Resensi Buku 024

  Resensi Buku "Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya" Prof. Dr. Harun Nasution.

  KAJIAN BUKU “ISLAM DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEKNYA”

1. Identitas Buku

  1.1. Judul Buku : Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jilid I)

  1.2. Nama Pengarang : Prof. Dr. Harun Nasution

  1.3. Kota Penerbit : Jakarta

  1.4. Nama Penerbit : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

  1.5. Tahun : 2010

  1.6. Edisi Penerbitan : Edisi ke-5

  1.7. Tebal Buku : 125 halaman

  1.8. Harga Buku : Rp 15.000,00

2. Ringkasan

  Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Direktorat Perguruan Tinggi Agama telah merumuskan garis-garis besar pembinaan dan pengembangan perguruan tinggi agama yang mencakup 7 bidang, salah satunya adalah di bidang materiil. Di bidang materiil, khususnya pengadaan buku-buku pelajaran, para dosen

  IAIN dianjurkan untuk banyak melakukan terjemahan, saduran, dan bahkan tulisan asli. Dan akhirnya Prof. Dr. Harun Nasution telah berhasil menyusun buku Islam Ditinjau dari

  Berbagai Aspeknya, adalah suatu buku yang akan bermanfaat terutama untuk mata kuliah

  pengantar Agama Islam yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa IAIN (saat ini dikenal sebagai UIN) apa pun fakultas dan jurusannya.

  Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya disusun dalam rangka mencoba mengisi kekosongan literatur dalam bahasa Indonesia mengenai Islam dalam berbagai aspeknya. Buku ini tersusun atas dua jilid, yang pertama lebih banyak mengandung aspek-aspek sejarah, kebudayaan, dan lembaga-lembaga di samping aspek spriritual dan moral. Sedangkan yang kedua berisikan aspek-aspek pemikiran yang ada dalam Islam.

  Selain hal yang daripada dijelaskan di paragraf sebelumnya, bukuIslam Ditinjau dari

  Berbagai Aspeknya ingin menjelaskan mengenai hakikat Islam itu sendiri secara luas. Hal

  tersebut dikarenakan masih banyak dikalangan masyarakat Indonesia, baik kalangan bukan umat Islam, dan bahkan kalangan umat Islam itu sendiri yang menilai bahwa Islam itu bersifat sempit. Kekeliruan paham itu terjadi karena kurikulum pendidikan agama Islam yang banyak dipakai di Indonesia hanya ditekankan pada pengajaran ibadah, fikih, tauhid, tafsir, hadis, dan bahasa Arab dan itupun biasanya diajarkan hanya menurut satu mahzab saja.

  Dalam Islam sebenarnya terdapat aspek-aspek selain yang disebutkan di paragraf sebelumnya, seperti aspek teologi, ajaran spiritual dan moral, sejarah, kebudayaan, politik, hukum, lembaga-lembaga kemasyarakatan, misticisme dan tarekat, falsafah, ilmu pengetahuan dan pemikiran, dan usaha-usaha pembaruan dalam Islam. Maka dari itu sangatlah sempit pengetahuan mengenai Islam oleh masyarakat Indonesia pada waktu itu yang hanya mengenal Islam hanya dari tiga diantara aspek-aspek yang ada.

3. Isi Buku

  Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya ini secara keseluruhan hanya menguraikan aspek-aspek dalam Islam secara garis besarnya saja, bukan menguraikannya secara mendalam. Namun, apabila pembaca yang tertarik kepada suatu aspek dan ingin memperdalam pengetahuannya mengenai aspek tersebut, dapat memperoleh penjelasan dan diletakan disetiap akhir bab.

  Dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I ini, terdapat 6 pokok bahasan (Bab), yaitu:

  1. Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya;

  2. Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya;

  3. Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral;

  4. Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dibagi kedalam:

  a. Periode Klasik (650-1250M)

  b. Periode Pertengahan (1250-1800M)

  c. Periode Modern (1800M);

  5. Aspek Politik; 6. Lembaga-lembaga Kemasyarakatan.

  Pada Bab 1, Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya, di paparkan berbagai macam istilah dari kata agama. Mulai dari bahasa Arab (din), bahasa Eropa (religi), bahasa Semit, bahasa Latin, dan lain sebagainya. Selain itu, juga dijelaskan mengenai agama yang masih bersifat primitif (dinamisme, animisme, dan politeisme atau henoteisme) dan agama yang telah meninggalkan fase primitif (monoteisme atau agama tauhid).

  Agama dinamisme adalah sistem kepercayaan yang percaya kepada kekuatan gaib yang terdapat dalam benda-benda. Agama animisme adalah mengajarkan bahwa tiap-tiap benda baik yang bernyawa maupun yang tidak itu mengandung roh (percaya kepada kekuatan roh), Agama politeisme adalah sistem kepercayaan yang percaya terhadap dewa-dewa. Sedangakan Henoteisme mengakui satu tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa lain memiliki tuhan-Nya sendiri-sendiri (tuhan nasional). Monoteisme adalah percaya kepada tuhan yang esa atau Monoteisme, tuhan adalah tuhan internasional, tuhan semua bangsa di dunia bahkan tuhan alam semesta.

  Pada Bab 2, Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya, dijelaskan definisi Islam yang sumber dari ajaran-ajarannya berasal dari al-Quran dan hadis. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan juga mengenai sejarah peng-kodifikasian al-Quran, mulai dari segi turunnya, penyampaian terhadap para sahabat-sahabat untuk dihafal, penulisan di atas batu, tulang, pelepah korma, dan lain-lain. Dan sampai pada akhirnya atas anjuran Umar dan Abu Bakar, ayat-ayat yang masih terpisah itu dibukukan. Dari buku yang satu itu kemudian diperbanyak eksemplarnya oleh Usman (644-655M) dan dari teks Usman inilah kopi-kopi selanjutnya ditulis dan dicetak.

  Pada Bab 3, Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral, dijelaskan mengenai hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt.. Dalam Islam, ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan oleh manusia tersebut, seperti salat, puasa, dan zakat. Dalam al-Quran dan Hadis pun juga dijelaskan bahwa ibadat sebenarnya merupakan keseimbangan hidup serta berbudi pekerti luhur. Selain hal tersebut, al-Quran dan Hadis juga membawa ajaran-ajaran atau norma-norma moral yang harus dilaksanakan dan dipegang oleh setiap umat Islam.

  Pada Bab 4, Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dijelaskan mengenai sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw., yaitu Khulafa Al-Rasyidin. Dipaparkan secara jelas mulai dari Khalifah pertama, yaitu Abu Bakar Al-Siddik (632-634M) yang dalam waktu jabatan yang singkat, beliau dapat menyelesaikan perang riddah yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Medinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan Nabi Muhammad Saw. sudah tidak mengikat lagi setelah beliau wafat.

  Khalifah kedua, Umar Ibn Al-Khattab (634-644M), beliau lah yang mengadakan ekspansi untuk pertama kalinya. Selanjutnya Khalifah ketiga, Usman Ibn Affan (644-656M), dimasa pemerintahannya gelombang ekspansi berhenti. Terjadi perpecahan dikalangan umat Islam yang disebabkan oleh masalah pemerintahan. Selanjutnya Khalifah keempat, Ali Ibn Abi Talib (656-661M), beliau banyak mendapatkan tantangan dari pihak pendukung Usman dan sampai pada akhirnya Ali pun terbunuh. Kemudian muncullah Dinasti Umayyah (661-750M) yang selanjutnya kembali melakukan ekspansi yang kedua dan Dinasti Umayyah menjadi Khalifah kelima.

  Sebab-sebab yang membuat ekspansi Islam ke luar daerah Semenanjung Arabia begitu cepat antara lain:

  1. Islam adalah agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat yang berdiri sendiri lagi mempunyai sifat pemerintahan, undang-undang, dan lembaga-lembaga sendiri.

