024 383 400 Proseding Donggala Final
Buku 2 : Bidang Mineral
PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN DONGGALA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Moe’tamar
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Kegiatan prospeksi dibagi dalam 2 blok, blok utara dan blok selatan, yang meliputi 3 (tiga)
wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Damsol, Kecamatan Sojol dan Kecamatan Sojol Utara.
Metoda prospeksi yang dilakukan meliputi pengumpulan data sekunder; pengumpulan data
primer dan analisis laboratorium untuk mengetahui secara pasti kandungan unsur logam yang
terdapat dalam bijih.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan didukung oleh analisis geokimia endapan
sungai dan batuan maka diperoleh 2 zona prospek dan beberapa zona indikasi adanya
mineralisasi. Di wilayah Blok Selatan, prospek logam dasar dan besi terdapat di daerah Bukit
Bayang dan Bukit Ogololo ditunjukkan oleh hasil analisis geokimia batuan berkisar (2060-9345)
ppm tembaga (Cu), kandung besi berkisar (8,14-36,36)% juga termasuk ke dalam zona anomali
geokimia sedimen sungai Mn-Cu_As. Daerah prospek logam emas ditemukan pada sebaran
urat yang memotong granit mika lapuk di wilayah Bukit Tintina. Hasil analisis geokimia batuan
menunjukkan angka yang tinggi diantaranya pada conto DG 010 R dengan kandungan (4,348174,100) ppm Au, yang didukung oleh zona anomali gabungan Au-As dan Au- Mo. Hasil
analisis inklusi fluida pada conto urat kuarsa mengindikasikan mineralisasi emas di Bukit Tintina
diduga merupakan model sistem urat emas perak epithermal sulfidasi rendah berada pada zona
Precious Metal Horizon bagian bawah hingga Base metal (model kompilasi dari :
Buchanan1980, dkk). Daerah indikasi mineralisasi logam hanya didukung oleh adanya zona
anomali gabungan diantaranya pada indikasi mineralisasi Dola, Lembahmukti dan Silandoya.
Untuk wilayah Blok Utara indikasi mineralisasi diantaranya indikasi mineralisasi Pesi
terdapatnya urat kuarsa tebal 1m yang memotong batuan granit-granodiorit, urat tersebut
mengandung 1017 ppb atau 1,017 ppm emas dan indikasi mineralisasi logam Tandiyo adanya
zona anomali gabungan unsur Zn-Ag-Pb-Mo-Fe dan piritisasi.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
383
Buku 2 : Bidang Mineral
Secara administratif, daerah penyelidikan
PENDAHULUAN
termasuk
dalam
wilayah
Kabupaten
Latar Belakang
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, yang
Kabupaten Donggala ini didasarkan dari
meliputi 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu
penyelidik terdahulu dan ditinjau dari segi
Kecamatan Damsol, Kecamatan Sojol dan
geologi, kemungkinan daerah ini masih
Kecamatan Sojol Utara, lokasi tersebut
mempunyai potensi keterdapatan mineral
dibagi menjadi 2 blok yaitu Blok Utara
logam maupun mineral-mineral lainnya.
(meliputi sebagian Kecamatan Sojol dan
Wilayah Kabupaten Donggala berada pada
Kecamatan Sojol Utara) dan Blok Selatan
busur
(meliputi sebagian Kecamatan Sojol dan
magmatik,
yang
memungkinkan
untuk terbentuknya endapan logam dasar
Kecamatan Damsol), (Gambar 1).
dan logam mulia.
Metoda
Berkenaan dengan salah satu tugas dan
. Metoda dan tahapan penyelidikan adalah
fungsi Pusat Sumber Daya Geologi, maka
sebagai berikut :
pada Tahun Anggaran 2009, Kelompok
Program
Penelitian
Mineral
•
Pengumpulan
data
sekunder;
melakukan
mempelajari data maupun laporan-
prospeksi Mineral Logam di Kabupaten
laporan terdahulu berkaitan dengan
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
aspek geologi, indikasi mineralisasi
di daerah penyelidikan.
•
Maksud dan Tujuan
Pengumpulan
data
primer
Maksud dilakukannya prospeksi mineral
melakukan pengamatan langsung
logam di Kabupaten Donggala, Provinsi
di
Sulawesi Tengah adalah untuk mencari
adanya indikasi mineralisasi yang
data primer maupun data sekunder tentang
terdapat di wilayah penyelidikan.
potensi sumberdaya mineral yang terdapat
Penyelidikan
di daerah ini untuk melengkapi bank data
cara
mineral data yang telah dimiliki oleh Pusat
singkapan batuan termineralisasi,
Sumber Daya Geologi.
penyelidikan
lapangan
adalah
untuk
pemutakhiran
dilakukan
sedimen
sungai,
dengan data terbaru dan akurat. Data
geologi
tersebut
sekala 1 : 50.000 .
untuk
memudahkan pemerintah daerah setempat
•
Analisis
pengamatan
conto
konsentrat
membantu
dengan
geokimia,
Bank Data Sumber Daya Mineral Nasional
dapat
mengetahui
melakukan
pengambilan
Tujuannya
untuk
dulang,
dilakukan
geokimia
batuan
dan
penyelidikan
dengan
Laboratorium,
peta
analisis
dalam rangka pengembangan wilayah guna
yang dilakukan berkaitan dengan
menggali pendapatan asli daerah di bidang
penyelidikan ini yaitu analisis kimia
pertambangan.
dan analisis fisika
Lokasi Penyelidikan
384
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
tektonik.
Penyelidik Terdahulu
Penyelidik
terdahulu
yang
Salah
satunya
adalah
busur
melakukan
tektonik bagian barat yang terdiri dari
kegiatan penyelidikan di daerah ini antara
lengan selatan, lengan utara dan bagian
lain adalah :
tengah Pulau Sulawesi. Busur tektonik
1. PT. Rio Tinto Indonesia pada
yang lainnya adalah busur tektonik bagian
tahun 1973 – 1980 menemukan
timur yang terdiri dari lengan tenggara dan
endapan molibdenit tipe porpiri di
timur Pulau Sulawesi.
daerah
Malala,
Kecamatan
Dondo, Kabupaten Toli-toli.
2. Pusat
Pada akhir Paleosen, pergerakan Lempeng
Penelitan
Pengembagan
dan
Geologi
pada
Pasifik
berlanjut
dan
perlahan-lahan
mendorong Sulawesi ke arah Benua Asia,
tahun 1973 – 1976, dilanjutkan
menyebabkan
pada
Sulawesi dan Kalimantan. Kemudian terjadi
tahun
1990
–
1993
tertutupnya
melakukan pemetaan bersistem
tumbukan
antara
daerah ini.
Sulawesi
dan
3. Direktorat Sumber Daya Mineral
pada
tahun
melakukan
1999
kegiatan
–
2000
eksplorasi
geokimia di daerah ini.
Kalimantan,
bagian
bagian
laut
barat
timur
menyebabkan
antara
Busur
Busur
terbentuknya
obduksi ofiolit di Pegunungan Meratus dan
sedikit
deformasi
batuan
sedimen
di
cekungan minyak Kalimantan Timur. Pada
4. Direktorat Inventarisasi Sumber
Kuarter, selama terjadinya proses patahan
Daya Mineral pada tahun 2002
geser Palu-Koro, Selat Makassar menjadi
melakukan kegiatan inventarisasi
terbuka.
dan evaluasi mineral logam
5. Pusat Sumber Daya Geologi pada
Daerah penyelidikan terletak di daerah
tahun 2008 melakukan kegiatan
busur tektonik bagian barat. Secara umum
Eksplorasi Umum Felspar
busur ini terdiri dari batuan gunungapi dan
batuan plutonik, sedangkan busur tektonik
GEOLOGI REGIONAL DAN INDIKASI
MINERALISASI (BAHAN GALIAN)
bagian
timur
terdiri
dari
jalur
batuan
metamorfik, fragmen ofiolit dan komplek
subduksi.
Tatanan Tektonik P. Sulawesi
Secara regional Pulau Sulawesi terletak di
Di busur tektonik bagian barat, komplek
antara lempeng-lempeng benua Eurasia,
subduksi
Kapur
Indian-Australia dan Pasifik yang saling
sedimen.
Di
bertabrakan, dan terletak serta merupakan
paparan
pinggiran lempeng aktif Pasifik bagian
kemudian ditutupi oleh batuan volkanik dan
barat. (Gambar 2)
sedimen Neogen dan diintrusi oleh batuan
ditutupi
atasnya
benua
oleh
batuan
terletak
lapisan
Paleogen
Atas,
yang
granitik Neogen.
Pola
tektonik
Pulau
Sulawesi
dapat
disimpulkan terdiri dari dua zona busur
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
385
Buku 2 : Bidang Mineral
Indikasi Mineralisasi
Indikasi
mineralisasi
daerah
Kabupaten
dan batuan sedimen, sedangkan batuan
yang
terdapat
Donggala
di
gunungapi berupa lava yang menyisip pada
dan
batuan sabak yang tidak bisa terpisahkan
sekitarnya adalah sebagai berikut :
•
dengan
satuan
metasedimen.
Urutan
Emas primer terdapat di Poboya,
stratigrafi dari batuan tertua ke yang muda
Palu telah diambil oleh masyarakat
adalah sebagai berikut :
.
•
•
•
Emas letakan terdapat di daerah
Satuan batuan metasedimen:
hulu S. Lariang, Kasimbar Parigi
Batuan
telah diusahakan oleh penduduk
penyelidikan terbagi menjadi 2, batuan
setempat secara tradisional.
metasedimen
Tembaga terdapat berupa bongkah
metasedimen
urat
mengandung
metasedimen kuat yang terdiri skis biotit
kalkopirit dan malahit ditemukan . di
kuarsa, genes, kadang terpotong oleh urat
tenggara Baulause, mengandung
kuarsa yang kadang mengandung pirit.
3,5%.dan di sebelah selatan muara
Batuan
Bainaa,pada batuan yang terpotong
Siraurang, satuan batuan ini biasa disebut
barik
Komplek Metamorfosis (Km) oleh Nana
kuarsa
yang
kalsit,
terkersikkan,.
meta
sedimen
kuat
di
dan
batuan
lemah–sedang.
tersebut
daerah
Ratman
Galena ditemukan sebagai urat di
lemah–sedang terdiri dari sabak, lanau dan
dalam
Pb
serpih merah yang kompak dan cukup
sebesar 8,89% terdapat di barat
keras satuan batuan ini dimasukkan ke
kota Palu (Rio, Kecamatan Pakera),
dalam Formasi Tinombo (Tts) oleh Nana
selain itu terdapat di S. Mamara,
Ratman, 1976. Penyebaran batuan ini
Sidondo dan Banggai (Kecamatan
meliputi bagian barat dekat pantai hingga
Banggai).
bagian tengah daerah penyelidikan. Pada
mengandung
Batuan
di
Batuan
mengandung Cu 4360 ppm,
granit,
1976.
tersebar
daerah
metasedimen
pengamatan di lapangan, batusabak jelas
teramati di bagian tengah dimana secara
HASIL PENYELIDIKAN
setempat diterobos retas andesit dan granit
Geologi Daerah Penyelidikan
sejajar foliasi terkesan menyatu sehingga
Stratigrafi
sulit dipisahkan.
Satuan batuan yang terdapat di daerah
penyelidikan yang teramati di lapangan
Batulanau dan serpih merah sangat jelas
mengacu
teramati
pada
Peta
Geologi
Lembar
di
bagian
penyelidikan
yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian
selatan. Sedangkan batusabak umumnya
dan
memiliki
Geologi
(Nana
foliasi
hampir
hampir
daerah
Tolitoli, Sulawesi Utara, sekala 1: 250.000
Pengembangan
kedudukan
barat
utara-
utara-selatan
Ratman, dkk., 1976) ini meliputi batuan
dengan kemiringan 42 derajat dan belahan
metasedimen batuan terobosan (intrusi)
(“cleavage”) N255°E/65°, dimana secara
setempat diterobos granit dan granodiorit.
386
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Satuan batuan terobosan (intrusif)
beberapa
Batuan intrusif yang dapat diamati di
melakukan penggalian di daerah tersebut
daerah ini terdiri dari granit, diorit, andesit
(Foto 2). Di S. Ponju, cabang dari S.
dan adamelit. Jika mengacu pada peta
Silandoya batuan granit (DG 50 R) di
geologi
bawah
regional
yang
dipublikasikan
Puslitbang Geologi, batuan intrusi ini tidak
penduduk
mikroskop
setempat
teramati
yang
holokristalin
dengan tekstur hipidiomorfik granular
dipisahkan per litologi dalam peta (tidak
terpetakan), hal ini disebabkan karena
Granodiorit
dimensinya yang terlalu kecil dan berselang
Batuan ini teramati di Sungai Olopiso
seling satu sama lain.
Daerah
Dalaong,
telah
mengalami
silisifikasi dan mengandung sulfida (pirit)
Granit
hingga 5%, pada bagian hulu teramati
Pada pengamatan lapangan, batuan granit
batuan ini menerobos batuan sabak sejajar
tampak
foliasi.
lebih
luas
penyebarannya
Secara
megaskopis
batuan
ini
dibandingkan batuan intrusi lainnya. Granit
tersusun terutama dari feldspar bertekstur
ini dicirikan dengan tekstur porfiritik yang
kasar
umumnya berbutir sedang hingga faneritik.
kuarsa.
dan
mengandung
sekitar
10%
Secara megaskopis juga teramati adanya
mineral sulfida logam (pirit) dalam batuan
Andesit
ini. Pada Blok Utara batuan granit (DGO 68
Batuan ini banyak teramati berupa retas-
R) teramati dibawah mikroskop holokristalin
retas kecil menerobos batuan sabak sejajar
dengan tekstur hipidiomorfik granular dan
foliasi. Umumnya bertekstur halus hingga
grafik
mm,
porfiritik sebagaimana teramati di bagian
anhedral-sub hedral sedikit terubah dengan
hulu Sungai Balani. Pada Blok Selatan, S.
komposisi plagioklas 48%, ortoklas 18%,
Dola teramati singkapan batuan andesit
mineral opak 4% teramati jejak-jejak serisit
(DG 117 R) yang telah terubah
berbutir
halus
hingga
3
dan lempung. Pada lokasi yang lain batuan
granit ini tampak mengandung urat kuarsa
Adamelit
dengan
dan
Batuan ini dicirikan oleh tekstur batuan
kedudukan N 100° E/60° (lokasi conto DG
porfiritik dengan kristal feldspar berukuran
62/RB pada Foto 1). Penyebaran granit
besar hingga 5 cm dan tersingkap dengan
meliputi bagian tengah, timur dan barat
terbatas di sekitar Losung.
ketebalan
hingga
1
m
daerah penyelidikan.
Satuan batuan sedimen
Untuk daerah penyelidikan Blok Selatan
Satuan
tepatnya di daerah Bukit Tintina dan hulu S.
napal dan meta sedimen satuan ini setara
Dola teramati singkapan batuan granit
dengan Formasi Molasa Celebes Sarasin
lapuk yang terpotong oleh urat kuarsa
dan Sarasin (Qts) terdiri dari berumur akhir
dengan arah timur-barat dan mengandung
Miosen sampai Pliosen (Kadar, 1974).
emas,
pada
saat
penelitian
konglomerat,
batupasir
kuarsa,
terlihat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
387
Buku 2 : Bidang Mineral
Aluvium dan endapan pantai (Qal), terdiri
berkembang di daerah hulu S. Long, pada
dari kerikil, lumpur, pasir, kerikil dan kerakal,
daerah ini juga terdapat urat kuarsa yang
teramati pada daerah penyelidikan di Desa
sejajar dengan foliasi batuan meta sedimen
Pesi Kecamatan Sojol Utara, Desa Malonas
dengan arah umum utara-selatan
Kecamatan
Damsol
dan
pedataran
sepanjang pantai.
Mineralisasi
Mineralisasi yang ditemukan berdasarkan
pengamatan lapangan antara lain adalah
Struktur Geologi
Petunjuk
struktur
geologi
di
daerah
sebagai berikut :
penyelidikan teramati pada singkapan urat
kuarsa berupa “offset” patahan normal
Blok Utara
pada batuan granit di dekat Mapaga dan
Daerah Blok Utara tidak dijumpai daerah
pada daerah bagian selatan penyelidikan
prospek mineralisasi yang signifikan, tidak
yaitu di Desa Ponju. Secara umum struktur
ditemukannya singkapan alterasi yang luas
sesar berkembang dengan arah dominan
dan singkapan mineralisasi logam. Namun
barat laut-tenggara dan utara-selatan
di
beberapa
lokasi
dijumpai
indikasi
mineralisasi yang didukung oleh ubahan
Ubahan
yang tidak luas dan kandungan mineral
Blok Utara
logamnya kecil serta termasuk ke dalam
Pada
daerah
Blok
Utara
zona anomali gabungan dari geokimia
Sojol
dan
endapan sungai aktif maka daerah tersebut
Kecamatan Sojol Utara) jarang ditemukan
dikelompokkan menjadi daerah indikasi
batuan ubahan, berdasarkan pengamatan
mineralisasi logam :
lapangan terdapat ubahan argilik terjadi
•
(sebagian
penyelidikan
Kecamatan
Indikasi Mineralisasi Tandiyo, daerah
pada batuan granitik yang terpotong oleh
ini secara megaskopik teramati adanya
urat kuarsa tebal 1 m pada bidang retakan
pirit halus (DGO/101/R) tersingkap di S.
diisi oleh limonit (DGO/068/R) di daerah
Tandiyo Desa Ogoamas Kecamatan
Pesi.
Sojol Utara pada daerah ini terindikasi
dari anomali gabungan unsur Zn-Ag-
Blok Selatan
Pb-Mo-Fe di S. cabang kanan Tandiyo
Ubahan yang terjadi di daerah Blok Selatan
dan Zn-As-Pb-Mn-Cu di S. Tandiyo
(sebagian
geokimia endapan sungai aktif ( Peta
Kecamatan
Damsol
dan
Kecamatan Sojol Utara) ini diantaranya
ubahan argilik yang berkembang pada
1).
•
Indikasi Mineralisasi Pesi. Daerah ini
daerah mineralisasi logam dasar dan logam
secara megaskopik teramati adanya
besi yang berada di Bukit Bayang, Bukit
urat kuarsa setebal 1 m pada batuan
Ogololo (DG 025 R) dengan mineral
granitik, putih, limonit mengisi rekahan,
muscovite, illite, dan kaolinite juga indikasi
transparan dan sugary (DG 062 R), dari
mineralisasi logam mulia Bukit Tintina.
hasil analisis mengandung 1017 ppb
Selain daerah tersebut ubahan argilik juga
dan 5 ppm Cu
388
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
telah terubah menjadi hydrous iron oxides
Blok Selatan
Di
daerah
blok
selatan
(sebagian
(Foto
4)
dengan
Kecamatan Damsol dan Kecamatan Sojol
berikut:
Utara) ditemukan 2 (dua) lokasi daerah
Paragenesa :
prospek mineralisasi logam dan 2 daerah
Pirit
indikasi
mineralisasi
logam
dengan
paragenesa
sebagai
Emas
Hydrous
perincian sebagai berikut (Peta 2).
iron oxides
Daerah Mineralisasi Logam
•
Mineralisasi
ditemukan
dulang
Emas
dari
pada
Bukit
conto
conto
Tintina,
Dari hasil analisis inklusi fluida terhadap
konsentrat
conto urat kuarsa putih– abu-abu terlihat
DG/021/P
(S.
banyak retakan agak transparan dan sedikit
Pangagasan) dan DG/113/P (S. Dola)
Fe
oksida
(DG
010
RC)
pada
adalah sungai-sungai yang mengalir
mikrotermometri menunjukan kisaran Th
dari Bukit Tintina, pada lokasi Bukit
antara 250° – 350° C, dengan mode Th 270
Tintina terdapat singkapan Urat kuarsa
°C. Adapun Tm berkisar -1,5 - -1,3 °C
yang telah digali oleh masyarat pada
dengan kadar NaCl ekivalen 2,3 - 2,7%
batuan granit mika lapuk berwarna
WT(Foto 5 dan Gambar 4).
coklat berbintik putih dan hitam sedikit
sulfida,
(DG/010/RA
;
DG/010/RB)
•
Mineralisasi Logam Dasar dan Logam
hasil analisis kimia menunjukan 4348
Besi Bukit Bayang dan Bukit Ogololo,
ppb Au ; 174.100 ppb Au urat kuarsa
ditemukan singkapan pada lereng Bukit
tersebut
Bayang
berwarna
putih
abu-abu,
berupa
mineralisasi
logam
banyak Fe-oksida dengan ketebalan
dasar dan besi, mineral yang terlihat
bervariasi antara 5 cm hingga 10 cm
diantaranya
diantara urat-urat tersebut mempunyai
pirhotit, dan mangan pada kontak
kedudukan N 280° E/49°, pada urat
antara granit-granodiorit dengan batuan
(DG 010 RC) dengan ketebalan 30 cm
epidot
mengandung 19.390 ppb Au (Foto 3).
Berdasarkan hasil analisis kimia batuan
Dari hasil zona anomali geokimia
pada contoh DG 23 RA lapukan bijih
endapan sungai aktif gabungan unsur
tembaga dan besi oksida (gossan)
As-Mo dan As-Au menempati daerah
mengandung
tersebut.
33,01% Fe, conto DG 23 RB berupa
pirit,
kuarsa
sfalerit,
hornsfel
2060
ppm
kalkopirit,
(Foto
Cu
6).
dan
batuan terubah 2060 ppm ppm Cu dan
Dari hasil analisis mineragrafi pada conto
33,01% Fe conto DG 23 RB berupa
batuan
oleh
batuan terubah mengandung 9345 ppm
penambang tanpa ijin (DG/022/R) dibawah
Cu dan 8,14 % Fe, conto bijih DG 23
mikroskop cahaya pantul teridentifikasi pirit,
RC mengandung 3185 ppm Cu dan
emas berbutir halus hingga kurang lebih 0,1
36,36% Fe.
urat
kuarsa
yang
digali
mm tersebar dalam batuan dan sebagian
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
389
Buku 2 : Bidang Mineral
Sedangkan
pada
mineragrafi
suhu tinggi, hal yang sama yang terdapat
mineral logam yang teridentifikasi pada
pada boulder gossan yang terdapat di hulu
conto DG 023 RC adalah pirit, sfalerit,
S. Ogololo (teramati adanya mineral logam
kalkopirit, pirit berbutir halus kurang lebih 1
pirit, kalkopirit, bornit, azurit dan malahit)
mm, sfalerit berwarna abu-abu. Kalkopirit,
dimungkinkan mineralisasi terjadi di Bukit
berbutir
Ogololo masih tipe yang sama yaitu kontak
halus
analisis
hingga
relative
besar,
berwarna kuning, bentuk anhedral hingga
subhedral,
terdapat
mengisi
metasomatik.
retakan
batuan, menunjukkan adanya inklusi dari
Pada hasil pengamatan di daerah Bukit
pirit maupun magnetit (Foto 7).
Tintina tepatnya pada alur S. Ijong teramati
tubuh granit mika lapuk coklat bintik putih
Pada
hulu
Sungai
bongkah-bongkah
Ogololo
tersebar
sedikit
sulfida
yang
kemudian
yang
diterobos oleh urat kuarsa dengan struktur
termineralisasi dengan diameter 1 m hingga
awan pekat sedikit Fe oksida dan masih
2
terlihat sisa sulfida diduga ini merupakan
m
berbentuk
batuan
hitam
angular
dimungkinkan
sumbernya tidak jauh dari lokasi (Foto 8).
sisa
Pada batuan tersebut teramati mineral pirit,
batuan tersebut yang mengandung mineral
kalkopirit, bornit, azurit, dan mangan diduga
logam, diantaranya emas. Didukung oleh
indikasi mineralisasi ini adalah kelanjutan
analisis
dari mineralisasi logam dasar Bukit Bayang.
