LAKIP BKP YOGYA 2011

(1)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2011 disusun. LAKIP ini menyajikan capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2011 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam bidang pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Keberhasilan dibidang pelayanan operasional karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati tentunya bukan merupakan keberhasilan dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara institusional, namun merupakan keberhasilan yang dicapai dari dukungan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).

Beberapa capaian kinerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara ringkas dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1

Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2011

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi target operasional sertifikasi dan

pengawasan keamanan hayati

95 % x 9.988 = 9.489

12.257 129,17%

Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, eknik, dan metode yang diberlakukan

80 % 85% 106,25%

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

5 % 0 % 100 %

Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)

5 % 1 % 20 %


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan perkarantinaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan merupakan salah satu sektor dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa indonesia menuju masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, mandiri dan bermartabat. Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good govermance) merupakan harapan semua pihak, langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan antara lain Ketetapan MPR-RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas Korupsi dan Nepotisme, Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Inpres Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, dan fungsi, serta peranannya berdasarkan perencanaan yang ditetapkan.

B. Tugas Pokok Dan Fungsi 1. Kedudukan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.210/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, adalah merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.

2. Tugas Pokok

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

3. Fungsi

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;

b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);


(3)

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;

g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

h. Pelaksanaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan;

i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;

j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga; 4. Wilayah Kerja

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai wilayah kerja : a. Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta;

b. Bandar Udara Adisumarmo Solo; c. Kantor Pos Besar Yogyakarta. C. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/2008 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagaimana gambar berikut :

Struktur Organisasi

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta

Gambar 1. Gambar Susunan Organisasi BKP Kelas II Yogyakarta KEPALA

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Karantina Tumbuhan Seksi Karantina

Hewan

Kelompok Jabatan Fungsional


(4)

D. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya LAKIP ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selama Tahun 2011. Capaian kinerja (performance results) 2011 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2011 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Adapun sistematika penyusunan LAKIP adalah sebagai berikut :

Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif);

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi dan sekitar pengantar lainnya;

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja);

Bab III Akuntabilitas Kinerja, dalam bab ini diuraikan sasaran-sasaran organisasi, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja; Bab IV Penutup


(5)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2010-2014

Rencana Strategis (Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen dalam upaya terencana dan sistematis dalam peningkatan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penerbitan, penyempurnaan dan pebaharuan terhadap sistem dalam pelayanan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati.

Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan salah satu wujud operasional dari Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian. Renstra dibuat dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pemerintahan yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pertanian yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun ke-2 pada 2010-2014, maupun Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2010-2014.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina, Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, maka salah satu strategi dalam menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewani dan nabati melalui penyelenggaraan perkarantinaan pertanian.

Agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan harapan pemberi kewenangan, kebutuhan masyarakat, dan untuk memenuhi kewajiban penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dibidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka dibuatlah dokumen Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta.

B. Visi Dan Misi 1. Visi :

Menjadi Institusi Pelayanan Teknis Yang Cepat, Mudah, Transparan Dan AkunTabel Menuju Terwujudnya Karantina Yang Modern Dan Terpercaya Pada Tahun 2014


(6)

2. Misi :

a. Melaksanakan perkarantinaan pertanian dengan pelayanan prima (transparasi dan akuntabilitas)

b. Memberikan jaminan kualitas terhadap komoditas pertanian ekspor di pasar internasional (quality assurance)

c. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina (quarantine minded)

d. Menyelenggarakan tertib administrasi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (good governance)

C. Penetapan Kinerja Tahun 2011

Dokumen Penetapan Kinerja adalah merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi.

Tujuan penetapan kinerja ini antara lain adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan peningkatan kinerja aparatur, serta sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah dan dijadikan dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanki.

Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2011 adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2

Penetapan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2011

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Pelayanan karantina pertanian dan

pengawasan keamanan hayati

Realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati

95 % Tingkat kesesuaian operasional tindakan

karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

80 %

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

5 % Peningkatan indeks kepuasan dan

kepatuhan pengguna jasa (IKM)


(7)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembanding capaian kinerja sasaran. Metode pembanding capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kerja yang diintegrasikan dengan realisasi kinerja yang yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3

Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2011

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi target operasional sertifikasi dan

pengawasan keamanan hayati

95 % x 9.988 = 9.489

12.257 129,17%

Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

80 % 85% 106,25%

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

5 % 0 % 100 % Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan

pengguna jasa (IKM)

5 % 1 % 20 %

Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis berikut indikator kinerjanya, namun demikian juga terdapat beberapa indikator kinerja yang tidak berhasil diwjudkan. Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan dimasa mendatang. Analisis capaian kinerja tersebut selengkapnya tertuang dalam bagian berikut ini.

B. Analisis Capaian Kinerja

1. Indikator kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.


(8)

Tabel 4

Capaian Indikator Kinerja Realisasi Target Operasional Sertifikasi Dan Pengawasan Keamanan Hayati

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi target operasional

sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati

95 % x 9.988 = 9.489 12.257 129,17%

Frekuensi kegiatan operasional Tahun 2010 berjumlah 9.988 yang terdiri dari sertifikasi karantina hewan 5.102 sertifikat dan 4.886 sertifikat karantina tumbuhan. Target pada Tahun 2011 hanya sejumlah 95% dari Tahun 2010 atau sejumlah 9.489 sertifikat. Target Tahun 2011 terlampuai dengan realisasi sejumlah 12.257 sertifikat yang berasal dari 6.426 sertifikat karantina hewan dan 5.831 sertifikat karantina tumbuhan. Dengan demikian capaian kinerja realisasi target operasional sertifikasi dan pengawasan keamanan hayati sebesar 129,17%. Keberhasilan capaian ini disebabkan antara lain:

a. Bertambahnya jumlah pegawai baik tambahan CPNS (3 orang) maupun pegawai titipan dari UPT Karantina Pertanian lainnya (5 orang). Dengan adanya tambahan jumlah pegawai ini maka telah meningkatkan jumlah pengawasan di pintu pemasukan/pengeluaran dan mengurangi jumlah lolosnya komoditas pertanian wajib periksa karantina pertanian, hal tersebut memberikan kontribusi terhadap peningkatan frekuensi dan volume pemeriksaan karantina pertanian.

b. Sosialisasi yang dilaksanakan telah mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melapor kepada petugas karantina pertanian.

c. Kerjasama dan koordinasi instansi terkait telah mampu meningkatkan peran aktif para pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan perkarantinaan dan meningkatkan pemahaman akan arti penting karantina pertanian.

d. Adanya kebijakan pemerintah dengan berlakunya Permentan Nomor 56/Permentan/OT.140/9/2010 tentang Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Diluar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran, maka telah meningkatkan jumlah pemeriksaan yang biasanya dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, dengan adanya Permentan tersebut dapat dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta.


(9)

2. Indikator kinerja tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5

Capaian Indikator Kinerja Tingkat Kesesuaian Operasional Tindakan Karantina Dan Pengawasan Keamanan Hayati Terhadap Kebijakan Standar,

Teknik, Dan Metode Yang Diberlakukan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Tingkat kesesuaian operasional tindakan

karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

80 % 85% 106,25%

Pada Tahun 2011 hanya mentargetkan 80% dapat melaksanakan kegiatan operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Perimbangannya adalah bahwa SOP masih dalam proses penyempurnaan, adanya pegawai baru yang masih memerlukan sosialisasi, pengguna jasa karantina yang berganti-ganti. Dari 16 SOP yang ada (8 SOP tindakan karantina hewan, dan 8 SOP tindakan karantina tumbuhan), SOP yang belum dapat dilaksanakan sesuai ketentuan adalah SOP tindakan karantina yang berkaitan dengan pemusnahan, SOP pemantauan daerah sebar HPHK/OPTK, serta SOP pengelolaan laboratorium.

Dari catatan pada Tahun 2011, maka realisasi dari indikator kinerja : Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan ternyata dapat memperoleh sampai 85%. Dengan demikian maka capaian kinerja mencapai 106,25%.

3. Indikator kinerja prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.


(10)

Tabel 6

Capaian Indikator Kinerja Prosentase Penolakan Kiriman Barang Ekspor Yang Disertifikasi Karantina Pertanian

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Prosentase penolakan kiriman barang

ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

5 % 0 % 100 %

Frekuensi ekspor komoditas selama 5 Tahun pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini :

Tabel 7

Frekuensi Ekspor Komoditas Pertanian

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

Frekuensi KT 811 986 668 468 1.060

Frekuensi KH 458 459 631 444 477

Jumlah 1.269 1.445 1.229 912 1.537

Dari 5 (lima) Tahun kegiatan ekspor komoditas pertanian yang melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, sampai sekarang tidak pernah mengalami adanya penolakan atas kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian ataupun adanya Notification of Non - Compliance (NNC) dari pihak luar negeri, atau realisasi adanya NNC 0 %. Ini membuktikan bahwa selama ini tingkat akurasi dalam penerbitan sertifikat kesehatan komoditas ekspor sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada.