  2. Terdapat keyakinan dari dalam hati para sahabat untuk melakukan kewajiban menyampaikan ajaran-ajaran Islam sebagai agama baru ke seluruhn tempat.

  3. Bizantium dan Persia pada saat itu telah memasuki fase kelemahannya.

  4. Rakyat Bizantium merasa kehilangan kemerdekaannya untuk beragama dikarenakan Kerajaan Bizantium memaksakan aliran yang dianutnya kepada rakyat yang diperintah.

  5. Islam tidak pernah memaksa rakyat untuk memeluk Islam. Tetapi Islam hanya menyampaikan ajaran-ajarannya dan selanjutnya terserah kepada yang bersangkutan apakah masuk Islam atau tidak masuk Islam.

  6. Bangsa Sami di Suria dan Palestina serta Bangsa Hami di Mesir memandang Bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada Bangsa Eropa Bizantium.

  7. Daerah-daerrah yang dikuasai Islam penuh dengan kekayaan.

  Selain itu, pada zaman Dinasti Umayyah, daerah-daerah yang berhasil dikuasai Islam sangatlah luas, diantaranya Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Pakistan, Rurkmenia, Uzbek dan Kirgis. Namun Dinasti Umayyah akhirnya mengalami masa kelemahan setelah mengalami puncak kejayaan pada masa Al-Walid I. Sebab-sebab yang membawa kelemahan dan kejatuhan Dinasti Umayyah adalah: 1. Dinasti Umayyah senantiasa mendapat perlawanan dari kaum Khawarij.

  3. Pertentangan tradisional antara Suku Arab Utara dengan Suku Arab Selatan.

  4. Persaingan di kalangan anggota-anggota Dinasti Umayyah

  5. Kehidupan mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas anak-anak Khalifah yang membuat mereka kurang sanggup untuk memikul beban pemerintahan negara yang demikian besar.

  6. Munculnya kaum Bani Hasyim sebagai saingan dari Bani Umayyah.

  Pada Bab 5, Aspek Politik, berisi mengenai sejarah politik pada masa Nabi hingga para sahabatnya. Secara keseluruhan pada masa itu terdapat tiga golongan politik, yaitu golongan Ali (Syi’ah), golongan Khawarij, dan golongan Mu’awiah (Bani Umayyah). Pada masa itu, menentukan khalifah(pemerintahan) sudah seperti negara yang berbentuk republik. Dalam arti bahwa kepala negara dipilih tidak secara turun menurun melainkan atas persetujuan dan pengakuan umat, yang dikenal dengan bay’ah.

  Dengan demikian cara politik umat Islam pada masa itu bukanlah dengan sistem feodalisme (kerajaan) dimana cara pengangkatan kepala negara secara turun temurun. Tetapi cara yang digunakan pada masa itu lebih sesuai untuk dimasukkan ke dalam sistem pengangkatan kepala negara dalam pemerintahan demokrasi. Nabi Muhammad Saw. pada saat itu memegang dua kekuasaan, yaitu kekuasaan spiritual dan kekuasaan sekuler karena sebagai Rasul yang diutus Allah Swt. Beliau membawa ajaran-ajaran bukan hanya bersangkutan dengan hidup kerohanian saja melainkan juga ajaran-ajaran mengenai hidup keduniaan manusia.

  Pada Bab 6, Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan, berisi mengenai sistem lembaga- lembaga atau pranata sosial pada masa dahulu. Dimana pada masa itu lembaga-lembaga yang berdiri atau yang ada sudah seperti lembaga-lembaga pada negara modern saat ini. Mulai dari kepala pemerintahan hingga sampai tinggat yang terendah pun secara keseluruhan sama itu Nabi Muhammad memegang seluruh kekuasaan sedangkan di Indonesia kekuasaan kepala negara dibagi menjadi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

  4. Karakteristik Buku

  Dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I, seluruh materi yang ada disajikan secara garis besarnya saja karena mengetahui Islam dalam segala aspeknya secara mendetail tentu tidak mudah dan memerlukan waktu yang lama serta usaha yang kuat. Sebagai dasar, mempelajari buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya sudah cukup, kemudian apabila seseorang ingin mempelajari secara mendalam barulah mengadakan spesialisasi. Selain itu dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya para pembaca juga diajak untuk menerapkan teori-teori dalam kehidupan nyata.

