Analisis Work Family Conflict, Stres Kerja Dan Kinerja Wanita Berperan Ganda Pada Yayasan Compassion East Indonesia | Roboth | JURNAL RISET BISNIS DAN MANAJEMEN 7517 14777 1 SM

Analisis Work Family Conflict….. (Roboth)

33

Analisis Work Family Conflict, Stres Kerja Dan Kinerja Wanita Berperan Ganda Pada
Yayasan Compassion East Indonesia

Jane Y.Roboth
Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
(Yolanda_je@yahoo.com)

Abstract
The research was conducted with the objective of verifying the influence of Work Family
Conflict consists of work to family conflict and family to work conflict and with job stress to
analyze performance of dual role women in the foundation Compassion East Indonesia. The
population in this study was all married women who work in the organization of Compassion
Indonesia until December 2014, the number of employees 68 with a sample of 30 people.
Data analysis using path analysis. The results of the t test for Work-Family Conflict (X1) on
the performance of Women Serving Dual (Y) shows the value of 0491 means that sig sig value
is greater than the probability value of 0.05 (0.491> 0.05), the conclusion that can be drawn
is H0 is accepted and H1 is rejected. The results of the t test for family-work conflict showed

sig 0.003 and t indicates the value of 3.112, meaning that the value of sig is smaller than the
probability value of 0.05 (0.003 < 0.05), the conclusion that can be drawn is H2 H2 is
rejected and accepted. The results of the t test for job stress (X3) on the performance (Y)
showed sig 0.000 and t indicates the value of 6.192, meaning that the value of sig is smaller
than the probability value of 0.05 (0.000 < 0.05), the conclusion that can be drawn is H3, H3
is rejected and accepted.
Keywords: Work Family Conflict, Job Stress and Performance Female Employees

Abstrak
Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk membuktikan pengaruh konflik peran ganda
terdiri dari work family conflict dan stress kerja dan menganalisis work-family conflict dan
kinerja wanita berperan ganda di yayasan Compassion East Indonesia. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wanita yang sudah menikah yang bekerja di Yayasan
Compassion Indonesia sampai dengan Desember 2014, jumlah karyawati 68 dengan jumlah
sampel 30 orang. Analisa data menggunakan analisis jalur. Hasil uji t untuk Konflik
Keluarga-Pekerjaan (X1) terhadap kinerja Wanita Berperan Ganda (Y) menunjukkan nilai
sig 0.491 artinya nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 (0,491> 0,05) maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil uji t untuk konflik
keluarga-pekerjaan menunjukkan nilai sig 0,003 dan t hitung menunjukkan nilai 3,112,
artinya nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,003< 0,05) maka kesimpulan yang

dapat diambil adalah H2 ditolak dan H2 diterima. Hasil uji t untuk stress kerja (X3)
terhadap kinerja (Y) menunjukkan nilai sig 0,000 dan t hitung menunjukkan nilai 6,192,
artinya nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,000< 0,05) maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah H3 ditolak dan H3 diterima.
Kata Kunci : Work family konflik, Stres Kerja dan Kinerja karyawan wanita

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:33-46

Crouter, 2005). Sementara temuan yang

Latar Belakang
Salah

satu

33

peran

yang


diperoleh terutama di negara-negara Barat

dimainkan oleh perempuan dewasa kini

dan teori-teori yang terkait mengacu pada

adalah peran sebagai pekerja. Menurut

hubungan yang jelas antara tuntutan

Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13

pekerjaan

dan

tahun 2003, pekerja/buruh adalah setiap

(Spector,


Allen,

orang yang bekerja dengan menerima upah

Cooper, & Widerszal-Bazyl, 2007), hal ini

atau imbalan dalam bentuk lain. Matlin

menunjukkan bahwa jam kerja yang

(2004) mengatakan bahwa perempuan

panjang, tugas dan beban kerja yang berat

bekerja

(employed

baru


konflik

kerja-keluarga

Poelmans,

Lapierre,

women)

adalah

memiliki langsung pengaruh konflik kerja-

bekerja

untuk

keluarga (BOYAR, Maertz, Mosley, &


mendapatkan upah. Karena dewasa ini,

Carr, 2008; Kim, Leong, & Lee, 2005).

kebanyakan wanita memiliki peran ganda,

Oleh

yaitu mengurus rumah tangga dan bekerja.

membangun keseimbangan

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010,

antara pekerjaan dan keluarga domain

jumlah angkatan kerja adalah 107,7 juta

sehingga beberapa tuntutan di kedua


jiwa.

jumlah

domain bisa dipenuhi secara efisien, dan

penduduk yang bekerja adalah 104,9 juta

sumber daya yang dibutuhkan dapat

jiwa, terdiri dari 66,8 juta orang laki-laki

dicapai dan digunakan dengan mudah

dan 38,1 juta orang perempuan (informasi

(Bass, Butler, Grzywacz, & Linney, 2008).

perempuan


Dari

yang

jumlah

tersebut,

tematik sensus penduduk 2010 badan pusat
statistik).
Work-family conflict berhubungan

karena

Prioritas

itu,

penting


mana

untuk

yang baik

yang

sebaiknya

wanita pilih? keluarga atau pekerjaan?
Bisakah keduanya seimbang tanpa ada

sangat kuat dengan depresi dan kecemasan

yang

yang diderita oleh wanita dibandingkan


mengorbankan

pria (Frone, 2000). Dan berhubungan juga

berharga untuk menunjukkan perhatian

dengan peran tradisional wanita yang

seorang

hingga saat ini tidak bisa dihindari, yaitu

sebaliknya,

tanggung jawab dalam mengatur rumah

untuk suatu kepentingan kantor. Stres

tangga dan membesarkan anak. Work-


disebabkan

family conflict dianggap menjadi masalah

lingkungan kerja, lingkungan sosial, dan

penting dalam dunia bisnis saat ini (Burke

dalam

& El-Kot, 2010; Grandey, Cordeino, &

keluarga dan kehidupan sosial) dan juga

dikorbankan?

ibu

waktu

kepada

harus

yang

sangat

anaknya

atau

meninggalkan

anak

peristiwa

kehidupan

Mungkin

terganggu

rutin

di

(pekerjaan,

Analisis Work Family Conflict….. (Roboth) 34

disebabkan oleh emosional, psikologis,

penelitian

Aminuddin

et

al

(2013).

mental dan penyakit fisik ". Selain itu,

Penelitian ini juga mengambil objek

"Stres berasal dari situasi atau keadaan

penelitian yang berbeda dengan penelitian

yang membutuhkan penyesuaian perilaku

penelitian sebelumnya.

perubahan baik atau buruk adalah stres
atau apakah itu perubahan positif atau

Kajian Teoritik dan Empiris

negatif, respon fisiologis yang sama" (W.

Konsep Konflik dan Konflik Kerja

Colligan & M. Higgins, 2010).

Keluarga

Di ungkapkan oleh Gitosudarmo dan

Menurut Antonius, dkk (2002: 175)

Suditta (1997), bahwa stress mempunyai

konflik adalah suatu tindakan salah satu

dampak positif dan negatif. Dampak

pihak

positif stress pada tingkat rendah sampai

menghambat, atau mengganggu pihak lain

pada tingkat moderat bersifat fungsional

dimana

dalam arti berperan sebagai pendorong

kelompok

peningkatan kinerja pegawai, sedangkan

hubungan antar pribadi. Hal ini sejalan

pada tingkat negatif stress pada tingkat

dengan pendapat Morton Deutsch, seorang

yang tinggi adalah penurunan pada kinerja

pionir

karyawan yang drastis.

(Bunyamin

.

yang

hal

ini

pendidikan

interaksi

Maftuh,

terjadi

antar

ataupun

dalam

resolusi
2005:

bahwa

sosial

menghalangi,

dapat

masyarakat

menyatakan

Argumen Orisinalitas / Kebaruan

berakibat

konflik
47)

dalam

antar

yang

konflik,

individu

atau

Penelitian ini merupakan hasil

kelompok

gabungan dari beberapa penelitian yaitu

perbedaan

penelitian yang dilakukan Nilgun Anafarta

Konflik semata-mata bisa memperbaiki

(2011),

dan

penelitian

yang

dilakukan

lebih

dipengaruhi

daripada

memperburuk

oleh

oleh

persamaan.

prestasi

individu

Muhammad Naeem Tarig dan Muhammad

maupun

Ramzan Aisha Rias (2013), penelitian dari

pengelolaan

Aminah

penelitian

konflik ini secara etimologis berasal dari

Nurnazirah Jamadin, Samsiah Mohamad,

bahasa Latin “con” yang berarti bersama,

Zurwina Syarkawi, and Fauziah Noordin

dan “fligere” yang berarti benturan atau

(2015) menyatakan konflik kerja-keluarga

tabrakan.

Ahmad

(2008),

merupakan prediktor untuk stress kerja
serta

organisasi
konflik

tergantung
tersebut.

dari
Istilah

Konflik kerja-keluarga (work family
conflilct)

telah

didefinisikan

sebagai

ketidakcocokan bersama antara tuntutan

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:33-46 35

peran kerja dan permintaan dari peran

ini biasanya terjadi pada saat seseorang

keluarga. L. T. Thomas and D. C. Ganster

berusaha memenuhi tuntutan peran dalam

& E. Galinsky, J. T. Bond, and D. E.

pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi

Friedman (dalam Nurnazirah Jamadin,

oleh kemampuan orang yang bersangkutan

dkk, 2015). Greenhouse dan Beutell

untuk memenuhi tuntutan keluarganya,

(dalam Wirakristama dan Suharnomo,

atau

2011), konflik peran ganda adalah sebuah

tuntutan peran dalam keluarga dipengaruhi

konflik

oleh kemampuan orang tersebut dalam

yang timbul

akibat tekanan-

tekanan yang berasal dari pekerjaan dan

sebaliknya,

dimana

pemenuhan

memenuhi tuntutan pekerjaannya.

keluarga. Work Family Conflict memiliki

Santrock (2002) menjelaskan bahwa

dua bentuk, yaitu konflik pekerjaan-

peran ganda menggambarkan pernikahan

keluarga serta konflik keluarga-pekerjaan

antara suami dan istri dan keduanya

(Frone

memiliki pekerjaan tempat mereka dapat

dalam

Yavas

et

al,

2008).

Greenhaus dan Beutell (dalam Jimad,

berkarier.

2010) mendefinisikan konflik pekerjaan-

keseimbangan kerja dan keluarga inilah

keluarga sebagai bentuk konflik peran

maka bermunculan berbagai konflik dan

dimana tuntutan peran pekerjaan dan

masalah yang harus dihadapi dan dicari

keluarga

jalan keluarnya jika ingin tetap menjalani

secara

mutual

tidak

dapat

disejajarkan dalam beberapa hal. Frone et
al.,

(dalam

Indriyani,

Dalam

perjuangan

menuju

kedua peran tersebut.

