MINAT BELI TOYOTA YARIS ( Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya ).

MINAT BELI TOYOTA YARIS
( Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Sur abaya )

SKRIPSI

DiajukanOleh :

DWI NUR CAHYO
1012010017/FEB/EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MINAT BELI TOYOTA YARIS
( Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Sur abaya )
SKRIPSI


Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Untuk Menyusun Skripsi S–1 Program Studi Manajemen

DiajukanOleh :
DWI NUR CAHYO
1012010017/FEB/EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
MINAT BELI TOYOTA YARIS ( Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya )
Yang diajukan


Dwi Nur Cahyo
1012010017/ FEB/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing utama

DR. Prasetyohadi, SE. MM
NIP. 196008041989031001

Pembimbing Pendamping

Ugy Soebintoro, SE. MM
NIP. 367089600581

Tanggal :...........................

Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen


Dr. MuhadjirAnwar,MM
NIP. 19650907199103101

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
MINAT BELI TOYOTA YARIS ( Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya )
Yang diajukan

Dwi Nur Cahyo
1012010017/ FEB/EM

Disetujui untuk mengikuti seminar proposal oleh,

Pembimbing utama

DR. Prasetyohadi, SE. MM
NIP. 196008041989031001


Pembimbing Pendamping

Ugy Soebintoro, SE. MM
NIP. 367089600581

Tanggal :...........................

Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen

Dr. MuhadjirAnwar,MM
NIP. 19650907199103101

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MINAT BELI TOYOTA YARIS ( Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya )
Yang diajukan


Dwi Nur Cahyo
1012010017/ FEB/EM

Telah disetujui untuk mengikuti ujian lisan oleh :

Pembimbing utama

DR. Prasetyohadi, SE. MM
NIP. 196008041989031001

Pembimbing Pendamping

Ugy Soebintoro, SE. MM
NIP. 367089600581

Tanggal :...........................

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univer sitas Pembangunan Nasional
“Veteran” J awa Timur


Dr s. Ec. Rahman A. Suwaidi, MS.
NIP. 196003301986031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
MINAT BELI TOYOTA YARIS
(Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya)
Oleh:
DWI NUR CAHYO
1012010017/FEB/EM
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal: 28 Maret 2014
Pembimbing :
Pembimbing Utama


Tim Penguji :
Ketua

Dr. Prasetyo Hadi, MM.
NIP. 196008041989031001

Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MS.
NIP. 196003301986031001
Sekretaris

Pembimbing Pendamping

Ugy Soebintoro, SE. MM.
NIP. 367089600581

Sugeng Purwanto, SE. MM.
NIP. 196801081989031001
Anggota

Dra. Ec. NuruniIka Kw, MM.

NIP.196310091991032001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan segala ridho dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “MINAT BELI
TOYOTA YARIS ( Studi Kasus Yaris Club Surabaya ) dapat terselesaikan. Adapun maksud
dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Manajemen.
Dalam menyelesaikan laporan ini, Penulis banyak mendapat bimbingan, saran dan

bantuan baik materil maupun non materil dari segenap pihak. Maka dengan ketulusan hati,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE.MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen
4. DR. Prasetyohadi, SE. MM selaku dosen pembimbing utama atas kesabarannya dan
kesediaan beliau memberikan motivasi, bimbingan, dan pengarahan selama
persiapan, pelaksanaan, hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Ugy Soebiantoro, SE. MM selaku dosen pembimbing pendamping atas kesabarannya
dan kesediaan beliau memberikan motivasi, bimbingan, dan pengarahan selama
persiapan, pelaksanaan, hingga selesainya penulisan skripsi ini.
6. Kedua Orang Tua saya, dan Segenap seluruh keluarga yang telah memberikan Doa
dan dukungannya baik secara moril maupun materil, sehingga penulisan ini dapat
selesai dengan baik.
7. Seluruh sahabat saya yang selalu memberikan doa dan setia mendampingi selama
menempuh perkuliahan dan hingga saat ini penulisan ini selesai dengan baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


8. Seluruh rekan – rekan, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jatim

angkatan 2010

yang selalu memberikan doa, kebersamaan dan dukungan.
9. Teman – teman G5 brotherhood dan YCS yang selalu memberikan dukungan dan

semangat pantang menyerahnya sehingga dapat terselesaikannya penulisan ini dengan
baik.
Pada akhir kata, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi semua pihak, Amin.

Surabaya,

Maret 2014

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................... viii
ABSTRAKSI............................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang.............................................................................................................. 1
Perumusan Masalah....................................................................................................... 4
Tujuan Penelitian........................................................................................................... 5
Manfaat Penelitian......................................................................................................... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu..................................................................................................... 7

2.2

Landasan Teori.............................................................................................................. 8
2.2.1 Minat Beli.......................................................................................................... 8
2.2.2 Citra Merek..................................................................................................... 11
2.2.3 Kualitas Produk............................................................................................... 19
2.2.4 Promosi............................................................................................................ 22
2.2.5 Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli.................................................... 26
2.2.6 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli.............................................. 26
2.2.7 Pengaruh Promosi terhadap Minat Beli.......................................................... 27

2.3

Kerangka Konseptual.................................................................................................. 28

2.4

Hipotesis...................................................................................................................... 29

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Definisi Operational dan Pengukuran Variabel........................................................... 30
3.1.1 Variabel Dependen.......................................................................................... 30
3.1.2 Variabel Independen........................................................................................ 31
3.1.3 Pengukuran Variabel....................................................................................... 33

3.2

Penentuan Populasi..................................................................................................... 34
3.2.1 Populasi........................................................................................................... 34
3.2.2 Sampel............................................................................................................. 35

3.3

Jenis Data dan Sumber Data........................................................................................ 36

3.4

Metode Pengumpulan Data......................................................................................... 37

3.5

Teknik Analisis Data................................................................................................... 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskriptif Objek Penelitian......................................................................................... 44
4.1.1 Profil Toyota Yaris.......................................................................................... 44

4.2

Deskriptif Hasil Penelitian.......................................................................................... 45
4.2.1 Analisis Karakteristik Responden............................................................... 45
4.2.2 Deskriptif Variabel Citra Merek ( X1 )........................................................ 47
4.2.3 Deskriptif Variabel Kualitas Produk ( X2 )............................................... 48
4.2.4 Deskriptif Variabel Promosi ( X3 ).............................................................. 50
4.2.5 Deskriptif Variabel Minat Beli ( Y ).............................................................. 51

4.3

Analisis Data............................................................................................................... 53
4.3.1 Evaluasi Outler................................................................................................ 53

4.4

Partial Least Square..................................................................................................... 55
4.4.1 Model PLS....................................................................................................... 55
4.4.2 Pengujian Outer Model................................................................................... 56

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.3 Average Variance Extracted (AVE).............................................................. 58
4.4.4 Composite Reliability...................................................................................... 59
4.5

Inner Model................................................................................................................. 61
4.5.1 R – Square....................................................................................................... 61
4.5.2 Results For Inner Weights............................................................................... 62

4.6

Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................................... 63
4.6.1 Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli................................................... 63
4.6.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli............................................. 64
4.6.3 Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli......................................................... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan.................................................................................................................. 66

5.2

Saran............................................................................................................................ 66

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MINAT BELI TOYOTA YARIS
( Studi Pada Auto 2000 Ahmad Yani Sur abaya )

Oleh :
DWI NURCAHYO
1012010017/FE/EM

ABSTRAKSI

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi dan
dapat juga sebagai kekuatan pendorong atau sebagai motif yang bersifat intrinsik yang
mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa
paksaan, dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan untuk
membeli atau tidak. Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang dapat membuat
seseorang merasa senang terhadap objek situasi ataupun ide-ide tertentu yang biasanya diikuti
oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya. Salah satu
faktor yang mempengaruhi Minat Beli adalah Citra Merek, Kualitas Produk, dan promosi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Citra Merek, Kualitas
Produk, dan Promosi terhadap Minat Beli konsumen. Penelitian ini dengan mengambil
sampel para anggota Yaris Club Surabaya. Pengumpulan data berupa kuesioner yang diukur
menggunakan semantic scale . jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 60 responden. Metode analisis yang digunakan adalah Partial Least Square ( PLS ).
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Citra Merek, Kualitas Produk, dan
Promosi mempengaruhi Minat Beli secara signifikan (positif).

Kata kunci

: Citra Merek, Kualitas Produk, Promosi, dan Minat Beli

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toyota Corp. merupakan salah satu perusahaan otomotif yang mampu
membaca potensi pasar atas permintaan kendaraan,namun Toyota bukan satu –
satunya perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, terdapat beberapa pesaing
seperti: Honda, Suzuki, Hyundai dan lain – lain.Keadaan tersebut mengakibatkan
perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan daur hidup produk
(lifecycle product) dengan melakukan inovasi produk agar lebih diminati oleh
konsumen, seperti yang dilakukanToyota di segmen city car, yaitu Toyota Yaris
mampu

menjawab

kebutuhan

dan

keinginan

para

konsumen

dengan

memperkenalkan berbagai tipe varians, sesuai dengan slogan Yaris “be groovy”
(Yaris Magazine).
Riset penjualan mobil di segmen city caryang dilakukan oleh Top Brand
Indeks selama tahun 2009 – 2013 secara nasional menunjukkan perbandingan
tingkat penjualan mobil di segmen city car, antara lain: Honda Jazz, Suzuki
Karimun, Toyota Yaris, Suzuki Swift, Hyundai Atoz. Prosentasedata penjualan
Toyota Yaris mengalami kenaikan, hingga berhasil menduduki peringkat ke tiga
dan kedua dalam penjualan city car. Data penjualan city cardapat dilihat pada
tabel di bawah ini:

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Tabel 1.1
TOP BRAND INDEKS CITY CAR TAHUN 2009 - 2013

Tahun
2009

Tahun
2010

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Honda Jazz

52,7%

44,1%

46,4%

39,2%

37,6%

2

Suzuki Karimun

10,1%

12,9%

8,4%

7,4%

8,0%

3

Toyot a Yaris

7,8%

10,0%

17,9%

21,9%

22,1%

4

Suzuki Sw ift

7,8%

5,2%

5,3%

7,2%

7,6%

5

Hyundai At oz

7,2%

2,4%

3,9%

4,9%

4,4%

No
1

M erek M obil

Sumber : http://www.topbrand-award.com
Berdasarkan pada data diatas penjualan Toyota Yaris pada tahun 2009
menduduki peringkat ketiga dengan nilai 7,8%, sedangkan pada tahun 2010
Toyota Yaris tetap menduduki peringkat ketiga dengan perolehan nilai 10,0%,
selanjutnya pada tahun 2011 Toyota Yaris mengalami kenaikan menjadi peringkat
kedua dengan perolehan nilai 17,9%, kemudian pada tahun 2012 dan 2013 Toyota
Yaris masih menduduki peringkat kedua dengan perolehan nilai masing – masing
21,9% dan 22,1%. Namun hal ini menunjukan bahwa meskipun prosentase
penjualan Toyota Yaris tiap tahun mengalami kenaikan, tapi target untuk merebut
posisi utama dari pesaingnya yaitu Honda Jazz belum tercapai, sehingga
diperlukan peninjauan kembali dalam penyusunan strategi pemasaran untuk
mencapai target market yang diharapkan.
Bebrapa fenomena yang terkait dengan penjualan Mobil city car Toyota
Yaris antara lain :
1. Penjualan menurun, Toyota Yaris berstatus stok terbatas. Jakarta – Toyota
Yaris mengalami penurunan penjualan pada tahun 2011 yang hanya
mampu menjual sebesar 16.454 unit. Penjualan Toyota Yaris merosot

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

akibat dari banjir Thailand yang benar-benar membuat beberapa pabrikan
asal Jepang yang mempunyai basis produksi di Thailand kelimpungan.
“Pasokan barang dari Thailand terhambat akibat banjir. Ini berimbas
dengan penurunan pada penjualan November,” jelas General Manager
Marketing Planning & Customer Relations PT Toyota-Astra Motor
Widyawati Soedigdo, Jumat (9/12/2011). (http://autos.okezone.com)
2. Penjualan Meningkat, Toyota Yaris kian disukai. Jakarta – Toyota Yaris
mengalami kenaikan psenjualan pada tahun 2012 sebesar 69 % menjadi
sebanyak 27.811 unit. Kenaikan cukup tinggi dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang hanya mampu meraih 16.454 unit. Penjualan Toyota
Yaris tidak terlepas dari kepercayaan dan kesetiaan para pelanggan atas
produk, teknologi, dan layanan yang selalu diutamakan Toyota, mulai dari
pra jual hingga purna jual,” ujar Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor,
Johnny Darmawan.(http://www.mobil88.astra.co.id)

Data penjualan Toyota Yaris selama lima tahun terakhir menggambarkan
minat beli konsumen sebagai sebuah rencana untuk melakukan pembelian produk
atau brand tertentu yang dibangun lewat serangkaian proses pemilihan serta
pengambilan keputusan. Minat pembelian menciptakan suatu motivasi yang
terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat
yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya
akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Hal ini berdasarkan
pertimbangan atau penyeleksian dengan membandingkan perbedaan yang terdapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

pada beberapa merek, sehingga yang penawaranya sesuai dengan kebutuhan
konsumen akan terpilih. Maka konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada
merek tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari beberapa konsep mengenai
citra merek. Menurut Kotler dan Fox yang dikutip oleh Sutisana (2002,83) yang
dikutip dari (Heri Haerudin,2010), mendefinisikan citra adalah Sejumlah
gambaran-gambaran, kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki
seseorang terhadap suatu objek.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul“Minat Beli Toyota Yaris (Studi Pada Auto
2000 Ahmad Yani Surabaya)”.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah citra merek mempengaruhi minat beli Mobil City Car Toyota
Yaris pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya ?
2. Apakah kualitas produk mempengaruhi minat beli Mobil City Car Toyota
Yaris pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya ?
3. Apakah promosi mempengaruhi minat beli Mobil City Car Toyota Yaris
pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan pengaruh citra merek terhadap minat beli Mobil City
Car Toyota Yaris pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya.
2. Untuk membuktikan pengaruh kualitas produk terhadap minat beli Mobil
City Car Toyota Yaris pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya.
3. Untuk membuktikan pengaruh promosi terhadap minat beli Mobil City
Car Toyota Yaris pada Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya.

1.4

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat memberikan

manfaatnya sebagai berikut :
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah kepustakaan,
khususnya UPN “Veteran” Jawa Timur sehingga terdapat tambahan
refrensi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Bagi penulis
Penelitian ini akan memperluas wawasan praktis serta analisis penulis di
dalam memahami faktor-faktor mempengaruhi minat beli konsumen
dalam membeli mobil Toyota Yaris.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

3. Bagi peneliti berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dan
tambahan pengetahuan mengenai pengembangan penelitian dibidang
minat beli konsumen, khususnya yang berhubungan dengan citra merek,
kualitas produk, dan promosi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian yang

berjudul “Minat Beli Toyota Yaris (Studi Kasus Auto 2000 Ahmad Yani
Surabaya)”, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Heri Haerudin (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Citra
Merek Sepeda Motor Honda Terhadap Minat Beli Konsumen”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai citra
merek dan seberapa besar pengaruh citra merek sepeda motor Honda
terhadap minat beli konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
sampel mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Manajemen UNPAS Bandung
angkatan 2007 – 2008. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi linier sederhana dan korelasi dengan menggunakan model
statistik uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek
merek sepeda motor Honda memiliki pengaruh signifikan positif.
2. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ndaru Kusuma Dewa ( 2009 )
dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik
Promosi, dan Harga Terhadap Minat Beli”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli prepaid StarOne
di area yang dipelajari. Permasalahan telah diidentifikasi bahwa pengisian
ulang voucher prepaid StarOne masih rendah, terutama diaderah dipelajari.

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Minat beli prepaid StarOne diadakan suatu hipotesis tentang pengaruh
kualitas produk, daya tarik promosi, dan harganya. Hasil telah menunjukan
bahwa model cukup baik. Dan variabel-variabel dari kualitas produk, daya
tarik promosi, dan harga menunjukan adanya pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap minat beli voucher StarOne.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Minat Beli
Minat beli ( willingness to buy ) merupakan bagian dari komponen
perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor dalam Ndaru
Kusuma Dewa ( 2009 ), minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Menurut Assael
(2001) yang dikutip dari (Heri Haerudin, 2010) Minat beli merupakan
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan
yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan
konsumen melakukan pembelian.
Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang dapat membuat
seseorang merasa senang terhadap objek situasi ataupun ide-ide tertentu yang
biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek
yang disenangi tersebut. Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan minat
adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak dan bertingkah laku terhadap
objek yang menarik perhatian disertai dengan perasaan senang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen ( Kotler, 2005 )
dalam ( Delinda Rahmawati, 2013 ) :
1) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat
negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat
mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal ini
tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya
diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.
Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila
produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli
dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih
besar dibandingkan pengorbanan unutk mendapatkannya, maka dorongan untuk
membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan
pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan
padaumumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis.
Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkalidiawali
dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luardirinya, baik
berupa

rangsangan

pemasaran

maupun

rangsangan

darilingkungannya.

Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diriseusai dengan karakteristik
pribadinya, sebelum akhirnya diambilkeputusan pembelian. Karakteristik pribadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

konsumen yangdipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat
komplek dansalah satunya adalah motivasi untuk membeli.
Menurut Engel dkk (2005) yang dikutip dari (Reza Arief Wardhana,2012)
minat membeli merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang
bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian
secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan, dan selektif pada suatu produk
untuk kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. Berdasarkan
keterangan diatas maka pengertian membeli adalahpemusatan perhatian terhadap
sesuatu yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang tersebut, kemudian
minat individu tersebut menimbulkan keinginan sehingga timbul perasaan yang
meyakinkan bahwa barang tersebut mempunyai manfaat sehingga individu ingin
memiliki barang tersebut.Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli berhubungan dengan perasaan dan
emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa itu
akan memperkuat minat beli, kegagalannya bisa menghilangkan minat.
Menurut Ferdinand ( 2002, p. 129 ), minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
a) Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b) Minat Refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan
produk kepada orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

c) Minat Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d) Minat Eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Menurut Sridhar Samu dalam (Reza Arief Wardhana, 2012, p. 114 ) salah
satu indikator bahwa suatu produk sukses atau tidak dipasar adalah seberapa jauh
tumbuhnya minat beli konsumen terhadap produk tersebut.

2.2.2 Citra Merek
Menurut Kotler dan Keller (2009:258) merek sebagai nama, istilah, tanda,
lambang,

atau

desain,

atau

kombinasinya,

yang

dimaksudkan

untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok
penjual dan mendefrensiasikan mereka para pesaing. Maka merek adalah produk
atau jasa yang dimensinya mendifrensikan merek tersebut dengan beberapa cara
dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang
sama. Jadi Citra Merek merupakan hasil pandangan atau penilaian konsumen
terhadap suatu merek yang baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan
atau penyeleksian dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada
beberapa merek, sehingga yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan
konsumen akan terpilih. Maka konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

merek tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari beberapa konsep mengenai
citra merek dibawah ini :
Menurut Kotler dan Fox yang dikutip dari ( Heri Haerudin, 2010 ),
mendefinisikan citra adalah sejumlah gambaran-gambaran, kesan-kesan dan
keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Sedangkan
Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson yang dikutip dari ( Heri Haerudin,
2010), mendefinisikan citra merek adalah terdiri dari dari pengetahuan dan
kepercayaan terhadap ciri

merek,

konsekuensi

penggunan

merek,

dan

pemanfaatannya tepat, disamping evaluasi, perasaan dan emosi sehubungan
dengan suatu merek.
Berdasarkan konsep-konsep diatas dapat dirumuskan bahwa citra merek
merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan,
kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen
memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek.Citra adalah
gambaran atau konsep tentang sesuatu. Dengan demikian citraitu ada, tapi tidak
nyata atau tidak bisa digambarkan secara fisik, karena citra hanya ada dalam
pikiran.
Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsiterhadap merek dan
dibentuk dari informasi dan pengolahan masa lalu terhadapmerek itu. Konsumen
dengan citra yang positif terhadap suatu merekmemungkinkan untuk melakukan
suatu pembelian, oleh karena itu penggunaanutama dari iklan diantaranya adalah
membangun citra yang positif terhadapmerek.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard yang dialih bahasakan oleh Heri
Haerudin ( 2010 ) brand image(citra merek) memiliki tiga komponen, yaitu :
1. Karakteristik suatu merek yang dikenali oleh konsumen.
2. Manfaat yang diterima oleh konsumen dan suatu merek.
3. Keyakinan konsumen mengenai kualitas produk dan suatu merek.
Baik dan efektivitasnya pemahaman, keyakinan dan persepsi konsumen akan citra
merek yang telah melekat dalam benak konsumen yang dapat mendorong
konsumen melakukan pembelian yang tepat, sehingga diharapkan dapat
menciptakan minat beli konsumen untuk melakukan keputusan pembelian dan
akan mengakibatkan meningkatnya omset penjualan perusahaan.
Dari konsep-konsep diatas dapat disimpukan bahwa citra merek
merupakanpemahaman

konsumen

mengenai

merek

secara

keseluruhan,

kepercayaankonsumen terhadap suatu merek tertentu, dan bagaimana konsumen
memandangsuatu merek. Brand image yang positif akan membuat konsumen
menyukai suatuproduk dengan merek yang bersangkutan dikemudian hari,
sedangkan bagiprodusen brand image yang baik akan menghambat kegiatan
pemasaran pesaing.
Knapp (2001) yang dikutip dari (Reza Arief Wardhana,2012) menyatakan
definisi merek sebagai internalisasi sebuah kesan yang diterima oleh pelanggan
dan konsumen yang mengakibatkan adanya suatu posisi khusus dalam ingatan
mereka terhadap manfaat emosional dan fungsional yang dirasakan. Sebuah
merek dikatakan khusus jika konsumen merasa yakin bahwa merek-merek

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

tersebut benar-benar khusus. Untuk memiliki merek tertentu perusahaan
setidaknya memenuhi beberapa pernyataan berikut :
1. Apakah merek benar-benar berbeda, penting dan bernilai bagi konsumen.
2. Apakah merek memiliki komitmen untuk menyediakan manfaat emosional
dan fungsional tertentu bagi konsumen.
3. Apakah merek secara konsisten memenuhi janji dan menyampaikan
komitmennya kepada konsumen.
Dengan demikian jelas bahwa pemberian merek bukan merupakan intuisi,
bukan hanya sebuah kata, melainkan konsep nyata tentang keinginan, komitmen
dan janji pada konsumennya.
Agar brand image dapat terbentuk sesuai dengan mendekati brand
identityyang diharapkan perusahaan, maka perusahaan sebagai produsen harus
mampu memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang membentuk suatu
merek menjadi merek yang memiliki citra yang baik. Brand imageini diharapkan
dapat menghasilkan suatu kualitas yang penting menurut persepsi konsumen.
Inilah yang disebut dengan recived quality. Hal ini harus didukung oleh
pernyataan yang bukan sekedar hal yang dikomunikasikan tanpa adanya bukti.
Tingkat merek menurut Gay Hamel dan Ck. Prahalad (kertajaya,2000,480)
yang dikutip dari ( Heri Haerudin, 2010 ), yaitu :
1. Recognition : yaitu tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika
sebuah merek tidak dikenal, maka produk dengan merek tersebut harus
dijual dengan mengandalkan harga yang murah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2. Reputation : yaitu suatu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah
merek karena lebih terbukti memiliki track recordyang baik.
3. Affinity : yaitu suatu emosional relationshipyang timbul antara sebuah
merek dengan konsumennya, sebuah produk dengan merek yang disukai
oleh konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk dengan
persepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi yang
baik.
4. Domain : yaitu menyangkut seberapa lebar scope dari suatu produk yang
mau menggunakan merek yang bersangkutan.

Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu
merupakan identitas untuk membedakan dari produk – produk pesaing yang
dihasilkan perusahaan lain, dengan identitas khusus produk tertentu akan lebih
mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada
pembelian ulang produk tersebut.Bila produsen dapat memenuhi apa yang di
inginkan olehkonsumen maka hal tersebut akan membuat merek tersebut dapat
bertahanlebih lama.
Merek merupakan suatu atribut yang dianggap penting terutama dalam
menumbuhkan persepsi yang positif dan konsumen akan percaya setelah menilai
atribut yang dimiliki oleh suatu merek. Persepsi yang positif dan kepercayaan
konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan citra merek
(BrandImage) dan pada akhirnya merupakan salah satu factor yang akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Ada definisi merek dari beberapa
ahli pemasaran.
Menurut Kotler ( 2000 ) yang dikutip dari ( Reza Arief Wardhana, 2012 )
menyatahkan bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memeberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli, bukan hanya
sekedar simbol yang

membedakan produk perusahaan tertentu dengan

kompetitornya.
Menurut Fandy Tjiptono (2008:104) Merek bahkan dapat mencerminkan enam
makna, yaitu :
1) Atribut
Sebuah merek menyampaikan atribut –atribut tertentu, miasalnya
mercedes mengisyaratkan mahal, tahan lama, berkualitas, nilai jual
kembali yang tinggi, cepat dan sebagainya.
2) Manfaat
Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen
adalah manfaat, bukannya atribut. Misalnya atribut mahal dapat
diterjemahkan kedalam manfaat emosional seperti “Mobil ini dapat
meningkatkan gengsiku”. Atribut tahan lama dapat dicerminkan dalam
manfaat fungsional seperti “saya tidak perlu membeli mobil baru setiap
beberapa tahun”.
3) Nilai-nilai
Merek juga dapat menyatahkan nilai-nilai produsennya. Contohnya
Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan sebagainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

4) Budaya
Merek

juga

mungkin

mencerminkan

budaya

tertentu.

mercedes

mencerminkan budaya Jerman, yaitu terorganisasi rapi, efisien, dan
berkualitas tinggi.
5) Kepribadian
Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila merek
itu menyangkut orang, binatang, atau suatu obyek, apa yang akan
terbayangkan? Mercedes memberikan kesan pimpinan yang baik (orang),
singa yang berkuasa (binatang), atau istana yang megah (obyek).
6) Pemakai
Merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya, misalnya kita akan heran bila melihat seseorang
sekretaris berusia 19 tahun mengendarai Mercedes. Kita cenderung
menganggap yang wajar pengemudinya adalah seorang eksekutif puncak
berusia separuh baya.

Jika perusahaan memperlakukan merek sebagai suatu nama saja, maka
perusahaan telah kehilangan makna pemberian merek. Tantangan dalam
pemberian merek adalah untuk mengembangkan sekumpulan pengertianpengertian yang mendalam tentang merek. Dengan kata lain, jika konsumen dapat
memvisualisasikan semua dimensi merek, maka merek tersebut dapat memiliki
makna yang dalam dan jika sebaliknya, maka merek tersebut tidak memiliki
makna yang dalam.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Memperhatikan keenam dimensi di atas, maka pemasar harus memutuskan
pada dimensi manakah identitas merek diletakan. Kesalahan yang sering
dilakukan oleh pemasar adalah hanya mempromosikan atribut-atribut merek saja.
Hal ini dapat mengakibatkan pembeli tidak tertarik pada atribut merek karena
sesungguhnya mereka lebih tertarik pada manfaat merek, pesaing dapat dengan
mudah meniru atribut-atribut tersebut, atribut yang ada sekarang ini akan
berkurang nilainya.
Citra merek (brand image) memiliki tiga komponen indikator menurut
Mohammad Tambrin (2010:61-62) yang dikutip dari ( Delinda Rahmawati,2013 ),
antara lain :
1. Citra Produk / Product Image ( X1-1 )
Citra produk merupakan gambaran mengenai kualitas produk yang dijual
di pasaran.
2. Citra Pemakai / User Image ( X1-2 )
Citra pemakai merupakan citra dari pemakai bila memakai produk Mobil
Toyota.
3. Citra Perusahaan / Coorporate Image ( X1-3 )
Citra perusahaan menjelaskan tentang reputasi yang dimilki oleh
perusahaan atas kualitas produk yang dimilikinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.2.3 Kualitas Produk
Menurut Fandy Tjiptono (2008:95) Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Secara konseptual produk merupakan pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Sedangkan Menurut Kottler dan Amstrong (2001) yang dikutip dari
(Aldaan Faikar Annafik, 2012 ) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang telah ditentukan dan
bersifat laten. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi
konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Standarisasi kualitas sangat diperlukan untuk mencapai kualitas produk yang
diinginkan. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang diciptakan
menghasilkan standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan
kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak
memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya
konsumen sehingag penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika
pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga
yang ditawarkan maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan
pembelian terhadap produk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Menurut Kotler dan Keller (2009:143) Kualiatas adalah totalitas fitur dan
karekteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatahkan atau tersirat. Sedangkan menurut
mantan pemimpin GE, John F. Welch Jr. Kualitas adalah jaminan terbaik kami
atas loyalitas pelanggan, pertahanan terkuat kami menghadapi persaingan luar
negeri, dan satu-satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan
pengahasilan.
Perhatian pada kualitas produk akan memberikan dampak positifpada
biaya produksi dan pendapatan. Dampak biaya produksi dapatdilakukan melalui
pembuatan tingkat kualitas yang tinggi sehingga akanmengurangi tingkat
kerusakan

yang

memungkinkan,

dengan demikianproses produksi yang

memperhatikan kualitas akan menghasilkan produkyang bebas dari kerusakan.
Sedangkan dampak pada pendapatan penjualan terjadi karenapenjualan
produk yang berkualitas. Perusahaan harus mampu memenuhikualitas produk
yang diharapkan dan dapat memenuhi kebutuhan dankeinginan konsumen.
Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005:130-131) ada
delapan dimensi utama yang biasanya digunakan untuk mengukur kualitas suatu
produk, yaitu :
1. Kinerja (performance), yaitu berkaitan dengan aspek fungsional suatu
barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan
pelanggan dalam membeli barang tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2. Keragaman produk (features), adalah aspek informasi yang berguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembangannya.
3. Kehandalan (reliability), yaitu berkaitan dengan kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam
periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Kesesuaian (conformance), yaitu tingkat kesesuaian produk dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan keinginan
pelanggan.
5. Daya tahan atau ketahanan (durability), suatu refleksi umur ekonomis
berupa ukuran daya tahn atau masa pakai barang.
6. Kemampuan pelayanan (Serviceability), karakteristik yang berkaitan
dengan

kecepatan,

kompetensi,

kemudahan,

dan

akurasi

dalam

memeberikan layanan untuk perbaikan barang.
7. Estetika (aesthetics), yaitu merupakan karakteristik yang bersifat subjektif
mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi
dan refleksi dari prefensi individual.
8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), konsumen tidak selalu
memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namun
demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara
tidak langsung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.4 Promosi
Menurut Fandy Tjiptono (2008:219) Promosi merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu
produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah
membelinya. Sedangkan Promosi menurut Rahmadi ( dalam Ndaru kusuma
Dewa, 2009 ) adalah salah satu dari empat unsur utama dari bauran pemasaran (
marketing mix), dengan sarana promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, dan
publisitas. Pada hakekatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Menurut Fandy Tjiptono (2008:219) komunikasi pemasaran adalah aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan
atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Jadi promosi adalah salah satu unsur dari bauran pemasaran yang
memberikan informasi bersifat persuasif untuk menciptakan permintaan dan
kemudian terjadi pertukaran dalam pemasaran. Konsumen yang semula tidak
tertarikdengan suatu produk, dengan dilakukannya promosi yang efektif dan
efisien kemungkinan besar konsumen tersebut akan berubah pikiran untuk
membeli produk tersebut.
Menurut

Fandy Tjiptono

(2008:221-222) tujuan Promosi adalah

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan
sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan
promosi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

1. Menginformasikan (informing), dapat berupa :
Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru
Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk
Menyampaikan perubahan harga pada pasar
Menjelaskan cara kerja suatu produk
Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan
Meluruskan kesan yang keliru
Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
Membangun citra perusahaan
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk :
Membentuk pilihan merek
Mengalihkan pilihan ke merek tertentu
Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk
Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga
Mendorng

pembeli

untuk

menerima

kunjungan

wiraniaga

(salesman)
3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas :
Mengingatkan

pembeli

bahwa

produk

yang

bersangkutan

dibutuhkan dalam waktu dekat
Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan
Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
perusahaan. Misalnya bila pembeli ingin membeli sabun mandi,
diharapkan ingatan pertamanya adalah merek Lux.
Jika ditinjau dari sudut pandang ilmu ekonomi, maka tujuan dari promosi
ini adalah menggeser kurva permintaan akan produk perusahaan ke kanan dan
membuat permintaan menjadi inelastis (dalam kasus harga naik) dan elastis
(dalam kasus harga turun). Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk
mengarahkan seseorang agar dapat

mengenal produk perusahaan,

lalu

memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan
selalu ingat akan produk tersebut.
Secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi
bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya.
Beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi (promotion mix,
promotion blend, communication mix), adalah :
1. Personal selling
2. Mass selling, terdiri atas periklanan, dan publisitas
3. Promosi penjualan
4. Public relations (hubungan masyarakat)
5. Direct marketing
Sehingga Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan volume penjualan dari produknya sehingga diharapkansecara tidak
langsung dapat meningkatkan pendapatan dari perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Menurut Fandy Tjiptono (2008:226) Iklan sebagai semua bentuk bayaran
untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non
personal oleh sponsor yang jelas. Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan
adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan
khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah
diterima khalayak (remin-ding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan
sewaktu

khalayak

menerima

dan

mencerna

informasi

(entertainment).

Menurut Kotler (2000) yang dikutip dari (Reza Arief Wardhana, 2012) ada
beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur promosi, yaitu :
1. Memberikan potongan harga ( X3-1 )
Merupakan pengurangan harga produk dari harga normal dalam
periode tertentu.
2. Pemasaran langsung ( X3-2)
Merupakan metode penjualan di mana pengiklan / pemasar
mendekati pelanggan potensial secara langsung dengan produk
atau jasa yang ditawarkan.
3. Memberikan brosur dari produk ( X3-3 )
Memberikan brosur yang berisi harga-harga dari produk yang
dijual.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau s