11-Kerangka Sosiologis

RUANG METODOLOGI

KERANGKA SOSIOLOGIS MEMAHAMI
DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP
USAHA KECIL
Dede Mulyanto 1

Abstract
This essay is on the methodological aspect in understanding the impact of natural disasters on small enterprises from the viewpoint of sociology. As a preliminary exploration, this essay attempts to map the socio-culture aspects of disaster and how this aspect influences our way in observing the impact of disaster on
small enterprises. In general, it can be said that there are four social aspects in
examining disaster: the historical aspect; pattern of social adaptation; the
norms, value, and behavior framework; and the practical aspect of policy in responding to natural disaster. Related to the concept of small enterprise's vulnerability, disaster could be placed in the 'shock' factor column which must be seen
along with the level of sustainability of small enterprises.

I

berkekuatan besar, tetapi curah hujan

Bencana alam adalah bagian dari ke-

ditambah dengan penggundulan hu-


yang tinggi pada bulan-bulan tertentu
nyataan geologis Indonesia. Titik-titik

tan oleh para pemegang HPH tidak a-

pertemuan

kan luput mengirim banjir rutin ke be-

antarlempeng

geologis

menjadikan Indonesia sebagai labo-

berapa daerah permukiman. Sebalik-

ratorium asli gempa bumi dan letusan


nya, pada bulan-bulan kering, tidak

gunung berapi. Kedudukan di sekitar

jarang api begitu mudah memuncul-

garis katulistiwa memang tidak begitu

kan titik-titik yang membakar ribuan

menarik secara luar biasa angin-angin

hektar lahan. Di perkotaan, tempat

1 Staf pengajar Jurusan Antropologi UNPAD.

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

115


KERANGKA SOSIOLOGIS MEMAHAMI DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP USAHA KECIL

bermacam usaha kecil-mikro ber-

Tantangan dalam meneliti usaha kecil

juang untuk tetap bertahan hidup,

di daerah bencana tidaklah sedikit.

bencana-bencana

manusia

Perubahan mendadak yang disebab-

seperti kebakaran dan pembumiha-

kan semua bencana membuat peneliti


buatan

ngusan demi pembangunan bukanlah

harus merancang suatu metode ter-

sesuatu yang aneh terjadi.

sendiri untuk memperoleh gambaran

Manusia memahami diri dan lingkung-

erah-daerah yang berubah mendadak

annya melalui berbagai konsep dan

tersebut. Pertama-tama, perlu dite-

jalinan yang diperoleh selama interak-


gaskan

si dengan lingkungannya tersebut,

dampak bencana-bencana ini perlu

baik lingkungan fisik maupun ling-

menilik sudut pandang usaha kecil.

secara tepat dalam waktu cepat di da-

bahwa

dalam

memahami

kungan sosial. Kemampuan manusia


Karena, bagaimana pun, merekalah

merekam kesan dan gagasannya dari

yang pertama mengalami dampak-

generasi ke generasi melalui lemba-

nya. Tulisan ini mencoba menelusuri

ga-lembaga sosialisasi menjadikan

beberapa variabel sosiologis yang

aspek budaya dalam melihat bencana

mungkin ditempatkan dalam upaya

begitu penting. Kiranya sedikit sekali


memahami dampak bencana terha-

tindakan manusia yang tidak menda-

dap usaha kecil.

sarkan diri pada berbagai kesan dan
gagasan yang terlembagakan. Setiap

Di dalam kajian-kajian sosial atas

masyarakat mempunyai kerangka ni-

bencana, paling tidak ada empat pen-

lai, norma, dan pemahaman yang se-

dekatan yang mempunyai kekhusus-

ringkali tidak sama satu dengan lain-


an perhatian dan cakupan masalah

nya. Kerangka sosial-budaya ini bu-

berbeda, yaitu pendekatan sejarah,

kan pula sesuatu yang ajeg dan sudah

ekologi-politik, terapan atau praktis,

seperti itu wujudnya. Kerangka ini

dan sosial-budaya atau pendekatan

merupakan hasil pergulatan panjang

perilaku (Anderskov 2004). Pende-

suatu masyarakat menghadapi ling-


katan

kungannya yang terus-menerus beru-

masalah pengumpulan pengetahuan

sejarah

berkaitan

dengan

bah. Oleh karena itu, selain dilihat sisi

tentang proses perubahan fisik dan

kealamannya, sebagai suatu peristi-

sosial yang memunculkan bencana


wa yang mengguncang kehidupan

dan proses penyesuaian setelahnya.

manusia, bencana alam harus juga di-

Kajian-kajian dalam pendekatan ini

lihat sisi sosial-budayanya.

berkutat dengan masalah penelusuran faktor-faktor adaptif masyarakat

116

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

RUANG METODOLOGI

dan kebudayaan, baik yang berkaitan


mementingkan masalah prakiraan,

dengan kebertahanan maupun ke-

penilaian, dan pencegahan bencana.

hancuran kultural.

Kajian-kajian dalam pendekatan ini
biasanya berpusat pada pembangun-

Pendekatan ekologi-politik merupa-

an sistem peringatan dini, penguatan

kan suatu perpaduan ekologi kultural

kembali

pengetahuan

tradisional

dan ekonomi politik. Dari ekologi kul-

menghadapi bencana, pengetahuan-

tural, pendekatan ini mewarisi panda-

pengetahuan teknis menghadapi ben-

ngan bahwa kebudayaan adalah hasil

cana, pola pelayanan bantuan pasca-

adaptasi manusia, khususnya terha-

bencana, serta dampak politis dan

dap lingkungan. Berbagai lembaga

praktis dari berbagai program ban-

sosial, nilai, ataupun gagasan tentang

tuan.

bencana tiada lain merupakan hasil
penumpukan pengalaman masyara-

Pendekatan perilaku berkaitan de-

kat menghadapi bencana dari genera-

ngan kajian-kajian terhadap persoal-

si ke generasi. Pendekatan teoretis ini

an-persoalan sosial-budaya yang ti-

memperhatikan berbagai pola pe-

dak secara langsung terkait dengan

manfaatan alam oleh masyarakat

lingkungan alam. Umumnya peneli-

yang dikaitkan dengan atau dipenga-

tian perilaku menyoroti perilaku-peri-

ruhi oleh bencana serta bagaimana

laku sosial yang terkait dengan peris-

manusia menyesuaikan diri terhadap

tiwa bencana, penafsiran budaya ter-

lingkungan fisik mereka. Meskipun

hadap risiko dan bencana, serta peru-

pendekatan ini mengerucutkan per-

bahan sosial pascabencana.

hatian pada hubungan manusia dengan alam fisiknya, dengan bantuan

Dari keempat pendekatan tersebut di

ekonomi politik pendekatan ini juga

atas, dapat dikatakan bahwa pengka-

memperhatikan tatanan ekonomi ma-

jian bencana harus memperhatikan

syarakat,

empat aspek sosial dari bencana, yai-

kebijakan,

kekuatan-ke-

kuatan politik, dan berbagai ideologi

tu aspek sejarah, aspek berbagai stra-

yang mempengaruhi dan membentuk

tegi adaptasi masyarakat, aspek ke-

pola hubungan manusia dengan a-

rangka norma, nilai, dan perilaku,

lamnya.

serta aspek praktis untuk kebijakan
menanggapi bencana.

Berbeda dengan dua pendekatan di atas, pendekatan praktis atau terapan

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

117

KERANGKA SOSIOLOGIS MEMAHAMI DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP USAHA KECIL

II

dan menanggulangi berbagai guncangan yang menimpa dan risiko yang

Bencana terkait dengan sifat, jenis,

harus dialami pada suatu waktu ter-

dan besaran sumber bencana serta

tentu, maka bencana alam merupa-

derajat ketahanan atau kerentanan

kan salah satu faktor penting yang

mereka yang tertimpa (Hoffman & Oli-

perlu diperhitungkan. Dalam analisis

ver-Smith 2002). Sebagai daerah tro-

kerentanan usaha, bencana berdiri di

pis yang berada di antara dua lem-

sisi guncangan (shock). Bencana bisa

peng tektonik yang saling bertumbuk-

secara langsung mengguncang usa-

an, jenis bencana alam yang biasanya

ha, bisa pula secara tidak langsung

dialami penduduk Indonesia antara

dengan mengguncang titik-titik pen-

lain gempa bumi, tsunami, badai, dan

ting dalam rantai asupan dan keluaran

kekeringan. Untuk bencana yang ti-

usaha dari hulu hingga hilir. Sebagai

dak sepenuhnya alamiah, mungkin

contoh, industri kecil pengolahan ro-

kebakaran dan banjir menempati u-

tan yang bergantung pada asupan ro-

rutan yang tinggi pula. Berbagai jenis

tan mentah dari Kalimantan, mungkin

bencana tersebut mempunyai sifat

bisa mengalami guncangan ketika da-

berbeda. Setiap bencana juga tidak

erah sumber bahan baku tersebut

terjadi seragam. Besaran kekuatan

mengalami bencana seperti kebakar-

bencana alam berbeda-beda. Perbe-

an hutan, misalnya. Pengaruhnya te-

daan-perbedaan sifat, jenis, dan be-

rasa dalam ketidakseimbangan pa-

saran tentu saja mempunyai dampak

sokan dan permintaan. Mungkin dae-

yang berbeda pula terhadap kerusak-

rah-daerah pemasok bahan bakunya

an dan daya menghadapinya. Kera-

sendiri tidak mengalami permasalah-

gaman tersebut memang perlu diper-

an, tetapi bencana di sekitarnya bisa

hatikan bila hendak mengkaji dampak

mengganggu jumlah aliran bahan ba-

bencana, tetapi dalam tulisan ini as-

ku ke daerah peminta. Dengan demi-

pek kealaman bencana bukan perha-

kian, industri kecil harus lebih keras

tian utama.

bersaing memperoleh pasokan yang
memadai untuk tetap melanjutkan u-

Perhatian utama diberikan pada 'sisi

sahanya. Dampak bencana dalam ka-

sosial' bencana yang menyoroti as-

sus ini bersifat tidak langsung.

pek-aspek dari sisi korban, terutama
pelaku usaha kecil. Bila kerentanan

Bencana Tsunami yang menimpa dae-

usaha terkait dengan persoalan ke-

rah Pangandaran, misalnya, secara ti-

mampuan usaha dalam menghadapi

dak langsung mematisurikan bebera-

118

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

RUANG METODOLOGI

pa industri kecil yang memasok ba-

rena pekerja-pekerja setempat juga

rang-barang kerajinan ke daerah ter-

menjadi korban bencana yang meng-

sebut. Sebut saja industri kecil per-

hadapi banyak masalah dan harus se-

nak-pernik dan pakaian. Sebagai sa-

cepatnya memulihkan diri. Tenaga-te-

lah satu tempat wisata ternama, Pa-

naga kerja yang ada pertama-tama

ngandaran merupakan satu pasar

dimanfaatkan untuk memulihkan in-

permintaan untuk barang-barang ter-

frastruktur setempat seperti rumah-

sebut. Tsunami tidak hanya meng-

rumah, jalan, tempat ibadah, dan se-

hentikan permintaan atas barang, ta-

kolah sebelum akhirnya bisa dimanfa-

pi juga mematikan beberapa usaha

atkan dalam kegiatan produksi (lihat:

yang dijalankan di daerah sekitar. Be-

Hamdan dalam Jurnal ini).

berapa industri rumahan yang bergantung pada bahan baku setempat,

Jadi, sekali lagi, pertama-tama ben-

seperti kerajinan pernak-pernik ke-

cana harus dilihat sebagai guncangan.

rang-kerangan atau anyaman pan-

Tetapi, berbeda dengan guncangan-

dan, mau tidak mau harus berhenti

guncangan yang biasanya menimpa
usaha kecil lainnya seperti kenaikan

berjalan.

harga bahan baku, kenaikan listrik
Gempa bumi yang terjadi di daerah

dan bahan bakar minyak, atau peru-

Yogyakarta telah mematikan bebera-

bahan dalam skema kredit perban-

pa industri kecil dan menghentikan

kan, bencana alam menimpa juga o-

sementara sebagian besar lainnya.

rang-orang yang tidak secara lang-

Beberapa sentra industri kecil, seperti

sung terkait dengan kegiatan usaha.

sentra industri gerabah di Kasongan

Bencana alam tidak hanya berdampak

dan Pundong, secara langsung meng-

pada usaha itu sendiri tapi juga pada

hadapi

karena

lingkungan setempat. Artinya, benca-

gempa ini. Gempa tidak hanya melu-

na bukan jenis guncangan yang me-

luhlantakkan kediaman mereka, tapi

nimpa pengusaha sebagai pengusaha

juga tempat usaha dan daerah bahan

semata, tetapi mengguncang pengu-

baku yang mengakibatkan pasokan

saha sebagai warga; sebagai anggota

beberapa bahan baku menjadi kecil

rumah tangga, keluarga, atau komu-

untuk kegiatan usaha karena dibutuh-

niti. Bencana alam tidak hanya meng-

guncangan

usaha

kan juga untuk pembangunan kemba-

guncang usahanya, tapi juga rumah

li tempat kediaman. Selain itu, pasok-

tangga, keluarga, dan komunitinya.

