PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS DI SURABAYA.

PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP
MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS
DI SURABAYA

SKRIPSI
Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Manajemen

Oleh :
VIKA MULYAWATI MUDA
0712215046 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP

MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS
DI SURABAYA

SK RIP SI

Oleh :

VIKA MULYAWATI MUDA
0712215046 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP

MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS
DI SURABAYA
Yang Diajukan :

VIKA MULYAWATI MUDA
0712215046 / FE / EM
Telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 31 Juli 2012
Tim Penguji :
Pembimbing

Ketua

Sugeng Purwanto, SE, MM

Dra. Ec. Suhartuti, MM
Sekretaris


Dra. Ec. Dwi Widajati, MM
Anggota

Sugeng Purwanto, SE, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH GAYA HIDUP DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP
MINAT BELI CITY CAR TOYOTA YARIS
DI SURABAYA

Oleh:
Vika Mulyawati Muda

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan pada Mobil City Car Toyota Yaris. Berdasarkan Top
Brand Indeks City Car selama tahun 2009- 2012 pada majalah Marketing
menunjukkan bahwa Toyota Yaris masih menempati peringkat di bawahnya Honda
Jazz. pada tahun 2009 menduduki peringkat ketiga dengan nilai penjualan 7,8%,
sedangkan pada tahun 2010 Toyota Yaris tetap menduduki peringkat ketiga dengan

perolehan angka 10,0%, sedangkan pada tahun 2011 dan 2012 Toyota Yaris
menduduki peringkat kedua dengan perolehan nilai masing-masing sebesar 17,9%
dan 21,9%. Hal ini merupakan fenomena yang harus segera ditangani dan diperbaiki
oleh PT.Toyota International sebagai perusahaan yang memproduksi Toyota Yaris.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup dan atribut produk
terhadap minat beli Mobil City Car Toyota Yaris di Surabaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel non
probability sampling tepatnya accidental sampling yaitu pemilihan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok sebagai
sumber data. Pengambilan sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya sampel
yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 9 indikator,
sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 45-90. Adapun jumlah sampel
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 responden. Teknik analisis
yang digunakan adalah SEM diagram yang akan mempermudah untuk melihat
pengaruh gaya hidup dan atribut produk terhadap minat beli Mobil City Car Toyota
Yaris di Surabaya.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa gaya hidup dan atribut produk
berpengaruh positif terhadap minat beli mobil toyota yaris di Surabaya.


Key Words:

Gaya Hidup, Atribut Produk Dan Minat Beli

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

x

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, kebutuhan manusia

akan semakin bertambah dan bervariasi. Kebutuhan tidak hanya terbatas pada
makanan, pakaian dan pendidikan saja, tetapi juga kebutuhan untuk meningkatkan
status sosial kehidupan manusia tersebut. Setiap perusahaan dituntut untuk siap

menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan
lain dari seluruh dunia untuk menghadapi globalisasi yang sering dikatakan era
dunia tanpa batas. Masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan
persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat
memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah (Kotler,
2003:34).
Dengan demikian lingkungan yang dihadapi suatu perusahaan juga akan
menjadi semakin kompleks. Secara nasional walaupun ekspor merupakan salah
satu jenis usaha yang dapat memberikan tambahan atau pemasukan devisa negara,
namun kompleksitas persaingan yang dihadapi perusahaan tersebut akan memaksa
setiap perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan pelayanannya terhadap
konsumen. Suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen jika
perusahaan mengetahui perilaku konsumen dalam kaitannya dengan minat beli
baik barang maupun jasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2


Pada saat konsumen menampakkan perilaku membeli suatu produk, hal itu
disebabkan oleh faktor-faktor yang mendasari produk tersebut. Perilaku konsumen
terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber
daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang
yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli,
mengapa mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, kapan mereka
membeli, di mana mereka memakannya (Schiffman dan Kanuk, 2000:6).
Sekian banyak studi dan penelitian perilaku konsumen yang telah
dilakukan maka diketahui bahwa perilaku membeli yang ditampakkan konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yakni gaya hidup yang
merupakan salah satu dari faktor-faktor perilaku konsumen. Gaya hidup seseorang
adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang
berinteraksi dengan lingkungannya (Kotler, 2002:202-219). Selain itu pada
penelitian dari Gonzalez dan Bello (2002) yang mengatakan ”gaya hidup yang
diberikan dalam membangun perilaku seperti termasuk kegiatan yang mengacu
pada cara di mana individu-individu menghabiskan waktu dan uang”.
Selain gaya hidup faktor perilaku membeli lain adalah atribut produk.
Konsumen dalam hal pemilihan atribut produk terkadang berbeda-beda,
tergantung pada tingkat pengetahuan atribut produk dan perilaku konsumen dalam

pembelian dan sikap konsumen dalam minat untuk membeli. Hal ini menurut
Tjiptono (2002:103) atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan minat pembelian. Minat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya
untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang
dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka
dalam pembelian produk Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan
membeli mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli, dimana,
kapan, bagaimana, berapa jumlah, dan mengapa membeli produk tersebut.
Menurut Kinnear dan Taylor, (2003) dalam Mandasari (2010), yaitu merupakan
bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan.
Pada saat ini kebutuhan akan sarana transportasi terus meningkat seiring
dengan semakin banyaknya kebutuhan pengiriman barang dan perpindahan

manusia itu sendiri. Salah satunya adalah industri permobilan yang mengalami
perkembangan pesat pada saat ini, berbagai inovasi dihadirkan untuk memberikan
kenyamanan, keamanan, hingga menciptakan pengendaraan yang lebih berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dari tahun ke tahun, dunia otomotif
mengalami perkembangan yang baik. Masyarakat Indonesia telah menyaksikan
berbagai merek dan tipe mobil baru di jalan raya walaupun merek dan tipe mobil
tersebut baru saja diluncurkan oleh produsennya. Baik mobil bertipe MPV (Multi
Purpose Vehicle), SUV (Sport Utility Vehicle), hatchback, sedan, coupe,
crossover, dan lainnya. Merek dan tipe mobil baru yang masuk ke Indonesia
beserta teknologinya yang canggih, maka dapat dikatakan bahwa dunia otomotif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Indonesia

memiliki

prospek

yang

cukup

bagus

(http://dunia-otomotif-

indonesia.com/perkembangan-dunia-otomotif-tanah-air).
Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup seseorang yang lebih maju
dan baik terutama dalam menggunakan produk-produk baru, terutama mobil. Pada
saat ini dengan jumlah total penjualan kendaraan yang diharapkan akan mencapai
sejuta kendaraan pada tahun mendatang, Indonesia diklaim akan menjadi pasar
mobil terbesar dunia. Indonesia sebagai negara terbanyak penduduk nomor empat
dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat saat ini, akan mengalami
pertumbuhan pasar kendaraan yang fantastis, apalagi jumlah kepemilikan mobil
sekarang masih rendah dibanding jumlah penduduknya. Sekitar seperduapuluh
penduduk Indonesia yang kebanyakan masih muda dan semakin makmur
memiliki mobil. Dengan kenaikan bruto produk domestik membuat mobil makin
terjangkau oleh lebih banyak orang Indonesia. Analis mengatakan Indonesia bisa
menjadi negara yang bisa menjual tiga juta mobil per tahun untuk dekade
berikutnya. Pasar Indonesia diperkirakan akan berkembang lebih cepat (http://themarketeers.com/archives/indonesia-bakal-jadi-pasar-mobil-terbesar-dunia.html).
Sebuah mobil bisa jadi digunakan sebagai alat transportasi untuk
memenuhi kebutuhan, namun mobil juga sebagai simbol gaya hidup yang
dicitrakan lewat fitur, atribut yang ditawarkan dan diberikan. Hal tersebut dapat
dilihat dari penjualan total ritel mobil di Indonesia dalam 5 bulan 2011,
berdasarkan data terkini yang diperoleh KOMPAS.com dari anggota GAIKINDO,
telah mencapai 347.530 unit. Sebagian besar merek asal Jepang masih mengalami
penurunan penjualan, yaitu Toyota, Daihatsu (relatif stabil), Mitsubishi, Nissan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Isuzu dan khusus komersil Hino. Kendati demikian juga ada yang mulai naik lagi,
yaitu Honda, Suzuki dan Mazda.
Sedangkan berdasarkan Top Brand Indeks selama tahun 2009-2012 pada
majalah Marketing Toyota Yaris termasuk kedalam Mobil City Car berikut
informasi datanya :
Tabel 1.1.
Top Brand Indeks City Car 2009-2012
No

Merek Mobil

1
Honda Jazz
2
Suzuki karimun
3
Toyota Yaris
4
Suzuki Swift
5
Hyundai Atoz
6
Cherry QQ
7
Daihatshu Ceria
8
KIA Picanto
9
KIA Visto
10
Suzuki Aerio
Sumber : Majalah Marketing

Tahun
2009
52,7%
10,1%
7,8%
7,8%
7,2%
4,4%
3,3%
2,0%
1,6%
-

Tahun
2010
44,1%
12,9%
10,0%
5,2%
2,4%
2,4%
-

Tahun
2011
46,4%
8,4%
17,9%
5,3%
3,9%
3,8%
2,7%

Tahun
2012
39,2%
7,4%
21,9%
7,2%
4,9%
4,8%
-

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Toyota Yaris pada tahun
2009 menduduki peringkat ketiga dengan nilai penjualan 7,8%, sedangkan pada
tahun 2010 Toyota Yaris tetap menduduki peringkat ketiga dengan perolehan
angka 10,0%, selanjutnya pada tahun 2011 dan 2012 Toyota Yaris menduduki
peringkat kedua dengan perolehan nilai masing-masing sebesar 17,9% dan 21,9%.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun brand value yaris mengalami peningkatan,
tapi target utama pihak toyota untuk mengungguli Honda belum tercapai,
sehingga diperlukan kerja lebih keras lagi untuk dapat mewujudkan target
tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Beberapa fenomena yang terkait dengan penjualan Mobil City Car Toyota
Yaris antara lain:
1.

Penjualan menurun, suplai Toyota Yaris bermasalah. Jakarta - Toyota Yaris
mengalami penurunan penjualan pada Maret lalu dengan hanya terjual 951
unit. Angka penurunan sangat jauh dibandingkan dengan Februari yang
menyentuh angka 2.575 unit. Penjualan Yaris yang merosot ini berbanding
terbalik dengan melonjaknya angka kenaikan sang rival Honda Jazz. Honda
sudah mendapatkan momentum kebangkitan, setelah suplai dari Thailand
sudah normal kembali. Menanggapi masalah ini, Direktur Pemasaran Toyota
Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto menjelaskan, menurunnya angka
penjualan Yaris disebabkan oleh suplai komponen mengalami kendala di
Thailand. Selain itu, ada jeda transisi antara Yaris lama dan New Yaris yang
baru saja dilansir. (http://autos.okezone.com).

2.

Penjualan Yaris Turun 90 Persen. Jakarta - Bulan Desember ini bisa dibilang
sebagai masa paling sulit bagi penjualan varian hatchback Toyota Yaris di
Indonesia. Pada bulan lalu, PT Toyota Astra Motor (TAM) hanya mampu
menjual 197 unit saja atau menurun tajam dibandingkan penjualan bulan
Oktober yang mencapai 2087 unit. "Penjualan Yaris bulan lalu turun 90
persen dibandingkan penjualan bulan oktober. Rontoknya penjualan Yaris
tidak lepas dari dampak banjir yang melanda Thailand dan pasokan mobil ini
masih sepenuhnya tergantung pada impor," kata Manager Public Relation PT
Toyota Astra Motor (TAM) Rouli Sijabat di Jakarta, jumat (9/12). Menurut
Rouli, setiap bulannya sekitar 1.500 hingga 2.000 unit diimpor dalam bentuk
utuh (completely built up/CBU) dari Thailand. Akibatnya saat pabrikan
Toyota di negeri gajah putih itu lumpuh, maka pasokan ke Indonesia juga ikut
terhambat. (http://koran-jakarta.com)

Menurut Simamora, (2004:10) dalam Yuliana (2010) menyatakan bahwa
orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat
mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola
kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin misalnya dalam kegiatan
sehari-hari, minat, perilaku, dan pendapatannya terhadap sesuatu hal yang sudah
melekat pada diri personal seseorang. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh
pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami niali-nilai konsumen
yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

perilaku konsumen. Perilaku konsumen juga merupakan kegiatan-kegiatan yang
secara langsung yang terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan
jasa dan dalam perilaku konsumen juga dapat menggugah minat beli seseorang.
menurut Swasta, (1994) dalam Mandasari, (2011) minat beli merupakan perilaku
konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan
pembelian. Minat beli menurut Kinnear dan Taylor, 2003 dalam Mandasari
(2010), yaitu merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan.
Berdasarkan data diatas dan fenomena yang terjadi, maka penulis
mengajukan penelitian dengan judul ”PENGARUH GAYA HIDUP & ATRIBUT
PRODUK TERHADAP MINAT BELI MOBIL CITY CAR TOYOTA YARIS DI
SURABAYA”

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh gaya hidup terhadap minat beli Mobil City Car Toyota
Yaris di Surabaya ?
2. Apakah ada pengaruh atribut terhadap minat beli Mobil City Car Toyota
Yaris di Surabaya?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap minat beli Mobil City Car Toyota
Yaris di Surabaya.
2. Menganalisis pengaruh atribut produk terhadap minat beli Mobil City Car
Toyota Yaris di Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan
manfaatnya sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori dan
khasanah keilmuan di bidang perilaku konsumen terutama gaya hidup dan
atribut produk yang dapat mempengaruhi minat beli.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan dalam aplikasi
teori- teori pemasaran khususnya gaya hidup dan atribut produk terkait
minat beli.
b. Penelitian ini memberikan gambaran tentang penilaian suatu produk yang
diukur menggunakan variabel gaya hidup yang terdiri dari aktifitas, minat
dan opini, sehingga dapat memberikan masukan dan tambahan referensi
untuk mengambil minat beli otomotif khususnya mobil Toyota Yaris.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh:
1.

Alam (2006) dengan judul “pengaruh antara gaya hidup achievers dengan
minat menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita sekretariat daerah
propinsi Jawa Tengah”. Tujuan dari penelitian ini adalah Penelitian ini
dilakukan dengan harapan dapat mengungkap pengaruh antara gaya hidup
achievers dengan minat menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita
Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Tengah. Metode penarikan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling tepatnya
purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria- kriteria
tertentu. Penelitian mengunakan analisis regresi linear berganda yaitu untuk
mengetahui

pengaruh

antara

gaya

hidup

achievers

dengan

minat

menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita Sekretariat Daerah Propinsi
Jawa Tengah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa:
terdapat pengaruh baik secara simultan maupun secara parsial antara gaya
hidup achievers dengan minat menggunakan kartu kredit pada pegawai
wanita Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Tengah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

10

2.

Penelitian yang dilakukan oleh Mandasari (2011) dengan judul analisis
faktor- faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih jasa
perhotelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi dan fasilitas terhadap minat beli
konsumen di Hotel Grasia Semarang. Metode penarikan sampel dilakukan
dengan

menggunakan accidental

sampling

yaitu

pemilihan

sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang
tersebut cocok sebagai sumber data. Penelitian mengunakan analisis regresi
linear berganda yaitu untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, persepsi
harga, lokasi dan fasilitas terhadap minat beli konsumen di Hotel Grasia
Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah lokasi, harga, fasilitas, kualitas
layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat konsumen
dalam memilih jasa hotel.
3.

Penelitian yang dilakukan oleh Pamujo (2011) dengan judul Pengaruh
Analisis Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi, Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Merchandise (Studi pada Kedai
Digital 7 di Semarang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh atribut produk, bauran promosi, dan kualitas
pelayanan terhadap keputusan pembelian produk merchandise di Kedai
Digital 7 di Semarang. Metode penarikan sampel dilakukan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

menggunakan accidental sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok sebagai
sumber data. Penelitian mengunakan analisis regresi linear berganda yaitu
untuk mengetahui pengaruh atribut produk, bauran promosi, dan kualitas
pelayanan terhadap keputusan pembelian produk merchandise di Kedai
Digital 7 di Semarang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan
bahwa: terdapat pengaruh baik secara simultan maupun secara parsial antara
atribut produk, bauran promosi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan
pembelian produk merchandise di Kedai Digital 7 di Semarang.

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pemasaran
2.2.1.1. Pengertian Pemasaran
Istilah marketing pemasaran ialah kegiatan menganalisa, merencana,
mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan (program), guna mencapai
Kegiatan utamanya terletak pada merancang penawaran yang dilakukan
perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan yang dilakukan
perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar dengan
menggunakan politik harga, cara-cara komunikasi dan cara distribusi, menyajikan
informasi, memotivasi dan melayani pasar Kotler (1978) dalam Alma (2000:86).
Shultz (1961) dalam Alma (2000:86) memberikan definisi manajemen
marketing ialah merencanakan, pengarahan dan pengawasan seluruh kegiatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan. Kemudian menurut Ben
M. Enis (1974) dalam Alma (2000:86) secara ringkas ia menyatakan bahwa
manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.
Logika dari definisi di atas, ialah apabila seseorang atau perusahaan ingin
memperbaiki pemasarannya, maka ia harus melakukan kegiatan pemasaran itu
sebaik mungkin.
Pengertian

lain

dari

pemasaran

yang

diungkapkan

oleh

Kotler

mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,
harga, promosi, dan distribusi terhadap gagasan, barang, jasa, organisasi, dan
peristiwa–peristiwa untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang dapat
memuaskan individu dan tujuan organisasi (Tandjung, 2004:1).

2.2.1.2. Konsep Pemasaran
Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat
penyusunan konsep pemasaran yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang
memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan
hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena
itu pemasar memainkan peranan dalam pengembangan strategi konsep pemasaran.
Dalam

peranan

strateginya,

pemasaran

mencakup

setiap

usaha

untuk

mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka
mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama,
bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

dimasuki di masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut
dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar
perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk
melayani pasar. Ada banyak implikasi dari aspek rasional dan emosioanal
konsumen bagi konsep pemasaran (Tjiptono 2000:126).

2.2.1.3.Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
dipergunakan untuk melayani pasar sasaran. Strategi pemasaran memberi arah
dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi
pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran. Strategi pemasaran
merupakan cara yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai kinerjanya
dengan memusatkan perhatian pada konsumen, pesaing dan tujuan perusahaan.
Alma (2000:157) menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola
keputusan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud kebijaksanaan
utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis
yang dikejar oleh perusahaan. Penentuan strategi dapat dilakkan dengan membuat
tiga macam keputusan yaitu: konsumen mana yang akan dituju, kepuasan seperti
apa yang diinginkan konsumen tersebut dan marketing mix (bauran pemasaran)
seperti apa yang akan dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen
tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.2. Perilaku Konsumen
2.2.2.1.Pengertian Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:
James F. Engel et al. (1968) dalam Mangkunegara (2002:3), berpendapat
bahwa ”Consumer behavior is defined as the acts of individuals directly involved
in obtaining and uing economic good services including the decision process that
precede and determine these acts”. (Perilaku konsumen didefinisikan sebagai
tindakan-tindakan individu

yang secara

langsung

terlibat dalam usaha

memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut). Sedangkan menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984)
dalam Mangkunegara (2002:3), mengemukakan bahwa: ”Consumer behavior may
be defined as decision process and physical activity individuals engage in when
evaluating, acquairing, using or disposing of goods and services”. (Perilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan
aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa).
Simamora (2001:1) mendefinisikan bahwa: Perilaku konsumen adalah tindakan
yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
tindakan ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan dan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat
dipengaruhi lingkungan.
Perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan
untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha)
guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini
mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, seberapa sering
mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka memakannya
(Schiffman dan Kanuk, 2000:6).

2.2.2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Simamora (2002:6) Perilaku konsumen dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
1. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam
terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan
oleh kultur dan kelas sosial pembeli.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok
kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor-faktor ini sangat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benarbenar memperhitungkannya untuk menyusun strategi pemasaran.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti
umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
4. Faktor psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang
bersifat biogenik maupun biologis tertentu seperti rasa lapar. Sedangkan
kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan
fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan
untuk diterima oleh lingkungannya.

2.2.2.3.Model Perilaku Konsumen
Model Engel-Blackwell-Miniard (Simamora, 2002:21) menggambarkan
perilaku konsumen sebagai suatu proses keputusanyang melewati lima tahap,
yaitu: 1) Motivasi and need recognition (motivasi dan pengenalan masalah), 2)
Search information (pencarian informasi), 3) Alternatif evaluation (evaluasi
alternative), 4) Purchase (pembelian) dan 5) outcomes (hasil). Dalam model ini,
variabel-variabel dikelompokkan kedalam empat komponen utama: 1) Stimulus,
2) Proses informasi, 3) Proses keputusan, dan 4) variable yang mempengaruhi
keputusan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Berdasarkan tahapan proses keputusan yang disebutkan diatas, maka
perilaku konsumen dapat diilustrasikan sebagai berikut: konsumen yang
membutuhkan sesuatu akan terdorong dan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut kemudian untuk selanjutnya mencari beberapa informasi yang terkait
dengan barang tersebut. Setelah informasi diperoleh, konsumen selanjutnya
membandingkan baik dari segi harga, kualitas dan layanan dan akhirnya
konsumen menetapkan pada salah satu barang yang dapat memuaskan
kebutuhannya. Untuk memperjelas penjelasan diatas dapat dilihat.
Gambar 2.1
Gambar Perilaku Konsumen Menurut Engel-Blackwell-Miniard
Masuka
n

Pemrosesan
Informasi

Variabel yang
Mempengaruhi
Proses Keputusan

Proses
Keputusa
Pengenalan
Kebutuhan

I
Pemaparan
Stimulus
Didominasi
Pemasar
Lain-lain

N
Perhatian
Pemahama
n

Pencaria
n Internal

Pencaria
n

G
Keperca
-yaan

A
Evaluasi
Alternatif

T

Sikap

Penerimaan

A
Niat

Retensi

Pengaruh
Lingkungan
Budaya
Kelas Sosial
Pengaruh
Pribadi
Keluarga
Situasi

N
Pembelian

Pencarian
Eksternal

Hasil

Ketidakpuasa

Sumber : Engel dkk dalam Mangunegara (2002:30)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kepuasan

Per bedaan
Individu
Sumber Daya
Konsumen
Motivasi dan
Keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadian
Gaya Hidup
Demografi

18

Menurut Mangkunegara (2002:31) model perilaku di atas menunjukkan
komponen proses pengambilan keputusan ada lima tahap yaitu :
1. Pengenalan Masalah (problem recognition)
Pengenalan masalah terjadi bilamana konsumen menyadari perbedaan diantara
situasi yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi dalam aktivitas internal dari
motif.
2. Penelusuran Informasi (information search)
Aktivitas pada tahap ini meliputi kecepatan dan keluasan dalammenimbulkan
kembali informasi yang ada pada memori dan pengalaman-pengalaman
mengenai masalah. Informasi tersebut dalam bentuk keyakinan dan sikap yang
mempengaruhi konsumen terhadap suatu merek yang kuat menjadi pilihan dan
terjadi kegiatan pembelian secara rutin. Dalam tahap ini terjadi pula
pemrosesan informasi (information processing)
3. Evaluasi Alternatif (alternative evaluation)
Meliputi pembandingkan informasi tentang merek melalui proses penelusuran
kriteria evaluasi. Dalam hal ini pertimbangan suatu produk sudah ada dalam
memori konsumen.
4. Pilihan (Choise)
Pada bagan ditunjukkan pula kebiasaan memilih (choice) dari kekuatan niat
membeli akan menentukan outcome\

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

5. Hasil (out come)
Telah disebutkan di atas bahwa pilihan konsumen akan menentukan outcome
apakah

konsumen

menjadi

puas

atau

tidak

sebagai

pengalaman

langsungndalam mengunakan suatu merek. Hasilnya juga dapat terjadi
dissconance, tidak cocok, apabila merek tersebut tidak sesuai dengan
pilihannya.

2.2.3. Gaya Hidup
2.2.3.1.Pengertian Gaya Hidup
Menurut Kottler dan Keller (2002:304) gaya adalah jenis ekspresi dasar
dan berbeda yang muncul dalam bidang usaha manusia. Gaya dapat bertahan
selama beberapa generasi dan menjadi tren yang datang dan pergi.
Menurut Sutisna (2002:145), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai
cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga
dunia di sekitarnya (pendapat). ”Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana
orang hidup dan menghabiskan waktu serta uangnya” (Engel dkk, 1994:383).
Sumarwan (2004:56) menyimpulkan bahwa gaya hidup menggambarkan
perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan
memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Sedangkan menurut Kasali (1998:225)
juga mengemukakan jika gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya. Begitu juga dengan Supranto dan Limakrisna
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

(2007:145), ”Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana
mereka membelanjakan uangnya, bagaimana mereka mengalokasikan waktu
mereka”.
Menurut Solomon (dalam Sumarwan, 2002: 59-60), studi psikografik bisa
dalam beberapa bentuk seperti yang diuraikan berikut:
a. Profil gaya hidup (a lifestyle profile), yang menganalisis beberapa karakteristik
yang membedakan antara pemakai dan bukan pemakai suatu produk.
b. Profil produk spesifik (a product-spesific profile) yang mengidentifikasi
kelompok sasaran kemudian membuat profil konsumen tersebut berdasarkan
dimensi produk yang relevan.
c. Studi yang menggunakan kepribadian ciri sebagai faktor yang menjelaskan,
menganalisis kaitan beberapa variabel dengan kepribadian ciri, misalnya
kepribadian ciri mana yang sangat terkait dengan konsumen yang sangat
memperhatikan lingkungan.
d. Segmentasi gaya hidup (a general lifestyle segmentation), membuat
pengelompokkan responden berdasarkan kesamaan preferensinya.
e. Segmentasi produk spesifik, adalah studi yang mengelompokkan konsumen
berdasarkan kesamaan produk yang dikonsumsinya.
Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator
sebagai berikut menurut Sutisna (2003:145) :
1. Aktivitas (X1.1), apa yang konsumen lakukan, apa yang mereka beli dan
bagaimana mereka menghabiskan waktunya dengan memakai Toyota Yaris

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2. Ketertarikan (X1.2), preferensi dan prioritas konsumen berkaitan dengan
Toyota Yaris
3. Pendapat (X1.3), pandangan dan perasaan konsumen tentang Toyota Yaris

2.2.3.2.Nilai Dan Gaya Hidup
Gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Gaya hidup ditunjukkan oleh perilaku
tertentu sekelompok orang atau masyarakat yang menganut nilai-nilai dan tata
hidup yang hampir sama. Untuk mengukur gaya hidup yang berkembang, SRI
telah mengembangkan program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup
ditinjau dari aspek nilai kultural menurut (Sutisna, 2003:148) yaitu :
1. Outer Directed
Merupakan gaya hidup konsumen yang jika membeli suatu produk harus
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma tradisional yang telah terbentuk.
Motivasi pembelian dipengaruhi oleh bagaimana pandangan dan pikiran orang
lain atas pembelian itu.
2. Inner Directed
Membeli produk untuk memenuhi keinginan dari dalam dirinya untuk
memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang
berkembang. Konsumen kelompok ini berusaha keras untuk mengekpresikan
dirinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

3. Need Driven
Konsumen yang membeli sesuatu yang didasarkan atas kebutuhan dan bukan
keinginan berbagai pilihan yang tersedia. Mereka merupakan kelompok
konsume yang mempunyai pendapatan terbatas.

2.2.3.3.Menggunakan Karakteristik Gaya Hidup Dalam Strategi Pemasaran
Memahami gaya hidup konsumen akan sangat bermanfaat bagi pemasar.
Terdapat empat manfaat yang bisa diperoleh oleh pemasar dari pemahamn gaya
hidup konsumen. Menurut Sutisna (2003:151) :
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan
segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidenfikasikan gaya hidup
sekelompok konsumen, maka berarti pemasar mengetahui satu segmen
konsumen.
2. Pemahaman

gaya

hidup

konsumen

juga

akan

membantu

dalam

mempromosikan produk dipasar dengan menggunakan iklan.
3. Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar maka pemasar dapat
menempatkan iklan produknya pada media-media yang paling cocok. Ukuran
kecocokan adalah media mana yang paling banyak dibaca oleh kelompok
konsumen itu, maka media itulah yang paling cocok.
4. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan
produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.3.4.Pengukuran Gaya Hidup
Menurut Kottler (2007:224), Gaya Hidup adalah pola hidup seseorang
didunia

yang

terungkap

pada

aktivitas,

minat

dan opininya

hidup

menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan
kelompok gaya hidup. Para pemasar selalu menyingkapkan tren baru dalam gaya
hidup konsumen Menurut Sumarwan (2002: 58-64), pengukuran mengenai gaya
hidup dapat dilakukan dengan psikografik (psychographic). Psikografik adalah
suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran
kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.
Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis
psikografik

sering

juga diartikan sebagai

suatu riset

konsumen yang

menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan
aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologi
konsumen (psyco). Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup,
kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai
pengukuran AIO (activity, interest, opinion).
Komponen AIO didefinisikan oleh Reynold dan Darden dalam Engel dkk,
(1992:385) Sutisna (2003:145) sebagai berikut:
1. Activities adalah tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di
toko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai pelayanan yang baru.
Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut
jarang bisa diukur secara langsung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. Interest akan semacam objek, peristiwa, atau topik adalah tingkat kegairahan
yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya.
3. Opinion adalah ”jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai
respons terhadap situasi stimulus di mana semacam ”pertanyaan” diajukan.
Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan, dan evaluasi
seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan
dengan peristiwa masa datang, dan penimbangan konsekuensi yang
memberikan ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.
Salah satu contoh kategori atau dimensi dari AIO atau pengukuran
psikografik diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Kategori AIO dari Studi Mengenai Gaya Hidup
Activities (Kegiatan)

Interest
(Ketertarikan)

Kerja

Keluarga

Hobi
Peristiwa sosial
Liburan
Hiburan
Keanggotaan klub
Komunitas
Berbelanja

Rumah
Pekerjaan
Komunitas
Rekreasi
Mode
Makanan
Media

Opinions
(Pendapat)
Diri mereka
sendiri
Isu sosial
Politik
Bisnis
Ekonomi
Pendidikan
Produk
Masa depan

Olahraga

Prestasi

Budaya

Sumber: Henry Assael (1992) dalam Sutisna (2003:145)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Demografi
Usia
Pendidikan
Pendapatan
Pekerjaan
Ukuran keluarga
Tempat tinggal
Geografi
Ukuran kota
Tahap di dalam
siklus
kehidupan

25

Tetapi tidak ada aturan yang mutlak dalam mengembangkan item-item
AIO. Dalam kenyataannya, salah satu dimensi dari item-item tersebut yang
seringkali berbeda adalah tingkat kekhususannya. Pertanyaan seputar AIO yang
sangat spesifik meminta para responden untuk memberikan informasi tentang
sikap dan preferensi mereka mengenai produk atau jasa tertentu (Mowen dan
Minor, 2001: 283).

2.2.4. Produk
Produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan
dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompentensi dan kapasitas organisasi
serta daya beli pasar (Saputra, 2008).
Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja seperti
makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud
seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuaskan kebutuhan dan
keinginan dari kosnumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar
memuaskan kebutuhan, akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan.
Produk adalah sebuah konsep yang sulitdan harus dirmuskan dengan hatihati. Kemudian dengan melihat cara-cara untuk mengklasifikasikan banyak jenia
produk yang akan ditemukan dalam pasar-pasar industri, dengan harapan
menemukan antara strategi pemasaran yang tepat dengan jenis-jenis produk,
dengan mengenali setiap produk bisa diubah menjadi sebuah merek yang
melibatkan beberapa keputusan. Menurut Simamora (2001) menyatakan bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk di perhatikan,
dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau
keinginan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.

2.2.5. Atribut Produk
2.2.5.1.Pengertian Atribut Produk
Simamora (2001:200) mengemukakan pengertian atribut produk ialah
“Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli produk,
seperti harga jual kembali, kualitas, kemasan, kelengkapan fungsi (fitur), desain,
layanan purna jual”. Hampir sama dengan pendapat Kotler dan Amstrong
(2009:300) mengemukakan atribut produk adalah “Pengembangan suatu produk
yang melibatkan gambaran manfaat bagi produk yang akan tawarkan”.
Pendapat lain tentang pengertian Atribut Produk yaitu “Atribut produk
adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan
dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 1997). Oleh sebab itu
penelitian ini akan membahas tentang bagaimana atribut produk dapat
mempengaruhi onsumen dalam mengambil proses keputusan pembelian suatu
produk.. Sedangkan Mowen dan Minor (2004:312) mengemukakan bahwa
pengertian atribut produk sebagai “Karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki
atau tidak dimiliki oleh objek”.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa atribut
produk adalah segala sesuatu yang ada dalam produk yang dianggap penting dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

dipertimbangkan dengan penetapan manfaat lewat pengkomunikasian produk
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Pembagian Atribut Produk, dibagi ke dalam dua jenis, yang pertama ialah
Atribut Produk yang berwujud/fisik, misalnya desain produk, kemasan produk,
merek, ciri, label dan fitur. Atribut Produk berwujud menggambarkan ciri-ciri
fisik dari suatu produk. Kedua, Atribut Produk yang tidak berwujud/abstrak,
misalnya brand image, kualitas, harga jual kembali dan layanan purna jual,
bagaimana ia mengangankan/ image produk yang ada dalam pandangannya.
Atribut Produk tidak berwujud menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu
produk berdasarkan persepsi konsumen (Sumarwan, 2002:122).
Adapun indikator dalam penelitian ini menurut Simamora (2001:147)
sebagai berikut :
1. Merek, yaitu nama atau simbol yang dimiliki oleh Toyota Yaris
2. Desain atau rancangan, yaitu desain yang di miliki oleh Toyota Yaris seperti
body Yaris yang elegan, warna –warna yang bermacam-macam
3. Harga, yaitu harga yang ditawarkan oleh pihak Toyota Yaris kepada konsumen

2.2.5.2.Atribut Produk Berwujud
Kotler dan Amstrong (2009:233-237) mengemukakan 5 atribut produk
berwujud antara lain :
1. Fitur/Ciri
Fitur merupakan alat bersaing yang cukup kompetitif untuk membandingkan
produk perusahaan dengan produk pesaing. Beberapa perusahaan melakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

inovasi terhadap produknya secara kreatif demi memunculkan ciri barunya
agar dapat dibedakan dengan produk pesaing.
2. Gaya
Gaya dapat dijelaskan dengan sederhana dilihat dari penampilan langsung
sebuah produk. Gaya yang sensasional mungkin akan merebut perhatian,
dihasilkan dengan estetika yang baik sehingga gaya dapat terlihat menarik
setelah diproduksi.
3. Desain
Berbeda dengan gaya, desain memiliki konsep dan artian yang lebih luas,
desain diterjemahkan secara dangkal dalam merasakan produk yang
dikonsumsi. Desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu
produk seperti juga penampilannya. O’ guinn, dkk (2003:442) Mengemukakan
beberapa unsur desain antara lain, keseimbangan, proporsi, pesanan, kesatuan
dan penekanan. Beberapa spesifikasi desain produk yang dikemukakan oleh
Lesley Cresswell, dkk (2003:14) antara lain meliputi, penggunaan/fungsi,
kinerja, pasar, estetika, standar kualitas dan keamanan.
4. Merek
Adalah nama, istilah, tanda simbol, rancangan atau kombinasi dari sebagian
ataupun keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau
jasa dari produk pesaing. Merek atau cap ialah suatu tanda atau simbol yang
memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata,
gambar atau kombinasi keduanya (Alma, 2007:147).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

5. Kemasan
Pembungkus yang berfungsi melindungi produk sekaligus berfungsi juga
sebagai daya tarik produk. Kotler & Amstong (2009:204) Mengemukakan
bahwa kemasan terdiri dari ukuran, ketajaman, bahan, warna, text, dan nama
merek. Elemen ini harus bekerja bersama untuk mendukung positioning
produk dan strategi pemasaran. Terence A. Shimp (2000:307) mengemukakan
beberapa unsur kemasan yang terdiri dari warna, desain, bentuk, ukuran,
material fisik, serta informasi dalam label. Berbagai unsur tersebut secara
bersama-sama difungsikan untuk mewakili apa yang bertindak sebagai struktur
kemasan.
6. Label
Label bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari kertas yang ditempelkan
pada produk sampai grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label
mengidentifikasikan produk atau merek yang juga mendeskripsikan beberapa
hal tentang produk, kandungan yang ada di dalamnya, siapa, kapan, dimana
produk ini dibuat, bagaimana penggunaannya, menggunakan produk ini
dengan aman (Kotler & Amstrong, 2009:205).

2.2.5.3.Atribut Produk Tidak Berwujud
Kotler & Amstrong (2009:230) menyebutkan dua atribut produk tidak
berwujud antara lain :
1. Kualitas
Adalah kinerja suatu produk dalam memaksimalkan fungsi yang dimilikinya,
kualitas produk meliputi beberapa hal sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

a. Daya Tahan
Adalah jangka waktu harapan konsumen atas kinerja produk dalam kondisi
normal.
b. Keandalan
Adalah jaminan yang diberikan pemasar akan kekuatan suatu produk,
artinya dalam suatu periode produk tersebut tidak rusak ataupun gagal.
c. Ketepatan
Adalah tingkat keserasian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi
terhadap spesifikasi untuk mencapai tujuan tertentu.
d. Kemudahan Operasional
Adalah ukuran seberapa mudah produk tersebut difungsikan secara normal
oleh konsumen.
2. Layanan Pendukung
Layanan konsumen