ISAK 29 Pengupasan Lapisan tanah dan PSAK 33 pajak 10112015 1

(1)

ISAK 29

BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH

TAHAP PRODUKSI


(2)

Agenda

Perkembangan Standar Akuntansi

1.

Standar Akuntansi

Pertambangan

2.

PSAK 33 & ISAK 29

3.

Ilustrasi dan Contoh

Pelaporan


(3)

PSAK BERBASIS IFRS

EFEKTIF TAHUN 2015


(4)

Standar Akuntansi

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan

keuangan yang relevan dan reliable

(

representational faitfullness

)

Memudahkan penyusun laporan keuangan

karena ada pedoman baku sehingga

meminimalkan bias dari penyusun

Memudahkan auditor dalam mengaudit

Memudahkan pembaca laporan keuangan

untuk menginterpretasikan dan

membandingkan laporan keuangan entitas

yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak

sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan

kepada masing-masing pengguna

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan

keuangan yang relevan dan reliable

(

representational faitfullness

)

Memudahkan penyusun laporan keuangan

karena ada pedoman baku sehingga

meminimalkan bias dari penyusun

Memudahkan auditor dalam mengaudit

Memudahkan pembaca laporan keuangan

untuk menginterpretasikan dan

membandingkan laporan keuangan entitas

yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak

sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan

kepada masing-masing pengguna


(5)

Laporan Keuangan  Penghasilan Kena Pajak

Standar Akuntansi akan menentukan besarnya laba

entitas

Pembukuann entitas didasarkan pada ketentuan

dalam standar akuntasi keuangan.

Pajak dihitung berdasarkan Penghasilan Kena Pajak.

Jika tidak ditentukan khusus dalam UU Pajak

Penghasilan,

penghasilan dan beban mengikuti

ketentuan yang ada dalam standar Akuntansi

Keuangan.

Proses perhitungan penghasilan kena pajak didasarkan

atas laba sebelum pajak yang dikoreksi / rekonsilitasi

secara fiskal.

Sistem Akuntansi dirancang untu mendukung

pembukuan berdasarkan standar Akuntansi, sehingga

dokumen dan kertas pendukung untuk informasi dalam

Standar Akuntansi akan menentukan besarnya laba

entitas

Pembukuann entitas didasarkan pada ketentuan

dalam standar akuntasi keuangan.

Pajak dihitung berdasarkan Penghasilan Kena Pajak.

Jika tidak ditentukan khusus dalam UU Pajak

Penghasilan,

penghasilan dan beban mengikuti

ketentuan yang ada dalam standar Akuntansi

Keuangan.

Proses perhitungan penghasilan kena pajak didasarkan

atas laba sebelum pajak yang dikoreksi / rekonsilitasi

secara fiskal.

Sistem Akuntansi dirancang untu mendukung

pembukuan berdasarkan standar Akuntansi, sehingga

dokumen dan kertas pendukung untuk informasi dalam


(6)

Perbedaan Pajak dan

Akuntansi

PSAK

Undang-

Undang

AKUNTANSI

PAJAK

PERBEDAAN

Perman

en

Tempore

r

Pajak Tangguhan:

Aset / LiabilitasBeban/Pendapata

BOOK TAX GAP/

DFFERENCE –

Tax Planning atau


(7)

Sejarah Standar Akuntansi

Pra

PAI

1973

PAI

1973

Harmonis

asi IAS

1994-2007

Konverg

ensi

IFRS

2008-2012

Konverg

ensi

IFRS

2012-2015

8 Desember 2008 Komitmen

mendukung IFRS sebagai standar

akuntansi keuangan global

8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2015 Efektif 1 Januari 2015


(8)

Empat Pilar Standar Akuntansi

Indonesia

IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013

dilakukan revisi beberapa standar dan ditambahkan standar

baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015

SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik tidak signifikan.

DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah

Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

signifikan - SAK-ETAP

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK

Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan -

SAP


(9)

SAK ETAP

SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa

akuntabilitas publik

signifikan

ETAP adalah entitas yang:

Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general

purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.

Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.

Lebih sederhana antara lain:

Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan

Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan

metode ekuitas.

Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak

tangguhan

Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.


(10)

PSAK SYARIAH

Basis transaksi

Digunakan oleh entitas yang melakukan

transaksi syariah baik entitas lembaga syariah

maupun non lembaga syariah

Pengembangan dengan model PSAK umum

namun berbasis syariah dengan acuan fatwa

MUI

PSAK 100 – PSAK 110

• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah

• PSAK 107 Akuntansi Ijarah

• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

• PSAK 110 Akuntansi Sukuk

• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah

• PSAK 107 Akuntansi Ijarah

• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

• PSAK 110 Akuntansi Sukuk

• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013

• PSAK 103 Akuntansi Salam

• PSAK 104 Akuntansi Istishna

• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah

• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013

• PSAK 103 Akuntansi Salam

• PSAK 104 Akuntansi Istishna

• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah


(11)

SAP

Instansi Pemerintah menggunakan Standar

Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP

71 tahun 2010

Standar disusun oleh Komite Akuntansi

Pemerintahan kemudian ditetapkan dengan PP

Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam

menyusun LKPP dan LKPD:

instansi pemerintah pusat

Instansi pemerintah daerah

BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP

dan PSAK,

BUMN (sbg investasi pemerintah)  menggunakan PSAK

Entitas sektor publik selain pemerintah


(12)

PSAK – IFRS BASED

Wajib diterapkan untuk entitas dengan

akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan

publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.

Dapat diterapkan oleh entitas lainya.

Basis transaksi, bukan basis industri.

Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi

user laporan keuangan

Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012

– tahap 1


(13)

Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS

terbaru)

Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam

Standar bagian depan.

Substansi / konseptual

Redaksional

Tanggal efektif

Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti

pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.

Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang

dinamis mengikuti IFRS


(14)

Karakteristik Standar ??

Principle

Based :

Judgment

Dinamis

Fair Value

Lebih

banyak

Pengungkap


(15)

Karakteristik IFRS

IFRS menggunakan “

Principles Base “ :

Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar

sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi

apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar

akuntansi.

Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai

pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi)

atau menggunakan jasa penilai

Mengharuskan pengungkapan (

disclosure

) yang lebih banyak

baik kuantitaif maupun kualitatif

IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan


(16)

Roadmap IFRS di Indonesia

Efektif

< 2010

Efektif

< 2010

3 PSAK1 ISAK9 PPSAK1 PISAK

3 PSAK1 ISAK9 PPSAK1 PISAK

Efektif

2011

Efektif

2011

16 PSAK6 ISAK1 PPSAK

16 PSAK6 ISAK1 PPSAK

Efektif

2012

Efektif

2012

11 PSAK12 ISAK3 PPSAK

11 PSAK12 ISAK3 PPSAK

Efektif

2013

Efektif

2013

22 PSAK1 ISAK2 PPSAK

22 PSAK1 ISAK2 PPSAK

Efektif

2014&2

015

Efektif

2014&2

015

4 PSAK

9 Revisi PSAK4 ISAK (2014)1 PPSAK

(2014)

Penyesuan

SAK

4 PSAK

9 Revisi PSAK4 ISAK (2014)1 PPSAK

(2014)

Penyesuan

SAK

IAS / IFRS dalam proses adopsi:

a. IFRS 9 Financial Instruments

b. IFRS 14 Regulatory Deferral

Accounts

c. IFRS 15 Revenue from

Contracts with Customers

Diskusi IFRS

a. IFRS 4 Insurance Contract

b. Leases

c. Conceptual Framework –

Reporting Entity


(17)

PSAK 2013 & 2014

N

O IFRS STATUS

1 IFRS 10: Consolidated Financial

Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]

2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

3 IFRS 12: Disclosure of Interests in

Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]

4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]

5 IFRIC 18: Transfer of Assets from

Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014] 6 IFRIC 19: Extinguishing Financial

Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

7 IFRIC 20: Stripping Costs in the


(18)

PSAK 2013 & 2014

18

N

O IFRS STATUS

1 IAS 1: Presentation of Financial

Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015] 2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]

3 IAS 27: Separate Financial

Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in

Associates and Joint Ventures

PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]

5 IAS 32: Financial Instruments:

Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments:

Recognition and Measurement

(IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)

PSAK 55: Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 8 IFRS 7: Financial Instruments:

Disclosures PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]


(19)

PSAK non IFRS

1. PSAK 28:

Akuntansi Kontrak Asuransi

Kerugian

;

2. PSAK 36:

Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

;

3. PSAK 38:

Akuntansi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali

;

4. PSAK 34: Kontrak Konstruksi

5. PSAK 44: Pendapatan Real Estate

6. PSAK 45:

Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

;

7. ISAK 25:

Hak atas Tanah


(20)

Perkembangan setelah 1 Januari

2015

IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari

2018)

IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1

Januari 2016)

IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers

(efektif 1 Januari 2017)

IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam

pertimbangan DSAK IAI

Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari

2016)

IFRS terbaru:

Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts

IFRS on Leases

Amandemen dan penyesuaian IFRS lain


(21)

Public Hearing 30 Juni 2015

ISAK 30 Pungutan

Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative

Amandemen PSAK 1 : Prakarsa

Pengungkapan

Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38

Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19:

Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan

dan Amortisasi

Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee

Contributions

Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti

Kontribusi Pekerja


(22)

Public Hearing 21 September 2015

PSAK 69 Agrikultur

ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti

Investasi

Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam

Laporan Keuangan Tersendiri

Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi

Penerapan Pengecualian Konsolidasi

Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi

Kepentingan dalan Operasi Bersama


(23)

PSAK 69

Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen

transformasi biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.

• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.

• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis milik entitas.

Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual,

kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.

Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.

Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.


(24)

PERKEMBANGAN


(25)

PSAK Pertambangan Umum

PSAK 33 ( 1994) Pertambangan Umum - mengatur

akuntansi untuk perusahaan pertambangan

PSAK 33 (2011) Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada

Pertambangan Umum

ISAK 29 (2013) Biaya Pengupasan Lapisan Tanah

Tahap Produksi pada Tambangan Terbuka

201

1

2013

Saat ini tidak ada standar akuntansi khusus

industri pertambangan umum atau industri


(26)

PSAK terkait Pertambangan

Umum

ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah

Tahap Produksi pada Tambangan Terbuka

PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber

Daya Mineral

PSAK 57 Provisi dan Kontijensi

PSAK 16 Aset tetap, PSAK 19 Aset

takberwujud dan PSAK 14 Persediaan

PSAK

Khusus

PSAK pelaporan keuangan : PSAK 1, 2, 3, 5, 4,

65

PSAK pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan item dalam laporan keuangan

PSAK 50, 55, 60, 23, 30, 46, 24, dll

PSAK

Umum

PSAK lain yang relevan jika Perusahaan

memiliki transaksi ini PSAK 22: Kombinasi

Usaha; PSAK 8: Peristiwa setelah tanggal

laporan keuangan, dll


(27)

PSAK 33 (1994) Akuntansi

Pertambangan

Mengatur akuntansi atas aktivitas pertambangan umum

secara detail dan rinci.

Pengaturan meliputi uraian kegiatan, biaya yang terjadi,

perlakuan akuntansi, penyajian dan pengungkapan.

Diuraikan untuk kegiatan:

Eksplorasi (termasuk evaluasi),

Pengembangan dan Konstruksi,

Produksi, dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pengaturan yang dilakukan dalam PSAK ini sebenarnya

telah diatur dalam PSAK lain, namun secara spesifik

industri Pertambangan.

PSAK 33 1994, lebih mirip sebuah pedoman akuntansi

bukan standar akuntansi, karena mengatur hal-hal yang

detail.


(28)

PSAK 33 (1994) Akuntansi Pertambangan

Belum terdapat cadangan, izin masih berlaku, dan kegiatan

eksplorasi signifikan masih dilakukan.

Terdapat cadangan terbukti dan izin masih berlaku.Biaya eksplorasi mencakup biaya perizinan.

Biaya eksplorasi diakui sebagai beban, kecuali:

Biaya konstruksi diakui sebagai aset tetap.

Biaya pengembangan diakui sebagai aset (biaya yang ditangguhkan).

Biaya pengupasan lapisan tanah awal diakui sebagai aset

(beban tangguhan).

Biaya pengupasan lapisan tanah selanjutnya diakui sebagai

beban.

Biaya produksi diakui sebagai persediaan.

Biaya produksi

Biaya pengelolaan lingkungan hidup dalam aktivitas eksplorasi

dan pengembangan diakui sebagai aset (beban tangguhan).

Biaya pengelolaan lingkungan hidup dalam aktivitas produksi diakui sebagai beban.


(29)

PSAK 33 (2011) Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Ruang lingkup Standar :

aktivitas pengupasan lapisan tanah dan;

aktivitas pengelolaan lingkungan hidup

Biaya lain perlakuannya mengikuti PSAK yang

lain, misal, biaya ditangguhkan mengikuti prinsip

akrual jika memiliki manfaat lebih dari satu

periode. Penangguhan biaya mengikuti PSAK 16

atau 19 tergantung substansi transaksinya.

Pengelolaan lingkungan hidup diatur khusus

karena perusahaan pertambangan harus

membuat provisi pengelolaan lingkungan hidup.

Ketentuan transisi tidak diatur  mengikuti PSAK


(30)

Definisi

Lingkunga

n Hidup

Lingkunga

n Hidup

biaya yang timbul atas usaha

mengurangi dan mengendalikan

dampak negatif kegiatan

pertambangan

, dan biaya rutin

lainnya

kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan, dan mahluk

hidup, termasuk di dalamnya

manusia dan perilakunya, yang

memengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan

manusia, serta mahluk hidup

lainnya.

Biaya

Lingkunga


(31)

Definisi

Dampak

pengambang

an

Dampak

pengambang

an

a) Pencemaran lingkungan,  masuknya

komponen ke dalam lingkungan dan/atau

berubahnya tatanan lingkungan, sehingga

kualitasnya menjadi kurang atau tidak dapat

berfungsi sesuai peruntukannya.

(b) Perusakan lingkungan, yaitu tindakan yang

menimbulkan perubahan sifat-sifat dan/atau

hayati yang mengakibatkan lingkungan

kurang berfungsi dalam menunjang

pembangunan berkesinambungan.

Biaya

Lingkunga

n Hidup

Upaya terpadu dalam:

Pemanfaatan

Penataan

Pemeliharaan

Pengawasan

Pengendalian


(32)

Pengakuan dan Pengukuran

Pengupasan tanah awal

untuk membuka

tambang

Pengupasan tanah awal

untuk membuka

tambang

Pengupasan tanah yang

dilakukan sebelum produksi

dimulai

Diakui sebagai

aset

(beban tangguhan)

Diakui sebagai

aset

(beban tangguhan)

Pengupasan tanah

lanjutan

Pengupasan tanah

lanjutan

dilakukan selama masa

produksi

Diakui sebagai

beban

Diakui sebagai

beban

berdasarkan rasio rata-rata

Aktivitas Pengupasan Lapisan

Tanah


(33)

Pengakuan

Klasifikasi

Biaya

Klasifikasi

Biaya

Biaya pengupasan tanah penutup dibedakan

antara pengupasan tanah awal untuk

membuka tambang, yaitu pengupasan tanah

yang dilakukan sebelum produksi dimulai dan

pengupasan tanah lanjutan yang dilakukan

selama masa produksi.

Pengakua

n

Biaya pengupasan tanah awal diakui sebagai aset

(beban tangguhan), sedangkan biaya pengupasan

tanah lanjutan diakui sebagai beban.

Pengukura

n

Sebelum produksi dilaksanakan, dihitung terlebih

dahulu rasio rata-rata tanah penutup (average

stripping ratio), yaitu perbandingan antara

taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah penutup

terhadap taksiran ketebalan bahan galian (seperti

batubara) yang juga dinyatakan dalam satuan


(34)

Pengakuan dan Pengukuran

Rasio Rata-rata Tanah Penutup (

average stripping ratio)

Definisi: perbandingan antara

taksiran kuantitas lapisan

batuan/tanah penutup

terhadap

taksiran ketebalan

bahan gali

an (seperti batubara) yang juga dinyatakan dalam

satuan unit kuantitas.

Rasio Rata-rata Tanah Penutup (

average stripping ratio)

Definisi: perbandingan antara

taksiran kuantitas lapisan

batuan/tanah penutup

terhadap

taksiran ketebalan

bahan gali

an (seperti batubara) yang juga dinyatakan dalam

satuan unit kuantitas.

Rasio

aktual

tanah

penutup

Rasio

aktual

tanah

penutup

Rasio

aktual

tanah

penutup

Rasio

aktual

tanah

penutup

Tidak jauh beda

Rasio

rata-rata

Rasio

rata-rata

Rasio

rata-rata

Rasio

rata-rata

biaya

pengupasan

seluruhnya

dapat

dibebankan

biaya

pengupasan

seluruhnya

dapat

dibebankan

Lebih besar

Kelebihan

pengupasan 

biaya

ase

t

(beban tangguhan)

Kelebihan

biaya

pengupasan 

ase

t

(beban tangguhan)

Aset dibebankan

pada periode

dimana rasio aktual

Aset dibebankan

pada periode

dimana rasio aktual

jauh lebih kecil dari


(35)

Pengakuan

Biaya

Lanjutan

Biaya

Lanjutan

Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya

dibebankan berdasarkan rasio rata-rata tanah

penutup.

Pengukura

n

Dalam keadaan di mana rasio aktual tanah

penutup (yaitu rasio antara kuantitas

tanah/batuan yang dikupas pada periode

tertentu terhadap kuantitas bagian cadangan

yang diproduksi untuk periode yang sama)

tidak berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya,

maka biaya pengupasan tanah yang timbul

pada periode tersebut seluruhnya dapat

dibebankan.

Dalam hal rasio aktual berbeda jauh dengan

rasio rata-ratanya, maka apabila rasio aktual

lebih besar dari rasio rata-ratanya, kelebihan

biaya pengupasan diakui sebagai aset (beban

tangguhan).


(36)

Provisi Biaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Pengakuan dan Pengukuran

Provisi pengelolaan lingkungan hidup harus diakui jika:

terdapat

petunjuk yang kuat

bahwa telah

timbul

kewajiban

pada tanggal pelaporan keuangan

akibat

kegiatan yang telah dilakukan

;

terdapat

dasar yang wajar

untuk menghitung jumlah

kewajiban yang timbul

Provisi pengelolaan lingkungan hidup harus diakui jika:

terdapat

petunjuk yang kuat

bahwa telah

timbul

kewajiban

pada tanggal pelaporan keuangan

akibat

kegiatan yang telah dilakukan

;

terdapat

dasar yang wajar

untuk menghitung jumlah

kewajiban yang timbul

Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang

timbul sebagai akibat kegiatan

eksplorasi dan

pengembangan

aset

(beban tangguhan)

Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang

timbul sebagai akibat kegiatan

eksplorasi dan

pengembangan

aset

(beban tangguhan)

Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang

timbul sebagai akibat

kegiatan produksi tambang 

beban

Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang

timbul sebagai akibat

kegiatan produksi tambang 

beban


(37)

Pengakuan dan Pengukuran

Jika jumlah pengeluaran pengelolaan lingkungan hidup

yang aktual pada tahun berjalan sehubungan dengan

kegiatan periode lalu lebih besar dari pada jumlah

akrual yang telah dibentuk

selisihnya dibebankan

ke

periode

di mana

kelebihan tersebut timbul

.

Pada tanggal pelaporan, jumlah provisi pengelolaan

lingkungan hidup harus

dievaluasi

kembali untuk

menentukan apakah jumlah akrualnya

telah

memadahi

.


(38)

Penyajian

Taksiran Provisi

pengelolaan lingkungan hidup

laporan posisi keuangan

Jumlah yang dilaporkan:

kewajiban yang

telah ditangguhkan dikurangi dengan


(39)

Pengungkapan Provisi Lingkungan Hidup

a.Kebijakan akuntansi sehubungan dengan:

i. Perlakuan akuntansi atas pembebanan biaya ii. pengelolaan lingkungan hidup;

iii.Metode amortisasi atas biaya pengelolaan lingkungan iv.hidup yang ditangguhkan.

b.Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan:

i. Saldo awal;

ii.Penyisihan yang dibentuk; iii.Pengeluaran sesungguhnya; iv.Saldo akhir.

c. Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan dan yang sedang berjalan;

d. Kewajiban bersyarat sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan kewajiban bersyarat lainnya sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan.


(40)

Tanggal Efektif dan Penarikan

Tanggal Efektif

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk

periode tahun buku yang dimulai pada

atau setelah 1 Januari 2012.

Tanggal Efektif

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk

periode tahun buku yang dimulai pada

atau setelah 1 Januari 2012.

Penarikan

Pernyataan ini menggantikan PSAK 33

(1994):

Akuntansi Pertambangan Umum

.

Penarikan

Pernyataan ini menggantikan PSAK 33


(41)

ISAK 29:

BIAYA PENGUPASAN TANAH PADA

TAHAP PRODUKSI


(42)

PPSAK 12

PSAK 33: Aktivitas

Pengupasan Lapisan Tanah & Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan

Umum

Pengupasan

Lapisan Tanah

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

ISAK 29

Dicabut?

UU No.

4 Th

2009

“Warisan” PSAK 33

(1994)

Didrive dari UU No 11 th 1967

& PP terkait

PSAK

57


(43)

ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah

Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka

Standar hanya mengatur pengupasan lapisan

tanah pada tahap produksi

Biaya pengelolaan lingkungan hidup mengikuti

ketentuan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontijensi

dan Aset Kontijensi.

ISAK 29: mengadopsi IFRIC 20

Stripping Cost in

Production Phase of a Surface Mine

per 1 Januari

2013. Semua diadopsi kecuali terkait dengan


(44)

ISAK 29: BIAYA PENGUPASAN LAPISAN

TANAH

ISAK 29

Biaya Pengupasan

Tanah pada tahap

Pengembangan

Biaya Pengupasan

Tanah pada Tahap

Produksi

Tidak diatur

Menghasilkan 2

benefit

Menghasilkan

persediaan

Meningkatk

an Akses

Aset aktivitas

pengupasan

PSAK 14:


(45)

Pendahuluan

Referensi

Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan

PSAK 1: Penyajian Laporan

Keuangan

PSAK 14: Persediaan

PSAK 16: Aset Tetap

PSAK 19: Aset Takberwujud


(46)

Pendahuluan

Dalam tambang terdapat aktivitas memindahkan

sisa penambangan  permukaan tanah yang

dibuang untuk memperoleh akses menuju cadangan

mineral

Tahap pengembangan tambang (sebelum produksi)

 biaya pengupasan tanah umumnya dikapitalisasi

kemudian disusutkan, setelah produksi dimulai

Entitas pertambangan dapat melanjutkan

pemindahan overburden dan menimbulkan biaya

pengupasan lapisan tanah selama tahap produksi

tambang.


(47)

Pendahuluan

Material yang dipindahkan tidak selamanya 100% limbah, seringkali

kombinasi natara mineral dan limbah.

Rasio dari mineral terhadap limbah dapat berkisar dari yang berkualitas

rendah yang tidak memiliki nilai ekonomi hingga yang berkualitas tinggi yang dapat menguntungkan.

Pemindahan material dengan rasio mineral terhadap limbah yang

rendah dapat menghasilkan material yang berguna yang dapat diolah menjadi persediaan.

Pemindahan ini mungkin juga membuka akses menuju material di

lapisan yang lebih dalam yang memiliki rasio mineral terhadap limbah yang lebih tinggi.

Aktivitas pengupasan lapisan tanah entitas akan memperoleh dua

manfaat: material yang masih bermanfaat (usable ore) dapat diolah menjadi persediaan dan peningkatan akses menuju jumlah material yang lebih besar yang akan ditambang di masa depan.

Interpretasi mempertimbangkan kapan dan bagaimana memperlakukan

secara terpisah dua manfaat yang dihasilkan dari aktivitas pengupasan


(48)

Pendahuluan

Interpretasi ini diterapkan untuk biaya pemindahan

material yang timbul dalam aktivitas penambangan

terbuka selama tahap produksi (“biaya pengupasan

lapisan tanah pada tahap produksi

Ruang Lingkup

Pengakuan biaya pengupasan lapisan tanah pada

tahap produksi sebagai aset;

Pengukuran awal aset aktivitas pengupasan lapisan

tanah; dan

Pengukuran selanjutnya aset aktivitas pengupasan

lapisan tanah.


(49)

Intepretasi

Sepanjang manfaat dari aktivitas pengupasan

lapisan tanah direalisasikan dalam bentuk

produksi persediaan, entitas mencatat biaya

aktivitas pengupasan lapisan tanah sesuai

dengan prinsip-prinsip dalam PSAK 14:

Persediaan.

Sepanjang manfaat tersebut adalah

peningkatan akses menuju material, entitas

mengakui biaya tersebut sebagai aset tidak

lancar, jika kriteria pada paragraf 09 terpenuhi.

Interpretasi ini merujuk aset tidak lancar

tersebut sebagai “aset aktivitas pengupasan

Pengakuan Biaya Pengupasan Lapisan

Tanah pada Tahap Produksi sbg Aset


(50)

Intepretasi

besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomik masa depan (peningkatan

akses menuju bijih mineral) yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan mengalir kepada entitas;

entitas dapat mengidentifikasi komponen bijih mineral yang aksesnya

telah ditingkatkan; dan

biaya yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dengan

komponen tersebut dapat diukur secara andal.

Kriteria pengakuan Aset aktivitas pengupasan lapisan

tanah, jika memenuhi seluruh kriteria terpenuhi

Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah dicatat sebagai penambahan

atau peningkatan aset yang telah ada. Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah akan dicatat sebagai bagian dari aset yang telah ada.

Klasifikasi aset aktivitas pengupasan lapisan tanah sebagai aset berwujud

atau aset takberwujud sama dengan aset yang telah ada. Sifat aset yang telah ada akan menentukan apakah entitas mengklasifikasikan aset

aktivitas pengupasan lapisan tanah sebagai aset berwujud atau aset


(51)

Intepretasi

Setelah pengakuan awal, aset aktivitas pengupasan lapisan tanah dicatat

menggunakan biaya perolehan atau jumlah revaluasian dikurangi penyusutan atau amortisasi dan rugi penurunan nilai.

Aktivitas pengupasan lapisan tanah disusutkan atau diamortisasi

menggunakan dasar yang sistematis, selama masa manfaat ekspektasian dari komponen mineral yang teridentifikasi yang menjadi lebih mudah

diakses sebagai akibat dari aktivitas pengupasan lapisan tanah. Metode unit produksi diterapkan kecuali ada metode lain yang lebih tepat.

Masa manfaat ekspektasian dari komponen mineral teridentifikasi yang

digunakan untuk menyusutkan atau mengamortisasi aset aktivitas

pengupasan lapisan tanah akan berbeda dengan masa manfaat ekspektasian yang digunakan untuk menyusutkan atau mengamortisasi pertambangan itu sendiri dan masa manfaat dari aset tambang yang terkait. Pengecualian

terhadap hal ini adalah dalam kondisi terbatas ketika aktivitas pengupasan lapisan tanah memberikan peningkatan akses menuju sisa mineral yang belum ditambang. Sebagai contoh, hal ini mungkin terjadi menjelang akhir masa manfaat tambang ketika komponen yang teridentifikasi komponen akhir dari mineral (ore body) yang akan diekstraksi.

Pengukuran selanjutnya aset aktivitas Pengupasan

Lapisan Tanah


(52)

Biaya Pengupasan Lapisan Tanah

Entitas mengakui aset aktivitas pengupasan lapisan tanah

jika dan hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:

Entitas mengakui aset aktivitas pengupasan lapisan tanah

jika dan hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:

Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomik masa

depan yang terkait dengan aktivitas pengupasan

lapisan tanah akan mengalir kepada entitas

Entitas dapat mengidentifikasi komponen bijih mineral

yang aksesnya telah ditingkatkan; dan

Biaya yang terkait dengan aktivitas pengupasan

lapisan tanah dengan komponen tersebut dapat diukur

secara andal


(53)

Biaya Pengupasan Lapisan Tanah

Pengakuan Selanjutnya

Setelah pengakuan awal, aset aktivitas pengupasan lapisan

tanah dicatat menggunakan biaya perolehan atau jumlah

revaluasian dikurangi (penyusutan atau amortisasi dan

impairment)

Pengakuan Awal

Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah pada saat pengakuan

awal dicatat pada biaya perolehan

Pengakuan Aset

Aset pengupasan lapisan tanah diakui aset jika memenuhi

kriteria pengakuan


(54)

Tangal Efektif dan Ketentuan Transisi

Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk tahun buku yang

dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014.

Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk biaya pengupasan

lapisan tanah pada tahap produksi yang terjadi pada atau setelah

permulaan dari periode sajian terawal.

Pada permulaan dari periode sajian terawal, setiap saldo aset

yang sebelumnya telah diakui yang dihasilkan dari aktivitas

pengupasan lapisan tanah selama tahap produksi (“aset

pengupasan lapisan tanah terdahulu”) diklasifikasikan kembali

sebagai bagian dari aset yang telah ada yang terkait dengan

aktivitas pengupasan lapisan tanah, sejauh aset pengupasan

lapisan tanah terdahulu tersebut dapat dikaitkan dengan

komponen mineral tersisa yang teridentifikasi. Saldo tersebut

disusutkan atau diamortisasi selama masa manfaat ekspektasian

dari komponen mineral utama yang teridentifikasi yang terkait

dengan setiap saldo aset pengupasan lapisan tanah terdahulu.

Jika tidak ada komponen mineral utama yang teridentifikasi yang

terkait dengan aset pengupasan lapisan tanah terdahulu, maka


(55)

PSAK 64

Eksplorasi dan Evaluasi

Sumber Daya Mineral


(56)

Ruang Lingkup

56 1.Exploration 2.Evaluation

IFRS 6

Exploration for

and Evaluation of

Mineral

Resources

PSAK 29

Akuntansi Minyak

dan Gas Bumi

PSAK 33

Akuntansi

Pertambangan

Umum

1.Eksplorasi (& evaluasi) 2.Pengembangan 3.Produksi 4.Pengolahan 5.Transportasi 6.Pemasaran 7.Lain-Lain

• Pelabuhan Khusus

• Telekomunikasi

• Kontrak Bantuan Teknis • Unitisasi • Kontrak Pengurasan Tahap 1.Eksplorasi (& evaluasi)

2.Pengembangan & Konstruksi 3.Produksi 4.Pengelolaan Lingkungan Hidup 1.Eksplorasi 2.Evaluasi 1.Eksplorasi 2.Evaluasi

PSAK 66

Evaluasi Sumber

Daya Mineral

PSAK 66

Evaluasi Sumber

Daya Mineral


(57)

Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi

Pengur usan Ijin Pengur usan Ijin

Eksplorasi & Evaluasi

Eksplorasi & Evaluasi

Pengemban

gan Pengemban gan Produksi & Pengolahan Produksi & Pengolahan Lain–Lain Setelah Produksi Lain–Lain Setelah Produksi

IFRS 6

IFRS 6

IAS 8, 38,

16, 37 &

36

IAS 8, 38,

16, 37 &

36

PSAK 29 & PSAK 33

PSAK 29 & PSAK 33

Beban diakui sebagai aset

Pengukuran awal, aset dicatat pada

harga perolehan

Pengukuran selanjutnya sesuai

Dibebankan pada periode

berjalan, kecuali jika:

Kegiatan eksplorasi yang

signifikan masih berjalan, dan

Cadangan Terbukti belum

dapat ditentukan.

Sudah dapat dibuktikan bahwa

terdapat Cadangan Terbukti.

Ditangguhkan &

diamortisasi pada saat

produksi

Penurunan nilai - berlaku

Estimasi biaya restorasi -

berlaku

All other

applicable IFRSs

All other

applicable IFRSs

Technical feasibility &

commercial viability /

adangan Terbukti


(58)

Tujuan

Menetapkan pelaporan keuangan atas eksplorasi

dan evaluasi sumber daya mineral.

pengembangan terbatas atas praktik akuntansi yang

ada untuk pengeluaran eksplorasi dan evaluasi;

entitas yang mengakui aset eksplorasi dan evaluasi

untuk menilai apakah aset tersebut mengalami

penurunan nilai sesuai dengan Pernyataan ini dan

mengukur setiap penurunan nilai sesuai dengan PSAK

48

;

pengungkapan yang mengidentifikasikan dan

menjelaskan atas jumlah yang timbul dari eksplorasi dan

evaluasi sumber daya mineral dalam laporan keuangan

dan membantu pengguna laporan keuangan untuk


(59)

Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan untuk pengeluaran

yang terjadi atas eksplorasi dan evaluasi.

Tidak mengatur aspek akuntansi lain dari entitas

yang melakukan eksplorasi dan evaluasi sumber

daya mineral.:

sebelum eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral

seperti pengeluaran yang terjadi sebelum entitas

memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu

wilayah tertentu.

setelah kelayakan teknis dan kelayakan komersial atas

penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan.


(60)

Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan aset eksplorasi dan evaluasi

Sesuai PSAK 25 (revisi 2009) >> penerapan kebijakan

akuntansi manajemen

Pengakuan biaya eksplorasi dan evaluasi

Diakui sebagai aset E&E

Pengukuran aset E&E

Diukur pada biaya perolehan.

Dapat memilih model biaya atau model revaluasi sesuai

PSAK 16 (2011) atau PSAK 19 (revisi 2010)


(61)

Penyajian

Klasifikasi aset E&E

(sesuai sifat aset),

yaitu:

Aset berwujud (mis: sarana dan

drilling rigs

)

Aset takberwujud (mis: hak pengeboran)

Reklasifikasi aset E&E

Saat kelayakan teknis dan kelangsungan usaha

komersial atas penambangan sumber daya mineral

dapat dibuktikan; dan

Diuji penurunan nilai (rugi penurunan nilai diakui)


(62)

Pengukuran Aset Explorasi dan

Evaluasi

Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya

perolehan.

Komponen biaya perolehan:

Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi

yang spesifik yang mana pengeluaran diakui

sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan

menerapkannya secara konsisten.

Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran

yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber

daya mineral spesifik.


(63)

Contoh Biaya Perolehan

a. perolehan untuk eksplorasi;

b. kajian topografi, geologi, geokimia, dan

geofisika;

c. pengeboran eksplorasi;

d. parit;

e. pengambilan contoh; dan

f. aktivitas yang terkait dengan evaluasi

kelayakan teknis dan kelangsungan usaha

komersial atas penambangan sumber daya

mineral.


(64)

Pengukuran Biaya Perolehan

Pengeluaran yang terkait dengan pengembangan

sumber daya mineral tidak diakui sebagai aset

eksplorasi dan evaluasi.

Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dan

PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud

memberikan panduan pengakuan aset yang timbul

dari pengembangan.

Sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009):

Provisi,

Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi suatu

entitas

mengakui setiap kewajiban untuk

pemindahan dan restorasi yang terjadi selama

periode tertentu sebagai konsekuensi dari


(65)

Pengukuran setelah Biaya

Perolehan

Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan

salah satu model biaya atau model revaluasi atas

aset eksplorasidan evaluasi.

Jika entitas menerapkan model revaluasi (model

dalam PSAK 16 (2007):

Aset Tetap atau model

dalam PSAK

19 (revisi 2010):

Aset takberwujud),

maka diterapkan secara

entitas konsisten dengan

klasifikasi atas aset tersebut secara konsisten


(66)

Perubahan Kebijakan

Akuntansi

Entitas dapat mengubah kebijakan

akuntansinya jika perubahan kebijakan

tersebut dapat membuat laporan keuangan

menjadi lebih relevan dan andal.

Entitas mempertimbangkan unsur relevan

dan keandalan dengan menggunakan

kriteria dalam PSAK 25 (revisi 2009):


(67)

Klasifikasi Aset Explorasi &

Evaluasi

Entitas mengklasifikasi aset eksplorasi dan

evaluasi sebagai aset berwujud atau aset

takberwujud sesuai dengan sifat aset yang

diperoleh dan menerapkan klasifikasi tersebut

secara

konsisten

.

Beberapa aset eksplorasi dan evaluasi

diperlakukan sebagai aset takberwujud (hak

pengeboran), atau aset berwujud (sarana dan

drilling rigs).

Penggunaan aset berwujud merupakan bagian

dari biaya perolehan aset takberwujud.

Penggunaan aset berwujud untuk

mengembangkan suatu aset takberwujud tidak

mengubah aset berwujud menjadi aset


(68)

Pengklasifikasian Kembali

Aset Eksplorasi dan Evaluasi

Suatu aset tidak diklasifikasikan sebagai

aset eksplorasi dan evaluasi ketika

kelayakan teknis dan kelangsungan usaha

komersial atas penambangan sumber daya

mineral dapat dibuktikan.

Aset eksplorasi dan evaluasi diuji

penurunan nilainya, dan setiap rugi

penurunan nilai diakui, sebelum


(69)

Penurunan Nilai (par 17)

Aset eksplorasi dan evaluasi diuji

penurunan nilainya ketika fakta dan kondisi

menyatakan bahwa jumlah tercatat aset

eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah

terpulihkan.

Ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa

jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi

melebihi jumlah terpulihkan, entitas

mengukur, menyajikan dan mengungkapkan

setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan

PSAK 48 (revisi 2009):

Penurunan Nilai

Aset

, kecuali seperti yang disajikan dalam

paragraf 20.


(70)

Indikasi Penurunan Nilai

Periode hak eksplorasikedaluarsa selama periode berjalan

atau akan kedaluarsa dalam waktu dekat, dan tidak

diharapkan untuk diperbarui;

pengeluaran substantif untuk kepentingan lebih lanjut tidak

dianggarkan atau direncanakan;

eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral tidak

menunjukan penemuan yang memenuhi skala ekonomis

atas sumber daya mineral dan entitas telah memutuskan

untuk menghentikan aktivitas pada wilayah tertentu

tersebut;

keberadaan data yang cukup mengindikasikan bahwa,

meskipun pengembangan pada suatu wilayah tertentu

sedang dalam proses pengerjaan, jumlah tercatat aset

eksplorasi dan evaluasi tidak dapat terpenuhi seluruhnya


(71)

Penurunan Nilai

Entitas menentukan suatu kebijakan

akuntansi untuk mengalokasikan aset

eksplorasi dan evaluasi ke unit penghasil

kas atau kelompok unit penghasil kas untuk

tujuan penilaian aset yang mengalami

penurunan nilai.

Setiap unit penghasil kas atau kelompok

unit penghasil kas yang mana aset

eksplorasi dan evaluasi telah dialokasikan

tidak lebih besar dari segmen operasi yang

telah ditentukan sesuai dengan PSAK 3


(72)

Pengungkapan

Entitas mengungkapkan informasi yang

mengidentifikasikan dan menjelaskan

jumlah yang telah diakui dalam laporan

keuangan yang timbul dari eksplorasi dan

evaluasi sumber daya mineral.

kebijakan akuntansi atas pengeluaran eksplorasi dan

evaluasi termasuk pengakuan atas aset eksplorasi dan

evaluasi.

jumlah aset, liabilitas, penghasilan dan beban, dan arus

kas operasi dan arus kas investasi yang timbul dari

eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral.

Pengungkapan dilakukan sesuai dengan

klasifikasinya PSAK 16 (revisi 2007):

Aset Tetap

atau PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud


(73)

Tanggal Efektif

Entitas menerapkan Pernyataan

ini untuk periode tahun buku

yang dimulai pada atau setelah

1 Januari 2012.


(74)

Ketentuan Transisi

Jika persyaratan tertentu di paragraf 17 tidak

praktis (definisi sesuai PSAK 25) diterapkan untuk

memberikan informasi komparatif yang dapat

dikaitkan dengan laporan keuangan tahunan yang

dimulai sebnelum 1 Januari 2012, maka entitas


(75)

ILUSTRASI LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN BATU BARA


(76)

Ilustrasi - ITM

Penyajian dalam laporan keuangan – biaya


(77)

Ilustrasi - ITM

Biaya pengupasan lapisan tanah

• Proses penambangan termasuk pemindahan overburden dan material lain dan pengambilan batubara. Dalam keadaan tertentu, Grup menangguhkan biaya pengupasan tanah yang terjadi selama tahap produksi tambang (pit atau sub-pit).

• Biaya pengupasan tanah pada tahap produksi dapat dikapitalisasi dalam biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan apabila memenuhi semua kriteria berikut:

– besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan

(peningkatan akses menuju lapisan batubara) yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan mengalir ke entitas;

– entitas dapat mengidentifikasi komponen lapisan batubara yang aksesnya telah ditingkatkan; dan

– biaya-biaya terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dengan komponen tersebut dapat diukur secara andal.

• Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah pada awalnya diukur pada biaya perolehan, biaya ini merupakan biaya-biaya yang secara langsung terjadi untuk melakukan aktivitas pengupasan lapisan tanah yang meningkatkan akses terhadap komponen batubara yang teridentifikasi, ditambah alokasi biaya overhead yang dapat diatribusikan secara langsung.


(78)

(79)

(80)

Ilustrasi - Adaro

Penyajian dalam laporan keuangan – biaya

pengupasan tanah ditangguhkan


(81)

Ilustrasi - Adaro

Aset eksplorasi dan evaluasi

Aktivitas eksplorasi dan evaluasi meliputi pencarian sumber daya mineral setelah Grup memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu, penentuan

kelayakan teknis, dan penilaian komersial atas sumber daya mineral spesifik.

Pengeluaran eksplorasi dan evaluasi meliputi biaya yang berhubungan langsung dengan:

• perolehan hak untuk eksplorasi;

• kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika;

• pengeboran eksplorasi;

• emaritan dan pengambilan contoh; dan

• aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya

• mineral.

Biaya eksplorasi dan evaluasi yang berhubungan dengan suatu area of interest dibebankan pada saat terjadinya

kecuali biaya tersebut dikapitalisasi dan ditangguhkan, berdasarkan area of interest, apabila memenuhi salah satu dari ketentuan berikut ini:

• terdapat hak untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi suatu area dan biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh kembali melalui keberhasilan pengembangan dan

ekploitasi di area of interest tersebut atau melalui penjualan atas area of interest tersebut; atau

• kegiatan ekplorasi dalam area of interest tersebut belum mencapai tahap yang memungkinkan penentuan adanya cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat


(82)

Ilustrasi - Adaro

Properti pertambangan

• Biaya pengembangan yang dikeluarkan oleh atau atas nama Grup diakumulasikan secara terpisah untuk setiap area of interest pada saat cadangan terpulihkan yang secara ekonomis dapat

diidentifikasi. Biaya tersebut termasuk biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada konstruksi tambang dan infrastruktur terkait, tidak termasuk biaya aset berwujud dan hak atas tanah (seperti hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai) yang dicatat sebagai aset tetap.

• Ketika keputusan pengembangan telah diambil, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi pada area of interest tertentu dipindahkan sebagai “tambang dalam pengembangan” pada akun

properti pertambangan dan digabung dengan pengeluaran biaya pengembangan selanjutnya.

• “Tambang dalam pengembangan” direklasifikasi ke “tambang yang berproduksi” pada akun

properti pertambangan pada akhir tahap komisioning, ketika tambang tersebut dapat beroperasi sesuai dengan maksud manajemen.

• “Tambang dalam pengembangan” tidak disusutkan sampai direklasifikasi menjadi “tambang yang berproduksi”.

• Ketika timbul biaya pengembangan lebih lanjut atas properti pertambangan setelah dimulainya produksi, maka biaya tersebut akan dicatat sebagai bagian dari “tambang yang berproduksi” apabila terdapat kemungkinan besar tambahan manfaat ekonomi masa depan sehubungan

dengan biaya tersebut akan mengalir ke Grup. Apabila tidak, biaya tersebut dibebankan sebagai biaya produksi.

• “Tambang yang berproduksi” (termasuk biaya eksplorasi, evaluasi dan pengembangan, serta

pembayaran untuk memperoleh hak penambangan dan sewa) diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi, dengan perhitungan terpisah yang dibuat untuk setiap area of interest.

• “Tambang yang berproduksi” dideplesi mengunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti dan cadangan terduga. Properti pertambangan yang diperoleh melalui suatu kombinasi


(83)

Ilustrasi - Adaro

Biaya pengupasan tanah penutup

• Biaya pengupasan tanah penutup merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk membuang tanah penutup suatu tambang. Biaya pengupasan tanah penutup yang terjadi pada tahap pengembangan tambang sebelum

dimulainya produksi diakui sebagai biaya pengembangan tambang dan akan dideplesi menggunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti dan cadangan terduga.

• Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya dibebankan sebagai biaya produksi berdasarkan nisbah kupas tahunan yang direncanakan.

Nisbah kupas tahunan yang direncanakan tersebut ditentukan berdasarkan rata-rata rencana tambang lima tahunan. Dalam keadaan dimana nisbah kupas aktual tidak berbeda jauh dengan nisbah kupas yang direncanakan, biaya pengupasan tanah yang terjadi selama tahun tersebut diakui sebagai biaya produksi. Dalam hal nisbah kupas aktual jauh lebih besar dari nisbah kupas yang direncanakan, kelebihan biaya pengupasan dicatat dalam

laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan. Biaya pengupasan yang ditangguhkan akan

dibebankan sebagai biaya produksi pada periode dimana nisbah kupas aktual jauh lebih kecil dari nisbah kupas rata-rata yang direncanakan.


(84)

Ilustrasi – PT. Adaro


(85)

Ilustrasi – PT Bukit Asam

Penyajian


(86)

TERIMA

KASIH

Dwi Martani 081318227080

martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Dwi Martani 081318227080

martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com


(87)

ASET TETAP - MODEL REVALUASI

PROPERTI INVESTASI – FAIR VALUE


(88)

Pengertian Aset Tetap

Definisi

 Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par

6)

1.

Dimiliki

untuk

digunakan

dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;

dan

2. Diharapkan digunakan selama

lebih dari satu

periode

.

Tidak

berlaku

untuk

Hak penambangan

Reservasi tambang

Ciri

Used in operations

” and not

for resale.

Long-term

in nature and

usually depreciated.


(89)

Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui

sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)

a)Besar

kemungkinan

manfaat

ekonomis

di masa depan berkenaan

dengan aset tersebut akan

mengalir

ke entitas; dan

b)Biaya perolehan

aset dapat

diukur

secara andal

.

Kriteria pengakuan berlaku

pada saat

pengakuan awal

dan untuk

biaya

setelah perolehan awal.


(90)

Pengukuran Awal

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi

diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus

diukur sebesar biaya perolehan. (par 15)

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi

diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus

diukur sebesar

biaya perolehan

. (par 15)

Biaya

Perolehan

Biaya

Perolehan

Biaya yang

dapat

diatribusikan

secara

langsung

Biaya yang

dapat

diatribusikan

secara

langsung

pembongkaran dan

Biaya

pemindahan aset

tetap dan restorasi

lokasi aset

Biaya

pembongkaran dan

pemindahan aset

tetap dan restorasi


(91)

Biaya Setelah Perolehan Awal

Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban

di laporan laba rugi komprehensif periode berjalan

Perawatan

Suku cadang kecil

Penggantian aset akan menambah aset jika:

Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat

lebih dari satu periode dan diukur dengan andal)

Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai

aset

Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset

jika:

Memenuhi kriteria aset

Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik)

dihentikan pencatatanya

Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban

di laporan laba rugi komprehensif periode berjalan

Perawatan

Suku cadang kecil

Penggantian aset akan menambah aset jika:

Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat

lebih dari satu periode dan diukur dengan andal)

Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai

aset

Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset

jika:

Memenuhi kriteria aset

Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik)


(92)

Komponen biaya Perolehan

a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian

yang

tidak dapat dikreditkan

setelah dikurangi diskon

pembelian dan potongan lain;

b) Biaya-biaya yang

dapat diatribusikan secara langsung

untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan

agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan

maksud manajemen

c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset

tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya

tersebut timbul

ketika aset tersebut diperoleh, atau

karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode


(93)

Dismantling Cost

Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk

dijadikan kantor senilai 2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya

untuk modifikasi interior ruangan sebesar 1.000juta.

Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan

kosong di akhir masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior

tersebut 100 juta. Harga perolehan peralatan interior perolehan

interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya pembongkaran.

100 juta : (1 + 6%)

8

= 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga

6%

Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk

dijadikan kantor senilai 2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya

untuk modifikasi interior ruangan sebesar 1.000juta.

Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan

kosong di akhir masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior

tersebut 100 juta. Harga perolehan peralatan interior perolehan

interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya pembongkaran.

100 juta : (1 + 6%)

8

= 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga

6%

Contoh

Contoh

Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal

berikut:

Dr

Aset Tetap

1.062,741 jt

Cr Kas

1.000 jt

Kewajiban diestimasi

63,741jt

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1

Cr

Beban bunga 3,764 jt

Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal

berikut:

Dr

Aset Tetap

1.062,741 jt

Cr Kas

1.000 jt

Kewajiban diestimasi

63,741jt

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1


(94)

Dismantling Cost

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya

yang dikeluarkan sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah

mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di

akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya

untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80

milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya

restorasi 24,94.

Example

Example

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal

berikut:

Dr

Aset Tetap 524,94 milyar

Cr

Kas

500

milyar

Kewajiban diestimasi

24,94 milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1

Cr

Beban bunga 1,497 milyar

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal

berikut:

Dr

Aset Tetap 524,94 milyar

Cr

Kas

500

milyar

Kewajiban diestimasi

24,94 milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1

Cr

Beban bunga 1,497 milyar


(95)

PSAK 13

Tanah dan Bangunan  Investasi

Properti

Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:

properti (tanah atau bangunan—atau bagian

dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai

(oleh pemilik atau lessee melalui sewa

pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau

untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan

tidak untuk

:

1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan

barang atau jasa atau untuk tujuan

administratif; atau

2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Sebagian aset digunakan sebagian yang


(96)

PSAK 26 (IFRS

23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual

(dengan modifikasi)

SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman

tidak

dikapitalisasi

Konsisten dengan prinsip harga perolehan

Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan

Qualifying assets

Periode kapitalisasi

Jumlah yang dikapitalisasi

Bunga Pinjaman (PSAK 26)

Qualifying Assets / Aset kualifikasi

Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun

atau menyiapkan aset tujuan penggunaannya:

Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun


(97)

Pertukaran Aset

Biaya perolehannya diukur dengan

jumlah

tercatat dari aset yang diserahkan

.

Substansi

Komersial

Substansi

Komersial

Nilai wajar

Aset

dipertukarkan

Nilai wajar

Aset

dipertukarkan

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran

diukur sebesar

nilai wajar

kecuali

:

Tidak memiliki

substansi

komersial

, atau

Nilai wajar aset yang diterima

dan diserahkan

tidak dapat

diukur

secara

andal


(98)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus

memilih

antara:

Cost Model

Cost Model

Revaluation Model

Revaluation Model

Sebagai kebijakan

akuntansinya, dan

Menerapkan kebijakan

tersebut terhadap

seluruh aset tetap

dalam

kelompok yang

sama

.


(99)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Model

Cost Model

Revaluation Model

Revaluation Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap

dicatat sebesar :

Biaya perolehan

dikurangi

Akumulasi penyusutan dan

Akumulasi rugi penurunan nilai

aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap

dicatat sebesar :

Jumlah revaluasian

, yaitu

nilai

wajar

pada tanggal revaluasi,

dikurangi

Akumulasi penyusutan dan

Akumulasi rugi penurunan nilai

aset


(100)

Nilai Wajar

Nilai wajar adalah jumlah yang

dipakai untuk mempertukarkan

suatu aset antara pihak-pihak yang

berkeinginan

dan

memiliki

pengetahuan

memadai dalam

suatu transaksi dengan wajar.

Bukan nilai yang akan diterima atau

dibayarkan entitas dalam suatu

transaksi yang dipaksakan, likuidasi

yang dipaksakan, atau penjualan akibat


(1)

Revaluation Model

Example

Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000

Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Aset Tetap 1.200.000

Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000 Cr - Surplus Revaluasi 800.000


(2)

Revaluation Model

Example

Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000

dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan

revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000

Cr – Aset Tetap

3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi

700.000

Cr – Aset Tetap

700.000.


(3)

Revaluation Model

Example

Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan

akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000

Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi 300.000

Dr – Surplus Revaluasi 400.000

Cr – Aset Tetap 700.000


(4)

Revaluation Model

• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 2010 dan

menggunakan metode revaluasi

• Mesin tersebut

disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.

• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 48.000

• Buat jurnal untuk

tahun 2010 dan 2011.

Contoh

Contoh

Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000

Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000

Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan

10,000

Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan

10,000

Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000

Cr Surplus Revaluasi 8,000

Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000

Cr Surplus Revaluasi 8,000

Revaluation Model

Revaluation Model

Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000

Cr Akumulasi Penyusutan 12,000

Dr Surplus Revaluasi 2,000 Cr Saldo Laba 2,000

Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000

Cr Akumulasi Penyusutan 12,000

Dr Surplus Revaluasi 2,000 Cr Saldo Laba 2,000

1.1.2010

31.12.2011

116


(5)

Penurunan Nilai – PSAK 48

• PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas: 1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat

aset,

2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan

3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi

dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)

• Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini

penggunaan aset.

• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi

• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan

• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah


(6)

Penghentian Pengakuan

• Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:

a) dilepaskan; atau

b)Tidak ada manfaat ekonomis masa

depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-sewa balik).

• Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.