2009)

Work Family Conflict memiliki dua

mendefinisikan konflik pekerjaan-keluarga

bentuk, yaitu konflik pekerjaan-keluarga

sebagai konflik peran yang terjadi pada

serta konflik keluarga-pekerjaan (Yavas et

karyawan, dimana disatu sisi ia harus

al., 2008:8). Konflik yang terjadi pada

melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi

peran di keluarga dan peran di pekerjaan

lain harus memperhatikan keluarga secara

menimbulkan efek-efek negatif. Konflik

utuh.

keluarga pekerjaan (work family conflict)
Frone, Rusell & Cooper (2000)

dalam

Nyoman

mendefinisikan

Triaryati
Konflik

(2003:86)

Peran

oleh para ahli selalu dikaitkan dengan
sumber stress yang mempengaruhi segi

Ganda

fisik dan psikologis (Adams dkk.,1996).

(Work Family Conflict) sebagai bentuk

Frone, Russel, & Barnes (Major dkk,

konflik peran dimana tuntutan peran dari

2002) menyatakan bahwa konflik antara

keluarga dan pekerjaan secara mutual tidak

pekerjaan ke keluarga (work to family

dapat disejajarkan dalam beberapa hal. Hal

conflict) mempunyai hubungan dengan

Analisis Work Family Conflict….. (Roboth)

36

depresi dan keluhan somatic. Konflik yang

karyawan terhadap keluarga. Menurut

berkepanjangan,
menurunkan

tidak
kinerja,

saja

dapat

Boles, James S., W. Gary Howard &

tetapi

bisa

Heather H. Donofrio (2001): Indikator-

menimbulkan stres. Stres terjadi karena

indikator

konflik

berkepanjangan

adalah: a. Tekanan kerja. b. Banyaknya

menimbulkan ketidakseimbangan fisik dan

tuntutan tugas c. Kurangnya kebersamaan

psikis, sebagai bentuk reaksi terhadap

keluarga d. Sibuk dengan pekerjaan e.

tekanan yang intensitasnya sudah terlalu

Konflik komitmen dan tanggung jawab

tinggi.

terhadap keluarga.

yang

Greenhaus
Anafarta

dan

Beutell

(2011:168)

dalam

mendefinisikan

konflik

pekerjaan-keluarga

Menurut Frone, Russell dan Cooper
(1992)

indikator-indikator

konflik

konflik pekerjaan-keluarga sebagai bentuk

keluarga-pekerjaan adalah: a. Tekanan

konflik peran dimana tuntutan peran

sebagai orang tua. Tekanan sebagai orang

pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak

tua merupakan beban kerja sebagai orang

dapat disejajarkan dalam beberapa hal.

tua

Sementara Natemeyer et al, (dalam Yavas

ditanggung bisa berupa beban pekerjaan

et al., 2008:10) mendefinisikan konflik

rumah tangga karena anak tidak dapat

pekerjaan-keluarga sebagai bentuk konflik

membantu dan kenakalan anak. b. Tekanan

dimana tuntutan umum, waktu serta

perkawinan.

ketegangan yang berasal dari pekerjaan

merupakan beban sebagai istri didalam

mengganggu tanggung jawab karyawan

keluarga. Beban yang ditanggung bisa

terhadap keluarga. Menurut Boles et al.,

berupa pekerjaan rumah tangga karena

(dalam

suami

Indriyani,

indikator

konflik

2009),

indikator-

pekerjaan-keluarga

didalam

keluarga.

Beban

Tekanan

tidak

dapat

yang

perkawinan

atau

tidak

bisa

membantu, tidak adanya dukungan suami

adalah: a) Tekanan kerja b) Banyaknya

dan

tuntutan tugas c) Kurangnya kebersamaan

keputusan tidak secara bersama-sama. c.

keluarga.

Kurangnya

keterlibatan

sebagai

istri.

Kurangnya

keterlibatan

sebagai

istri

Yavas et al., 2008:10) mendefinisikan

mengukur

tingkat

konflik pekerjaan-keluarga sebagai bentuk

memihak secara psikologis pada perannya

konflik dimana tuntutan umum, waktu

sebagai

serta

dari

sebagai istri bisa berupa kesediaan sebagai

pekerjaan mengganggu tanggung jawab

istri untuk menemani suami dan sewaktu

Sementara Natemeyer et al, (dalam

ketegangan

yang

berasal

sikap

suami

pasangan

yang

mengambil

seseorang

(istri).

dalam

Keterlibatan

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:33-46 37

dibutuhkan

suami.

Kurangnya

karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat

keterlibatan sebagai orang tua. Kurangnya

menimbulkan stress kerja yang dapat

keterlibatan sebagai orang tua mengukur

memunculkan

tingkat

reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku.

seseorang

d.

dalam

memihak

reaksi

individu

berupa

perannya sebagai orang tua. Keterlibatan

Stres kerja adalah suatu perasaan yang

sebagai orang tua untuk menemani anak

menekan atau rasa tertekan yang dialami

dan sewaktu dibutuhkan anak. e. Campur

karyawan dalam menghadapi pekerjaannya

tangan

pekerjaan.

Campur

tangan

(Anwar Prabu, 1993: 93). Beehr dan Franz

derajat

dimana

(dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17),

mencampuri

mendefinisikan stres kerja sebagai suatu

kehidupan keluarganya. Campur tangan

proses yang menyebabkan orang merasa

pekerjaan bisa berupa persoalan-persoalan

sakit, tidak nyaman atau tegang karena

pekerjaan yang mengganggu hubungan di

pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja

dalam keluarga yang tersita.

yang tertentu. Menurut Stephen Palmer &

pekerjaan

menilai

pekerjaan

seseorang

Cary

Cooper

bahwa

Stress Kerja

respon

(2007),

mengemukakan

terhadap

stres

dapat

Pengertian dari stress kerja adalah

ditampilkan dalam 3 bentuk, yaitu bentuk

respon seorang individu terhadap stresor di

fisik, perilaku dan psikologis. Gejala yang

tempat kerja. Stres dalam fisiologi telah

ditimbulkan dalam bentuk fisik, antara

didefinisikan sebagai reaksi internal tubuh

lain, mulut kering, tangan lembab, sesak

terhadap

nafas, migrain, diare, asma bahkan sampai

efek

fisiologis

yang

tidak

menguntungkan seperti ekstrim dingin dan
panas,

kesulitan

dan

pingsan.

kesusahan,

kemiskinan, kerusakan, nyeri, infeksi dan
keracunan berat, dll (Berzwinsky, 1992:
772 dalam Dr.Mehdi Babaei Ahari, 2013).
Stres sebagai reaksi organisme, yang

Gejala-Gejala Stres Kerja
Menurut Brahan dan Hardjana dalam
Doelhadi, (1997) gejala stres kerja ada
empat, yaitu:

dapat berupa reaksi fisiologis, psikologis,

a.Gejala yang menyangkut aspek fisik

atau perilaku. Berdasarkan definisi di atas,

seperti sulit tidur, sakit kepala, adanya

stress kerja dapat diartikan respon individu

gangguan pencernaan, keringat berlebih,

terhadap sumber atau stresor, dimana

selera makan berubah, kehilangan gairah

stresor yang dimaksud adalah segala

atau daya energi, banyak melakukan

kondisi

pekerjaan

yang

dipersepsikan

Analisis Work Family Conflict….. (Roboth) 38

kekeliruan atau kesalahan dalam bekerja

(karyawan) dengan kinerja perusahaan.

dan hidup.

Ukuran kesuksesan yang dicapai oleh

b.Gejala

yang menyangkut emosional

seperti

mudah

mudah

dengan karyawan yang lain karena harus

mudah

disesuaikan dengan ukuran yang berlaku

gelisah, sering cemas, mudah menangis

dan jenis pekerjaan yang dilakukannya

dan depresi, gugup, agresif terhadap

(Steel Johnson, et al 2000). Menurut

orang lain, gampang bermusuhan dan

Bernadin dan Rusell (1998), kinerja kerja

menyerang, ada kelesuan mental.

adalah catatan mengenai akibat-akibat

tersinggung,

c.Gejala

marah,

karyawan tidak bisa di generalisasikan

terlalu

yang

sensitif,

dengan

yang dihasilkan pada sebuah fungsi kerja

intelektual seperti mudah lupa, kacau

atau kegiatan tertentu dalam suatu jangka

pikirannya, sulit berkosentrasi, prestasi

waktu tetentu. Kinerja kerja seorang

kerja menurun, produktivitas menurun,

individu

mutu

kemampuan, usaha dan kesempatan yang

kerja

berlebihan,

menyangkut

rendah,

melamun

dari

dapat diukur dari akibat yang di hasilkan

dibuat dalam kerja, kehilangan rasa

oleh karena itu kinerja kerja bukan

humor yang sehat.

menyangkut karakteristik pribadi yang

yang

kekeliruan

gabungan

yang

d.Gejala

banyak

suka

merupakan

menyangkut

aspek

ditujukan oleh seseorang melainkan hasil

interpersonal seperti acuh tak acuh,

kerja yang telah dan akan dilakukan oleh

kepercayaan terhadap orang lain hilang,

seseorang.

mudah mengingkari janji dengan orang

Menurut Motowidlo dan van Scotter

lain, bersikap menutup dan membentengi

(1994), kinerja kerja mengacu pada hasil-

diri terhadap orang lain.

hasil yang diperoleh dari tugas-tugas yang
subtantit yang membedakan pekerjaan
seseorang dengan pekerjaan yang lainnya

Kinerja Kerja
Pada dasarnya kinerja karyawan

serta meliputi aspek-aspek yang lebih

merupakan cara kerja karyawan dalam

teknis mengenai kinerja. Kinerja kerja

suatu perusahaan selama periode tertentu.

memberikan kontribusi bagi organisasi

Suatu perusahaan yang memiliki karyawan

dengan mengubah bahan mentah. sebagai

yang

bagian dari langkah untuk menghasilkan

kinerjanya

baik

maka

besar

kemungkinan kinerja perusahaan tersebut

produk

akan baik, sehingga terdapat hubungan

diberikan oleh kinerja kerja bisa juga

yang sangat erat antara kinerja individu

dengan memberikan pelayanan-pelayanan

organisasi.

Sumbangan

yang

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:33-46

yang

penting dan

fungsi

antara lain: 1. Kualitas kerja, merupakan

pemeliharaan seperti, mengisi penyediaan

tingkat dimana hasil akhir yang dicapai

bahan mentah, mendistribusikan produk-

mendekati sempurna dalam arti memenuhi

produk

tujuan

jasa

melakukan

39

serta

menghasilkan

perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

yang

diharapkan

oleh

perusahaan/organisasi. 2. Kuantitas kerja,
merupakan jumlah yang dihasilkan yang
dinyatakan dalam istilah sejumlah unit

Penilaian Kinerja
Menurut pendapat Robert L. Mathis

kerja ataupun merupakan jumlah siklus

dan John H. Jackson (2006, p382)

aktivitas yang dihasilkan. 3. Ketepatan

penilaian kinerja (performance appraisal )

waktu, merupakan tingkat aktivitas di

adalah proses mengevaluasi seberapa baik

selesaikannya pekerjaan tersebut pada

karyawan melakukan pekerjaan mereka

waktu awal yang di inginkan.

jika dibandingkan dengan seperangkat
standar,

dan

kemudian

mengkomunikasikan informasi

Metode Penelitian

tersebut

Jenis penelitian ini menggunakan jenis

pada karyawan. Menurut Dessler dalam

penelitian Assosiatif. Lokasi penelitian ini

bukunya

Daya

di lakukan pada wanita karir yang sudah

Manusia” (2004, p2), mengatakan bahwa

menikah yang ada di Kantor Yayasan

menilai

Compassion

“Manajemen
kinerja

Sumber

adalah

memperbandingkan

kegiatan

kinerja

East

Indonesia.Populasi

actual

dalam penelitian ini adalah wanita yang

bawahan dengan standar-standar yang

bekerja yang berjumlah 68 orang dengan

telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat

mengambil sampel kepada wanita yang

didefinisikan

sebagai

prosedur

yang

memiliki peran ganda sebagai ibu rumah

Penetapan

standart

kerja,

tangga dan yang bekerja berjumlah 30

Penilaian kinerja actual karyawan dalam

orang. Jenis data yang digunakan dalam

hubungan dengan standar-standar yang

penelitian ini adalah data kuantitatif. Skala

telah ditetapkan, dan memberi umpan balik

instrumen

kepada

meliputi

:

karyawan

penelitian

yang

digunakan

dengan

tujuan

dalam penelitian ini menggunakan skala

tersebut

untuk

Likert. Model yang akan digunakan dalam

menghilangkan penurunan kinerja atau

penelitian ini adalah model kausalitas atau

terus berkinerja lebih tinggi.

hubungan

Pengukuran kinerja juga dapat dilakukan

menguji hipotesis yang diajukan, maka

memotivasi

orang

melalui beberapa penilaian (Flippo, 1986),

atau

pengaruh

dan

untuk

Analisis Work Family Conflict….. (Roboth)

40

teknik analisis yang digunakan adalah

ketika

analisis jalur.

kehidupan keluarga, tekanan sering kali

urusan

pekerjaan

mencampuri

terjadi pada individu untuk mengurangi
waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan

Pembahasan
(X1)

dan menyediakan lebih banyak waktu

Terhadap Kinerja Wanita Berperan

untuk keluarga. Sama halnya dengan

Ganda (Y)

konflik

Konflik

Pekerjaan-Keluarga

keluarga-pekerjaan

dapat

Dari penelitian yang telah dilakukan

mengarah pada stress kerja dikarenakan

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

banyaknya waktu yang dibutuhkan dalam

pertama berbunyi

“konflik pekerjaan-

menangani urusan pekerjaan dan ini

keluarga berpengaruh signifikan terhadap

merupakan sumber potensial terjadinya

kinerja wanita berperan ganda ditolak.

stress kerja.

Berarti

konflik

pekerjaan-keluarga

berpengaruh tidak signifikan terhadap

Keluarga-Pekerjaan

kinerja wanita berperan ganda. Hipotesis

kinerja Wanita Berperan Ganda (Y)

yang dibangun dalam penelitian ini tidak
sependapat dengan

penelitian terdahulu,

(X2)

terhadap

Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua

seperti riset Netemeyer et al (2005).

yang

Konflik pekerjaan-keluarga menjelaskan

pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap

terjadinya benturan antara tanggung jawab

kinerja wanita berperan ganda diterima.

pekerjaan di tempat kerja atau kehidupan

Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis

pekerjaan

yang

dengan

tanggung

jawab

berbunyi

dibangun

“konflik

dalam

keluarga-

penelitian

ini

pekerjaan dirumah sedangkan menurut

memiliki

Nyoman Triaryati (2003), menyatakan

justifikasi penelitian terdahulu, seperti

bahwa konflik pekerjaan-keluarga pada

Boles, James S., W. Gary Howard &

karyawan

Heather

yang

telah

menikah

dan

kesamaan

H.

dan

Donofrio

memperkuat

(2001)

yang

mempunyai anak dapat di definisikan

menyatakan bahwa konflik yang timbul

sebagai bentuk konflik peran dimana

dalam keluarga biasanya akan berpengaruh

tuntutan dari peran pekerjaan kurang dapat

pada pekerjaan seseorang. Seorang pekerja

di penuhi karena pada saat yang sama.

yang membawa masalah dari rumah akan

Konflik

pekerjaan-keluarga

juga

memepengaruhi kinerja seseorang.

justru cenderung mengarah pada stress

Fakta ini menunjukkan bahwa semakin

kerja bukan pada kinerja. Oleh karena

tinggi konflik keluarga-pekerjaan maka

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:33-46 41

akan mengurangi kinerja karyawan wanita

berhubungan

berperan

karyawan.

ganda di

Compassion

East

positif
stress

dengan

dapat

kinerja

menciptakan

Indonesia disebabkan karena tugas wanita

keunggulan kompetitif bagi perusahaan

sebagai

sekaligus

dengan manajemen yang baik. Stress juga

bertanggung jawab terhadap pekejaannya.

memberikan dampak positif yang lain

Wanita yang tidak mampu mengatasi

seperti dengan adanya batasan waktu

berbagai konflik yang terjadi di dalam

perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan

keluarga maka akan berpengaruh pada

efektif. Dampak positif stress pada tingkat

tingkat kinerjanya.

rendah sampai pada tingkat moderat

ibu

rumah

tangga

bersifat fungsional dalam arti berperan
Stress Kerja (X3) terhadap kinerja

sebagai pendorong peningkatan kinerja

Wanita Berperan Ganda (Y)

pegawai sedangkan pada dampak negatif

Dari penelitian yang telah dilakukan

stress pada tingkat yang tinggi adalah

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

penurunan pada kinerja karyawan yang

ketiga berbunyi “Stress kerja berpengaruh

drastis (Gitosudarmo dan Suditta, 1997).

signifikan positif terhadap kineja wanita

Pada Yayasan Compassion East Indonesia

berperan ganda” dapat diterima.

Hal

gejala negative stress kerja yang sering

tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang

muncul adalah; 1) Peningkatan absensi.

dibangun dalam penelitian ini sepenuhnya

Salah

sejalan dan sesuai dengan apa yang telah

karyawan ke tempat kerja adalah stress.

digariskan oleh para peneliti terdahulu

Salah satu pemicu stres bagi karyawan

bahwa

juga

wanita adalah konflik yang timbul dari

kinerja

tuntutan terhadap pemenuhan perannya

menciptakan

sebagai pekerja ataupun sebagai ibu rumah

keunggulan kompetitif bagi perusahaan

tangga, karena kedua peran tersebut

dengan manajemen yang baik. Stress juga

memiliki tuntutan yang sama besarnya. 2)

memberikan dampak positif yang lain

Penurunan komitmen untuk bekerja. Tidak

seperti dengan adanya batasan waktu

diadaptasinya kebijakan-kebijakan yang

perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan

dibutuhkan oleh karyawan oleh perusahan,

efektif seperti yang dikemukakan oleh

dapat

Price (2003).

ketidakpuasan

stress

berhubungan
karyawan.

ditempat
positif

stress

kerja

dengan

dapat

Williams, et al, (2001).menyatakan
bahwa

stress

ditempat

kerja

juga

satu

penyebab

menjadi

salah
karyawan.

ketidakhadiran

satu

sumber

Salah

satu

kebijakan yang seharusnya diadaptasi oleh
perusahaan seiring dengan bertambahnya

Analisis Work Family Conflict….. (Roboth)

42

jumlah wanita pekerja yang memiliki

penting sebagai dasar untuk keluar dari

tuntutan

pekerja

pekerjaanya saat ini, dan karyawan seperti

maupun ibu rumah tangga adalah family

ini memiliki kecendrungan yang rendah

friendly policy. Melalui adaptasi kebijakan

untuk

ini kemungkinan terjadinya work-family

ketidakpuasan

conflict dapat dikurangi dan diatasi.

Namun, job satisfaction merupakan faktor

Konflik peran yang terjadi dalam work-

penting dalam keputusan turnover pada

family conflict pada umumnya berasal dari

saat yang membuat adalah karyawan yang

usaha

peran

baik

sebagai

menyeimbangkan

berhenti

jika

mengalami

terhadap

pekerjaanya.

waktu

untuk

memiliki kepuasan hidup positif. Dalam

keluarga

dan

hubungannya dengan work-family conflict

pekerjaan. Dan tingkat absen karyawan

yang sering dialami oleh wanita dalam

yang

oleh

menghadapi masalah dalam memenuhi

tuntutan jadwal yang lebih fleksibel,

tanggungjawab pekerjaan dan keluarga,

karena dengan memutuskan untuk tidak

job

pergi ke tempat kerja karyawan dapat

kepuasan pekerja wanita terhadap adaptasi

mengalokasikan waktunya sesuai dengan

kebijakan-kebijakan

yang dia inginkan (Allen,1983). Ada

mempermudah mereka untuk memenuhi

beberapa kebijakan yang dapat diadaptasi

kedua tanggungjawab tersebut. Dalam hal

untuk menghadapi masalah work-family

ini hubungan antara job satisfaction dan

conflict yaitu waktu kerja yang lebih

turnover dapat dimoderasi oleh komitmen

flexible, jadwal kerja alternatif, tempat

terhadap organisasi, kinerja karyawan, dan

penitipan anak dan taman kanak-kanak,

kepuasan hidup secara keseluruhan dari

ruangan menyusui, dan kebijakan ijin

seseorang. Sebelum memutuskan untuk

keluarga.

turnover

berhenti dari pekerjaannya, ketidakpuasan

dalam

yang timbul dari kegagalan adaptasi

penelitiannya mengenai job satisfaction

perusahaan terhadap family-friendly policy

dan turnover menyatakan bahwa pengaruh

dapat diikuti oleh ketidakhadiran karyawan

job

ke tempat kerjanya (absent).

memenuhi

tuntutan

tinggi

karyawan.

dapat

3)

diakibatkan

Peningkatan

Judge

satisfaction

(1993),

terhadap

turnover

tergantung pada kecendrungan kepuasan
karyawan

secara

keseluruhan.

Bagi

satisfaction

dapat

berasal

yang

dari

dapat

Karyawan yang mempunyai tingkat
stress

kerja

yang

tinggi

cenderung

karyawan yang tidak bahagia terhadap

mempunyai ciri kearah gejala fisiologis

banyak hal dalam hidupnya, maka job

sedangkan karyawan dengan tingkat stress

satisfaction bukan merupakan faktor yang

kerja yang sedang tidak memiliki gejala

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:33-46 43

fisiologis. Ada dua sumber stress yang

Compassion East Indonesia. Hal ini dapat

dihadapi oleh wanita (Hendrix, Spencer &

dikarenakan para wanita yang berperan

Gibson 1994), yaitu: 1. Wanita pekerja

ganda

dipengaruhi oleh sumber stres yang biasa

Indonesia telah dapat mengatasi konflik

dihadapi oleh laki-laki seperti beban kerja

peran ganda yang terjadi, meminimalisasi

yang

atau

kemungkinan yang dapat menyebabkan

underutilization skills, kebosanan kerja,

benturan dan tekanan di dalam pekerjaan

hubungan dengan pasangan atau anak, dan

terhadap kebutuhan keluarga sehingga

masalah keuangan. 2. Sumber stres yang

dapat

kedua ini bersifat unik dan berasal dari

kepentingan ini. (2) Hipotesis kedua yang

pekerjaannya atau diluar pekerjaan. Yang

berbunyi

berasal dari pekerjaan mereka seperti;

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

kebosanan, rendahnya tingkat kekuasaan,

wanita berperan ganda diterima. Ini berarti

permintaan yang tinggi dalam pekerjaan,

konflik keluarga-pekerjaan berpengaruh

dan sedikitnya promosi yang diberikan.

signifikan

Sedangkan

yang

luar

berperan ganda di Yayasan Compassion

pekerjaan,

seperti;

sehari-hari,

East Indonesia. (3) Hipotesis yang ketiga

berlebihan,

overskills

berasal
stres

dari

di

Yayasan

memenuhi
“konflik

terhadap

“Stress

Compassion

East

kebutuhan

kedua

keluarga-pekerjaan

kinerja

kerja

wanita

kekhawatiran terhadap usia, ketidakpuasan

berbunyi

berpengaruh

terhadap kehidupan perkawinan, peran

signifikan positif terhadap kineja wanita

utama dan tanggungjawab wanita dalam

berperan ganda” dapat diterima. . Ini

mengatur rumah tangga dan keluarganya

berarti stress kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja wanita berperan ganda di
Yayasan Compassion East Indonesia

Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan

hasil

maka

analisis

Rekomendasi

diambil

Dari hasil analisis dan kesimpulan

kesimpulan sebagai berikut: (1) Hipotesis

maka direkomendasikan hal hal sebagai

yang pertama berbunyi “konflik pekerjaan-

berikut: (1) Adanya tingkat stress pada

keluarga berpengaruh signifikan terhadap

karyawan sebaiknya pihak manajemen

kinerja wanita berperan ganda ditolak. Ini

juga memperhatikan lingkungan kerja agar

berarti

pekerjaan-keluarga

diberikan fasilitas yang menunjang. (2)

berpengaruh tidak signifikan terhadap

Pihak manajemen juga harus menunjukkan

kinerja wanita berperan ganda di Yayasan

keseriusannya dalam menangani masalah

konflik

dapat

dan

Analisis Work Fa mily Conflict….. (Roboth)

44

dialami

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa

karyawan karena selain penting bagi

Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta:

karyawan,

Gramedia Pustaka Utama.

konflik

peran

ganda

yang

ketidakseriusan

pihak

manajemen dalam menangani masalah ini

DeGenova,

M.K.

(2008).

Intimate

dapat berdampak buruk terhadap kinerja

Relationships, Marriages & Families

organisasi

(Seventh

Edition).

New

York:

McGraw-Hill.
Diener, Ed., Emmons, R.A.,Larsen, R.J.,

Daftar Pustaka
Aminah

Ahmad.

(2008).

Direct

and

&

Griffin,

S.

(1985).

The

Indirect Effects of Work-Family

Satisfaction with Life Scale. Journal

Conflict on Job Performance. The

of Personality Assessment, 49, 71 –

Journal of International Management

75.
Diener, Ed., Suh, M. E., Lucas, E.R. &

Studies,Vol.3
The

Smith, L.H. (1999). Subjective Well

relationship between Job stress and

Being: Three Decades of Progress.

performance among the hospitals

Psychological Bulletin, 125, 276-

nurses. World of Sciences Journal.

302.

Arbabisarjou,Azizollah.

(2013).

As’ad, Moh. (1998). Psikologi Industri:

Diener, Ed. & Biswas-Diener, R. (2008).

Seri ilmu Sumber Daya Manusia.

Happiness: Unlocking The Mysteries

Yogyakarta: Liberty.

of Psychological Wealth. Singapore:

Bruni, L. & Porta, L.P. (2005). Economics
and

Happiness:

Analysis.

New

Framing
York:

The

Diener, Ed. (2009). The Science of Well

Oxford

Being: The Collected Works of Ed
Diener. USA: Springer.

University Press.
Calhoun, F.J. & J.R. Acocella. (1990).
Psikologi tentang Penyesuaian dan
Hubungan

Kemanusiaan

(Edisi

Carr, A. (2004). Positive Psychology: The
Science of Happiness and Human

Routledge.

Frone et al. (1992). Model Of The
Antecedents And Work Conflict.
Gea, Antonius Atosokhi, dkk, Relasi
Dengan Sesama Jakarta: Elex Media

Ketiga).

Strengths.

Blackwell Publishing.

New

York:

Brunner-

Komputindo, 2002.
Greenhaus, J.H., & Beutell, N.J. (1985).
Sources of Conflict Between Work
and Family Roles. The Academy of

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:33-46 45

Management Review, Vol. 10, No. 1

Matlin, M.W. (2004). The Psychology Of
Women

(Jan., 1985), pp. 76-88.
Gunarsa, S & Gunarsa, D. (2000).

Wadsworth.

Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan

White,

Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

Methods

Gitosudarmo Indriyo dan I Nyoman
Sudita,

1997,

Perilaku

Keorganisasian, Yogyakarta: BPFE.
Henslin, J.M. (2005). Sociology: A Down

(5th

Edition).

Canada:

McBurney, D.H., &

T.L.

(2007).

(7th

Research

Edition).

USA:

Thomson Wadsworth.
McMunn, A., Bartley, M., Hardy, R., &
Kuh, D. (2005). Life course social
roles and women’s health in mid life:

To Earth Approach (7th Edition).

causation

USA: Allyn and Bacon / Pearson.

Epidemiol Community Health, 60,

Hurlock,

E.B.

(1980).

Psikologi

Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang

Rentang

Kehidupan.

Katarina Katja Mihelič. (2014). Work-

Mehdi

Babaei

Ahari,

(2013).

Dr.

Javad

Studying

the

Relationship of Job Stress with Job
Satisfaction

Antecedents

Productivity

Outcomes.

Journal

Mehrabi,Koroush Kord, Dr. Farzad

Family Conflict: A Review Of
And

selection?.

484-489.

Karimi.

Jakarta: Erlangga.

or

and

Organizational
among

the

International Journal of Management

Telecommunications Employees in

& Information Systems – First

Lorestan. Interdisciplinary Journal of

Quarter.

Contemporary

Landrigde

(2004).

Research

Introduction

Methods

and

to
Data

Research

in

Business.Vo.5
Muhammad Naeem

Tariq, Prof. Dr.

Analysis in Psychology. London:

Muhammad Ramzan, Aisha Riaz.

Pearson Prentice Hall.

(2013). The Impact Of Employee

Maftuh, Bunyamin, Pendidikan Resolusi
Konflik:

Membangun

Generasi

Turnover On The Efficiency Of The
Organization.

Interdisciplinary

Muda yang Mampu Menyelesaikan

Journal Of Contemporary Research

Konflik Secara Damai Bandung:

In Business.Vol.4.

Program

Pendidikan

Nauly, M. (2003). Fear of Success Wanita

Kewarganegaraan,

Universitas

Bekerja: Studi Banding Perempuan

Pendidikan Indonesia, 2005.

Batak,

Minangkabau

Jawa.Yogyakarta: ARTI.

dan

Analisis Work Family Conflict….. (Roboth)

Ndraha,

T.

(1999).

Pengantar

Teori

Psychology

Sumber

Daya

Potential for Lasting Fulfillment.

Pengembangan

to

Realize

46

Your

New York: Free Press.

Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurnazirah Jamadin, Samsiah Mohamad,

Stoner, A.F. & Charles, R. (1990). Work-

Zurwina Syarkawi, and Fauziah

Home role conflict in female owners

Noordin. (2015). Work - Family

of small business: an exploratory

Conflict and Stress: Evidence from

study. Journal of small business

Malaysia. Journal of Economics,

management.

Business and Management, Vol. 3,

Mubasher

Hussain

Naqvi,

MuhammadAsif Khan, AftabQadir

No. 2
Nilgun

Syed

Anafarta,Ph.D.

(2011).

The

Kant, Shabana Nawaz Khan. (2013).

relationship between Work-Family

Job

Conflict and Job Satisfaction: A

Productivity: Case of Azad Kashmir

Structural Equation Modeling (SEM)

Public

Approach International Journal of

Interdisciplinary

Business And Management Vol.6

Contemporary Research In Business.

Rini, J.F. (2002). Wanita Bekerja. [on-line]
Available FTP: e-psikologi.com.
Santrock,

J.

W.

(2002).

Life

Span

Development. Perkembangan Masa

Stress

and

Employees’

Health

Sector.
Journal

Of

Vol.5
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Undang-Undang Republik Indonesia No.

Hidup. Jilid II, Wisnu Chandra,

13

Tahun

2003

(terj). Jakarta: Erlangga.

Ketenagakerjaan.

tentang

Scanell, Mary, The Big Book of Conflict

Yavas, U & Babakus, E. “Attitudinal And

Resolution Games United States of

Behavioral Consequences of Work-

America: McGraw-Hill Companies,

Family Conflict And Family-Work

Inc, 2010.

Conflict: Does Gender Matter?”.

Schabracq, M.J., J.A.M Winnubust & C.L.

International

Journal

of

Service

Cooper. (2003). The handbook of

Industry Management. Vol 19. N0.1.

Work and Health Psychology. USA:

2008.

John Wiley & Sons, Ltd.
Seligman, Martin E.P. (2002). Authentic
Happiness: Using The New Positive