this file 1137 5144 1 PB
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PSIKOLOGIS WISATAWAN TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TEMPAT MENGINAP
(Survei Pada Wisatawan Yang Menginap Di Kertanegara Premium Guest-House Kota
Malang).
Hardian Wahyuni
Yusri Abdillah
Pravissi Shanti
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of internal psychological factors tourists on decision making related
to the selection of places to stay, simultaneously and partially, as well as determine the dominant variable.
This type of research is the explanation (explanatory research) with quantitative approach, test theories and
several hypotheses exist. The analytical method used is descriptive analysis and multiple linear regression
analysis. Through classical assumption as the basis for multiple linear regression analysis, the independent
variable in this study consists of motivation, perception, establearning, personality, and attitude. Results of
analysis showed that five variables simultaneously have influence. While the motivation and attitude variables
have partial effect. Both of these variables influence partially because motivation is the basis and beginning,
as the impetus for the realization and fulfillment package, amenities. This impulse makes the variables become
more dominant attitude among other variables. Because of the variable attitude is a form of action of
perception, motivation, learning and personality of every customer that different from one another.
Keywords: motivation, perception, learning, personality, attitude, and Decision Making.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor internal psikologis wisatawan terhadap
pengambilan keputusan terkait pemilihan tempat menginap, secara simultan dan parsial, serta mengetahui
variabel yang dominan. Jenis penelitian ini adalah penjelasan (eksplanatory research) dengan pendekatan
kuantitatif, menguji teori dan beberapa hipotesis yang ada. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Melalui uji asumsi klasik sebagai dasar analisis regresi linier
berganda, yang dalam penelitian ini variabel bebasnya terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian, dan sikap. Hasil analisis dapat diketahui bahwa kelima variabel mempunyai pengaruh secara
simultan. Sedangkan variabel motivasi dan sikap mempunyai pengaruh secara parsial. Kedua variabel ini
berpengaruh secara parsial karena motivasi yang menjadi dasar dan awal, sebagai dorongan untuk
terwujudnya pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Dorongan ini menjadikan variabel sikap menjadi lebih
dominan diantara variabel lainnya. Karena variabel sikap merupakan bentuk tindakan dari persepsi, motivasi,
pembelajaran dan kepribadian dari setiap konsumen yang satu dengan lainnya berbeda.
Kata kunci : Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Kepribadian, Sikap, dan Pengambilan Keputusan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
123
1. PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang
berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi,
pelancongan, dan turisme. Aktifitas pariwisata
dapat diklasifikasikan sebagai sebuah industri,
karena pariwisata merupakan kumpulan dari
beberapa usaha (perusahaan) yang bertujuan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh wisatawan selama melakukan suatu
perjalanan. Perusahaan tersebut dapat dicontohkan
seperti industri perhotelan, industri rumah makan,
industri kerajinan/cinderamata, dan sebagainya.
Indrustri pariwisata tak luput dari dimensi
pariwisata yang terdiri dari atraksi, transportasi,
keramahtamahan, dan fasilitas.
Sehubungan dengan keempat dimensi
pariwisata, wisatawan yang akan melakukan
perjalanan, harus mempertimbangkannya sebaik
mungkin dalam proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan suatu keputusan menurut
Syamsi
(2000:37),
dapat
dimulai
dari
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, membuat beberapa alternatif
kebijakan dengan pertimbangan tertentu, kemudian
dipilih satu alternatif yang terbaik, melaksanakan
keputusan, dan mengevaluasi hasil keputusan yang
telah diambil. Proses pengambilan keputusan tidak
luput dari perilaku konsumen, yang dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internalnya. Lingkungan,
kelas sosial, kebudayaan, keluarga, teman referensi
adalah pengaruh dari faktor eksternal, sedangkan
motivasi, pembelajaran, kepribadian, persepsi dan
sikap adalah pengaruh dari faktor internal.
Dalam mengambil sebuah keputusan bagi
setiap pribadi wisatawan merupakan hal yang tidak
mudah. Pemasar dari usaha jasa dan layanan harus
dapat mengerti yang di inginkan oleh wisatawan,
terutama dalam pemilihan tempat menginap.
Banyak jenis akomodasi penginapan yang sedang
berkembang, salah satunya adalah guesthouse.
Terbukti dalam kutipan berita media informasi
online Republika Online, “Guesthouse di Kota
Malang pertum-buhannya juga sangat pesat,
terutama dengan cara mendesain rumah-rumah
bangunan kuno menjadi guesthouse yang
representatif yang membidik para wisatawan
mancanegara”. Per-kembangan guesthouse di Kota
Malang saat ini sedang menjamur. Dilihat dari
room rate yang lebih bersahabat di kantong,
penyajian dan pelayanan yang diterima dengan
harga murah sudah sama seperti di hotel
berbintang, pelayanan di guesthouse yang lebih
hangat, menciptakan suasana layaknya di rumah
sendiri. Seperti Kertanegara Premium Guesthouse
yang hadir dengan nuansa pelayanan Jawa Modern,
harga yang diberikan yang cukup murah bagi
kalangan menegah ke atas, dan pelayanan yang
diberikan berbeda dengan guesthouse pada
umumnya dan lebih setara dengan hotel berbintang
tiga.
Pelayanan dan ciri khas dari Kertanegara
yakni kebersihan menjadi peluang untuk
terpilihnya Kertanegara sebagai tempat menginap
sementara bagi wisatawan. Pemilihannya pun
disesuaikan dengan faktor internal wisatawan, baik
dari segi keuangan, kepribadian, motivasi utama,
dan sebagainya. Memang tidak mudah untuk
mengerti faktor internal dari perilaku wisatawan
dalam menentukan pilihannya. Sehingga, peneliti
ingin belajar dan mengamati mengenai faktor
internal wisatawan melalui penelitian yang
berjudul “Pengaruh Faktor Internal Psikologis
Wisatawan terhadap Pengambilan Keputusan
Tempat Menginap”.
Tujuan Penelitian
Peneliti mempunyai beberapa tujuan di dalam
penelitian ini, yakni :
1. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh faktor
internal psikologis wisatawan secara simultan
terhadap pengambilan keputusan tempat
menginap.
2. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh faktor
internal psikologis wisatawan secara parsial
terhadap pengambilan keputusan tempat
menginap.
3. Mengetahui dan menjelaskan salah satu variabel
diantara faktor internal psikologis wisatawan
yang berpengaruh secara dominan terhadap
pengambilan keputusan tempat menginap.
2. KAJIAN PUSTAKA
Pariwisata.
Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta,
yakni pari yang artinya banyak, dan wisata yang
artinya pergi. Pariwisata adalah suatu kegiatan
yang berhubungan dengan kegiatan berlibur. Orang
yang melakukan perjalan wisata disebut dengan
wisatawan. Dapat dicirikan menurut Suwena
(2010:36) adalah melakukan kegiatan berlibur
lebih dari 24 jam, berekreasi, liburan, kesehatan,
pendidikan, keagamaan, dan olah raga dipakainya
saat waktu kosong.
Guesthouse .
Salah satu contoh dari akomodasi
penginapan yang sedang berkembang adalah
guesthouse.
Menurut
Suwena
(2010:91),
guesthouse adalah “Jenis akomodasi yang
bangunannya seperti tempat tinggal. Umumnya
guesthouse hanya memiliki fasilitas dasar yaitu
kamar, sarapan dan tanpa fasilitas tambahan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
124
lainnya”. Kini guesthouse hadir dengan tampil-an
baru, mengubah bangunan kuno menjadi lebih
representative, target dan sasaran pasarnya pun
mulai naik pada kalangan menengah ke atas.
Kehadiran Kertanegara Premium Guesthouse smakin menambah,persaingan akomodasi
penginapan yang ada. Kertanegara hadir dalam
nuansa dan interior adat Jawa Modern, penawaran
room rate yang sesuai dengan kantong wisatawan,
serta lokasi yang strategis di tengah kota,
menjadikan peluang bagi Kertanegara untuk dipilih
sebagai tempat menginap.
Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen adalah tahapan dan
proses yang ditempuh oleh seorang individu atau
kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Mempelajari perilaku konsumen
dapat digunakan untuk memahami perilaku
manusia secara umum dan bermanfaat bagi
konsumen untuk menjadi konsumen yang cerdas.
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
adalah budaya, keadaan sosial, kepribadian, dan
psikologis.
Psikologis Konsumen.
Psikologis konsumen dipelajari dalam
bidang psikologi. Psikologi diambil dari kata
“Psyche” (jiwa) dan “Logos” (ilmu) yang dapat
diartikan sebagai ilmu jiwa. Sedangkan psikologis
diambil dari kata psychological yang artinya adalah
psikologis, kejiwaan, lebih fokus pada pemahaman
keadaan jiwa manusia. Adapun psikologis
konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal yang
terdiri dari keluarga, teman referensi, budaya dan
status sosial, serta dipengaruhi oleh faktor internal
yang terdiri dari:
1. Motivasi.
Motivasi berasal dari bahasa Latin,
movere
yang
berarti
dorongan
atau
menggerakkan. Motivasi berawal dari sebuah
dorongan, dengan motivasi dapat menjadikan
seorang individu untuk berusaha memenuhi
kebutuhan atau keinginannya. Motivasi adalah
hal yang penting, karena motivasi adalah hal
yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia. Individu akan
selalu berusaha untuk memenuhi dan
memuaskan
kebutuhannya.
Kemampuan
berusaha dalam hal ini sama dengan pendapat
Neal yang dikutip Nitisusastro (2013:70), yakni
“Suatu kekuatan dari dalam individu seseorang
yang menggerakan perilaku yang memberi arah
dan tujuan terhadap perilaku tersebut”.
2. Persepsi.
Persepsi menurut Ferrinadewi (2008:42),
berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti
menerima
atau
mengambil.
Persepsi
mempunyai dua dasar, yakni basis fisiologis
karena untuk menciptakan sebuah persepsi
timbul dari panca indra manusia (indra peraba,
indra pembau, indra penglihatan, indra
pendengaran, dan indra perasa) dan basis
budaya, ekonomi, sosial dan psikologi karena
melalui proses ini, organisir dan interpretasi
stimuli ikut terlibat. Pemberian respon lebih
cepat terjadi pada basis fisiologi yang
menggunakan panca indra manusia. Persepsi
seseorang pada suatu rangsangan yang
diterimanya, akan berbeda satu dengan lainnya.
Pandangan individu atau/ kelompok sebagai
konsumen terhadap suatu produk atau layanan
jasa bisa beragam dan sangat luas. Melalui
rangsangan fisik, keadaan individu, dan
rangsangan
yang berhubungan
dengan
lingkungan sekitar dapat digunakan untuk
mengetahui persepsi dari seseorang.
3. Pembelajaran.
Pembelajaran
merupakan
faktor
psikologis yang dapat memberikan pemahaman
dan pengertian bagi manusia terhadap
lingkungan dan segala sesuatu di sekitarnya.
Dimulai dari penerimaan stimuli hingga
terjadinya interpretasi makna, dirasa secara
sadar maupun tidak oleh konsumen. Melalui
pembelajaran, wisatawan akan menganalisis
keuntungan dan manfaat apabila memilih dan
menggunakan produk atau layanan jasa
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran wisatawan dalam mengambil
sebuah keputusan adalah motivasi, isyarat,
respon, dan penguatan. Pembelajaran antara
konsumen satu dengan lainnya pasti berbeda.
4. Kepribadian.
Kepribadian setiap konsumen satu dengan
lainnya pasti berbeda, dibawakan dan
ditunjukkannya secara unik dan khas dalam
caranya bertingkah laku, kebiasaan berfikir,
sikap, minat, dan pandangan hidup. Perilaku dan
kepribadian setiap individu dapat berubah-ubah,
karena manusia selalu belajar akan hal baru di
sepanjang hidupnya. Penentuan tanggapan dan
cara individu untuk memberikan respon
terhadap lingkungan, dapat diamati sebagai
bentuk perilaku.
5. Sikap.
Sikap adalah sebuah akhir dari penilaian
secara umum terhadap orang, produk, dan
pelayanan jasa. Sikap adalah suatu keadaan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
125
seseorang dalam suatu keadaan lingkungan
dalam proses penyesuaian diri. Dalam proses
menyesuaikan
diri,
seseorang
akan
menunjukkan perilaku suka atau tidaknya,
termasuk dalam mengambil sebuah keputusan.
Pembentukan
sikap
wisatawan
dalam
mengambil sebuah keputusan dapat dipengaruhi
oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga
dan teman referensi, dan media massa. Sikap
dapat mempengaruhi perilaku konsumen,
melalui sikap akan ditunjukkannya rasa suka
atau tidak suka pada produk maupun layanan
jasa.
Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan terdiri dari dua kata
kerja, yakni pengambilan dan keputusan.
Pengambilan adalah proses memutuskan jalan
keluar dari masalah yang ada, dengan cara
mengambil dan menyusun rancangan dalam suatu
rencana. Keputusan dapat diartikan hasil
pemecahan dari suatu masalah yang di hadapi
dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan hal yang
akan dilakukan, dipilih, menanggung segala resiko
yang terjadi, dan rencana lainnya. Keputusan yang
diambil tidak selalu diambil, bisa diambil, tetapi
menunggu waktu, bahkan keputusan bisa untuk
tidak diambil./// Pengambilan sebuah kputusan
dapat ditentukan dari fungsi perkiraan, produk atau
layanan jasa mana yang lebih hemat dan
bermanfaat bagi konsumen, seperti biaya,
preferensi pribadi, keadaan yang mendesak dan
fasilitas penyimpanan. Komponen pengambilan
keputusan terdiri dari tujuan, identifikasi
alternative, faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya, dan sarana untuk mengukur hasil
yang dicapai.
Keputusan Memilih
Pengambilan keputusan konsumen menurut
Peter-Olson yang dikutip oleh Nitisusastro
(2013:195), adalah sebuah proses interaksi antara
sikap afektif, kognitif dan behavioral terhadap
faktor lingkungan. Sikap afektif sebagai
keyakinan, sikap kognitif sebagai pemahaman, dan
sikap behavioral sebagai sikap pada dunia yang
nyata. Membeli atau tidak, merupakan bagian dari
individu yang disebut behavior, dimana individu
akan melihat pada dunia nyata. Ada tiga tahapan
dalam proses pengambilan keputusan yakni
masuknya informasi, pertimbangan konsumen
untuk membeli, dan berakhir dengan pengambilan
keputusan.
3. METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pengunjung Kertanegara Premium Guesthouse.
Sampel
Mengingat populasi dari pengunjung
wisatawan yang menginap di Kertanegara
Premium Guesthouse Malang adalah banyak dan
sifat dari industri pariwisata high season, sehingga
tidak dapat diketahui dengan pasti jumlah
populasinya. Maka peneliti mengambil sampel
secukupnya dari populasi yang tidak diketahui.
Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan
rumus Machin & Champbell (1987:89), yang pada
akhirnya diperoleh 113 responden.
Teknik Sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini akan
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive.
Tujuannya agar dapat mempermudah peneliti
dalam menganalisis pribadi seorang wisatawan.
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam
penarikan sampel ini, yakni:
- Merupakan pengunjung sekaligus dapat di
katakan sebagai wisatawan yang sedang menginap di Kertanegara Premium Guesthouse.
- Pengunjung merupakan warga negara asli
Indonesia.
- Pengunjung telah mempunyai Kartu Tanda
Penduduk.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan kuesioner dan observasi.
Melalui kuisioner, akan mempermudahkan peneliti
dalam mendapatkan data dengan sejumlah
pertanyaan yang diajukan dan berbentuk tulisan.
Melalui observasi, dapat mempermudah peneliti
untuk semakin mengenal dan mengerti perilaku
konsumen.
Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis deskriptif dan analisis
regresi linier berganda. Peneliti memilih
menganalisis dengan statistik deskriptif, dengan
tujuan untuk menjelaskan gambaran umum
responden dalam penelitian ini. Dengan
menganalisis
deskriptif,
peniliti
dapat
menyesuaikan dengan kepribadiannya dalam
memecahkan masalah yang timbul dalam
keseharian.
Analisis kedua, peneliti menggunakan
analisis regresi linier berganda, karena peneliti
ingin mengetahui hubungan yang signifikan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam
penelitian ini, variabel bebas yakni faktor internal
psikologis wisatawan yang terdiri dari motivasi,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
126
sikap, pembelajaran, kepribadian, persepsi, dan
variabel terikat yakni pengambilan keputusan.
Berdasarkan variabel bebas dan variabel terikat,
maka regresi linier berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut :
= +
+
+
+
+
+�
Keterangan :
Y = keputusan memilih tempat menginap
a = konstanta
b1 = koefisien regresi variabel Motivasi.
b2 = koefisien regresi variabel Persepsi.
b3 = koefisien regresi variabel Pembelajaran
b4 = koefisien regresi variabel Kepribadian.
b5 = koefisien regresi variabel Sikap.
X1 = Motivasi
X2 = Persepsi
X3 = Pembelajaran
X4 = Kepribadian
X5 = Sikap
e = variabel pengganggu
Mengetahui sumbangan serentak variabel
independen terhadap variabel terikat, dapat
diketahui dari koefisien determinasi. Besarnya
koefisien determinasi (R2) berkisar antara 0 hingga
1 (0 < R2 < 1). Apabila nilai koefisien determinasi
(R2) bernilai (0) maka tidak ada pengaruh sama
sekali, dari variabel bebas terhadap variabel terikat,
dan sebaliknya. Mengetahui hasil dari uji hipotesis,
apabila hipotesis simultan menggunakan Uji F, dan
hipotesis parsial menggunakan Uji t. Semua
pengujian ini, peneliti mempermudahnya dengan
menggunakan software SPSS 16.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Analisis data diawali dengan uji asumsi
klasik, analisis regresi linier berganda yang setiap
analisis akan di deskripsikan, dapat diuraikan
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik, yang terdiri dari empat uji,
yakni multikolinieritas, heteroskedastisitas,
autokorelasi, dan normalitas. Tetapi dalam
penelitian ini, peneliti tidak menggunakan uji
autokorelasi, sebab sifat dari autokorelasi yakni
time series, yang tidak sesuai dengan judul
penelitian ini. Hasil dari Uji Asumsi Klasik
dapat dilihat sebagai berikut:
a) Hasil Uji Multikolinieritas.
Uji Multikolineritas digunakan untuk
mengetahui hubungan yang kuat di antara
variabel-variabel bebas yang diikut sertakan
dalam pembentukan model. Pemakaian
model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas dan
tidak terjadi korelasi sempurna. Mengetahui
model
regresi
linier
mengalami
multikolinearitas/tidak, dapat dilihat pada
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan
nilai Tolerance. Hasil pada setiap variabel
bebas dikatakan bebas multikolinearitas jika
variabel bebas mempunyai nilai VIF ≤ 10 dan
nilai tolerance ≥ 0.1.
Tabel 1
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Constant
X1
X2
X3
X4
X5
Unstandarlized
Coeffisients
B
Std. Error
3.379
2.489
.142
.068
-.080
.059
.153
.100
.012
.066
.545
.091
Standardized
Coeffisients
Beta
.193
-.143
.142
.017
.533
t
1.358
2.105
-1.359
1.532
.184
5.973
Sig.
.177
.038
.177
.129
.854
.000
Collinearity
Statistics
T
VIF
.670
.505
.650
.670
.703
1.493
1.979
1.537
1.492
1.422
Tabel 1 dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala
multikolinearitas. Terbukti dari nilai
semua variabel bebas mempunyai nilai
tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10.
b) Hasil Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji kesalahan pengganggu pada regresi
liner dan kesamaan varian nilai residual (nilai
sisa) yang tidak sama pada semua
pengamatan di dalam model regresi. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil
Uji
Heteroskedastisitas dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar 1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa
penelitian ini tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas, sebab tidak membentuk
gambar atau pola tertentu, sesuai analisi
menurut Ghozali (2005:94).
c) Hasil Uji Normalitas.
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui
adanya variabel pengganggu yang memiliki
distribusi normal pada model regresi.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
127
Menurut Ghozali (2005:95), “Jika distribusi
data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya”.
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
Pada gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa
hasil penelitian ini adalah normal, sebab
penyebaran plots tidak jauh dari garis
diagonal.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui
hubungan yang signifikan antara variabel bebas
(faktor internal psikologis wisatawan yang
terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian dan sikap) dengan variabel terikat
(pengambilan keputusan memilih tempat
menginap). Dalam penelitian ini, telah di ujikan
pada 113 responden yang sesuai dengan
persyaratan. Pada akhirnya di dapatkan hasil
untuk menjawab rumus dari Regresi Linier
Berganda adalah sebagai berikut: Y = 3.379 +
0.142X1 – 0.080X2 + 0.153X3 + 0.012X4 +
0.545X5 , dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan yang disimbolkan
dengan Y mempunyai nilai konstanta sebesar
3.379, yang artinya Y akan bernilai 3.379
jika nilai kelima variabel bebas yang terdiri
dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian, dan sikap bernilai nol (0).
b. Koefisien regresi Motivasi (X1) sebesar
0,142. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan satu motivasi (X1) maka
pengambilan keputusan (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0.142 dan sebaliknya.
c. Koefisien regresi Persepsi (X2) sebesar 0.080, yang berarti mempunyai koefisien
regresi negatif. Dalam hal ini menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu persepsi (X2),
maka Pengambilan Keputusan (Y) akan
mengalami penurunan sebesar -0.080, dan
sebaliknya.
d. Koefisien regresi pembelajaran (X3) sebesar
0.153. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan satu pembelajaran (X3) maka
pengambilan keputusan (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0.153 dan sebaliknya.
e. Koefisien regresi kepribadian (X4) sebesar
0.012. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan satu kepribadian (X4) maka
pengambilan keputusan (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0.012, dan sebaliknya.
f. Koefisien regresi sikap (X5) sebesar 0.545.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu sikap (X5) maka pengambilan
keputusan (Y) akan mengalami kenaikan
sebesar 0.545, dan sebaliknya.
Hasil Koefisien Determinasi dapat
digunakan untuk mengetahui sumbangan
pengaruh secara simultan yang diberikan
variabel bebas (faktor internal psikologis
wisatawan)
terhadap
variabel
terikat
(pengambilan keputusan tempat menginap).
Dapat di lihat pada Tabel 2, yakni :
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas
Motivasi (x1)
Persepsi (x2)
Pembelajaran (x3)
Kepribadian (x4)
Sikap (x5)
Koefesien
Regresi (B)
0.142
-0.080
0.153
0.012
0.545
Standar
Error
0.068
0.059
0.100
0.066
0.091
Standarized
Coeff.Beta
0.193
-0.143
0.142
0.017
0.533
Konstanta (Constant)
Level of Significance (α)
2
Koefesien Determinasi (R )
Adjust R Square
F - hitung
Probabillitas (Sig.F)
thitung
2.105
-1.359
1.532
0.184
5.973
Prob.
(Sig. t)
0.038
0.177
0.129
0.854
0.000
3.379
0.05
0.400
0.372
14.293
0.000
Variabel Terikat : Pengambilan Keputusan Tempat Menginap (Y)
Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai
tiga hipotesis, diantaranya adalah
a. Hipotesis 1: variabel bebas mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap pengambilan
keputusan.
Dikatakan berpengaruh jika nilai Fhitung lebih
besar daripada Ftabel, dan nilai (sig.) kurang dari
0.05. Hasil pengujian hipotesis ini, dapat dilihat
pada tabel 1, hasilnya adalah Fhitung > FTabel
(14.293 > 2.298), dan nilai (sig.) (0.000 < 0.05),
jadi Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas (faktor
internal psikologi wisatawan) berpengaruh
secara simultan pada pengambilan keputusan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
128
b. Hipotesis 2: variabel bebas mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap pengambilan
keputusan.
Pengujian hipotesis 2 ini, dikatakan
berpengaruh secara parsial jika nilai Thitung
kurang dari Ttabel, dan nilai (sig.) kurang dari
0.05. Hasil pengujian hipotesis ini, dapat dilihat
pada tabel 1, hasilnya adalah variabel motivasi
dan sikap mempunyai pengaruh secara parsial
dan variabel (pembelajaran, persepsi, dan
kepribadian) mempunyai pengaruh, tetapi tidak
signifikan pada pengambilan keputusan.
c. Hipotesis 3: variabel sikap adalah variabel yang
paling dominan dalam pengambilan keputusan.
Sebab, melalui sikap dapat mendorong dan
mendukung terjadinya motivasi yang sudah ada
dalam diri wisatawan.
Faktor internal psikologis wisatawan ada lima,
yakni motivasi, pembelajaran, kepribadian,
persepsi, dan sikap. Tiga variabel yakni
persepsi, pembelajaran, dan kepribadian
mempunyai pengaruh secara parsial, tetapi tidak
signifikan. Hal ini disebabkan karena setiap
individu (wisatawan) mempunyai persepsi, cara
belajar, dan pribadi yang berbeda satu dengan
lainnya, terutama dalam mengambil keputusan
terkait pemilihan tempat menginap. Nilai dari
persepsi diketahui berpengaruh secara negative,
dikarenakan pengaruh persepsi dari wisatawan
dalam mengambil keputusan sangat besar.
Peluang terciptanya persepsi yang sangat baik,
hingga sangat buruk, yang tidak di sukai oleh
wisatawan, adalah besar. Berbeda dengan
motivasi, dalam hal ini motivasi sebagai
dorongan dari wisatawan untuk melakukan
kegiatan wisata, berlibur, dan sebagainya. Dari
dorongan ini akan benar terjadi sebuah kegiatan
wisata, apabila di dukung dan di dorong dengan
adanya sikap.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil dari pembahasan yang sudah dilakukan
pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan,
sebagai berikut:
1. Semua variabel bebas dari faktor internal
psikologis wisatawan seperti Motivasi,
Persepsi, Pembelajaran, Kepribadian, dan Sikap
mempunyai pengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap pengambilan keputusan
tempat menginap di Kertanegara Premium
Guesthouse.
2. Motivasi dan sikap pada faktor internal
psikologis wisatawan mempunyai pengaruh
secara
parsial
dan
signifikan
dalam
pengambilan keputusan tempat menginap.
Faktor internal lainnya seperti persepsi,
pembelajaran, dan kepribadian berpengaruh
secara parsial tetapi tidak signifikan dalam
proses
pengambilan
keputusan
tempat
menginap di Kertanegara Premium Guesthouse.
3. Sikap konsumen mempunyai pengaruh yang
lebih dominan terhadap pengambilan keputusan
terkait memilih tempat menginap di
Kertanegara Premium Guesthouse.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
didapat saran yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi pihak guesthouse ataupun pihak-pihak lain.
Saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Kertanegara Premium Guesthouse
a. Kertanegara
Premium
Guesthouse
diharapkan untuk lebih memperbanyak
penyebaran informasi jika sedang promo
pada beberapa media (website, majalah,
Koran, sosial media), karena banyak
konsumen yang tertarik pada harga promo
yang ditawarkan.
b. Kertanegara
Premium
Guesthouse
diharapkan untuk terus menjaga citra
kebersihannya, karena banyak konsumen
yang tertarik untuk menginap, setelah
melihat dari kebersihannya.
c. Kertanegara
Premium
Guesthouse
diharapkan dapat memperhatikan cita rasa
pada menu sarapan dan pesanan lainnya,
sebab ada beberapa konsumen yang datang
dan menginap dengan motivasinya pada
menu makanan yang ditawarkan dan cita
rasanya yang enak.
2. Bagi Karyawan
Karyawan di
Kertanegara
Premium
Guesthouse diharapkan tetap dan semakin
ramah, cepat dan tanggap dalam memberikan
pelayanan
kepada
konsumen
ataupun
pengunjung. Karena sebagai penjual jasa, hanya
melalui pelayanan yang terbaik yang akan
memberikan pengalaman tak terlupakan bagi
pengunjung.
3. Bagi peneliti lain
Hendaknya penelitian ini bisa dijadikan
referensi untuk penelitian lebih lanjut, melalui
pengembangan variabel, indikator dan item dari
faktor internal psikologis wisatawan terhadap
pengambilan keputusan tempat menginap.
Dapat juga untuk meneliti faktor eksternal
psikologis konsumen, kiranya penelitian di
bidang
psikologis
semakin
bervariasi.
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
129
menyempurnakan penelitian ini ataupun dengan
bahasan yang serupa.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi
Konsumen. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang: BP Undip.
Machin,D., dan M.J. Champbell. 1987. Statistical
Tabel for the Design of Clinical Trial. Oxford
London: Blackwell Scientific Publication.
Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Perilaku konsumen
dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung:
Alfabeta.
Suwena, I Ketut dan I gusti Nugraha Widyatmaja.
2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Bali: Udayana University Press.
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan
Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
130
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TEMPAT MENGINAP
(Survei Pada Wisatawan Yang Menginap Di Kertanegara Premium Guest-House Kota
Malang).
Hardian Wahyuni
Yusri Abdillah
Pravissi Shanti
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of internal psychological factors tourists on decision making related
to the selection of places to stay, simultaneously and partially, as well as determine the dominant variable.
This type of research is the explanation (explanatory research) with quantitative approach, test theories and
several hypotheses exist. The analytical method used is descriptive analysis and multiple linear regression
analysis. Through classical assumption as the basis for multiple linear regression analysis, the independent
variable in this study consists of motivation, perception, establearning, personality, and attitude. Results of
analysis showed that five variables simultaneously have influence. While the motivation and attitude variables
have partial effect. Both of these variables influence partially because motivation is the basis and beginning,
as the impetus for the realization and fulfillment package, amenities. This impulse makes the variables become
more dominant attitude among other variables. Because of the variable attitude is a form of action of
perception, motivation, learning and personality of every customer that different from one another.
Keywords: motivation, perception, learning, personality, attitude, and Decision Making.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor internal psikologis wisatawan terhadap
pengambilan keputusan terkait pemilihan tempat menginap, secara simultan dan parsial, serta mengetahui
variabel yang dominan. Jenis penelitian ini adalah penjelasan (eksplanatory research) dengan pendekatan
kuantitatif, menguji teori dan beberapa hipotesis yang ada. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Melalui uji asumsi klasik sebagai dasar analisis regresi linier
berganda, yang dalam penelitian ini variabel bebasnya terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian, dan sikap. Hasil analisis dapat diketahui bahwa kelima variabel mempunyai pengaruh secara
simultan. Sedangkan variabel motivasi dan sikap mempunyai pengaruh secara parsial. Kedua variabel ini
berpengaruh secara parsial karena motivasi yang menjadi dasar dan awal, sebagai dorongan untuk
terwujudnya pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Dorongan ini menjadikan variabel sikap menjadi lebih
dominan diantara variabel lainnya. Karena variabel sikap merupakan bentuk tindakan dari persepsi, motivasi,
pembelajaran dan kepribadian dari setiap konsumen yang satu dengan lainnya berbeda.
Kata kunci : Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Kepribadian, Sikap, dan Pengambilan Keputusan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
123
1. PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang
berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi,
pelancongan, dan turisme. Aktifitas pariwisata
dapat diklasifikasikan sebagai sebuah industri,
karena pariwisata merupakan kumpulan dari
beberapa usaha (perusahaan) yang bertujuan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh wisatawan selama melakukan suatu
perjalanan. Perusahaan tersebut dapat dicontohkan
seperti industri perhotelan, industri rumah makan,
industri kerajinan/cinderamata, dan sebagainya.
Indrustri pariwisata tak luput dari dimensi
pariwisata yang terdiri dari atraksi, transportasi,
keramahtamahan, dan fasilitas.
Sehubungan dengan keempat dimensi
pariwisata, wisatawan yang akan melakukan
perjalanan, harus mempertimbangkannya sebaik
mungkin dalam proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan suatu keputusan menurut
Syamsi
(2000:37),
dapat
dimulai
dari
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, membuat beberapa alternatif
kebijakan dengan pertimbangan tertentu, kemudian
dipilih satu alternatif yang terbaik, melaksanakan
keputusan, dan mengevaluasi hasil keputusan yang
telah diambil. Proses pengambilan keputusan tidak
luput dari perilaku konsumen, yang dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internalnya. Lingkungan,
kelas sosial, kebudayaan, keluarga, teman referensi
adalah pengaruh dari faktor eksternal, sedangkan
motivasi, pembelajaran, kepribadian, persepsi dan
sikap adalah pengaruh dari faktor internal.
Dalam mengambil sebuah keputusan bagi
setiap pribadi wisatawan merupakan hal yang tidak
mudah. Pemasar dari usaha jasa dan layanan harus
dapat mengerti yang di inginkan oleh wisatawan,
terutama dalam pemilihan tempat menginap.
Banyak jenis akomodasi penginapan yang sedang
berkembang, salah satunya adalah guesthouse.
Terbukti dalam kutipan berita media informasi
online Republika Online, “Guesthouse di Kota
Malang pertum-buhannya juga sangat pesat,
terutama dengan cara mendesain rumah-rumah
bangunan kuno menjadi guesthouse yang
representatif yang membidik para wisatawan
mancanegara”. Per-kembangan guesthouse di Kota
Malang saat ini sedang menjamur. Dilihat dari
room rate yang lebih bersahabat di kantong,
penyajian dan pelayanan yang diterima dengan
harga murah sudah sama seperti di hotel
berbintang, pelayanan di guesthouse yang lebih
hangat, menciptakan suasana layaknya di rumah
sendiri. Seperti Kertanegara Premium Guesthouse
yang hadir dengan nuansa pelayanan Jawa Modern,
harga yang diberikan yang cukup murah bagi
kalangan menegah ke atas, dan pelayanan yang
diberikan berbeda dengan guesthouse pada
umumnya dan lebih setara dengan hotel berbintang
tiga.
Pelayanan dan ciri khas dari Kertanegara
yakni kebersihan menjadi peluang untuk
terpilihnya Kertanegara sebagai tempat menginap
sementara bagi wisatawan. Pemilihannya pun
disesuaikan dengan faktor internal wisatawan, baik
dari segi keuangan, kepribadian, motivasi utama,
dan sebagainya. Memang tidak mudah untuk
mengerti faktor internal dari perilaku wisatawan
dalam menentukan pilihannya. Sehingga, peneliti
ingin belajar dan mengamati mengenai faktor
internal wisatawan melalui penelitian yang
berjudul “Pengaruh Faktor Internal Psikologis
Wisatawan terhadap Pengambilan Keputusan
Tempat Menginap”.
Tujuan Penelitian
Peneliti mempunyai beberapa tujuan di dalam
penelitian ini, yakni :
1. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh faktor
internal psikologis wisatawan secara simultan
terhadap pengambilan keputusan tempat
menginap.
2. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh faktor
internal psikologis wisatawan secara parsial
terhadap pengambilan keputusan tempat
menginap.
3. Mengetahui dan menjelaskan salah satu variabel
diantara faktor internal psikologis wisatawan
yang berpengaruh secara dominan terhadap
pengambilan keputusan tempat menginap.
2. KAJIAN PUSTAKA
Pariwisata.
Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta,
yakni pari yang artinya banyak, dan wisata yang
artinya pergi. Pariwisata adalah suatu kegiatan
yang berhubungan dengan kegiatan berlibur. Orang
yang melakukan perjalan wisata disebut dengan
wisatawan. Dapat dicirikan menurut Suwena
(2010:36) adalah melakukan kegiatan berlibur
lebih dari 24 jam, berekreasi, liburan, kesehatan,
pendidikan, keagamaan, dan olah raga dipakainya
saat waktu kosong.
Guesthouse .
Salah satu contoh dari akomodasi
penginapan yang sedang berkembang adalah
guesthouse.
Menurut
Suwena
(2010:91),
guesthouse adalah “Jenis akomodasi yang
bangunannya seperti tempat tinggal. Umumnya
guesthouse hanya memiliki fasilitas dasar yaitu
kamar, sarapan dan tanpa fasilitas tambahan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
124
lainnya”. Kini guesthouse hadir dengan tampil-an
baru, mengubah bangunan kuno menjadi lebih
representative, target dan sasaran pasarnya pun
mulai naik pada kalangan menengah ke atas.
Kehadiran Kertanegara Premium Guesthouse smakin menambah,persaingan akomodasi
penginapan yang ada. Kertanegara hadir dalam
nuansa dan interior adat Jawa Modern, penawaran
room rate yang sesuai dengan kantong wisatawan,
serta lokasi yang strategis di tengah kota,
menjadikan peluang bagi Kertanegara untuk dipilih
sebagai tempat menginap.
Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen adalah tahapan dan
proses yang ditempuh oleh seorang individu atau
kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Mempelajari perilaku konsumen
dapat digunakan untuk memahami perilaku
manusia secara umum dan bermanfaat bagi
konsumen untuk menjadi konsumen yang cerdas.
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
adalah budaya, keadaan sosial, kepribadian, dan
psikologis.
Psikologis Konsumen.
Psikologis konsumen dipelajari dalam
bidang psikologi. Psikologi diambil dari kata
“Psyche” (jiwa) dan “Logos” (ilmu) yang dapat
diartikan sebagai ilmu jiwa. Sedangkan psikologis
diambil dari kata psychological yang artinya adalah
psikologis, kejiwaan, lebih fokus pada pemahaman
keadaan jiwa manusia. Adapun psikologis
konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal yang
terdiri dari keluarga, teman referensi, budaya dan
status sosial, serta dipengaruhi oleh faktor internal
yang terdiri dari:
1. Motivasi.
Motivasi berasal dari bahasa Latin,
movere
yang
berarti
dorongan
atau
menggerakkan. Motivasi berawal dari sebuah
dorongan, dengan motivasi dapat menjadikan
seorang individu untuk berusaha memenuhi
kebutuhan atau keinginannya. Motivasi adalah
hal yang penting, karena motivasi adalah hal
yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia. Individu akan
selalu berusaha untuk memenuhi dan
memuaskan
kebutuhannya.
Kemampuan
berusaha dalam hal ini sama dengan pendapat
Neal yang dikutip Nitisusastro (2013:70), yakni
“Suatu kekuatan dari dalam individu seseorang
yang menggerakan perilaku yang memberi arah
dan tujuan terhadap perilaku tersebut”.
2. Persepsi.
Persepsi menurut Ferrinadewi (2008:42),
berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti
menerima
atau
mengambil.
Persepsi
mempunyai dua dasar, yakni basis fisiologis
karena untuk menciptakan sebuah persepsi
timbul dari panca indra manusia (indra peraba,
indra pembau, indra penglihatan, indra
pendengaran, dan indra perasa) dan basis
budaya, ekonomi, sosial dan psikologi karena
melalui proses ini, organisir dan interpretasi
stimuli ikut terlibat. Pemberian respon lebih
cepat terjadi pada basis fisiologi yang
menggunakan panca indra manusia. Persepsi
seseorang pada suatu rangsangan yang
diterimanya, akan berbeda satu dengan lainnya.
Pandangan individu atau/ kelompok sebagai
konsumen terhadap suatu produk atau layanan
jasa bisa beragam dan sangat luas. Melalui
rangsangan fisik, keadaan individu, dan
rangsangan
yang berhubungan
dengan
lingkungan sekitar dapat digunakan untuk
mengetahui persepsi dari seseorang.
3. Pembelajaran.
Pembelajaran
merupakan
faktor
psikologis yang dapat memberikan pemahaman
dan pengertian bagi manusia terhadap
lingkungan dan segala sesuatu di sekitarnya.
Dimulai dari penerimaan stimuli hingga
terjadinya interpretasi makna, dirasa secara
sadar maupun tidak oleh konsumen. Melalui
pembelajaran, wisatawan akan menganalisis
keuntungan dan manfaat apabila memilih dan
menggunakan produk atau layanan jasa
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran wisatawan dalam mengambil
sebuah keputusan adalah motivasi, isyarat,
respon, dan penguatan. Pembelajaran antara
konsumen satu dengan lainnya pasti berbeda.
4. Kepribadian.
Kepribadian setiap konsumen satu dengan
lainnya pasti berbeda, dibawakan dan
ditunjukkannya secara unik dan khas dalam
caranya bertingkah laku, kebiasaan berfikir,
sikap, minat, dan pandangan hidup. Perilaku dan
kepribadian setiap individu dapat berubah-ubah,
karena manusia selalu belajar akan hal baru di
sepanjang hidupnya. Penentuan tanggapan dan
cara individu untuk memberikan respon
terhadap lingkungan, dapat diamati sebagai
bentuk perilaku.
5. Sikap.
Sikap adalah sebuah akhir dari penilaian
secara umum terhadap orang, produk, dan
pelayanan jasa. Sikap adalah suatu keadaan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
125
seseorang dalam suatu keadaan lingkungan
dalam proses penyesuaian diri. Dalam proses
menyesuaikan
diri,
seseorang
akan
menunjukkan perilaku suka atau tidaknya,
termasuk dalam mengambil sebuah keputusan.
Pembentukan
sikap
wisatawan
dalam
mengambil sebuah keputusan dapat dipengaruhi
oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga
dan teman referensi, dan media massa. Sikap
dapat mempengaruhi perilaku konsumen,
melalui sikap akan ditunjukkannya rasa suka
atau tidak suka pada produk maupun layanan
jasa.
Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan terdiri dari dua kata
kerja, yakni pengambilan dan keputusan.
Pengambilan adalah proses memutuskan jalan
keluar dari masalah yang ada, dengan cara
mengambil dan menyusun rancangan dalam suatu
rencana. Keputusan dapat diartikan hasil
pemecahan dari suatu masalah yang di hadapi
dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan hal yang
akan dilakukan, dipilih, menanggung segala resiko
yang terjadi, dan rencana lainnya. Keputusan yang
diambil tidak selalu diambil, bisa diambil, tetapi
menunggu waktu, bahkan keputusan bisa untuk
tidak diambil./// Pengambilan sebuah kputusan
dapat ditentukan dari fungsi perkiraan, produk atau
layanan jasa mana yang lebih hemat dan
bermanfaat bagi konsumen, seperti biaya,
preferensi pribadi, keadaan yang mendesak dan
fasilitas penyimpanan. Komponen pengambilan
keputusan terdiri dari tujuan, identifikasi
alternative, faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya, dan sarana untuk mengukur hasil
yang dicapai.
Keputusan Memilih
Pengambilan keputusan konsumen menurut
Peter-Olson yang dikutip oleh Nitisusastro
(2013:195), adalah sebuah proses interaksi antara
sikap afektif, kognitif dan behavioral terhadap
faktor lingkungan. Sikap afektif sebagai
keyakinan, sikap kognitif sebagai pemahaman, dan
sikap behavioral sebagai sikap pada dunia yang
nyata. Membeli atau tidak, merupakan bagian dari
individu yang disebut behavior, dimana individu
akan melihat pada dunia nyata. Ada tiga tahapan
dalam proses pengambilan keputusan yakni
masuknya informasi, pertimbangan konsumen
untuk membeli, dan berakhir dengan pengambilan
keputusan.
3. METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pengunjung Kertanegara Premium Guesthouse.
Sampel
Mengingat populasi dari pengunjung
wisatawan yang menginap di Kertanegara
Premium Guesthouse Malang adalah banyak dan
sifat dari industri pariwisata high season, sehingga
tidak dapat diketahui dengan pasti jumlah
populasinya. Maka peneliti mengambil sampel
secukupnya dari populasi yang tidak diketahui.
Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan
rumus Machin & Champbell (1987:89), yang pada
akhirnya diperoleh 113 responden.
Teknik Sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini akan
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive.
Tujuannya agar dapat mempermudah peneliti
dalam menganalisis pribadi seorang wisatawan.
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam
penarikan sampel ini, yakni:
- Merupakan pengunjung sekaligus dapat di
katakan sebagai wisatawan yang sedang menginap di Kertanegara Premium Guesthouse.
- Pengunjung merupakan warga negara asli
Indonesia.
- Pengunjung telah mempunyai Kartu Tanda
Penduduk.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan kuesioner dan observasi.
Melalui kuisioner, akan mempermudahkan peneliti
dalam mendapatkan data dengan sejumlah
pertanyaan yang diajukan dan berbentuk tulisan.
Melalui observasi, dapat mempermudah peneliti
untuk semakin mengenal dan mengerti perilaku
konsumen.
Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis deskriptif dan analisis
regresi linier berganda. Peneliti memilih
menganalisis dengan statistik deskriptif, dengan
tujuan untuk menjelaskan gambaran umum
responden dalam penelitian ini. Dengan
menganalisis
deskriptif,
peniliti
dapat
menyesuaikan dengan kepribadiannya dalam
memecahkan masalah yang timbul dalam
keseharian.
Analisis kedua, peneliti menggunakan
analisis regresi linier berganda, karena peneliti
ingin mengetahui hubungan yang signifikan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam
penelitian ini, variabel bebas yakni faktor internal
psikologis wisatawan yang terdiri dari motivasi,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
126
sikap, pembelajaran, kepribadian, persepsi, dan
variabel terikat yakni pengambilan keputusan.
Berdasarkan variabel bebas dan variabel terikat,
maka regresi linier berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut :
= +
+
+
+
+
+�
Keterangan :
Y = keputusan memilih tempat menginap
a = konstanta
b1 = koefisien regresi variabel Motivasi.
b2 = koefisien regresi variabel Persepsi.
b3 = koefisien regresi variabel Pembelajaran
b4 = koefisien regresi variabel Kepribadian.
b5 = koefisien regresi variabel Sikap.
X1 = Motivasi
X2 = Persepsi
X3 = Pembelajaran
X4 = Kepribadian
X5 = Sikap
e = variabel pengganggu
Mengetahui sumbangan serentak variabel
independen terhadap variabel terikat, dapat
diketahui dari koefisien determinasi. Besarnya
koefisien determinasi (R2) berkisar antara 0 hingga
1 (0 < R2 < 1). Apabila nilai koefisien determinasi
(R2) bernilai (0) maka tidak ada pengaruh sama
sekali, dari variabel bebas terhadap variabel terikat,
dan sebaliknya. Mengetahui hasil dari uji hipotesis,
apabila hipotesis simultan menggunakan Uji F, dan
hipotesis parsial menggunakan Uji t. Semua
pengujian ini, peneliti mempermudahnya dengan
menggunakan software SPSS 16.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Analisis data diawali dengan uji asumsi
klasik, analisis regresi linier berganda yang setiap
analisis akan di deskripsikan, dapat diuraikan
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik, yang terdiri dari empat uji,
yakni multikolinieritas, heteroskedastisitas,
autokorelasi, dan normalitas. Tetapi dalam
penelitian ini, peneliti tidak menggunakan uji
autokorelasi, sebab sifat dari autokorelasi yakni
time series, yang tidak sesuai dengan judul
penelitian ini. Hasil dari Uji Asumsi Klasik
dapat dilihat sebagai berikut:
a) Hasil Uji Multikolinieritas.
Uji Multikolineritas digunakan untuk
mengetahui hubungan yang kuat di antara
variabel-variabel bebas yang diikut sertakan
dalam pembentukan model. Pemakaian
model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas dan
tidak terjadi korelasi sempurna. Mengetahui
model
regresi
linier
mengalami
multikolinearitas/tidak, dapat dilihat pada
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan
nilai Tolerance. Hasil pada setiap variabel
bebas dikatakan bebas multikolinearitas jika
variabel bebas mempunyai nilai VIF ≤ 10 dan
nilai tolerance ≥ 0.1.
Tabel 1
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Constant
X1
X2
X3
X4
X5
Unstandarlized
Coeffisients
B
Std. Error
3.379
2.489
.142
.068
-.080
.059
.153
.100
.012
.066
.545
.091
Standardized
Coeffisients
Beta
.193
-.143
.142
.017
.533
t
1.358
2.105
-1.359
1.532
.184
5.973
Sig.
.177
.038
.177
.129
.854
.000
Collinearity
Statistics
T
VIF
.670
.505
.650
.670
.703
1.493
1.979
1.537
1.492
1.422
Tabel 1 dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala
multikolinearitas. Terbukti dari nilai
semua variabel bebas mempunyai nilai
tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10.
b) Hasil Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji kesalahan pengganggu pada regresi
liner dan kesamaan varian nilai residual (nilai
sisa) yang tidak sama pada semua
pengamatan di dalam model regresi. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil
Uji
Heteroskedastisitas dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar 1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa
penelitian ini tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas, sebab tidak membentuk
gambar atau pola tertentu, sesuai analisi
menurut Ghozali (2005:94).
c) Hasil Uji Normalitas.
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui
adanya variabel pengganggu yang memiliki
distribusi normal pada model regresi.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
127
Menurut Ghozali (2005:95), “Jika distribusi
data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya”.
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
Pada gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa
hasil penelitian ini adalah normal, sebab
penyebaran plots tidak jauh dari garis
diagonal.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui
hubungan yang signifikan antara variabel bebas
(faktor internal psikologis wisatawan yang
terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian dan sikap) dengan variabel terikat
(pengambilan keputusan memilih tempat
menginap). Dalam penelitian ini, telah di ujikan
pada 113 responden yang sesuai dengan
persyaratan. Pada akhirnya di dapatkan hasil
untuk menjawab rumus dari Regresi Linier
Berganda adalah sebagai berikut: Y = 3.379 +
0.142X1 – 0.080X2 + 0.153X3 + 0.012X4 +
0.545X5 , dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan yang disimbolkan
dengan Y mempunyai nilai konstanta sebesar
3.379, yang artinya Y akan bernilai 3.379
jika nilai kelima variabel bebas yang terdiri
dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian, dan sikap bernilai nol (0).
b. Koefisien regresi Motivasi (X1) sebesar
0,142. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan satu motivasi (X1) maka
pengambilan keputusan (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0.142 dan sebaliknya.
c. Koefisien regresi Persepsi (X2) sebesar 0.080, yang berarti mempunyai koefisien
regresi negatif. Dalam hal ini menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu persepsi (X2),
maka Pengambilan Keputusan (Y) akan
mengalami penurunan sebesar -0.080, dan
sebaliknya.
d. Koefisien regresi pembelajaran (X3) sebesar
0.153. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan satu pembelajaran (X3) maka
pengambilan keputusan (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0.153 dan sebaliknya.
e. Koefisien regresi kepribadian (X4) sebesar
0.012. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan satu kepribadian (X4) maka
pengambilan keputusan (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0.012, dan sebaliknya.
f. Koefisien regresi sikap (X5) sebesar 0.545.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu sikap (X5) maka pengambilan
keputusan (Y) akan mengalami kenaikan
sebesar 0.545, dan sebaliknya.