an tenaga kerja setempat juga sepenuhnya terhenti beberapa waktu ka-

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

119

KERANGKA SOSIOLOGIS MEMAHAMI DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP USAHA KECIL

Bila dampak bencana dikaitkan de-

nimpa, cadangan keuangan tersebut

ngan derajat kerentanan usaha, maka

terpecah untuk memulihkan keadaan

perhatian berikutnya bisa diberikan

ekonomi rumah tangga sekaligus un-

pada kemampuan usaha memulihkan

tuk memulihkan keadaan usaha. Ke-

kembali usahanya setelah gunca-

butuhan-kebutuhan nonusaha seperti

ngan. Beberapa faktor yang terkait

pemenuhan sandang, pangan, papan,

adalah: 1) ada tidaknya cadangan

layanan kesehatan, layanan pendidik-

modal, baik berupa cadangan keua-

an, dan sebagainya tentu tidak bisa

ngan, jaringan sosial yang bisa men-

diabaikan begitu saja demi memulih-

dukung upaya pemulihan; maupun

kan usaha semata. Oleh karena itu,

berupa 2) kemampuan usaha meya-

memahami dampak bencana terha-

kinkan simpul-simpul yang bisa mem-

dap usaha kecil tidak bisa abai terha-

bantu untuk memberikan bantuan-

dap kenyataan ini. Dalam mengkaji

nya. Sebagai contoh, tidak semua pe-

dampak bencana, jumlah dan kompo-

ngusaha kecil gerabah di Yogyakarta

sisi rumah tangga juga sama pen-

yang tertimpa bencana bisa memper-

tingnya dengan jumlah dan komposisi

oleh pinjaman lunak dari perbankan.

pekerja. Semakin besar jumlah ang-

Persoalannya berujung pada dua se-

gota rumah tangga yang bergantung,

bab, yaitu 1) karena tidak mempunyai

maka semakin kecil pula sisa cadang-

jaringan sosial dalam rupa organisasi

an keuangan yang bisa digunakan un-

pengusaha yang bisa menyediakan

tuk pemulihan usaha. Pemulihan usa-

saluran dan 2) karena tidak mempu-

ha ini pun tidak hanya berkaitan de-

nyai rekaman berkelakuan baik (track

ngan perbaikan atau pembaruan sa-

record) dari sudut pandang per-

rana usaha. Pekerja-pekerja yang u-

bankan.

mumnya berasal dari daerah yang sama dengan pengusaha tidak bisa dia-

Ciri umum usaha kecil adalah tidak

baikan begitu saja mengurus perma-

adanya pengaturan keuangan yang

salahannya sendiri-sendiri. Hubungan

benar-benar terpisah antara keua-

ketergantungan timbal-balik (clienti-

ngan usaha dan keuangan rumah

sation) antara pengusaha dan pekerja

tangga pelakunya. Tidak sedikit pula

yang biasanya terbentuk dalam usa-

yang menjadikan rumah tangga seba-

ha-usaha kecil tentu membutuhkan

gai landasan penting usaha. Cadang-

perhatian juga. Di sini, telaah terha-

an keuangan usaha hampir selalu ju-

dap berbagai jalinan hubungan-hubu-

ga adalah cadangan keuangan rumah

ngan sosial yang sepintas lalu tidak

tangga sehingga, ketika bencana me-

120

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

RUANG METODOLOGI

berkaitan langsung dengan kegiatan

rana dan prasarana dasar yang ber-

usaha perlu diperhatikan.

guna dalam melanjutkan bertahan hidup sebelum memulai kembali usaha

Bencana tidak hanya berdampak pada

serta memutus beberapa rantai dalam

perubahan lingkungan fisik, tapi juga

jaringan sosial yang terkait dengan

pada tatanan sosial. Bencana alam

kegiatan usaha.

seperti Tsunami atau gempa bumi
memakan banyak korban jiwa. Tidak

Pelaku-pelaku

sedikit keluarga, kelompok kekera-

bencana, baik secara pribadi maupun

usaha

menanggapi

batan, atau kesatuan ketetanggaan

kolektif, melalui suatu kerangka yang

kehilangan anggota-anggotanya. Hu-

kurang lebih dipahami bersama. Tin-

bungan kekerabatan tidak hanya me-

dakan kolektif mencakup perilaku

nyediakan jalinan hubungan pribadi

yang melaluinya orang bergabung

yang berguna dalam pemulihan dam-

menjalankan lembaga sosial baru ser-

pak psikologis, tapi juga penting da-

ta menciptakan norma-norma baru,

lam banyak hal di dalam kegiatan pro-

tatanan baru, atau bahkan suatu ta-

duksi. Di Aceh, misalnya, persoalan

tanan sosial baru. Tindakan kolektif u-

yang muncul terkaitan dengan sebe-

mumnya ekstra-institusional. Artinya,

rapa banyak jumlah lahan produktif

tindakan-tindakan tersebut berada di

yang harus ditinggalkan dan seberapa

luar semua norma-norma atau tata-

banyak lahan produktif harus dibuka

nan yang berlaku dalam keadaan nor-

untuk memenuhi kebutuhan hidup

mal. Meski tidak menutup kemung-

pascabencana. Hal ini tidak sederha-

kinan berakar dari norma-norma pra-

na. Berbagai lembaga sosial setempat

bencana.

seperti hubungan kekerabatan, sistem pewarisan, dan lembaga kepemi-

Bencana besar seperti tsunami Aceh

likan penting dalam mempengaruhi

menyebabkan kehancuran fisik infra-

tindakan terkait dengan alokasi dan

struktur. Ribuan orang meninggal du-

relokasi sumber daya. Jatuhnya kor-

nia. Sisa penduduk yang tetap hidup

ban dari kalangan keluarga, kerabat,

tidak hanya kehilangan rumah, harta,

atau tetangga selain menyulitkan mo-

atau tempat usaha, tetapi juga ang-

bilisasi tenaga kerja gratis (gotong-

gota keluarga, kerabat, atau tetang-

royong), juga sangat mungkin me-

ga. Pengorganisasian ulang komuniti

rombak tidak sedikit lembaga-lemba-

melalui pemukiman kembali di tem-

ga sosial yang ada. Hal ini berujung

pat baru dengan organisasi baru yang

pada lambatnya upaya pemulihan sa-

dirancang oleh pihak luar mengharus-

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

121

KERANGKA SOSIOLOGIS MEMAHAMI DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP USAHA KECIL

kan orang-orang untuk menata ulang
norma-norma

kehidupan

ganggu. Ciri ini berbeda dengan usa-

bersama

ha-usaha besar yang bisa merekrut

dalam suasana yang baru pula. Tidak

pekerja tak-dikenal dari daerah mana

sedikit orang kehilangan jaringan so-

pun dengan sistem kontrak yang te-

sial yang sebelumnya dimiliki. Dari

gas. Pelaku usaha kecil umumnya me-

korban-korban bencana itu, tidak se-

rupakan bagian dari komuniti. Hubu-

dikit adalah pemasok bahan baku, pe-

ngan-hubungan kerja ditata melalui

kerja, bandar penampung, atau sum-

hubungan-hubungan sosial setempat

ber dana tunai. Pelaku usaha, mau-ti-

yang cenderung memasukkan faktor-

dak-mau harus membangun ulang,

faktor ikatan pribadi seperti keluarga,

dari titik nol, semua jaringan usaha-

kekerabatan, atau ketetanggaan. Un-

nya. Dalam membangun kembali jari-

tuk bencana-bencana yang tidak ba-

ngan usaha ini, titik berangkat yang

nyak memakan korban jiwa, mungkin

mungkin dimasuki adalah keluarga,

pengusaha kecil bisa melanjutkan

kerabat, atau tetangga yang masih hi-

usahanya dengan sumber daya ma-

dup. Dalam perkembangan selanjut-

nusia yang ada. Tetapi untuk bencana

nya, kehadiran LSM atau organisasi

besar seperti yang menimpa Aceh, ke-

pemerintah memang menyediakan

mungkinan itu menjadi sulit karena

saluran baru membangun jaringan

perekrutan kembali pekerja terhalang

usaha.

oleh hilangnya penduduk di lingkungan sekitar. Inilah salah satu titik

Bagi komuniti yang sumber daya eko-

rentan usaha kecil.

nominya berlandaskan pada sumber
daya setempat seperti pada sentrasentra industri kecil di Yogyakarta, ke-

III

sulitan bertambah karena sumber daya alam dan manusia menyusut de-

Bencana bukanlah faktor yang netral

ngan mendadak. Tidak semua komu-

dalam masyarakat. Pemahaman dan

niti mempunyai mekanisme yang ter-

pemaknaan

terhadap

keadaan

lembagakan dalam menghadapi kea-

bencana dan pascabencana tidak bisa

daan seperti ini. Dalam hal tenaga

dielakkan dari kepentingan perseora-

kerja, tentu bukan hal mudah untuk

ngan maupun kelompok. Bencana bi-

memperoleh kembali pekerja. Usaha

sa sebagai variabel independen seka-

kecil biasanya merekrut pekerja me-

ligus dependen dalam perjuangan un-

lalui saluran hubungan-hubungan so-

tuk

sial setempat yang justru sedang ter-

pengaturan sosial atas dominasi atas

122

kontrol

dan

kekuasaan

atas

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

RUANG METODOLOGI

orang dan atas kekayaan pascabenca-

penelusuran berbagai kekuatan poli-

na. Bencana menyediakan kesempat-

tik dan ekonomi pra dan pasca-benca-

an seseorang dengan kekuasaan ter-

na perlu dilakukan.

batas untuk menata sesuai dengan
kepentingannya sehingga memungkinkan

memasukkan

Pemahaman mengenai tatanan politik

kekuasaanya

dan ekonomi dilandasi praanggapan

sendiri dalam keadaan baru pasca-

bahwa di dalam setiap masyarakat

guncangan oleh bencana. Dalam kait-

pasti ada perbedaan akses terhadap

annya dengan usaha, bencana alam

sumber daya ekonomi dan politik.

adalah variabel dalam perubahan so-

Perbedaan akses yang berujung pada

sial yang dihadapi pelaku.

adanya ketimpangan ini tentu bukan

Kerentanan usaha dikaitkan juga de-

karena mukjizat yang dialami seseo-

sesuatu yang muncul dalam sehari
ngan kemampuan suatu usaha me-

rang. Kesenjangan ini muncul sebagai

nanggapi risiko. Berlainan dengan

hasil dari pelembagaan penguasaan

guncangan yang berasal dari luar dan

atas

tidak diperkirakan, risiko dianggap

penumpukannya di antara beberapa

sumber-sumber

daya

dan

bersumber dari luar tapi suatu keada-

orang. Bencana bisa saja meruntuh-

an yang sudah diperkirakan sebelum-

kan susunan masyarakat dan me-

nya. Risiko mengandaikan adanya pe-

munculkan kelompok sosial yang 'ko-

ngetahuan tentang kemungkinan-ke-

munal' karena semua penduduk me-

mungkinan yang harus dihadapi keti-

ngalami kehilangan harta benda. Te-

ka pelaku usaha memasuki suatu are-

tapi, lambat laun, ketimpangan yang

na usaha. Bagi sebagian pelaku, ling-

terlembagakan puluhan tahun akan

kungan pascabencana dilihat sebagai

muncul kembali seiring dengan upaya

arena baru yang menawarkan ke-

pemulihan. Keruntuhan sejenak dari

mungkinan keuntungan-keuntungan

pelapisan sosial ini mungkin merupa-

baru sekaligus juga mengandung risi-

kan peluang bagi sebagian orang. De-

ko. Ketika pasokan dan permintaan

ngan memasuki celah yang ada, seba-

barang di daerah pascabencana tidak

gian orang bisa saja mengambil risiko

seimbang, maka memasuki arena

dan memperoleh keuntungan dari ke-

usaha di sana bisa menghasilkan ke-

adaan yang berubah radikal dalam

untungan yang besar. Di saat usaha-

waktu singkat ini.

usaha lainnya hancur, pelaku yang berani mengambil risiko bisa meraup ke-

Perubahan oleh bencana dan tang-

berhasilan di sana. Oleh karena itu,

gapannya juga tidak bisa lepas dari

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

123

KERANGKA SOSIOLOGIS MEMAHAMI DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP USAHA KECIL

konsep adaptasi. Adaptasi adalah ke-

ma juga penting dalam pemulihan

mampuan untuk menyesuaikan peru-

pascabencana. Di tingkat komuniti

bahan lingkungan tempat orang ting-

kecil tempat pelaku-pelaku usaha ke-

gal. Adaptasi tidak hanya terhadap

cil berada perlu diperhatikan aspek

lingkungan fisik yang berubah, tapi

kultural ini yang pengaruhnya tidak

juga perubahan lingkungan sosial dan

sekecil anggapan orang karena, ba-

kultural (nilai-nilai dan norma-norma)

gaimana pun, manusia memahami di-

pascabencana. Adaptasi kultural ini

ri dan tindakannya melalui konsep-

termasuk inovasi dan kebertahanan

konsep

dalam ingatan kolektif, sejarah kultu-

Mungkin, bagi seorang ilmuwan geo-

yang

dipahami

bersama.

ral, pandangan dunia, simbolisme,

logi atau kaum terpelajar umumnya,

kelenturan tatanan sosial, agama,

bencana bisa dijelaskan secara ilmiah

dan penjelasan sebab-akibat di alam

dengan sumber-sumber teoretis keil-

dalam folklore atau cerita rakyat.

muan. Tetapi, bagi penduduk awam,

Bencana meninggalkan trauma psiko-

sumber-sumber penjelas mengapa

logis dan kehilangan-kehilangan yang

terjadi bencana dan harus bagaimana

mengganggu fungsi-fungsi psikolo-

menghadapinya lebih sering diambil

gis. Fungsi adaptasi kultural ini terkait

dari kepercayaan, mitologi, atau aga-

dengan pemulihan gangguan psikolo-

ma.

gis kolektif karena bencana ini.
Dari uraian di atas dapat dikatakan
Selain itu, adaptasi kultural juga ter-

bahwa memahami dampak bencana

kait dengan penataan kembali konsep

terhadap usaha kecil harus melihat

ruang dan waktu dalam masyarakat

beragam sisi. Petama, sisi derajat ke-

karena bencana merupakan arena

rentanan usaha yang terkait dengan

perjumpaan gagasan kolektif dan

ada tidaknya tameng di tingkat pelaku

kondisi material, termasuk pandang-

usaha menghadapi guncangan tiba-

an tentang supernatural, nasib, dan

tiba. Sisi ini terkait dengan persoalan

keselamatan. Perumusan kenyataan

cadangan modal, baik keuangan, jari-

tentang bencana dan apa yang harus

ngan pendukung, maupun modal so-

dilakukan setelahnya sampai ke ma-

sial pelaku usaha yang berguna dalam

syarakat melalui cerita, mitologi, dan

pemulihan kembali usahanya.

penjelasan-pejelasan agama yang umumnya berujung pada upacara dan

Kedua, sisi lingkungan sosial dan a-

ritual. Oleh karena itu, ritual-ritual se-

daptasi kolektif terhadap bencana.

perti peringatan rutin atau doa bersa-

Bagaimana pun juga pelaku usaha ke-

124

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

RUANG METODOLOGI

cil adalah bagian dari kehidupan ko-

hubungan inilah pelaku usaha bisa

lektif. Pertama-tama perlu diperhati-

menggapai

kan kondisi rumah tangga dan hubu-

pemulihan.

bantuan

dalam

upaya

ngannya dengan kondisi usaha. Kemudian, bagaimana kondisi lingkung-

Ketiga, sisi adaptasi kultural kolektif.

an setempat pra dan pascabencana

Sisi ini terkait dengan berbagai gagas-

serta

ke-

an tentang bencana, tindakan yang

mungkinan upaya pemulihan. Hubu-

perlu menghadapinya, dan kemung-

pengaruhnya

terhadap

ngan-hubungan setempatan seperti

kinan saluran pemulihan kondisi psi-

hubungan

kologis kolektif melalui lembaga-lem-

keluarga,

kekerabatan,

dan ketetanggaan perlu ditelusuri ke-

baga lokal.

adaannya karena melalui hubungan-

Kepustakaan
Anderskov, Christina. 2004. Anthropology and Disaster. Tesis pada Departemen Etnografi dan Antropologi Sosial, Aarhus University. Tidak diterbitkan.
Hamdan, Dani. 2007. “Kondisi Usaha Kecil dan Mikro di Daerah Bencana”.
Jurnal Analisis Sosial 12(1).
Hoffman, Susana M. & Anthony Oliver-Smith. 2002. Catasthrophe and culture. Santa Fe: School of American Research Press.

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL. 12 NO. 1 MARET 2007

125