Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan
INSTRUMEN PERTANYAAN PENELITIAN
Maramba:
1. Apakah
bapak
mengetahui
kalau
di
Sumba
sekarang
masih
mengenal
pengelompokan/stratifikasi sosial masyarakat misalanya maramba. Kabihu atau ata?
2. Bila masih syarat-syarat untuk menjadi maramba itu seperti apa?
3. Syarat-sayat kabihu? Dan syarat-syarat ata?
4. Apa pendapat bapak/ibu ketika seseorang dalam kelompok ata/kabihu mendapatkan
kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan?
5. Dalam pandangan orang saat ini ketika orang Sumba dalam golongan (ata/kabihu)
menduduki posisi yang tinggi dalam pemerintahan mereka bisa dikatakan maramba.
Bagaimana pendapat bapak/ibu?
6. Bagaimana pendapat ibu/bapak ketika orang dalam golongan bangsawan menikah
dengan orang luar Sumba?
7. Apakah bisa naik statusnya ketika menikah dengan bangsawan? Bagaiamana bila
menikah dengan ata? Apakah statusnya juga naik?
8. Bagaimana pendapat ibu/bapak ketika anak bangsawan menikah dengan seorang anak
penjabat yang dilihat dari silsilah keluarganya bukan golongan bangsawan murni?
9. Apakah statusnya bisa naik menjadi seorang bangsawan?
10. Apakah bapak/ibu setuju apakah seseorang dikatakan bangsawan dengan memiliki
kekayaan, kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan, bekerja dalam gereja misalnya
pendeta? Mengapa?
11. Bagaimana pendapat bapak/ibu ketika status seseorang dalam pemerintahan, ekonomi
atau memiliki kekayaan yang banyak, menjadi seorang pendeta, dikategorikan sebagai
maramba ?
12. Dilihat dari nama atau gelar maramba, sekarang sudah banyak orang yang
menggunakan gelar tersebut dan tidak melihat keaslian maramba, bagaimana
pendapat bapak/ibu?
13. Apakah gelar tersebut sekarang bisa menjadi sapaan yang khas untuk laki-laki dan
perempuan Sumba?
14. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang penamaan akan gelar maramba, yang dipakai
oleh masyarakat Sumba secara meluas tanpa melihat keaslian status maramba?
Kabihu:
1. Apakah
bapak
mengetahui
kalau
di
Sumba
sekarang
masih
mengenal
pengelompokan/stratifikasi sosial masyarakat misalanya maramba. Kabihu atau ata?
2. Bila masih syarat-syarat untuk menjadi maramba itu seperti apa? Bagaimana
kedudukan bapak/ibu sebagai kabihu di Sumba?
3. Ketika mem\peroleh pendidikan yang layak dan mendapatkan posisi yang penting
dalam pemerintahan apakah seseorang layak di sejajarkan dengan maramba?
4. Bagaimana dengan seorang pendeta dan dosen? Biasanya perlakuan kepada pendeta
dan dosen ketika mengkuti upacara kematian/pernikahan sama dengan seorang
bangsawan. Diberikan peralatan makanan, seperti gelas, piring dan sebagainya.
Apakah mereka bisa digolongkan sebagai bangsawan?
5. Apakah seseorang yang mempunyai keadaan ekonomi yang bagus, dalam hal ini
kekayaan yang banyak entah hewan, tanah, rumah, oto/mobil/kendaraan pribadi, bisa
dikatakan maramba?
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu ketika memperoleh kedudukan yang tinggi dalam
pemerintahan dan masyarakat mengatakan beliau maramba dari daerah kami?
7. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika berada diposisi yang dikatakan sejajar dengan
bangsawan?
Ata :
1. Apakah
bapak
mengetahui
kalau
di
Sumba
sekarang
masih
mengenal
pengelompokan/stratifikasi sosial masyarakat misalnya maramba. Kabihu atau ata?
2. Bila masih syarat-syarat untuk menjadi maramba itu seperti apa? Bagaimana
pendapat bapak/ibu tentang kedudukan sebagai golongan ata di Sumba?
3. Seseorang itu disebut maramba apa bila ia memiliki syarat-syarat atau ketentuanketentuan seperti apa?
4. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika memperoleh pendidikan dan kedudukan yang
tinggi dalam pemerintahan?
5. Bagaiaman pendapat bapak/ibu terhadap dosen, pendeta, pejabat, apakah mereka
layak disebut maramba?
6.
Bagaiamana perasaan bapak/ibu ketika hidup masyarakat Sumba, khususnya
golongan ata, hidup berdiri sendiri dan terlepas dari maramba?
Maramba:
1. Apakah
bapak
mengetahui
kalau
di
Sumba
sekarang
masih
mengenal
pengelompokan/stratifikasi sosial masyarakat misalanya maramba. Kabihu atau ata?
2. Bila masih syarat-syarat untuk menjadi maramba itu seperti apa?
3. Syarat-sayat kabihu? Dan syarat-syarat ata?
4. Apa pendapat bapak/ibu ketika seseorang dalam kelompok ata/kabihu mendapatkan
kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan?
5. Dalam pandangan orang saat ini ketika orang Sumba dalam golongan (ata/kabihu)
menduduki posisi yang tinggi dalam pemerintahan mereka bisa dikatakan maramba.
Bagaimana pendapat bapak/ibu?
6. Bagaimana pendapat ibu/bapak ketika orang dalam golongan bangsawan menikah
dengan orang luar Sumba?
7. Apakah bisa naik statusnya ketika menikah dengan bangsawan? Bagaiamana bila
menikah dengan ata? Apakah statusnya juga naik?
8. Bagaimana pendapat ibu/bapak ketika anak bangsawan menikah dengan seorang anak
penjabat yang dilihat dari silsilah keluarganya bukan golongan bangsawan murni?
9. Apakah statusnya bisa naik menjadi seorang bangsawan?
10. Apakah bapak/ibu setuju apakah seseorang dikatakan bangsawan dengan memiliki
kekayaan, kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan, bekerja dalam gereja misalnya
pendeta? Mengapa?
11. Bagaimana pendapat bapak/ibu ketika status seseorang dalam pemerintahan, ekonomi
atau memiliki kekayaan yang banyak, menjadi seorang pendeta, dikategorikan sebagai
maramba ?
12. Dilihat dari nama atau gelar maramba, sekarang sudah banyak orang yang
menggunakan gelar tersebut dan tidak melihat keaslian maramba, bagaimana
pendapat bapak/ibu?
13. Apakah gelar tersebut sekarang bisa menjadi sapaan yang khas untuk laki-laki dan
perempuan Sumba?
14. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang penamaan akan gelar maramba, yang dipakai
oleh masyarakat Sumba secara meluas tanpa melihat keaslian status maramba?
Kabihu:
1. Apakah
bapak
mengetahui
kalau
di
Sumba
sekarang
masih
mengenal
pengelompokan/stratifikasi sosial masyarakat misalanya maramba. Kabihu atau ata?
2. Bila masih syarat-syarat untuk menjadi maramba itu seperti apa? Bagaimana
kedudukan bapak/ibu sebagai kabihu di Sumba?
3. Ketika mem\peroleh pendidikan yang layak dan mendapatkan posisi yang penting
dalam pemerintahan apakah seseorang layak di sejajarkan dengan maramba?
4. Bagaimana dengan seorang pendeta dan dosen? Biasanya perlakuan kepada pendeta
dan dosen ketika mengkuti upacara kematian/pernikahan sama dengan seorang
bangsawan. Diberikan peralatan makanan, seperti gelas, piring dan sebagainya.
Apakah mereka bisa digolongkan sebagai bangsawan?
5. Apakah seseorang yang mempunyai keadaan ekonomi yang bagus, dalam hal ini
kekayaan yang banyak entah hewan, tanah, rumah, oto/mobil/kendaraan pribadi, bisa
dikatakan maramba?
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu ketika memperoleh kedudukan yang tinggi dalam
pemerintahan dan masyarakat mengatakan beliau maramba dari daerah kami?
7. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika berada diposisi yang dikatakan sejajar dengan
bangsawan?
Ata :
1. Apakah
bapak
mengetahui
kalau
di
Sumba
sekarang
masih
mengenal
pengelompokan/stratifikasi sosial masyarakat misalnya maramba. Kabihu atau ata?
2. Bila masih syarat-syarat untuk menjadi maramba itu seperti apa? Bagaimana
pendapat bapak/ibu tentang kedudukan sebagai golongan ata di Sumba?
3. Seseorang itu disebut maramba apa bila ia memiliki syarat-syarat atau ketentuanketentuan seperti apa?
4. Bagaimana perasaan bapak/ibu ketika memperoleh pendidikan dan kedudukan yang
tinggi dalam pemerintahan?
5. Bagaiaman pendapat bapak/ibu terhadap dosen, pendeta, pejabat, apakah mereka
layak disebut maramba?
6.
Bagaiamana perasaan bapak/ibu ketika hidup masyarakat Sumba, khususnya
golongan ata, hidup berdiri sendiri dan terlepas dari maramba?