan g
sam a besar dengan “ sesuat u yang dilakukan” oleh pem erint ah.
Sedangkan David East on m em berikan art i kebij akan Negara
sebagai
“ Pengalokasian
nilai- nilai
secara pak sa ( sy ah)
kepada
seluruh anggot a m asyarakat .” (M. I rfan I slam y; 20 02 : 19)
Berdasarkan definisi ini, East on m enegask an bahwa hany a
pem erint ahlah y ang secara sah dapat berbuat sesuat u kepada
m asyarakat nya dan pilihan pem erint ah unt uk m elak ukan sesu atu
at au t idak m elakuk an sesuat u t ersebut diru pakan dalam bentuk
pengalokasian
nilai- nilai
pada m asyarakat .
Hal ini
disebabkan
karena pem erint ah y ang oleh Easton disebut sebagai “ aut horit ies in
polit ical sy st em ” at au para penguasa dalam suatu sist em polit ik
yang
t erlibat
dalam
m asalah- m asalah
sehari- hari
yang
t elah
m enj adi t anggung j awab at au perannnya.
8
Berdasarkan beberapa pengert ian k ebijak an negara t ersebut
di at as dan dengan m engikut i paham bahwa k ebij akan negara harus
m engabdi pada kepent ingan m asyarakat , m aka dapat disim pulk an
bahwa
k ebij akan
dit et apkan
dan
negara
adalah
dilaksanakan
serangkaian
at au
t idak
t indakan
yan g
dilaksanakan
oleh
pem erint ah yang m em punyai t ujuan atau berorient asi pada t uj uan
t ert ent u dem i kepent ingan seluruh m asyarakat .
I nt isari
kebij akan
negara
t ersebut
m em puny ai
im plikasi
sebagai berikut :
1. Bahwa kebij akan negara it u dalam bent uk perdananya
berupa penet apan t indakan- t indakan pem erint ah.
2. Bahwa kebij akan negara it u t idak cukup hanya dinyat akan
t et api dilaksanakan dalam bent uknya y ang nyat a.
3. Bahwa kebij akan negara baik unt uk m elakukan sesu atu
at au t idak m elak ukan sesuatu itu m em punyai dan dilandasi
dengan m aksud t ert ent u dan t uj uan t ert ent u.
4. Bahwa kebij akan negara it u harus senant iasa dit uj uk an
bagi kepent in gan seluruh anggot a m asyarakat .
Haru s dit egask an sekali lagi, bahwa adm inist rat or publik
bukan m em bu at k ebij akan n egara “ at as nam a” kepent ingan publik,
t et api
benar- benar
bert uj uan
unt uk
m engat asi
m asalah
dan
m em enuhi keinginan seluruh anggot a m asyarak at .
I I .2 PROSES PERUM USAN KEBI JAKAN PUBLI K
Hal t erpent ing dalam pem bicaraan kebij akan negara adalah
perum usan kebij akan negara it u sendiri. Perum usan kebij akan
suat u negara bukanlah suat u proses yang sederhana dan m udah.
I ni disebabk an k arena t erdapat banyak fakt or at au kekuat ankekuat an yang berpengaruh t erhadap proses pem buat an kebij akan
negara t ersebut . Suat u kebijakan negara harus dibuat bukan unt uk
kepent ingan
polit isi,
t et api
unt uk
m eningkat k an
kesej aht eraan
hidup anggot a m asy arakat secara keselu ruhan.
9
Set iap pem buat an keput usan m em andang set iap m asalah
polit ik berbeda dengan pem buat an keput usan y ang lain. Belum
t entu suat u m asalah yang dianggap m asyarak at perlu dipecahkan
oleh pem bu at kebij akan negara dapat m enj adi isu polit ik y ang bisa
m asuk k e dalam agenda pem erint ahan yang kem udian diproses
m enj adi kebij akan negara. Proses perum u san kebij akan negara
yang begit u sulit dan rum it dilakuk an m asih dihadang lagi dengan
perm asalahan: apakah kebij akan negara it u sudah diantisipasikan
akan m udah at au lancar diim plem ent asikan. Dan hasil im plem ent asi
kebij ak an negara it u, baik y ang berdam pak
at au m em punyai
konsekuensi posit if m aupun negatif ak an berpengaruh t erhadap
proses perum usan kebij ak an negara berikut nya.
Menurut
M.
I rfan
I slam y,
ada
enam
langkah
dalam
perum usan k ebij ak an negara ini, y ait u:
1. Perum usan Masalah Kebij ak an Negara
Banyak
orang
m enduga bahwa m asalah-m asalah
kebij akan negara ( policy problem ) it u selalu siap ada
dihadapan pem buat kebij akan at au sebagai sesuat u yan g
“ given” . Dan dari sanalah seolah-olah proses analisis dan
perum usan kebij akan negara it u dapat dim ulai. Tet api
sebenarnya, k ebanyakan para pem buat kebijakan harus
m encari dan m enent ukan ident it as m asalah kebij akan it u
dengan
susah-pay ah
barulah
kem udian
ia
dapat
m erum uskan m asalah kebij akan negara it u dengan benar.
Usaha unt uk m engert i dengan benar sifat dari m asalah
kebij akan
negara
it u
sangat
m em bant u
di
dalam
m enent ukan sifat proses kebij akannya.
2. Penyusunan Agenda Pem erint ah
Jum lah problem a-problem a um um begit u banyaknya
sehingga t idak dapat dihit ung. Tet api dari sekian banyak
10
problem a-problem a
m em peroleh
kebij akan
um um
perhatian
negara.
it u,
yang
Pilihan
hanya
seksam a
dan
sedik it
yan g
dari
pem buat
kecondongan
perhat ian
pem buat kebij akan t erhadap sej um lah kecil problem aproblem a
um um
it u
m enyebabk an
t im bulny a
agenda
kebij akan (t he policy agenda) . Dengan dem ikian agenda
kebij akan berbeda dengan t unt ut an- t unt ut an dalam sist em
politik (polit ical dem ands) pada um um ny a dan berbeda
pula dengan priorit as- priorit as polit ik ( polit ical priorit ies)
yan g biasanya m eru pakan u rut an- urut an daft ar m asalah
( agenda it em s) dim ana m asalah-m asalah yang t erpent in g
berada di at as.
3. Perum usan Usulan Kebij ak an Negara
Set elah beberapa m asalah um um dapat dim asukkan
ke dalam agenda pem erin t ah , m aka langkah yang ket iga
dalam
proses
perum usan
perum u san
usulan- usulan
k ebij ak an
negara
adalah
k ebij akan
negara
(policy
proposals) . Perum usan usulan k ebij ak an n egara adalah
kegiat an
m enyusun
dan
m engem bangk an
serangkaian
t indak an yang perlu unt uk m em ecahk an m asalah.
4. Pengesahan Kebij ak an Negara
Sebagai suat u proses kolekt if, pem buat k eput usan
bisa
sekaligus berfungsi
sebagai
pengesah
keput usan
t ersebut , dan at au pem buat keput usan adalah pihak- pihak
yan g berbeda dengan pengesah keput usan. Oleh karena
it u suat u usulan kebij ak an y ang dibuat oleh pem buat
keput usan dapat saj a usulan it u diset ujui at au dit olak oleh
pengesah
diadopsi
kebij akan.
at au
Sekali
diberikan
suat u
legit im asi
usulan
kebij akan
( pengesahan)
oleh
seseorang at au badan yang berwenang, m aka usulan
11
kebij akan it u berubah m enj adi k ebij ak an (policy decesion)
yan g
sah
(legit im at e)
dalam
art i
dapat
dipak sakan
pelaksanaannya dan bersifat m engikat bagi orang at au
pihak-pihak y ang m enj adi sasaran obyek dari kebij akan.
5. Pelaksanaan Kebij akan Negara
Tugas dan
pem erint ah
kewaj iban
pej abat
bukan hany a dalam
dan
badan- badan
perum usan kebij akan
negara saj a, t et api j uga m em punyai t ugas dan kewaj iban
dalam pelaksanaan kebij akan negara t ersebut . Keduaduanya t idak ada satupun yang lebih pent ing dari yan g
lain. Sem ua kebij akan negara, apapun bent uk dan at au
j enisnya
dim aksudkan
unt uk
m em pengaruhi
dan
m engont rol perbuat an m anu sia sesuai dengan at uranat uran
dan
t ujuan- t uj uan y ang t elah
dit et apkan
oleh
pem erint ah at au n egara. Suat u kebijakan negara akan
m enj adi efekt if bila dilaksanakan dan m em pun yai dam pak
posit if bagi anggot a- anggot a m asyarakat .