Kegiatan ekspor komoditas karantina hewan yang diekspor melalui Yogyakarta dan Solo berupa kulit jadi dan sarang burung, dengan frekuensi sebagaimana tersebut dalam Tabel 7. Adapun negara tujuan ekspor meliputi: Australia, Canada, China, Jerman, Hongkong, Vietnam, Korsel, Malaysia, Singapura, Thailand, USA, Belanda, dan Philipina.

Frekuensi kegiatan pembebasan ekspor karantina tumbuhan sebanyak 801 kali dengan satuan hitungan berat sebesar 7.655.806,19 kg, naik 1.083 %, satuan hitungan batang sejumlah 204.929 batang naik 669 %, dan satuan hitungan kubikasi 22.489,41 M3 naik 9.470 % dan untuk satuan hitungan kemasan frekuensinya turun 50 % dari 4 kali menjadi 2 kali.

Komoditas yang diekspor diantaranya : buah salak, buah kelapa, rempah-rempah, daun pakis, kayu (moulding), furniture, benih sayuran, dan tembakau kering. Ekspor buah salak ke China sebanyak 224 kali atau 28 %,


(11)

buah kelapa segar tanpa kulit ke Thailand sebanyak 101 kali atau 12,6 %, daun pakis 80 kali atau 10 %, rempah-rempah ke Malaysia, ke Perancis, dan Amerika sebanyak 234 kali atau 29 %.

4. Indikator kinerja peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM). Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8

Capain Indikator Kinerja Peningkatan Indeks Kepuasan Dan Kepatuhan Pengguna Jasa (IKM)

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Peningkatan indeks kepuasan dan

kepatuhan pengguna jasa (IKM)

5 % (84,50)

1 % (81,29)

20 %

Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perkarantinaan pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mempunyai wilayah kerja di Bandar Uadara Adisutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adisumarmo Solo, dan di Kantor Pos Yogyakarta pada Tahun 2010 mendapat nilai 80,48 (BAIK). Dengan adanya upaya perbaikan yang kami laksanakan dan respon yang positif dari pelanggan, maka pada Tahun 2011 kami menargetkan mendapat tambahan nilai IKM 5% (4,02) dari Tahun sebelumnya sehingga menjadi 84,50 (SANGAT BAIK).

Adapun realisasi IKM pada Tahun 2011 hanya sebesar 81,30 (SANGAT BAIK), atau hanya mendapat tambahan senilai 0,81 atau 1 %. Walaupun dari nilai yang ditargetkan tidak tercapai, namun nilai IKM naik dari kategori BAIK (80,48) pada Tahun yang lalu menjadi kategori SANGAT BAIK (81,30) pada Tahun ini. Dari target 5 % dan hanya terealisasi sebesar 1 % maka capaiannya hanya 20 %. Capaian yang tidak memenuhi target ini disebabkan antara lain sebagai berikut:

a. Target yang tinggi;

b. Pelanggan yang selalu berganti-ganti;

c. Keterbatasan waktu dalam penerbangan, sehingga pelanggan tidak sempat mengisi kuisioner;

d. Kuisioner yang dikirimkan sebagian tidak kembali. 5. Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2011 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini:


(12)

Tabel 9

Realisasi Anggaran 2011

Uraian Pagu Realisasi Capaian (%)

Belanja Pegawai 2.430.448.000 2.555.077.944 105,13 Belanja Barang 2.393.957.000 2.206.519.398 92,17 Belanja Modal 1.011.400.000 999.436.500 98,82

Jumlah 5.835.805.000 5.761.033.842 98,72

Capaian anggaran belanja pegawai mengalami peningkatan melebihi pagu anggaran yakni 105,13% disebabkan karena adanya: penambahan jumlah pegawai (3 orang CPNS), penambahan jiwa baik karena menikah ataupun ada kelahiran anak baru serta adanya dua kali perubahan harga beras PNS. Untuk belanja barang capaiannya hanya 92,17% dikarenakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tidak dapat mencapai target yang ditetapkan maka sebagian kegiatan yang dibiayai dengan anggaran PNBP tidak dapat terealisasikan. Dari target Rp 104.000.000,00 yang terealisasi hanya Rp 56.292.000,00 sehingga yang tidak dapat terserap karena tidak ada anggarannya dari PNBP sebesar Rp 47.705.000,00. Selain itu pada Tahun 2011 ada biaya optimalisasi sebesar Rp 32.400.000,00 pada kegiatan Rapat Teknis Regional Wilayah Barat. Pagu dari kegiatan tersebut sebesar Rp 162.000.000,00 namun yang dikontrakkan hanya sebesar Rp 129.600.000,00.

