Pengaruh Spirulina sp terhadap kadar kolesterol dalam darah

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:28:21 2017 / +0000 GMT

Pengaruh Spirulina sp terhadap kadar kolesterol dalam darah
LINK DOWNLOAD [27.40 KB]
Pengaruh Spirulina sp terhadap kadar kolesterol dalam darah | Spirulina sp. termasuk dalam kelompok rumput laut biru-hijau
yang mengandung Gamma Linolenic Acid (GLA), beta-karotin, dan serat. Kandungan asam lemak esensial yaitu Gamma Linolenic
Acid (GLA) yang berfungsi untuk mengontrol sintesa kolesterol dalam liver dan kandungan beta-karotin yang berfungsi untuk
mengurangi formasi dan oksidasi dari protein ?Low Density Lipoprotein? (LDL kolesterol), (Kabinawa, 2006).
Serat yang terkandung dalam Spirulina sp. termasuk dalam serat makanan (dietary fiber). Serat merupakan nutrisi non-gizi yang
tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan manusia sehingga serat tidak menghasilkan energi dan gizi. Meskipun tidak
memiliki nilai gizi, kehadiran serat di dalam makanan sangat diperlukan. Dengan adanya serat di dalam makanan, pembuangan air
besar menjadi teratur karena kotoran menjadi lebih lunak dan volumenya lebih besar sehingga dapat meninggalkan saluran
pencernaan dengan lancar (Bangun, 2003). Efek fisiologis dan metabolik dari serat sangat bervariasi tergantung dari jenis serat yang
dikonsumsi. Efek fisiologis dan metabolik yang timbul sangat dipengaruhi oleh sifat fisik serat tersebut, seperti kelarutan dalam air,
hidrasi, dan kemampuan menahan air, kemampuan mengikat bahan organik dan anorganik dan daya fermantabilitas bakteri (Tala,
2009).
Berdasarkan kelarutannya dalam air, serat dapat dibedakan menjadi serat larut dan serat tak larut :

- Serat larut dalam air
Jenis serat makanan larut di dalam air antara lain pektin, gum, musilago, dan betaglukans. Umumnya serat ini terdapat pada tepung

beras, tepung gandum, kubis buncis, kacang polong, umbi umbian wortel, bit, jeruk, apel, dan stroberi. Pektin, gum, betaglukans,
dan beberapa jenis hemiselulosa mempunyai manfaat serat makanan kemampuan tinggi menahan air dan membentuk cairan kental
di dalam saluran pencernaaan. Hal ini dapat menunda pengosongan lambung oleh makanan dan menghambat makanan bercampur
dengan enzim pencernaan sehingga mengurangi penyerapan zat makanan di dalam usus. Proses tersebut menunjukkan
bahwa manfaat serat makanan mampu menurunkan penyerapan asam amino dan asam lemak. Kedua zat tersebut diduga buruk bagi
sistem pencernaan dan metabolisme tubuh. Di dalam pencernaan, manfaat serat makanan larut menggandeng asam empedu (produk
akhir dari kolesterol) dan membawa keluar bersama tinja. Dengan demikian, semakin tinggi konsumsi serat makanan larut, semakin
banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan tubuh (Bangun, 2003).

- Serat tidak larut dalam air
Berbeda khasiat dengan serat makanan larut, manfaat serat makanan tidak larut air berfungsi melancarkan pencernaan sehingga
buang air besar menjadi teratur. Serat makanan yang tidak larut dalam air antara lain selulosa, hemiselulosa, dan liginin.
Umumnya manfaat serat makanan ini terdapat pada gandum, biji bijian (serealia), buah, sayuran, dan kacang kacangan. Semua buah
dan sayur mengandung manfaat serat makanan. Kadar serat makanan terutama terdapat pada apel, anggur, pir, jambu biji, wortel,
kapri, dan kacang kacangan. Manfaat serat makanan banyak terdapat pada bagian kulit. Jadi sebaiknya beberapa buah di konsumsi
bersama kulitnya, seperti apel, anggur, jambu biji, dan pir. Serat tersebut sebagian besar berfungsi di bagian hilir usus. Fungsinya
antara lain mempercepat gerak peristaltik usus (gerak lapisan otot usus), memperbesar masa kotoran, dan memperlunak kotoran
sehingga mudah dikeluarkan. Karena itu, serat makanan sering dikatakan dapat memperlancar buang air besar. Kekurangan serat
makanan tidak larut menyebabkan konstipasi atau sembelit, di karenakan kotoran dalam tubuh mengeras (Bangun, 2003).
Sifat fisik serat yang sangat berperan dalam hubungannya dengan kadar kolesterol darah adalah kemampuannya yang dapat

