T1 232009085 Full text

(1)

i

EKSISTENSI FAKTOR

FAKTOR PENDUKUNG

DALAM PENGADOPSIAN SISTEM KOMANDAN DI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

Oleh :

YUSTHINA GUTREDA WAKIM NIM : 232009085

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

MOTTO

Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,

dan tidak ada rencanaMu yang gagal. (Ayub, 42 :2)

Pasti ada jalan keluar untuk mencapai sebuah kesuksesan.

Yang terpenting adalah usaha dan doa. Percayalah bahwa

Tuhan selalu denganmu.

Sebab kepada-Mu, ya Tuhan, aku berharap; Engkaulah yang

akan menjawab, ya Tuhan, Allahku. (Maz, 38 : 16)

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan

janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuliah

Dia dalam segala lakuku, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

(Amsal, 3 : 5-6)

Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku

percaya.


(6)

v

ABSTRACT

Komandan system is a system that can assist local government of region’s financial reporting to the central government. Thus, this system has a significant influence in the success of a local government. To achieve the adoption of these systems, it is necessary that adequate human resources, high commitment, and

support device that is able to support of region’s financial reporting process to

the Central Government. This research aimed to see the existence of human resources, commitment, and support device to adoption of Komandan System in Salatiga Governments City. The sample of this research is DPPKAD staff, namely the Accountants, the Asseters and the Budgeters and treasurers are in SKPD Salatiga. To determine the existence of the third factor s in the adoption Komandan system, the data was tested using a Likert scale with frequency test and cross tabulation test. The results showed that the existence of the huma n resources, the commitment, and the support device factors are needed in the adoption Komandan system. But, human resource in Salatiga Town Government still pertained to lower. Thus, can be concluded that from third existing factor, human resource factor can be classified to weaken, the commitment and the support device factor can be classified by strength in course of adoption Komandan system in Salatiga Town Goverment.

Keywords: Komandan System, Human Resources, Commitment, and Support Device.


(7)

vi

SARIPATI

Sistem Komandan merupakan sistem yang dapat membantu Pemerintah Daerah dalam proses pelaporan keuangan daerah kepada Pemerintah Pusat. Dengan demikian, sistem ini mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam keberhasilan suatu Pemerintah Daerah. Untuk tercapainya pengadopsian sistem tersebut, maka sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai, komitmen yang tinggi, serta perangkat pendukung yang mampu mendukung proses pelaporan keuangan daerah kepada Pemerintah Pusat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat eksistensi atau keberadaan dari sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga. Sampel dalam penelitian ini adalah staf DPPKAD, yaitu bagian Akuntansi, bagian Aset, dan bagian Anggaran serta bendahara-bendahara yang ada di SKPD Kota Salatiga. Untuk mengetahui eksistensi dari ketiga faktor tersebut dalam pengadopsian sistem Komandan, maka data diuji menggunakan skala likert dengan uji frekuensi dan uji tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi atau keberadaan dari faktor sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung sangat dibutuhkan dalam pengadopsian sistem Komandan, namun sumber daya manusia di Pemerintah Kota Salatiga masih tergolong rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga faktor yang ada, faktor sumber daya manusia dapat digolongkan lemah dan faktor komitmen dan perangkat pendukung dapat digolongkan kuat dalam proses pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga.

Kata Kunci : Sistem Komandan, Sumber Daya Manusia, Komitmen, dan Perangkat Pendukung.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus kristus atas pertolongan dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas kerja ini dengan baik guna memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Strata satu (S1) pada jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Dalam penulisan kertas kerja ini, penulis ingin mengetahui eksistensi dari faktor – faktor pendukung (sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung) dalam pengadopsian sistem Komandan (Komunikasi dan Manajemen Data Nasional) di Pemerintah Kota Salatiga.

Penulis menyadari sungguh bahwa ada begitu banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan kertas kerja ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca guna perbaikan penulisan di kemudian hari.

Akhir kata, penulis mohon maaf jika ada salah – salah kata dalam penulisan kertas kerja ini, dan penulis berharap agar kertas kerja ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta pihak – pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 30 mei 2013


(9)

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristur, yang oleh karena penyertaan, kasih dan hikmatNya yang diberikan bagi penulis, maka kertas kerja yang berjudul “Eksistensi Faktor – Faktor Pendukung dalam Pengadopsian Sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga” dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan kertas kerja ini, penulis banyak bantuan, dukungan, maupun dorongan moril dan materiil dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka, pada kesempatan yang membahagiakan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak antara lain kepada :

1. Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamatku atas segala berkat dan perlindunganNya.

2. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

3. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Ibu Gustin Tanggulungan,SE.,M.Ak.,Akt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak ide, saran, dan kritikan selama proses penyusunan kertas kerja ini.

5. Ibu Maria Rio Rita selaku wali studi yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan.

6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta penyusunan kertas kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. 7. Pak Agung, Ibu Loda, Ibu Yuni beserta anggota DPPKAD dan Bendahara

– Bendahara SKPD Kota Salatiga yang telah berkenan dan meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Keluargaku tersayang, Papa Etus, Mama Oka, Usi Mey, Bu Ichad, Ade Hances, Ade Sam, Ade Roy, Ponaanku Prilly, dan Stevan, serta keluarga


(10)

ix

besar Wakim_Maitor, Amtu, Male, Mariwi, dan Pietersz yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mendukung baik secara moril maupun materiil.

9. Saudara/iku yang luar biasa Ewen, Cece, Bella, Monic, Astrid, Chintya, Marsel, Hendy dan Christin yang telah membantu penulis dalam segala hal selama proses perkuliahan, baik susah maupun senang. Terima kasih atas dukungan dan doanya. Sukses selalu buat kita semua.

10. Saudara/iku, ka Flor, Ka Endy, Ka Esty, Ka Icha, Ka Eda, Ka Echa, Ka Ansye, Ka Agnes, Ka Acha, Ka Ai, Tante De, Ka Ing, Ka Lisa (dua-duanya), Ka Hely, Illon,Unne, Enda, Entyn, Ebeth, Eva, Diane, Herlina, Eda, Dinda, Steven, Jerry, Rulan, dan Semy. Terima kasih buat kebersamaan, dukungan, dan doanya. Sukses selalu buat kita semua. Sayang kalian semua saudara/iku.

11. Keluarga besar dan teman – teman Fakultas Ekonomika dan Bisnis Angkatan 2009.

12. Keluarga besar Kelompok Studi Akuntansi, terima kasih buat kebersamaannya selama dua periode.

13. Teman – teman pengurus dan anggota Gerakan Pemuda dan anggota Muger GPIB Tamansari Salatiga. Terima kasih buat semua dukungan dan kerjasamanya.

14. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan kertas kerja yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Salatiga, 30 April 2013 Penulis,


(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

ABSTRACT ... v

SARIPATI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN... ... 1

KERANGKA TEORITIS ... 4

SISTEM KOMANDAN (KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN DATA NASIONAL) ... 4

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN DALAM MENGADOPSI SISTEM KOMANDAN ... 5

METODE PENELITIAN ... 10

Data dan Sumber data ... 10

Pengukuran Variabel ... 11

Teknik Analisis Data ... 14

Langkah Analisis Data ... 16


(12)

xi

Gambaran Responden Penelitian ... 16

Uji Validitas dan Reliabilitas ... 18

PEMBAHASAN ... 19

PENUTUP ... 24

Kesimpulan, Saran, Impilkasi dan Keterbatasan Penelitian ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 27

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 30


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Gambaran Responden ... 10 Tabel 2 Definisi Pengukuran Variabel ... 12-14 Tabel 3 Gambaran Umum Responden ... 17 Tabel 4 Hasil Uji Validitas ... 18 Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 19 Tabel 6 Rata-rata Persepsi Eksistensi Faktor Sumber Daya Manusia, Komitmen,

dan Perangkat Pendukung dalam Pengadopsian Sistem Komandan di

Pemkot Salatiga ... 20-22 Tabel 7 Persepsi Responden Atas Faktor Pendukung Pengadopsian Sistem


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 32 Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 33-36 Lampiran 3 Materi Wawancara ... 36 Lampiran 4 Data Mentah Hasil Kuesioner... 37 Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38-42 Lampiran 6 Uji Tabulasi Silang ... 42-51 Lampiran 7 Rata-rata Persepsi Eksistensi Sumber Daya Manusia Menurut

Atribut.. ... 52 Lampiran 8 Rata-rata Persepsi Eksistensi Komitmen Menurut Atribut ... 52-53 Lampiran 9 Rata-rata Persepsi Eksistensi Perangkat Pendukung Menurut Atribut ... 53


(15)

1

Pendahuluan

Pemberlakuan otonomi daerah merupakan bagian dari demokratisasi untuk menciptakan powershare diantara level pemerintahan serta meningkatkan kemandirian Pemerintah Daerah. Sehubungan dengan itu, maka pelaksanaan otonomi daerah harus disertai peningkatan transparansi dan akuntabilitas informasi keuangan daerah. Transparansi dan akuntabilitas informasi keuangan tersebut merupakan salah satu indikator yang dapat membuat tata kelola pemerintahan yang lebih baik (good government) akan tercapai.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang sudah direvisi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 dikatakan bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyampaikan Informasi Keuangan Daerah (IKD) secara berkala kepada Kementerian Keuangan berbentuk softcopy (data elektronik) dan hardcopy. Untuk tercapainya PP No. 65 Tahun 2010 serta transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan, maka pada tahun 2010 juga Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) membuat suatu sistem aplikasi, yaitu Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (Komandan) yang fungsinya membaca data elektronik yang merupakan output SIKD Pemerintah Daerah.

Namun, menurut Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) dalam kajian Komandan (http://www.djpk.depkeu.go.id/), penyampaian informasi keuangan daerah dari Pemerintah Daerah kepada Menteri Keuangan pada saat ini sebagian besar belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2010. Hal ini disebabkan karena tidak sejalannya pendidikan yang dimiliki sumber daya manusia yang ada dengan praktek pemerintahan saat ini. Salah satu Pemerintah Daerah yang sudah menggunakan sistem Komandan adalah Pemerintah Kota Salatiga. Namun, menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus mantan Kepala Bagian Anggaran) dan Bapak Agung (Kepala Bagian Akuntansi) bahwa staf yang ada dibagian akuntansi, anggaran, dan aset yang mengetahui tentang sistem Komandan hanya beberapa orang yang dianggap mempunyai hubungan


(16)

2

dengan proses pelaporan keuangan daerah. Hal ini diduga terkait dengan tingkat kesadaran pegawai mencari tahu perubahan yang terjadi.

Dalam penelitian Sulani (2009) mengenai faktor – faktor pendukung keberhasilan penerapan PP No. 24 tahun 2005, dikatakan bahwa untuk tercapainya transparansi dan akuntabilitas dalam penyampaian laporan keuangan, maka dibutuhkan faktor sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung yang kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian Warisno (2009) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Provinisi Jambi bahwa faktor sumber daya manusia, sarana pendukung, serta komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD.

Menurut Koeswandari (2011) dalam penelitiannya mengenai pengaruh penerapan sistem informasi supervisi keperawatan berbasis komputerisasi terhadap kualitas informasi dan kepuasan pengguna informasi supervisi keperawatan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, faktor yang dianggap mempunyai pengaruh dalam proses penerapan sistem informasi adalah faktor karakteristik dari responden yang ada, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jurusan, dan lama kerja (Menurut Koeswandari (2011), usia seseorang dapat mempengaruhi kinerja atau produktifitas suatu organisasi. Hal ini juga dibuktikan oleh Robbins (2001) dalam Koeswandari (2011) yang mengatakan bahwa ada keyakinan kinerja merosot dengan meningkatnya usia seseorang. Untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerj suatu organisasi (Robbins, 2001).

Tingkat pendidikan dan jurusan seseorang akan mempengaruhi tingkat kemampuannya. Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang ada bermacam – macam yaitu kemampuan intelektual, fisik, dan spiritual(Rivai & Mulyadi (2010) dalam Koeswandari (2011). Kemampuan dalam tingkat pendidikan adalah kemampuan intelektual. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah untuk menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi


(17)

3

yang ada (Koeswandari : 2011). Sedangkan untuk lama kerja, menurut Robbins (2001) dalam Koeswandari (2011) bahwa ada hubungan positif antara senioritas dan produktivitas kerja. Semakin lama seseorang bekerja, maka produktivitasnya semakin tinggi dan semakin lama masa kerja seseorang akan semakin kecil kemungkinan orang tersebut berpindah pekerjaan.

Berdasarkan fenomena yang ada dan penelitian sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa eksistensi dari faktor sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung dalam pengadopsian suatu sistem sangat dibutuhkan karena mempunyai pengaruh yang signifikan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk melihat eksistensi atau keberadaan dari faktor sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan. Dengan demikian, persoalan penelitiannya adalah bagaimana eksistensi dari sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan di Pemda Kota Salatiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat persepsi responden berdasarkan atribut yang digunakan sebagai demografis responden dan melihat eksistensi dari faktor pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan berdasarkan rata – rata persepsi responden, serta melihat kekuatan dan kelemahan dari faktor pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan. Manfaat yang diharapkan adalah memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak yang bekerja di Dinas Pendapatan dan Pengelolahan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Pemda Kota Salatiga khususnya bagian akuntasi dan anggaran dalam penggunaan sistem Komandan sebagai sistem yang dapat membantu dalam pelaporan keuangan daerah kepada Pemerintah Pusat, dapat menambah wawasan atau pengetahuan pembaca tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2010 maupun sistem Komandan dan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.


(18)

4

KERANGKA TEORITIS

Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (Komandan) SIKD

Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (Komandan) SIKD merupakan suatu sistem integrasi yang menjembatani komunikasi data antara berbagai sistem pengelolaan keuangan daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah daerah dengan menggunakan teknologi informasi sesuai standardisasi input, proses dan ouput yang ditetapkan serta mengolah data tersebut dalam suatu manajemen data nasional dengan prinsip akurat, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menghasilkan informasi yang dapat membantu pengambilan keputusan dalam penetapan kebijakan desentralisasi fiskal.

Adapun manfaat dari sistem Komandan, yaitu : (1) Memberi kemudahan bagi Pemerintah Daerah dalam mengirimkan Informasi Keuangan Daerah kepada DJPK, (2) Menyediakan Informasi Keuangan Daerah secara nasional yang lengkap, dapat diandalkan, akurat dan up-to-date. (3) Menyediakan analisa pengelolaan keuangan daerah sebagai bahan evaluasi dalam perumusan kebijakan, (4) Menyediakan informasi keuangan daerah yang diperlukan dalam perhitungan alokasi Transfer ke Daerah.

Lingkup sistem Komandan SIKD menyangkut informasi keuangan daerah yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah kepada DJPK sebagaimana dimaksud PP Nomor 65 Tahun 2010 ayat (1). Dengan memperhatikan tingkat kesulitan teknis, kebutuhan informasi dan lain sebagainya, pelaksanaan sistem Komandan SIKD dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu :

1. Tahap-I : APBD, Perubahan APBD, Laporan Realisasi APBD Semester I, Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

2. Tahap-II : Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah.

3. Tahap-III : Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.


(19)

5

Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Ibu Yuni sebagai sekretaris DPPKAD bahwa proses pelaporan keuangan daerah kepada Pemerintah Pusat yang di upload melalui sistem Komandan, dilakukan pada akhir tahun dan juga ada yang dilakukan persemesteran.

Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Adopsi Sistem Komandan Pada Organisasi Pemerintah

Dalam penelitian Azhar (2006) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan permendagri no. 13 tahun 2006 pada Pemerintah Aceh, disitu mengatakan bahwa sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung merupakan faktor – faktor yang mempunyai peran penting dalam penerapan permendagri no. 13 tahun 2006 mengenai pedoman pengelolaan keuangan.

Sumber daya manusia begitu penting dalam suatu organisasi karena sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama maupun penggerak roda organisasi untuk mewujudkan visi dan misi dari organisasi tersebut (Warisno, 2009).

Komitmen dalam suatu organisasi maupun Pemerintah Daerah begitu penting karena dengan adanya komitmen yang kuat, maka akan memungkinkan seseorang untuk mengeluarkan sumber daya fisik, mental, serta spiritual tambahan yang dibutuhkannya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Namun, ketika komitmen itu melemah maka, akan sulit dalam melaksanakn tugas dan tanggungjabwabnya (Simanjuntak, 2005 : 1 dalam Warisno, 2009).

Begitu juga dengan pentingnya perangkat pendukung yang bisa dilihat dari ketersediaan perangkat pendukung yang mendukung kinerja SKPD dalam proses pengelolaan keuangan daerah (Warisno, 2009).


(20)

6

1. Sumber Daya Manusia

Menurut Nawani (2004:8), ada tiga pengertian sumber daya manusia, yaitu:

a. Sumber daya manusia merupakan manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (misalnya personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan). b. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset yang berfungsi

sebagai modal (non material/non finansial) dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

c. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organsisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan personil yang memiliki potensi nyata secara fisik maupun non fisik untuk mewujudkan eksistensi organisasi.

Menurut Ine Rahmawati (2009), elemen yang merupakan inti dari sumber daya manusia, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Elemennya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rancangan tertentu. Pengetahuan dapat diklasifikasikan berdasarkan lima tingkatan, yaitu: (1) Tahu, artinya manusia akan mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali terhadap suatu spesifikasi dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, (2) Memahami, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui, (3) Aplikasi, artinya kemampuan seseorang dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya, (4) Analisis, artinya kemampuan seseorang dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen dan masuk dalam struktur organisasi tersebut, (5)


(21)

7

Sintesis, artinya kemampuan seseorang dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek yang ada (Notoatmodjo, 2005)

b. Keterampilan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1989:935), keterampilan merupakan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Robby I. Chandra (2003:45), keterampilan dapat disebut sebagai daya transformasi yang memungkinkan seseorang menjadikan apa yang tersedia menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Dengan demikian, keterampilan dapat disimpulkan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjadikan apa yang tersedia menjadi sesuatu yang bermanfaat.

c. Sikap

Menurut Sarwono (2003), sikap adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku atau dalam merespons sesuatu, baik terhadap rangsangan positif maupun rangsangan negatif dari suatu objek rangsangan.

Sikap juga dapat diartikan sebagai respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap objek. Sikap tidak langsung dilihat, namun harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.

Sikap sendiri terbagi atas empat tingkatan, yaitu : (1) Menerima, artinya mau dan memperhatikan objek yang diberikan, (2) Merespon, artinya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan, (3) Menghargai, artinya mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah, (4) Bertanggung Jawab, artinya mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihkan dengan segala resiko.

Menurut Setyawan (2006) dalam penelitiannya mengenai rencana pengembangan sumber daya manusia Aparatur Pemerintah Kabupaten Tanah Datar mengatakan bahwa kekuatan dari sumber daya manusia adalah tingginya minat dari karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta karyawan yang memiliki kualitas yang baik. Sedangkan kelemahan dari


(22)

8

sumber daya manusia adalah kurangnya kualitas yang dimiliki dari karyawan organisasi.

2. Komitmen

Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi (Soekidjan, 2009).

Komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut (Meyer dan Allen 1997, dalam Soekidjan, 2009).

Untuk mewujudkan keberhasilan penerapan atau pengadopsian suatu standar, maka diperlukan suatu komitmen bersama, yaitu (Aldiani, 2009): a. Komitmen Organisasi

Komitmen dari suatu organisasi bisa dilihat dari adanya keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota suatu organisasi, berusaha keras sesuai keinginan organisasi, serta tetap menerima nilai dan tujuan dari organisasi tersebut (Luthans, 2009 : 249). Pada organisasi pemerintahan, aparat yang memiliki komitmen yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk membuat informasi keuangan daerah lebih handal dan dapat dipercaya (Aldiani, 2009).

b. Komitmen Pemerintah Daerah

Komitmen dari Pemerintah Daerah sendiri, bisa dilihat dari keinginan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya Dinas Pendapatan dan Pengelolahan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) untuk melakukan perubahan pada sistem yang seringkali digunakan sesuai dengan adanya perubahan peraturan perundang-undangan dengan mengadopsi sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan serta Peraturan Pemerintah. Dengan demikian, dukungan dari pimpinan merupakan kunci keberhasilan dari suatu perubahan (Aldiani, 2009).


(23)

9

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2006) dia juga membahas tentang keuntungan dan kelemahan dari komitmen yang bisa dilihat dari adanya komitmen pimpinan organisasi sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya komitmen dari pimpinan dan kurangnya evaluasi.

3. Perangkat Pendukung

Perangkat pendukung merupakan perangkat komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangakat lunak. Dalam pengimplementasian suatu sistem yang baru, sangat membutuhkan perangkat pendukung yang baik. Perangkat pendukung terbagi atas dua bagian yaitu :

a. Perangkat keras

Menurut Sugiarto, dkk (2004), perangkat keras (hardware) adalah perangkat yang berwujud fisik dan kasat mata. Dalam sistem yang baru diimplementasi, perangkat keras terdiri atas beberapa bagian, namun yang sering dipakai untuk implementasi sistem yang baru adalah sebagai berikut: CPU (Central P rocessing Unit), peralatan output, dan kombinasi input/output. Sedangkan menurut Mulyono (2007), perangkat keras merupakan peralatan komputer yang dapat dilihat oleh mata atau diraba. b. Perangkat lunak

Perangkat lunak adalah perangkat lunak yang meliputi perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang berisi program serta data yang melengkapi dan juga mempunyai tugas yang menghubungkan manusia dengan perangkat kerasnya.

Berdasarkan definisi-definisi mengenai perangkat keras maupun perangkat lunak di atas, maka dapat disumpulkan bahwa perangkat pendukung mempunyai peranan yang cukup penting dalam suatu organisasi. Dengan adanya perangkat pendukung ini, diharapkan sistem informasi dapat berjalan dengan secara efektif dan efisien lagi (Mulyono, 2007).

Kekuatan dari perangkat pendukung bisa dilihat dari adanya sarana dan prasarana yang memadai, kelemahannya adalah kurangnya sarana dan prasarana pendukung (Setyawan, 2006).


(24)

10

METODE PENELITIAN Data dan Sumber Data

Objek dalam penelitian ini adalah DPPKAD (Dinas Pendapatan dan Pengelolahan Keuangan Aset Daerah) kota Salatiga pada umumnya dan bagian akuntansi dan anggaran pada khususnya serta bendahara – bendahara yang ada di SKPD Kota Salatiga.

Jenis dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penyampaian kuesioner berhubungan dengan eksistensi dari faktor sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung, dengan melihat kekuatan dan kelemahannya dalam pengadopsian sistem Komandan kepada bagian anggaran dan akuntansi yang ada di Pemkot Salatiga dan akan dilanjutkan dengan proses wawancara untuk mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi dari ketiga faktor yang ada. Cara menyampaikan kuesioner adalah ditunggu dan sebagian ditinggal kemudian diambil kembali setelah satu hari kemudian. Kuesioner dari penelitian ini disebarkan sebanyak 55 kuesioner kepada para pegawai yang ada di DPPKAD dan juga Bendahara – Bendahara yang ada di SKPD Pemerintah Kota Salatiga, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1

Gambaran Responden Penelitian

NO Kategori Jumlah Sampel

1

DPPKAD :

1) Staf Bidang Aset 2) Staf Bidang Anggaran 3) Staf Bidang Akuntansi

12 6 9

2 Bendahara SKPD 28

Total 55

Yang Tidak Kembali 12

Yang Kembali 43

Sumber : data primer, diolah 2013

Responden dalam penelitian ini terdiri dari : DPPKAD (Bagian Aset, Bagian Anggaran, dan Bagian Akutansi) serta bendahara – bendahara SKPD di Pemerintah Kota Salatiga. Kuesioner yang dibagi berjumlah 55 dan yang tidak


(25)

11

kembali 12 sehingga hanya 43 kuesioner yang dilakukan pengujiaanya. Selanjutnya akan dijelaskan secara rinci mengenai responden yang mengisi kuesioner dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana, dengan rumus :

fi

P = x 100% ∑fi

Dimana, P : Persentase responden yang memiliki kategori tertentu Fi : Jumlah responden yang memiliki kategori tertentu

∑fi : Total jumlah responde

Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung . Pengukuran masing – masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia diukur berdasarkan persepsi tentang pengetahuan mengenai sistem Komandan, sikap dalam menerima pengadopsian sistem Komandan, dan ketrampilan dalam mengoperasikan sistem Komandan. variabel ini diukur menggunakan skala likert dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 4 (SS=Sangat Setuju), skor 3 (S=Setuju), skor 2 (TS=Tidak Setuju), dan skor 1 (STS=Sangat Tidak Setuju).

2. Komitmen

Komitmen diukur berdasarkan persepsi dari responden mengenai keinginan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam hal pengelolahan keuangan daerah walaupun selalu ada perubahan yang terjadi. Variabel ini diukur menggunakan skala likert dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 4 (SS=Sangat Setuju), skor 3 (S=Setuju), skor 2 (TS=Tidak Setuju), dan skor 1(STS =Sangat Tidak Setuju)


(26)

12

3. Perangkat Pendukung

Perangkat pendukung ini diukur berdasarkan ketersediaan perangkat pendukung dalam menghadapi pengadopsian sistem Komandan. variabel ini diukur menggunakan skala likert dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 4 (SS=Sangat Setuju), skor 3 (S=Setuju), skor 2 (TS=Tidak Setuju), dan skor 1 (STS=Sangat Tidak Setuju).

Indikator empirik yang digunakan dalam kuesioner adalah indikator yang diturunkan dari konsep yang ada dan tidak diadopsi dari penelitian sebelumnya. Tabel 2 akan menjelaskan mengenai definisi pengukuran serta indikator empirik yang digunakan dalam kuesioner sebagai berikut :

Tabel 2

Definisi Pengukuran Variabel

NO Konsep Definisi Indikator Empirik No.

Item

1 Sumber daya manusia

Sumber daya manusia adalah personil yang memiliki potensi nyata secara fisik maupun non

fisik untuk mewujudkan

eksistensi organisasi. (Nawani, 2001, 8). Elemen inti dari sumber daya manusia adalah :

a. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

pengalaman seseorang

dalam melakukan

penginderaan terhadap suatu rancangan tertentu.

1. Tahu

- Tahu tentang

keberadaan SIKD. - Tahu tentang adanya

sistem Komandan. - Tahu tentang belum

diterapkannya dan masih dalam proses sosialisasi SIKD. 2. Memahami

- Mampu menjelaskan

manfaat dan tujuan dari sistem Komandan. 3. Aplikasi

- Mampu menjelaskan

proses penggunaan SIKD.

4. Analisis

- Mampu menjelaskan

kekuatan dan

5 7 6 15 11 12,13


(27)

13 b. Sikap merupakan kesiapan

atau kesediaan seseorang dalam merespon sesuatu

dari suatu objek

rangsangan.

c. Keterampilan merupakan

kemampuan atau

kompetensi yang dimiliki oleh seseorang.

kelemahan dari SIKD

khususnya sistem

Komandan. 5. Sintesis

- Mampu mencari solusi

untuk mengatasi

kelemahan dari SIKD

khususnya sistem

Komandan.

1. Menerima

- Mau menerima

pengadopsian sistem Komandan.

2. Merespon

- Mau menerima

apabila ditunjuk

untuk melakukan

pekerjaan terkait SIKD.

3. Menghargai

- Memiliki sikap yang

mampu menghargai

setiap perubahan dan

keputusan yang

berlaku saat ini. 4. Bertanggungjawab

- Mampu mengambil

resiko dalam

pengadopsian sistem Komandan.

- Kemampuan untuk

mengoperasikan SIKD. 14 9 16 9 17 10

2 Komitmen Komitmen merupakan

kemampuan dan kemauan

untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan organisasi serta memiliki hasrat yang kuat untuk tetap di organisasi tersebut (Soekidjan, 2009). Komitmen di sini, bisa dilihat dalam dua bagian, yaitu :

a. Komitmen Organisasi

merupakan keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota suatu organisasi, berusaha keras sesuai keinginan organisasi, serta tetap menerima nilai dan tujuan dari organisasi tersebut (Luthans, 2009 : 249).

- Merasa bangga dengan unit kerja sekarng.

- Berkomitmen untuk

melaksanakan tugas

dengan benar.

- Berkomitmen untuk tetap bekerja di unit kerja yang sekarang.

- Berkomitmen untuk

melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang diingini

oleh organisasi

khususnya unit kerja yang sekarang.

- Berkomitmen dalam

menerima tujuan kerja dari organisasi khususnya unit kerja yang sekarang.

- Mempunyai komitmen

26

3

4

2


(28)

14

b. Komitmen dari Pemda

sendiri bisa dilihat dari keinginan SKPD khususnya

DPPKAD dalam

mengadopsi sistem yang seringkali digunakan sesuai dengan adanya perubahan

peraturan

perundang-undangan (Aldiani, 2009).

yang kuat dalam

menggunakan sistem

yang baru.

- Berkomitmen untuk

melakukan sosialisasi

tentang sistem

Komandan.

- Berkomitmen untuk

mengadopsi sistem

Komandan.

- Berkomitmen untuk

menggunakan sistem

yang baru untuk menjaga reputasi unit SKPD khususnya DPPKAD.

- Mempunyai komitmen

yang kuat dalam

menerima peraturan

yang sudah dibuat oleh Pemerintah Pusat. 18, 20 23,24 22 19,21 8

3 Perangkat pendukung

Perangkat pendukung

merupakan perangkat komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu :

a. Perangkat keras (hardware) adalah perangkat yang berwujud fisik dan kasat mata (Sugiarto dkk : 2004). b. Perangkat lunak (software)

adalah perangkat yang meliputi ; perintah-perintah yang berisi program serta data yang melengkapi serta mempunyai tugas yang menghubungkan manusia dengan perangkat kerasnya (Mulyono, 2007).

- Perangkat komputer

dapat diakses dengan baik.

- Memiliki aplikasi yang bisa mendukung proses pelaporan keuangan.

27

28

Sumber : data primer, diolah 2013

Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif, dimana data yang diperoleh dibuat persentasinya kemudian diuraikan dalam bentuk kata-kata yang disusun secara sistematis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Analisis kuantitatif yang dilakukan melalui:

1. Analisis Deskriptif

Memberikan gambaran mengenai responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini.


(29)

15

2. Uji Instrumen

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dalam proses pengumpulan data primer. Dengan demikian, untuk menghasilkan data yang valid dan reliabel, maka kuesioner yang digunakan harus diuji terlebih dahulu. Pengukuran validitas di sini menggunakan cara dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel atau konstruk untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Untuk mengetahui valid apa tidaknya suatu kuesioner, maka bisa dilihat pada kolom Correlated Item

Total Correlation dan bandingkan dengan hasil r tabel, di mana masing – masing indikator dikatakan valid, jika r hitung > r tabel dan bernilai positif (Ghozali : 2006).

Sedangkan uji reliabilitas di sini menggunakan cara one shot atau pengukuran sekali saja, disini cara mengukur reliabilitas adalah dengan melihat Cronbach Alpha, di mana variabel atau konstruksi dikatakan reliabel, jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, (2005) dalam Yuniarti)

3. Analisis Tabulasi Silang

Analisis ini pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yaitu kolom dan baris. Analisis dilakukan untuk melihat ubungan deskriptif data yang satu dengan yang lain.

4. Analisis Frekuensi

Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa tinggi dan rendahnya skala yang digunakan. Ada beberapa tahap dalam menentukannya, yaitu :

 Menentukan nilai rata – rata tiap pernyataan dengan rumus : Skor X Frekuensi

Skor rata – rata =


(30)

16  Menentukan range dengan rumus :

(Max – Min) I =

K (4 – 1) I =

4 I = 0,75 Keterangan : I = Interval

Max = Nilai Tertinggi, yaitu 4 Min = Nilai Terendah, yaitu 1 K = Jumlah Kelas

Dengan demikian, penilaian atribut yang dimaksud dapat diklasifikaskan sebagai berikut :

1,00 – 1,75 = Rendah >1,75 – 2,50 = Sedang >2,50 – 3,25 = Tinggi

>3,25 – 4,00 = Sangat Tinggi Langkah – Langkah Analisis

Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan, yaitu :

1. Identifikasi eksistensi dari faktor sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung dalam keberhasilan pengadopsian sistem Komandan dengan menghitung frekuensi.

2. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung dalam keberhasilan pengadopsian sistem Komandan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ANALISIS

Gambaran umum responden

Gambaran umum responden dalam penilitian ini akan di bahas dalam Tabel di bawah ini, yaitu sebagai berikut :


(31)

17

Tabel 3

Gambaran Umum Responden

Sumber : data primer, diolah 2013

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden yang ada, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, usia 45 – 64 tahun, pendidikan terakhir adalah S1 (Strata satu), jurusan yang diambil pada saat menjalani pendidikan formal sebagian besar adalah dari non – Akuntansi, periode jabatan lebih dari satu periode atau lebih dari 44 bulan (>1periode jabatan atau >44

Kriteria Jumlah

Responden

Persenta se (%)

Jenis Kelamin

Laki – Laki 14 32,55

Perempuan 29 67,45

Total 43 100

Usia

25 – 44 th 21 48,84

45 – 64 th 22 51,16

Total 43 100

Pendidikan Terakhir

SMA 2 4,65

SMK 1 2,32

D III 8 18,61

Sarjana 32 74,42

Total 43 100

Jurusan pada Pendidikan Formal

Akuntansi 10 23,25

Non-Akuntansi 33 76,75

Total 43 100

Periode Jabatan

≤ 1 periode jabatan (≤ 44

bulan) 10 23,25

˃1 periode jabatan (˃ 44

bulan) 33 76,75

Total 43 100

Satuan Kerja

DPPKAD 20 46,52

Non-DPPKAD 23 53,48


(32)

18

bulan), dan satuan kerjanya adalah dari DPPKAD (dalam hal ini non-DPPKAD yang dimaksud adalah bendahara – bendahara yang ada di SKPD). Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu indikator pernyataan dikatakan valid, jika r hitung > r tabel (0,175) dan nilainya positif. 0,175 dikarenakan tingkat signifikansinya 0,05. Dengan demikian, dari 28 pernyataan terdapat 5 pernyataan yang tidak valid, 3 pernyataan terkait faktor sumber daya manusia (pernyataan nomor 10, 11,12) dan 2 pernyataan terkait faktor komitmen ( pernyataan nomor 4 dan 26). Sedangkan pernyataan terkait faktor perangkat pendukung semuanya valid. Hasil uji validitas pernyataan adalah seperti pada Tabel di bawah ini :

Tabel 4 Hasil Uji Validitas

Variabel Corrected

Item-Total Correlation

r Tabel Keterangan

SDM1 1 0,175 Valid

SDM2 0,209 0,175 Valid

SDM3 0,278 0,175 Valid

SDM4 0,211 0,175 Valid

SDM5 0,162 0,175 Tidak Valid

SDM6 0,053 0,175 Tidak Valid

SDM7 0,046 0,175 Tidak Valid

SDM8 0,178 0,175 Valid

SDM9 0,339 0,175 Valid

SDM10 0,421 0,175 Valid

SDM11 0,245 0,175 Valid

SDM12 0,277 0,175 Valid

K1 1 0,175 Valid

K2 0,525 0,175 Valid

K3 0,263 0,175 Valid

K4 0,004 0,175 Tidak Valid

K5 0,259 0,175 Valid

K6 0,179 0,175 Valid

K7 0,242 0,175 Valid

K8 0,210 0,175 Valid

K9 0,362 0,175 Valid

K10 0,186 0,175 Valid

K11 0,179 0,175 Valid

K12 0,238 0,175 Valid

K13 0,179 0,175 Valid

K14 0,152 0,175 Tidak Valid

PP1 1 0,175 Valid

PP2 0,593 0,175 Valid


(33)

19

Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan uji Cronbach Alpha menggunakan SPSS. Suatu konstruksi dikatakan reliabel, jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan setelah menghapus 5 pernyataan yang tidak valid yang hasilnya menunjukkan semua item kuesioner reliabel, seperti tersaji pada Tabel di bawah ini :

Tabel 5

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan

Sumber Daya Manusia 0,873 Reliabel

Komitmen 0,868 Reliabel

Perangkat Pendukung 0,744 Reliabel

Sumber : Data Primer, yang diolah 2013 PEMBAHASAN

Persepsi responden mengenai eksistensi dari faktor sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga adalah seperti yang tersaji pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6

Rata-rata Persepsi Eksistensi Faktor

Pendukung Dalam Pengadopsian Sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga

Ket SDM Komitmen Perangkat Pendukung Item Rata2 Persepsi Item Rata2 Persepsi Item Rata2 Persepsi

Tahu

SDM5 2,88 Tinggi K1 3,37

Sangat

Tinggi PP27 3 Tinggi SDM6 2,37 Sedang K2 3,44

Sangat

Tinggi PP28 3,09 Tinggi SDM7 2,67 Tinggi K3 2,97 Tinggi

Analisis SDM13 2,13 Sedang K8 2,88 Tinggi Sintesis SDM14 2,09 Sedang K18 2,9 Tinggi Paham SDM15 2,53 Tinggi K19 2,95 Tinggi Respon SDM16 2,32 Sedang K20 3,04 Tinggi Tanggungjawab SDM17 2,18 Sedang K21 2,76 Tinggi K22 2,74 Tinggi K23 2,79 Tinggi K24 2,65 Tinggi K25 2,9 Tinggi

Total 2,39 Sedang Total 2,94 Tinggi Total 3,04 Tinggi


(34)

20

Persepsi Responden Mengenai Sumber Daya Manusia

Tabel 6 menjelaskan bahwa rata – rata persepsi responden mengenai eksistensi sumber daya manusia adalah sedang. Untuk indikator “tahu” ada 3 item pernyataan, yaitu pernyataan 5 dipersepsikan tinggi, sedangkan untuk pernyataan 6 dan 7 dipersepsikan sedang. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan pengetahuan responden sudah cukup memadai.

Sedangkan untuk indikator “memahami” dipersepsikan tinggi karena dari total responden yang ada, sebagian besar mampu menjelaskan manfaat dan tujuan dari sistem Komandan. Sedangkan untuk pernyataan yang membahas mengenai indikator “analisis” dipersepsikan sedang karena responden belum mampu untuk menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan dari SIKD. Hal ini disebabkan karena dari total responden yang ada, sebagian besar responden hanya sebatas mengetahui tentang keberadaan dari SIKD. Sedangkan untuk indikator “sintesis“ dipersepsikan sedang karena sebagian besar responden belum mampu mencari solusi untuk mengatasi kelemahan dari SIKD khususnya sistem Komandan.

Selanjutnya akan dilihat berdasarkan “sikap” dan “keterampilan”, sebagian besar responden belum bisa menerima apabila ditunjuk untuk melakukan pekerjaan terkait SIKD dan belum mampu untuk mengambil resiko dalam pengadopsian sistem Komandan.

Persepsi responden mengenai eksistensi faktor sumber daya manusia berdasarkan karakteristik responden terlihat jelas pada lampiran 7 yang menjelaskan bahwa secara keseluruhan responden mempersepsikan faktor sumber daya manusia sedang. Jika dilihat dari masing – masing karakteristik, maka responden yang usianya berada pada tahap pemeliharaan (25-44 tahun) mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang usianya berada pada tahap pembentukan (45-64 tahun), responden pria mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden wanita.

Sedangkan untuk responden yang periode jabatannya kurang dari 1 tahun mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang


(35)

21

periode jabatannya lebih dari 1 tahun, responden yang satuan kerjanya DPPKAD yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang satuan kerjanya non-DPPKAD, responden yang pendidikan formalnya sarjana yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang pendidikan formalnya bukan sarjana (SMA, SMK, DII), dan responden yang jurusan pendidikan formalnya non-akuntansi mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang jurusan pendidikan formalnya akuntansi.

Persepsi Responden Mengenai Komitmen

Tabel 6 menjelaskan bahwa rata – rata responden mempersepsikan komitmen adalah tinggi. Jika dijelaskan berdasarkan indikator yang ada, maka dapat dijelaskan bahwa untuk komitmen dalam menerima tujuan kerja dari organisasi khususunya unit kerja yang sekarang serta berkomitmen dalam melakukan tugas dan tanggungjawab sesuai yang dingini organisasi khususnya unit kerja saat ini, dipersepsikan sangat tinggi karena menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus mantan Kepala Bagian Anggaran) hal ini disebabkan karena staf DPPKAD khususnya Bagian Akuntansi dan Anggaran merupakan pegawai negeri sipil sehingga perlu memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Sedangkan untuk komitmen dalam melaksanakan tugas dengan benar, berkomitmen untuk menerima setiap peraturan yang suda dibuat oleh Pemerintah Pusat, berkomitmen dalam menggunakan sistem yang baru untuk menjaga reputasi unit kerjanya, serta berkomitmen untuk melakukan sosialisasi mengenai sistem Komandan dapat dipersepsikan tinggi. Hal ini disebabkan karena Pemerintah Daerah diharuskan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.

Persepsi responden mengenai eksistensi faktor komitmen berdasarkan karakteristik responden terlihat jelas pada lampiran 8 yang menjelaskan bahwa secara keseluruhan responden mempersepsikan faktor komitmen tinggi. Jika dilahat dari masing – masing karakteristik, maka responden yang usianya


(36)

22

berada pada tahap pembentukan (45-64 tahun) mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang usianya berada pada tahap pemeliharaan (25-44 tahun), responden wanita mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden pria.

Sedangkan untuk responden yang periode jabatannya lebih dari 1 tahun mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang periode jabatannya kurang dari 1 tahun, responden yang satuan kerjanya non-DPPKAD yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang satuan kerjanya DPPKAD, responden yang pendidikan formalnya sarjana yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang pendidikan formalnya bukan sarjana (SMA, SMK, DII), dan responden yang jurusan pendidikan formalnya non-akuntansi mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang jurusan pendidikan formalnya akuntansi.

Persepsi Responden Mengenai Perangkat Pendukung

Tabel 6 menjelaskan bahwa rata – rata persepsi responden mengenai eksistensi perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan adalah tinggi. Karena menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus mantan Kepala Bagian Anggaran) dan Bapak Agung (Kepala Bagian Akuntansi) bahwa perangkat pendukung yang ada, baik lunak maupun keras sudah cukup memadai dalam mendukung proses pelaporan keuangan daerah terlebih khusus proses pengadopsian sistem Komandan.

Persepsi responden mengenai eksistensi faktor perangkat pendukung berdasarkan karakteristik responden terlihat jelas pada lampiran 9 yang menjelaskan bahwa secara keseluruhan responden mempersepsikan faktor perangkat pendukung tinggi. Jika dilihat dari masing – masing karakteristik, maka responden yang usianya berada pada tahap pembentukan (45-64 tahun) mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang usianya berada pada tahap pemeliharaan (25-44 tahun), responden wanita mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden pria.


(37)

23

Sedangkan untuk responden yang periode jabatannya kurang dari 1 tahun mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang periode jabatannya lebih dari 1 tahun, responden yang satuan kerjanya non-DPPKAD yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang satuan kerjanya DPPKAD, responden yang pendidikan formalnya SMK yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang pendidikan formalnya SMA, DII, dan sarjana, serta responden yang jurusan pendidikan formalnya akuntansi mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang jurusan pendidikan formalnya non-akuntansi.

Dengan demikian, tabel 7 dapat menjelaskan mengenai kesimpulan dari rata – rata persepsi responden atas faktor pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga. Dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 7

Persepsi Responden Atas Faktor Pendukung Pengadosian Sistem Komandan Di Pemkot Salatiga

Variabel Rata- rata Skor Interpretasi

Sumber Daya Manusia 2,39 Sedang

Komitmen 2,94 Tinggi

Perangkat Pendukung 3,04 Tinggi

Total 2,79 Tinggi

Sumber : Data Primer, yang diolah 2013

Dari total keseluruhan persepsi responden atas faktor pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor pendukung ini memiliki kedudukan yang tinggi. Namun, bila dilihat dari masing – masing faktor, maka dapat dijelaskan bahwa dari masing – masing faktor memiliki kedudukan yang berbeda – beda, yaitu sumber daya manusia (2,39), komitmen (2,94), dan perangkat pendukung (3,04) memiliki kedudukan tinggi.


(38)

24

Sumber daya manusia dapat dipersepsikan sedang karena menurut Bapak Agung (Kepala Bagian Akuntansi) bahwa sumber daya yang dimiliki Pemerintah Kota Salatiga sebagian besar berlatar belakang pendidikan yang bukan akuntansi dan IT, sedangkan menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus mantan Kepala Bagian Anggaran) bahwa sumber daya yang ada tidak mempunyai kesadaran diri dalam mencari tahu mengenai setiap perubahan yang terjadi tanpa di perintah serta belum adanya sosialisasi mengenai sistem Komnadan.

Sedangkan untuk faktor komitmen dan perangkat pendukung dapat dikategorikan tinggi karena menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus Mantan Kepala Bagian Anggaran) dan Bapak Agung (Kepala Bagian Akuntansi) bahwa staf yang ada merupakan pegawai negeri sipil sehingga diperlukan komitmen yang tinggi dalam menjalani tugas dan tanggungjawab serta perangkat pendukung yang ada dianggap sudah memadai.

Kekuatan dan Kelemahan Faktor – Faktor Pendukung Dalam Pengadopsian Sistem Komandan

Dari pembahasan di atas, maka dapat dilihat bahwa yang menjadi kekuatan dari SIKD maupun sistem Komandan itu sendiri adalah dapat membantu Pemerintah Daerah dalam menyampaikan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh Pemerintah Pusat, misalnya APBD serta memberikan kemudahan dalam penyampaiannya. Sedangakan kelemahan dari sistem ini sendiri menurut hasil kuesioner maupun hasil wawancara terbukti bahwa belum menemui apa yang menjadi kelemahan dari sistem tersebut, hanya saja sistem ini hanya dipahami oleh Bidang Anggaran. Hal ini juga yang menandakan bahwa sumber daya manusia dari Pemerintah Kota Salatiga masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari para pegawai untuk mencari tahu tentang perubahan yang terjadi dan belum adanya sosialisasi mendalam terhadap para pegawai DPPKAD mengenai sistem tesebut.


(39)

25

Sedangkan yang menjadi kekuatan dari komitmen DPPKAD adalah mereka selalu mengikuti dan menerima setiap perubahan yang terjadi karena itu sudah menjadi tugas dan tanggungjawab yang harus mereka jalani. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari komitmen adalah belum adanya blue print dan anggaran untuk pelaksanaan proses sosialisasi mengenai sistem Komandan terhadap para pegawainya.

Ada juga kekuatan dari perangkat pendukung yang dimiliki Pemerintah Kota Salatiga, adalah perangkat yang dimiliki sudah memadai dan dapat membantu proses pengadopsian sistem Komandan, sedangkan yang menjadi kelemahannya adalah karena pengaruh dari kurangnya sumber daya yang ada, maka itu sangat mempengaruhi proses penggunaan perangkat pendukung yang ada.

Kesimpulan

Berdasarkan uji crosstab yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dari total responden yang ada, sebagian besar responden yang mempersepsikan aspek sumber daya manusia sedang adalah responden wanita yang berusia 25-44 tahun, periode jabatannya > 1 tahun, satuan kerjanya ada DPPKAD maupun non-DPPKAD, pendidikan formalnya sarjana, dan jurusan pada pendidikan formal adalah non-akuntansi.

Sedangkan untuk aspek komitmen dan perangkat pendukung sebagian besar responden yang mempersepsikan tinggi adalah responden wanita dengan usia 45-64 tahun, periode jabatan > 1 tahun (untuk komitmen) dan < 1 tahun (untuk perangkat pendukung, satuan kerjanya non-DPPKAD, pendidikan formalnya sarjana (untuk komitmen) dan SMK (untuk perangkat pendukung) serta jurusan pada pendidikan formal adalah non-akuntansi (untuk komitmen) dan jurusan akuntansi (untuk perangkat pendukung).

Persepsi staf Pemkot Salatiga mengenai keberadaan faktor – faktor pendukung adopsi sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga cukup memadai karena :

 sumber daya manusia dinilai sedang


(40)

26

Faktor sumber daya manusia dinilai sedang pada beberapa indikator yang berdasarkan hasil konfirmasi dengan pejabat terkait hal ini diduga berkaitan dengan kurangnya kesadaran sendiri dari staf untuk memutahirkan informasi tentang perubahan sistem pelaporan keuangan serta latar belakang pendidikan yang sebagian besar non-Akuntansi.

Keterbatasan Penelitian

Penilaian keberadaan komponen pendukung adopsi Sistem Komandan dalam penelitian ini hanya dinilai berdasarkan persepsi responden sehingga dapat menjadi bias terhadap kondisi sesungguhnya. Disamping itu pengisian kuesioner sebagian tidak ditunggu sehingga ada kemungkinan kuesioner diisi oleh pihak lain atau terjadi yang akan mendistorsi data.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan fenomena yang terjadi, tampak bahwa masih ada beberapa Pemerintah Daerah yang belum menggunakan sistem Komandan. Namun, salah satu Pemerintah Daerah yang sudah menggunakan sistem tersebut adalah Pemerintah Kota Salatiga. Proses pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga didukung dengan faktor sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung yang sudah cukup memadai. Hal ini juga terbukti dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa ketiga faktor ini mempunyai pengaruh yang signifikan dalam pengimplementasian suatu sistem.

Saran

1. Untuk Pemerintah Kota Salatiga, Eksistensi faktor pendukung adopsi Sistem Komandan pada Pemerintah Kota Salatiga telah memadai namun, untuk kondisi sumber daya manusia yang masih dikategorikan sedang diharapkan untuk dilakukannya sosialisasi mengenai sistem Komandan untuk pihak – pihak yang terakit khususnya DPPKAD.

2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk tidak melihat dari penilaian diri namun, melihat kondisi real dari faktor sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung.


(41)

27

DAFTAR PUSTAKA

Azhar. 2006. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri No.13 pada Pemerintah Kota Banda Aceh”.Tesis. Program Pasca Sarjana USU : Medan.

Asriani Dinda. 2009. “Analisis Kesiapan Pegawai DJKN untuk Penerapan Balance Scorecard Melalui Multidimensional Kesiapan. FE UI. Hal. 6. Creswell, J. W. 2010. Research Design: P endahuluan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed (Versi Terjemahan). Penerbit Pustaka Pelajar.

Ghozali Imam H. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Cetakkan IV. Jakarta.

Koeswandari Retno. 2011. “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Supervisi Keperawatan Berbasis Komputerisasi Terhadap Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna Informasi Supervisi Keperawatan di RSUP Dr

Sardjito Yogyakarta”. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan, Program Magister Ilmu Kesehatan Depok. : Jakarta.

McLeod. R. 1996. Sistem Informasi Manajemen; Studi Informasi Berbasis Komputer. Terjemahan. PT. Prenhalindo.

Mulyono, S. 2007. “Struktur Hardware Komputer”, Jurnal Struktur Komputer, Vol3, No.1, Hal 6-7.

Nawawi, Hadari H dan Martini HM. 2004. “Kepemimpinan Yang Efektif, cetakan keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nora Sovia, 2009. “Analisis SWOT sebagai Strategi Meningkatnya Daya Saing pada PT. Sanghiang Perkasa”, Universitas Sumatera Utara. Jakarta.


(42)

28

Notoatmodjo, S. 2005. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Jakarta, Rinda Cipta, Hal 88-92.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PP Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 46/PMK.02/2006 yang telah dilakukan perubahan dengan PMK Nomor 04/PMK.07/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Matindas R., 2002, “Manajemen SDM Lewat Konsep Ambisi, Kenyataan, dan Usaha”, Edisi II Grafiti, jakarta.

Sarwono, S. 2003. “Sosiologi Kesehatan, Konsep dan Aplikasinya”. Gajah Madah Uiversity. Press : Yogyakarta.

Setyawan. 2006. “Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar”. Tesis yang diunduh dari

http://repository.unand.ac.id/502/.

Simanjuntak Heris B. ( 2005 ). Jiwasraya Magazine., Edisi Nopember. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabet, Bandung.

Sulani Aldiani, 2009. “Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan PP No. 24 Tahun 2005 pada Pemerintahan Kabupaten Laubahan Batu.


(43)

29

Surat Edaran Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor SE-03/PK/2011 tentang Tata Cara Teknis Penyampaian Informasi Keuangan Daerah Melalui Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional SIKD (Komandan SIKD).

Warisno, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Wijayanti R, 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Implementasi Sistem SAI (survey pada Kementrian Sosial RI)”. Jurnal Akuntansi Bisnis.

Winda. 2011. “Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Pada

Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.

Wiwit. 2010. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan P emanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah Kab. Pesisir Selatan). Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 5 No. 1, Hal 10.


(44)

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yusthina Gutreda Wakim

Tempat/Tanggal Lahir : Nura, 3 Juni 1990

Nim : 232009085

Alamat Asal : Jalan Haruhun, Ambon

Judul Skripsi : Eksistensi Faktor – Faktor Pendukung dalam Pengadopsian Sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga

Riwayat Pendidikan : SD Kristen Latalola Besar, Lulus Tahun 2002 SMP Negeri 4 Ambon, Lulus Tahun 2006 SMA Xaverius Ambon, Lulus Tahun 2009

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga, Lulus Tahun 2013

Riwayat Organisasi : Anggota Bidang Organisasi, HMP Kelompok Studi Akuntansi (Periode 2010 – 2011).

Koordinator Bidang Organisasi, HMP Kelompok Studi Akuntansi (Periode 2011 – 2012).

Anggota Kelompok Bakat Minat VolyUKSW (2011 sampai sekarang).

Anggota Kelompok Bakat Minat Voly FEB (Periode 2011 – 2012).

Sekretaris dan Bendahara Satgas Company Visit 2011 (10 – 13 Mei 2011).


(45)

31

Sekretaris dan Bendahara Satgas Kunjungan ke Kantor Akuntan Publik “Deloitte” (11 Mei 2011). Sekretaris dan Bendahara Satgas Kunjungan ke Bapepam-LK (12 Mei 2011).

Seksi Konsumsi Panitia Kuliah Umum BRI 2011 (5 Oktober 2011).

Ketua Panitia Malam Keakraban HMP Kelompok Studi Akuntansi “Action” 2012. (11 – 12 Februari 2012).

Wali Panitia Malam Keakraban FEB “LEGEND” 2012 (29 – 30 September 2012).


(46)

(47)

33

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

“EKSISTENSI FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG DALAM

PENGADOPSIAN SISTEM KOMANDAN DI PEMDA KOTA SALATIGA”

Kuesioner ini saya buatkan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian sebagai tugas akhir dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

Sebelumnya ijinkan saya menjelaskan sedikit tentang SIKD. SIKD merupakan singkatan dari Sistem Informasi Keuangan Daerah. Sistem informasi yang sering digunakan oleh Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan SIKD, yaitu SAKD (Sistem Akuntansi dan Keuangan Daerah) dan SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah). Tahun 2010 Pemerintah Pusat mengeluarkan suatu SIKD yang baru yang disebut Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (Komandan), untuk membaca data elektronik yang merupakan output dari SIKD. Penelitian ini merupakan upaya untuk memahami eksistensi sistem Komandan dan faktor – faktor pendukung di Pemkot Salatiga. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Bapak/Ibu diminta untuk memberikan jawaban dengan memberi tanda tick mark (√) pada kolom yang sudah tersedia, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama (boleh tidak diisi) :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : Perempuan Laki – laki Perempuan

4. Lama Bekerja di SKPD : 5. Satuan Kerja :


(48)

34

6. Pendidikan formal terakhir : SMA

D III

Sarjana 7. Jurusan yang diambil pada pendidikan formal :

Akuntansi Non - Akuntansi

II.MATERI KUESIONER

NO PERNYATAAN

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1 Saya sangat menerima maksud dan tujuan dari keberadaan unit kerja saya saat ini. 2 Saya berkomitmen untuk melakukan tugas

dan tanggung jawab yang diberikan kepada saya oleh unit kerja saya sekarang ini.

3 Saya dapat melaksanakan setiap tugas di unit kerja saya sekarang ini dengan benar.

4 Saya merasa bangga dengan unit kerja saya sekarang ini sehingga sangat disayangkan jika saya dipindahkan ke unit kerja yang lain. 5 Saya mengetahui adanya sistem dalam

pengumpulan data keuangan secara nasional (SIKD).

6 Saya mengetahui bahwa di Pemkot Salatiga Sistem Komandan SIKD belum diterapkan dan masih dalam proses sosialisasi.

7 Saya mengetahui bahwa sistem Komandan merupakan bagian dari SIKD.

8 Saya dapat menerima Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat terkait SIKD.


(49)

35

9 Saya bisa menerima setiap perubahan di unit kerja saya sekarang ini.

10 Saya telah memahami proses pengoperasian SIKD khususnya Sistem Komandan dengan baik.

11 Saya mampu menjelaskan proses penggunaan SIKD khususnya sistem Komandan.

12 Saya dapat menjelaskan kekuatan dari SIKD khususnya sistem Komandan.

13 Saya dapat menjelaskan kelemahan dari SIKD khususnya sistem Komandan.

14 Saya memiliki solusi untuk mengatasi kelemahan dari SIKD khususnya sistem Komandan.

15 Saya memahami manfaat dan tujuan dari sistem Komandan.

16 Saya bersedia bila ditunjuk untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan SIKD khususnya sistem Komandan.

17 Saya mampu mengambil resiko dalam adopsi sistem Komandan.

18 Pimpinan DPPKAD berkomitmen untuk menggunakan sistem yang baru.

19 DPPKAD berkomitmen menggunakan SIKD yang baru untuk menjaga reputasi unit kerjanya.

20 DPPKAD setuju untuk menerapkan SIKD yang baru untuk mendukung program Pemerintah Pusat.

21 DPPKAD telah memiliki rencana (blue print) untuk mengimplementasikan SIKD yang baru, yaitu sistem Komandan.


(50)

36

Lampiran 3 Materi Wawancara

1. Apakah sistem Komandan merupakan bagian dari SIKD? 2. Apa kelebihan dan kelemahan dari sistem Komandan SIKD?

3. Bagaimana komitmen DPPKAD dalam mengadopsi sistem Komandan? 4. Bagaimana sumber daya manusia dalam proses pengadopsian sistem

Komandan?

5. Apakah perangkat dan aplikasi yang ada dapat membantu proses pengadopsian sistem Komandan?

6. Apakah bersedia untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan sistem Komandan?

22 DPPKAD hendak melakukan adopsi sistem Komandan sebagai bentuk penghargaan terhadap SIKD.

23 DPPKAD memiliki program untuk melakukan sosialisasi intensif tentang sistem Komandan.

24 DPPKAD telah mengalokasikan dana untuk pembiayaan sosialisasi sistem Komandan. 25 Tersedia anggaran untuk melengkapi

perangkat pendukung SIKD.

26 Saya bangga pada unit kerja saya sekarang ini dengan adanya perangkat pendukung yang lengkap dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawab saya.

27 Perangkat komputer (software dan hardware) yang ada di unit kerja saya dapat diakses dengan baik.

28 Aplikasi yang ada mampu membantu bagian akuntansi dalam penyelesaian proses pelaporan keuangan Daerah dengan tepat waktu.


(51)

(52)

38

Lampiran 5

Uji Validitas dan Reliabilitas

Sumber Daya Manusia

Correlations VAR000 01 VAR000 02 VAR000 03 VAR0000

4 VAR00005

VAR000 06 VAR0000 7 VAR0000 8 VAR000 01 Pearson

Correlation 1 .209 .278 .178 .339

*

.421** .245 .277 Sig. (2-tailed) .178 .071 .252 .026 .005 .113 .073

N 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR000 02

Pearson

Correlation .209 1 .219 .222 .286 .321

*

.202 .451** Sig. (2-tailed) .178 .157 .152 .063 .036 .194 .002

N 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR000 03

Pearson

Correlation .278 .219 1 .517

**

.502** .559** .621** .575** Sig. (2-tailed) .071 .157 .000 .001 .000 .000 .000

N 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR000 04

Pearson

Correlation .178 .222 .517

**

1 .906** .588** .616** .650** Sig. (2-tailed) .252 .152 .000 .000 .000 .000 .000

N 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR000 05

Pearson

Correlation .339

*

.286 .502** .906** 1 .637** .608** .772** Sig. (2-tailed) .026 .063 .001 .000 .000 .000 .000

N 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR000 06

Pearson

Correlation .421

** .321* .559** .588** .637** 1 .559** .524**

Sig. (2-tailed) .005 .036 .000 .000 .000 .000 .000


(53)

39

VAR000 07

Pearson

Correlation .245 .202 .621

**

.616** .608** .559** 1 .748** Sig. (2-tailed) .113 .194 .000 .000 .000 .000 .000

N 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR000 08

Pearson

Correlation .277 .451

**

.575** .650** .772** .524** .748** 1 Sig. (2-tailed) .073 .002 .000 .000 .000 .000 .000

N 43 43 43 43 43 43 43 43

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.873 .874 8

Komitmen

Correlations VAR0 0001 VAR00 002 VAR00 003 VAR00 004 VAR0 0005 VAR00 006 VAR00 007 VAR00 008 VAR00 009 VAR00 010 VAR0 0011 VAR0 0012 VAR0 0001 Pearson

Correlation 1 .525

** .263 .259 .179 .108 .210 .362* .186 .179 .238 .179

Sig. (2-tailed) .000 .089 .093 .252 .489 .176 .017 .232 .251 .125 .252

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR0 0002

Pearson

Correlation .525

** 1 .092 .087 .097 .137 .146 -.129 -.055 .112 -.108 -.122

Sig. (2-tailed) .000 .556 .581 .538 .380 .351 .409 .725 .473 .492 .436

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

VAR0 0003

Pearson

Correlation .263 .092 1 .189 .182 .259 .236 .502

** .189 .224 .452** .627**


(1)

48

DPPKAD % within SatuanKerja 4.3% 56.5% 34.8% 4.3% 100.0% % within

SumberDayaManusia 33.3% 50.0% 61.5% 100.0% 53.5%

Total Count 3 26 13 1 43

% within SatuanKerja 7.0% 60.5% 30.2% 2.3% 100.0% % within

SumberDayaManusia 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

PENDIDIKAN FORMAL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PendidikanFormal *

SumberDayaManusia 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

PendidikanFormal *

Komitmen 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

PendidikanFormal *

PerangkatPendukung 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

Crosstab

Komitmen

Total Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi Pendidikan

Formal

SMA Count 0 0 1 1 2

% within PendidikanFormal .0% .0% 50.0% 50.0% 100.0% % within Komitmen .0% .0% 3.8% 11.1% 4.7%

SMK Count 0 0 1 0 1

% within PendidikanFormal .0% .0% 100.0% .0% 100.0% % within Komitmen .0% .0% 3.8% .0% 2.3%


(2)

49

DIII Count 0 1 4 3 8

% within PendidikanFormal .0% 12.5% 50.0% 37.5% 100.0% % within Komitmen .0% 14.3% 15.4% 33.3% 18.6%

Sarjana Count 1 6 20 5 32

% within PendidikanFormal 3.1% 18.8% 62.5% 15.6% 100.0% % within Komitmen 100.0% 85.7% 76.9% 55.6% 74.4%

Total Count 1 7 26 9 43

% within PendidikanFormal 2.3% 16.3% 60.5% 20.9% 100.0% % within Komitmen 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab

Sumber Daya Manusia

Total Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi

Pendidikan Formal SMA Count 1 1 0 0 2

% within PendidikanFormal 50.0% 50.0% .0% .0% 100.0% % within

SumberDayaManusia 33.3% 3.8% .0% .0% 4.7%

SMK Count 0 0 1 0 1

% within PendidikanFormal .0% .0% 100.0% .0% 100.0% % within

SumberDayaManusia .0% .0% 7.7% .0% 2.3%

DIII Count 0 3 5 0 8

% within PendidikanFormal .0% 37.5% 62.5% .0% 100.0% % within

SumberDayaManusia .0% 11.5% 38.5% .0% 18.6%

Sarjana Count 2 22 7 1 32

% within PendidikanFormal 6.2% 68.8% 21.9% 3.1% 100.0% % within

SumberDayaManusia 66.7% 84.6% 53.8% 100.0% 74.4%


(3)

50

% within PendidikanFormal 7.0% 60.5% 30.2% 2.3% 100.0% % within

SumberDayaManusia 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

JURUSAN PENDIDIKAN FORMAL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

JurusanPendidikanFormal *

SumberDayaManusia 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

JurusanPendidikanFormal *

Komitmen 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

JurusanPendidikanFormal *

PerangkatPendukung 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

Crosstab

Komitmen

Total Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi Jurusan

Pendidikan Formal

Akuntansi Count 0 1 8 1 10

% within

JurusanPendidikanForm al

.0% 10.0% 80.0% 10.0% 100.0%

% within Komitmen .0% 14.3% 30.8% 11.1% 23.3%

Non-Akuntansi

Count 1 6 18 8 33

% within

JurusanPendidikanForm al

3.0% 18.2% 54.5% 24.2% 100.0%

% within Komitmen 100.0% 85.7% 69.2% 88.9% 76.7%


(4)

51

% within

JurusanPendidikanForm al

2.3% 16.3% 60.5% 20.9% 100.0%

% within Komitmen 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab

Sumber Daya Manusia

Total Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi Jurusan

Pendidikan Formal

Akuntansi Count 0 6 4 0 10

% within

JurusanPendidikanFormal .0% 60.0% 40.0% .0% 100.0% % within

SumberDayaManusia .0% 23.1% 30.8% .0% 23.3%

Non-Akuntansi Count 3 20 9 1 33

% within

JurusanPendidikanFormal 9.1% 60.6% 27.3% 3.0% 100.0% % within

SumberDayaManusia 100.0% 76.9% 69.2% 100.0% 76.7%

Total Count 3 26 13 1 43

% within

JurusanPendidikanFormal 7.0% 60.5% 30.2% 2.3% 100.0% % within


(5)

52

Lampiran 7

Rata - rata Persepsi Eksistensi Sumber Daya Manusia Menurut Atribut

Keterangan

Jumlah

Responden

%

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat

Tinggi

Usia

25-44 Th

21 48,84

9,50% 61,90%

23,80%

4,80%

45-64 Th

22 51,16

4,50% 59,10%

36,40%

0%

Total

43

100

7,00% 60,50%

30,20%

2,30%

Jenis

Kelamin

P

21 32,55

33,30% 30,80%

23,10%

0%

W

22 67,45

66,70% 69,20%

76,90%

100,00%

Total

43

100

7,00% 60,50%

30,20%

2,30%

Periode

Jabatan

< 1 Th

10 23,25

0,00% 26,90%

23,10%

0%

> 1 Th

33 76,75 100,00% 73,10%

76,90%

100,00%

Total

43

100

7,00% 60,50%

30,20%

2,30%

Satuan

Kerja

DPPKAD

20 46,52

66,70% 50,00%

38,50%

0%

Non-DPPKAD

23 53,48

33,30% 50,00%

61,50%

100%

Total

43

100

7,00% 60,50%

30,20%

2,30%

Pendidikan

Formal

SMA

2

4,65

33,30%

3,80%

0,00%

0,00%

SMK

1

2,32

0,00%

0,00%

7,70%

0,00%

DIII

8 18,61

0,00% 11,50%

38,50%

0,00%

Sarjana

32 74,42

66,70% 84,60% 100,00%

74,40%

Total

43

100

7,00% 60,50%

30,20%

2,30%

Jurusan

Akun

10 23,25

0,00% 23,10%

30,80%

0,00%

Non-Akun

33 76,75 100,00% 76,90%

69,20%

100,00%

Total

43

100

7,00% 60,50%

30,20%

2,30%

Lampiran 8

Rata - rata Persepsi Eksistensi Komitmen Menurut Atribut

Keterangan

Jumlah

Responden

%

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat

Tinggi

Usia

25-44 Th

21 48,84 100,00%

28,60%

46,20%

66,70%

45-64 Th

22 51,16

0,00%

71,40%

53,80%

33%

Total

43

100

2,30%

16,30%

60,50%

20,90%

Jenis

Kelamin

P

21 32,55

0,00%

14,30%

26,90%

44%

W

22 67,45 100,00%

85,70%

73,10%

55,60%

Total

43

100

2,30%

16,30%

60,50%

20,90%

Periode

Jabatan

< 1 Th

10 23,25 100,00%

0,00%

30,80%

11%

> 1 Th

33 76,75

0,00% 100,00%

69,20%

88,90%


(6)

53

Satuan

Kerja

DPPKAD

20 46,52 100,00%

42,90%

46,20%

44%

Non-DPPKAD

23 53,48

0,00%

57,10%

53,80%

56%

Total

43

100

7,00%

16,30%

60,50%

20,90%

Pendidikan

Formal

SMA

2

4,65

0,00%

3,80%

0,00%

11,10%

SMK

1

2,32

0,00%

3,80%

7,70%

0,00%

DIII

8 18,61

0,00%

15,40%

38,50%

33,30%

Sarjana

32 74,42

85,70%

76,90% 100,00%

55,60%

Total

43

100

2,30%

16,30%

60,50%

20,90%

Jurusan

Akun

10 23,25

0,00%

14,30%

30,80%

11,10%

Non-Akun

33 76,75 100,00%

85,70%

69,20%

88,90%

Total

43

100

2,30%

16,30%

60,50%

20,90%

Lampiran 9

Rata - rata Persepsi Eksistensi Perangkat Pendkung Menurut Atribut

Keterangan

Jumlah

Responden

%

Sedang

Tinggi

Sangat

Tinggi

Usia

25-44 Th

21

48,84

14,30%

57,10%

28,60%

45-64 Th

22

51,16

18,20%

63,60%

18%

Total

43

100

16,30%

60,50%

23,30%

Jenis

Kelamin

P

21

32,55

8,30%

50,00%

42%

W

22

67,45

19,40%

64,50%

16,10%

Total

43

100

16,30%

60,50%

23,30%

Periode

Jabatan

< 1 Th

10

23,25

20,00%

80,00%

0%

> 1 Th

33

76,75

15,20%

54,50%

30,30%

Total

43

100

16,30%

60,50%

23,30%

Satuan

Kerja

DPPKAD

20

46,52

15,00%

55,00%

30%

Non-DPPKAD

23

53,48

17,40%

65,20%

17%

Total

43

100

16,30%

60,50%

23,30%

Pendidikan

Formal

SMA

2

4,65

0,00%

50,00%

50,00%

SMK

1

2,32

0,00%

100,00%

0,00%

DIII

8

18,61

25,00%

37,50%

37,50%

Sarjana

32

74,42

15,60%

65,60%

18,80%

Total

43

100

16,30%

60,50%

23,30%

Jurusan

Akun

10

23,25

20,00%

80,00%

0,00%

Non-Akun

33

76,75

15,20%

54,50%

30,30%