hadirnya emas pada conto urat kuarsa (DG
larutan
magma
laboratorium
yang
kimia
menerobos
dan
fisika
10 RA;B;C) serta analisis inklusi fluida pada
conto urat kuarsa (DG 022 R), maka
PEMBAHASAN
mineralisasi emas di Bukit Tintina diduga
Data Lapangan dan Interpretasi Model
merupakan model sistem urat emas perak
Endapan
epithermal sulfidasi rendah berada pada
Berdasarkan
pengamatan
data
zona Precious Metal Horizon bagian bawah
singkapan yang didapat serta didukung
hingga base metal (model kompilasi dari :
oleh
dengan
Buchanan (1980), Holister, 1965, Berger &
terdapatnya kandungan mineral logam pirit,
Eimon (1983), Anaconda Corp (1983),
sfalerit, pirhotit, kalkopirit, malahit dan
Guoyi (1992), Corbett & Leach (1996),
magnetit pada kontak granit-granodiorit
(Gambar 5)
analisis
dengan
batuan
dan
laboratorium
metasedimen
(Epidot-
kuarsa hornsfel) masuk ke dalam Formasi
Tinombo
maka
KESIMPULAN DAN SARAN
diinterpretasikan
mineralisasi yang terjadi di daerah Bukit
Kesimpulan
Bayang diduga tipe kontak metasomatik
1. Secara
umum
geologi
daerah
pada batuan Formasi Tinombo dan batuan
penyelidikan didominasi oleh batuan
terobosan (intrusif) granit-granodiorit yang
malihan dari Formasi Tinombo dan
diikuti oleh adanya epidotisasi dimana
batuan
intrusi
granit-granodiorit,
mineral tersebut terbentuk pada lingkungan
390
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
mineralisasi
logam
umumnya
berkedudukan pada formasi ini.
lebih rinci sehingga bisa ditemukan
sumber
2. Prospek mineralisasi emas ditemukan
dari
mineralisasi
emas
tersebut.
pada batuan granit mika lapuk yang
ditrobos oleh urat kuarsa di daerah S.
Ijong
Bukit
Tintina
didukung
DAFTAR PUSTAKA
oleh
adanya butiran emas pada sungai yang
Bemmelen,
1949,
The
Geology
of
berhulu di bukit tersebut dan dari
Indonesia Vol. II, Martinus Nijhoff,
analisis inklusi fluida diduga tipe urat
The Hague.
emas perak epithermal sulfidasi rendah
Darman, Herman (Shell) & Sidi, F.H., 2000,
berada pada Zona Precious Metal
An Outline of The Geology of
Horizon bagian bawah hingga Base
Indonesia,
metal.
Indonesia (IAGI).
3. Prospek Mineralisasi Logam Dasar dan
Ikatan
Ahli
Geologi
Hamilton, W.H., 1979. Tectonics of the
Besi di daerah Bukit Bayang-Bukit
Indonesian
Ogololo, terjadi pada kontak batuan
Geol.Surv.,Prof.Pap.1078, 345 pp
meta sedimen dan batuan intrusive
Lahar,
H.,
region.
1999,
U.S.
Eksplorasi
Geokimia
Bersistem
Daerah
granit granodiorit serta hadirnya mineral
Regional
epidot sehingga mineralisasi diduga
Lembar Tolitoli- B Kabupaten Buol
tipe kontak metasomatik.
Tolitoli
dan
Sulawesi
Donggala
Tengah,
Propinsi
Direktorat
Sumberdaya Mineral, Bandung.
Saran
1. Untuk daerah prospek emas Bukit
Tintina dan prospek mineralisasi logam
dasar
dan
besi
perlu
dilakukan
Nana Ratman, 1976, Peta Geologi Lembar
Tolitoli, Sulawesi Utara, sekala 1 :
penelitian lebih rinci, sehingga diketahui
250.000,
penyebaran
Pengembangan Geologi Bandung.
terkandung
bijih
dan
logam
potensi
yang
sumber
dayanya.
2. Pada
Pusat
Penelitian
Sukamto, Rab, 1990, Peta Geologi Lembar
Ujung Pandang, Sulawesi Selatan,
daerah
indikasi
mineralisasi
sekala
1
:
1000.000,
logam Pesi dan S. Dola yang didukung
Penelitian
oleh adanya anomali gabungan dari
Geologi, Bandung.
geokimia
dan
sungai
perlu
dilakukan
dan
Pusat
Pengembangan
Suprapto, S. J., 1999, Eksplorasi Geokimia
penelitian semi rinci sehingga dapat
Regional
ditemukan
Lembar
Tolitoli-A
gabungan dan butiran emas yang ada
Donggala
dan
dalam
Tolitoli Provimsi .Sulawesi Tengah,
sumber
konsentrat
dari
dulang
anomali
tersebut.
Adanya butiran emas pada hulu S.
Direktorat
Taipa yang mata air nya berada di luar
Bandung
Bersistem
Daerah
Kabupaten
Kabupaten
Sumberdaya
Buol
Mineral,
daerah prospeksi perlu ditindaklanjuti
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
391
Buku 2 : Bidang Mineral
Simangunsong, H., dkk, 2002, Laporan
Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral
Logam
Di
Donggala
Sulawesi
Daerah
Dan
Kabupaten
Tolitoli
Tengah,
Provinsi
Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
Widhiyatna, D., 2000, Eksplorasi Geokimia
Regionaal
Lembar
Buol
Bersistem
Tilamuta-A
Tolitoli
Tengah,
Kabupaten
Propinsi
Direktorat
Daerah
Sulawesi
Sumberdaya
Mineral, Bandung
392
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 1. Lokasi dan kesampaian daerah penyelidikan
Gambar 2. Tektonik P. Sulawesi
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
393
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto 1. Batuan granit mengandung urat kuarsa tebal 1 meter, kedudukan N 100° E/60° di
daerah Pesi (lokasi conto DG 62/RB)
Foto 2. Singkapan granit lapuk yang terpotong oleh urat kuarsa mengandung emas terlihat
kegiatan penduduk lokal yang melakukan penggalian batuan selanjutnya diekstraksi dengan
amalgamasi (memakai teromol dan air raksa)
Foto 3. Urat kuarsa mengandung (4,348-174,1) ppm emas dengan ketebalan 2 cm hingga 20
cm dengan kedudukan N 280° E/49° dan pada tempat yang lain mempunyai kemiringan tegak
terjebak pada batuan granit lapuk, lokasi di Bukit Tintina Desa Rerang, Kecamatan Damsol
(DG/010/R)
394
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
\
Foto 4. Fotomikrograf sayatan poles emas yang terdapat bersama hidrous iron oxide DG 022 R
m
sol
Foto 5. Mikrografi conto DG 10 RC, sekelompok inklusi padatan (solid) terlihat mengelompok
dalam jalur planar, inklusi fluida multi fasa (mf) terisolir memperlihatkan bentuk subhedral
dengan kandungan air, gas dan beberapa kristal
Gambar 4. Histogam Temperatur leleh (Tm) dan Temperatur homogenisasi (Th) sampel DG 10
RC
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
395
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto 6. Singkapan mineralisasi logam dasar (DG 23 R) mengandung (2060-9345) ppm Cu dan
(8,14-33,01) % Fe, sedikit Mn dan limonit terjebak pada kontak batuan granit dan metasedimen
membentuk urat dengan kedudukan N267°E/74° lokasi di hulu S. Bayang daerah transmigran
S. Bayang Desa Bayang Kecamatan Damsol
Foto 7. Fotomikrograf sayatan poles pirit (P) dengan tekstur “bird eye texture” dan sfalerit (S)
yang terdapat dalam kalkopirit (K)
Foto 8. Boulder gossan warna coklat tua kekuningan pelapukan dari mineralisasi sulfida
diantaranya terdapat py, kalkopirit, azurit (diduga batuan samping granit-diorit kuarsa)
mengandung 3185 ppm Cu dan 36,36% besi di hulu S. Ogololo daerah Desa Panglasihan
Kecamatan Damsol (DG 028 F)
396
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
DG
10
Gambar 5. Ploting kedalaman pada model sistem urat emas- perak epitermal sulfidasi rendah
(model kompilasi dari : Buchanan (1980), Holister, 1965, Berger & Eimon (1983), Anaconda
Corp (1983), Guoyi (1992), Corbett & Leach (1996), mengindikasikan sampel urat berada pada
zona Precious Metal Horizon bagian bawah hingga base metal
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
397
Buku 2 : Bidang Mineral
Peta 1 Peta Geologi Ubahan, Mineralisasi dan Anomali Geokimia Endapan Sungai Aktif Daerah
Prospeksi (blok Utara) Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah
398
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Peta 2 Peta Geologi Ubahan, Mineralisasi dan Anomali Geokimia Endapan Sungai Aktif
Daerah Prospeksi (blok Selatan) Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
399
PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN DONGGALA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Moe’tamar
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Kegiatan prospeksi dibagi dalam 2 blok, blok utara dan blok selatan, yang meliputi 3 (tiga)
wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Damsol, Kecamatan Sojol dan Kecamatan Sojol Utara.
Metoda prospeksi yang dilakukan meliputi pengumpulan data sekunder; pengumpulan data
primer dan analisis laboratorium untuk mengetahui secara pasti kandungan unsur logam yang
terdapat dalam bijih.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan didukung oleh analisis geokimia endapan
sungai dan batuan maka diperoleh 2 zona prospek dan beberapa zona indikasi adanya
mineralisasi. Di wilayah Blok Selatan, prospek logam dasar dan besi terdapat di daerah Bukit
Bayang dan Bukit Ogololo ditunjukkan oleh hasil analisis geokimia batuan berkisar (2060-9345)
ppm tembaga (Cu), kandung besi berkisar (8,14-36,36)% juga termasuk ke dalam zona anomali
geokimia sedimen sungai Mn-Cu_As. Daerah prospek logam emas ditemukan pada sebaran
urat yang memotong granit mika lapuk di wilayah Bukit Tintina. Hasil analisis geokimia batuan
menunjukkan angka yang tinggi diantaranya pada conto DG 010 R dengan kandungan (4,348174,100) ppm Au, yang didukung oleh zona anomali gabungan Au-As dan Au- Mo. Hasil
analisis inklusi fluida pada conto urat kuarsa mengindikasikan mineralisasi emas di Bukit Tintina
diduga merupakan model sistem urat emas perak epithermal sulfidasi rendah berada pada zona
Precious Metal Horizon bagian bawah hingga Base metal (model kompilasi dari :
Buchanan1980, dkk). Daerah indikasi mineralisasi logam hanya didukung oleh adanya zona
anomali gabungan diantaranya pada indikasi mineralisasi Dola, Lembahmukti dan Silandoya.
Untuk wilayah Blok Utara indikasi mineralisasi diantaranya indikasi mineralisasi Pesi
terdapatnya urat kuarsa tebal 1m yang memotong batuan granit-granodiorit, urat tersebut
mengandung 1017 ppb atau 1,017 ppm emas dan indikasi mineralisasi logam Tandiyo adanya
zona anomali gabungan unsur Zn-Ag-Pb-Mo-Fe dan piritisasi.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
383
Buku 2 : Bidang Mineral
Secara administratif, daerah penyelidikan
PENDAHULUAN
termasuk
dalam
wilayah
Kabupaten
Latar Belakang
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, yang
Kabupaten Donggala ini didasarkan dari
meliputi 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu
penyelidik terdahulu dan ditinjau dari segi
Kecamatan Damsol, Kecamatan Sojol dan
geologi, kemungkinan daerah ini masih
Kecamatan Sojol Utara, lokasi tersebut
mempunyai potensi keterdapatan mineral
dibagi menjadi 2 blok yaitu Blok Utara
logam maupun mineral-mineral lainnya.
(meliputi sebagian Kecamatan Sojol dan
Wilayah Kabupaten Donggala berada pada
Kecamatan Sojol Utara) dan Blok Selatan
busur
(meliputi sebagian Kecamatan Sojol dan
magmatik,
yang
memungkinkan
untuk terbentuknya endapan logam dasar
Kecamatan Damsol), (Gambar 1).
dan logam mulia.
Metoda
Berkenaan dengan salah satu tugas dan
. Metoda dan tahapan penyelidikan adalah
fungsi Pusat Sumber Daya Geologi, maka
sebagai berikut :
pada Tahun Anggaran 2009, Kelompok
Program
Penelitian
Mineral
•
Pengumpulan
data
sekunder;
melakukan
mempelajari data maupun laporan-
prospeksi Mineral Logam di Kabupaten
laporan terdahulu berkaitan dengan
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
aspek geologi, indikasi mineralisasi
di daerah penyelidikan.
•
Maksud dan Tujuan
Pengumpulan
data
primer
Maksud dilakukannya prospeksi mineral
melakukan pengamatan langsung
logam di Kabupaten Donggala, Provinsi
di
Sulawesi Tengah adalah untuk mencari
adanya indikasi mineralisasi yang
data primer maupun data sekunder tentang
terdapat di wilayah penyelidikan.
potensi sumberdaya mineral yang terdapat
Penyelidikan
di daerah ini untuk melengkapi bank data
cara
mineral data yang telah dimiliki oleh Pusat
singkapan batuan termineralisasi,
Sumber Daya Geologi.
penyelidikan
lapangan
adalah
untuk
pemutakhiran
dilakukan
sedimen
sungai,
dengan data terbaru dan akurat. Data
geologi
tersebut
sekala 1 : 50.000 .
untuk
memudahkan pemerintah daerah setempat
•
Analisis
pengamatan
conto
konsentrat
membantu
dengan
geokimia,
Bank Data Sumber Daya Mineral Nasional
dapat
mengetahui
melakukan
pengambilan
Tujuannya
untuk
dulang,
dilakukan
geokimia
batuan
dan
penyelidikan
dengan
Laboratorium,
peta
analisis
dalam rangka pengembangan wilayah guna
yang dilakukan berkaitan dengan
menggali pendapatan asli daerah di bidang
penyelidikan ini yaitu analisis kimia
pertambangan.
dan analisis fisika
Lokasi Penyelidikan
384
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
tektonik.
Penyelidik Terdahulu
Penyelidik
terdahulu
yang
Salah
satunya
adalah
busur
melakukan
tektonik bagian barat yang terdiri dari
kegiatan penyelidikan di daerah ini antara
lengan selatan, lengan utara dan bagian
lain adalah :
tengah Pulau Sulawesi. Busur tektonik
1. PT. Rio Tinto Indonesia pada
yang lainnya adalah busur tektonik bagian
tahun 1973 – 1980 menemukan
timur yang terdiri dari lengan tenggara dan
endapan molibdenit tipe porpiri di
timur Pulau Sulawesi.
daerah
Malala,
Kecamatan
Dondo, Kabupaten Toli-toli.
2. Pusat
Pada akhir Paleosen, pergerakan Lempeng
Penelitan
Pengembagan
dan
Geologi
pada
Pasifik
berlanjut
dan
perlahan-lahan
mendorong Sulawesi ke arah Benua Asia,
tahun 1973 – 1976, dilanjutkan
menyebabkan
pada
Sulawesi dan Kalimantan. Kemudian terjadi
tahun
1990
–
1993
tertutupnya
melakukan pemetaan bersistem
tumbukan
antara
daerah ini.
Sulawesi
dan
3. Direktorat Sumber Daya Mineral
pada
tahun
melakukan
1999
kegiatan
–
2000
eksplorasi
geokimia di daerah ini.
Kalimantan,
bagian
bagian
laut
barat
timur
menyebabkan
antara
Busur
Busur
terbentuknya
obduksi ofiolit di Pegunungan Meratus dan
sedikit
deformasi
batuan
sedimen
di
cekungan minyak Kalimantan Timur. Pada
4. Direktorat Inventarisasi Sumber
Kuarter, selama terjadinya proses patahan
Daya Mineral pada tahun 2002
geser Palu-Koro, Selat Makassar menjadi
melakukan kegiatan inventarisasi
terbuka.
dan evaluasi mineral logam
5. Pusat Sumber Daya Geologi pada
Daerah penyelidikan terletak di daerah
tahun 2008 melakukan kegiatan
busur tektonik bagian barat. Secara umum
Eksplorasi Umum Felspar
busur ini terdiri dari batuan gunungapi dan
batuan plutonik, sedangkan busur tektonik
GEOLOGI REGIONAL DAN INDIKASI
MINERALISASI (BAHAN GALIAN)
bagian
timur
terdiri
dari
jalur
batuan
metamorfik, fragmen ofiolit dan komplek
subduksi.
Tatanan Tektonik P. Sulawesi
Secara regional Pulau Sulawesi terletak di
Di busur tektonik bagian barat, komplek
antara lempeng-lempeng benua Eurasia,
subduksi
Kapur
Indian-Australia dan Pasifik yang saling
sedimen.