6. Penilaian Kebij akan Negara
Penilaian
kebij akan
adalah
m erupakan
langkah
t erakhir dari suatu proses kebij akan. Sebagai salah satu
akt ivit as
fungsional,
penilaian
k ebijak an
t idak
hanya
dilakukan dengan m engikut i akt ivit as- akt ivit as sebelum nya
yait u pengesahan dan pelaksanaan k ebij ak an. Tet api dapat
t erj adi pada seluruh akt ivit as- ak t ivit as fungsional yang lain
dalam
proses
kebij akan
kebij akan.
dapat
pelaksanaan
Dengan
m encakup
kebij akan;
dan
dem ikian,
t ent ang:
dam pak
isi
penilaian
kebij akan;
kebij ak an.
Jadi
penilaian kebij akan dapat dilakukan pada fase perum usan
m asalah;
form ulasi
usulan
kebij akan;
im plem ent asi;
legit im asi kebij ak an dan set erusny a.
12
I I .3 Pem ba ha sa n.
Didalam
unt uk
kait anny a dengan proses pem bangunan nasional
peren canaan
pem bangunan
yan g
dit uan gkan
didalam
t ahapan Rencana Pem bangunan Jangka Panj ang ( RPJP) , Rencan a
Pem bangunan
Jangka
Menengah
(RPJM) ,
Rencana
k erj a
Pem bangunan ( RKP) dan APBN/ D m er upakan bagian dari sebuah
kebij ak an pu blik yang dikuat k an dengan Undang- Undang at au
Perda. Produk -produ k doku m en perencanaan t ersebut m erupakan
bagian dari kebij ak an publik sebab im plikasi dari produk -produk
perencanaan t ersebut adalah m asyarakat karena pada hak ekat nya
pem bangu nan
dilaksanakan
unt uk
m eningkatk an
kesej aht eraan
m asyak at . Hal t ersebut sesuai dengan int isari dari kebij ak an publik
yang
t elah
perencanaan
disebut kan
diat as,
pem bangunan
bahwa
Dok um en- dokum en
m enet apkan
t indak an- t indakan
pem erint ah dim asa dat ang, m em punyai v isi, m isi dan t uj uan yan g
j elas sert a senan t iasa dit uj u kan unt uk kepent ingan seluruh anggot a
m asyarakat .
Perencanaan
pem bangunan
yang
dit uj ukan
un tuk
kepent ingan m asyarakat t idak akan berhasil t anpa peran sert a
m asyarakat didalam pem buat an perencanaan t ersebut . Menyadari
akan
pent ingnya
peran
sert a
m asyarakarakat ,
pem erin t ah
m engharuskan didalam pem buat an perencanaan pem bangunan baik
pusat m aupun daerah dilakukan m usyawarah secara berj enj ang
dari t ingkat bawah (bot t om up). Proses t ersebut diawali dengan
Musrenbang desa, Musrenbang kecam at an, Musren bang Kabupat en
dan Musrenbang Provinsi dengan t uj uan unt uk m engoptim alkan
part isipasi m asyarak at
sesuai dengan
am anat
undang- undang.
Jik a dit inj au dari proses k ebij ak an publik proses perencanaan
pem bangu nan m eliput i em pat kegiat an yaitu perum usan m asalah,
perum usan
pengesahan
agenda
usulan.
( agenda
Proses
set t in g),
t ersebut
perum usan
dim ulai
usulan
dari
dan
t ingk at
13
m usrenbang desa dim ana m asyarakat desa dapat berpart isipasi
unt uk m em berikan m asukan t ent ang perm asalahan y ang dihadapi
m ereka besert a alt ern at if pem ecahannya di t ingkat desa un tuk
dibawa dit ingk at m usrenban g kecam at an dan selanj ut nya dibawa ke
m usrenbang
kabupat en
m aupun
prov insi.
Nam un,
dit ingk at
kabupat en , provinsi at aupun negara ini t erj adi proses selanj ut nya
yait u penyusunan agenda pem erint ah, didadalam proses inilah
t erj adi
penyaringan
usulan- usulan
kepent ingan- kepent in gan
polit ik
unt uk
at au
disesuaikan
pem erint ah
yang
dengan
dapat
m enyebabkan bias t erhadap kepen t ingan publik t erut am a yan g
diusulkan m asyarakat m elalui m usrenbang. Selanj ut ny a, set elah
m elalui t ahapan agenda set t ing selanju t ny a usulkan unt uk proses
legislasi yang dilakuk an oleh pem erin t ah besert a DPR/ D un t uk
dit et apkan sebagai Perat uran / Un dang- Undang.
Didalam penent uan kebij akan pem bangunan daerah, aspirasi
m asyarakat dapat dilakuk an m elalui t iga j alur yait u :
1. Jalur
Musrenbang
m enayulurk an
dim ana
aspirasinya
m asy arakat
secara
langsun g
dapat
sesuai
dengan t ingkat annnya.
2. Jalur Polit ik at au m elalui part ai polit ik y ang dilakukan
oleh anggot a dewan dalam m asa reses.
3. Jalur
birokrasi
y ang
dapat
langsung
disam paikan
m elalui SKPD m aupun kepala daerah.
Jalur m usrenbang dapat dikat ak an sebagai j alur ut am a didalam
m enyalu rk an
penent uan
aspirasi
dan
perencan aan
peran
sert a
pem bangunan.
m asyarakat
Melalu i
j alur
didalam
inilah
m ayorit as aspirasi m asyarak at disalurkan sebagai m asukk an bagi
proses perencanaan pem bangunan selanj ut nya.
Walaupun dikat akan sebagai j alur ut am a aspirasi m asyarakat ,
aspirasi yang disam paikan dij alur ini j uga dapat dikat akan sebagai
j alur y ang paling lem ah pada proses perum usan agenda dan usulan
kegiat an . Masyarakat t idak bany ak t ahu seberapa besar peluan g
14
usulanny a
yan g
dit am pung
dan
dit indaklanj ut i
dalam
proses
pem bangu nan at au seberapa besar persent ase kegiat a- kegiat an
yang t ert uang didalam dokum en perencanaan yang berasal dari
aspirasi m usrenbang. I nilah problem ut am a part isipasi m asyarak at
yang dih adapi didalam proses kebij akan penent uan perencanaan
pem bangu nan di I ndonesia.
Jik a dilihat lebih lanj ut m ak a penyebab lem ahnya aspirasi
m asyarakat t ersebut dapat digolon gkan m enj adi dua kelom pok
yait u :
1. Ekst ernal,
yang
dim ak sud
adalah
kondisi
diluar
sist em
didalam
sist em
birokrasi pem erint ah yait u m asyarakat um um .
2. I nt ernal,
yang
dim aksud
adalah
kondisi
birokrasi pem erint ah.
Penyebab ut am a kelem ahan dari sisi ekt ernal at au m asyarak at
t erm asuk didalam ny a LSM, Kelom pok- kelom pok m asyarakat dan
civil societ y lainnya unt uk lebih berperan sert a dalam
perencanaan
proses
pem bangunan adalah k apasit as dan kapabilit as
m ereka yang t idak m encukupi unt uk m engikut i proses perencanaan
pem bangu nan t ersebut . Pada berbagai kesem patan m usrenbang
t in gkat kabupat en yang kam i ikut i dapat sim pulk an bahwa usulanusalan m erek a t erlalu m ikro dan lebih banyak pada pem bangunan
fisik saj a m isal dalam m usrenbang t ingk at kabupat en m asyarak at
m asih m en gusulkan perbaik an selokan desa, t em bok m akam rehab
balai desa dan lain sebagainya. Disam ping it u, didalam m asyarak at
sendiri
t erdapat
lingkungan
ham bat an
m enj adi kurang
kult ur
yang
m em buat
kondu sif unt uk
iklim
dan
t erj adi part isipasi.
Didalam banyak kesem pat an kam i sering m enem ui dari sekian
banyak m asyarakat yang diundang dalam sebuah forum yan g
berani m engut ark an pendapat hanya segelit ir orang, sebagian besar
yang lain hanya diam t idak berpendapat bahkan m engingink an
forum t ersebut segara disu dahi.
15
Dari t ahun ke t ahun kapasit as m ereka kam i am at i t idak
banyak berkem bang, lalu Apa penyebabnya ? karena m ereka t idak
at au
kurang
diberdayakan
(dikem bangkan) .
Dalam
kasus
in i
t erdapat dua pih ak y ang paling bert anggungj awab t erhadap k asus
t ersebut yait u pem erint ah dan part ai polit ik.
Pertam a, Pem erint ah selam a ini m em andang bahwa un tuk
berpartisipasi dalam penyusunan perencanaan pem bangunan cuku p
dengan m eny am paikan perm asalahan dan usulan saj a. Nam un,
pem erint ah t idak m eny adari bahwa m asyarakat sipil kit a t idak
m em punyai inform asi yang cukup t ent ang Visi, Misi dan t uj uan
yang hendak dicapai. Hal t ersebut m enyebabkan usulan- usulan
yang disam paikan oleh m asyarakat t idak sesuai dengan program program pem erint ah. Dalam sebuah kesem pat an yang sam a kam i
bertem u dengan seorang t ok oh m asyarakat yang kem udian kam i
t anyakan ” Apakah bapak t ahu t ent ang Visi dan Misi Kabupaten in i
?” Mereka m enj awab t idak t ahu sam a sek ali dan belum pernah
diberi t ahu baik oleh aparat ur pem erint ah k abupat en m aupun desa.
Selaj ut nya k am i bert any a kepada salah seorang perangk at desa
apakah Panj enengan pernah m em baca RPJM Kabupat en
ini ?
Mereka m enj awab dengan bert any a ” RPJM it u apa t ho?” . Hal in i
m enunj ukk an bahwa dim asy arakat kelas bawah t idak kebagian
inform asi
yang
cukup
t ent ang
perencanaan
pem bangunan
didaerahny a.
Kedua, Part ai polit ik y ang m erupak an bagian dari st ukt ur
polit ik bangsa ini m em pun yai lim a fungsi y ait u :
1. Pendidikan polit ik.
2. Mem pert em ukan k epent ingan.
3. Agregasi k epent ingan.
4. Kom unikasi polit ik .
5. Seleksi k epem im pinan.
Kenyat aan yang t erj adi, seringkali m asyarakat dikecewak an oleh
part ai polit ik yang disebabkan fungsi-fungsi t ersebut diatas t idak
16
berj alan
sebagaim an
m em perj uangk an
m est iny a.
Parpol
kepent ingannya
lebih
daripada
banyak
kepent ingan
m asyarakat luas. Seharusny a parpol m elalui wakil-wakilnya di DPRD
m em berikan pendidikan polit ik yang baik kepada m asy arakat palin g
t idak
dengan
m em berikan
cont oh
y ang
baik ,
m endengarkan
keluhan m asy arakat dan m engawal aspirasi m asyarakat . Nam un,
dalam banya k esem pat an kam i t em ui para anggot a dewan yang
t erhorm at sering t idak hadir dalam acara m usrenbang t ingkat desa
dan k ecam at an, at aupu n m ereka hadir t et api k urang int erest
dengan forum t ersebut . Hal t ersebut m enyebabkan Masyarak at
pesim is t erhadap fungsi anggot a dewan sebagai argregat or
art ik ulat or
kepent ingan
kehadiran
wakil raky at
m asy arakat ,
t idak
banyak
m erek a
m enilai
m anfaatnya
bagi
dan
bahwa
forum
t ersebut .
Sepert i yang sudah dij elaskan diat as selain fakt or int ernal
j uga
t erdapat
fakt or
int ernal
pem erint ah
yang
m enyebabkan
part isipasi m asyarakat belum efekt if di dalam sistem perencanaan
pem bangu nan.
Pertam a, Sist em Perencanaan Pem bangunan yang disusun
dengan
j adual
y ang
ket at
m engakibat k an
m asyarakat
t idak
m em punyai cukup wakt u unt uk m enyam paikan seluruh aspirasiny a.
Sebagai
cont oh
pem angk u
m usrenbang
kepent ingan
yang
provinsi
berj um lah
yan g
m enghadirkan
rat usan
orang
hanya
dilaksanak an dalam sat u hari. Kondisi t ersebut t idak m em berikan
wak t u yang cuk up bagi m asyarakat unt uk m enyam paikan seluruh
aspirasiny a.
Kedua, Aparat birokrasi yang paling bawah dit ingkat desa /
kelurahan m aupun kecam at an t idak m em peroleh inform asi yan g
cukup
t ent ang
program - program
k abupat en
/
k ot a.
Ada dua
kem ungk inan penyebab hal t ersebut t erj adi yait u karena m ereka
t idak m em peroleh inform asi yang cukup dari kabupat en / kot a at au
m ereka sendiri t idak ingin t ahu perencanaan pem bangunan daerah
17
yang
t ert uang
pem bangu nan.
didalam
Hal
dok um en- dokum en
t ersebut
dapat
dilihat
perancanaan
dengan
m inim nya
kecam at an at au kelurahan yang m em pun yai bu ku at au dokum en
RPJP daerah at au RPJM daerah.
Ket iga,
m asih
besarnya
dom inasi
program - program
pem erint ah kabupat en, prov insi at au pem erint ah pusat (t op down)
didalam m enent ukan kebij akan, program dan kegiat an didalam
perencanaan
pem bangunan.