Hasil Koefisien Determinasi dapat
digunakan untuk mengetahui sumbangan
pengaruh secara simultan yang diberikan
variabel bebas (faktor internal psikologis
wisatawan)
terhadap
variabel
terikat
(pengambilan keputusan tempat menginap).
Dapat di lihat pada Tabel 2, yakni :
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas
Motivasi (x1)
Persepsi (x2)
Pembelajaran (x3)
Kepribadian (x4)
Sikap (x5)
Koefesien
Regresi (B)
0.142
-0.080
0.153
0.012
0.545
Standar
Error
0.068
0.059
0.100
0.066
0.091
Standarized
Coeff.Beta
0.193
-0.143
0.142
0.017
0.533
Konstanta (Constant)
Level of Significance (α)
2
Koefesien Determinasi (R )
Adjust R Square
F - hitung
Probabillitas (Sig.F)
thitung
2.105
-1.359
1.532
0.184
5.973
Prob.
(Sig. t)
0.038
0.177
0.129
0.854
0.000
3.379
0.05
0.400
0.372
14.293
0.000
Variabel Terikat : Pengambilan Keputusan Tempat Menginap (Y)
Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai
tiga hipotesis, diantaranya adalah
a. Hipotesis 1: variabel bebas mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap pengambilan
keputusan.
Dikatakan berpengaruh jika nilai Fhitung lebih
besar daripada Ftabel, dan nilai (sig.) kurang dari
0.05. Hasil pengujian hipotesis ini, dapat dilihat
pada tabel 1, hasilnya adalah Fhitung > FTabel
(14.293 > 2.298), dan nilai (sig.) (0.000 < 0.05),
jadi Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas (faktor
internal psikologi wisatawan) berpengaruh
secara simultan pada pengambilan keputusan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
128
b. Hipotesis 2: variabel bebas mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap pengambilan
keputusan.
Pengujian hipotesis 2 ini, dikatakan
berpengaruh secara parsial jika nilai Thitung
kurang dari Ttabel, dan nilai (sig.) kurang dari
0.05. Hasil pengujian hipotesis ini, dapat dilihat
pada tabel 1, hasilnya adalah variabel motivasi
dan sikap mempunyai pengaruh secara parsial
dan variabel (pembelajaran, persepsi, dan
kepribadian) mempunyai pengaruh, tetapi tidak
signifikan pada pengambilan keputusan.
c. Hipotesis 3: variabel sikap adalah variabel yang
paling dominan dalam pengambilan keputusan.
Sebab, melalui sikap dapat mendorong dan
mendukung terjadinya motivasi yang sudah ada
dalam diri wisatawan.
Faktor internal psikologis wisatawan ada lima,
yakni motivasi, pembelajaran, kepribadian,
persepsi, dan sikap. Tiga variabel yakni
persepsi, pembelajaran, dan kepribadian
mempunyai pengaruh secara parsial, tetapi tidak
signifikan. Hal ini disebabkan karena setiap
individu (wisatawan) mempunyai persepsi, cara
belajar, dan pribadi yang berbeda satu dengan
lainnya, terutama dalam mengambil keputusan
terkait pemilihan tempat menginap. Nilai dari
persepsi diketahui berpengaruh secara negative,
dikarenakan pengaruh persepsi dari wisatawan
dalam mengambil keputusan sangat besar.
Peluang terciptanya persepsi yang sangat baik,
hingga sangat buruk, yang tidak di sukai oleh
wisatawan, adalah besar. Berbeda dengan
motivasi, dalam hal ini motivasi sebagai
dorongan dari wisatawan untuk melakukan
kegiatan wisata, berlibur, dan sebagainya. Dari
dorongan ini akan benar terjadi sebuah kegiatan
wisata, apabila di dukung dan di dorong dengan
adanya sikap.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil dari pembahasan yang sudah dilakukan
pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan,
sebagai berikut:
1. Semua variabel bebas dari faktor internal
psikologis wisatawan seperti Motivasi,
Persepsi, Pembelajaran, Kepribadian, dan Sikap
mempunyai pengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap pengambilan keputusan
tempat menginap di Kertanegara Premium
Guesthouse.
2. Motivasi dan sikap pada faktor internal
psikologis wisatawan mempunyai pengaruh
secara
parsial
dan
signifikan
dalam
pengambilan keputusan tempat menginap.
Faktor internal lainnya seperti persepsi,
pembelajaran, dan kepribadian berpengaruh
secara parsial tetapi tidak signifikan dalam
proses
pengambilan
keputusan
tempat
menginap di Kertanegara Premium Guesthouse.
3. Sikap konsumen mempunyai pengaruh yang
lebih dominan terhadap pengambilan keputusan
terkait memilih tempat menginap di
Kertanegara Premium Guesthouse.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
didapat saran yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi pihak guesthouse ataupun pihak-pihak lain.
Saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Kertanegara Premium Guesthouse
a. Kertanegara
Premium
Guesthouse
diharapkan untuk lebih memperbanyak
penyebaran informasi jika sedang promo
pada beberapa media (website, majalah,
Koran, sosial media), karena banyak
konsumen yang tertarik pada harga promo
yang ditawarkan.
b. Kertanegara
Premium
Guesthouse
diharapkan untuk terus menjaga citra
kebersihannya, karena banyak konsumen
yang tertarik untuk menginap, setelah
melihat dari kebersihannya.
c. Kertanegara
Premium
Guesthouse
diharapkan dapat memperhatikan cita rasa
pada menu sarapan dan pesanan lainnya,
sebab ada beberapa konsumen yang datang
dan menginap dengan motivasinya pada
menu makanan yang ditawarkan dan cita
rasanya yang enak.
2. Bagi Karyawan
Karyawan di
Kertanegara
Premium
Guesthouse diharapkan tetap dan semakin
ramah, cepat dan tanggap dalam memberikan
pelayanan
kepada
konsumen
ataupun
pengunjung. Karena sebagai penjual jasa, hanya
melalui pelayanan yang terbaik yang akan
memberikan pengalaman tak terlupakan bagi
pengunjung.
3. Bagi peneliti lain
Hendaknya penelitian ini bisa dijadikan
referensi untuk penelitian lebih lanjut, melalui
pengembangan variabel, indikator dan item dari
faktor internal psikologis wisatawan terhadap
pengambilan keputusan tempat menginap.
Dapat juga untuk meneliti faktor eksternal
psikologis konsumen, kiranya penelitian di
bidang
psikologis
semakin
bervariasi.
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
129
menyempurnakan penelitian ini ataupun dengan
bahasan yang serupa.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi
Konsumen. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang: BP Undip.
Machin,D., dan M.J. Champbell. 1987. Statistical
Tabel for the Design of Clinical Trial. Oxford
London: Blackwell Scientific Publication.
Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Perilaku konsumen
dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung:
Alfabeta.
Suwena, I Ketut dan I gusti Nugraha Widyatmaja.
2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Bali: Udayana University Press.
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan
Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 28 No. 1 November 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
130