Di
bertabrakan, dan terletak serta merupakan
paparan
pinggiran lempeng aktif Pasifik bagian
kemudian ditutupi oleh batuan volkanik dan
barat. (Gambar 2)
sedimen Neogen dan diintrusi oleh batuan
ditutupi
atasnya
benua
oleh
batuan
terletak
lapisan
Paleogen
Atas,
yang
granitik Neogen.
Pola
tektonik
Pulau
Sulawesi
dapat
disimpulkan terdiri dari dua zona busur
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
385
Buku 2 : Bidang Mineral
Indikasi Mineralisasi
Indikasi
mineralisasi
daerah
Kabupaten
dan batuan sedimen, sedangkan batuan
yang
terdapat
Donggala
di
gunungapi berupa lava yang menyisip pada
dan
batuan sabak yang tidak bisa terpisahkan
sekitarnya adalah sebagai berikut :
•
dengan
satuan
metasedimen.
Urutan
Emas primer terdapat di Poboya,
stratigrafi dari batuan tertua ke yang muda
Palu telah diambil oleh masyarakat
adalah sebagai berikut :
.
•
•
•
Emas letakan terdapat di daerah
Satuan batuan metasedimen:
hulu S. Lariang, Kasimbar Parigi
Batuan
telah diusahakan oleh penduduk
penyelidikan terbagi menjadi 2, batuan
setempat secara tradisional.
metasedimen
Tembaga terdapat berupa bongkah
metasedimen
urat
mengandung
metasedimen kuat yang terdiri skis biotit
kalkopirit dan malahit ditemukan . di
kuarsa, genes, kadang terpotong oleh urat
tenggara Baulause, mengandung
kuarsa yang kadang mengandung pirit.
3,5%.dan di sebelah selatan muara
Batuan
Bainaa,pada batuan yang terpotong
Siraurang, satuan batuan ini biasa disebut
barik
Komplek Metamorfosis (Km) oleh Nana
kuarsa
yang
kalsit,
terkersikkan,.
meta
sedimen
kuat
di
dan
batuan
lemah–sedang.
tersebut
daerah
Ratman
Galena ditemukan sebagai urat di
lemah–sedang terdiri dari sabak, lanau dan
dalam
Pb
serpih merah yang kompak dan cukup
sebesar 8,89% terdapat di barat
keras satuan batuan ini dimasukkan ke
kota Palu (Rio, Kecamatan Pakera),
dalam Formasi Tinombo (Tts) oleh Nana
selain itu terdapat di S. Mamara,
Ratman, 1976. Penyebaran batuan ini
Sidondo dan Banggai (Kecamatan
meliputi bagian barat dekat pantai hingga
Banggai).
bagian tengah daerah penyelidikan. Pada
mengandung
Batuan
di
Batuan
mengandung Cu 4360 ppm,
granit,
1976.
tersebar
daerah
metasedimen
pengamatan di lapangan, batusabak jelas
teramati di bagian tengah dimana secara
HASIL PENYELIDIKAN
setempat diterobos retas andesit dan granit
Geologi Daerah Penyelidikan
sejajar foliasi terkesan menyatu sehingga
Stratigrafi
sulit dipisahkan.
Satuan batuan yang terdapat di daerah
penyelidikan yang teramati di lapangan
Batulanau dan serpih merah sangat jelas
mengacu
teramati
pada
Peta
Geologi
Lembar
di
bagian
penyelidikan
yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian
selatan. Sedangkan batusabak umumnya
dan
memiliki
Geologi
(Nana
foliasi
hampir
hampir
daerah
Tolitoli, Sulawesi Utara, sekala 1: 250.000
Pengembangan
kedudukan
barat
utara-
utara-selatan
Ratman, dkk., 1976) ini meliputi batuan
dengan kemiringan 42 derajat dan belahan
metasedimen batuan terobosan (intrusi)
(“cleavage”) N255°E/65°, dimana secara
setempat diterobos granit dan granodiorit.
386
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Satuan batuan terobosan (intrusif)
beberapa
Batuan intrusif yang dapat diamati di
melakukan penggalian di daerah tersebut
daerah ini terdiri dari granit, diorit, andesit
(Foto 2). Di S. Ponju, cabang dari S.
dan adamelit. Jika mengacu pada peta
Silandoya batuan granit (DG 50 R) di
geologi
bawah
regional
yang
dipublikasikan
Puslitbang Geologi, batuan intrusi ini tidak
penduduk
mikroskop
setempat
teramati
yang
holokristalin
dengan tekstur hipidiomorfik granular
dipisahkan per litologi dalam peta (tidak
terpetakan), hal ini disebabkan karena
Granodiorit
dimensinya yang terlalu kecil dan berselang
Batuan ini teramati di Sungai Olopiso
seling satu sama lain.
Daerah
Dalaong,
telah
mengalami
silisifikasi dan mengandung sulfida (pirit)
Granit
hingga 5%, pada bagian hulu teramati
Pada pengamatan lapangan, batuan granit
batuan ini menerobos batuan sabak sejajar
tampak
foliasi.
lebih
luas
penyebarannya
Secara
megaskopis
batuan
ini
dibandingkan batuan intrusi lainnya. Granit
tersusun terutama dari feldspar bertekstur
ini dicirikan dengan tekstur porfiritik yang
kasar
umumnya berbutir sedang hingga faneritik.
kuarsa.
dan
mengandung
sekitar
10%
Secara megaskopis juga teramati adanya
mineral sulfida logam (pirit) dalam batuan
Andesit
ini. Pada Blok Utara batuan granit (DGO 68
Batuan ini banyak teramati berupa retas-
R) teramati dibawah mikroskop holokristalin
retas kecil menerobos batuan sabak sejajar
dengan tekstur hipidiomorfik granular dan
foliasi. Umumnya bertekstur halus hingga
grafik
mm,
porfiritik sebagaimana teramati di bagian
anhedral-sub hedral sedikit terubah dengan
hulu Sungai Balani. Pada Blok Selatan, S.
komposisi plagioklas 48%, ortoklas 18%,
Dola teramati singkapan batuan andesit
mineral opak 4% teramati jejak-jejak serisit
(DG 117 R) yang telah terubah
berbutir
halus
hingga
3
dan lempung. Pada lokasi yang lain batuan
granit ini tampak mengandung urat kuarsa
Adamelit
dengan
dan
Batuan ini dicirikan oleh tekstur batuan
kedudukan N 100° E/60° (lokasi conto DG
porfiritik dengan kristal feldspar berukuran
62/RB pada Foto 1). Penyebaran granit
besar hingga 5 cm dan tersingkap dengan
meliputi bagian tengah, timur dan barat
terbatas di sekitar Losung.
ketebalan
hingga
1
m
daerah penyelidikan.
Satuan batuan sedimen
Untuk daerah penyelidikan Blok Selatan
Satuan
tepatnya di daerah Bukit Tintina dan hulu S.
napal dan meta sedimen satuan ini setara
Dola teramati singkapan batuan granit
dengan Formasi Molasa Celebes Sarasin
lapuk yang terpotong oleh urat kuarsa
dan Sarasin (Qts) terdiri dari berumur akhir
dengan arah timur-barat dan mengandung
Miosen sampai Pliosen (Kadar, 1974).
emas,
pada
saat
penelitian
konglomerat,
batupasir
kuarsa,
terlihat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
387
Buku 2 : Bidang Mineral
Aluvium dan endapan pantai (Qal), terdiri
berkembang di daerah hulu S. Long, pada
dari kerikil, lumpur, pasir, kerikil dan kerakal,
daerah ini juga terdapat urat kuarsa yang
teramati pada daerah penyelidikan di Desa
sejajar dengan foliasi batuan meta sedimen
Pesi Kecamatan Sojol Utara, Desa Malonas
dengan arah umum utara-selatan
Kecamatan
Damsol
dan
pedataran
sepanjang pantai.
Mineralisasi
Mineralisasi yang ditemukan berdasarkan
pengamatan lapangan antara lain adalah
Struktur Geologi
Petunjuk
struktur
geologi
di
daerah
sebagai berikut :
penyelidikan teramati pada singkapan urat
kuarsa berupa “offset” patahan normal
Blok Utara
pada batuan granit di dekat Mapaga dan
Daerah Blok Utara tidak dijumpai daerah
pada daerah bagian selatan penyelidikan
prospek mineralisasi yang signifikan, tidak
yaitu di Desa Ponju. Secara umum struktur
ditemukannya singkapan alterasi yang luas
sesar berkembang dengan arah dominan
dan singkapan mineralisasi logam. Namun
barat laut-tenggara dan utara-selatan
di
beberapa
lokasi
dijumpai
indikasi
mineralisasi yang didukung oleh ubahan
Ubahan
yang tidak luas dan kandungan mineral
Blok Utara
logamnya kecil serta termasuk ke dalam
Pada
daerah
Blok
Utara
zona anomali gabungan dari geokimia
Sojol
dan
endapan sungai aktif maka daerah tersebut
Kecamatan Sojol Utara) jarang ditemukan
dikelompokkan menjadi daerah indikasi
batuan ubahan, berdasarkan pengamatan
mineralisasi logam :
lapangan terdapat ubahan argilik terjadi
•
(sebagian
penyelidikan
Kecamatan
Indikasi Mineralisasi Tandiyo, daerah
pada batuan granitik yang terpotong oleh
ini secara megaskopik teramati adanya
urat kuarsa tebal 1 m pada bidang retakan
pirit halus (DGO/101/R) tersingkap di S.
diisi oleh limonit (DGO/068/R) di daerah
Tandiyo Desa Ogoamas Kecamatan
Pesi.
Sojol Utara pada daerah ini terindikasi
dari anomali gabungan unsur Zn-Ag-
Blok Selatan
Pb-Mo-Fe di S. cabang kanan Tandiyo
Ubahan yang terjadi di daerah Blok Selatan
dan Zn-As-Pb-Mn-Cu di S. Tandiyo
(sebagian
geokimia endapan sungai aktif ( Peta
Kecamatan
Damsol
dan
Kecamatan Sojol Utara) ini diantaranya
ubahan argilik yang berkembang pada
1).
•
Indikasi Mineralisasi Pesi. Daerah ini
daerah mineralisasi logam dasar dan logam
secara megaskopik teramati adanya
besi yang berada di Bukit Bayang, Bukit
urat kuarsa setebal 1 m pada batuan
Ogololo (DG 025 R) dengan mineral
granitik, putih, limonit mengisi rekahan,
muscovite, illite, dan kaolinite juga indikasi
transparan dan sugary (DG 062 R), dari
mineralisasi logam mulia Bukit Tintina.
hasil analisis mengandung 1017 ppb
Selain daerah tersebut ubahan argilik juga
dan 5 ppm Cu
388
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
telah terubah menjadi hydrous iron oxides
Blok Selatan
Di
daerah
blok
selatan
(sebagian
(Foto
4)
dengan
Kecamatan Damsol dan Kecamatan Sojol
berikut:
Utara) ditemukan 2 (dua) lokasi daerah
Paragenesa :
prospek mineralisasi logam dan 2 daerah
Pirit
indikasi
mineralisasi
logam
dengan
paragenesa
sebagai
Emas
Hydrous
perincian sebagai berikut (Peta 2).
iron oxides
Daerah Mineralisasi Logam
•
Mineralisasi
ditemukan
dulang
Emas
dari
pada
Bukit
conto
conto
Tintina,
Dari hasil analisis inklusi fluida terhadap
konsentrat
conto urat kuarsa putih– abu-abu terlihat
DG/021/P
(S.
banyak retakan agak transparan dan sedikit
Pangagasan) dan DG/113/P (S. Dola)
Fe
oksida
(DG
010
RC)
pada
adalah sungai-sungai yang mengalir
mikrotermometri menunjukan kisaran Th
dari Bukit Tintina, pada lokasi Bukit
antara 250° – 350° C, dengan mode Th 270
Tintina terdapat singkapan Urat kuarsa
°C. Adapun Tm berkisar -1,5 - -1,3 °C
yang telah digali oleh masyarat pada
dengan kadar NaCl ekivalen 2,3 - 2,7%
batuan granit mika lapuk berwarna
WT(Foto 5 dan Gambar 4).
coklat berbintik putih dan hitam sedikit
sulfida,
(DG/010/RA
;
DG/010/RB)
•
Mineralisasi Logam Dasar dan Logam
hasil analisis kimia menunjukan 4348
Besi Bukit Bayang dan Bukit Ogololo,
ppb Au ; 174.100 ppb Au urat kuarsa
ditemukan singkapan pada lereng Bukit
tersebut
Bayang
berwarna
putih
abu-abu,
berupa
mineralisasi
logam
banyak Fe-oksida dengan ketebalan
dasar dan besi, mineral yang terlihat
bervariasi antara 5 cm hingga 10 cm
diantaranya
diantara urat-urat tersebut mempunyai
pirhotit, dan mangan pada kontak
kedudukan N 280° E/49°, pada urat
antara granit-granodiorit dengan batuan
(DG 010 RC) dengan ketebalan 30 cm
epidot
mengandung 19.390 ppb Au (Foto 3).
Berdasarkan hasil analisis kimia batuan
Dari hasil zona anomali geokimia
pada contoh DG 23 RA lapukan bijih
endapan sungai aktif gabungan unsur
tembaga dan besi oksida (gossan)
As-Mo dan As-Au menempati daerah
mengandung
tersebut.
33,01% Fe, conto DG 23 RB berupa
pirit,
kuarsa
sfalerit,
hornsfel
2060
ppm
kalkopirit,
(Foto
Cu
6).
dan
batuan terubah 2060 ppm ppm Cu dan
Dari hasil analisis mineragrafi pada conto
33,01% Fe conto DG 23 RB berupa
batuan
oleh
batuan terubah mengandung 9345 ppm
penambang tanpa ijin (DG/022/R) dibawah
Cu dan 8,14 % Fe, conto bijih DG 23
mikroskop cahaya pantul teridentifikasi pirit,
RC mengandung 3185 ppm Cu dan
emas berbutir halus hingga kurang lebih 0,1
36,36% Fe.
urat
kuarsa
yang
digali
mm tersebar dalam batuan dan sebagian
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
389
Buku 2 : Bidang Mineral
Sedangkan
pada
mineragrafi
suhu tinggi, hal yang sama yang terdapat
mineral logam yang teridentifikasi pada
pada boulder gossan yang terdapat di hulu
conto DG 023 RC adalah pirit, sfalerit,
S. Ogololo (teramati adanya mineral logam
kalkopirit, pirit berbutir halus kurang lebih 1
pirit, kalkopirit, bornit, azurit dan malahit)
mm, sfalerit berwarna abu-abu. Kalkopirit,
dimungkinkan mineralisasi terjadi di Bukit
berbutir
Ogololo masih tipe yang sama yaitu kontak
halus
analisis
hingga
relative
besar,
berwarna kuning, bentuk anhedral hingga
subhedral,
terdapat
mengisi
metasomatik.
retakan
batuan, menunjukkan adanya inklusi dari
Pada hasil pengamatan di daerah Bukit
pirit maupun magnetit (Foto 7).
Tintina tepatnya pada alur S. Ijong teramati
tubuh granit mika lapuk coklat bintik putih
Pada
hulu
Sungai
bongkah-bongkah
Ogololo
tersebar
sedikit
sulfida
yang
kemudian
yang
diterobos oleh urat kuarsa dengan struktur
termineralisasi dengan diameter 1 m hingga
awan pekat sedikit Fe oksida dan masih
2
terlihat sisa sulfida diduga ini merupakan
m
berbentuk
batuan
hitam
angular
dimungkinkan
sumbernya tidak jauh dari lokasi (Foto 8).
sisa
Pada batuan tersebut teramati mineral pirit,
batuan tersebut yang mengandung mineral
kalkopirit, bornit, azurit, dan mangan diduga
logam, diantaranya emas. Didukung oleh
indikasi mineralisasi ini adalah kelanjutan
analisis
dari mineralisasi logam dasar Bukit Bayang.
hadirnya emas pada conto urat kuarsa (DG
larutan
magma
laboratorium
yang
kimia
menerobos
dan
fisika
10 RA;B;C) serta analisis inklusi fluida pada
conto urat kuarsa (DG 022 R), maka
PEMBAHASAN
mineralisasi emas di Bukit Tintina diduga
Data Lapangan dan Interpretasi Model
merupakan model sistem urat emas perak
Endapan
epithermal sulfidasi rendah berada pada
Berdasarkan
pengamatan
data
zona Precious Metal Horizon bagian bawah
singkapan yang didapat serta didukung
hingga base metal (model kompilasi dari :
oleh
dengan
Buchanan (1980), Holister, 1965, Berger &
terdapatnya kandungan mineral logam pirit,
Eimon (1983), Anaconda Corp (1983),
sfalerit, pirhotit, kalkopirit, malahit dan
Guoyi (1992), Corbett & Leach (1996),
magnetit pada kontak granit-granodiorit
(Gambar 5)
analisis
dengan
batuan
dan
laboratorium
metasedimen
(Epidot-
kuarsa hornsfel) masuk ke dalam Formasi
Tinombo
maka
KESIMPULAN DAN SARAN
diinterpretasikan
mineralisasi yang terjadi di daerah Bukit
Kesimpulan
Bayang diduga tipe kontak metasomatik
1. Secara
umum
geologi
daerah
pada batuan Formasi Tinombo dan batuan
penyelidikan didominasi oleh batuan
terobosan (intrusif) granit-granodiorit yang
malihan dari Formasi Tinombo dan
diikuti oleh adanya epidotisasi dimana
batuan
intrusi
granit-granodiorit,
mineral tersebut terbentuk pada lingkungan
390
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
mineralisasi
logam
umumnya
berkedudukan pada formasi ini.
lebih rinci sehingga bisa ditemukan
sumber
2. Prospek mineralisasi emas ditemukan
dari
mineralisasi
emas
tersebut.
pada batuan granit mika lapuk yang
ditrobos oleh urat kuarsa di daerah S.
Ijong
Bukit
Tintina
didukung
DAFTAR PUSTAKA
oleh
adanya butiran emas pada sungai yang
Bemmelen,
1949,
The
Geology
of
berhulu di bukit tersebut dan dari
Indonesia Vol. II, Martinus Nijhoff,
analisis inklusi fluida diduga tipe urat
The Hague.
emas perak epithermal sulfidasi rendah
Darman, Herman (Shell) & Sidi, F.H., 2000,
berada pada Zona Precious Metal
An Outline of The Geology of
Horizon bagian bawah hingga Base
Indonesia,
metal.
Indonesia (IAGI).
3. Prospek Mineralisasi Logam Dasar dan
Ikatan
Ahli
Geologi
Hamilton, W.H., 1979. Tectonics of the
Besi di daerah Bukit Bayang-Bukit
Indonesian
Ogololo, terjadi pada kontak batuan
Geol.Surv.,Prof.Pap.1078, 345 pp
meta sedimen dan batuan intrusive
Lahar,
H.,
region.
1999,
U.S.
Eksplorasi
Geokimia
Bersistem
Daerah
granit granodiorit serta hadirnya mineral
Regional
epidot sehingga mineralisasi diduga
Lembar Tolitoli- B Kabupaten Buol
tipe kontak metasomatik.
Tolitoli
dan
Sulawesi
Donggala
Tengah,
Propinsi
Direktorat
Sumberdaya Mineral, Bandung.
Saran
1. Untuk daerah prospek emas Bukit
Tintina dan prospek mineralisasi logam
dasar
dan
besi
perlu
dilakukan
Nana Ratman, 1976, Peta Geologi Lembar
Tolitoli, Sulawesi Utara, sekala 1 :
penelitian lebih rinci, sehingga diketahui
250.000,
penyebaran
Pengembangan Geologi Bandung.
terkandung
bijih
dan
logam
potensi
yang
sumber
dayanya.
2. Pada
Pusat
Penelitian
Sukamto, Rab, 1990, Peta Geologi Lembar
Ujung Pandang, Sulawesi Selatan,
daerah
indikasi
mineralisasi
sekala
1
:
1000.000,
logam Pesi dan S. Dola yang didukung
Penelitian
oleh adanya anomali gabungan dari
Geologi, Bandung.
geokimia
dan
sungai
perlu
dilakukan
dan
Pusat
Pengembangan
Suprapto, S. J., 1999, Eksplorasi Geokimia
penelitian semi rinci sehingga dapat
Regional
ditemukan
Lembar
Tolitoli-A
gabungan dan butiran emas yang ada
Donggala
dan
dalam
Tolitoli Provimsi .Sulawesi Tengah,
sumber
konsentrat
dari
dulang
anomali
tersebut.
Adanya butiran emas pada hulu S.
Direktorat
Taipa yang mata air nya berada di luar
Bandung
Bersistem
Daerah
Kabupaten
Kabupaten
Sumberdaya
Buol
Mineral,
daerah prospeksi perlu ditindaklanjuti
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
391
Buku 2 : Bidang Mineral
Simangunsong, H., dkk, 2002, Laporan
Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral
Logam
Di
Donggala
Sulawesi
Daerah
Dan
Kabupaten
Tolitoli
Tengah,
Provinsi
Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
Widhiyatna, D., 2000, Eksplorasi Geokimia
Regionaal
Lembar
Buol
Bersistem
Tilamuta-A
Tolitoli
Tengah,
Kabupaten
Propinsi
Direktorat
Daerah
Sulawesi
Sumberdaya
Mineral, Bandung
392
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 1. Lokasi dan kesampaian daerah penyelidikan
Gambar 2. Tektonik P. Sulawesi
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
393
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto 1. Batuan granit mengandung urat kuarsa tebal 1 meter, kedudukan N 100° E/60° di
daerah Pesi (lokasi conto DG 62/RB)
Foto 2. Singkapan granit lapuk yang terpotong oleh urat kuarsa mengandung emas terlihat
kegiatan penduduk lokal yang melakukan penggalian batuan selanjutnya diekstraksi dengan
amalgamasi (memakai teromol dan air raksa)
Foto 3. Urat kuarsa mengandung (4,348-174,1) ppm emas dengan ketebalan 2 cm hingga 20
cm dengan kedudukan N 280° E/49° dan pada tempat yang lain mempunyai kemiringan tegak
terjebak pada batuan granit lapuk, lokasi di Bukit Tintina Desa Rerang, Kecamatan Damsol
(DG/010/R)
394
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
\
Foto 4. Fotomikrograf sayatan poles emas yang terdapat bersama hidrous iron oxide DG 022 R
m
sol
Foto 5. Mikrografi conto DG 10 RC, sekelompok inklusi padatan (solid) terlihat mengelompok
dalam jalur planar, inklusi fluida multi fasa (mf) terisolir memperlihatkan bentuk subhedral
dengan kandungan air, gas dan beberapa kristal
Gambar 4. Histogam Temperatur leleh (Tm) dan Temperatur homogenisasi (Th) sampel DG 10
RC
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
395
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto 6. Singkapan mineralisasi logam dasar (DG 23 R) mengandung (2060-9345) ppm Cu dan
(8,14-33,01) % Fe, sedikit Mn dan limonit terjebak pada kontak batuan granit dan metasedimen
membentuk urat dengan kedudukan N267°E/74° lokasi di hulu S. Bayang daerah transmigran
S. Bayang Desa Bayang Kecamatan Damsol
Foto 7. Fotomikrograf sayatan poles pirit (P) dengan tekstur “bird eye texture” dan sfalerit (S)
yang terdapat dalam kalkopirit (K)
Foto 8. Boulder gossan warna coklat tua kekuningan pelapukan dari mineralisasi sulfida
diantaranya terdapat py, kalkopirit, azurit (diduga batuan samping granit-diorit kuarsa)
mengandung 3185 ppm Cu dan 36,36% besi di hulu S. Ogololo daerah Desa Panglasihan
Kecamatan Damsol (DG 028 F)
396
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
DG
10
Gambar 5. Ploting kedalaman pada model sistem urat emas- perak epitermal sulfidasi rendah
(model kompilasi dari : Buchanan (1980), Holister, 1965, Berger & Eimon (1983), Anaconda
Corp (1983), Guoyi (1992), Corbett & Leach (1996), mengindikasikan sampel urat berada pada
zona Precious Metal Horizon bagian bawah hingga base metal
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
397
Buku 2 : Bidang Mineral
Peta 1 Peta Geologi Ubahan, Mineralisasi dan Anomali Geokimia Endapan Sungai Aktif Daerah
Prospeksi (blok Utara) Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah
398
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Peta 2 Peta Geologi Ubahan, Mineralisasi dan Anomali Geokimia Endapan Sungai Aktif
Daerah Prospeksi (blok Selatan) Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
399