Peran serta fungsi pemerintah dalam pemb
MAKALAH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
“Peran Serta Fungsi Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional”
Oleh Kelompok 4
Kamaluddin
Ahmad
Lilis Anggriani
Mulka Julia Lestari
Andi Nurul Ainun
Devy Nuryani
St Nurhasra Fitrah
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2018
KATA PENGANTAR
segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan .Tanpa pertolongan Dia mungkin tidak sanggup menyelesaikan dengan
baik. Makalah ini berjudul “Peran serta fungsi pemerintah dalam pembangunan nasional”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang administrai pembangunan ,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan , baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
datang dari luar . Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan Makalah ini memuat tentang ADMINISTRASI
PEMBANGUNAN .Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca Semoga makalah ini dapat member wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekuragan
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya
Makassar, 09 Juni 2018
Kelompok IV
DAFTAR ISI
SAMPUL ………………………………………………………………………………………………………… (1)
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………….( 2)
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………..(3)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………(4)
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Fungsi Pemerintah terhadap warganya
A. Negara sebagai Negara politik…………………………………………………………………..(6)
B. Negara sebagai Negara hokum ………………………………………………………………….(10)
C. Negara sebagai Negara kesejahteraan ………………………………………………………..(11)
D. Negara sebagai Negara administrative ………………………………………………………(11)
2. Fungsi pemerintah dalam pembangunan nasional
A. Peran selaku stabilisator …………………………………………………………………………...(12)
B. Peran selaku innovator …………………………………………………………………………….(13)
C. Peran selaku modernisator ……………………………………………………………………….(13)
D. Peran selaku pelopor ……………………………………………………………………………….(14)
E. Peran selaku pelaksana sendiri …………………………………………………………………(14)
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………(15)
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………(16)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Human Development Report yang dilakukan oleh United Nations
Development Program pada tahun 1995, lebih dari tiga perempat penduduk dunia
tinggal di negara-negara berkembang, namun mereka semua hanya menikmati 16%
dari total pendapatan dunia-sedangkan 20% penduduk di berbagai negara terkaya
menikmati hampir 85% dari seluruh pendapat global. Jurang kesenjangan yang
terbuka lebar antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang adalah
sebuah realita yang tidak dapat kita semua pungkiri lagi. Negara-negara
berkembang yang biasa dikenal dengan negara-negara Dunia Ketiga membutuhkan
pembangunan hampir di segala bidang agar bisa mencapai taraf kehidupan yang
sama dengan negara-negara maju, atau meskipun tidak bisa sejajar dengan taraf
kesejahteraan di negara-negara maju, setidaknya rakyat di negara-negara
berkembang berhak memiliki taraf hidup yang lebih baik daripada keadaan
sebagian besar negara-negara berkembang yang kurang sejahtera seperti saat ini.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah negara-negara dunia ketiga ini bisa
berkembang dan maju atau tidak, jika ya bagaimana caranya?
Melalui makalah ini saya sebagai penulis akan mengkaji mengenai
pembangunan negara, khususnya negara berkembang melalui perspektif peran
negara dalam pembangunan menuju kesejahteraan rakyat yang dalam hal ini
dipegang oleh kepala negara serta lembaga-lembaga negara dan aparatur
pemerintahan di negara tersebut.
Tujuan
Negara
adalah
untuk
memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana
tertuang dalam pembukaan dan penjelasan UUD 1945. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa Indonesia merupakan suatu Negara yang bertujuan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu masyarakat adil dan makmur.
Pemerintahan beserta seluruh aparaturnya memiliki peran dan tanggung jawab
terhadap pembangunan negara karena pembangunan merupakan jembatan menuju
kesejahteraan rakyat dan di dalam sebuah tatanan negara terkandung lembagalembaga negara beserta aparatur negara yang dapat melaksanakan pembangunan
untuk seluruh rakyat dan akhirnya mewujudkan tujuan negara itu sendiri, yaitu
kesejahteraan umum. Pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
rakyat memiliki makna yang sangat luas. Pembangunan dapat dimaknai dari
berbagai sisi dan perspektif, baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, politik dan hal
lain yang menyangkut hak serta kebebasan rakyat dalam suatu negara atau
pemerintahan.
Berdasarkan pentingnya kedudukan dan peran negara dalam pembangunan
dan kemajuan suatu bangsa, maka penting pula bagi kita untuk mengetahui
seberapa besar peran tersebut dalam pembangunan dan kaitan peran negara
tersebut terhadap usaha pencapaian kesejahteraan rakyat.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Fungsi pemerintah terhadap warganya
A. Negara sebagai Negara politik
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertingggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat
(agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan un tuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama,
sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentanngan. Negara adalah organisasi
yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah
terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan
tujuan-tujuan dari dari kehidupan bersama itu.
Definisi orang para ahli politik tentang negara :
1. Roger H. Soltau “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan
(authority)
yang mengatur atau mengandalikan persoalan-persoalan
bersama atas nama masyarakat ( The state is an agency or authority
managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name
of the community.”
2. Harold J. Laski”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikankarena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih
berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka
bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati
baik oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu
wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.”
3. Max Weber “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.”
4. Robert M. MacIver “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah
yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.”
Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu
daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat
dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitis terhadap
kekuasaan yang sah.
Sifat-sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan
yang dimilikinya. Berikut adalah sifat-sifat negara :
1. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi
sebuah penertiban.
2. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (all—encompassing, all-embracing). Semua peraturan
perundang-undangan berlaku untuk semua tanpa terkecuali.
Unsur-Unsur Negara
Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negararakyat, wilayah,
pemerintahan dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara
yang berdaulat secara internasional harus memenuhi empat persyaratan unsur
negara berikut ini :
1. Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan
wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk
wilayah yang jauh dari laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara
itulah rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan
pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut
dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada
suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi
sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan seharihari.
4. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara
seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain
sebagainya
untuk
berkedaulatan.
menyelengarakan
kegiatan
pemerintahan
yang
4. Pengakuan dari Negara Lain.
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan
negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok
orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan
sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika
didirikan di atas negara yang sudah ada.
Tujuan dan Fungsi Negara
Menurut Roger H. Soltau tujuan negara adalah “Memungkinkan rakyatnya
berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.” Dan
menurut harold L. Laski “Menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai
keinginan-keinginan mereka secara maksimal.”
Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan
beberapa minimum fungsi yang mutlak perlu, yaitu:
a .Melaksanakan penertiban (Law and Order)
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
c. Pertahanan
d. Menegakkan keadilan
Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara, yaitu:
1.Keamanan ekstern
2.Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan
Keseluruhan fungsi negara diatas diselenggarakan oleh pemerintah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
B. Negara Sebagai Negara hukum
Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum,
kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi
hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha,
dalam Dwi Winarno, 2006). Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan
negara berdasar atas hukum, bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara
berdasar pada konstitusi yang berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit
disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar
hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara
hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan masyarakat”.
Negara-negara komunis atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak
gagasan tentang konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara
hukum dalam arti sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006)
menyatakan bahwa negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami
sebagai suatu konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang unik karena tidak ada
konsep lain. Dalam negara hukum nantinya akan terdapat satu kesatuan sistem hukum
yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang dasar.
Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan
warga negara. Namun seiring perkembangan zaman, negara hukum formil
berkembang
menjadi
negara
hukum
materiil
yang
berarti
negara
yang
pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan
warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun
kesejahteraan rakyat.
C. Negara sebagai Negara kesejahteraan
Negara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara mengambil
peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan
sosial warga negaranya. Konsep ini didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan,
distribusi kekayaan yang setara, dan tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang
yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani kehidupan yang
layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai macam organisasi ekonomi
dan sosial.Sosiolog T.H. Marshall mengidentifikasi negara kesejahteraan sebagai
gabungan demokrasi, kesejahteraan, dan kapitalisme. Para pakar menaruh perhatian
khusus pada cara Jerman, Britania Raya dan negara-negara lain mengembangkan
sistem kesejahteraannya secara historis.
Meskipun peningkatan kesejahteraan rakyat bukan semata-mata menjadi beban
pemerintah, karena berbagai kelompok di masyarakat –seperti para usahawan
melallui penunaian kewajiban sosialnya– harus turut serta memikulnya. Tidak dapat
disangakal bahwa jika kontribusi berbagai kelompok di masyarakat tidak memadai
atau bahkan mungkin sangat kecil, pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk
melakukannya.
D. Negara sebagai Negara administrative
Di sini, fungsi-fungsi pemerintah selaku pemegang kekuasaan yang “didelegasikan”
oleh rakyat kepadanya –seperti fungsi politik, fungsi diplomasi, fungsi penegakan
hukum, dll– tetap berlaku. Akan tetapi di samping semua fungsi tersebut, terdapat dua
fungsi lagi, yaitu:
a)
Fungsi pengaturan (regulatory function)
Fungsi pengaturan mutlak terselenggara dengan efektif karena kepada suatu
pemerintahan negara diberi wewenang untuk melaksanakan berbagai peraturan
perundang-undangan yang ditentukan oleh lembaga legislatif melalui berbagai
ketentuan pelaksanaan dan kebijaksanaan. Pelaksanaan dan kebijaksanaan tersebut
dapat merupakan pemberian dan perluasan kesempatan bagi warga masyarakat
melakukan kegiata-kegiatan tertentu akan tetapi dapat pula berupa pembatasan kalau
diyakini bahwa pembatasan tersebut adalah untuk kepentingan rakyat sebagai
keseluruhan. Salah satu bentuk fungsi pengaturan yang diselenggarakan oleh
pemerintah ialah fungsi perijinan.
b)
Fungsi pelayanan kepada masyarakat (service function)
Negara administratif, pemerintah dengan seluruh jajarannya biasa dikenal
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Dalam bahasa yang sederhana peranan
tersebut diharapkan terwujud dalam pemberian berbagai jenis pelayanan yang
diperlukan oleh seluruh warga negaranya.
2. Peran pemerintah dalam pembangunan nasional
A. Peran selaku stabilisator
Sebagai stabilisator, yaitu pemerintah harus mampu menciptakan adanya
keadaan politik sosial dan ekonomi yang stabil dan mantap. Di bidang politik
misalnya,pemerintah
terus
berupaya
mengamalkan,
mengamankan,
dan
mempertahankan ideology Negara Pancasila dari segala macam rong2an, baik
dalam maupun luar negeri Di bidang sosial, pemerintah berupaya menanamkan
nilai2 budaya bangsa yg telah menjadi milik bangsa Indonesia sejak lama, agar
masyarakat tidak terpengaruh nilai2 lain yg negative,Di bidang ekonomi,
pemerintah berupaya membangun berbagai macam sector ekonomi secara merata
di seluruh daerah guna meningkatkan pendapatan rakyat.
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang situasi politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan serta pertahanannya labil. Selain itu diakui
bahwa dalam kondisi kehidupan kenegaraan dan masyarakat yang tidak stabil,
sukar mengharapkan terselenggaranya berbagai kegiatan pembangunan. Oleh
karena itu, peran pemerintah sebagai stabilisator sangat penting dan harus
dimainkan secara efektif.
Peran sebagai stabilisator ini mencakup:
1. Stabilisator di bidang politik
2. Stabilisator di bidang ekonomi
3. Stabilisator di bidang sosial budaya.
B. Peran Selaku Inovator
Ditinjau dari segi administrasi pembangunan, inovasi berarti temuan baru, metode
baru, sistem baru, dan yang terpenting adalah cara berpikir baru. Dengan demikian selaku
inovator, pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-hal baru tersebut
(teman, metode, sistem, cara berpikir).
Prakondisi yang harus terpenuhi agar peran pemerintah sebagai inovator dapat
berjalan secara efektif antara lain:
1. Pemerintah perlu memiliki tingkat keabsahan (legitimacy) yang tinggi
2. Menerapkan inovasi di lingkungan birokrasi pemerintahan terlebih dahulu
3. Inovasi yang sifatnya kendepsional
4. Inovasi sistem, prosedur dan metode kerja
C. Peran Selaku Modernisator
Melalui pembangunan, setiap negara ingin menjadi negara yang modern.
Berbagai implikasi pernyataan tersebut antara lain ialah kuat, mandiri, diperlakukan
sederajat oleh negara-negara lain. Keadaan demikian tentu tidak akan terwujud dengan
sendirinya.
Untuk
mewujudkannya
diperlukan
pembangunan
yang
sistematik,
programatis dan berkelanjutan. Pemerintah bertugas untuk “menggiring” masyarakat ke
arah kehidupan modern seperti itu. Pengalaman banyak menunjukkan bahwa agar
pemerintah mamapu memainkan peranan penting itu, proses modernisasi harus terjadi di
lingkungan birokrasi pemerintahan sendiri.