berikatan dengan enzim atau nutrien dalam saluran cerna (Tala, 2009). Efek fisiologisnya adalah :

- Berkurangnya absorpsi lemak
Baik serat larut maupun serat tak larut dapat mempengaruhi absorpsi lemak dengan mengikat asam lemak, kolesterol dan garam
empedu di saluran cerna. Asam lemak dan kolesterol yang terikat dengan serat tidak dapat membentuk micelle yang sangat

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:28:21 2017 / +0000 GMT

dibutuhkan untuk penyerapan lemak agar dapat melewati unstirred water layer masuk ke eritrosit. Akibatnya lemak yang berikatan
dengan serat tidak bisa diserap dan akan terus ke usus besar untuk dieksresi melalui feses atau didegradasi oleh bakteri usus (Tala,
2009).

- Meningkatkan eksresi garam empedu
Serat akan mengikat garam empedu sehingga micelle tidak dapat terbentuk. Di samping itu garam empedu yang telah terikat serat ini
tidak dapat direabsorpsi dan di-resirkulasi melalui siklus enterohepatik. Akibatnya garam empedu ini akan terus ke usus besar untuk

dibuang melalui feses atau didegradasi oleh flora usus (Tala, 2009).

- Mengurangi kadar kolesterol serum
Konsumsi serat dapat menurunkan kadar kolesterol serum melalui beberapa cara, antara lain :

- Dengan meningkatnya eksresi garam empedu dan kolesterol melalui feses maka garam empedu yang mengalami siklus
enterohepatik juga berkurang. Berkurangnya garam empedu yang masuk ke hati dan berkurangnya absorpsi kolesterol akan
menurunkan kadar kolesterol sel hati. Ini akan meningkatkan pengambilan kolesterol dari darah yang akan dipakai untuk
sintesis garam empedu yang baru yang akibatnya akan menurunkan kadar kolesterol total (Tala, 2009).
- Terjadi perubahan pool garam empedu dari cholic acid menjadi chenodeoxycholic acid yang menghambat 3-hydroxy
3-methylglutaryl (HMG) CoA reductase yang dibutuhkan untuk sintesis kolesterol (Tala, 2009).
- Penelitian pada hewan menunjukkan propionat atau asam lemak rantai pendek lain yang terbentuk sebagai hasil degradasi
serat di kolon akan menghambat sintesis asam lemak (Tala, 2009).
Pentingnya asupan serat (dalam jumlah yang cukup) bagi kesehatan telah ditunjukkan melalui efek fisiologis dari masing-masing
jenis serat tersebut. Dengan memperlambat absorpsi karbohidrat dapat membantu penderita diabetes mellitus dalam mengatur kadar
gula darahnya. Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung, karena itu konsumsi serat larut yang
dapat menurunkan kadar kolesterol sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit jantung. Hasil penelitian membuktikan
bahwa pada kelompok populasi dengan konsumsi serat yang tinggi dijumpai insiden yang lebih rendah untuk gangguan saluran
cerna, penyakit jantung, kanker kolon dan mammae. Efek kenyang yang timbul setelah konsumsi serat juga membantu untuk
mengontrol berat badan (Tala, 2009).

Daftaar Pustaka

- Bangun A.P., 2003. Pola hidup sehat berpantang daging. Edisi pertama, Jakarta : Agromediapustaka, h : 27-30.
- Tala Zaimah Z, 2009. Manfaat serat bagi kesehatan. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.
- Kabinawa I Nyoman, 2006. Spirulina ganggang penggempur aneka penyakit. Edisi pertama, Tangerang : PT
agromediapustaka, h : 1-20.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |