Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007 T1 152010016 BAB V

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas mengenai riwayat hidup, kepemimpinan
perempuan (Sunarti) terhadap perubahan di desa Boto maka dapat disimpulkan ;
1. Sunarti sejak kecil hingga dewasa hidup dengan kesederhanaan, ia
memperoleh pendidikan formalnya selama 14 tahun. Kehidupan dalam
lingkungan keluarga dengan disiplin sesuai aturan yang tegas diajarkan oleh
orang tuanya. Pada saat menginjak remaja, ia menjadi sosok pribadi yang
keras dan mandiri yang ditanamkan sejak kecil. Garis keturunan dari orang
tuanya baik ayah maupun ibunya merupakan anak lurah sehingga darah lurah
mengalir dan mewarisi kehidupan Sunarti. Dalam bidang pendidikan, Sunarti
merupakan salah satu murid yang penurut dan menaati peraturan sekolah
dengan baik. Ia mengenyam pendidikan di mulai sekolah rakyat (SR) tahun
1953, SMP Taman Dewasa di Ambarawa tahun 1959, SMA Putra Dewasa di
Salatiga pada thun 1963. Pada tahun 1972 Sunarti kuliah di Fakultas Hukum
di Universits Islam Sultan Agung (UNISULA) Semarang.
2. Sunarti merupakan sosok pemimpin perempuan yang tegas dan bijaksana. Ia
menjalankan kepemimpinannya mulai pada tahun 1974-2007. Sunarti menjadi
kepala desa karena adanya faktor dorongan dari dalam diri sendiri, ia ingin

meneruskan garis kekuasaan kepemimpinan keluarganya secara turun
57

menurun. Ia juga mendapat dukungan dan dorongan dari ibunya dan
saudaranya. Selain dorongan dari diri sendiri, Sunarti juga mendapat
dorongan dari pihak luar seperti pamong desa dan masyarakat desa Boto yang
mendukunganya untuk menjadi pemimpin kepala desa. Masyarakat memberi
kepercayaan kepada Sunarti untuk memimpin desanya yang membawa
perubahan kehidupan desa Boto yang baik.
3. Dalam menjalankan kepemimpinannya, ia telah membuktikan kehidupan
masyarakat Boto menjadi lebih baik, sejahtera dan tentram. Sunarti telah
banyak

melakukan

perubahan-perubahan

yang

dijalankan


desanya,

diantaranya
a. Peningkatan Kualitas Pendidikan Desa Boto
Dalam

bidang

pendidikan

Sunarti

lebih

banyak

menangani

pembangunan-pembangunan sekolah yang telah dirintis. Pada tahun 1974

ia mewujudkan pembangunan gedung sekolah dasar SD I dan SD II Boto
untuk kegiatan belajar sekolah masyarakat Boto. Sehingga masyarakat desa
Boto bisa menikmati sekolah dengan baik. Pada tahun 1979 Sunarti
merintis pembangunan sekolah lagi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Boto.
Kemudian pada tahun 1980 ia kembali mewujudkan untuk mendirikan
sekolah SMP Islam Sudirman Boto. Ia terus mencari ide dan gagasan untuk
meningkatan pembangunan sekolah desa Boto. Ia juga merintis sekolah
khusus anak-anak balita dengan mendirikan sekolah Taman Kanak-Kanak
(TK) Wiyata Siwi yang didirikan pada tahun 1985. Sunarti tidak puas
58

hanya mewujudkan pembangunan sekolah dari tingkat TK sampai SMP, ia
ingin mewujudkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dirikan tahun
2005 dengan nama SMK N I Bancak. SMK ini menjadi sekolah favorit
bagi kalangan masyarakat Boto maupun luar desa Boto. Dalam
kepemimpinan Sunarti desa Boto bidang pendidikan sudah maju dari tahun
sebelumnya, banyak masyarakat sudah menikmati sekolah dengan layak
tanpa pergi ke luar desa Boto maupun ke kota.
b. Perekonomian
Masyarakat desa Boto lebih memanfaatkan perekonomian dibidang

pertananian. Sunarti dalam meningkatkan pertanian ia lebih menerapkan
penanaman padi dengan sisitem gagarancah yaitu menanam benih padi
dengan waktu cepat dalam satu tahun dua kali, sehingga masyarakat bisa
menikmati panen padi tanpa menunggu waktu yang lama. Benih padi yang
ditanam salah satu contohnya jenis padi IR dan padi PB. Pada tahun 2000
masyarakat tidak harus mengantungkan dari pertanian, sudah mulai
membuka usaha seperti foto kopi, toko maupun mini market. Sehingga
perkonomian masyarakat desa Boto mengalami peningkatan.
c. Sarana dan Prasarana Desa.
Sarana dan prasarana yang dibangun masa kepemimpinan Sunarti
sudah mengalami perubahan dan peningkatan yang baik. Di bidang
keagamaan seperti tempat ibadah masjid sudah merata perdusun,
terwujudnya Kantor Urusan Agama (KUA), yang sebelumnya masyarakat
59

masih menggunakan tempat lain. Selain dibidang keagamaan Sunarti
mendirikan dan mewujudkan kantor balai desa sebagai sarana bertemunya
masyarakat dengan pamong desa dalam melakukan kegiatan rembug desa,
sebagai tempat dalam memberikan sosialisasi mengenai pembayaran pajak
dan tempat pelayanan dalam membuat surat menyurat kelurahan. Pada

tahun 1990 jalan raya desa Boto sudah melakukan aspalisasi sehingga jalan
menjadi halus dan tidak berbatu. Adanya aspalisasi memberikan dampak
positif bagi transpotasi roda empat dalam melakukan aktivitas perdagangan
pasar krasak ke kota Salatiga meningkat. Dalam penerangan listrik sudah
mulai masuk desa tahun 1992, sehingga semua masyarakat beralih
menggunakan listrik dan sudah tidak lagi menggunakan lampu uplik.
B. Saran
1. Hendaknya pemerintah memberi peluang pemimpin perempuan dengan
jumlah yang lebih meningkat.
2. Bagi pendidik dapat mengambil nilai-nilai positif dari kepemimpinan
Sunarti dengan kedisiplinan dan kekompakkan untuk dapat diterapkan
pada siswa.
3. Bagi Masyarakat kepemimpinan Sunarti dapat memberikan contoh dan
inspirasi khususnya kaum perempuan. Bahwa perempuan bisa menjadi
seorang pemimpin yang membawa perubahan menjadi lebih baik dalam
segala bidang.

60