TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN DI KOPERASI MITRA BAHAGIA DINOYO DEKET LAMONGAN.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN DI
KOPERASI MITRA BAHAGIA DINOYO DEKET LAMONGAN
SKRIPSI

Oleh
Mukhlisatul Awaliyah
NIM. C02211050

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2015

Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Arisan di Koperasi Mitra
Bahagia Dinoyo Deket Lamongan

SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syariah dan Hukum

Oleh
Mukhlisatul Awaliyah
NIM. C02211050

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2015
i

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan (field research) yang berjudul
‚Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Arisan di Koperasi Mitra Bahagia
Dinoyo Deket Lamongan‛. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1.

Bagaimana praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan. 2.
Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan di koperasi Mitra
Bahagia Dinoyo Deket Lamongan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data-data yang dikumpulkan
melalui interview, observasi, dokumentasi, selanjutnya diolah menggunakan
editing, organizing, dan analizing. Data tersebut dianalisis menggunakan metode
deskriptif analitis dengan pola pikir induktif.
Hasil penelitian ditemukan bahwa praktek arisan di koperasi Mitra
Bahagia dilaksanakan setiap tanggal 1 (satu), yang diikuti lebih dari 1000 peserta
dengan pembayaran Rp 100.000,- per bulan, dalam jangka waktu 30 bulan,
dengan penarikan sebesar Rp 3.000.000,-. Bagi peserta yang telah mendapatkan
arisan maka ia terlepas dari kewajiban membayar arisan hingga akhir periode.
Sedangkan peserta yang belum mendapatkan arisan, tetap berkewajiban
membayar hingga akhir periode dengan perolehan yang sama yaitu Rp
3.000.000,-. Sisa pembayaran arisan dikelola oleh koperasi Mitra Bahagia dalam
bentuk penyaluran kredit kepada masyarakat dengan bunga sebesar 0,75 % per
bulan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktek arisan di koperasi Mitra
Bahagia dalam analisis hukum Islam ditinjau dari 3 (tiga) aspek: 1. Dari segi
pembayaran arisan terdapat unsur ketidakadilan, peserta yang sudah

mendapatkan maka sudah lepas dari pembayar, sedangkan peserta yang belum
mendapatkan berkewajiban membayar hingga akhir periode, meskipun
mengandung ketidakadilan tetapi tetap mendatangkan manfaat bagi koperasi dan
peserta arisan; 2. Dari segi penarikan terdapat unsur maysir, spekulasi dan
mengundi nasib, serta adanya unsur riba yaitu adanya kelebihan dan tambahan; 3.
Dari segi penghitungan tidak mencerminkan keadilan ekonomi, dimana sisa
pembayaran arisan dikelola koperasi Mitra Bahagia, unt\uk kegiatan investasi
yang menghasilkan keuntungan yang sangat besar, sedangkan peserta pada
perolehan terakhir tidak mendapat imbalan keuntungan dari dana yang
diinvestasikan.
Berdasarkan penelitian diatas, praktek arisan yang dijalankan dapat
digolongkan dalam kegiatan mu’a>malah yang tidak sesuai dengan hukum Islam.
Maka bagi peserta arisan, terlebih dahulu memahami ketentuan arisan, jangan
terlalu ambisi untuk mendapat keuntungan yang berlipat sehingga mengabaikan
syariat Islam. Sedangkan kepada pihak koperasi, praktek arisan yang terjadi
sangat bagus untuk menarik anggota, tetapi jangan hanya berorientasi kepada
keuntungan yang besar saja, harus memperhatikan keadilan bagi semua peserta
sehingga tidak bertentangan dengan syariat Islam.
vi


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ..........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

iii

PENGESAHAN ...............................................................................................

iv


MOTTO ...........................................................................................................

v

ABSTRAK .......................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................

vii

DAFTAR ISI....................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL............................................................................................

xii


DAFTAR TRANSLITERASI .........................................................................

xiii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................

6

C. Rumusan Masalah ..............................................................

7


D. Tujuan Penelitian ...............................................................

7

E. Kegunaan Hasil Penelitian.................................................

7

F. Kajian Pustaka ...................................................................

8

G. Definisi Operasional ..........................................................

10

H. Metode Penelitian ..............................................................

12


I. Sistematika Pembahasan ...................................................

16

HUTANG PIUTANG (AL-QARD}) DAN INVESTASI
DALAM ISLAM
A. Hutang Piutang .................................................................

18

1. Pengertian Hutang Piutang (al-Qard}) ..........................

18

2. Landasan Hutang Piutang (al-Qard}) ............................

19

3. Rukun dan Syarat Hutang Piutang (al-Qard}) ..............


21

4. Kewajiban Membayar hutang ......................................

24

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

BAB IV

5. Etika Hutang Piutang (al-Qard}) ..................................

26

B. Investasi dalam Islam ........................................................


28

1. Pengertian Investasi dalam Islam ................................

28

2. Dasar Hukum Investasi ................................................

29

3. Prinsip-prinsip Investasi dalam Islam..........................

32

PRAKTEK ARISAN DI KOPERASI MITRA
BAHAGIA DINOYO DEKET LAMONGAN
A. Gambaran Umum Koperasi Mitra Bahagia Dinoyo
Deket Lamongan ................................................................


41

1. Latar Belakang Berdirinya Koperasi Mitra
Bahagia Dinoyo Deket Lamongan ..............................

41

2. Visi, Misi dan Motto....................................................

42

3. Susunan Organisasi ......................................................

42

4. Produk dari Koperasi Mitra Bahagia ...........................

43

B. Deskripsi Praktek Arisan di Koperasi Mitra
Bahagia Dinoyo Deket Lamongan ....................................

45

1. Prosedur Pendaftaran ...................................................

44

2. Pelaksanaan Pembayaran Arisan .................................

47

3. Penarikan Arisan ..........................................................

48

4. Penghitungan risan.......................................................

51

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PREKTEK
ARISAN DI KOPERASI MITRA BAHAGIA DINOYO
DEKET LAMONGAN
A. Analisis Hukum Islam terhadap Pembayaran
Arisan di Koperasi Mitra Bahagia ....................................

54

B. Analisis Hukum Islam terhadap Penarikan Arisan
di Koperasi Mitra Bahagia ................................................

55

C. Analisis Hukum Islam terhadap Penghitungan
Arisan di Koperasi Mitra Bahagia ....................................

57

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................

60

B. Saran ...................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

63

LAMPIRAN .....................................................................................................

65

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, ilmu pengetahuan penting untuk kehidupan
karena dengan ilmu pengetahuan kita dapat menambah wawasan dan wacana
untuk melakukan aktivitas. Banyak sekali ilmu pengetahuan pada zaman
sekarang ini, mulai dari ilmu pengetahuan umum, perbintangan, agama dan
lain-lain. Dalam ilmu pengetahuan agama juga banyak diantaranya us}ul fiqh,
tasawuf, ibadah dan mu’a>malah.

Mu’a>malah

adalah

aturan-aturan

(hukum)

Allah

SWT

yang

ditunjukkan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau
urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan.1

Mu’a>malah telah mengatur kehidupan manusia, bahwa manusia tidak bisa
hidup sendiri dan manusia membutuhkan kerjasama. Hal ini berdasarkan
firman Allah Q.S al-Ma>idah (5) ayat 2 yaitu :
                

 

...‚Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.‛2

1
2

Rahmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 15.
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pentafsir al-Qur’an, 1997), 106.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Islam tidak hanya membenarkan hal tersebut, melainkan memberikan
dorongan dan pengaruh kerjasama yang sejalan dengan garis iman dan taqwa
yang diberkahi dan di ridhai Allah. Pengarahan ini diberikan oleh agama Islam
untuk meluruskan kerjasama antar umat manusia, yang pada kenyataan saat
ini banyak diantara orang-orang tersebut mengkhianati rekan kerjasamanya
sendiri. Sebagaimana diterangkan dalam Q.S as-Sha>d (38) ayat 24 :
              
              

    

‛Daud berkata: Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu
dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan
Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian
mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini".
dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun
kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.3
Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa bentuk-bentuk aturan yang
direkayasa manusia pada zaman kontemporer, bertentangan dengan al-Qur’an
dan as-Sunnah terkait persoalan mu’a>malah. Dalam dunia perdagangan untuk
menjamin keharmonisan, dibutuhkan suatu norma yang mengatur hubungan
manusia dalam perniagaan, yakni hukum perdagangan yang berlaku dan
moralitas perdagangan itu sendiri. Agama Islam dengan doktrin yang penuh
dinamika tidak mengabaikan aspek penting dalam moralitas studi Islam yang
telah didapati sebagai suatu bagian yang khas memperkarakan masalahmasalah kebendaan dan kekayaan.
3

Ibid., 454.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Apabila kita amati salah satu bentuk dari kesenjangan sosial yang
sering terjadi dalam dunia bisnis diantaranya adalah investasi. Investasi
merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk mencari rezeki. Investasi dalam
Islam tidak berarti setiap individu bebas melakukan tindakan untuk
memperkaya diri atau menimbun kekayaan dengan cara yang tidak benar.
Etika bisnis harus tetap dilandasi oleh norma dan moralitas yang berlaku
dalam ekonomi Islam, yang bersumber dari al-Qur’an dan hadith.4
Berdasarkan firman Allah yang menganjurkan investasi yaitu Q.S al-Hasyr
(59) ayat 7:
             
                
          

‚Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka
adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan
Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat
keras hukumannya.5
Ayat di atas menjelaskan bahwa harta tidak hanya berhenti pada
orang-orang kaya saja, tetapi harta juga bisa diinvestasikan dan modal itu
akan berputar. Investasi adalah pengorbanan sumber daya pada masa sekarang
untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh hasil yang
lebih besar dimasa yang akan datang, baik langsung maupun tidak langsung,
4
5

Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: Mediakita, 2011), 27.
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., 546.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

yang tetap berpijak pada prinsip-prinsip shari’ah secara menyeluruh.6 Prinsipprinsip investasi diantaranya :
a. Prinsip halal
b. Prinsip mas}lah}ah
c. Prinsip terhindar dari investasi yang terlarang.7
Seiring dengan perkembangan zaman ada banyak fenomena dalam
kehidupan masyarakat, salah satunya adalah arisan yang bergaya investasi.
Arisan adalah mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama, kemudian
ditarik secara bergilir (diundi) yang dilakukan secara berkala sampai semua
memperolehnya. Pada praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan tidak seperti arisan pada umunya. Arisan pada koperasi Mitra
Bahagia ini dinamakan arisan simpan pinjam bersama yaitu arisan yang
dananya diperuntukkan untuk kegiatan simpan pinjam di koperasi Mitra
Bahagia. Arisan tersebut diikuti lebih dari seribu peserta dan hampir setiap
bulan selalu ada tambahan peserta yang mendaftar. Peserta yang mengikuti
arisan terdiri dari berbagai kota yang tidak hanya warga Lamongan saja, ada
dari Blitar, Malang, Jember, Bojonegoro dan lain-lain. Tujuan diadakan arisan
tersebut adalah sebagai usaha untuk mencari keuntungan dari sisa pembayaran
arisan, yang dikelola oleh koperasi Mitra Bahagia untuk kegiatan investasi
dalam bentuk penyaluran kredit dengan imbalan bunga 0,75 % per bulan.

6

7

Muhammad Nafik HR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 2009),
70.
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana 2007), 181.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Tidak mungkin akan terealisasi dalam satu arisan jika tanpa ada inovasi dan
motivasi berupa sistem yang seperti itu.
Adapun praktek arisan simpan pinjam bersama di koperasi Mitra
Bahagia

yang beranggotakan lebih dari 1000 peserta arisan, dengan

pembayaran Rp 100.000,- per bulan dalam jangka waktu 30 bulan. Penarikan
dilakukan satu kali setiap bulan dan mengeluarkan satu peserta arisan dengan
penarikan Rp 3.000.000,-. Peserta yang sudah mendapat penarikan, ia sudah
lepas dari kewajiban membayar hingga akhir periode, sedangkan peserta yang
belum mendapat penarikan dalam jangka waktu 30 bulan, dibagikan serentak
dengan mendapatkan penarikan yang sama. Sisa pembayaran arisan dikelola
oleh koperasi Mitra Bahagia dalam bentuk penyaluran kredit dengan bunga
0,75 %.
Misalnya pada bulan pertama, jumlah peserta arisan 1000, dengan
pembayaran Rp 100.000,- terkumpul Rp 100.000.000,- mendapatkan
penarikan Rp 3.000.000,-. Setelah peserta mendapat penarikan, maka sudah
lepas dari kewajiban membayar. Sisa uang yang terkumpul sebesar Rp
97.000.000,- masuk pada kas koperasi Mitra Bahagia. Bulan kedua peserta
berkurang satu, menjadi 999 dengan pembayaran Rp 100.000,- terkumpul Rp
99.900.000,- mendapatkan penarikan Rp 3.000.000,-. Sisa Rp 96.900.000,masuk pada kas koperasi Mitra Bahagia. Sampai bulan ke 30, peserta yang
belum menerima penarikan arisan yaitu 970 peserta, maka dibagikan secara
serentak dengan perolehan yang sama Rp 3.000.000,-. Sisa pembayaran arisan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

yang masuk pada kas koperasi Mitra Bahagia dikelola Koperasi kegiatan
investasi dalam bentuk penyaluran dana.
Bentuk arisan yang bergaya investasi ini, ada unsur ketidakadilan
antara peserta yang mendapat penarikan diawal, tengah dan peserta yang
mendapat pada jangka waktu yang ditetapkan. Dari pengamatan penulis
diketahui bahwa pelaku arisan (peserta) adalah kebanyakan orang Islam yang
mana dalam pelaksanaan praktek arisan ini sepintas menampakkan hal yang
tidak tepat bila ditinjau dari hukum Islam, serta tidak menuntut kemungkinan
dalam arisan tersebut mengandung unsur-unsur yang tidak sejalan dengan
hukum Islam terutama dalam investasi. Hal ini yang mendorong penulis untuk
mengkaji masalah tersebut lebih mendalam agar memperoleh kejelasan
mengenai arisan simpan pinjam bersama di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo
Deket Lamongan.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari paparan latar belakang dapat diketahui bahwa masalah yang
muncul adalah :
1. Latar belakang terjadinya arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan.
2. Praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan.
3. Setelah penarikan sudah lepas dari pembayaran.
4. Tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia
Dinoyo Deket Lamongan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Adapun batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan.
2. Tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia
Dinoyo Deket Lamongan.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan arisan di koperasi Mitra Bahagia agar lebih praktis dan
operasional, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan ?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan di koperasi Mitra
Bahagia Dinoyo Deket Lamongan ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan.
2. Untuk mengungkapkan tinjauan hukum Islam terhadap arisan di koperasi
Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan.
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian terhadap praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo
Deket Lamongan diharapkan berguna untuk :

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

1. Aspek teoritis
Diharapkan

mampu

memberikan

wacana

ilmiah

secara

komprehensif mengenai persoalan-persoalan dalam praktek arisan sehingga
menjadikan konstribusi yang positif bagi masyarakat luas, khususnya
kalangan intelektual muslim.
2. Aspek praktis
Menjadi pedoman tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan
agar bisa dijadikan bahan kajian dan tolak ukur bagi semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan arisan, baik di Dinoyo kecamatan Deket kabupaten
Lamongan khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk bermu’a>malah
secara Islami.
F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan gambaran untuk mendapatkan data tentang
topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan
penelitian sebelumnya, sehingga tidak ada pengulangan dalam penelusuran
awal. Penelitian yang berhubungan dengan arisan telah dibahas oleh :
Khotimatul Husna pada tahun 2001 dengan judul : ‚Analisis Hukum
Islam Terhadap Praktek Arisan Haji di Desa Pangkah Kulon Kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik‛. Skripsi ini membahas tentang praktek
arisan haji dan analisis hukum Islam. Hasil penelitian mengemukakan bahwa
pelaksanaan praktek arisan haji yang dilakukan secara tertulis, sedangkan
pembayarannya setelah adanya keputusan pemerintah mengenai ONH

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

diperbolehkan menurut hukum Islam, karena proses pelaksanaan pembayaran
arisan haji sama dengan pembayaran hutang dan pergi haji dari arisan
diperbolehkan menurut pendapat ulama.8
Tahun 2003 oleh Anas dengan judul: ‚Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Jual Beli Arisan di Kelurahan Tanah Kali Kedinding Kecamatan
Kenjeran Kota Madya‛. Skripsi ini membahas tentang hak milik dan
pengurangan

harga

serta

penangguhan

barang.

Hasil

penelitian

mengemukakan bahwa uang arisan sebelum waktu penarikannya tidak dapat
dikategorikan sebagai hak milik pribadi sehingga tidak dapat diperjualbelikan,
keberadaannya hanya sebagai milik yang tidak sempurna, milik yang
mengharuskan pemiliknya untuk memperoleh izin dari pihak-pihak tertentu
bila hendak melakukan tindakan atasnya. Jual beli barang sejenis dengan
penurunan harga dan penangguhan barang salah satunya adalah tidak
dibenarkan menurut hukum Islam. Karena syarat mutlak diperbolehkan jual
beli barang sejenis adalah dengan melunasi seketika, diserah terimakan secara
langsung dan serupa segalanya baik berat, jumlah maupun jenisnya.9
Moh. Ahidin Nor pada tahun 2008 yang berjudul : ‚Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Arisan Piow Pasar Baru Magetan Kabupaten Magetan‛. Hasil
penelitian mengemukakan bahwa arisan piow haram, karena terdapat unsur
riba di dalamnya, serta terjadi ketidakadilan antara peserta dan pengelola
8

9

Khotimatul Husnah, ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Haji di Desa Pangkah
Kulon Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik‛ (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya,
2001), 62.
Anas, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Arisan di Kelurahan Tanah Kali Kedinding
Kecamatan Kenjeran Kota Madya Surabaya‛ (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2003),
60.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

arisan perolehan antara pengelola dan peserta arisan tidak sama. Pihak
pengelola

yang

cenderung

mendapatkan

keuntungan,

serta

adanya

kecenderungan pihak peserta arisan yang dirugikan.10
Nur Chomariyah pada tahun 2009 yang berjudul: ‚Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Arisan Jajan dengan Sistem Bagi Hasil di Kelurahan
Sukomanunggal

Kecamatan

Sukomanunggal‛.

Hasil

penelitian

mengemukakan bahwa terdapat beberapa perjanjian antara peserta dan pendiri
arisan, perjanjian tersebut dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara pendiri
dan peserta arisan serta tidak ada pihak yang dirugikan. Bahkan peserta dan
pendiri arisan sama-sama mendapatkan keuntungan (bagi hasil), maka praktek
arisan dengan sistem bagi hasil yang menyangkut dengan perjanjian (akad)
tersebut sesuai dengan hukum Islam.11
Penelitian yang sudah pernah diteliti di atas, sangat berbeda dengan
penelitian yang penulis lakukan. Penulis lebih condong membahas tentang
praktek arisan dengan menganalisis menggunakan hutang piutang (al-Qard})}
dan investasi dalam Islam.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah dan menghindari terjadinya perbedaan
pemahaman pembaca dalam memahami arti dan maksud judul skripsi ini,

10

Moh. Ahidin Nor, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Piow Pasar Baru Magetan
Kabupaten Magetan‛ (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2008), 69.
11
Nur Chomariyah, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Jajan dengan Sistem Bagi Hasil di
Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal‛ (Skripsi--IAIN Sunan Ampe,
Surabaya, 2009), 66.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan secara jelas, tegas dan
terperinci maksud judul tersebut diantaranya :
Hukum Islam

:Peraturan dan ketentuan yang berkenaan dengan
kehidupan berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadith.12
Serta menurut pendapat ulama dan kaidah

fiqhiyyah. Dalam hal ini, hukum Islam yang
digunakan adalah hutang piutang (al-Qard)} dan
investasi dalam Islam.
Praktek arisan

:Arisan simpan pinjam yang beranggotakan lebih
dari 1000 peserta arisan dengan pembayaran Rp
100.000,- per bulan dalam jangka waktu 30 bulan.
Penarikan dilakukan satu kali setiap bulan dan
menggeluarkan 1 peserta dengan penarikan Rp
3.000.000,- dan setelah peserta mendapat arisan
sudah lepas dari pembayaran. Adapun yang belum
mendapat

penarikan

maka

dibagikan

secara

serentak pada akhir periode. Sisa dari pembayaran
arisan dikelola oleh koperasi untuk kegiatan
investasi dalam bentuk penyaluran kredit dengan
bunga 0,75 %.

12

Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 169.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Koperasi Mitra Bahagia

:Suatu lembaga simpan pinjam serta transaksi lain
di desa Dinoyo kecamatan Deket kabupaten
Lamongan.

H. Metodologi Penelitian
Penelitian merupakan upaya untuk mencari hal-hal yang baru,
memecahkan problem dan mencari jawaban atau pemecahannya yang belum
diketahui, bahkan mungkin juga merintis jalan yang baru untuk menemukan
sesuatu yang baru. Penelitian adalah mengungkap hakikat masalah dan
pemecahannya dengan metode ilmiah. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan
tersebut kegiatan penelitian harus dikerjakan dengan mengikuti metode yang
benar. Adapun penelitian yang penulis gunakan dalam meneliti praktek arisan
di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan yaitu menggunakan
penelitian kualitatif yaitu penelitian bertolak dari data, memanfaatkan teori
yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori
(menekankan makna dan nilai terkait).13
1. Data yang dikumpulkan
a. Data tentang praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan.
b. Sistem pembayaran iuran arisan dan penarikan arisan di koperasi Mitra
Bahagia Dinoyo Deket Lamongan.

13

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011), 34.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2. Sumber data
Sumber data adalah sumber data yang diperoleh berdasarkan jenisjenis data yang diperlukan.14 Sumber data dari penelitian ini merupakan
sumber dari mana data akan diperoleh yaitu data dari hasil wawancara dan
penelusuran melalui sumber-sumber yang lain yang berhubungan dengan
penelitian. Sumber data dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Sumber primer, yaitu sumber yang langsung memberikan data kepada
penulis.15 Sumber ini meliputi para pihak yang terlibat dalam praktek
arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan, diantaranya :
1) 100 peserta yang sudah mendapatkan arisan dan 100 peserta yang
belum mendapatkan arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan.
2) 6 pengelola arisan dan pengelola koperasi Mitra Bahagia.
b. Sumber sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari orang lain
untuk melengkapi sumber data primer. Buku-buku yang diambil dan
diperoleh dari sebagaian bahan pustaka yang terkait dengan masalah
yang diteliti, diantaranya dibutuhkan untuk mendukung data primer.
Data-data tersebut bersumber dari buku-buku, catatan-catatan atau
dokumen, tentang apa saja yang berhubungan dengan tinjauan hukum
Islam terhadap praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan, diantaranya:
14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), 107.
15
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , (Bandung:
Alfabeta, 2007), 308.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

1) Wabah Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, jil. 5,
Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani.
2) Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat.
3) Nurul Huda dan mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal

Syariah.
4) Muhamad Nafik HR, Bursa Efek dan Investasi Syariah.
5) Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejela-gejala
yang diselidiki.16 Dilakukan secara langsung ditempat lokasi guna
memperoleh data yang objektif yaitu kepada peserta dan penggelola
arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan.
b. Interview, yaitu wawancara atau tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dengan dua orang atau lebih, secara tatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan.17 Yakni dari beberapa responden seperti 6 pengelola dan 200
peserta arisan yaitu Bu Endang, Pak Suwarno, Bu Win dan dari peserta
lain, yang kami wawancarai diantaranya 20 orang.

16
17

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), 137.
Ibid., 145.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

c. Dokumentasi, yaitu keterangan dari data arisan yang dikumpulkan,
disusun dan dicatat sesuai dengan data arisan yang diperoleh.
4. Teknik Pengolahan data
Data yang digali kemudian diolah dengan menggunakan metode
sebagai berikut :
a. Editing yaitu memeriksa kembali data yang telah terkumpul, terutama
dari kejelasan makna, kesesuaian, keselarasan satu dengan yang lain,
korelasinya dan keseragaman dalam kelompok data.18
b. Organizing yaitu menyusun dan mensistematikan data yang diperoleh
dalam rangka paparan yang telah ada dan direncanakan sebelumnya
sesuai dengan permasalahan.19
c. Analizing yaitu memberikan analisa sebagai dasar penarikan suatu
kesimpulan.
5. Teknik analisis data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya atau analisa terhadap
fakta-fakta dan informasi yang diperoleh dengan menggunakan metode
deskripsi analitis yaitu teknik untuk menggambarkan dan menjelaskan data
yang terkait atau yang berhubungan langsung dengan praktek arisan di
koperasi Mitra bahagia Dinoyo Deket Lamongan.
Hasil analisis disampaikan dengan menggunakan pola pikir induktif
yaitu mengemukakan fakta atau kenyataan bersifat khusus dari hasil

18

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 1997),
153.
19
Ibid., 154.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

penelitian tentang praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan. Selanjutnya dianalisis menggunakan teori dan dalil yang
bersifat umum tentang hutang piutang (al-Qard}) dan investasi dalam Islam
sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dan memahami secara sistematis tentang apa
yang diungkapkan dalam skripsi ini maka dapat diuraikan, sebagai berikut :
Bab pertama pendahuluan, bab ini menguraikan tentang latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan hasil penelitian, kajian pustaka, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua landasan teori, bab ini berisikan uraian tentang hutang
piutang (al-Qard}) dan investasi dalam Islam yang memuat tentang : a. Hutang
piutang (al-Qard}) diantaranya: Pengertian hutang piutang (al-Qard}),} landasan
hutang piutang (al-Qard}), rukun dan syarat hutang piutang (al-Qard}),
kewajiban membayar hutang, etika hutang piutang (al-Qard}), b. Investasi
dalam Islam diantaranya: pengertian investasi dalam Islam, dasar hukum
investasi, dan prinsip investasi dalam Islam.
Bab ketiga merupakan laporan hasil penelitian meliputi: gambaran
umum koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan diantaranya: latar
belakang berdirinya koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan, visi,
misi dan motto, struktur organisasi dan produk-produk koperasi Mitra

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bahagia; Deskripsi praktek arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket
Lamongan diantaranya: prosedur pendaftaran, pelaksanaan pembayaran arisan,
penarikan arisan, dan penghitungan arisan.
Bab keempat berisikan tentang tinjauan hukum Islam terhadap praktek
arisan di koperasi Mitra Bahagia Dinoyo Deket Lamongan diantaranya;
analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan pembayaran arisan di koperasi
Mitra Bahagia, analisis hukum Islam terhadap penarikan arisan di koperasi
Mitra Bahagia, analisis hukum Islam terhadap penghitungan arisan di koperasi
Mitra Bahagia.
Bab kelima penutup yang memuat kesimpulan yang merupakan
jawaban dari permasalahan dan saran-saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
HUTANG PIUTANG (AL-QARD}) DAN INVESTASI DALAM ISLAM

A. Hutang Piutang (al-Qard}})
1. Pengertian hutang piutang (Al-Qard})
Dalam fikih mu’a>malah, hutang piutang disebut ‚al-dayn‛ yang
terkait dengan istilah al-Qard} yaitu hutang piutang dan dalam bahasa
Indonesia disebut pinjaman. Secara bahasa al-Qard} yaitu Qard}an yang
diambil dari kata qarad}-yaqrid}u-qard}}an artinya memotong, memakan,
menggigit dan mengerip. Menurut terminologi al-Qard} ialah suatu akad
antara dua pihak, pihak pertama memberikan uang atau barang kepada
pihak kedua, untuk dimanfaatkan dengan ketentuan bahwa uang atau
barang tersebut harus dikembalikan persis seperti ia terima dari pihak
pertama.1
Menurut shara>’ al-Qard} adalah salah satu bentuk taqarrub kepada
Allah SWT karena al-Qard} berarti berlemah lembut dan mengasihi sesama
manusia, memberikan kemudahan, solusi dari duka dan kesulitan yang
menimpa orang lain.2 Sedangkan al-Qard} menurut istilah terdapat
perbedaan pandang antara para ulama yaitu:
a. Menurut ulama Hanafiyah, al-Qard} adalah harta yang diserahkan kepada
orang lain untuk diganti dengan harta yang sama, maksudnya

1
2

Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), 274.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Kairo: Dar al-Fath Lil I’lam al-‘Araby, 1995), 181.

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

memberikan harta yang memiliki kesepadanan kepada orang lain untuk
dikembalikan sepadan dengan itu.3
b. Menurut ulama Malikiyah, al-Qard} adalah penyerahan harta kepada
orang lain yang tidak disertai imbalan atau tambahan dalam
mengembalikannya.4
c. Menurut ulama Syafi’iyah, al-Qard} adalah penyerahan sesuatu untuk
dikembalikan dengan sesuatu yang sejenis atau sepadan.
d. Menurut ulama Hanabilah, al-Qard} adalah penyerahan harta kepada
seseorang untuk dimanfaatkan dan wajib mengembalikan dengan harta
serupa sebagai gantinya.
Dari beberapa pengertian al-Qard} di atas, dapat disimpulkan al-

Qard} yaitu menghutangkan atau memberi pinjaman kepada orang yang
membutuhkan. Al-Qard} merupakan bentuk mu’a>malah yang berasaskan

taqarrub kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhan sebagaimana
membantu tanpa mengambil keuntungan pribadi dan dikembalikan sesuai
dengan jumlah atau harta yang sepadan dengan yang dipinjamkan,
berdasarkan waktu yang telah disepakati bersama.
2. Landasan hutang piutang (al-Qard})
Landasan hukum diperbolehkannya akad dalam bentuk hutang
piutang (al-Qard}) antara lain dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dan ijma’.

3
4

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Jilid V, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 374.
Azharudin Lathif, Fiqh Muamalah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), 150.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

a. Landasan al-Qur’an
              
 
‚Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka
berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.‛5 (Q.S Al-Baqarah ayat 280).
Ayat diatas menjelaskan bahwa apabila seseorang memberikan
hutang kepada orang lain dengan rasa ikhlas dan rela karena Allah, sama
dengan memberikan pertolongan walaupun hutang itu masih harus
mengganti di lain waktu.
          
‚Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya.‛6 (Q.S Al-Baqarah ayat 282)
Penjelasan dari ayat diatas yaitu dalam hutang piutang (al-

Qard}) hendaknya dilakukan dengan tertulis atau dicatat dan ada saksi
yang mempersaksikan untuk menjaga apabila salah satu dari pihak
mereka lupa, maka dapat diingatkan orang lain.
            
‚Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu
untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak.‛7(Q.S alHadid ayat 11)

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pentafsir al-Qur’an, 1997), 47.
Ibid., 48.
7
Ibid., 538.

5
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah akan memberikan pahala
yang berlipat kepada orang yang mau meminjamkan.
b. Landasan as-Sunnah

Dalil Sunnah, Hadith riwayat Ibnu Mas’ud, Ia berkata bahwa
Nabi SAW bersabda, ‚Tidaklah seorang muslim memberi pinjaman
kepada orang muslim yang lain dua kali, melainkan pinjaman itu
(berkedudukan) seperti sedekah sekali.‛(HR Ibn Majah dan Ibn
Hibban).8
Hadith diatas menjelaskan memberikan utang atau pinjaman
dua kali nilainya sama dengan memberi sedekah satu kali. Abu Hurairah
berkata, Rosulullah SAW bersabda ‚Barang siapa melepaskan dari
seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya
Allah melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang
siapa memberi kelonggaran kapada seseorang yang kesusahan, niscaya
Allah menutupi (aib) nya didunia dan diakhirat. Dan Allah selamanya
menolong hamba-nya mau menolong saudaranya.‛ (H.R Muslim)
3. Rukun dan syarat hutang piutang (al-Qard})
Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memberikan bantuan
kepada orang lain yang membutuhkan, dengan cara memberi hutang dan
memperbolehkan bagi orang yang berhutang dengan mengembalikan apa
yang dihutang seperti semula. Dengan demikian hutang piutang (al-Qard})
diperbolehkan apabila telah memenuhi rukun dan syarat. Adapun rukun dan
syarat hutang piutang (al-Qard}) yaitu:
8

Hafidz bin Abdullah dan Muhammad bin Yazin al-Ghazali, Sunan Ibnu Majah, Juz II, (Beirut
Lebanon: Dar al Kutub al-Ilmiah), 812.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

a. Pihak yang meminjam (Muqtarid})}
Pihak yang meminjam (muqtarid}}) harus merupakan orang ahliyah

mu’a>malah, yaitu baligh, berakal dan tidak mahju>r ‘alaih (bukan orang
yang oleh syariat tidak diperkenankan mengatur sendiri hartanya karena
faktor-faktor tertentu). Oleh karena itu, jika anak kecil atau orang gila
berhutang, maka akad hutang tersebut tidak sah, karena tidak memenuhi
syarat.9
b. Pihak yang memberikan pinjaman (Muqrid})}
Syarat muqrid}} antara lain :
1) Ahliyat at-tabarru’ (layak sosial), Artinya orang yang mempunyai
hak atau kecakapan dalam menggunakan hartanya secara mutlak
menurut pandangan syariat. Seperti contoh, orang dewasa yang tidak
menggunakan hartanya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan halhal yang dilarang oleh syariat Islam.
2) Ikhtiya>r (tanpa ada paksaan). Muqrid}} dalam memberikan pinjaman
harus berdasarkan kehendaknya sendiri, tidak ada tekanan dari pihak
lain atau intervensi pihak ketiga.10
c. Barang yang dihutangkan (Muqtarad}/ma’qud ‘alaih)
Menurut jumhur ulama yang terdiri atas Malikiyah, Syafi’iyah
dan Hambali, obyek akad al-Qard} sama dengan akad salam baik berupa
barang yang ditakar (maki>lat) dan ditimbang (mauzu>nat), maupun

9

Dumairi Nor, Sufandi dkk, Ekonomin Syariah Versi Salaf, (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2007),
103.
10
Ibid., 102.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

barang yang tidak ada persamaannya di pasaran (qimiyat)

seperti

hewan, barang dagangan dan barang yang dihitung.11
Hanafiyah mengemukakan bahwa ma’qu>d ‘alaih hukumnya sah
dalam ma>l mit}sil yaitu harta yang satuan barangnya tidak berbeda dan
mengakibatkan perbedaan nilai seperti barang yang ditakar (maki>lat),
barang yang ditimbang (mauzu>nat), barang-barang yang dihitung

(ma’dudat), barang yang bisa diukur dengan meteran (ma’z}ru’at).
Sedangkan barang yang tidak ada atau sulit mencari persamaannya
dipasaran (qimiyat) tidak boleh dijadikan objek al-Qard} seperti hewan,
karena sulit mengembalikan barang yang sama.12
Sedangkan komoditi yang tidak dibolehkan dijadikan objek
akad salam maka tidak sah untuk digunakan dalam akad al-Qard} seperti
permata dan sejenisnya. Karena akad al-Qard} menuntut adanya
pengembalian benda yang serupa, sedangkan benda yang tidak tentu dan
langka tidak mungkin atau susah untuk dikembalikan benda yang
semisal dengannya.13
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa syarat
barang yang dihutangkan adalah:
1) Merupakan benda bernilai yang mempunyai persamaan
2) Dapat dimiliki
3) Dapat diserahkan kepada pihak yang berhutang

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah..., 278.
Ibid., 279.
13
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu..., 377

11
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

4) Telah ada pada waktu perjanjian.
d. Ucapan serah terima (S}ighat ‘i>jab qabul)
Akad adalah semua perikatan yang dilakukan oleh dua pihak
atau lebih, tidak boleh menyimpang dan harus sejalan dengan kehendak
syariat. ‘I>j> ab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan
yang diinginkan, sedangkan qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk
menerimanya.14

S}ighat akad sangat penting dalam rukun akad, karena dapat
diketahui maksud setiap pihak yang melakukan akad, s}ighat akad
dinyatakan melalui ‘i>jab dan qabul dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tujuan akad harus jelas dan dapat dipahami.
2) Antara ‘i>jab dan qabul harus terdapat kesesuaian.
3) Pernyataan ‘i>jab dan qabul harus sesuai dengan kehendak masingmasing dan tidak boleh ada yang meragukan.15
4. Kewajiban membayar hutang
Hutang harus dibayar sesuai jumlah atau nilai barang yang sama
dengan nilai barang yang dihutangkan. Bagi orang yang berhutang harus
bertasamuh kepada orang yang memberikan hutang begitupun sebaliknya.
Ketika orang yang berhutang belum mampu melunasi, maka pihak yang
pemberi hutang memberikan jangka waktu, apabila orang yang hutang
tersebut memang pada saat itu benar-benar tidak mampu dan dengan alasan
yang logis.
14
15

Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah, (Yogyakarta: VII press, 2000), 65.
Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: Raja Gravindo, 2003), 104.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Orang yang berhutang harus dengan lebih baik dalam membayar
hutang, dijelaskan pada sabda Rosulullah :

“Maka sesungguhnya orang yang terbaik diantara kamu adalah
orang yang sebaik-baiknya dalam membayar utang‛. 16
Kewajiban membayar hutang bagi orang yang berhutang yaitu
dengan mempercepat waktu pembayaran meskipun hutang tersebut belum
jatuh tempoh. Selain itu, orang yang berhutang harus lebih baik dalam
membayar hutang dan lebih banyak dari jumlah hutang tanpa disyaratkan
oleh pemberi hutang, atau dengan kata lain sebagai kebaikan atau rasa
terima kasih, maka hal ini diperbolehkan dan merupakan akhlaq terpuji.
Orang yang berhutang dalam membayar hutangnya disyaratkan harus
membayar dengan yang baik atau lebih baik banyak dari hutangnya, maka
termasuk riba dan haram hukumnya, syarat seperti ini batal menurut
kesepakatan para ijma’ sesuai dengan hadith yang menyatakan:

“Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu adalah
salah satu cara dari sekian cara riba‛. 17
Adapun yang dimaksud dengan keuntungan atau kelebihan dari
pembayaran dalam hadith di atas adalah kelebihan atau tambahan yang
disyaratkan dalam akad hutang piutang atau untuk menambah pembayaran.
Bila kelebihan itu kehendak yang ikhlas dari orang yang berhutang sebagai
16

Imam Abi Khusaun Muslim, Shahih Muslim, Juz V (Beirut Lebanon: Dar Kitab Ulumiyah,
677H), 30.
17
As Shari’ani, Subulus Salam, Juz III, Terjemah Abu bakar Muhammad, (Surabaya: al-Ikhlas,
1995), 183.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

balas jasa yang diterimanya, maka bukan termasuk riba, bahkan ini
dianjurkan oleh nabi. Hal ini terdapat beberapa riwayat dari nabi pada

hadith dari Abu Rafi’ menurut riwayat Muslim:

Bahwa nabi Muhammad SAW. Mengutangkan seekor unta muda
pada seseorang, kemudian dibawah kepadanya seekor unta dari sadaqah.
Nabi menyuruh Abu Rafi’ untuk membayar untanya. Abu rafi’ berkata:
‚saya tidak mendapatkan kecuali unta yang sudah besar‛. Nabi bersabda: ‚
berikanlah itu, orang yang paling baik adalah yang membayar utang dengan
yang lebih baik.‛18
5. Etika hutang piutang (al-Qard})
Dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan manusia tidak terlepas
dari hutang piutang. Sebab diantara mereka ada yang membutuhkan dan
ada pula yang dibutuhkan. Demikianlah keadaan manusia sebagaimana
Allah tetapkan, ada yang dilapangkan rezekinya dan ada yang disempitkan
rezekinya, bahkan hampir tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan
pokoknya sehingga mendorong dengan terpaksa untuk mencari pinjaman
dari orang yang dipandang mampu dan bersedia memberinya pinjaman.
Adapun etika dalam hutang piutang yaitu:
1. Hutang piutang (al-Qard}) harus ditulis dan dipersaksikan.
Dalam surat al-Baqarah ayat 282:
      