TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN (STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN (STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Hukum Ekonomi Syariah Oleh: Muhammad Ro’isun Ni’am NIM: 214-13-010 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN (STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Hukum Ekonomi Syariah Oleh: Muhammad
Ro’isun Ni’am
NIM: 214-13-010PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018
MOTTO
“JIKA KESALAHAN-KESALAHAN ITU SELALU
MEMBERI PERUBAHAN MAKA BERANILAH UNTUK
SALAH. TAPI JIKA KESALAHAN ITU MEMBUATMU
”LEMAH MAKA BERBUATLAH SEBAIK-BAIKNYA
-M.R.N-
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT.Saya mempersembahkan Skripsi ini kepada: 1.
Kepada Bapak, Ibu, dan adikku yang tercinta Faza Ilyya Surrurim Masfufah, yang selalu memberikan motivasi dan semangat serta doanya yang tidak pernah putus kepadaku agar bisa anak yang sholeh.
2. Kepada keluarga besarku, yang selalu memberi kan do‟a dan dukungan kepadaku.
3. Kepada keluarga besar PMII Kota Salatiga, khususnya PR Syariah Zubair Umar Al-Jailani dan Sahabat-Sahabati Angkatan 2013 yang selalu mendorong, mengingatkan dan memberi semangat dalam penyelesaian Skripsi ini.
4. Kepada keluarga besar Bidik Misi Angkatan 2013.
5. Kepada keluarga besar HukumEkonomi Syariah angkatan 2013.
6. Kepada Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN
(STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA)”Shalawat serta salamsemoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah dinanti-nantikan syafaatnya di hari yaumul kiamah.
Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan baik moril ataupun materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Syariah.
3. Ibu Evi Ariyani, S.H,.M.H. selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah,
viii
4. Dosen pembimbing Skripsi, Ibu Heni Satar Nurhaida.SH.MSi. yang telah membimbing, memberikan saran, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan.
5. Dr siti zumrotun M.ag. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani perkuliahan di IAIN Salatiga.
6. Seluruh dosen Fakultas Syariah beserta karyawan Fakultas Syariah 7.
Sahabat-Sahabat PMII Kota Salatiga, khususnya kepada senior saya yaitu Sahabat Choirul Huda, M.H, Sahabat Dewi Mustika, Sahabat Ahmad Wasi‟ Uzzulfa, Sahabat Lilik Septiyani, Farid Kurniawan dan Sahabat yang lain yang tak bisa kusebut satu persatu.
8. Kepada Sahabat Terdekatku yaitu M. Choirurohman, Hartono, Fajar Riski, Fita Fitriyana, M.
Khamdani, Arizki Nafi‟atul Yusro dan patnerku Tiara Rahmadani.
9. Seluruh teman seperjuangan Bidik Misi Angkatan 2013.
10. Seluruh teman seperjuangan Hukum Ekonomi Syariah Tahun 2013.
Penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT.Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari kata sempurna.Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis
ix harapakan dari pembaca guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Dan semga skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Salatiga Maret 2018 Muhammad
Ro‟isun Ni‟am NIM: 21413043
x
ABSTRAK
Ni‟am Ro‟isun, Muhammad. 2018.TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME ARISAN (STUDI DI RUMA ARISAN MAPAN SALATIGA). Skripsi, Fakultas Syariah Program Studi Hukum Ekonomi Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nurhaida.SH.MSi.
Kata Kunci:Arisan, HutangPiutang
Arisan merupakan sebuah wujud perkembangan transaksi muamalah yang sering dijumpai Indonesia, walau pada masa Nabi Muhammad SAW sudah ada akan tetapi nama arisan yang ada hanya di negara ini. Arisan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang dengan adanya penyerahan sejumlah harta dalam bentuk utang piutang yang dilakukan secara berkala kemudian dilakukan undian berkala sehingga seluruh anggota mendapatkan obyek arisan (barang/uang). Begitu juga dengan Arisan Mapan Salatiga, yaitu arisan barang dimana seorang ketua terikat dengan pihak perusahaan yaitu PT. RUMA, sistem pengundian pemenang melalui aplikasi handphone tidak seperti arisan umumnya, adanya tambahan harga yang tidak diketahui oleh pihak anggota (tidak gamblang) dan menggunakan sistem pemasaran Multilevel marketting.
Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Mekanisme Arisan Barang di Arisan Mapan Salatigadan Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Arisan Barang di Arisan Mapan Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian yaitu mekanisme arisan di RUMA Arisan Mapan Salatiga, Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya yaitu menggunakan penelitian lapangan (field research), lokasi penelitian dilakukan dikantor RUMA Arisan Mapan Salatiga yang beralamat Jl. SoekarnoHattaRuko. Permata No.3 RT.
01 RW. 04 Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732.Ruko Depan Pabrik Damatex, Salatiga. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara deskriptif. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan banyak terdapat temuan yaitu,Arisan Mapan Salatiga ini menggunakan akad perikatan/ perjanjian dalam membangun mitra usaha bersama antara agen dengan perusahaan, kemudian dalam praktek arisan menggunakan akad Hutang Piutang karena adanya pihak kreditur dan debitur, dan dalam sistem pemasaran menggunakan sistem Multilevel Marketting karena perusahaan dalam sistem pemasaran menggunakan sistem level agen. Semua itu merupakan Akad yang digunakan dalam mekanisme arisan mapan. Dalam praktek tersebut terdapat kenaikan harga barang yang tidak diketahui oleh anggota arisan/ terjadi pengelabuhan, selain itu juga terdapat unsur mencari keuntungan dlam praktek arisan tersebut sehingga menimbulkan riba yang hukumnya dilarang dalam aAl-
Qur‟an dan Hadits.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................ ii Halaman Pengesahan .................................................................................... iii Halaman Pernyataan Keaslian Penulisan ...................................................... iv ..........................................................................................................................
Halaman Pernyataan Bebas Plagiat ................................................................ v Halaman Motto.............................................................................................. vi Halaman Persembahan ................................................................................. vii Halaman Kata Pengantar ............................................................................. viii Halaman Abstrak ........................................................................................... xi Halaman Daftar Isi ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6 E. Penegasan Istilah ...................................................................... 7 F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9 G. Metode Penelitian ..................................................................... 14 H. Sistematika Penelitian .............................................................. 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Perjanjian (Akad) ..................................................................... 20 B. Jual Beli ................................................................................... 30 C. Hutang Piutang (Qardh) ........................................................... 39 D. Riba ......................................................................................... 44 E. Bunga ...................................................................................... 48 F. Multilevel Marketting (MLM) ................................................. 51 BAB III HASIL PENELITIAN A. Profil RUMA Arisan Mapan Salatiga ...................................... 54
B.
Ketentuan Umum RUMA Arisan Mapan Salatiga ................... 58 C. Mekanisme Kerja RUMA Arisan Mapan Salatiga ................... 65 D. Cara Mendaftar menjadi ketua Arisan Mapan ......................... 68
BAB IV ANALISIS MEKANISME ARISAN MAPAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI DI ARISAN MAPAN SALATIGA) A. Analisis Mekanisme Arisan Mapan Salatiga ........................... 79 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Arisan Mapan Salatiga ............................................................................................ 85 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................... 90 B. Saran ......................................................................................... 91 C. Kata Penutup ............................................................................ 92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran 3 Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Daftar Nilai SKK Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6 Pedoman Wawancara Lampiran 7 Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Percaya akan kekuasaan Allah SWT merupakan nilai yang paling asasi
dalam sejarah agama Islam. Allah menciptakaan dan memberi petunjuk, memeritahkan dan memelihara alam semesta selain itu juga menanamkan pengetahuan, membimbing dan menolong manusia.
Kenyataan bahwa Allah telah meniupkan Ruh-Nya kepada materi dasar manusia, menunjukkan bahwa manusia berkedudukan mulia di antara ciptaan- ciptaan Allah. Kesadaran moral dan keberaniannya untuk memikul tanggung jawab dan amanat dari Allah yang di sertai dengan mawas diri menunjukan posisi dan kedudukannya. Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki oleh manusia, yang mempunyai kedudukan sama antara satu dengan yang lainnya, sebagai warga dunia, yang harus berjuang dan menunjukan peran yang di cita- citakan.
Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya, kecuali ketaqwaan. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol dari diri seseorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang selalu menonjol potensi kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus saling menolong saling menghormati, bekerja sama, menasehati dan saling mengajak pada kebenaran demi kebaikan bersama.
Manusia harus mengembangkan pola kehidupannya, pada umumnya usaha mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta rasa dan karsa manusia, maka hasil itulah yang merupakan budaya manusia yang menjadi sebuah Pelestarian perubahan selalu mewarnai kehidupan manusia sebagai tradisi.
Kerangka tersebut merupakan isyarat akan adanya pergerakan yang dinamis, kreatif dan kritis dalam kehidupan manusia yang di tuntut untuk mengembangkan potensinya demi kepentingan masyarakat bersama. dengan demikian pengembangan potensi manusia menghasilkan sebuah budaya dan tradisi yang senantiasa berada dalam lingkup Religiusitas maka dari itu perlu usaha bersama dimulai dengan pola komunikasi yang baik dan sikap terbuka, egaliter bukan otoriter dan secara horizontal sama rata sama rasa.