Sedangkan untuk belanja modal capaian mencapai 98,82%. Sisa dari yang tidak terserap ini adalah merupakan sisa karena efisiensi dari hasil lelang pengadaan alat laboratorium.

6. Outcome

Bahwa keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan tupoksi: mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara RI; mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah keluarnya, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari wilayah negara RI apabila negara tujuan menghendakinya.

Dengan berasaskan kelestarian sumber-daya alam hayati hewani, dan nabati maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian selalu siap dan


(13)

waspada dalam melindungi sumber-daya alam hayati hewani dan nabati di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelayanan perkarantinaan yang telah dilaksanakan selama Tahun 2011 terbukti banyak membantu dalam kelancaran lalulintas komoditas pertanian yang dilalulintaskan melalui Bandara Adisucipto Yogyakarta dan Adisumarmo Solo baik untuk tujuan perdagangan, penelitian, komsumsi dan hobi.


(14)

BAB IV P E N U T U P

Laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2011 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro di bidang pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati.

Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dalam melaksanakan berbagai kewajiban. Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas sesuai apa yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada Tahun 2011.

Dimasa mendatang Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta akan senantiasa melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan laporan ini sehingga terwujud transparansi dan akuntabilitas sesuai yang kita ingin wujudkan bersama. Kiranya laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2011 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja kedepan.


(1)

pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5

Capaian Indikator Kinerja Tingkat Kesesuaian Operasional Tindakan Karantina Dan Pengawasan Keamanan Hayati Terhadap Kebijakan Standar,

Teknik, Dan Metode Yang Diberlakukan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan

80 % 85% 106,25%

Pada Tahun 2011 hanya mentargetkan 80% dapat melaksanakan kegiatan operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Perimbangannya adalah bahwa SOP masih dalam proses penyempurnaan, adanya pegawai baru yang masih memerlukan sosialisasi, pengguna jasa karantina yang berganti-ganti. Dari 16 SOP yang ada (8 SOP tindakan karantina hewan, dan 8 SOP tindakan karantina tumbuhan), SOP yang belum dapat dilaksanakan sesuai ketentuan adalah SOP tindakan karantina yang berkaitan dengan pemusnahan, SOP pemantauan daerah sebar HPHK/OPTK, serta SOP pengelolaan laboratorium.

Dari catatan pada Tahun 2011, maka realisasi dari indikator kinerja : Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar, teknik, dan metode yang diberlakukan ternyata dapat memperoleh sampai 85%. Dengan demikian maka capaian kinerja mencapai 106,25%.

3. Indikator kinerja prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian. Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.


(2)

Tabel 6

Capaian Indikator Kinerja Prosentase Penolakan Kiriman Barang Ekspor Yang Disertifikasi Karantina Pertanian

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

5 % 0 % 100 %

Frekuensi ekspor komoditas selama 5 Tahun pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini :

Tabel 7

Frekuensi Ekspor Komoditas Pertanian

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

Frekuensi KT 811 986 668 468 1.060

Frekuensi KH 458 459 631 444 477

Jumlah 1.269 1.445 1.229 912 1.537

Dari 5 (lima) Tahun kegiatan ekspor komoditas pertanian yang melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, sampai sekarang tidak pernah mengalami adanya penolakan atas kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian ataupun adanya Notification of Non - Compliance (NNC) dari pihak luar negeri, atau realisasi adanya NNC 0 %. Ini membuktikan bahwa selama ini tingkat akurasi dalam penerbitan sertifikat kesehatan komoditas ekspor sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada.

Kegiatan ekspor komoditas karantina hewan yang diekspor melalui Yogyakarta dan Solo berupa kulit jadi dan sarang burung, dengan frekuensi sebagaimana tersebut dalam Tabel 7. Adapun negara tujuan ekspor meliputi: Australia, Canada, China, Jerman, Hongkong, Vietnam, Korsel, Malaysia, Singapura, Thailand, USA, Belanda, dan Philipina.

Frekuensi kegiatan pembebasan ekspor karantina tumbuhan sebanyak 801 kali dengan satuan hitungan berat sebesar 7.655.806,19 kg, naik 1.083 %, satuan hitungan batang sejumlah 204.929 batang naik 669 %, dan satuan hitungan kubikasi 22.489,41 M3 naik 9.470 % dan untuk satuan hitungan kemasan frekuensinya turun 50 % dari 4 kali menjadi 2 kali.

Komoditas yang diekspor diantaranya : buah salak, buah kelapa, rempah-rempah, daun pakis, kayu (moulding), furniture, benih sayuran, dan tembakau kering. Ekspor buah salak ke China sebanyak 224 kali atau 28 %,


(3)

daun pakis 80 kali atau 10 %, rempah-rempah ke Malaysia, ke Perancis, dan Amerika sebanyak 234 kali atau 29 %.

4. Indikator kinerja peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM). Capaian indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8

Capain Indikator Kinerja Peningkatan Indeks Kepuasan Dan Kepatuhan Pengguna Jasa (IKM)

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa (IKM)

5 % (84,50)

1 % (81,29)

20 %

Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perkarantinaan pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mempunyai wilayah kerja di Bandar Uadara Adisutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adisumarmo Solo, dan di Kantor Pos Yogyakarta pada Tahun 2010 mendapat nilai 80,48 (BAIK). Dengan adanya upaya perbaikan yang kami laksanakan dan respon yang positif dari pelanggan, maka pada Tahun 2011 kami menargetkan mendapat tambahan nilai IKM 5% (4,02) dari Tahun sebelumnya sehingga menjadi 84,50 (SANGAT BAIK).

Adapun realisasi IKM pada Tahun 2011 hanya sebesar 81,30 (SANGAT BAIK), atau hanya mendapat tambahan senilai 0,81 atau 1 %. Walaupun dari nilai yang ditargetkan tidak tercapai, namun nilai IKM naik dari kategori BAIK (80,48) pada Tahun yang lalu menjadi kategori SANGAT BAIK (81,30) pada Tahun ini. Dari target 5 % dan hanya terealisasi sebesar 1 % maka capaiannya hanya 20 %. Capaian yang tidak memenuhi target ini disebabkan antara lain sebagai berikut:

a. Target yang tinggi;

b. Pelanggan yang selalu berganti-ganti;

c. Keterbatasan waktu dalam penerbangan, sehingga pelanggan tidak sempat mengisi kuisioner;

d. Kuisioner yang dikirimkan sebagian tidak kembali. 5. Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2011 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini:


(4)

Tabel 9

Realisasi Anggaran 2011

Uraian Pagu Realisasi Capaian (%)

Belanja Pegawai 2.430.448.000 2.555.077.944 105,13

Belanja Barang 2.393.957.000 2.206.519.398 92,17

Belanja Modal 1.011.400.000 999.436.500 98,82

Jumlah 5.835.805.000 5.761.033.842 98,72

Capaian anggaran belanja pegawai mengalami peningkatan melebihi pagu anggaran yakni 105,13% disebabkan karena adanya: penambahan jumlah pegawai (3 orang CPNS), penambahan jiwa baik karena menikah ataupun ada kelahiran anak baru serta adanya dua kali perubahan harga beras PNS. Untuk belanja barang capaiannya hanya 92,17% dikarenakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tidak dapat mencapai target yang ditetapkan maka sebagian kegiatan yang dibiayai dengan anggaran PNBP tidak dapat terealisasikan. Dari target Rp 104.000.000,00 yang terealisasi hanya Rp 56.292.000,00 sehingga yang tidak dapat terserap karena tidak ada anggarannya dari PNBP sebesar Rp 47.705.000,00. Selain itu pada Tahun 2011 ada biaya optimalisasi sebesar Rp 32.400.000,00 pada kegiatan Rapat Teknis Regional Wilayah Barat. Pagu dari kegiatan tersebut sebesar Rp

162.000.000,00 namun yang dikontrakkan hanya sebesar Rp

129.600.000,00.

Sedangkan untuk belanja modal capaian mencapai 98,82%. Sisa dari yang tidak terserap ini adalah merupakan sisa karena efisiensi dari hasil lelang pengadaan alat laboratorium.

6. Outcome

Bahwa keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan tupoksi: mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara RI; mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara RI; mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara RI; serta mencegah keluarnya, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari wilayah negara RI apabila negara tujuan menghendakinya.

Dengan berasaskan kelestarian sumber-daya alam hayati hewani, dan nabati maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian selalu siap dan


(5)

wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelayanan perkarantinaan yang telah dilaksanakan selama Tahun 2011 terbukti banyak membantu dalam kelancaran lalulintas komoditas pertanian yang dilalulintaskan melalui Bandara Adisucipto Yogyakarta dan Adisumarmo Solo baik untuk tujuan perdagangan, penelitian, komsumsi dan hobi.


(6)

BAB IV P E N U T U P

Laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2011 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro di bidang pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati.

Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dalam melaksanakan berbagai kewajiban. Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas sesuai apa yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada Tahun 2011.

Dimasa mendatang Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta akan senantiasa melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan laporan ini sehingga terwujud transparansi dan akuntabilitas sesuai yang kita ingin wujudkan bersama. Kiranya laporan akuntabilitas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2011 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja kedepan.