Slide PSI 369 Pertemuan V

DYSGRAPHIA DAN
DISCALCULIA
ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI
KULIAH 5

 Menulis adalah keterampilan kompleks yang
mengkombinasikan gerakan motor dan komponen
linguistik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan
ide ke dalam bentuk visual.

MENULIS

 Model neuropsikologi  memasangkan kata dengan
tampilan struktur kata dalam otak dan kemudian
mengkombinasikan dengan gerakan motor  proses
ini akan mengubah orthographic processing ke dalam
gerakan menulis (Adi-japhan, et all, 2005).
 Orthographic processing adalah suatu proses dalam
otak yang bersifat otomatis dan melibatkan memori
pada saat individu sedang merangkai huruf
(pembunyian huruf) menjadi suatu kata/kalimat 

mengeja

 Kemampuan menulis berkembang seiring dengan
kematangan otak, maka perkembangan keterampilan
menulis terbagi menjadi beberapa tahap :

Tahapan
Menulis

1. Menulis permulaan atau menulis dengan tangan –
erat kaitannya dengan mekanik menulis 
keterampilan dasar
2. Mengeja, yaitu proses menyatukan bunyi huruf /
huruf menjadi satu kata/kalimat.
3. Menulis ekspresif  kemampuan menuangkan ideide ke dalam bentuk tulisan, yang dikenal sebagai
menulis ekspresif.

 Keterampilan mekanik menulis = kemampuan menulis berbagai
macam, ukuran, dan bentuk huruf, kemampuan mengkontrol
kemiringan pensil, dan cara siswa memengang pensil

 Cara siswa memegang pensil dan kontrol kemiringan pensil yang
dapat dijadikan petunjuk adanya kesulitan belajar menulis:

Mechanic
Writing

1.

cara memegang pensil yang sangat dekat dengan ujung pensil
sehingga sudut pensil yang dibentuk siswa ketika menulis
terlalu besar

2.

cara memegang pensil yang terlalu jauh dari ujung pensil
sehingga sudut pensil yang dibentuk siswa ketika menulis
terlalu kecil

3.


siswa memegang pensil dengan cara menggenggam dan

4.

menyangkutkan pensil di tangan atau menyeret pensil

 Bila diperhatikan lebih lanjut, dengan memegang
pensil seperti diuraikan di atas memang hasil tulisan
menjadi huruf yang dibentuk tidak bagus, tidak jelas,
tidak terbaca, dan kotor.
 Pada kenyataannya kesulitan belajar menulis
merupakan keluhan utama pada siswa-siswa yang
memiliki disleksia dan siswa-siswa dengan gangguan
perkembangan koordinasi (Rosenblum, Weiss, Parush,
2004). Cratty menemukan bahwa sebanyak 30-40%
siswa dengan kesulitan belajar khusus pasti memiliki
kesulitan belajar menulis (Rosenblum, Weiss, Parush,
2004).

 Kesulitan belajar menulis / dysgraphia adalah kesulitan

memproduksi bahasa tertulis yang berkaitan dengan
keterampilan mekanik menulis (Rosenblum, Weiss, Parush, 2004).
 Ciri khas:

Kesulitan
Belajar
Menulis /
Dysgraphia

1.

Tulisan yang tidak terbaca karena tulisan besar-besar dan tidak
masuk ke dalam baris buku

2.

Siswa sering kehilangan atau menambahkan huruf ketika
menulis

3.


Terbalik menuliskan angka/huruf

4.

Menulis tanpa jarak

5.

Mencampur huruf besar dan huruf kecil

6.

Kosa kata yang kurang dalam mengekspresikan ide

7.

Terbalik menuliskan struktur kata.

Penyebab

dysgraphia

Masalah neurologi
Masalah persepsi keruangan
Gangguan motorik

1. Waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan
tugas yang melibatkan menulis tergolong lebih lama
dibandingkan teman-teman sebayanya (EngelYeger, Nagauker-Yanuv, Rosenblum, 2009).

Dampak
dysgraphia

2. Menimbulkan keluhan fisik seperti kaku di bagian
lengan, sakit kepala, dan malas menyelesaikan tugas
menulis (Engel-Yeger, Nagauker-Yanuv, Rosenblum,
2009).
3. Guru akan memarahi, tidak memberikan nilai karena
mengumpulkan tidak tepat waktu, atau memberikan
nilai kurang pada hasil pekerjaan siswa.


1. Menggunakan media papan tulis sebelum masuk ke
media yang lebih kecil

Cara
Penanganan
Mechanic
Writing

2. Latihan menulis berdasarkan posisi, kertas, cara
memegang pensil
3. Latihan menulis dengan menggunakan kertas stensil
dan karbon / menjiplak
4. Menggambar di antara dua garis
5. Following dots huruf-huruf.

6. Latihan menulis dengan media buku bergaris tiga
7. Latihan penempatan huruf, ukuran, kemiringan.

Cara

Penanganan
Mengeja

1. Latihan persepsi dan memori auditori huruf

2. Latihan persepsi dan memori visual huruf
3. Multisensori
s

DYSCALCULIA

 Matematika = aritmatik ?
 Matematika: bahasa simbolis yang fungsinya
praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan

MATEMATIKA

 Fungsi teoritisnya  membantu seseorang untuk
berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide
mengenai elemen dan kuantitas

 Aritmatik : cabang matematika yang berkaitan dengan
sifat hubungan bilangan nyata dengan perhitungan
sederhana, seperti penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.

Area yang menjadi masalah diskalkulia:

Masalah pada
Dyscalculia

 Short Term Memory dan working memory tergolong
rendah. Hal ini akan menyebabkan siswal lupa hasil
perhitungan di luar kepala (mental mtk) dan visual
image hasil perhitungan dan instruksi guru, siswa tidak
mengetahui mulai dari masa suatu proses pengerjaan,
siswa sulit menginterpretasikan suatu rangkaian/series,
siswa membutuhkan waktu lama untuk paper-pencil
task
 Kesulitan membedakan arah sehingga dampaknya
siswa bingung ketika harus menambahkan dan

mengurangkan angka yang bersusun.

Masalah pada
Dyscalculia

 Adanya kesulitan dalam menyusun/mengingat sekuens
atau rangkaian. Dengan demikian, siswa sulit untuk
berhitung maju, berhitung mundur, menyelesaikan
tahapan dalam algoritma, dan menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan nilai tempat.
 Bahasa yang digunakan dalam matematika
 Adanya kesulitan persepsi visual sehingga siswa
menjadi bingung akan tanda/simbol matematika
seperti +, :, x, 2x, X2

 Kurangn pemahaman mengenai keruangan, dan hal ini
berkaitan erat dengan persepsi visual yang kurang.

Masalah pada
Dyscalculia


 Kekurangan dalam Long Term Memory. Dengan
demikian, hal ini akan menyebabkan siswa sulit
mengakses informasi. Salah satu dampaknya siswa
sulit mengingat tabel perkalian.
 Kecepatan dalam bekerja

 Langkah proses pemecahan masalah matematika:

Cara
Penanganan
Dyscalculia

1. Memahami masalah

2. Merencanakan pemecahan masalah secara
sistematis
3. Melaksanakan pemecahan masalah
4. Memeriksa kembali