Melalui pandangan di atas manusia diharapkan dengan sendirinya merealisasikan kerjasama serta berdampingan dan pengertian terhadap sesama.
Nilai nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan muslim, persaudaraan sesama warga negara dan persaudaraan antar umat manusia,perilaku persaudaraan ini harus menempatkan diri pada posisi yang dapat memberi kemanfaatan untuk diri dan lingkungan (PMII Cabang Kota Salatiga, 2015, Mapaba).
Hubungan manusia dengan manusia sebagai interaksi untuk bermuamalah yang keuntungan dan kerugianya di tanggung bersama, pemahaman tersebut adalah usaha untuk mendapatkan alat keperluan kehidupan jasmaniah yang paling baik, seperti kegiatan pinjam meminjam, sewa menyewa, hutang piutang dan perjanjian, kerjasama. Firman Allah Swt,:
ِةبَمِعْنا ُذِٚذَش َ َّاللَّ ٌَِّإ ۖ َ َّاللَّ إ ُمَّتأَ ۚ ٌِأَْذُعْنأَ ِىْثِ ْلْا َٗهَع إََُٔبَعَت َلََٔ ۖ َْٰٖٕمَّتنأَ ِّشِجْنا َٗهَع إََُٔبَعَتَٔ
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksanya”.
(QS Al Maidah: 2) Dalam hal jual beli, menghendaki agar di laksanakan secara sah, jual beli tidak di gunakan untuk ajang jual beli yang kurang jelas, mengandung kebohongan dan transaksi yang merugikan. Firman Allah Swt,:
بَثِّشنا ٌَُٕهُكْأَٚ ٍَِٚزَّنا بًَََِّإ إُنبَل ْىَََُّٓأِث َكِن َٰر ۚ ِّظًَْنا ٍَِي ٌُبَطَّْٛشنا ُُّطَّجَخَتَٚ ِ٘زَّنا ُوُٕمَٚ بًََك َّلَِإ ٌَُٕيُٕمَٚ َلَ
َهَف ٰٗ ۖ ِ َّاللَّ َٗنِإ ُُِشْيَأَٔ َفَهَع بَي ُّ ََٓتَْبَف ِِّّثَس ٍِْي ٌخَظِعَْٕي َُِءبَج ًٍََْف ۚ بَثِّشنا َوَّشَحَٔ َعَْٛجْنا ُ َّاللَّ َّمَحَأَٔ ۗ بَثِّشنا ُمْثِي ُعَْٛجْنا
ٌَُٔذِنبَخ بَِٓٛف ْىُْ ۖ ِسبَُّنا ُةبَحْصَأ َكِئَٰنُٔأَف َدبَع ٍَْئَ
“orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah di sebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah di ambilnya dahulu sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba) maka
orang itu adalah penghuni penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.( suratAl Baqarah: 275) Berdasarkan ayat di atas bahwa manusia dilarang memperoleh harta dengan jalan batil dan merugikan orang lain. Islam menghendaki agar memperoleh rejeki dengan cara yang halal tanpa saling merugikan, dan jual beli sah atas dasar sama sama rela, akan tetapi dasar tersebut tidak menjamin sepenuhnya bahwa akad tersebut sah. Maka dari itu perlu penelitian lebih terkai masalah yang hari ini khususnya pada akad jual beli yang terjadi di zaman sekarang.
Arisan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang dengan adanya penyerahan sejumlah harta dalam bentuk utang piutang yang dilakukan secara berkala. Maksudnya, arisan diberlakukan dengan masa atau waktu yang ditetapkan untuk memperoleh pemenang arisan pada periode tertentu.
Mengenai periode yang dimaksud, terdapat arisan yang terdiri dari seminggu sekali penarikannya, ada yang perbulan ataupun perdua bulan penarikannya. Jadi, masa atau periode yang berlaku di dalam arisan tergantung dengan kesepakatan yang dibuat oleh anggota arisan. Selain itu, arisan memiliki fungsi sebagai wadah menabung dan hutang piutang. Arisan sebagai sarana untuk menabung dapat dilihat dengan adanya penyetoran sebagai harta kepada ketua sebagai pemegang amanah dab pada waktu tertentu akan dapat diterima kembali sebesar yang telah dan akan disetorkan. Dalam hal hutang piutang, terdapat pihak debitur dan kreditur di dalamnya. Yang menjadi pihak debitur adalah anggota yang memenangkan arisan lebih cepat dari pada anggota yang blum memenangkan arisan tersebut, sehingga peserta yang belum memenangkan arisan disebut sebagai kreditur dikarenakan memberi modal kepada anggota yang memenangkan arisan itu. Dengan demikian, arisan menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam menumbuhkan sifat hemat dalam diri dan juga membangun sikap tolong menolong antar sesama (Widia Fahmi, 2017: 3).
Arisan yang terjadi pada masyarakat memiliki objek, metode, akad dan mekanisme yang berbeda. Ada yang berbentuk uang, barang, proyek, sembako dan sebagainya. selain itu, metode yang digunakan juga berbeda, dari metode pemilihan pemenang, metode penyerahan barang dan seterusnya. Kemudian dari Akad yang di gunakan apakah Perjanjian, jual beli, utang piutang, jual beli pesan (Bai As salam), atau kerja sama. Dan pada mekanisme arisan juga ada banyak, dari mekanisme pendaftaran anggota, mekanisme pendaftaran ketua (jika mengikuti sebuah lembaga), mekanisme pemilihan objek yang di sukai oleh masing- masing anggota.
Arisan Mapan Salatiga merupakan layanan arisan yang objek arisannya adalah barang dengan menggunakan sistem level agen. Anggota mendaftar melalui agen arisan mapan tanpa di pungut biaya yang nantinya akan menjadi ketua kelompok arisan dengan ketentuan syarat yang berlaku dalam lembaga tersebut, Ketua juga akan mendapatkan bonus dari lembaga arisan mapan.
Berdasarkan paparan di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait Mekanisme Arisan mapan dan bagaimana tinjauannya dalam Hukum Islam dengan mengutip judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Arisan ” (Studi di RUMA Arisan Mapan Salatiga).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang akan di bahas oleh penulis sebagai berikut:
1. Bagaimana Mekanisme Arisan di RUMA Arisan Mapan Salatiga? 2.
Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Mekanisme Arisan di RUMA Arisan Mapan Salatiga? C.
Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan pokok permasalahan di atas, maka penulisan skripsi ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme arisan barang di Arisan Mapan Salatiga yang tidak sama dengan arisan pada umumnya.
2. Mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap arisan barang di Arisan Mapan Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan yang di inginkan penulis, maka Kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini sebagai salah satu tindakan mengeksplorasi transaksi muamalah kontemporer untuk menambah khasanah ilmu dalam bidang muamalah yang hari ini sangat berkembang metode transaksinya, namun masih sangat minim dianalisis dan belum terbukti keabsahan hukumya.
2. Secara Praktis a.
Dapat digunakan sebagai rujukan dalam menulis penelitian selanjutnya. diteliti lebih dalam terkait dengan berbagai perkembangan metode, mekanisme dan akad arisan diberbagai daerah yang mempunyai sistem berdasarkan tradisi lokalitasnya.
b.
Memberi wawasan terhadap akad muamalah zaman sekarang yang terjadi pada lembaga arisan dengan sistem arisan level agen, yang menggunakan berbagai akad dan memberi pengetahuan tentang tinjauan hukum terhadap mekanisme jual beli arisan barang di arisan mapan salatiga.
c.
Diharapkan penelitian ini dapat membuka pengetahuan bagi masyarakat umum dalam melaksanakan praktik arisan di Ruma Arisan Mapan Salatiga serta menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang terkait dalam pelaksanaan arisan tersebut.
E. PENEGASAN ISTILAH
Sebelum penjelasan lebih mendalam, penulis ingin mempaparkan makna dari redaksi judul dalam skripsi ini, istilah-istilah tersebut ialah sebagai berikut:
1. Tinjauan Hukum Islam
Definisi hukum menurut Meyers adalah keseluruhan norma atau kaidah dan penilaian yang berhubungan dengan perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat dan yang harus diperhatikan oleh penguasa dalam melaksanakan tugasnya (Burhan Ashshofa S.H, 2001: 11). Sedangkan hukum islam adalah keseluruhan norma yang berkaitan dengan manusia berdasarkan dalil fiqh yaitu, Al-
Qur‟an, Hadits, Ijma‟, Qiyas. Dari penjelasan tersebut tinjauan hukum islam yaitu peninjauan yang dilakukan dengan menggunakan norma yang berpedoman pada Al- Qur‟an, Hadits, Ijma‟, Qiyas.
2. Mekanisme
Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa yunani mechane yang memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuatsesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian bagian dengan bagian bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan. Kedua Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat di gunakan untuk menjelaskan mesin mesin tanpa bantuan inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja. Ketiga, mekanisme adalah teori bahwa semua gejala alam bersifat fisik dan dapat di jelaskan dalam kaitan dengan perubahan material atau materi bergerak. Keempat, mekanisme adalah upaya memberikan penjelasan mekanis yakni dengan gerak setempat dari bagian yang secara intrinsik tidak dapat berubah bagi struktur internal benda alam dan bagi seluruh alam (wikipedia.
10 Januari 2017.
3. Arisan
Arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan, pertemuan secara berkala sampai anggota memperolehnya
(KBBI.22 Januari2017. Adapun yang dimaksud arisan barang adalah salah satu bentuk arisan yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang pemenangnya akan mendapatkan hasil arisannya berbentuk barang.
4. RUMA Arisan Mapan
Arisan Mapan merupakan layanan arisan barang yang membantu dan memudahkan Ketua Arisan dan orang lain di sekitarnya untuk membeli barang yang berkualitas dan terjangkau secara bersama-sama (arisan Mapan, 22 Januari 2018: Https://www.mapan.id/).
F. TINJAUAN PUSTAKA
Pembahasan terkait dengan fiqih komtemporer cukup banyak, khususnya di lingkup Muamalah, telaah pustaka ini adalah ringkasan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pokok masalah dalam penulisan skripsi ini, Sehingga dalam penulisan ini tidak akan terjadi plagiasi. Maka dari itu dalam telaah pustaka ini akan meringkas beberapa penelitian yang membahas tentang arisan, antara lain:
Pertama, penelitian dilakukan oleh Nur Qomariyah, 2009, Dengan judul “Tinjauan hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Jajan Dengan Sistem Bagi Hasil di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal Surabaya”, penelitian ini membahas bagaimana mekanisme praktek arisan dan juga tinjauan hukum islam terhadap praktek arisan jajan dengan sistem bagi hasil di Tambak Lumpang Kelurahan Sukomanunggal Kecamatan Sukomanunggal Surabaya. Praktik arisan dengan sistem bagi hasil tersebut terdapat beberapa perjanjian antara peserta dan pendiri arisan perjanjian tersebut sesuai dengan kesepakatan antara pendiri arisan dan peserta arisan tiada pihak yang dirugikan bahkan peserta dan pendiri sama sama mendapat keuntungan(bagi hasil). Maka praktek arisan ini di menyangkut dengan perjanjian(akad) tersebut sesuai dengan Hukum Islam.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Afton Najib, 2017, Dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Bahan Bangunan”(Studi Kasus Di Desa Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjar Negara), praktik arisan di Di Desa Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjar Negara sama halnya dengan arisan yang lainnya hanya bedanya objek arisannya yaitu bahan bangunan berupa semen dan pasir, untuk penentuan penerimaan arisan ada dua metode, pertama dengan cara kocokan dan yang kedua dengan cara musyawarah, dalam praktik ini peserta melakukan iuran uang yang kemudian sesuai dengan kesepakatan di awal mulainya arisan, uang tersebut di belikan 10 sak semen dan 1 rit pasir yang menjadi objek arisan. Berdasarkan penelitian diatas masuk dalam akad hutang (qard) akad hutang piutang dalam dalam arisan bahan bangunan di anggap tidak sesuai dengan hukum islam di karenakan terdapat perbedaan dengan akad awal mulainya risan(sighat al „aqd) sehingga menyebabkan akad arisan ini tidak terpenuhi.
Ketiga, penelitian dilakukan oleh Purwanto, 2012, Dengan judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Kasus Jual Beli Arisan Di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang” penelitian ini menghasilkan beberapa temuan, pelaksanaaan arisan tersebut tidak sah karena tida ada objeknyadan seharusnya menggunakan ijab qobul hutang piutang, kedua hutang piutaang ini termasuk kategori riba, karena adanya kelebihan pembayaran atas barang yang di bayarkan secara bertempo, harga kelebihan di tentukan sebelumnya oleh kedua belah pihak yang jelas jelas terdapat kelebihan dalam pembayaranya. Akad yang digunakan juga bukan akad jual beli pada umumnya, akan tetapi akad tersebut menyerupai bahkan cenderung sama dengan akad utang piutang, yang terdapat tambahan dalam pengembaliannya. Selain itu jual beli tersebut juga menyerupai dengan jual beli hutang piutang yang tersebut dalam hadits Nabi dan para Ulama jelas jelas sepakat melarang hal tersebut.
Keempat, penelitian dilakukan oleh Wildan Nurlaela Hidayah, 2015, Dengan judul
“Tinjauan hukum Islam terhadap praktek arisan sistem gugur
berhadiah (studi kasus di BMT Al-hikmah Kecamatan Mlonggo Kabupaten
Jepara)”. Permasalahan yang diteliti adalah pertama, bagaimana pandangan
hukum Islam terhadap praktek arisan sistem gugur. Kedua, bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pemberian hadiah dalam arisan di BMT Al-Hikmah Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertama, praktek arisan sistem gugur berhadiah yang diselenggarakan oleh BMT “Al-Hikmah” kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara berdasarkan akad utang-piutang. Namun karena arisan tersebut dengan sistem gugur, maka arisan yang diselenggarakan oleh BMT Al-Hikmah tidak sah. Karena dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan hukum Islam dan prinsip muamalah yaitu adanya nilai ketidakadilan yang mana muamalah dilakukan atas dasar memelihara nilai keadilan, menghindari penganiayaan, dan unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan sesuai dengan firman Allah swt dalam surat An-
Nahl ayat 90 yang artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Kedua, pemberian hadiah dalam arisan sistem gugur tidak diperbolehkan. karena arisan sebagai utang-piutang tidak diperbolehkan untuk memberikan nilai manfaat (bonus atau hadiah yang dipersyaratkan) di awal perjanjian. Karena ada larangan dalam hadits Nabi SAW. yang artinya “sesungguhnya Nabi SAW melarang pinjaman yang mengandung unsur manfaat, atau setiap pinjaman yang mengandung manfaat, maka it u merupakan riba”. Hal ini juga sesuai dengan kaidah “kullu qordhin jarro naf‟an fahuwa ribaa” bahwa setiap utang-piutang yang ada tambahan manfaat adalah riba. Oleh karena itu, arisan dengan cara seperti itu tidak diperbolehkan karena mengandung unsur riba.
Kelima, penelitian dilakukan oleh Muh. Mahfud, 2016, Dengan judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Arisan Iuran Berkembang” (Studi Kasus Di Desa Mrisen, Kec. Wonosalam, Kab Demak). Arisan dengan sistem iuran berkembang atau masyarakat sering menyebut Arisan panen, karena waktu pengundian dan uang setoran iuran berasal dari hasil panen. Dalam arisan ini setiap anggota wajib menyetorkan iuran pokok disertai iuran tambahan yang berkelipatan, adanya tambahan kelipatan tersebut asumsi masyarakat karena setiap nilai tukar rupiah untuk harga barang akan menurun dimasa yang akan datang.
Penulis mendapatkan beberapa temuan yang pertama, akad dalam arisan sama dengan akad hutang piutang, karena terdapat kreditur dan debitur, dalam tambahan iuran dalam arisan termasuk riba, karena munculnya tambahan tersebut dari lamanya tempo pengundian, walau sudah menjadi kebiasaan tetapi arisan tersebut seperti hanya untuk mencari keuntungan, arisan tersebut sama halnya hutang piutang mengandung riba yang hukumnya dilarang dalam hukum Islam.
Muji Wahyu Setiyaningsih, 2015. Dengan Judul
“Jual Beli Arisan Uang
Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Arisan Uang Wagean Di Desa
Cikidang Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas) ”. kegiatan masyarakatuntuk saling berkumpul dan mempersatukan ikatan persaudaraan. Namun semakin kesini arisan uang sebagai lahan ekonomi. Arisan dijadikan ajang jual beli bagi para peserta. Jual beli arisan uang wagean berawal dari para peserta yang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Arisan uang wagean diikuti oleh berbagai kalangan. Kebanyakan peserta yang mengikuti adalah kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu, pesertanya dari berbagai kalangan, maka banyak dari para peserta yang terpaksa menjual arisan uang tersebut pada saat merasa membutuhkan uang. Karena dengan menjual dapat memenuhi kebutuhannya. Pada praktik jual beli arisan uang wagean tidak sesuai dengan syarat jual beli uang , karena tidak terpenuhi syarat-syarat yaitu tidak bisa diserahterimakan secara langsung, mata uang yang di jual belikan jumlahnya tidak sama, akad yang dilakukan tidak kontan atau terjadi penangguhan dan terjadi penambahan. Penambahan pada jual beli arisan uang wagean merupakan riba nasi‟ah karena terdapat kelebihan dalam melakukan transaksi dan terjadinya penangguhan dalam serah terima barang. Selain itu praktek jual beli arisan uang wagean yang dilaksanakan di desa Cikidang menyerupai praktik hutang piutang yang mengandung riba. Maka praktik jual beli arisan uang wagean dilarang dalam ketentuan Islam.
Dari beberapa judul diatas yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam judul skripsi ini tentunya penulis tidak akan meneliti dengan permasalahan- pemasalahan yang sama persis dengan yang di atas, maka dari itu penulis akan melakukan penelitian tentang arisan barang di sebuah lembaga layanan arisan di kota salatiga dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Arisan Barang” (Studi di Ruma Arusan Mapan Salatiga). Skripsi ini akan membahas tentang mekanisme arisan barang di Rumah Arisan Mapan salatiga dan akan di tinjau dari Hukum Islam.
G. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan pisau analisis untuk mengetahui permasalahan dalam penelitian, yang memuat tentang metode yang digunakan secara rinci. Adapun metode penelitian yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1.
JENIS PENELITIAN
Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial. Maka, peneliti memilih jenis penelitian lapangan (Field
Research) yaitu penelitian yang secara langsung mengadakan pengamatan
untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir (Natiazuriahms, 21 Maret 2018, googleweblight.com). Penelitian lapangan merupakan penelitian Kualitatif dimana peneliti mengamati dan berpartisipasi dalam penelitian skala sosial kecil dan mengamati budaya setempat. Peneliti dapat memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat, serta memperoleh penemuan yang tak terduga sebelumnya untuk membentuk kerangka teoritis baru (maslikhah, 2013: 319). Yang menjadi objek penelitian adalah Ruma Arisan Mapan Salatiga. Jl. Soekarno Hatta Ruko. Permata No.3 RT. 01 RW. 04 Ledok, Argomulyo, Salatiga 50732. Patokan : Ruko Depan Pabrik Damatex.
2. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif.
Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menemukan apakah perbuatan itu sesuai dengan hukum yang berlaku atau tidak (moleong‟ 2002: 8). Dengan pendekatan tersebut penulis penulis menganalisis mekanisme Arisan di Ruma Arisan Mapan sesuai dengan hukum Islam atau tidak.
Fokus penelitian ini yaitu tentang mekanisme Arisan dengan menganalisis secara mendalam dengan lembaga Arisan yang bertempat di Kantor Arisan Mapan Kota Salatiga.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan pangkal untuk menggali sebuah permasalahan dengan menggunakan dua jenis sumber. Sumber-sumber data tersebut yaitu: a.
Sumber data primer Menurut Narimawati yaitu data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi atau dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Metode Penelitian, theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018). sumber data pokok penelitian ini di peroleh langsung di lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari sumber informasi yang menjadi pokok penelitian praktek arisan barang adalah Ruma Arisan Mapan Cabang Salatiga. b.
Sumber data sekunder menurut sugiono adalah data sekunder merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku, literature, dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan arisan (Metode Penelitian, theorymethod.blogspot.co.id: diakses 23 januari 2018). Menurut penulis data sekunder ialah Data yang di dapat dari berbagai literatur berupa buku, surat kabar, statistik, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian, hasil penelitian terdahulu dan sebagai tulisan yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dengan mengunakan dua teknik yaitu sebagai berikut:
a. Wawancaara
Wawancara mendalam (In Depth) adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2004: 180).
Wawancara yang akan dilakukan dengan menggunakan dua tahap, pertama peneliti melakukan deskripsi dan orientasi awal tentang masalah dan subyek yang di kaji. Kedua melakukan wawancara mendalam sehingga menemukan informasi yang lebih banyak dan penting sampai menemukan titik jenuh. Wawancara yang digunakan dengan model wawancara tebuka, artinya informan dapat mengungkapkan beberapa upaya yang dilakukan dan gagasan beserta strategi yang akan dilaksanakan serta hambatan yang di prediksikan. Supaya tidak terlalu keluar dari pokok penelitian maka peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan apa yag perlu di teliti (maslikhah, 2013: 321). Pada penelitian ini yangf dipandang sebagai informan yaitu Tim Penyuluh Arisan Mapan dan ketua arisan mapan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa dokumen tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikirantentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian (Donika Anggriyas, 2017: 49) Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan benda benda tertulis seperti daftar anggota arisan, surat undangan, dan profil terkait lembaga arisan mapan salatiga.
c. Observasi
Observasi yaitu aktivitas terhadap suatu proses untuk mendiskripsikan setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan (Burhan Ashshofa, 2001: 58). Metode pengamatan yang digunakan yaitu metode pengamatan setengah terlibat yaitu peneliti terlibat dalam objek yang diamati, tetapi tidak secara penuh.
5. Analisis Data
Menurut maslikhah (2013: 323) yaitu Proses analisi data sebagaimana dalam penelitian kualitatif, maka digunakan teknik analisis data dengan reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang di peroleh di lapangan. penyajian data yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.penarikan kesimpulan dan verifikasi dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari setiap gejala yang di peroleh dari lapangan.
H. Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan langkah langkah dalam penulisan penelitian ini, penulis jelaskan dalam sistematika penulisan. Penulis sajikan Sistematika pembahasan sebagai gambaran umum tentang penulisan skripsi ini.
Bagian awal berisi tentang halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian penulisan, halaman pernyataan bebas plagiat, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak dan halaman daftar isi.
Bagian isi berisi tentang laporan dari proses dan hasil penelitian. Bagian ini terdiri dari lima bab dengan klasifikasi sebagai berikut:
Bab pertama, Pendahuluan, yang berisi tentang paparan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab kedua, Landasan Teori, yang membahas tentang teori yang berkaitan dengan mekanisme arisan Mapan yang meliputi: Perjanjian, Jual Beli, Utang Piutang, Riba, Bunga Dan Multilevel Marketting (MLM)
Bab ketiga, Hasil penelitian, penulis akan memaparkan hasil dari penelitian lapangan yang meliputi Profil Arisan Mapan Salatiga meliputi struktur, anggota, media yang digunakan arisan Mapan. Selanjutnya, Menjelaskan bagaimana Mekanisme Arisan Mapan yang meliputi, syarat dan ketentuan anggota, cara pendaftaran, metode pemilihan pemenang, penyerahan barang dan bonus untuk ketua.
Bab keempat, Pembahasan Masalah, Pada bab ini penulis menganalisa bagaimana mekanisme arisan di RUMA arisan Mapan Salatiga dan tinjauan Hukum Islam terhadap mekanisme RUMA Arisan Mapan.
Bab kelima, Penutup, Pada bab yang terakhir ini berisi kesimpulan, saran dan Kata Penutup dari Penulis.
Daftar pustaka, merupakan rujukan berupa buku, kitab, skripsi dan yang lainnya yang digunakan dalam penyusunan penulisan skripsi ini.
Lampiran, merupakan dokumen untuk memperkuat susunan penulisan skripsi ini berupa daftar riwayat hidup, penunjukan pembimbing skripsi, permohonan izin penelitian, daftar nilai SKK, lembar konsultasi, pedoman wawancara dan dokumen yang lainnya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Perjanjian(Akad) 1. Pengertian Perikatan adalah terjemah dari istilah aslinya dalam belanda
”verbintenis”. Perikata/perjanjian artinya hal yang mengikat antara orang yang satu dengan orang yang lain. Hal yang mengikat itu adalah peristiwa hukumyang dapat berupa perbuatan, misal jual beli, hutang piutang, dapat berupa kejadian, misalnya kelahiran, kematian, dapat berupa keadaan, misalnya pekarangan berdampingan, rumah bersusun. Peristiwa hukum tersebut menciptakan hukum hubungan hukum(Abdul Kadir Muhammad, 1993: 198).
Menurut buku II kompilasi hukum ekonomi syariah pasal 20 ayat 1, pengertian akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan (kompilasi hukum ekonomi syariah, 2017: 10). Sedangkan menurut buku III kitab undang undang hukum perdata bagian 1 pada ketentuan umum, perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang undang dan perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu(buku III, KUHP: 309), dan pada pasal 1313 buku III KUHPerdata pengertian perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikat diri terhadap satu orang lain atau lebih(buku III, KUHP: 323).
Dari pengertian diatas maka, pengertian perjanjian(akad) atau perikatan adalah suatu perbuatan yang dua pihak atau lebih yang melakukan kesepakatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan adanya kerelaan timbal balik dan dilaksanakan sesuai dengan syariat.
Adapun yang menjadi dasar hukum perjanjian yaitu Kitab Undang- undang Hukum Perdata ada Buku III tentang perikatan atau perjanjian.
Selain itu juga diatur pada Al- Qur‟an,
Firman Allah: ُتََْأَٔ ِذَّْٛصنا ِّٙهِحُي َشَْٛغ
ٌَِّإ ۗ ٌوُشُح ْى ْىُكَْٛهَع َٰٗهْتُٚ بَي َّلَِإ ِوبَعََْ ْلْا ُخًََِٛٓث ْىُكَن ْتَّهِحُأ ۚ ِدُٕمُعْنبِث إُفَْٔأ إَُُيآ ٍَِٚزَّنا بََُّٓٚأ بَٚ ُذِٚشُٚ بَي ُىُكْحَٚ َ َّاللَّ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya”.(QS Al-Maidah: 1)
Firman Allah: ٍَِٛمَّتًُْنا ُّتِحُٚ َ َّاللَّ ٌَِّئَف َٰٗمَّتأَ ِِِذَْٓعِث َٰٗفَْٔأ ٍَْي َٰٗهَث
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertakwa”.(Ali Imron: 76) 2.
Asas-asas Perjanjian