D. Peran Sebagai Pelopor
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pemerintah haruslah memulai menerapkan
inovasi dalam tubuh pemerintahan terlebih dahulu. Secara eksplisit, pandangan itu juga
berarti bahwa pemerintah harus memainkan peranan selaku pelopor, aparatur pemerintah
harus menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat. Dengan kepeloporan –
misalya dalam bekerja seproduktif mungkin dengan pemanfaatan waktu sebaik-baiknya
dengan orientasi hasil semaksimal mungkin– warga negara akan relatif mudah merubah
pandangannya, persepsi, cara berpikir, cara bertindak dan cara bekerja yang pada
akhirnya pasti akan memperlancar jalannya roda pembangunan nasional.
E. Peran selaku pelaksana sendiri
Tidak semua bidang pembangunan dapat dilaksanankan oleh pemerintah sendiri
tanpa bantuan atau diserahkan kepada pihak swasta, antara lain masalah pendidikan,
pemberian pelayanan kesehatan, pembangunan sarana transportasi dan sebagainya. Untuk
itu, pemerintah masih dituntut untuk berperan sebagai pelaksana sendiri berbagai
kegiatan meskipun diharapkan bahwa makin maju suatu masyarakat makin berkurang
pula intensitas peranan tersebut.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup
seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).Portes
(1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan
budaya Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan Ginanjar
Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai
“suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan
secara terencana”.
Melalui makalah ini saya sebagai penulis akan mengkaji mengenai
pembangunan negara, khususnya negara berkembang melalui perspektif peran
negara dalam pembangunan menuju kesejahteraan rakyat yang dalam hal ini
dipegang oleh kepala negara serta lembaga-lembaga negara dan aparatur
pemerintahan di negara tersebut.
Tujuan Negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam pembukaan dan
penjelasan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Mudrajad, Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan, Yogyakarta, 1997.
Tambunan, Tulus T.H., Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996.
Tjokroamidjojo, Bintoro; Mustopadidjaja, Pengantar Pemikiran tentang Teori dan Strategi
Pembangunan nasional, Jakarta, 1984.
“Peran Serta Fungsi Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional”
Oleh Kelompok 4
Kamaluddin
Ahmad
Lilis Anggriani
Mulka Julia Lestari
Andi Nurul Ainun
Devy Nuryani
St Nurhasra Fitrah
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2018
KATA PENGANTAR
segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan .Tanpa pertolongan Dia mungkin tidak sanggup menyelesaikan dengan
baik. Makalah ini berjudul “Peran serta fungsi pemerintah dalam pembangunan nasional”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang administrai pembangunan ,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan , baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
datang dari luar . Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan Makalah ini memuat tentang ADMINISTRASI
PEMBANGUNAN .Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca Semoga makalah ini dapat member wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekuragan
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya
Makassar, 09 Juni 2018
Kelompok IV
DAFTAR ISI
SAMPUL ………………………………………………………………………………………………………… (1)
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………….( 2)
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………..(3)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………(4)
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Fungsi Pemerintah terhadap warganya
A. Negara sebagai Negara politik…………………………………………………………………..(6)
B. Negara sebagai Negara hokum ………………………………………………………………….(10)
C. Negara sebagai Negara kesejahteraan ………………………………………………………..(11)
D. Negara sebagai Negara administrative ………………………………………………………(11)
2. Fungsi pemerintah dalam pembangunan nasional
A. Peran selaku stabilisator …………………………………………………………………………...(12)
B. Peran selaku innovator …………………………………………………………………………….(13)
C. Peran selaku modernisator ……………………………………………………………………….(13)
D. Peran selaku pelopor ……………………………………………………………………………….(14)
E. Peran selaku pelaksana sendiri …………………………………………………………………(14)
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………(15)
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………(16)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Human Development Report yang dilakukan oleh United Nations
Development Program pada tahun 1995, lebih dari tiga perempat penduduk dunia
tinggal di negara-negara berkembang, namun mereka semua hanya menikmati 16%
dari total pendapatan dunia-sedangkan 20% penduduk di berbagai negara terkaya
menikmati hampir 85% dari seluruh pendapat global. Jurang kesenjangan yang
terbuka lebar antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang adalah
sebuah realita yang tidak dapat kita semua pungkiri lagi. Negara-negara
berkembang yang biasa dikenal dengan negara-negara Dunia Ketiga membutuhkan
pembangunan hampir di segala bidang agar bisa mencapai taraf kehidupan yang
sama dengan negara-negara maju, atau meskipun tidak bisa sejajar dengan taraf
kesejahteraan di negara-negara maju, setidaknya rakyat di negara-negara
berkembang berhak memiliki taraf hidup yang lebih baik daripada keadaan
sebagian besar negara-negara berkembang yang kurang sejahtera seperti saat ini.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah negara-negara dunia ketiga ini bisa
berkembang dan maju atau tidak, jika ya bagaimana caranya?
