FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM MENGIKUTI UPAYA PENCEGAHAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Upaya Pencegahan CA Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat

(1)

0 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM MENGIKUTI UPAYA PENCEGAHAN CA SERVIKS MELALUI METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)

DI UPTD. PUSKESMAS SANGKRAH

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh : Beutifina Yupiasari

J 410131035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015


(2)

UNTYERSITAS

MUIIAMMADIYAH

SURAKARTA

FAI(ULTAS

ILMU

KESEHATAI\I

PROGRAM

STUDI

KESEIIATAN MASYARAKAT

Jl. A Yzrni Tromol Pos I * Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151,14E Surakarta 57102

Surat Persetuiuan Artikel Puhlikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsiltugas akhir i

Pembimbing

I

Nama

: AnisaCatut Wijayanti, SKV[., M.Epid

NIPAIIK

:1552 Pembimbing

II

Nama

: Purwanti, SKM., M.Kes

NIPA{IK

: 19690810 1993

ll200l

Tetah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama

NIM

Program Studi Judul Skripsi

Beutifina Yupiasari J 410 131 035

Kesehatan Masyarakat

Faktor-Faktor

Yang

Bethubungan Dengan Motivasi

Pasangan

Usia

Subur Dalam Mengikuti

Upaya

Pencegahan Ca Servilrs Melalui Metode Inspeksi Yisual Asam Asetat (IVA) di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

Naskah artikeL tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergrrnakan seperlunya.

Surakarta, 30 Juni 2015 Pembimbing

II

fr4

Pembimping I

.h

-,// ll-'

/ //

/

'/'-\-/

t/

./t

,-/

/

Anisa Catur Wiiavanti. SKM. M.Epid


(3)

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM MENGIKUTI UPAYA PENCEGAHAN CA SERVIKS MELALUI METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)

DI UPTD. PUSKESMAS SANGKRAH

Beutifina Yupiasari*, Anisa Catur Wijayanti**, Purwanti ***

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS

ABSTRAK

IVA merupakan Deteksi dini Ca serviks karena Virus HPV (Human papilloma Virus) dengan menggunakan cara sederhana yaitu asam asetat 3-5% secara inspekulo dan dilihat dengan mata telanjang pemeriksaan ini tidak menumbulkan rasa sakit, mudah, murah dan informasi hasilnya langsung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah PUS yang melakukan pemeriksaan

IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah pada bulan Desember tahun 2014-April tahun 2015 sebanyak 65 PUS dilakukan dengan menggunakan total sampling. Teknik uji statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan PUS dengan motivasi (p=0,000;POR=9,0;95% CI=2,849-28,432), ada hubungan pendidikan PUS dengan motivasi (p=0,006;POR=3,9; 95%CI=1,523-10,033), ada hubungan pekerjaan PUS dengan motivasi (p=0,001;POR=6,1;95%CI=2,240-17,090), tidak terdapat hubungan umur dengan motivasi (p=0,267;POR=1,9;95%CI=0,743-5,050), ada hubungan motivasi (p=0,011;POR=3,8;95%CI=1,378-10,689) di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

ABSTRACT

IVA is one way early detection of cervical Ca by using a simple method that is 3-5% acetic acid in inspekulo and be seen with the naked eye this examination is painless, easy, inexpensive and objective information direct result of this study was to determine what factors FAC related motivation in participating in the prevention of cervical Ca through methods IVA in UPTD. Puskesmas Sangkrah. This research is a kind of Analytical Observasioanal. The population in this study is that FAC IVA examination in UPTD. Puskesmas Sangkrah in September 2014-April 2015, as many as 65 FAC is done by using total sampling. Techniques using statistical test Chi Square test. The results showed that there is a relationship EFA knowledge on motivation (p = 0.000; POR = 5.4; 95% CI = 2.194 to 13.289), no relation to the FAC education motivation (p = 0.005; POR = 3.5; 95% CI = 1.529 to 8.399), no relationship FAC work on motivation (p = 0.001; POR = 4.1; 95% CI = 1.774 to 9.592), there was no correlation between age FAC to motivation (p = 0.625; POR = 1.3; 95% CI = 0,601-3,191), no relation husband support FAC to motivation (p = 0.049; POR = 2.5; 95% CI = 1.088 to 6.121) in UPTD. Puskesmas Sangkrah.


(4)

2 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Pencapaian derajad kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor pendidikan, sektor ekonomi, dan sektor sosial memiliki peran yang besar. Upaya pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif salah satunya pada kegiatan kesehatan reproduksi (Soepardi, 2011). Kesehatan reproduksi meliputi keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, yang utuh dalam segalahal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi wanita kususnya terhadap skrining keganasan dan penyakit sistemik seperti Ca serviks

(Widyastuti dan Yuni, 2009).

Sedangkan di Indonesia prevalensi penyakit Ca juga cukup tinggi prevalensi tumor/Ca di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang.

