Motif Remaja Dalam Menggunakan Media Jejaring Sosial Facebook (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Dalam Menggunakan Media Jejaring Sosial Facebook di Kota Mojokerto).

MOTIF REMAJ A DALAM MENGGUNAKAN MEDIA
J EJ ARING SOSIAL FACEBOOK
(Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Dalam Menggunakan Media
J ejar ing Sosial Facebook di Kota Mojoker to)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai per syar atan memper oleh Gelar Sarjana
pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :
ORIZA KUSUMA PUTRI
0843010124

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MOTIF REMAJ A DALAM MENGGUNAKAN
MEDIA SOSIAL FACEBOOK
(Studi Deskr iptif Tentang Motif Remaja Dalam Menggunakan Media
J ejar ing Sosial Facebook di Kota Mojoker to)
Oleh:
ORIZA KUSUMA PUTRI
NPM. 0843010124
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 26 J uli 2012
Menyetejui,
PEMBIMBING

TIM PENGUJI

1. Ketua


J UWITO, S.sos, M.si

Drs. SYAIFUDDIN ZUHRI, M.Si
NPT. 37006 94 00351

NPT. 367049500361

2. Sekr etaris

Dr s. SYAIFUDDIN ZUHRI, M.Si
NPT. 37006 94 00351

3. Anggota

Dr a. HERLINA SUKSMAWATI, MSi
NIP : 1964 1225 199309 2001
Mengetahui,
DEKAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dra. Ec. Hj. SUPARWATI, M.Si
NIP. 195507181983822001

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “Motif Remaja Dalam Menggunakan Media J ejaring
Sosial Facebook (studi deskriptif Tentang Motif Remaja Dalam
Menggunakan Media J ejaring Sosial Facebook di Kota Mojokerto) dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Syaifuddin
Zuhri, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta memotivasi kepada
penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik
itu berupa moril, spiritural maupun materil. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatm.
2. DRA. Hj. Suparwati, MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Juwito, S.Sos, Msi, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UPN “Veteran”Jawa Timur.
4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.si Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi.
5. Ayah, ibu, dan kakak yang selalu mendoakan, memberikan semangat serta
dukungan moral dan materi.
6. Teman kampus genk BFF sari, annisa, lulus. Ayo ndang lulus rek!!!
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Bapak ibu kos terima kasih telah memberi saya tempat berlindung selama 4
tahun
8. Para penghuni kos meri, ika, mbak hesty, mbak tanty yang selalu
menyemangati saya membuat skripsi.
9. Rasid iqtiardi si “badrun jeli” terima kasih selalu mendengar keluh kesah,
curhatan, dan selalu menyemangati saya di saat down.
10. Para teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih
semua.

11. Serta teman-teman yang banyak membantu dan memberikan saran dan kritik
kepada penulis namun tak tersebutkan, penulis ucapkan terima kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik akan penulis terima dengan hati
yang terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya,

Juli 2012

Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN LEMBAR PERSETUJ UAN ...........................................................


i

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ............................................................

ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................

v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
ABSTRAK ............................................................................................................ xii

BAB I


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 11
BAB II

KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Konsep komunikasi ................................................................ 12
2.1.1 Pengertian komunikasi .......................................

12

2.1.2 Proses Komunikasi ..................................................... 13
2.1.3 Dampak Komunikasi ................................................. 15
2.2 Konsep Facebook ................................................................... 16

2.2.1 Perkembangan facebook ............................................... 17
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2 Dampak dari facebook ................................................... 22
2.3 Konsep remaja .......................................................................... 22
2.3.1 Pengertian Remaja ......................................................... 22
2.3.2 Tahap Perkembangan Remaja ........................................ 23
2.3.3 Perubahan Dimensi Remaja ........................................... 24
2.4 Konsep Motif ............................................................................ 30
2.4.1 Pengertian ..................................................................... 30
2.5 Teori Komunikasi Interpersonal ............................................... 33
2.6 Teori Uses And Gratification .................................................... 37
2.6 Kerangka Berpikir ..................................................................... 38

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... 39

3.1.1 Definisi Operasional ........................................................ 39
3.1.2 Pengukuran Variabel ........................................................ 41
3.2

Populasi, sampel dan teknik sampling .................................... 46
3.2.1 Populasi ........................................................................ 46
3.2.2 Sampel .......................................................................... 46
3.2.3 Teknik Sampling ........................................................... 47

3.3 Teknik pengumpulan data ....................................................... 47
3.4 Teknik analisis data ................................................................ 48
BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 49
vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4.2 Penyajian Data ......................................................................... 53
4.2.1 Identitas Responden....................................................... 53
4.2.2 Informasi Tentang Media ............................................... 55
4.2.3 Motif Responden ........................................................... 57
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 81
5.2 Saran

................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

Or iza Kusuma Putr i, Motif Remaja Dalam Menggunakan Media J ejaring
Sosial Facebook (Studi Deskr iptif Tentang Motif Remaja Dalam
Menggunakan Media J ejar ing Sosial Facebook di Kota Mojokerto).
Salah satu media yang masih populer dan menjadi nomor satu sampai saat
ini adalah facebook. Kebanyakan Pengguna facebook adalah remaja. Facebook
memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung
(real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui motif remaja kota Mojokerto dalam
menggunakan situs facebook.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisisi
deskriptif, data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari: mengedit,
mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya
di analisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Populasi dari
penelitian ini adalah masa remaja pertengahan yang berusia 15 – 17 tahun yang
nenggunakan facebook. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
probability sampling.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa pada motif informasi,
motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial dan motif hiburan
dalam penelitian ini berada pada kategori tinggi, hal ini dikarenakan motif
responden untuk menggunakan facebook cenderung tinggi, baik untuk mencari
informasi, berinteraksi dengan teman ataupun mencari hiburan.
Kata Kunci : Motif, Remaja, Facebook

ABSTRACT
One of the media arestill popular and being number one to date is
facebook. Facebook users in Indonesia is still dominated by upper middle class
people who have internet access(which is still relatively expensive inIndonesia).
Most of themare teenagers. Facebook has a series of features that allow users to
interact directly (real time), such as chatting, tag photos, blogs, games, and update
status. The purpose of this study was to determine the adolescent motive in using
facebook site at Mojokerto city.
Methods of data analysis in this study using descriptive analisisi, data
obtained from the questionnaire consisted of: editing, coding, and entering data in
the tabulation of data for subsequent descriptive analysis of each question asked.
The population of this study is the mid teens aged 15-17 years who use facebook.
The sampling technique used is a probability sampling.
From the test results obtained the conclusion that the motive of
information, personal identity motif, motif of social interaction and integration
and entertainment motives in this study are in high category, this is because the
motive for using facebook respondents tend to be high, both to find information,
interact with friends or for entertainment.
Keywor ds: Motif, adolescent, Facebook

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

xii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dan aktivitas
komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dan sistem dan
tatanan kehidupan sosial manusia dan atau masyarakat. Aktivitas komunikasi
dapat terlihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu sejak
dan bangun tidur di pagi hari sampai dengan manusia beranjak tidur pada
malam hari. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa persentase waktu yang
digunakan dalam proses komunikasi adalah sangat besar, berkisar antara 75%
sampai 90% dan jumlah waktu kegiatan. Waktu yang digunakan dalam proses
komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10% untuk membaca,
35% untuk berbicara, dan 50% untuk mendengar. Hal tersebut membuktikan
betapa vitalnya komunikasi dalam tatanan kehidupan sosial manusia. Dengan
kata lain, komunikasi telah menjadi ‘jantung’ dan kehidupan kita.
Komunikasi sudah menjadi bagian dan kegiatan kita sehari-hari. Jarang
disadari bahwa pada prinsipnya tidak seorang pun dapat melepaskan dirinya
dan aktivitas komunikasi (Tommy, 2009 : 4-5).
Di dalam komunikasi yang harus dibangun adalah keselarasan sebab
tanpa keselarasan akan memunculkan resistensi, dan ini akan berdampak
terhadap disrorsi maupun reduksi dan pesan yang disampaikan. Langkahlangkah membangun komunikasi efektif adalah dengan cara: menyamakan
aspek eksternal kita dengan komunikan, menyesuaikan sudut pandang dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

gaya bicara komunikan, untuk kemudian “memanipulasinya” agar komunikan
dapat menerima pesan-pesan yang ingin kira transfer. Kecerdasan
intrapersonal mencakup kemampuan seseorang untuk berdialog dengan
pikirannya sendiri, gerak hatinya, suara hatinya, dan kesadaran dirinya,
sedangkan kecerdasan interpersonal mencakup kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi kepada sesuatu di luar dirinya. Kedua kecerdasan ini
merupakan dua gambar pada satu keping uang logam, dan dapat
dimanfaatkan untuk mendukung efektivitas berkomunikasi. Kunci dan sebuah
interaksi adalah komunikasi, dan kunci berkomunikasi yang efektif adalah
kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Hubungan komunikasi harmonis
antara orang ma dan anak harus diupayakan semaksimal mungkin di sela-sela
kesibukan pekerjaan, antara lain dengan memanfaatkan waktu-waktu rekreasi,
saat makan bersama, setelah selesai beribadah atau berdoa bersama, dan saatsaat menjelang tidur (Amir, 2008 : 150-151).
Dewasa ini, banyak orangtua yang tidak lagi punya cukup waktu uttuk
mengajari anak tentang cara berkomunikasi yang baik. Kedua orang tua sibuk
bekerja sementara anak juga sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Orang tua
sering kali menyerahkan sepenuhnya pendidikan putra-putrinya pada sekolah.
Sementara di rumah mereka tidak punya waktu yang cukup untuk berinteraksi
dengan anak, Akhirnya orang lainlah, misalnya pembantu, yang mengambil
peran dalam pendidikan anak. Kita bisa melihat bahwa seringkali anak-anak
menjadikan rumah hanya sebagai ‘tempat singgah Mereka tidak memiliki
emotional bonding karena ayah dan ibunya sibuk. Kurangnya jalinan
komunikasi menyebabkan kerenggangan hubungan emosi. Anak cenderung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

sibuk dengan urusannya sendiri, begitu juga orangtua. Akibatnya, ketika
orangtua ingin memberikan saran atau masukan, komunikasi terasa mandek.
Secara psikologis, anak membutuhkan keberadaan orangtuanya untuk
melewati masa-masa kecilnya yang penuh dengan hal-hal baru. Oleh sebab
itu, harus ada kemauan keras dan orang tua untuk meluangkan waktu
berkomunikasi dengan anak. Jika memang orang tua terlalu sibuk untuk bisa
bertemu setiap saat, setidaknya mereka bisa meluangkan waktu khusus untuk
menjalin kedekatan dengan anak, misalnya pada saat akhir pekan (Erwin,
2010 : 2-3). Komunikasi yang jelas dan efektif dapat mempererat hubungan
antaranggota keluarga dan mampu memberi ketenangan di kala frustasi.
Komunikasi dengan anak bukanlah sekadar memberi perintah atau larangan.
Kadang kita lupa untuk menanyakan bagaimana perasaannya saat itu atau
memberikan sentuhan dengan pelukan dan ciuman, atau bahkan sekadar
menyatakan betapa kita menyayanginya. Suatu bentuk komunikasi yang juga
dibutuhkan anak. Hal lain yang disampaikan melalui komunikasi yang jelas
dan efektif adalah melatih dan mengajarkan perilaku positif (Juliska, 2005 :
14).
Beberapa tahun belakangan mi, Internet menjadi alat bantu manusia
yang sangat populer dalam membantu manusia untuk berkomunikasi secara
tidak langsung. Berbagai macam website telah bermunculan saat ml yang
bertujuan untuk memudahkan orang berkomunikasi dan juga membuat suatu
jaringan sosial sesuai dengan kriteria-kriteria yang mereka inginkan seperti
persamaan hobi, sekolah, daerah asal, maupun untuk mencari jodoh. Website
yang menawarkan jaringan sosial yang saya maksudkan seperti MySpace,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Facebook, Orkut, dan Friendster telah menjadi sangat populer dalam
menghubungkan orang-orang dan seluruh penjuru dunia. Website ini
memungkinkan orang untuk tetap berkomunikasi dengan teman-teman yang
ada dan mereka juga akan diberikan fasilitas kemudahan untuk memperoleh
teman baru yang memiliki persamaan kriteria yang diinginkan. Saat ini,
Facebook mendominasi obrolan komunitas pengguna maya di Internet di
seluruh dunia. Bahkan menurut situs statistik Alexa.com, Facebook adalah
situs nomor I yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Facebook
merupakan salah satu layanan jaringan pertemanan online yang disediakan
secara gratis dengan layanan yang memungkinkan Anda terhubung dengan
teman, rekan kerja, dan lain-lain yang berbagi minat yang sama atau yang
memiliki latar belakang umum yang sama. Dan dari jaringan yang kita
bentuk, kita dapat memperhatikan aktivitas mereka, mengikuti permainan
atau juga join game. Di dalam permainan ataupun di dalam Iingkungan
jaringan dan teman yang kita miliki, kita dapat memperoleh teman baru atau
menemukan teman lama yang sudah lama tidak kita jumpai. Biasanya,
jaringan tersebut terbentuk berdasarkan organisasi di sekolah, daerah domisili
asal, hobi bermain game yang sama, dan seterusnya. Bisa dibilang fasilitas
untuk berteman dan membina kehidupan sosial benar-benar lengkap di
Facebook (Matthew, 2010 : 2-3).
Di jaman serba instan, semakin sulit orangtua melakukan komunikasi
dengan anak. Para orangtua saat ini justru banyak disibukkan dengan
segudang aktivitas kantor. Alhasil anak tidak punya tempat untuk bercerita
atau sekadar berkeluh kesah yang pada akhirnya menuangkan unek-unek

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

melalui kecanggihan teknologi, seperti situs jejaring sosial, salah satunya
facebook. Kerapkali facebook justru menjadi teman curhat yang lebih
mengerti dunia anak dan remaja ketimbang orangtua. Jika anak menjadi
salah satu dari pengguna facebook dan seringkali menjadikan facebook
sebagai ajang curhatnya. Menurut Ketua komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto, seiring berkembangnya
zaman dan teknologi, jangan pernah melarang anak menggunakan
kecanggihan teknologi seperti facebook. “Jangan salahkan teknologinya.
Sebagai orangtua kita harus ikut belajar mengerti dunia teknologi,”. Hal
senada diungkapkan Alexander Sriewijono, cara paling efektif melakukan
komunikasi dengan anak dan remaja adalah dengan memahami apa
keinginannya. “Begitupula sebaliknya, jika anak

telah memasuki dunia

teknologi, orang tua pun juga harus mengerti dulu apa itu facebook, jangan
asal meluarkan kata larangan pada anak. Jadilah teman untuk anak adalah
prinsip utama yang harus dipegang agar komunikasi orang tua dan anak bisa
berjalan lancar (Petti Lubis, cosmovivanews.com)
Facebook, media virtual komunikasi atau ngetop sebagai situs jejaring
sosial semakin hari semakin menuai banyak masalah. Bila mengamati gejala
yang muncul di antara masyarakat pengguna facebook, secara individual
facebook tidak lebih sebagai ajang pamer saja. Facebook menjadi media
pamer yang efektif karena mekanismenya yang just in time, on line, langsung
begitu ... bahasa sederhananya. Jadi apa yang tertulis di facebook, dapat
langsung direspon secepat kilat saat itu juga dalam hitung detik!.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Online di facebook

secara berlebihan bisa membuat setiap

penggunanya menjadi “online addict” atau pecandu online. Lantas apa
ruginya menjadi seorang pecandu online? Tentu saja ketika menjadi seorang
pecandu

online

akan

banyak

kerugian

yang

didapat

ketimbang

keuntungannya. Layaknya seorang pecandu obat-obatan terlarang, setiap
pecandu online juga akan ketagihan untuk terus online. Beragam cara akan
mereka lakukan untuk terus online baik untuk bermain game, membuka situssitus yang tidak bertanggung jawab, chatting, ataupun tindakan-tindakan lain
yang bisa dilakukan secara online. Lima ciri untuk pecandu online ini biasa
disebut “5B”, yaitu:
1) Bohong, sering berbohong pada orangtua maupun keluarga misalnya
bilang mencari data di internet padahal hanya untuk chatting.
2) Bolot, tidak “nyambung” bila sedang diajak berbicara secara langsung
(tatap muka) karena pikirannya hanya terfokus untuk online dan online.
3) Bengong, sering bengong bila keinginannya untuk online tidak terpenuhi.
4) Bolos, sering bolos hanya agar bisa online lebih lama baik untuk bermain
game online maupun yang lainnya.
5) Bego, peringkat maupun prestasi menurun drastis akibat terlalu banyak
online ketimbang belajar dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah atau
kuliah (Hartoko, 2010 : 13)
Terlalu banyak menggunakan waktu untuk online yang tidak penting
juga bisa menimbulkan beragam dampak negatif, di antaranya adalah: Waktu
untuk belajar menjadi berkurang karena waktu lebih banyak digunakan untuk
online. Kemungkinan untuk terjebak mengkonsumsi situs-situs yang tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

bertanggung jawab akan semakin besar. Berkurangnya interaksi sosial dalam
kehidupan nyata baik dengan keluarga, saudara maupun teman. Pemanfaatan
waktu luang untuk kegiatan positif akan semakin berkurang karena waktu
lebih banyak digunakan untuk online. Kemungkinan tersebamya data-data
penting pribadi akan semakin besar (Hartoko, 2010 : 14).
Peneliti tertarik dengan tulisan di salah satu media Online dengan
judul “Digital Native vs Digital Immigrant’ disana seorang ibu mengatakan
“Anak saya umurnya 20 tahun dan adalah contoh digital native karena dia
memang hidup 24 jam online... .saya adalah digital immigrant, orang yang
mencoba untuk bisa masuk ke dunia digitalnya anak saya... Dan yang
menyedihkannya, ketika coba ikut Facebook dan add anak saya (lewat friend
request), dia malah ignore bukannya malah confirm.” Ibu tersebut juga bukan
satu-satunya yang diabaikan oleh anaknya ketika mengirim friend request di
Facebook. Karena ibu-ibu lain pun juga banyak yang di-ignore oleh anakanaknya. Dan fenomena “My Mom is My Friend, But Not My Facebook
Friend” ternyata menjadi fenomena global. Seorang kolumnis di New York
Times, Michelle Slatalla, pernah menulis tentang hal ini di harian tersebut
dengan judul “OMG My Mom Joined Facebook! ! “ Dalam artikel tersebut
ditulis bahwa dinamika dunia Facebook adalah refleksi hubungan kita di
dunia offline. Pengalaman yang didapatkan oleh seorang ibu di zaman
sekarang ketika masuk ke dunia online lewat Facebook dan malah tidak
dianggap oleh anaknya mungkin merefleksikan bahwa si ibu itu tidak menjadi
bagian dan jejaring sosial anaknya di dunia offline (baca: nyata).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Lori Aratani menulis hal yang kurang lebih sama di Washington Post
cli dalam artikel berjudul “When Mom or Dad Asks To Be a Facebook
Friend”. Di sana ditulis bahwa semakin banyak orang tua zaman sekarang
yang ikut Facebook dan ternyata mereka tidak hanya add anaknya saja, tapi
juga teman-teman anaknya. Banyak yang confirm friend request dan orangtua
mereka. Tapi, banyak pula yang ignore karena kurang sreg untuk memasuki
orang tua mereka ke dalam komunitas jenjang mereka di duma online. Bagi
mereka itu “seperti mengajak orang tua ikut main bareng dengan temanteman”. (Hermawan, 2010 : 106-107)
Facebook adalah media komunikasi Online yang dapat diakses
dimana saja

yang penting terdapat koneksi internet. Hal tersebut

menyebabkan sebuah lingkungan terpencilpun sudah hampir tidak ada batas.
Oleh karena itu fenomena-fenomena diatas tidak hanya terjadi di kota-kota
besar dunia maupun Indonesia, peneliti juga meyakini bahwa pengguna
facebook dikalangkan lingkungan kota kecilpun kurang lebih sama. Peneliti
mengambil lokasi penelitian Kota Mojokerto. Karena dilingkungkan tersebut
banyak sekali terdapat remaja usia antara 10-20 tahun yang setiap harinya
beraktivitas Online dengan dukungan banyaknya warnet, game Online,
modem, dll. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti berusaha untuk
mengetahui bagaimana Motif remaja dalam menggunakan media jejaring
sosial facebook sebagai media komunikasi, difokuskan pada motif
penggunaan media yang didasarkan pada pendapat McQuail (2002:72) yakni :
1) Informasi, 2) Identitas Pribadi, 3) Integrasi dan Interaksi sosial, serta 4)
Hiburan. Motif tersebut diuraikan berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

facebook, maka sebagai penjabaran dari empat hal yang menarik peneliti
untuk melakukan penelitian terhadap facebook yang terdiri dari empat
kategori motif, yaitu:
1

Motif Informasi (Surveillance) yang lebih cenderung mengarah kepada
keinginan khalayak untuk mencari informasi tentang favebook, seperti
mengetahui berbagai informasi mengenai segala hal yang berkaitan
dengan perkembangan facebook baik facebook internasional maupun
facebook Indonesia.

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) yaitu pengguna facebook di
Kota Mojokerto diharapkan bisa mengeksplorasi semua potensi,
kemampuan, bakat, citra diri, kepercayaan diri dan nilai – nilai positif yang
dimiliki pengguna untuk dijadikan acuan dalam berperilaku dan bersikap
di Lingkungan masyarakat dengan baik. Karena umumnya remaja yang
menggunakan facebook mencari penunjang niali – nilai pribadi mereka.
3. Notif Integrasi dan Interaksi sosial (Personal Relationships) dengan adanya
remaja yang menggunakan facebook di Kota Mojokerto tersebut bisa di
jadikan acuan untuk membina hubungan yang baik dengan teman di
facebook. Mosalnya mempererat hubungan dengan orang lain dengan jalan
menambah teman – teman yang dikenal ataupun melalui referensi teman
lainnya.
4. Motif Hiburan (Diversi) berusaha untuk mengemas lebih santai sehingga
pemenuhan kebutuhan akan motif hiburan (Diversi) itu bisa terpenuhi.
Dapat pula untuk menambah mengisi waktu istirahat sehingga ketika akan
melakukan aktivitas lebih semangat dengan ide – ide yang baru.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Berdasarkan hal tersebut, saat ini banyak orang menggunakan media
internet terutama facebook sebagai sarana untuk memperluas jaringan
komunikasi serta menginformasikan tentang perusahaan atau produknya
kepada pelanggan dan konsumennya. Dari fenomena tersebut maka peneliti
tertarik untuk mengetahui motif remaja dalam menggunakan media jejaring
sosial facebook di kota Mojokerto sebagai media komunikasi. Ketertarikan
itu dilandasi pada asumsi bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan akan
informasi untuk mengetahui fenomena yang ada di sekitarnya, dimana
kebutuhan satu individu dengan individu yang lain tidak sama. Selain itu cara
untuk memenuhi kebutuhan tersebut saat ini telah di permudah dengan
adanya jaringan internet di dalamnya dapat diakses berbagai macam sarana
komunikasi seperti facebook.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah motif remaja dalam menggunakan
media jejaring sosial facebook di Kota Mojokerto.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui motif remaja
dalam menggunakan media jejaring sosial facebook di Kota Mojokerto.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.4 Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teor itis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kepustakaan yang
berguna bagi ilmu komunikasi dan juga dapat dijadikan acuan untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang komunikasi interpersonal
khususnya antara orang tua dengan anak dan permasalahannya.
2. Kegunaan Pr aktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi para orang
tua supaya dapat mengetahui perkembangan dunia komunikasi digital
supaya orang tua tetap waspada dengan tingkah laku komunikasi anak dan
orang tua dapat mencari cara untuk melakukan komunikasi yang lebih
efektif di dunia digital dan serba instan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunikasi
2.1.1

Penger tian Komunikasi
Beberapa definisi komunikasi dan para pakar, sebagai berikut:
1) Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan
apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell)
2) Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dan
satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu.
3) Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk
menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbolsimbol berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau nonverbal yang
disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk memengaruhi sikap
orang lain.
4) Komunikasi adalah proses di mana seseorang individu atau
komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambanglambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk mengubah tingkah
laku orang lain (Carl I. Hoviand).
5) Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dan seseorang kepada orang lain terutama melalui simbolsimbol. (Theodorson dan Thedorson).
6) Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap
seseorang kepada orang lain (Edwin Emery).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

13

7) Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia (Delton E, Mc Farland).
8) Komunikasi

adalah

proses

sosial,

dalam

arti

pelemparan

pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan
pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku
manusia dan adat kebiasaan (William Albig).
9) Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia
dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya
melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley).
10) Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dan sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seni aktivitas,
rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud
tersebut (A. Winnet).
11) Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan
sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan
nonverbal. Sistem mi dapat disosialisasikan secara langsug/tatap muka
atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual) (Karifried Knapp).
(Tommy, 2009 : 6)
2.1.2

Pr oses Komunikasi
Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi
adalah sebagai berikut:
1) Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/ komunikator

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2) Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan
menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan
dapat dikirimkan.
3) Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya
dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai dengan karakteristik
lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
4) Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan
persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
5) Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil didecoding,
khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
Dengan demikian, sejak ide itu diciptakan sampai dengan
dipahaminya pesan komunikasi

yang menimbulkan umpan bauk

merupakan suatu proses komunikasi. Lima tahap terjadinya proses
komunikasi memiliki 5 unsur komunikasi. Wilbur Schramm mengatakan
bahwa untuk terjadinya proses komunikasi paling sedikit harus memiliki 3
unsur komunikasi, yaitu komunikator, pesan, dan komunikan.
Mengapa unsur tersebut? Harold D Laswell memperkenalkan 5
formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses kornunikasi, yaitu
1) Who, yakni berkenan dengan siapa yang mengatakan.
2) Says What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa.
3) In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa.
4) To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
5) With What Effek, yakni berkenaan dengan pengaruh apa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Berdasarkan formula Laswell tersebut, maka terdapat lima
komponen komunikasi agar dapat terjadi proses komunikasi, yaitu
1) KOMUNIKATOR
2) PESAN
3) MEDIA
4) KOMUNIKAN
5) PENGARUH
(Tommy, 2009 : 8-9)
2.1.3

Dampak Komunikasi
Setiap aktivitas komunikasi pasti memiliki efek Dalam konsep
komunikasi paradigniatis disebutkan bahwa komunikasi merupakan
sebuah pola yang meliputi sejunilah komponen (unsur) serta memiliki
dampak-dampak tertentu. Adapun pola-pola komunikasi yang memuliki
dampak, antara lain penyuluhan, penerangan, propaganda, kampanye,
pendidikan, acara radio, televisi, pemutaran film/video, dan diplomasi.
Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak, yaitu :
1) Memberikan

informasi,

meningkatkan

pengetahuan,

menambah

wawasan. Tujuan mi sering disebut tujuan yang kognitif.
2) Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide atau
pendapat. Tujuan mi sering disebut tujuan afektif.
3) Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan. Tujuan mi sering disebut
tujuan konatif atau psikomotorik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pola komunikasi
yang sesuai dengan yang menjadi tujuan komunikasi. Seperti dijelaskan
berikut ini.
No

Dampak

Pola/Komunikasi

Fungsi

1

Kognitif

1) Ceramah umum

Menjelaskan sesuatu

2) Rapat

hal agar sesuatu itu

3) Kuliah

dapat dimengerti dan

4) Penerangan

dipahami

1) Media massa

Menumbuhkan

2) Diplomasi

perasaan tertentu agar

2

Afekt if

Penataran

mudah dihayati

1) Forum media

Menimbulkan

2) Periktanan

perubahan sikap, agar

3) Penyuluhan

berperilaku sesuai

4) Public Relations

dengan yang

5) Kampanye

diinginkan oleh

3)
3

Konat if

6)

Propaganda

komunikator

(Tommy, 2009 : 11-13)

2.2 Konsep Facebook
Facebook merupakan salah satu layanan jaringan pertemanan online
yang disediakan secara gratis dengan layanan yang memungkinkan Anda
terhubung dengan teman, rekan kerja, dan lain-lain yang berbagi minat yang
sama atau yang memiliki latar belakang umum yang sama. Dan dari jaringan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

yang kita bentuk, kita dapat memperhatikan aktivitas mereka, mengikuti
permainan atau juga join game. Di dalam permainan ataupun di dalam
lingkungan jaringan dan teman yang kita miliki, kita dapat memperoleh
teman baru atau menemukan teman lama yang sudah lama tidak kita jumpai.
Biasanya, jaringan tersebut terbentuk berdasarkan organisasi di sekolah,
daerah domisili asal, hobi bermain game yang sama, dan seterusnya. Bisa
dibilang fasilitas untuk berteman dan membina kehidupan sosial benar-benar
lengkap di Facebook.
Seringkali

Facebook

digunakan

sebagai

cara

untuk

tetap

berkomunikasi seusai sekolah, atau sebagai cara untuk berbagi kehidupan ke
publik. Dibandingkan dengan banyak jaringan sosial, Facebook menyediakan
fitur-fitur baru yang selalu up to date dan melakukan perbaikan secara berkala
bila merasa ada beberapa aplikasinya yang kurang sempurna. Berbagai
inovasi dan respon cepat itu membuat pengguna Facebook terus bertambah
(Mathew, 2010 : 2-3).
Menurut peneliti facebook adalah media jejaring sosial yang
memungkian seseorang khususnya remaja berinteraksi dengan seseorang
yang disukai bahkan tidak disukainya dengan instan. Facebook juga
memungkinkan bagi seorang remaja untuk berkomunikasi sebebas-bebasnya
tanpa ada yang melarang sehingga sering kali digunakan untuk hal-hal yang
berbau negatif karena jiwa remaja juga masih labil.
2.2.1

Perkembangan Facebook
Mark Zuckerberg merupakan orang yang telah mendirikan
Facebook. Dia membuat Facebook bersama teman-temannya ketika dia

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

menjadi mahasiswa di (iniversitas Harvard. Pada awalnya, Facebook ini
disebut

sebagai

“The

Facebook”

dan

berada

di

domain

www.thefacebook.com. Awal dari Facebook sendiri, dimulai di 4 Februari
2004. Pada saat itu, akses Facebook ekslusif hanya dapat diakses oleh
mahasiswa Harvard. Pada bulan Maret tahun 2004, Facebook ini telah
diperluas ke Stanford, Columbia, dan Yale. Kemudian diperluas lagi
hingga ke semua sekolah dan universitas yang masuk dalam Ivy League
dan juga universitas-universitas di Kanada dan Amerika Serikat. Mark
mengganti nama “The Facebook” menjadi “Facebook”. Mereka pun
melakukan migrasi ke domain mereka yang baru, yang beralamat di
www.Facebook.com yang berharga USD$ 200,000.
Pada September 2006, Facebook melakukan ekspansi lagi. Bahkan
setelah adanya berita buruk tentang fitur “News Feed”, yang dikatakan
mengganggu dan dianggap melanggar privacy orang, pengguna dan
Facebook justru semakin bertambah. Antara Mei 2006 dan Mei 2007,
pengunjung Facebook telah bertumbuh pesat hingga 89%. Ketika musim
panas 2006, Yahoo pun melirik Facebook dan mencoba untuk membelinya
dengan tawaran sebesar USD$ 1 miliar. Berdasarkan informasi yang ada
di Internet, sebenarnya Zuckerberg telah memilih untuk melepaskan
Facebook ke Yahoo tetapi beberapa hari kemudian saham Yahoo menurun
sangat drastis dan tawaran itu pun turun hingga USD$ 800 juta. Akhirnya
Zuckerberg memutuskan untuk tidak menjual Facebook. Setelah beberapa
hari Yahoo menawarkan harga yang sama sebesar USD$ I miliar, Mark
menolaknya mentah-mentah. Hal ini bukan pertama kalinya Zuckerberg

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

menolak tawaran seperti itu. Viacom sebelumnya juga tidak berhasil untuk
mendapatkan Facebook sebesar USD$ 750 juta pada bulan Maret 2006
(Mathew, 2010 : 6-8).
Facebook telah berkembang pesat selama beberapa tahun. Di bulan
Januari 2010, Facebook melaporkan bahwa mereka memiliki lebih dan
350 juta pengguna aktivitas dan dari jumlah tersebut lebih dan 175 juta
penggunanya telah log in (masuk) ke dalam website Facebook itu
setidaknya satu kali per hari. Bagi banyak orang, login ke Facebook telah
menjadi rutinitas sehari-harinya seperti melakukan kegiatan rutinitas
hariannya saja, walaupun hanya melihat aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan oleh anggota jaringannya itu. Jaringan sosial seperti Facebook
ini, memiliki banyak efek positif bagi penggunanya serta beberapa efek
negatif (Mathew, 2010 : 3).
Menurut peneliti yang merupakan pengguna facebook, peneliti
merasakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat mencolok pada kurang
lebih 3 tahun terakhir, dimana pola penggunaan internet masyarakat
Indonesia cenderung pesat karena adanya facebook, peneliti juga pernah
mendengar statment dari seorang analis yang menyatakan bahwa untuk
sebagian besar masyarakat Indonesia internet adalah facebook dan
facebook adalah internet.
2.2.2

Dampak dari Facebook
Keunggulan dan

jaringan sosial seperti Facebook adalah

kemudahan penggunaan dan kenyamanannya. Anda akan mudah untuk
mencari seseorang hanya dan fungsi “Search” yang memungkinkan Anda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

untuk menemukan teman-teman lama Anda secara mudah dan juga dapat
menemukan teman lama Anda yang mungkin sudah dibayangkan tidak
akan bisa ditemui dikarenakan beda jarak geografis yang sangat jauh
ataupun sudah lama tidak diketahui kabarnya seperti teman pada masa
kanak-kanak. Siapapun yang memiliki profit Facebook bisa ditemukan,
cukup dengan mengetikkan nama mereka itu. Facebook mengharapkan
penggunanya untuk tidak melakukan kebohongan di dalam identitas
pribadi mereka, sehingga mereka bisa ditemukan oleh teman pengguna
Facebook lainnya yang sangat mungkin sedang mencari mereka. Hal
seperti itu adalah salah satu keunggulan dan Facebook, tetapi juga
membuat Facebook sangat rawan untuk disalahgunakan oleh para hacker
yang tidak bertanggung jawab (di bab 3 akan dijelaskan tentang identity
theft yang dapat membuat pengguna Facebook mengalami kerugian.
Setelah menemukan orang tersebut, Anda dapat berhubung kembali
kepada orang itu dengan hanya menambahkannya sebagai teman di dalam
Facebook Anda.
Melalui Facebook, Anda juga dapat mengetahui seseorang lebih
dalam dan berteman dengan teman-teman baru yang Anda tidak kenal.
Anda juga akan dapat selalu up to date dengan apa yang sedang terjadi di
antara teman-teman Anda. Hal-hal seperti itu merupakan beberapa dampak
positif dan Facebook. Kita dapat membuat tali komunikasi pertemanan
kita tidak putus, ataupun orang tua yang terpisah dengan anaknya dapat
mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh anak mereka dengan cara yang
sangat mudah dan murah. Jaringan sosial tampaknya telah menjadi alat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

komunikasi yang sempurna, namun terdapat beberapa dampak negatif dan
penggunaan jaringan sosial ini.
Facebook memberikan pilihan bagi para pengguna untuk
memberikan informasi pribadi seperti lokasi rumah mereka, nomor
telepon, dan lain-lain. Informasi ini dapat saja disalahgunakan oleh para
hacker, seperti digunakan sebagai alat bantu hacking khususnya di
beberapa website yang menyediakan fitur “Lost password” bagi para
penggunanya seperti Yahoo Mail, Paypal, Hotmait, dan sebagainya.
Dengan informasi yang cukup lengkap, hacker dapat menyalahgunakan
informasi yang telah diperoleh dari Facebook, seperti meminta kartu kredit
yang baru untuk dialamatkan ke alamat palsu dari hacker maupun
melakukan kegiatan iseng terhadap teman yang tidak disukai seperti
memblokir kartu kredit. Mungkin sepertinya tindakan ini tidaklah akan
mengganggu atau dapat diketahui dengan mudah oleh korbannya. Tapi
bayangkan saja apabila korban sedang berada di luar negeri dan dia
kekurangan uang, maka salah satu jalan korban adalah menggunakan kartu
kreditnya.
Manfaat dari facebook yang dirasakan oleh peneliti adalah lebih
bernilai positif karena dengan facebook seseorang bisa berkomunikasi
secara instan dan murah selain itu dengan facebook peneliti juga dapat
mencari teman lama maupun baru yang memiliki karakter yang sesuai
dengan peneliti.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.3 Konsep Remaja
2.3.1. Penger tian Remaja
Masa remaja datang setelah masa kanak-kanak berlalu, dan disebut
sebagai masa pemisah antara masa kanak-kanak dan dewasa. Satu fase
yang tampaknya sangat singkat tetapi sangatlah penting dan sensitif. Usia
13-18 tahun dinamakan sebagai usia remaja. Manusia antara usia 13-18
tahun, dan sebagian berpendapat sampai usia 20 tahun, melewati sam fase
tertentu dalam kehidupannya, antara fase kanak-kanak dan fase
kesempurnaan, yang memiliki aturan-aturan dan permasalahan yang dalam
kehidupan manusia memiliki peran yang sangat penting (Samadi, 2004 :
19)
Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu
umur kurang lebih antara 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja
adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang
sangat cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil
untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan
remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai umur 16 tahun. Remaja akhir yang
kira-kira berumur 18 tahun sampai umur 20 tahun ditandai dengan transisi
untuk mulai bertanggung jawab, membuat pilihan, dan berkesempatan
untuk mulai menjadi dewasa. Dalam bab ini, kita akan melihat bagaimana
perkembangan remaja mempengaruhi pengajaran, kurikulum, dan struktur
sekolah (Sri Esti, 2002 : 93-94)
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia
yang batasan usia maupun peranannya sering kali tidak terlalu jelas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan, ternyata
tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja.
Karena usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18
tahun) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.
Remaja adalah masa-masa transisi yang sering disebut masa yang paling
rawan. Namun dibalik itu pada masa remaja, ada masa yang paling
berkesan dalam hidup. Kenangan terhadap masa remaja merupakan
kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun pada
saat itu (Tabroni, 2009 : 12).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa dengan rentang usia kurang lebih 11-20 tahun, dimana pada masa
itu banyak terjadi perubahan fisik dan psikis anak yang dapat
mempengaruhi perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
2.3.2. Tahap perkembangan r emaja
Menurut Santoso (2010 : 126) tahap perkembangan remaja dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok berikut :
1. Tahap/usia/masa remaja awal/pubertas (12-15 tahun)
2. Tahap/usia/masa remaja madya (15-18 tahun)
3. Tahap/usia/masa remaja akhir (18-25 tahun)
Sedangkan menurut Wong (2009 : 598) pembagian masa remaja
adalah sebagai berikut :
1. Masa remaja awal (11-14 tahun)
2. Masa remaja pertengahan (15-17 tahun)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3. Masa remaja akhir (18-20 tahun)
2.3.3. Perubahan dimensi r emaja
Menurut

beberapa

sumber

klasifikasi

remaja

berdasarkan

perubahan pada dimensi-dimensi berikut :
1. Dimensi biologis / Fisik
Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat
organisme secara matang mampu berproduksi. Hampir setiap organ
dan sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Anak yang sedang
mengalami puber awal akan berbeda dengan puber akhir dalam
penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya
tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua (Sri Esti, 2002 :
94).
2. Dimensi Kognitif
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola
pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang
sedemikian

rupa

membayangkan

sehingga

banyak

mereka

alternatif

dengan

pemecahan

mudah
masalah

dapat
beserta

kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan
abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir
multidimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima
informasi apa adanya, tetapi akan memproses informasi itu serta
mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Remaja juga
mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa
depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja
mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka
(Tabroni, 2009 : 14).
3. Dimensi Moral
Masa remaja juga merupakan masa yang selalu ingin tahu. Pada
periode ini orang akan selalu bertanya tentang berbagai hal yang
dianggapnya baru. Hal-hal baru yang kemudian menjadi pengalaman
dan pengetahuan itu menjadi sebuah acuan bagi para remaja untuk
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang benar
dan mana yang salah. Dalam berbagai hal, para remaja sesungguhnya
sudah dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan sosial di sekitarnya.
Remaja dipastikan sudah dapat melakukan proses analisis sehingga
tidak lagi sepenuhnya hanya menjadi objek dan pemikiran dan doktrin
orang lain. Remaja sudah bisa melihat ke dalam dan keluar. Dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, remaja sudah dapat
beradaptasi pada lingkungan. Remaja sudah dapat membedakan mana
tempat yang cocok bagi dirinya dan mana yang tidak. Kemampuan
berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja
berkembang

karena

mulai

melihat

adanya

kejanggalan

dan

ketidakseimbangan antara yang remaja percayai dahulu dengan
kenyataan yang ada di sekitarnya. Para remaja lalu merasa perlu
mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan”
yang

baru.

Perubahan

inilah

yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan