Penggunaan metode Everyone Is a Teacher Here untuk meningkatkan pemahaman materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia mata pelajaran IPS pada siswa kelas V-A MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo.
PENGGUNAAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATERI PENJAJAHAN BANGSA EROPA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V-A
MINU PLUS ISLAMIYAH BUDURAN SIDOARJO
SKRIPSI Oleh :
Umi Nadhiro NIM. D07213042
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA April 2017
(2)
PENGGUNAAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATERI PENJAJAHAN BANGSA EROPA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V-A
MINU PLUS ISLAMIYAH BUDURAN SIDOARJO
SKRIPSI Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri SunanAmpel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Umi Nadhiro NIM. D07213042
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA April 2017
(3)
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alaamiin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah menaburkan butiran cinta dan kasihNya, memberikan kesehatan, serta ilmu
yang bermanfaat, sehingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Sholawat bermutiarakan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Saw. Oleh karena itu, dengan rasa bangga saya mengucapkan rasa syukur dan terima
kasih saya kepada:
1. Prof. Dr. H. Abdul A’la, M. Ag selaku rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang telah memberi kesempatan penulis untuk studi di
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2. Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M. Ag selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang telah memberi
kesempatan penulis untuk studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Dr. Hj. Jauharoti Alfin, M. Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya yang telah mengizinkan penulis menyusun skripsi.
4. Sulthon Mas’ud, S.Ag. M.Pd.I dan Taufik, M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang telah membantu saya selama ini. Terima kasih telah membimbing saya
(4)
5. Drs. H. Muhammad Asmuni selaku kepala sekolah MINU Plus Islamiyah Banjarsari Buduran Sidoarjo yang telah memberikan ijin dan arahan dalam
penelitian ini.
6. Imam Nahrawi, S.Ag selaku guru mata pelajaran IPS kelas V-A MINU Plus Islamiyah Banjarsari Buduran Sidoarjo yang sangat membantu dalam proses
penelitian ini.
7. Kedua malaikatku, bapak dan ibu, yang senantiasa menyelipkan namaku dalam
setiap doamu. Tiada lantunan terindah selain doa yang terucap dari bibirmu.
Tiada kata yang bisa anakmu ucapkan selain ucapan terima kasih. Terima kasih
telah berjuang untuk menyekolahkan kami setinggi-tingginya. Terima kasih atas
curahan kasih sayang yang engkau berikan. Ucapan terima kasih ini kiranya
tidak cukup untuk membalas segala kebaikan yang telah kalian berikan
kepadaku. Untuk itu, terimalah persembahan kecil ini sebagai salah satu bukti
rasa cintaku kepada kalian.
8. Sri Rodlifah yang senantiasa membantu dalam setiap kesulitan dan selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Danny Suganda yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi. Terima kasih atas doa dan dukungan yang kamu berikan.
10.Keluarga besar yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi
(5)
v
11.Guru-guru saya dari TK, MI, SMP, MA yang telah mengantarkan saya untuk
mencapai kesuksesan.
12.Sahabatku tersayang Sisil dan Isti, terima kasih selalu memberikan semangat
dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
13.Keluarga besar PGMI angkatan 2013 yang senantiasa setia memberikan
semangat dan motivasi serta menjadi teman berbagi informasi.
14.Semua pihak yang membantu kelancaran penelitian dengan baik, yang tidak
mungkin penulis sampaikan satu persatu.
Semoga Allah SW memberikan balasan yang berlipat ganda kepada kita
semuanya, Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, Tiada patut kata yang terucap kecuali
Jaza Kumullah Khoiron Jaza.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna namun besar harapan
semoga berguna dan bermanfaat, khususnya bagi penulis sebagai pembuat skripsi ini
dan bagi para pembaca pada umumnya.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam menyusun skripsi ini terdapat
kesalahan disengaja maupun tidak.
Surabaya, 23 Maret 2017
(6)
HALAMAN MOTTO
َ
اًرْسي رْسعْلا عم
“
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S Al-Insyirah : 6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
ix ABSTRAK
Umi Nadhiro.2017.Penggunaan Metode Everyone Is a Teacher Here untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V-A MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo.Skripsi,Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Sunan Ampel Surabaya,Pembimbing I Sulthon Mas’ud, S.Pd. M.Pd.I dan
pembimbing II Taufik, M.Pd.I
Kata Kunci: Pemahaman, Metode Everyone Is a Teacher Here
Tingkat pemahaman siswa kelas V-A MINU Plus Islamiyah terhadap mata pelajaran IPS materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia masih kurang. Hasil pre-test yang dilakukan pada pra siklus menunjukkan nilai ketuntasan belajar siswa sebesar 48% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 67,2. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, rendahnya pemahaman siswa diakibatkan dari metode yang digunakan yakni ceramah. solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni
dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Dapat mengetahui penerapan metode everyone is a teacher here pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia kelas V-A di MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo, 2) Dapat mengetahui peningkatan pemahaman yang diperoleh dari
penerapan metode everyone is a teacher here pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia kelas V-A di MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo
Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin yang tiap siklusnya terdapat empat komponen, yaitu 1) Perencanaan 2) Tindakan 3) Observasi 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, tes tulis dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang dilakukan di kelas V-A MINU Plus Islamiyah dikatakan tuntas. (1) Aktivitas guru meningkat dari 84 pada siklus I dengan kategori baik menjadi 96,9 pada siklus II dengan kategori sangat baik. Sedangkan aktivitas siswa meningkat dari 75 pada siklus I dengan kategori cukup menjadi 97,5 pada siklus II dengan kategori sangat baik.(2) persentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus yaitu 47,8% dengan kategori kurang, pada siklus I meningkat menjadi 69,6% dengan kategori baik, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 91,3% dengan kategori baik sekali. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada pra siklus yaitu 67,2, pada siklus I meningkat menjadi 73, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 86,5.
(12)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... vi
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tindakan yang Dipilih ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Lingkup Penelitian ... 7
(13)
xii BABII :KAJIAN TEORI
A. Pemahaman ... 9
1. Pengertian Pemahaman ... 9
2. Indikator Pemahaman... 10
3. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman ... 11
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 13
B. MetodeEveryone Is A Teacher Here ... 15
1. Pengertian MetodeEveryone Is A Teacher Here ... 15
2. Langkah-Langkah MetodeEveryone Is A Teacher Here ... 16
3. Kelebihan dan Kekurangan MetodeEveryone Is A Teacher Here ... 17
C. Pembelajaran IPS ... 17
1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 17
2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 19
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 20
D. Materi Penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia ... 21
1. Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Belanda ... 21
2. Pemerintahan Kolonial Belanda ... 23
3. Sitem Tanam Paksa ... 24
(14)
BAB III :PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian ... 29
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 31
C. Variabel yang Diselidiki ... 32
D. Rencana Tindakan ... 33
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 38
F. Analisis Data ... 40
G. Indikator Kinerja ... 43
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
1. Siklus 1 ... 47
2. Siklus II ... 59
B. Pembahasan ... 69
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 78
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 82
RIWAYAT HIDUP ... 83
(15)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
(16)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kategori hubungan dan dimensi proses kognitif... 11
3.1 Skala observasi guru dan siswa ... 42
3.2 Skala persentase hasil belajar siswa ... 44
4.1 Hasil observasi aktivitas guru ... 70
4.2 Hasil observasi aktivitas siswa ... 72
4.3 Peningkatan rata-rata dan nilai ketuntasan siswa ... 75
(17)
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Hasil observasi aktivitas guru ... 71
4.2 Hasil observasi aktivitas siswa ... 73
4.3 Peningkatan prosentase ketuntasan siswa ... 76
4.4 Peningkatan rata-rata kelas ... 77
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Profil Sekolah
2. Instrumen Wawancara Guru dan Siswa
3. Hasil Tes Pemahaman Siswa Pra Siklus
4. RPP dan Validasi Siklus I
5. Butir Soal Siklus I dan validasi soal siklus I
6. Validasi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
7. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
8. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
9. Hasil Tes Pemahaman Siswa Siklus I
10.RPP dan Validasi Siklus II
11.Butir Soal Siklus II dan validasi soal siklus II
12.Validasi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II
13.Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
14.Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
15.Hasil Tes Pemahaman Siswa Siklus II
16.Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
17.Kartu Konsultasi Skripsi, Surat Tugas, Surat ijin penelitian dan Surat
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan
usaha yang direncanakan untuk menjadikan suasana belajar dan proses
pembelajaran aktif. Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan potensi
peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian,
pengendalian diri, akhlak mulia, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan
oleh dirinya, masyarakat, bangsa maupun negara.1
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan
menjadikan manusia mampu memajukan kebudayaan dan menjunjung tinggi
harkat dan martabat bangsa di mata dunia. Pendidikan terasa hampa apabila
tidak mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas (spiritual,
intelegensi, dan skill). Untuk itu, perlu diusahakan peningkatan mutu
pendidikan.2
UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa ”Pendidikan Nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) , 4
2
(20)
2
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.3
Tujuan pendidikan nasional tidak akan pernah terwujud apabila tidak ada
hubungan timbal balik yang baik antara guru dan siswa. Faktor tercapainya
tujuan nasional juga bergantung pada sistem pendidikan yang baik dan juga
peran orang tua yang ikut aktif dalam proses pendidikan. Diperlukan kerjasama
yang baik antara semua faktor agar tujuan dapat tercapai.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang diberikan dari
mulai SD sampai SMA. Pada pendidikan dasar penyajian IPS dilakukan secara
terpadu, karena perspektif siswa pada usia sekolah dasar lebih cenderung pada
hal-hal yang bersifat konkrit dan utuh.
Pembelajaran IPS diharapkan mampu menjadikan siswa lebih matang
secara emosional, mampu berpikir rasional, memiliki keterampilan sosial dan
intelektual, sehingga mampu melahirkan keputusan yang tepat sesuai situasi dan
kondisi yang dialaminya. Proses pembentukan jati diri dan kepribadian siswa
dapat dibekali dengan keterampilan sejarah yang dapat memudahkan mereka
belajar dari masa lalu, memahami masa kini, serta merencanakan apa yang harus
dilakukan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
adalah menentukan metode yang akan digunakan. Pemilihan metode yang tidak
3
(21)
3
tepat dapat menjadikan kegiatan pembelajaran tidak efektif dan efisien. Oleh
sebab itu, perlu adanya pemilihan metode yang tepat agar pembelajaran lebih
efektif dan mampu membantu peserta didik untuk lebih mudah memahami
materi yang akan disampaikan.
Kebanyakan guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPS menggunakan
metode ceramah. Metode ini sangat membosankan bagi siswa. Siswa cenderung
tidak tertarik dengan metode pembelajaran tersebut. Sehingga, siswa kurang
memahami materi yang disampaikan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman siswa dan akan berpengaruh terhadap nilai siswa yang kurang baik.
Peneliti melakukan observasi pada 1 Desember 2016 MINU Plus
Islamiyah Banjarsari Buduran Sidoarjo. Dari hasil observasi ditemukan masalah
di kelas V-A, yakni Pemahaman siswa yang rendah pada mata pelajaran IPS
materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia. Dari jumlah 23 siswa, terdapat 12
siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM.4 Sedangkan yang mampu
mendapatkan nilai diatas KKM hanya 11 siswa. Persentase siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM adalah 52% dan siswa yang mendapatkan
nilai diatas KKM adalah 48%. Rata-rata nilai seluruh siswa pada mata pelajaran
IPS yakni 67,2. Sedangkan, nilai KKM untuk mata pelajaran IPS adalah 70 .
Ada dua faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran IPS materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia di
4
Wawancara dengan guru kelas mata pelajaran IPS kelas V-A, Imam Nahrawi, S.Ag, pada hari kamis tanggal 1 Desember 2016 di MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo.
(22)
4
MINU Plus Islamiyah, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berasal dari dalam diri siswa. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar sejarah
menjadi salah satu faktor rendahnya pemahaman siswa. Faktor eksternal yakni
berasal dari guru. Dalam menjelaskan materi, guru seringkali mengabaikan
metode maupun strategi yang akan digunakan. Guru terlalu sering menggunakan
metode ceramah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang belum tuntas, diketahui
bahwa alasan siswa tersebut mendapat nilai dibawah KKM karena kurangnya
motivasi untuk belajar IPS. Materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia
dianggap sangat banyak sehingga siswa menjadi malas untuk membaca.
Kemudian, cara guru menyampaikan materi hanya dengan ceramah saja,
sehingga menjadi membosankan.
Hasil wawancara dengan seorang guru kelas V-A bahwa materi
penjajahan bangsa Eropa di Indonesia mata pelajaran IPS dianggap paling sulit.
Siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi tersebut karena
pembahasan yang cukup banyak dan luas. Peneliti menduga penyebab dari
rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran IPS adalah penerapan metode
pembelajaran yang kurang tepat. Selama ini guru menerapkan metode ceramah
dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tindakan
alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa yaitu dengan menggunakan
(23)
5
Metode everyone is a teacher here adalah metode yang tepat untuk
mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual.5 Metode
ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai guru bagi
teman-temannya. Metode ini juga dapat menjadikan siswa lebih aktif memberikan
pertanyaan dan menjelaskan jawabannya. Setiap siswa akan membuat sebuah
pertanyaan untuk temannya. kemudian, siswa lainnya akan menjawab dan
menjelaskan jawabannya. Setiap siswa akan aktif karena semua siswa akan
membuat pertanyaan dan menjelaskan jawaban secara individual. Peneliti
memberikan metode everyone is a teacher here agar siswa lebih cepat
memahami materi sehingga mampu meningkatkan pemahaman mata pelajaran
IPS.
Everyone is a teacher here digunakan sebagai metode alternatif untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada materi penjajahan bangsa Eropa di
Indonesia. Metode ini melatih kemampuan siswa untuk membuat pertanyaan dan
menjelaskannya. Metode ini juga mampu merangsang dan memotivasi siswa
untuk mengulang dan menghafal materi yang telah diajarkan.
Penggunaan metode everyone is a teacher here menjadikan siswa lebih
banyak membaca materi yang telah disampaikan. Pada saat membuat
pertanyaan, siswa akan membaca materi untuk mencari pertanyaan yang sesuai.
Kemudian, untuk menjawab pertanyaan dari temannya, siswa juga akan
5
Hisyam Zaini, dkk. Strategi pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD (Center For Teaching Staff Development), 2004), 63
(24)
6
membaca materi untuk mencari jawaban. Sehingga siswa akan lebih memahami
materi yang disampaikan. Metode everyone is a teacher here diharapkan mampu
mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan mampu
mengaktifkan siswa.
IPS merupakan mata pelajaran yang salah satunya memuat materi
sejarah. Materi IPS kels V semester II adalah penjajahan bangsa Eropa di
Indonesia. Materi tersebut memuat banyak pokok bahasan sehingga menyulitkan
siswa untuk memahami materi. Metode everyone is a teacher here digunakan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penggunaan metode everyone is a
teacher here akan memudahkan siswa untuk memahami materi karena siswa
akan membuat pertanyaan dan menjelaskan jawaban. Siswa juga akan lebih aktif
untuk membaca materi karena untuk membuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan, mereka perlu membaca buku. Metode everyone is a teacher here
diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa pada materi penjajahan
bangsa Eropa di Indonesia.
Berdasarkan permasalahan diatas, menjadi pendorong utama bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang ”Penggunaan Metode Everyone Is
a Teacher Here untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Penjajahan
Bangsa Eropa di Indonesia Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V-A MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo”
(25)
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan metode everyone is a teacher here pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia kelas
V-A di MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman yang diperoleh dari penerapan metode
everyone is a teacher here pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia kelas V-A di MINU Plus
Islamiyah Buduran Sidoarjo?
C. Tindakan yang Dipiih
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
penulis mempunyai gagasan dalam pemecahan masalah. Gagasan tersebut
adalah menggunakan metode everyone is a teacher here. Penggunakan metode
ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS
kelas V-A MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo.
Metode ini dipilih karena siswa akan aktif dalam proses pembelajaran.
metode ini mampu menjadikan siswa layaknya seorang guru bagi temannya.