Ca tertinggi di Indonesia pada perempuan yaitu Ca serviks dan Ca

payudara (Balitbangkes, 2013). Angka kejadian Ca serviks di Indonesia tahun 2011 mencapai angka 100 per 100.000 penduduk per tahun, dan penyebarannya terlihat terakumulasi di Jawa dan Bali. Angka ini akan di perkirakan terus meningkat 25% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika tidak dilakukan tindakan pencegahan (Rasjidi, 2012). Data yang di dapat dari Di Propinsi Jawa Tengah hasil laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang berasal dari rumah sakit dan

Puskesmas pada tahun 2012 kasus penyakit Ca ditemukan sebanyak 11.341 kasus. Dan Ca serviks

sebanyak 2.259 kasus (Dinkes Jateng, 2012). Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2013 di Kota Surakarta terdapat 276 kasus Ca serviks. Sedangkan pada tahun 2014 di temukan 327 kasus Ca serviks hal ini mengalami kenaikan. Dan pada tahun 2015 dari bulan Januari-April dari data yang ada ditemukan 19 kasus. Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Dinas Kesehatan Kota Surakarta diketahui dari 17 Puskesmas yang ada di kota Surakarta ada dua Puskesmas yang memiliki alat kesehatan reproduksi yang memadai yakni di Puskesma Sangkrah dan Manahan. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dari kedua Puskesmas tersebut yang lebih memfokuskan untuk pemeriksaan IVA

yakni UPTD. Puskesmas Sangkrah karena Kecamatan Sangkrah terletak pada jalur pertemuan transportasi darat, dekat dengan pasar, dan bekas tempat lokalisasi sehingga sangat

berisiko terhadap

penyebaran/penularan penyakit di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Sangkrah.

Pada tahun 2012 terdapat 150 (1,170%) PUS yang melakukan pemeriksaan IVA (Puskesmas Sangkrah, 2012) di tahun 2013 terdapat 76 (2,32%) PUS yang melakukan pemeriksaan IVA

(Puskesmas Sangkrah, 2013) pada tahun 2014 terdapat 51 (3,46%) PUS yang melakukan pemeriksaan IVA. Dan pada tahun 2015 dari bulan Januari-April terdapat 10 (0,56%) PUS yang melakukan pemeriksaan

IVA (Puskesmas Sangkrah, 2014). Hasil dari pemeriksaan pada tahun


(5)

3 2014 terdapat 21 PUS yang

mengalami gejala kemungkinan Ca serviks dan dari pihak Puskesmas memberikan rujukan untuk melakukan pemeriksaan papsmear di UPTD Laboratorium Kesehatan dari hasil melakukan pemeriksaan papsmear

terdapat 1 kasus yang positif dan pada saat ini dilakukan pengobatan lebih lanjut. Pengetahuan PUS tentang penyakit Ca serviks masih terbatas pada penyakit yang menyebabkan kematian. Peneliti tertarik memilih PUS sebagai objek penelitian dikarenakan yang melakukan pemeriksaan IVA merupakan wanita yang sudah menikah yang rentan terkena Ca serviks.

Dari hasil penelitian terdahulu Dani dan Fajar (2013) diperoleh nilai pada variabel pengetahuan p = 0,000, variabel pendidikan p = 0,001 terhadap Motivasi. Dan hasil penelitian Mubin MF (2010) diperoleh nilai pada variabel pekerjaan p = 0,178, umur p = 0,178 yang berjudul karakteristik dan pengetahuan pasien dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Sragi 1 Pekalongan dan hasil penelitian Rismawati (2013) diperoleh nilai variabel dukungan suami p = 0,029 yang berjudul hubungan dukungan suami dengan motivasi ibu hamil terhadap pemeriksaan ANC di RSKDI Siti Fatimah Makasar tahun 2012. Berdasarkan uraian ini peneliti ingin meneliti“faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan

Ca serviks melalui metode IVA di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Sangkrah”. Variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu

pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, dukungan suami dan umur.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan

Ca serviks melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah’’.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran variabel pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur dan dukungan suami yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks

melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

b. Untuk mengetahui hubungan variabel pengetahuan yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks

melalui metode IVA di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Sangkrah. c. Untuk mengetahui


(6)

4 pendidikan yang

berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks

melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

d. Untuk mengetahui hubungan variabel jenis

pekerjaan yang

berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks

melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

e. Untuk mengetahui hubungan variabel dukungan suami yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks

melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

f. Untuk mengetahui hubungan variabel umur yang berhubungan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks

melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah.

Manfaat Peneliti

1. Bagi petugas kesehatan (Puskesmas)

Sebagai masukan dalam meningkatkan kegiatan program IVA dalam upaya pencegahan Ca serviks di UPTD. Puskesmas Sangkrah. 2. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan informasi atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian sejenis. 3. Bagi Institusi

Memberikan tambahan informasi tentang program kesehatan terutama untuk pencegahan Ca serviks.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Analitik dengan rancangan penelitian Cross SectionalWaktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 April-3 Mei 2015.Penelitian ini dilakukan di UPTD. Puskesmas Sangkrah. Populasi penelitian ini adalah PUS yang melakukan pemeriksaan IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah pada bulan Desember tahun 2014-April tahun 2015 sebanyak 65 PUS. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. .

A. Definisi Operasional Variabel 1. Motivasi

Pengertian : Dorongan dasar yang

menggeraka hati responden untuk melakukan pemeriksaan

IVA di

Puskesmas diukur dengan frekuensi

melakukan IVA

kembali. Alat Ukur : Kuesioner Skala : Ordinal


(7)

5 Kategori : 1. Baik > 1 kali

2.Kurang ≤ 1 kali 2. Pengetahuan

Pengertian : Pemahaman responden tentang IVA

meliputi

pengertian, tata laksana

pemeriksaan sampai dengan manfaat

pemeriksaan. Alat Ukur : Kuesioner Skala : Ordinal Kategori : Baik

Kurang 3. Pendidikan

Pengertian : Pendidikan formal yang ditamatk an sampai saat ini Alat Ukur : Kuesioner Skala : Ordinal

Kategori : 1. Pendidikan dasar SD sampai dengan SLTP 2. Pendidikan

lanjut SMA sampai pergurua n tinggi (Huda, 2012)

4. Pekerjaan

Pengertian : Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa

diperlukan suatu pengorbanan. Dengan bekerja, seseorang akan memperoleh jasa.

Alat Ukur : Kuesioner Skala : Nominal Kategori : 1.Tidak bekerja

2. Bekerja (Huda, 2012) 5. Dukungan Suami

Pengertian : Dukungan dan dorongan suami terhadap istri untuk

melakukan pemeriksaan

IVA. Alat Ukur : Kuesioner Skala : Ordinal

Kategori : 1. Mendukung (jika skor jawaban ≥ 47,2%)

2. Kurang mendukung (jika skor jawaban ≤ 47,2%)

(Mariana, 2011) 6. Umur

Pengertian : Lamanya waktu hidup terhitung sejak lahir sampai

sekarang. Alat ukur : Kuesioner Skala : Interval Kategori : 1.20-35 Tahun

2. >35 Tahun (Aminati, 2011) Jenis data yang akan dikumpulkan dan dianalisis berupa data kuantitatif dan kualitatif tentang motivasi PUS yang melakukan


(8)

6 pemeriksaan IVA di UPTD.

Puskesmas Sangkrah.

a. Adapun instrumen penelitian untuk menunjang penelitian ini yaitu : menggunakan kuesioner dan alat tulis. Uji Validitas

Teknik yang digunakan untuk uji validitas yaitu menggunakan Korelasi

Pearson Product Moment

dengan menggunakan perangkat lunak komputer, dimana uji validitas dikatakan valid jika r hitung > r tabel.

1) Hasil uji validitas a) Motivasi PUS

Terdapat 5 item pertanyaan motivasi pada kuesioner setelah dilakukan uji validitas pada 20 responden dengan hasil item pertanyaan yang valid yaitu item pertanyaan 1, 2, 4 dan 5 pertanyaan yang tidak valid yaitu nomer 3. b) Pengetahuan PUS

Terdapat 21 item pertanyaan

pengetahuan pada kuesioner setelah dilakukan uji validitas pada 20 orang dengan hasil item.

c) Dukungan Suami Terdapat 4 item pertanyaan

dukungan suami setelah dilakukan uji validitas item pertanyaan tersebut

aktif semua yaitu nomer 1, 2, 3 dan 4. 2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan menggunakan KR 20 dengan hasil : item 4 pertanyaan motivasi R hitung 0,687 reliabel, 18 item pertanyaan pengetahuan R hitung 0,582 reliabel dan dukungan suami R hitung 0,707 reliabel. 3) Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul, selanjutnya

diolah dengan

menggunakan perangkat lunak komputer. Adapun tahap-tahap pengolahan data dengan editing, coding, scoring,entry data, tabulating,

B. Langkah-Langkah Penelitian Persiapan, pelaksanaan, penyelesaian.

C. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Uji hipotesis pada variabel pengetahuan, pekerjaan, menggunakan Fisher exact karena nilai

Expected count < 5,0. Pada variabel pendidikan, umur dan dukungan suami menggunakan Chi-Square. 2. Analisis Bivariat

Dilakukan

menggunakan perangkat lunak komputer dengan tingkat signifikan p = 0,05 tingkat kepercayaan 95%.


(9)

7 Dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai P ≥0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.

b. Jika nilai p<0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran karateristik responden yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.

1. Umur

Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur disajikan pada tabel 4 berikut :

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden Berdasarkan Umur

Variabel : Umur Responden Umur (Tahun)

Mean Minimum Maksimum

SD (Standar Deviasi)

35,71 21 57 8,868 Terlihat bahwa rata-rata

responden berumur 35,71 tahun. Umur termuda yaitu 21 tahun dan umur tertua adalah 57 tahun dengan standar deviasi 8,868.

2. Pendidikan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 11 16,9

SMP 11 16,9

SMA-Lanjutan 43 66,2

Jumlah 65 100

Pendidikan SMA-lanjutan yaitu 43 (66,2%) responden yang berpendidikan SMP dan SMP mempunyai proporsi yang sama yaitu 11 responden (16,9%).

3. Pekerjaan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada tabel 6 berikut :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

IRT 20 30,7

Pedagang 33 50,9

Buruh 12 18,4


(10)

8 Adalah pekerjaan responden

sebagai pedagang yaitu sebanyak 33 (50,8%) dan

buruh sebanyak 12 (18,4%) responden.

B. Analisis Univariat

1. Pengetahuan PUS tentang Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Tabel 7. Pengetahuan PUS tentang Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah Tahun 2015

Pengetahuan PUS Frekuensi Persentase (%)

Kurang 20 30,8

Baik 45 69,2

Jumlah 65 100

Paling banyak kategori baik sebanyak 45 orang (69,2%), dan sebanyak 20 orang

(30,8%) yang memiliki pengetahuan kategori kurang 2. Pendidikan PUS

Tabel 8. Pendidikan PUS yang Melakukan Pemeriksaan IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah Tahun 2015.

Pendidikan PUS Frekuensi Persentase (%)

Dasar 22 33,8

Lanjutan 43 66,2

Jumlah 65 100

Paling banyak berpendidikan lanjut yaitu SMA sampai dengan perguruan tinggi sebanyak 43 orang (66,2%),

dan sebanyak 22 orang (33,8%) yang berpendidikan dasar yaitu SD sampai

dengan SLTP

3. Pekerjaan PUS

Tabel 9. Pekerjaan PUS yang Melakukan Pemeriksaan IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah Tahun 2015.

Pekerjaan PUS Frekuensi Persentase (%)

Tidak Bekerja 20 30,8

Bekerja 45 69,2

Jumlah 65 100

Paling banyak bekerja sebanyak 45 orang (69,2%),

dan sebanyak 20 orang (30,8%) yang tidak bekerja.

4. Umur

Tabel 10. Umur PUS yang Melakukan Pemeriksaan IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah Tahun 2015.

Umur PUS Frekuensi Persentase (%)

> 35 Tahun 33 60,8

20 – 35 Tahun 32 49,2


(11)

9 Paling banyak berumur > 35

tahun yaitu sebanyak 33 orang (50,8%), dan sebanyak 32 orang (49,2%) yang berumur antara 20-35 tahun.

Umur termuda yaitu 21 tahun dan umur tertua adalah 57 tahun dengan standar deviasi 8,868

5. Dukungan Suami PUS

Tabel 11. Dukungan Suami PUS yang Melakukan Pemeriksaan IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah Tahun 2015.

Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%)

Kurang Mendukung 27 41,5

Mendukung 38 58,5

Jumlah 65 100

Paling banyak mendukung sebanyak 38 orang (58,5%),

dan sebanyak 27 orang (41,5%) yang tidak mendukung.

C. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan PUS Dengan Motivasi Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa Hasil uji

Fisher’s Exact diperoleh nilai

p value sebesar 0,000. dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan PUS dengan motivasi pencegahan Ca serviks melalui metode IVA. POR (Pearson Odd Ratio) sebesar 9,0 menandakan PUS yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang memiliki risiko 9,0 kali tidak termotivasi untuk melakukan Pengetahu

an PUS

Motivasi

p value

PO R

95% CI Kurang Baik Total

Lower Uppe r

f % f % f %

Kurang 12 60 8 40 20 100

0,000 9,00

0 2,849

28,43 2 Baik 3 6,6 42 93,

4

45 100

2. Hubungan Pendidikan PUS

Dengan Motivasi

Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0,006. dengan motivasi pencegahan Ca serviks melalui metode IVA. Terdapat nilai POR sebesar

3,9 menandakan PUS yang berpendidikan dasar memiliki risiko 3,9 kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA


(12)

10 Pendidikan PUS Motivasi p value PO R 95% CI

Kurang Baik Total Lowe

r Upper

f % f % f %

Dasar 10 45, 5

12 54, 5

22 100

0,006 3,90

9 1,523 10,033 Lanjutan 5 11,

6

38 88, 4

43 100

3. Hubungan Pekerjaan PUS

Dengan Motivasi

Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa Hasil uji

Fisher’s Exact diperoleh nilai

p value sebesar 0,000. ada hubungan antara pekerjaan

PUS dengan motivasi pencegahan Ca serviks

Melalui Metode IVA. Terdapat nilai POR sebesar 6,1 menandakan PUS yang tidak bekerja memiliki resiko

6,1 kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA

Pekerjaan PUS Motivasi p value PO R 95% CI Kurang Baik Total

Lower Uppe r

F % F % F %

Tdk Bekerja

11 55 9 45 20 100

0,000 6,18

8 2,240

17,09 0 Bekerja 4 8,8 41 91,

2

45 100

4. Hubungan Umur PUS

Dengan Motivasi

Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa hasil uji Chi

Square diperoleh nilai pvalue

sebesar 0,267 tidak ada hubungan antara umur PUS dengan motivasi pencegahan Ca Serviks melalui metode IVA

Umur PUS

Motivasi

P value Kurang Baik Total

f % f % f %

>35 20-35 10 5 30,3 15,6 23 27 69,7 84,4 33 32 100

100 0,267 5. Hubungan Dukungan

Suami PUS Dengan Motivasi Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 17 diketahui hasil uji Chi Square

diperoleh nilai p value

sebesar 0,011 ada hubungan

antara dukungan suami dengan motivasi Ca serviks

melalui metode IVA. Nilai

POR sebesar3,8 menandakan PUS yang tidak mendapatkan dukungan suami 3,8 kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA.


(13)

11 Dukungan

Suami

Motivasi

P Value

PO R

95% CI Kurang Baik Total

Lower Uppe r

f % f % f %

Kurang Mendukun g

11 40, 7

16 59, 2

27 100

0,011 3,87

0 1,378

10,68 9 Mendukun

g

4 10, 5

34 89, 5

38 100

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square

diperoleh nilai p value = 0,000 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan motivasi

PUS dalam upaya

pencegahan Ca Serviks dengan menggunakan metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah. Nilai POR (Pearson Odd Ratio) sebesar 9,0 menandakan PUS yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang memiliki risiko 9,0 kali untuk tidak melakukan IVA. Sesuai dengan hasil dari penelitian Jumiati (2013) bahwa ada hubungan pengetahuan dengan motivasi berobat pasien morbus hansen di RS. B. Hubungan Pendidikan

terhadap Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square

diperoleh p value = 0,006 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan

dengan motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca serviks

dengan menggunakan metode

IVA di UPTD. Puskesmas

Sangkrah . Nilai

POR(Pearson Odd Ratio)

sebesar 3,9 menandakan PUS yang berpendidikan dasar memiliki risiko 3,9kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA. Sesuai penelitian Kurniasari L (2013) menunjukan ada hubungan pendidikan dengan motivasi lansia berkunjung ke Posyandu lansia.

C. Hubungan Pekerjaan terhadap Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan nilai Chi Square p value =0,000 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan PUS terhadap motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca Serviks dengan menggunakan

metode IVA di

UPTD.Puskesmas Sangkrah. Nilai POR sebesar 4,1 menandakan PUS yang tidak bekerja memiliki resiko untuk 6,1 kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan


(14)

12 oleh Kurniasari L (2013)

tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan motivasi lansia berkunjung ke Posyandu lansia (p=9,018). D. Hubungan Umur Terhadap

Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square

diperoleh nilai p value = 0,267 disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur terhadap motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca serviks dengan menggunakan metode IVA di UPTD.Hasil penelitian ini sema dengan penelitian Mubin MF (2010) tidak ada hubungan karateristik umur pasien hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol secara rutin di Puskesmas

E. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square

diperoleh p value = 0,011 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca serviks dengan menggunakan metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah. Nilai POR sebesar 3,8 menandakan PUS yang tidak mendapatkan dukungan suami memiliki risiko 3,8 kali untuk tidak melakukan IVA. Hasil

penelitian ini sama dengan penelitian Rismawati (2012) terdapat hubungan dukungan suami dengan motivasi ibu hamil terhadap pemeriksaan ANC.

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran dari 65 responden yaitu:

a. Pengetahuan PUS tentang pencegahan Ca serviks melalui metode

IVA berkategori baik

sebanyak 45

responden(69,2%). b. Pendidikan PUS

yangpaling banyak yaitu berpendidikan SMA-lanjut yaitu43 responden (66,2%).

c. Pekerjaan PUSyang bekerja sebanyak 45 responden (69,2%). d. Umur PUS paling banyak

yaitu PUS yang berumur> 35 sebanyak 33 responden (50,8%). e. Dukungan suami PUS

paling banyak

mendukung yaitu sebanyak 38 responden (58,5%).

f. Motivasi kategori baik paling banyak yaitu sebanyak 50 orang (76,9%)

2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan


(15)

13

Ca serviks melalui metode

IVA di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Sangkrah (p value = 0,000<0,05; POR= 9,0 ; 95% CI ;2,849-28,432).

3. Ada hubungan

antarapendidikan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan

Ca serviks melalui metode

IVA di UPT. Puskesmas Sangkrah dengan hasil (p value = 0,006<0,05; POR = 3,9; 95% CI 1,523-10,033).

4. Ada hubungan

antarapekerjaan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan

Ca serviks melalui metode

IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah (p value = 0,000<0,05; POR =6,1; 95% CI 2,240-17,090).

5. Tidak ada hubungan antara umur dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks

melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah (p value = 0,267>0,05). 6. Ada hubungan antara

dukungan suami dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan

Ca serviks melalui metode

IVA di UPTD.Puskesmas Sangkrah (p value = 0,011<0,05; POR = 3,8 ; 95% CI 1,378-10,689).

B.Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan (Puskesmas)

a. Lebih meningkatkan upaya promosi dan preventif terkait pentingnya upaya pencegahan melakukan deteksi dini Ca serviks

diUPTD. Puskesmas Sangkrah

b. Lebih meningkatkan promosi program IVA

dengan memanfaatkan media seperti leaflet, pamflet dan stikeragar PUS lebih mudah mengerti dan memahami bahwa pemeriksaan IVA

wajib dilakukan pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual.

2. Bagi Peneliti selanjutnya Perlu dikembangkan lagi variabel penelitian yaitu status ekonomidan dukungan keluarga jumlah sampel yang lebih besar serta memperluas area penelitian agar hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan. 3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan informasi tentang program kesehatan yaitu IVA

terutama untuk masyarakat agar mengetahui dan mau ikut mendukung program pencegahan Ca serviks sedini mungkin.


(16)

14 DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes. 2013. Riset

Kesehatan Dasar 2012.

Jakarta: Balitbangkes Depkes Dani R dan Fajar S D. 2013.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Mengikuti Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Inapeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Kabupaten Banyumas Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol. 4.No.1. Juni 2013.

Data Pusekesmas Sangkrah. 2012.

Laporan Bulanan IVA .

Sangkrah: Puskesmas. Sangkrah

Data Pusekesmas Sangkrah. 2013.

Laporan Bulanan IVA . Sangkrah: Puskesmas. Sangkrah

Data Pusekesmas Sangkrah. 2014.

Laporan Bulanan IVA .

Sangkrah: Puskesmas. Sangkrah

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Dinkes. http://www.dinkesjateng

prov.go.id.

Fahrun NR. 2009. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Rw VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semarang

Surabaya. [Skripsi Ilmiah]. Surabaya: Fakultas Ilmiah Kesehatan UMSurabaya. Hastono SP. 2011. Analisis Data

Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Huda AN. 2012. Faktor Risiko Karateristik Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Jenawi Kabupaten Karanganyar. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmiah Kesehatan UMS.

Kurniasari L. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Pendidikan dan Status Pekerjaan Dengan Motivasi Lansia Di Desa Dadirejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan .[ Skripsi Ilmiah]. Pekalongan: Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Mariana A. 2011. Hubungan Antara Motivasi, Persepsi, dan Gaya Hidup Masyarakat dengan

Pemilihan Pengobatan

Nakamura di Surakarta. [Skripsi Ilmiah ]. Surakarta: Fakultas Ilmiah Kesehatan UMS.

Mubin MF. 2010. Karateristik Dan Pengetahuan Pasien Dengan Motivasi Melakukan Kontrol Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi 1 Pekalongan. J Kesehatan Masy Indones. Vol. 6.No.1. 2010


(17)

15 Profil Kesehatan Kota Surakarta,

2012. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2012. Surakarta: Profil Kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2013. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2013. Surakarta: Profil Kesehatan.

Rasjidi. 2012. Kanker Serviks dan Penanganannya. Yogyakarta: Nuha Medika

Rismawati. 2013. Hubungan Dukungan Suami Dengan Motivasi Ibu Hamil Terhadap Pemeriksaan Ante Natal Care di RSKDIA Siti Fatimah Makasar Tahun 2012. ISSN : 2302-1721. Vol 2.2013

Saryono. 2011. Metodelogi

Penelitian Kesehatan

Penentuan praktis bagi pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Soepardi J. 2011. Data Penduduk

Sasaran Program

Pembangunan Kesehatan Tahun 2011-2014. Jakarta: Pusat data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Widyastuti dan Yuni. 2009.

Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.


(1)

10 Pendidikan

PUS

Motivasi

p value

PO R

95% CI

Kurang Baik Total Lowe

r Upper

f % f % f %

Dasar 10 45, 5

12 54, 5

22 100

0,006 3,90

9 1,523 10,033 Lanjutan 5 11,

6

38 88, 4

43 100

3. Hubungan Pekerjaan PUS

Dengan Motivasi

Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa Hasil uji Fisher’s Exact diperoleh nilai p value sebesar 0,000. ada hubungan antara pekerjaan

PUS dengan motivasi pencegahan Ca serviks Melalui Metode IVA. Terdapat nilai POR sebesar 6,1 menandakan PUS yang tidak bekerja memiliki resiko 6,1 kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA

Pekerjaan PUS

Motivasi

p value

PO R

95% CI Kurang Baik Total

Lower Uppe r

F % F % F %

Tdk Bekerja

11 55 9 45 20 100

0,000 6,18

8 2,240

17,09 0 Bekerja 4 8,8 41 91,

2

45 100

4. Hubungan Umur PUS

Dengan Motivasi

Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa hasil uji Chi

Square diperoleh nilai p value sebesar 0,267 tidak ada hubungan antara umur PUS dengan motivasi pencegahan Ca Serviks melalui metode IVA

Umur PUS

Motivasi

P value Kurang Baik Total

f % f % f %

>35 20-35

10 5

30,3 15,6

23 27

69,7 84,4

33 32

100

100 0,267 5. Hubungan Dukungan

Suami PUS Dengan Motivasi Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Berdasarkan tabel 17 diketahui hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0,011 ada hubungan

antara dukungan suami dengan motivasi Ca serviks melalui metode IVA. Nilai POR sebesar 3,8 menandakan PUS yang tidak mendapatkan dukungan suami 3,8 kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA.


(2)

11 Dukungan

Suami

Motivasi

P Value

PO R

95% CI Kurang Baik Total

Lower Uppe r

f % f % f %

Kurang Mendukun g

11 40, 7

16 59, 2

27 100

0,011 3,87

0 1,378

10,68 9 Mendukun

g

4 10, 5

34 89, 5

38 100

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p value = 0,000 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan motivasi

PUS dalam upaya

pencegahan Ca Serviks dengan menggunakan metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah. Nilai POR (Pearson Odd Ratio) sebesar 9,0 menandakan PUS yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang memiliki risiko 9,0 kali untuk tidak melakukan IVA. Sesuai dengan hasil dari penelitian Jumiati (2013) bahwa ada hubungan pengetahuan dengan motivasi berobat pasien morbus hansen di RS. B. Hubungan Pendidikan

terhadap Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square diperoleh p value = 0,006 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan

dengan motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca serviks dengan menggunakan metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah . Nilai POR(Pearson Odd Ratio) sebesar 3,9 menandakan PUS yang berpendidikan dasar memiliki risiko 3,9kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA. Sesuai penelitian Kurniasari L (2013) menunjukan ada hubungan pendidikan dengan motivasi lansia berkunjung ke Posyandu lansia.

C. Hubungan Pekerjaan terhadap Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan nilai Chi Square p value =0,000 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan PUS terhadap motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca Serviks dengan menggunakan

metode IVA di

UPTD.Puskesmas Sangkrah. Nilai POR sebesar 4,1 menandakan PUS yang tidak bekerja memiliki resiko untuk 6,1 kali tidak termotivasi untuk melakukan IVA. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan


(3)

12 oleh Kurniasari L (2013)

tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan motivasi lansia berkunjung ke Posyandu lansia (p=9,018). D. Hubungan Umur Terhadap

Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p value = 0,267 disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur terhadap motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca serviks dengan menggunakan metode IVA di UPTD.Hasil penelitian ini sema dengan penelitian Mubin MF (2010) tidak ada hubungan karateristik umur pasien hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol secara rutin di Puskesmas

E. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Motivasi PUS Pencegahan Ca Serviks Melalui Metode IVA

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square diperoleh p value = 0,011 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap motivasi PUS dalam upaya pencegahan Ca serviks dengan menggunakan metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah. Nilai POR sebesar 3,8 menandakan PUS yang tidak mendapatkan dukungan suami memiliki risiko 3,8 kali untuk tidak melakukan IVA. Hasil

penelitian ini sama dengan penelitian Rismawati (2012) terdapat hubungan dukungan suami dengan motivasi ibu hamil terhadap pemeriksaan ANC.

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran dari 65 responden yaitu:

a. Pengetahuan PUS tentang pencegahan Ca serviks melalui metode IVA berkategori baik

sebanyak 45

responden(69,2%). b. Pendidikan PUS

yangpaling banyak yaitu berpendidikan SMA-lanjut yaitu43 responden (66,2%).

c. Pekerjaan PUSyang bekerja sebanyak 45 responden (69,2%). d. Umur PUS paling banyak

yaitu PUS yang berumur> 35 sebanyak 33 responden (50,8%). e. Dukungan suami PUS

paling banyak

mendukung yaitu sebanyak 38 responden (58,5%).

f. Motivasi kategori baik paling banyak yaitu sebanyak 50 orang (76,9%)

2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan


(4)

13 Ca serviks melalui metode

IVA di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Sangkrah (p value = 0,000<0,05; POR= 9,0 ; 95% CI ;2,849-28,432).

3. Ada hubungan

antarapendidikan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks melalui metode IVA di UPT. Puskesmas Sangkrah dengan hasil (p value = 0,006<0,05; POR = 3,9; 95% CI 1,523-10,033).

4. Ada hubungan

antarapekerjaan dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah (p value = 0,000<0,05; POR =6,1; 95% CI 2,240-17,090).

5. Tidak ada hubungan antara umur dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks melalui metode IVA di UPTD. Puskesmas Sangkrah (p value = 0,267>0,05). 6. Ada hubungan antara

dukungan suami dengan motivasi PUS dalam mengikuti upaya pencegahan Ca serviks melalui metode IVA di UPTD.Puskesmas Sangkrah (p value = 0,011<0,05; POR = 3,8 ; 95% CI 1,378-10,689).

B.Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan (Puskesmas)

a. Lebih meningkatkan upaya promosi dan preventif terkait pentingnya upaya pencegahan melakukan deteksi dini Ca serviks diUPTD. Puskesmas Sangkrah

b. Lebih meningkatkan promosi program IVA dengan memanfaatkan media seperti leaflet, pamflet dan stikeragar PUS lebih mudah mengerti dan memahami bahwa pemeriksaan IVA wajib dilakukan pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual.

2. Bagi Peneliti selanjutnya Perlu dikembangkan lagi variabel penelitian yaitu status ekonomidan dukungan keluarga jumlah sampel yang lebih besar serta memperluas area penelitian agar hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan. 3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan informasi tentang program kesehatan yaitu IVA

terutama untuk masyarakat agar mengetahui dan mau ikut mendukung program pencegahan Ca serviks sedini mungkin.


(5)

14 DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2012. Jakarta: Balitbangkes Depkes Dani R dan Fajar S D. 2013.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Mengikuti Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Inapeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Kabupaten Banyumas Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol. 4.No.1. Juni 2013.

Data Pusekesmas Sangkrah. 2012. Laporan Bulanan IVA . Sangkrah: Puskesmas. Sangkrah

Data Pusekesmas Sangkrah. 2013. Laporan Bulanan IVA . Sangkrah: Puskesmas. Sangkrah

Data Pusekesmas Sangkrah. 2014. Laporan Bulanan IVA . Sangkrah: Puskesmas. Sangkrah

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Dinkes. http://www.dinkesjateng

prov.go.id.

Fahrun NR. 2009. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Rw VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semarang

Surabaya. [Skripsi Ilmiah]. Surabaya: Fakultas Ilmiah Kesehatan UMSurabaya. Hastono SP. 2011. Analisis Data

Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Huda AN. 2012. Faktor Risiko Karateristik Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Jenawi Kabupaten Karanganyar. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmiah Kesehatan UMS.

Kurniasari L. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Pendidikan dan Status Pekerjaan Dengan Motivasi Lansia Di Desa Dadirejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan .[ Skripsi Ilmiah]. Pekalongan: Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Mariana A. 2011. Hubungan Antara Motivasi, Persepsi, dan Gaya Hidup Masyarakat dengan Pemilihan Pengobatan Nakamura di Surakarta. [Skripsi Ilmiah ]. Surakarta: Fakultas Ilmiah Kesehatan UMS.

Mubin MF. 2010. Karateristik Dan Pengetahuan Pasien Dengan Motivasi Melakukan Kontrol Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi 1 Pekalongan. J Kesehatan Masy Indones. Vol. 6.No.1. 2010


(6)

15 Profil Kesehatan Kota Surakarta,

2012. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2012. Surakarta: Profil Kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2013. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2013. Surakarta: Profil Kesehatan.

Rasjidi. 2012. Kanker Serviks dan Penanganannya. Yogyakarta: Nuha Medika

Rismawati. 2013. Hubungan Dukungan Suami Dengan Motivasi Ibu Hamil Terhadap Pemeriksaan Ante Natal Care di RSKDIA Siti Fatimah Makasar Tahun 2012. ISSN : 2302-1721. Vol 2.2013

Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan Penentuan praktis bagi pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Soepardi J. 2011. Data Penduduk

Sasaran Program

Pembangunan Kesehatan Tahun 2011-2014. Jakarta: Pusat data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Widyastuti dan Yuni. 2009.

Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM MENGIKUTI Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Upaya Pencegahan CA Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Uptd. Pu

0 4 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Upaya Pencegahan CA Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Uptd. Puskesmas Sangkrah.

0 3 7

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Upaya Pencegahan CA Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Uptd. Puskesmas Sangkrah.

0 3 4

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP PRIA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Sikap Pria Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi Di Desa Winong Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali.

0 0 15

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) TIDAK MEMILIH METODE KONTRASEPSI INTRA Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur ( Pus ) Tidak Memilih Metode Kontrasepsi Intra Uterine Device ( Iud ) Di Desa Pucangan

0 3 16

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) TIDAK MEMILIH METODE KONTRASEPSI INTRA UTERINE Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur ( Pus ) Tidak Memilih Metode Kontrasepsi Intra Uterine Device ( Iud ) Di Desa

0 0 15

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Oleh Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Mengwi I.

3 33 45

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI TUBEKTOMI PADA PASANGAN USIA SUBUR

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UNMET NEED KB PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

0 0 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR

0 0 6