  5. Kelebihan Buku

  Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya dirancang dengan sangat sempurna karena segi materiil, buku ini dapat dikatakan sempurna, sebab sudah dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Catatan Kaki (Footnote), dan Indeks. Dengan Daftar Pustaka, pembaca lebih mudah untuk mencari buku referensi lain apabila ingin melakukan pendalaman materi atau spesialisasi meteri. Dengan Catatan Kaki (Footnote), pembaca tahu darimana penulis mengutip suatu materi. Dengan Indeks, pembaca dengan mudah mencari materi yang diinginkan melalui istilah-istilah khusus, nama tokoh, maupun nama peristiwa dan tempat. Pemilihan kata (diksi) yang digunakan juga sangat baik dan gaya bahasanya pun mudah untuk dimengerti. Huruf yang digunakan cocok sekali untuk tulisan ilmiah, serta ukuran huruf dan margin sudah sangat rapi. Secara fisik, ukuran buku (14,5cmX21cm) tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil sehingga memudahkan untuk mobilitas atau dibawa kemana-mana. Karena pada hakikatnya buku ini untuk kalangan mahasiswa, jadi harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau padahal isi dari buku ini sangatlah sempurna. Dan yang paling penting adalah urutan (sequence) materi sangat tepat sekali penempatannya, sehingga membuat pembacanya tidak cepat bosan dan selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi akan suatu materi yang disajikan.

  6. Kelemahan Buku

  Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya sebenarnya sudah dapat dikatakan sempurna, namun ada sedikit kekurangan pada penulisan EYD, yaitu banyak beberapa kata yang kurang sesuai dengan EYD. Padahal tulisan ilmiah seharusnya nihil akan kesalahan dalam penulisan EYD. Selain itu juga masih terdapat banyak kesalahan pengetikan kata-kata nama tokoh, negara, dan lain-lain. Hal tersebut seharusnya jangan sampai terjadi karena dikhawatirkan akan menimbulkan makna yang ambigu atau makna ganda. Secara fisik buku ini juga kurang baik dalam hal bahan dasar kertasnya karena kertas yang digunakan sangat rentan rapuh dan mudah sobek. Seharusnya digunakan bahan kertas yang baik sehingga dapat bertahan lama.

7. Penutup

  7.1. Kesimpuan

  Jadi, secara keseluruhan buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I buah karya Prof. Dr. Harun Nasution ini dapat dikatakan sempurna dan lengkap walaupun masih terdapat kekurangan didalamnya. Selain itu buku ini juga dikemas dengan baik dan menarik sesuai dengan materi yang disajikan dan materi-materi yang disajikan pun sangat dapat dipertanggungjawabkan.

  7.2. Saran

  Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I adalah buku yang dirancang untuk para pemula yang ingin mempelajari Islam dari berbagai aspeknya. Buku ini sangat cocok salah satu cabang ilmu pengetahuan Islam dengan catatan setelah mengetahui aspek-aspek tersebut.

  Oleh sebab itu, tidak ada salahnya dan rugi tentunya apabila anda memilikinya. Karena pada hakikatnya buku ini untuk kalangan mahasiswa, sehingga harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau padahal isi dari buku ini sangatlah sempurna. Dan yang terpenting adalah setelah anda memahami seluruh isi dari buku ini, anda dapat menerapkan atau mengaplikasikan ilmu anda kepada khalayak luas dan dapat menjadi pahala yang tiada putusnya bagi anda dan alm. Prof. Dr. Harun Nasution karena telah mengajarkan suatu ilmu yang bermanfaat.

  http://nandoxodnan.blogspot.co.id/2012/11/resensi-buku-islam-ditinjau-dari.html