Setiap siswa akan membuat pertanyaan sesuai materi, kemudian mereka akan
saling menukarkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan temannya. Siswa juga
(26)
8
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ditentukan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui penerapan metode everyone is a teacher here pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi penjajahan bangsa Eropa di
Indonesia kelas V-A di MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo.
2. Dapat mengetahui peningkatan pemahaman yang diperoleh dari penerapan
metode everyone is a teacher here pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia kelas V-A di MINU
Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian
Kegiatan penelitian ini diperlukan batasan penelitian. Batasan ini
bertujuan agar penelitian tidak terlalu luas, fokus, terarah dan sesuai dengan
harapan. Fokus permasalahan dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V-A MINU Plus Islamiyah
Buduran Sidoarjo.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
penjajahan bangsa Eropa di Indonesia
3. Tindakan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode
(27)
9
F. Signifikansi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka signifikasi tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS dan menjadikan
siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
b. Bagi guru
Dapat dijadikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dapat
juga memberikan pemahaman dalam upaya pemanfaatan metode everyone is
a teacher here dalam proses belajar mengajar IPS.
c. Bagi sekolah
Menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran.
d. Bagi peneliti
Sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan penelitian tindakan kelas. Menambah pengalaman ketika ada
(28)
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui dan diingat.1 Seorang peserta
didik dapat dikatakan paham apabila dia mampu menjelaskan dan
menguraikan materi yang telah dipelajari dengan menggunakan kalimatnya
sendiri.
Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya
peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa
yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan oleh guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain.2
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat
lebih tinggi dari hafalan atau ingatan.3 Dalam kegiatan belajar, pemahaman
ditunjukkan melalui (1) Mengungkapkan gagasan atau pendapat dengan
kata-kata sendiri, (2) Membedakan, membandingkan, mengiterpretasi data,
1
Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT.Grafindo, 1996), 50
2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 24
3
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 168
(29)
11
mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) Menjelaskan gagasan pokok,
(4) menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
2. Indikator Pemahaman
Pemahaman dalam pembelajaran merupakan tingkat kemampuan
yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi
serta fakta yang diketahuinya. Seseorang dapat dikatakan paham apabila
mampu memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Jadi,
kata operasional pemahaman yakni dapat membedakan, mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpreasikan, menjelaskan,
mendemostrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan
mengambil keputusan.4
Tabel 2.1
Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif5
Kategori Proses Kognitif Contoh
2.1 Mengartikan Contoh, menguraikan dengan
kata-kata sendiri dalam pidato
2.2 Memberikan contoh Contoh, memberikan contoh
macam-macam gaya lukisan artistic
2.3 Mengklasifikasi Contoh, mengamati atau
menggambarkan kasus kekacauan mental
2.4 Menyimpulkan Contoh, menulis kesimpulan pendek
dari kejadian yang ditayangkan video
2.5 Menduga Contoh, mengambil kesimpulan
dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing
2.6 Membandingkan Contoh, membandingkan
4
W.J.S. Porwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), 154
5
(30)
12
peristiwa sejarah dengan situasi sekarang
2.7 Menjelaskan Contoh, menjelaskan penyebab
peristiwa penting di Prancis abad ke 18
3. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman
Terdapat tiga jenis perilaku pemahaman atau tingkatan dalam
pemahaman6 :
a. Terjemahan
Terjemahan adalah kemampuan seseorang yang dapat
mengkomunikasikan ke dalam bahasa lain, istilah lain, maupun menjadi
bentuk lain. Terjemahan biasanya akan melibatkan pemberian makna
terhadap komunikasi dari suatu isolasi, meskipun makna tersebut
sebagian ditentukan oleh ide-ide yang muncul sesuai konteksnya.
Tingkah laku menerjemahkan menduduki satu posisi transisi
antara tingkah laku menggolongkan dibawah kategori pengetahuan
dengan tingkah laku penafsiran, perhitungan, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi. Hal ini bergantung pada kemampuan menerjemah
dan pada ketersediaan materi pengetahuan yang relevan.
b. Interpretasi
Interpretasi melibatkan komunikasi sebagai konfigurasi
pemahaman ide yang memerlukan penataan kembali ide-ide ke dalam
6
(31)
13
konfigurasi baru dalam pikiran individu. Penafsiran merupakan
kemampuan untuk mengenali hal-hal penting dan membedakan dari
aspek-aspek yang relatif tidak relevan dalam komunikasi.
Dasar untuk menginterpretasikan adalah menerjemahkan bagian
isi komunikasi yang tidak hanya berupa kata-kata atau frasa-frasa akan
tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat dijelaskan. Kemampuan
tersebut melebihi bagian isi materi pada saat komunikasi untuk
memahami hubungan antara berbagai bagian dari suatu pesan dan
disusun kembali dalam pikiran.
c. Ekstrapolasi
Ekstrapolasi merupakan pemikiran atau prediksi yang dilandasi
oleh pemahaman yang dijelaskan dalam komunikasi. Ekstrapolasi
melibatkan pembuatan kesimpulan sehubungan dengan implikasi,
konsekuensi, akibat dan efek sesuai dengan kondisi yang dijelaskan
dalam komunikasi.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman peserta didik
diantaranya7 :
a. Guru
7
(32)
14
Guru merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan suatu pembelajaran terletak pada kemampuan guru untuk
mengelola kelas. Guru membentuk lingkungan yang menyenangkan
agar peserta didik mampu belajar secara maksimal.
b. Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan
belajar. Potensi kemampuan siswa dikembangkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
c. Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk
menentukan strategi, metode, materi, media dan evaluasi pembelajaran.
perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan yang akan dilakukan
oleh guru.
d. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah media untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan
dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan tuntutan masyarakat.
e. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah prses terjadinya interaksi antara
(33)
15
f. Metode
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang berlangsung.
g. Alat
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. alat dibedakan menjadi dua,
yaitu alat verbal dan non-verbal. Alat verbal dapat berupa suruhan,
perintah, larangan dan lain-laian. Sedangkan alat non-verbal dapat
berupa globe, peta, papan tulis dan lain-lain.
h. Sumber pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai tempat rujukan dimana bahan pembelajaran bisa
diperoleh.
i. Evaluasi
Evaluasi adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa
berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan metode yang telah
(34)
16
B. Metode Everyone Is A Teacher Here
1. Pengertian Metode Everyone Is A Teacher Here
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.8 Metode
pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya (1)
Tujuan yang berbeda-beda dari mata pelajaran masing-masing, (2)
Perbedaan latar belakang dan kemampuan anak didik, (3) Situasi dan
kondisi, (4) Tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda, baik
fasilitas maupun kuantitas.9
Everyone is a teacher here adalah metode untuk pengajaran teman
sebaya. Metode ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan. Metode ini memberi kesempatan pada setiap siswa untuk
berperan sebagai seorang guru bagi teman-temannya. Metode ini bertujuan
untuk membiasakan siswa untuk aktif secara individu dan membudayakan
responsif terhadap persoalan yang muncul, berani bertanya, tidak minder
dan tidak takut salah.10
8
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 158
9
Ngalimun, Strategi..., 44
10
(35)
17
2. Langkah-Langkah Metode Everyone Is A Teacher Here
Langkah-langkah dalam menerapkan metode Everyone Is A Teacher
Here adalah11 :
a. Bagi selembar kertas kepada siswa, dan mereka diminta untuk menulis
satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran atau
berhubungan dengan tugas yang diberikan.
b. Kumpulkan kertas pertanyaan, dan acak kartu tersebut, kemudian
dibagikan kepada setiap siswa, dan pastikan tidak ada yang menerima
pertanyaan yang ditulis sendiri.
c. Siswa diminta untuk membaca dan menjawab pertanyaan dalam kertas
tersebut secara individual.
d. Siswa diminta secara sukarela untuk membacakan pertanyaan dan
jawabannya.
e. Setelah dibacakan jawabannya, para siswa diminta untuk
menambahkannya.
f. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan untuk membacakan
jawabannya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Everyone Is A Teacher Here
a. Kelebihan Metode Everyone Is A Teacher Here
1) Meningkatkan proses pembelajaran
11
(36)
18
2) Melatih siswa bertanggung jawab
3) Dapat digunakan pada semua mata pelajaran
4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat
dan menganalisis masalah.
b. Kekurangan Metode Everyone Is A Teacher Here
1) Memerlukan penjelasan materi di awal pembelajaran agar soal
yang dibuat tidak menyimpang dari tujuan pembelajran.
2) Memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghabiskan semua
pertanyaan.
C. Pembelajaran IPS
1. Pengertian Pembelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu
sosial.12 Bagian dari isi ilmu sosial dalam suatu pengajaran tidak sama,
karena harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan anak
didik. Ilmu pengetahuan sosial disusun dengan mengaitkan atau
menggabungkan berbagai unsur ilmu-ilmu sosial sehingga menjadi bahan
pelajaran yang mudah dicerna siswa yang pada umumnya masih sederhana
jalan pemikirannya.
Menurut S. Nasution, Ilmu pengetahuan Sosial adalah mata
pelajaran yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.
12
(37)
19
Dapat kita katakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata
pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bagian kurikulum sekolah yang
berhubungan dengan peranan manusia dalam masyarakat yang terdiri dari
berbagai subjek yakni sejarah, geografi, ekonomi, pemerintahan,
antropologi, sosiologi dan psikologi sosial.13
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berupaya mengembangkan
pemahaman siswa tentang bagaimana individu dan kelompok hidup
bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pembelajaran IPS
siswa didorong secara aktif menelaah interaksi antara manusia dan
lingkungan, membantu peningkatan kualitas kehidupan di lingkungannya
kini dan pada masa yang akan datang, menelaah gejala-gejala lokal, regional
dan global dengan memanfaatkan keterampilan pengkajian sosial.
Menurut Nursid pembelajaran ilmu pengetahuan sosial melatih
keterampilan siswa yakni keterampilan fisik dan keterampilan berfikir
dalam mengkaji dan mencari jalan keluar dari masalah yang dialaminya.
Pengertian ini menekankan pada tujuan pendidikan IPS yakni
mengembangkan kemampuan dan keterampilan agar siswa mampu hidup
selaras, serasi dan seimbang di lingkungannya.
13
(38)
20
2. Tujuan Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu mengembangkan
sikap dan keterampilan sosial yang berguna bagi kemajuan dirinya baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pencapaian tujuan
dilakukan melalui pengembangan kemampuan khusus sebagai berikut :
a. Mengembangkan pemahaman tentang gejala alam dan kehidupan
sistem sosial, pengolahan sumber daya, dan perubahan.
b. Menerapkan pola berfikir keruangan dalam memahami gejala alam dan
kehidupan manusia.
c. Mengembangkan keterampilan mengelola sumber daya dan
kesejahteraan.
d. Mengembangkan kemampuan melakukan investigasi dan pola pikir
kronologis untuk menganalisis hubungan sebab akibat dalam suatu
rangkaian peristiwa yang terjadi.
e. Berempati dalam membangun pola interaksi dan beradaptasi dengan
lingkungan alam, sosial, dan budaya.
f. Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan masyarakat dan
lingkungan, cinta tanah air, menghargai perbedaan, persamaan hak, dan
(39)
21
g. Membiasakan diri berpikir secara rasional, membangun kehidupan
masyarakat yang harmonis, mengantisipasi terjadinya konflik, dan
memecahkan masalah dengan menggunakan keterampilan sosial.14
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri atas :
a. Pengetahuan
Materi yang disampaikan berhubungan dengan pengetahuan
meliputi tentang kehidupan disekitarnya, bangsa dan umat manusia
dalam berbagai aspek kehidupan dan lingkungannya.
b. Keterampilan
Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS
adalah berpikir logis dan kritis, membaca, memecahkan masalah,
berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa.
c. Nilai
Nilai-nilai yang diterapkan dalam pembelajaran IPS yakni nilai
kejujuran, kerja keras, sosial, budaya, kebangsaan, cinta damai dan
kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai
tersebut.
14
(40)
22
d. Sikap
Sikap yang harus dimiliki peserta didik adalah rasa ingin tahu,
mandiri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif, dan
bertanggung jawab.
D. Materi Penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia 1. Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Belanda
Bangsa Eropa pertama kali datang di Indonesia adalah bangsa
Portugis. Kemudian, disusul oleh bangsa Spanyol dan bangsa Belanda.
Tahun 1596, Belanda mendarat di Banten. Saat kunjungan pertamanya,
Belanda bersikap sombong dan menimbulkan kebencian rakyat Banten.
Kunjungan berikutnya Belanda tidak lagi sombong sehingga Belanda
diterima rakyat Banten.
Belanda berhasil melakukan melakukan perdagangan di Indonesia.
Kegiatan dagang Belanda menimbulkan persaingan diantara mereka. Untuk
menghindari persaingan dagang, Belanda mendirikan kongsi dagang. Pada
tahun 1602, Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie). Markas besar VOC terletak di Batavia dan Gubenur Jenderal
VOC pertama adalah Pieter Both. Selanjutnya, ia diganti oleh JP. Coen.
Kekuasaan VOC menimbulkan banyak penderitaan bagi penduduk
(41)
23
Tindakannya kejam, tidak mengenal perikemanusiaan. Hal itu mendorong
timbulnya berbagai perlawanan rakyat diberbagai daerah di Indonesia.
a. Perlawanan Sultan Agung Hanyakrakusuma
Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah Raja Mataram Islam.
Sultan Agung melakukan serangan ke Batavia sebanyak dua kali.
Serangan pertama dilakukan pada tahun 1628. Serangan Sultan Agung
mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut disebabkan pasukan
Mataram kalah dalam hal persenjataan. Selain itu, pasukan Mataram
juga kekurangan makanan.
Pada tahun 1629, Mataram melancarkan serangan kedua.
Pasukan Mataram berhasil menghancurkan Benteng Hollandia milik
VOC. Namun, VOC tetap berhasil mengatasi serangan pasukan
Mataram. Lumbung-lumbung pangan Mataram habis dibakar VOC.
Akibatnya, banyak prajurit Mataram yang kelaparan. Dengan demikian
serangan kedua pasukan Mataram juga kalah.
b. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa
Letak Batavia sangat strategis dan berdekatan dengan Banten.
Akibatnya, timbul persaingan di antara keduanya. Banten merupakan
pusat perdagangan internasional saat itu. Oleh karena itu, VOC ingin
menguasai Banten. Banten berusaha menentang VOC. Raja Banten
(42)
24
terhadap VOC. Pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap.
Sultan Ageng Tirtayasa dibawa ke Batavia dan ditahan sampai
meninggal.
c. Perlawanan Sultan Hasanuddin
Kerajaan Gowa-Tallo lebih dikenal sabagai Kerajaan Makassar.
Zaman kejayaan dicapai pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin.
Pada tahun 1667, VOC menyerang Maksaar. VOC dibantu Palaka Raja
Bone, Sultan Hasanuddin yang terkenal pemberani, pantang mundur
menghadapi VOC. Karena persenjataan VOC lebih kuat, tentara
Makassar terdesak. Akibatnya, Sultan Hasanuddin terpaksa mengakui
kekalahannya.
2. Pemerintahan Kolonial Belanda
Pada akhir abad ke-18, VOC bangkrut. Pada tanggal 31 Desember
1799, VOC dibubarkan. Segala urusan VOC diambil alih oleh pemerintah
Kerajaan Belanda. Begitu pula mengenai wilayah jajahan. Tanah jajahan
diambil alih dan langsung diperintah oleh Kerajaan Belanda. Wilayah
Indonesia menjadi milik pemerintah kolonial Belanda. Untuk menjalankan
pemerintahan dia Indonesia, Belanda menempatkan seorang gubenur
(43)
25
1. Herman Willem Daendels (1808-1811)
Herman Willem Deandels diangkat sebagai gubenur jenderal di
Indonesia pada tahun 1808. Daendels memerintah Indonesia dengan
kejam. Tugas pokok Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa dari
serangan Inggris. Daendels juga diberi tugas untuk memperbaiki tanah
jajahan. Untuk itu, Daendels memerintahkan membuat jalan raya. Jalan
raya tersebut dikenal dengan nama Jalan Raya Anyer-Panarukan.
Daendels juga memerintahkan pendirian pabrik senjata. Pangkalan laut
juga dibangun di Merak. Untuk mengerjakan semua itu, rakyat dipaksa
kerja rodi (kerja paksa). Daendels dijuluki Tuan Guntur karena
kekejamannya.
2. Janssens (1811)
Masa pemerintahan Janssens di Indonesia sangat singkat. Ia
memang lemah dan kurang cakap. Ia tidak dapat membendung pasukan
inggris. Pada Tanggal 17 september 1811, pasukan Inggris berhasil
mengalahkannya. Selanjutnya, Indonesia berada dibawah kekuasaan
Inggris.
3. Sistem Tanam Paksa
Van den Bosch dilantik menjadi gubenur jenderal pada tahun 1830.
Van den Bosch menerapkan Sistem Tanam Paksa. Ketentuan sistem tanam
(44)
26
dengan jenis tanaman yang sudah ditentukan, (2) tanah yang telah ditanami
tanaman wajib bebas dari pajak, (3) Hasil tanaman harus dijual kepada
Belanda, (4) Kerusakan tanaman menjadi taggungan pemerintah Hindia
Belanda.
Dalam pelaksanaannya, Sistem Tanam Paksa lebih memberatkan
rakyat. Sistem tanam Paksa menyimpang dari ketentuan awal.
Penyimpangan itu adalah: (1) Tanah yang harus ditanami lebih dari setengah
bagian, (2) Petani bekerja sepanjang tahun dengan melakukan penanaman
tanaman wajib, (3) Pajak harus tetap dibayarkan meskipun telah ikut
menanam tanaman wajib, (4) Tanaman rusak menjadi tanggung jawab
petani.
Salah satu penentang Sistem Tanam Paksa adalah Eduard Douwes
Dekker. Ia menulis sebuah buku berjudul Max Havelaar. Douwes Dekker
menggunakan nama samaran Multatuli. Ia menceritakan penderitaan rakyat
Indonesia akibat Sistem Tanam Paksa.
4. Perlawanan terhadap Belanda
a. Perlawanan Thomas Matulessi (Pattimura) di Maluku
Pada tahun 1816 Belanda kembali berkuasa di Maluku. Rakyat
dipaksa kerja rodi. Pada tahun 1817, meletus perlawanan rakyat di
daerah Saparua. Pattimura tampil sebagai pemimpin perlawanan
(45)
27
pertahanan Belanda dapat diduduki Pattimura. Oleh karena itu, Belanda
mendatangkan bantuan pasukan dari Batavia. Akhirnya, Pattimura
dapat ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung.
b. Perlawanan Imam Bonjol di Sumatra Barat
Pada tahun 1821, Perang Padri meletus di Sumatra Barat. Tokoh
utama Perang Padri adalah Imam Bonjol. Perlawanan kaum Paderi
terhadap Belanda sangat gigih. Benteng pertahanan Belanda di
Batusangkar tidak mampu menahan serangan pasukan Imam Bonjol.
Belanda datang ke Sumatra Barat dengan pasukan yang lengkap dari
Jawa. Semua kekuatan dikerahkan untuk mematahkan perlawanan
kaum Adat dan Kaum Paderi. Benteng pertahanan kaum Paderi di
Bonjol dapat direbut Belanda. Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan
diasingkan ke Minahasa sampai wafatnya.
c. Perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah
Pada tahun 1825, Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan
terhadap Belanda. Penyebab khusus perlawanan Diponegoro
berhubungan dengan tindakan Belanda yang sewenang-wenang.
Belanda tanpa izin memasang patok-patok tanda pembuatan Jalan
Magelang-Yogyakarta. Patok-patok itu melewati tanah dan makan
(46)
28
berpindah-pindah. Dengan cara itu, Belanda tidak mampu menghadapi
perlawanan Pangeran Diponegoro.
d. Perlawanan Pangeran Antasari di Banjarmasin
Pangeran Antasari merupakan tokoh pemberani dari Kalimantan
Selatan. Pada tahun 1859, rakyat Banjarmasin melancarkan serangan
terhadap Belanda dipimpin oleh pangeran Antasari. Rakyat Banjar
begitu bersemangat memberikan dukungan kepada Pangeran Antasari.
Pada tahun 1862, Pangeran Antasari wafat karena sakit.
e. Perlawanan Si Singamangaraja XII di Tapanuli
Si Singamangaraja XII adalah raja dari kerajaan Bakkara
Tapanuli, Sumatra Utara. Pada tahun 1884, Si Singamangaraja XII
mengadakan serangan terhadap Belanda di Tangga Batu. Perlawanan
dilakukan secara gerilya dan membuat Belanda makin kewalahan. Pada
tahun 1907, Belanda meningkatkan kekuatannya. Terjadilah
pertempuran sengit dan Si Singamangaraja gugur dalam pertempuran
tersebut.
f. Perlawanan Raja Buleleng dan Patih Gusti Ktut Jelantik di Bali
Pada tahun 1846, meletus Perang Buleleng. Dibawah pimpinan
Patih Gusti Ktut Jelantik, rakyat Buleleng melawan Belanda. Pada
(47)
29
Raja Buleleng dan Patih Jelantik dapat meloloskan diri. Namun,
Kerajaan Buleleng jatuh ke tangan Belanda.
g. Perlawanan Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien di Aceh
Perang Aceh disebabkan Belanda ingin menguasai Aceh. Pada
tahun 1873, Belanda memaksa Aceh mengakui kekuasaannya. Akan
tetapi, Aceh menolaknya. Oleh karena itu, meletuslah Perang Aceh.
Pemimpin Perang Aceh antara lain Teuku Umar, Panglima Polim, Cik
Di Tiro, dan Cut Nyak Dhien. Rakyat Aceh meggunakan siasat gerilya.
Belanda mendatangkan sejumlah pasukan dari luar. Dengan demikian,
Belanda berhasil mendesar pasukan Aceh. 15
15
Dyah Suryaningsih, Ilmu Pengetahuan Sosial 5 (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2015), 109-120
(48)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah upaya guru dalam memperbaiki mutu
proses belajar-mengajar, yang akan berdampak pada hasil pelajaran.1 Penelitian
tindakan kelas sangat menekankan pada proses dan produk. Pada waktu proses
tindakan berlangsung, peneliti harus merekam semua dampak dari kegiatan yang
baru dilakukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk melakukan
penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru. Sedangkan, guru berperan
sebagai validator.
Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin. Kurt Lewin menjelaskan
bahwa ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan,
yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian
tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus.
Adapun pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk spiral sebagai berikut :
1
(49)
31
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini dilakukan persiapan yang sangat matang agar
pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan ini meliputi pembuatan RPP,
mempersiapkan media pembelajaran, dan instrument penelitian. Identifikasi
masalah
Perencanaan (planning)
Siklus I Refleksi
(reflecting) Tindakan
(Acting)
Observasi (observing)
Siklus II Perencanaan
(50)
32
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini peneliti melakukan tindakan yang telah direncanakan
pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
c. Tahap Observasi
Tahap ini guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan seriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Tahap ini data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan.
Kemudian, dilakukan analisis dan untuk mengetahui apakah tindakan
yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksikan diri
tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga, dapat
dijadikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus
berikutnya.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
(51)
33
Penelitian dilakukan di MINU Plus Islamiyah yang beralamat di
Jl. M.Rusdi No.4 Banjarsari Buduran Sidoarjo.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2016-2017, yaitu bulan Oktober – Desember 2016.
2. Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V-A MINU Plus
Islamiyah Banjarsari Buduran Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017 dengan
jumlah 23 siswa. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pemahaman siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi
penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia. Pemilihan subyek dan obyek ini
diambil dengan pertimbangan bahwa nilai pelajaran siswa kelas V-A pada
mata pelajaran IPS kurang baik. Lebih dari setengah dari jumlah
keseluruhan siswa mendapatkan nilai dibawah KKM.
C. Variabel yang Diselidiki
Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan
pemahaman siswa dengan menerapkan metode interaktif pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V-A MINU Plus Islamiyah Sidoarjo.
Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu:
1. Variabel input : Siswa kelas V MINU Islamiyah Banjarsari
(52)
34
2. Variabel Proses : Penerapan metode everyone is a teacher here
3. Variabel output : Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus Kurt Lewin,
setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu : tahap perencanaan , tahap
pelaksanaan, tahap observasi, tahap refleksi.
Siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan Metode Everyone Is a Teacher Here. Dalam
pembuatan RPP, Metode Everyone Is a Teacher Here sangat ditonjolkan
agar siswa mampu memahami materi dengan baik. Guru menyusun RPP
dengan sebaik mungkin agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak ada
kekurangan dan kendala. Guru juga menyiapkan berbagai media yang
diperlukan. Seperti, Power Point, kertas lipat dan lembar evaluasi.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
Metode Everyone Is a Teacher Here dan materi pembelajaran yakni
penjajahan Bangsa eropa di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan yakni
(53)
35
Kegiatan awal (5 Menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
2) Siswa memulai pelajaran dengan membaca basmalah
3) Apersepsi
4) Siswa mengetahui materi yang akan disampaikan
5) Siswa mengetahui tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (60 Menit)
1) Siswa membaca materi pembelajaran
2) Guru menyampaikan materi secara singkat
3) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
4) Siswa memperoleh selembar kertas
5) Siswa membuat satu pertanyaan sesuai materi yang telah dibaca
6) Siswa menuliskan jawabannya di buku tulis masing-masing
7) Siswa mengumpulkan pertanyaannya di depan kelas
8) Guru membagikan pertanyaan tersebut, pastikan tidak ada yang
mendapat pertanyaannya sendiri
9) Siswa menulis jawaban di lembar pertanyaan tesebut
10)Siswa membacakan jawabannya di depan kelas.
(54)
36
Kegiatan penutup (5 Menit)
1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari hari ini.
2) Siswa bersama guru melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
3) Guru melakukan absensi kehadiran siswa
4) Siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
c. Tahap Observasi
Peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran.
peneliti telah menyiapkan lembar pengamatan terhadap aktifitas guru dan
aktifitas siswa pada saat pembelajaran. peneliti akan melakukan pengamatan
dari awal hingga akhir pembelajaran. peneliti juga menyeleksi hasil evaluasi
yang dilakukan oleh siswa.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis hasil observasi pada
siklus I. peneliti menganalisis hasil pembelajaran yang telah dilakukan guna
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. peneliti juga mencatat kelemahan-kelemahan yang
terjadi pada saat proses pembelajaran. Setelah diketahui kelemahan yang
terjadi pada siklus pertama, maka dilakukan perbaikan rancangan
(55)
37
Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan RPP yang telah diperbaiki,
sesuai dengan hasil refleksi yang telah dilakukan. Guru memodifikasi
metode everyone is a teacher here agar siswa tidak bosan dengan strategi
yang telah diterapkan pada pembelajaran sebelumnya. Pada pembelajaran
kali ini, peneliti menyiapkan rangkuman materi. Sehingga siswa lebih
mudah memahami materi yang cukup banyak. Peneliti juga menyiapkan
lembar evaluasi siswa dengan butir soal uraian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode everyone is a teacher here dan materi pembelajaran yakni
penjajahan Bangsa eropa di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan yakni
sebagai berikut :
Kegiatan awal (5 Menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
2) Siswa memulai pelajaran dengan doa
3) Guru mengabsen siswa
4) Siswa melakukan tepuk konsentrasi
5) Siswa mengetahui materi yang akan disampaikan
(56)
38
Kegiatan Inti (60 Menit)
1) Siswa membaca materi secara bergantian dengan suara nyaring
2) Siswa membuat satu pertanyaan dari materi tersebut
3) Siswa mengumpulkan pertanyaan di depan kelas
4) Guru membagikan pertanyaan kepada siswa
5) Siswa menjawab pertanyaan di kertas yang telah disediakan
6) Siswa maju satu-persatu untuk membacakan jawabannya
7) Siswa lain boleh menambahi jawaban yang sudah diberikan temannya
Kegiatan penutup (5 Menit)
1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari hari ini.
2) Siswa bersama guru melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
3) Ice breaking
4) Siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
c. Tahap observasi
Peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran. Pada
siklus II ini, peneliti telah menyiapkan lembar pengamatan terhadap aktifitas
guru dan aktifitas siswa pada saat pembelajaran. peneliti akan melakukan
pengamatan dari awal hingga akhir pembelajaran. peneliti juga menyeleksi
(57)
39
d. Tahap refleksi
Setelah dilakukan analisis pada siklus II, peneliti akan mengetahui
tingkat keberhasilan yang telah dicapai dengan penggunaan metode
everyone is a teacher here. Pada siklus II ini biasanya mulai terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa juga akan
meningkat.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
a. Data Kualitatif
Data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1) Profil sekolah MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo
2) Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode everyone is a
teacher here dalam kegiatan yang dilaksanakan siswa dan kegiatan
guru.
b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif pada penelitian tindakan kelas ini adalah:
1) Data jumlah siswa kelas V-A MINU Plus Islamiyah Buduran
(58)
40
2) Data observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa.
3) Data hasil pembelajaran siswa kelas V-A MINU Plus Islamiyah
Buduran Sidoarjo.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan di dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data.
Teknik dalam mengumpulkan data penelitian yakni dengan
observasi, wawancara, tes tulis dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi
digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru
dalam proses belajar mengajar dan penerapan metode everyone is a
teacher here yang dilaksanakan oleh guru dan peneliti.
b. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat
(59)
41
c. Tes Tulis
Tes tulis adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk memperoleh data
tentang pemahaman siswa sesuai materi yang telah disampaikan
sebelum dan sesudah adanya penelitian tindakan kelas.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang suatu peristiwa.
Dokumentasi ditujukan untuk mendapatkan data secara langsung dari
tempat penelitian. Dokumentasi meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, dan data yang relevan lainnya.2
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Analisis dari penelitian ini adalah analisis deskripsi kualitatif dan
analisis deskripsi kuantitatif.
a. Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatif berupa informasi berbentuk kalimat yang
menggambarkan suasana pembelajaran. data kualitatif meliputi materi yang
disampaikan dalam penelitian, metode pembelajaran yang digunakan,
aktifitas guru dan aktifitas siswa.
2
(60)
42
Untuk menghitung hasil observasi guru dan siswa maka
menggunakan rumus berikut ini:
Nilai = Skor Perolehan
Skor Maksimal x 100 ...(Rumus 3.1)
Tabel 3.1
Skala observasi guru dan siswa
Nilai Kriteria
91 – 100 Sangat Baik
81 – 90 Baik
71 – 80 Cukup
61 – 70 Kurang
≤60 Sangat Kurang
b. Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari tes tulis yang diberikan. Tes tulis
berupa butir soal uraian yang diberikan kepada siswa MINU Plus Islamiyah
Buduran sidoarjo. Analisis data kuantitatif dilakukan setiap siklus pada
tahap refleksi. Hasil analisis akan digunakan sebagai bahan refleksi untuk
melakukan tindakan selanjutnya pada siklus selanjutnya.
Menganalisis tingkat keberhasilan dan prosentase ketuntasan belajar
peserta didik dilakukan dengan memberikan evaluasi berupa tes tulis pada
kegiatan dalam siklus. Analisis ini dapat dihitung dengan rumus dibawah
ini:
(61)
43
Penilaian tes individu diperoleh dari hasil tes pemahaman siswa
berupa butir soal uraian. Dinyatakan dengan rumus:
Nilai perolehan akhir = Skor Perolehan
Skor Maksimal x 100 ... (Rumus 3.2)
Jika nilai sudah diketahui, dilakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa dengan jumlah siswa sehingga diperoleh nilai rata-rata dengan
rumus sebagai berikut:
X = x
N ... (Rumus 3.3)
Keterangan:
X = Rata-rata
� = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya Subjek
Untuk menghitung nilai ketuntasan belajar menggunakan rumus
sebagai berikut:
p = Siswa yang tuntas belajar
siswa x 100 ... (Rumus 3.4)
Atau dengan menggunakan rumus:
p = F
N x 100% ... (Rumus 3.5)
Keterangan:
P = Prosentase yang akan dicari
F = Jumlah skor yang diperoleh
(62)
44
Tabel 3.2
Skala Persentase Hasil Belajar Siswa
Prosentase Kategori Predikat
≥80% A Baik Sekali
66% – 79% B Baik
56% – 65% C Cukup
46% – 55% D Kurang
≤45% E Gagal
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan atau
memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas.3
Peneliti menganalisis data dari hasil penelitian dengan menggunakan
kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas
V-A MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada materi penjajahan bangsa Eropa di
Indonesia. Indikator pemahaman siswa yakni:
a. Minimal 80% siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang telah
ditentukan
b. Guru dapat melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai RPP ≥80%
c. Rata-rata skor siswa minimal 70
d. Meningkatnya pemahaman siswa ≥70%
3
Kusnandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru
(63)
45
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaboratif. Peneliti
dan guru IPS kelas V MINU Plus Islamiyah Buduran Sidoarjo melakukan
kerjasama dalam kegiatan penelitian ini. Adapun tim peneliti dalam penelitian
ini adalah:
1. Guru Kolaborasi
Nama : Imam Nahrawi, S.Ag
Jabatan : Guru Kelas V-A
Tugas : Mengamati pelaksanaan pembelajaran, observasi dan
refleksi.
2. Peneliti
Nama : Umi Nadhiro
Status : Mahasiswa
Tugas : Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun
lembar observasi guru dan siswa, menyusun laporan hasil
(64)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, meliputi pra siklus, siklus I,
dan siklus II. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumen lain
yang mendukung. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V-A MINU Plus
Islamiyah Buduran Sidoarjo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
everyone is a teacher here untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia pada mata pelajaran IPS.
1. Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Kegiatan awal yang dilakukan pada tahap perencanaan yakni
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang telah
disusun divalidasikan kepada bapak Abd. Ghani, M.Pd.I. Hasil validasi
adalah baik dan dapat digunakan tanpa revisi. Setelah proses validasi,
RPP ditunjukkan kepada guru mata pelajaran IPS kelas V-A yakni
bapak Iman Nahrawi, S.Ag. RPP telah siap digunakan sebagai
(65)
47
Kegiatan kedua yang dilakukan adalah penyusunan instrumen
penilaian tes. Instrumen penilaian tes disusun berdasarkan indikator
yang ingin dicapai. Instrumen penilaian tes kemudian divalidasikan
kepada bapak Abd. Ghani, M.Pd.I sebagai validator. Hasil dari validasi
tersebut adalah baik dan instrumen penilaian tes dapat digunakan
dengan revisi kecil.
Kegiatan ketiga adalah menyiapkan instrumen lembar observasi
guru dan siswa. Lembar observasi meliputi aktivitas guru dan siswa.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti
kemudian menyiapkan lembar wawancara untuk guru dan siswa.
b. Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilakukan pada Senin, 9 Januari 2017.
Penelitian ini dimulai pada pukul 08.00 - 09.45 WIB. Pembelajaran
dilakukan pada jam pertama hingga jam ketiga. Peneliti bertugas
sebagai pelaksana sedangkan guru sebagai observer.
Pembelajaran dilakukan dengan tiga kegiatan, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan ini sesuai dengan
langkah-langkah yang ada di RPP. Kegiatan ini juga menerapkan
(66)
48
1) Kegiatan awal
Kegiatan awal guru mengucapkan salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Kemudian guru menginstruksikan siswa
untuk membaca surat al-fatihah bersama-sama. Guru menjelaskan
kepada siswa bahwa ada kakak dari UIN Sunan Ampel yang mau
melakukan penelitian. Siswa terlihat sangat senang dan antusias
melihat ada guru baru yang akan mengajar mereka. Guru juga
memberikan sedikit penjelasan tentang kedatangan dan tujuan
peneliti. Sebelum guru mempersilahkan peneliti untuk memulai
pembelajaran, siswa diminta untuk tetap tenang dan memperhatikan
setiap instruksi peneliti.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti menyampaikan
tujuan penelitian sehingga siswa tidak bingung dan takut. Peneliti
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Siswa melakukan
doa bersama dan ketua kelas bertugas sebagai pemimpin doa. Guru
menanyakan kabar siswa, akan tetapi siswa tidak menjawab dengan
kompak. Guru memberikan instruksi cara menjawab kabar. Guru
kembali menanyakan kabar dan siswa menjawab dengan kompak
dan semangat.
Guru menunjukkan beberapa gambar kepada siswa, gambar
(67)
49
ilustrasi perang. Guru bertanya kepada siswa ”apa hubungan dari kedua gambar tersebut?”. Salah satu siswa menjawab ”orang-orang
yang berperang memperebutkan rempah-rempah bu,”. Guru
memberikan jempol kepada siswa tersebut. guru bertanya kembali
”mengapa mereka memperebutkan rempah-rempah?”. Salah satu
siswa kemudian menjawab ”karena rempah-rempahnya berharga
bu,”. Guru mengapresiasi setiap jawaban siswa dengan memberikan
jempol. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari adalah
penjajahan bangsa Eropa di Indonesia.
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti dimulai dengan menjadikan siswa
berpasang-pasangan. Setelah berpasangan, siswa diminta untuk membaca
materi tentang penjajahan bangsa Eropa di Indonesia. Siswa
membaca secara bergantian dengan teman sebangkunya. Siswa
membaca dengan tertib, hanya saja ada beberapa siswa yang tidak
mau membaca. Guru menegur siswa tersebut untuk kembali
membaca secara bergantian dengan temannya.
Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang bacaan yang telah
dibaca. Siswa tidak ada yang mau bertanya, akhirnya guru
(68)
50
datang ke Indonesia?”, kemudian salah satu siswa menjawab ”untuk berdagang bu,” siswa lainnya juga ada yang mengacungkan tangan dan menjawab ”untuk mengambil rempah-rempah”. Guru mengapresiasi setiap jawaban siswa dengan memberikan jempol dan
mengucapkan ”bagus sekali jawabanmu, nak”.
Kegiatan selanjutnya yakni guru membagikan selembar
kertas lipat. Guru sengaja memberikan kertas berwarna-warni agar
siswa lebih tertarik dengan tugas yang akan diberikan. Siswa
bertanya-tanya untuk apa kertas tersebut. Guru menjelaskan ”tadi
kalian sudah membaca buku kalian masing-masing, sekarang kalian
membuat satu pertanyaan tentang bacaan tadi. Tulis pertanyaan
tersebut di kertas dan tulis jawabannya di buku tulis kalian. Jangan
lupa memberikan nama kalian di kertas tersebut.” Sebagian siswa
masih bingung dengan perintah tersebut. Guru menjelaskan kembali
sampai siswa paham. Guru juga menjelaskan komponen pertanyaan
meliputi 5W+1H (apa, kapan, mengapa, dimana, siapa dan
bagaimana).
Siswa membuat pertanyaan dengan sungguh-sungguh. Guru
membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat
pertanyaan. Ada beberapa siswa yang duduk di pojok belakang tidak
(69)
51
mengerjakan tugas. Guru menegur dan membimbing mereka untuk
membuat pertanyaan sesuai tugas yang diberikan. Siswa yang telah
selesai membuat pertanyaan menunjukkannya kepada guru untuk
mengetahui benar tidaknya tugas mereka. Setelah semua selesai
membuat pertanyaan, guru mengingatkan kembali untuk menuliskan
nama.
Pertanyaan yang telah dibuat dikumpulkan di bangku paling
depan. Guru membagikan kertas pertanyaan dengan acak. Sehingga,
siswa tidak mendapatkan kertas pertanyaannya sendiri. Siswa
kemudian menjawab pertanyaan yang diperolehnya. Guru
mempersilahkan mereka untuk mencari dibuku bacaaan. Ada satu
siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan,
kemudian guru memintanya untuk membaca kembali buku
bacaannya.
Kegiatan selanjutnya adalah membacakan hasil tugas
mereka. Sebelumnya, ada satu siswa yang selalu ngobrol dengan
teman sebangkunya dan sedikit gaduh. Akhirnya guru memberikan
kesempatan pertama untuk dia membacakan hasil tugasnya di depan
kelas. Siswa tersebut menjawab pertanyaan dengan benar. Guru
memberikan apresiasi berupa tepuk tangan. Semua siswa mendapat
(70)
52
Pada saat siswa membacakan hasilnya, siswa lainnya
memperhatikan dan mengoreksi jawaban temannya. Setelah siswa
menjawab pertanyaan, guru memberikan sedikit penjelasan tentang
materi yang ditanyakan. Ada salah satu siswa menjawab pertanyaan
dengan salah, kemudian teman lainnya membantu untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Guru memberikannya apresiasi agar dia tidak
patah semangat dan berkecil hati.
Kegiatan selanjutnya yakni guru mengulas kembali materi
tentang penjajahan bangsa Eropa di Indonesia. Siswa tampak sudah
mengerti dan paham dengan materi tersebut. Guru membagikan
lembar kerja siswa. Lembar kerja berisi sepuluh butir soal uraian.
Siswa mengerjakan tugas dengan tenang dan tertib.
Proses Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus I diperoleh
hasil 16 siswa sudah tuntas dan 7 siswa belum tuntas dengan nilai
rata-rata 73. Persentase ketuntasan nilai siswa diperoleh hasil 69%.
Berikut adalah keterangan perhitungannya :
a) Keterangan rata-rata kelas :
X = x
N
= 1680
23
(71)
53
b) Keterangan persentase ketuntasan siswa :
p = Siswa yang tuntas belajar
siswa x 100
= 16
23x 100
= 69,6%
Jadi pada pra siklus ke siklus I kelas V-A MINU Plus
Islamiyah mengalami peningkatan persentase belajar dari 47,8%
menjadi 69,6%. Kriteria ketuntasan siswa pad siklus I adalah baik.
Rata-rata kelas dari 67,2 menjadi 73. Meskipun nilai rata-rata dan
prosentase mengalami peningkatan, namun nilai tersebut masih
rendah. Rata-rata kelas sudah diatas KKM, namun nilai tersebut
masih rendah. Nilai ketuntasan belajar masih kurang dari 70%.
3) Kegiatan penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat kesimpulan
bersama-sama. Guru dan siswa menyimpulkan tentang materi yang
telah dipelajari pada hari ini. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam dan siswa menjawab salam.
c. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Pegamatan meliputi aktivitas guru dan siswa.
(72)
54
nantinya akan diisi oleh observer. Observer bertugas mengamati setiap
aktivitas guru dan siswa. Adapun hasil observasi yang dilakukan pada
siklus I adalah sebagai berikut :
1) Hasil observasi guru
Peneliti menggunakan instrumen observasi aktivitas guru
untuk mengetahui hasil observasi aktivitas guru pada saat proses
pembelajaran pada siklus I. Terdapat 8 aspek aktifitas guru, setiap
aspek memiliki 4 kategori. Terdapat beberapa kategori yang tidak
dilakukan oleh guru, diantaranya :
a) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru
terburu-buru untuk langsung masuk materi yang akan diajarkan.
b) Kurangnya pemerataan pertanyaan kepada seluruh siswa. Ketika
guru memberikan pertanyaan, hanya beberapa siswa yang
mampu untuk menjawabnya. Sehingga, sebagian siswa yang
tidak mampu menjawab hanya diam saja. Guru tidak
memberikan pertanyaan khusus untuk sebagian anak yg tidak
bisa menjawab.
c) Kurangnya variasi dalam penguatan materi. Penguatan yang
(1)
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan pemahaman materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia mata pelajaran IPS siswa kelas V-A MINU Plus Islamiyah , dapat disimpilkan sebagai berikut :
1. Penerapan metode everyone is a teacher here dalam rangka meningkatkan pemahaman materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia mata pelajaran IPS siswa kelas V-A MINU Plus Islamiyah telah diterapkan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Skor aktivitas guru dan siswa mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II. Nilai aktivitas guru pada siklus I sebesar 84 dengan kategori baik dan pada siklus II sebesar 96,9 dengan kategori sangat baik. Nilai aktivitas siswa pada siklus I sebesar 76,7 dengan kategori cukup dan pada siklus II sebesar 96,7 dengan kategori sangat baik. Pada siklus I masih terdapat beberapa kendala dan kurang maksimal. Peneliti dan guru berdiskusi untuk melakukan perbaikan di siklus II. Siklus II dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan metode everyone
is a teacher here untuk meningkatkan pemahaman siswa.
2. Tingkat pemahaman materi penjajahan bangsa Eropa di Indonesia setelah diterapkannya metode everyone is a teacher here pada siswa kelas V-A
(2)
81
MINU Plus Islamiyah mengalami peningkatan. Hal ini ditujukkan dengan peningkatan ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebesar 47,8% dengan kategori kurang dan rata-rata kelas sebesar 67,2. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar sebesar 69,6% dengan kategori baik dan rata-rata kelas sebesar 73. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar sebesar 91,3% dengan kategori sangat baik dan rata-rata kelas sebesar 86,5.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MINU Plus Islamiyah, ada beberapa saran yang dapat membangun dan meningkatkan kualitas yang ada di MINU Plus Islamiyah, yaitu :
1. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya menggunakan model, metode dan media yang bervariasi sesuai indikator yang ingin dicapai, sehingga siswa semangat dan aktif dalam belajar serta pemahaman siswa juga akan meningkat.
2. Guru diharapkan sebelum melakukan proses pembelajaran untuk mempersiapkan diri secara maksimal, baik dari segi kesiapan guru maupun siswa, sehingga ketika proses pembelajaran guru sudah benar-benar menguasai materi yang akan diajarkan.
3. Penggunaan metode everyone is a teacher here diterapkan secara kesinambungan oleh guru dalam pembelajaran terutama kelas atas.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Alwy, Susiati. 2011. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. (Kediri: IAIT Press). Arikunto, Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bumi Aksara). Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers).
Junaedi dan M.Baihaqi. 2009. Evaluasi Pembelajaran MI. (Surabaya: PT. Revka Petra Media).
Kosasih, E. 2016. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: Penerbit Yrama Widya).
Kusnandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. (Jakarta: PT Grafindo Persada)
Kusnandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). (Jakarta: Rajawali Pers).
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya).
M, Sardiman A. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).
Ngalimun. 2011. Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo).
Porwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka).
Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. (Bandung: Alfabeta).
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara). Sudiono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Grafindo).
(4)
83
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Suryaningsih, Dyah. 2015. Ilmu Pengetahuan Sosial 5. (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri).
Susilo, M. Joko. 2007. Pembodohan Siswa Tersistematis. (Yogyakarta: Pinus). Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan. (Jakarta: Prenada Media Group).
Usman, Moch. Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Zaini, Hisyam dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: CTSD(Center for teaching Staff Development)).
(5)
84
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Umi Nadhiro
NIM : D07213042
Jurusan : Pendidikan Islam (PI)
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa PTK yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil kerja saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa PTK ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Surabaya, 23 Maret 2017 Yang Membuat Pernyataan
(6)
85
RIWAYAT HIDUP
Umi Nadhiro dilahirkan di Sidoarjo-Jawa Timur, pada tanggal 22 Februari 1995. Anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Padelan dan Ibu Partiyem. Saat ini penulis bertempat di Desa Tebel Jl. RA Mustika Rt.03 Rw.07 Gedangan Sidoarjo.
Setelah menempuh pendidikan formal di MI Islmaiyah lulus pada tahun 2007, SMPN 1 Buduran lulus pada tahun 2010, dan MAN Sidoarjo lulus pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Pada akhir masa pendidikan di PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya, penulis mengerjakan skripsi dengan judul Penggunaan Metode Everyone
Is a Teacher Here untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Penjajahan Bangsa
Eropa di Indonesia Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V-A MINU PLUS Islamiyah Buduran Sidoarjo.
Data Pribadi Penulis : Nama : Umi Nadhiro
Alamat : Desa Tebel Jl. RA Mustika Rt.03 Rw.07 Gedangan Sidoarjo Hp/WA : 08819016754 / 085732800260