Besarnya
dom inasi
t ersebut
m enyebabkan aspirasi- aspirasi m asyarak at ( Bot t om up) m en t ah
pada t ahapan penent uan agenda dan usulan kebj akan.
Keem pat ,
keuangan
t erpisahny a
m enyebabkan
j alur
perencanaan
akses m asyarakat
kegiat an
unt uk
dan
m enent ukan
anggaran m enj adi sangat t erbat as. Masyarakat selam a in i hanya
m em punyai peran didalam
perencanaan kegiat an m elalui jalur
m usrenbang nam un t idak m em punyai akses yang cukup dalam
perencanaan keu angan m elalui j alur KUA dan PPAS.
Kelim a,
m asyarakat
tidak
m em punyai
m ekanism e un tuk
m em ant au aspirasi m erek a unt uk sam pai pada usulan rencana
penganggaran. Selam a ini t idak pernah ada prosent ase yang j elas
t ent ang j um lah program at au kegiat an y ang berasal dari aspirasi
m asyarakat , program pem erint ah m aupun aspirasi m elalui dewan.
Masyarakat hanya pasrah m enerim a nasib m ereka t anpa t ah u
alasanny a
m engapa
usulan
m ereka
t idak
sam pai
penj elasan
yang
cukup
pada
penganggaran.
Den gan
t idak
adanya
m asyarakat t ent ang t idak j elasnya ” nasib” aspirasi
kepada
m erek a dapat
m engakibat k an hal- hal yang kont ra produkt if didalam pelaksanaan
pem bangu nan selaj ut n ya. Gej ala t ersebut dapat dilihat dengan
banyak nya gej olak di lingkungan m asyarak at ket ika saluran- saluran
kom unik asi baik dengan pem erint ah m aupun polit isi t ersum bat .
18
I I I . PEN UTUP
I I I .1 Ke sim pu la n .
Peran sert a m asyarakat pengam bilan k ebut uhan kebij akan
publik sudah direspon oleh pem erint ah m elalui serangkaian regulasi
yang
m enj am in
peran
sert a
akt if
m asy arakat .
Dengan
diluncurk annya UU No. 25 t ahun 200 4 t en t ang Sist em Perencanaan
Pem bangunan Nasional m em berikan landasan bagi peran sert a at au
part isipasi ak t if m asy arakat di dalam perencanaan pem bangunan
nasional.
Nam un,
di
dalam
im plem ent asinya
kebij ak an
t ersebut
dilapangan dit em ukan banyak kendala baik yang berasal dari
m asyarakat , partai polit ik, pem erint ah m aupun sistem perencanaan
pem bangu nan it u
sendiri.
akt ualiasi
sert a
peran
Oleh karena it u guna m em perk uat
m asyarakat
di
dalam
peren canaan
pem bangu nan t idak cuku p hanya di perbaiki pada sat u sisi saj a
nam un harus dilaku kan secara kom prehensif.
I I I .2 Sar a n.
Saran guna m eningkat k an peran sert a m asyarakat di dalam
penyusunan peren canaan pem ban gunan adalah sebagai berikut :
1. Peningk at an kapasit as dan penget ahuan didalam peny usunan
perencanaan
pem bangunan
sebaik nnya
berkesinam bungan. Hal t ersebut
m engadak an
pelat ihan
dapat
dilakukan
secara
dilakukan dengan
penyusunan
perencanaan
pem bangu nan t erhadap t okoh- t ok oh m asyarakat di pedesaan.
2. Diperlukan sosialisasi dokum en perencanaan pem bangunan
daerah sam pai ket ingkat pem erint ahan yan g paling bawah
sehingga m asyarak at dapat m en get ahui program - program
pem bangu nan pem erin t ah.
19
3. Perbaikan
sist em
perencanaan
pem bangunan
dengan
m em berikan ak ses bagi m asyarak at unt uk m erencanakan
keuangan.
4. Perbaikan
sist em
perencanaan
pem bangunan
dengan
m em buat sist em pem ant uan aspirasi m asyarakat sehingga
m asyarakat t ahu sam pai sej auh m ana aspirasi m ereka dapat
dit erim a oleh pem erint ah.
20
D a ft a r Pu st ak a
Islamy, M. Irfan. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara,
Jakarta. 2002.
Kantaprawira Rusadi, Sistem Politik Indonesi, Sinar Baru, Bandung, 1988
Sumarto, Hetifah, Inovasipartisipasi dan Good Governanc, YOI, Jakarta, 2003
Yuwono, Teguh dkk, Manajemen Otonomi Daerah, Clogappps, Semarang, 2001
21
22