Melalui makalah ini saya sebagai penulis akan mengkaji mengenai
pembangunan negara, khususnya negara berkembang melalui perspektif peran
negara dalam pembangunan menuju kesejahteraan rakyat yang dalam hal ini
dipegang oleh kepala negara serta lembaga-lembaga negara dan aparatur
pemerintahan di negara tersebut.
Tujuan
Negara
adalah
untuk
memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana
tertuang dalam pembukaan dan penjelasan UUD 1945. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa Indonesia merupakan suatu Negara yang bertujuan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu masyarakat adil dan makmur.
Pemerintahan beserta seluruh aparaturnya memiliki peran dan tanggung jawab
terhadap pembangunan negara karena pembangunan merupakan jembatan menuju
kesejahteraan rakyat dan di dalam sebuah tatanan negara terkandung lembagalembaga negara beserta aparatur negara yang dapat melaksanakan pembangunan
untuk seluruh rakyat dan akhirnya mewujudkan tujuan negara itu sendiri, yaitu
kesejahteraan umum. Pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
rakyat memiliki makna yang sangat luas. Pembangunan dapat dimaknai dari
berbagai sisi dan perspektif, baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, politik dan hal
lain yang menyangkut hak serta kebebasan rakyat dalam suatu negara atau
pemerintahan.
Berdasarkan pentingnya kedudukan dan peran negara dalam pembangunan
dan kemajuan suatu bangsa, maka penting pula bagi kita untuk mengetahui
seberapa besar peran tersebut dalam pembangunan dan kaitan peran negara
tersebut terhadap usaha pencapaian kesejahteraan rakyat.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Fungsi pemerintah terhadap warganya
A. Negara sebagai Negara politik
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertingggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat
(agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan un tuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama,
sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentanngan. Negara adalah organisasi
yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah
terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan
tujuan-tujuan dari dari kehidupan bersama itu.
Definisi orang para ahli politik tentang negara :
1. Roger H. Soltau “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan
(authority)
yang mengatur atau mengandalikan persoalan-persoalan
bersama atas nama masyarakat ( The state is an agency or authority
managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name
of the community.”
2. Harold J. Laski”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikankarena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih
berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka
bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati
baik oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu
wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.”
3. Max Weber “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.”
4. Robert M. MacIver “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah
yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.”
Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu
daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat
dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitis terhadap
kekuasaan yang sah.
Sifat-sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan
yang dimilikinya. Berikut adalah sifat-sifat negara :
1. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi
sebuah penertiban.
2. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (all—encompassing, all-embracing). Semua peraturan
perundang-undangan berlaku untuk semua tanpa terkecuali.
Unsur-Unsur Negara
Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negararakyat, wilayah,
pemerintahan dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara
yang berdaulat secara internasional harus memenuhi empat persyaratan unsur
negara berikut ini :
1. Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan
wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk
wilayah yang jauh dari laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara
itulah rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan
pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut
dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada
suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi
sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan seharihari.
4. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara
seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain
sebagainya
untuk
berkedaulatan.
menyelengarakan
kegiatan
pemerintahan
yang
4. Pengakuan dari Negara Lain.
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan
negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok
orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan
sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika
didirikan di atas negara yang sudah ada.
Tujuan dan Fungsi Negara
Menurut Roger H. Soltau tujuan negara adalah “Memungkinkan rakyatnya
berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.” Dan
menurut harold L. Laski “Menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai
keinginan-keinginan mereka secara maksimal.”
Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan
beberapa minimum fungsi yang mutlak perlu, yaitu:
a .Melaksanakan penertiban (Law and Order)
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
c. Pertahanan
d. Menegakkan keadilan
Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara, yaitu:
1.Keamanan ekstern
2.Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan
Keseluruhan fungsi negara diatas diselenggarakan oleh pemerintah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
B. Negara Sebagai Negara hukum
Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum,
kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi
hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha,
dalam Dwi Winarno, 2006). Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan
negara berdasar atas hukum, bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara
berdasar pada konstitusi yang berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit
disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar
hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara
hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan masyarakat”.
Negara-negara komunis atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak
gagasan tentang konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara
hukum dalam arti sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006)
menyatakan bahwa negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami
sebagai suatu konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang unik karena tidak ada
konsep lain. Dalam negara hukum nantinya akan terdapat satu kesatuan sistem hukum
yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang dasar.
Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan
warga negara. Namun seiring perkembangan zaman, negara hukum formil
berkembang
menjadi
negara
hukum
materiil
yang
berarti
negara
yang
pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan
warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun
kesejahteraan rakyat.
C. Negara sebagai Negara kesejahteraan
Negara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara mengambil
peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan
sosial warga negaranya. Konsep ini didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan,
distribusi kekayaan yang setara, dan tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang
yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani kehidupan yang
layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai macam organisasi ekonomi
dan sosial.Sosiolog T.H. Marshall mengidentifikasi negara kesejahteraan sebagai
gabungan demokrasi, kesejahteraan, dan kapitalisme. Para pakar menaruh perhatian
khusus pada cara Jerman, Britania Raya dan negara-negara lain mengembangkan
sistem kesejahteraannya secara historis.
Meskipun peningkatan kesejahteraan rakyat bukan semata-mata menjadi beban
pemerintah, karena berbagai kelompok di masyarakat –seperti para usahawan
melallui penunaian kewajiban sosialnya– harus turut serta memikulnya. Tidak dapat
disangakal bahwa jika kontribusi berbagai kelompok di masyarakat tidak memadai
atau bahkan mungkin sangat kecil, pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk
melakukannya.
D. Negara sebagai Negara administrative
Di sini, fungsi-fungsi pemerintah selaku pemegang kekuasaan yang “didelegasikan”
oleh rakyat kepadanya –seperti fungsi politik, fungsi diplomasi, fungsi penegakan
hukum, dll– tetap berlaku. Akan tetapi di samping semua fungsi tersebut, terdapat dua
fungsi lagi, yaitu:
a)
Fungsi pengaturan (regulatory function)
Fungsi pengaturan mutlak terselenggara dengan efektif karena kepada suatu
pemerintahan negara diberi wewenang untuk melaksanakan berbagai peraturan
perundang-undangan yang ditentukan oleh lembaga legislatif melalui berbagai
ketentuan pelaksanaan dan kebijaksanaan. Pelaksanaan dan kebijaksanaan tersebut
dapat merupakan pemberian dan perluasan kesempatan bagi warga masyarakat
melakukan kegiata-kegiatan tertentu akan tetapi dapat pula berupa pembatasan kalau
diyakini bahwa pembatasan tersebut adalah untuk kepentingan rakyat sebagai
keseluruhan. Salah satu bentuk fungsi pengaturan yang diselenggarakan oleh
pemerintah ialah fungsi perijinan.
b)
Fungsi pelayanan kepada masyarakat (service function)
Negara administratif, pemerintah dengan seluruh jajarannya biasa dikenal
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Dalam bahasa yang sederhana peranan
tersebut diharapkan terwujud dalam pemberian berbagai jenis pelayanan yang
diperlukan oleh seluruh warga negaranya.
2. Peran pemerintah dalam pembangunan nasional
A. Peran selaku stabilisator
Sebagai stabilisator, yaitu pemerintah harus mampu menciptakan adanya
keadaan politik sosial dan ekonomi yang stabil dan mantap. Di bidang politik
misalnya,pemerintah
terus
berupaya
mengamalkan,
mengamankan,
dan
mempertahankan ideology Negara Pancasila dari segala macam rong2an, baik
dalam maupun luar negeri Di bidang sosial, pemerintah berupaya menanamkan
nilai2 budaya bangsa yg telah menjadi milik bangsa Indonesia sejak lama, agar
masyarakat tidak terpengaruh nilai2 lain yg negative,Di bidang ekonomi,
pemerintah berupaya membangun berbagai macam sector ekonomi secara merata
di seluruh daerah guna meningkatkan pendapatan rakyat.
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang situasi politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan serta pertahanannya labil. Selain itu diakui
bahwa dalam kondisi kehidupan kenegaraan dan masyarakat yang tidak stabil,
sukar mengharapkan terselenggaranya berbagai kegiatan pembangunan. Oleh
karena itu, peran pemerintah sebagai stabilisator sangat penting dan harus
dimainkan secara efektif.
Peran sebagai stabilisator ini mencakup:
1. Stabilisator di bidang politik
2. Stabilisator di bidang ekonomi
3. Stabilisator di bidang sosial budaya.
B. Peran Selaku Inovator
Ditinjau dari segi administrasi pembangunan, inovasi berarti temuan baru, metode
baru, sistem baru, dan yang terpenting adalah cara berpikir baru. Dengan demikian selaku
inovator, pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-hal baru tersebut
(teman, metode, sistem, cara berpikir).
Prakondisi yang harus terpenuhi agar peran pemerintah sebagai inovator dapat
berjalan secara efektif antara lain:
1. Pemerintah perlu memiliki tingkat keabsahan (legitimacy) yang tinggi
2. Menerapkan inovasi di lingkungan birokrasi pemerintahan terlebih dahulu
3. Inovasi yang sifatnya kendepsional
4. Inovasi sistem, prosedur dan metode kerja
C. Peran Selaku Modernisator
Melalui pembangunan, setiap negara ingin menjadi negara yang modern.
Berbagai implikasi pernyataan tersebut antara lain ialah kuat, mandiri, diperlakukan
sederajat oleh negara-negara lain. Keadaan demikian tentu tidak akan terwujud dengan
sendirinya.
Untuk
mewujudkannya
diperlukan
pembangunan
yang
sistematik,
programatis dan berkelanjutan. Pemerintah bertugas untuk “menggiring” masyarakat ke
arah kehidupan modern seperti itu. Pengalaman banyak menunjukkan bahwa agar
pemerintah mamapu memainkan peranan penting itu, proses modernisasi harus terjadi di
lingkungan birokrasi pemerintahan sendiri.
D. Peran Sebagai Pelopor
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pemerintah haruslah memulai menerapkan
inovasi dalam tubuh pemerintahan terlebih dahulu. Secara eksplisit, pandangan itu juga
berarti bahwa pemerintah harus memainkan peranan selaku pelopor, aparatur pemerintah
harus menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat. Dengan kepeloporan –
misalya dalam bekerja seproduktif mungkin dengan pemanfaatan waktu sebaik-baiknya
dengan orientasi hasil semaksimal mungkin– warga negara akan relatif mudah merubah
pandangannya, persepsi, cara berpikir, cara bertindak dan cara bekerja yang pada
akhirnya pasti akan memperlancar jalannya roda pembangunan nasional.
E. Peran selaku pelaksana sendiri
Tidak semua bidang pembangunan dapat dilaksanankan oleh pemerintah sendiri
tanpa bantuan atau diserahkan kepada pihak swasta, antara lain masalah pendidikan,
pemberian pelayanan kesehatan, pembangunan sarana transportasi dan sebagainya. Untuk
itu, pemerintah masih dituntut untuk berperan sebagai pelaksana sendiri berbagai
kegiatan meskipun diharapkan bahwa makin maju suatu masyarakat makin berkurang
pula intensitas peranan tersebut.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup
seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).Portes
(1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan
budaya Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan Ginanjar
Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai
“suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan
secara terencana”.
Melalui makalah ini saya sebagai penulis akan mengkaji mengenai
pembangunan negara, khususnya negara berkembang melalui perspektif peran
negara dalam pembangunan menuju kesejahteraan rakyat yang dalam hal ini
dipegang oleh kepala negara serta lembaga-lembaga negara dan aparatur
pemerintahan di negara tersebut.
Tujuan Negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam pembukaan dan
penjelasan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Mudrajad, Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan, Yogyakarta, 1997.
Tambunan, Tulus T.H., Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996.
Tjokroamidjojo, Bintoro; Mustopadidjaja, Pengantar Pemikiran tentang Teori dan Strategi
Pembangunan nasional, Jakarta, 1984.