PENDAHULUAN Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Proses tumbuh kembang sangat terkait dengan faktor kesehatan,
dengan kata lain hanya pada anak yang sehat dapat diharapkan terjadi
proses tumbuh kembang yang optimal (Kurnia, 2008). Pertumbuhan dasar
yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto
(2009) gigi merupakan jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang
lainnya. Kesehatan gigi dipengaruhi oleh kandungan gizi pada makanan,
jenis makanan, kebersihan gigi dan kepekaan air ludah (Moestopo, 2000).
Masalah utama dalam rongga mulut anak sampai saat ini adalah
penyakit karies gigi. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk menurunkan
prevalensi penyakit karies gigi namun dirasa kurang berhasil, terbukti masih
tingginya prevalensi penyakit tesebut (Supartini, 2004). Karies adalah
penyakit atau kelainan yang terjadi pada jaringan keras gigi akibat
demineralisasi jaringan keras gigi. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri dalam
plak, dengan tanda awal berupa terjadinya perubahan warna permukaan
gigi. Semakin lama daerah ini akan berubah warna menjadi lebih gelap
(cokelat/hitam) lalu terbentuklah lubang, jika jaringan keras sudah rusak,
struktur gigi tidak bisa lagi diregenerasi. Rasa nyeri akan muncul apabila

karies sudah mencapai saraf gigi. Penanggulangan dini karies gigi sangat
penting. Karies adalah penyebab utama kehilangan gigi yang terlalu cepat
(Fiereza, 2012).

Menurut laporan penelitian oleh pusat pengendalian dan pencegahan
penyakit pada tahun 2007 menyatakan bahwa gigi berlubang telah
meningkat khususnya pada anak balita dan anak pra sekolah, yaitu dari 24%
meningkat menjadi 28%. Khususnya untuk anak usia 2–5 tahun meningkat
70 % dari karies yang ditemukan.
Karies gigi masih menjadi masalah kesehatan anak, menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan bahwa 90% dari anakanak di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies.

Riset

Kesehatan

Dasar

(Riskesdas)


Depkes

tahun

2013

menunjukkan 74.1% penduduk mengalami karies gigi dan 68.9% tidak
dirawat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo yang
membawahi 12 puskesmas pada tahun 2013, ditemukan 306 kasus karies
gigi pada balita 1-4 tahun. Prevalensi kejadian karies gigi terbesar berada di
Puskesmas Polokarto yang mencapai 87 kasus yaitu sebesar 28,4%.
Tiga faktor internal yang menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu
gigi, mikroorganisme dan substrat serta satu faktor tambahan yaitu faktor
waktu. Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada
pada permukaan enamel gigi. Substrat juga merupakan faktor yang paling
berperan dalam metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan
bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain
yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies (Pintauli, 2008). Karbohidrat

merupakan salah satu substrat dalam mulut yang paling berperan terhadap
kemungkinan

terjadinya

karies

gigi,

karena

karbohidrat

mudah

2

difermentasikan. Karbohidrat dapat diubah oleh mikroorganisme yang dapat
merusak email pada gigi sehingga terjadinya karies gigi (Donald dkk, 2004)
Konsumsi karbohidrat yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya

karies gigi karena dapat meningkatkan pembentukan plak pada permukaan
gigi. Plak akan ditumbuhi bakteri yang dapat mengubah glukosa menjadi
asam sehingga pH rongga mulut menurun sampai dengan 4,5. Pada
keadaan tersebut struktur email gigi akan terlarut. Pengulangan konsumsi
karbohidrat yang terlalu sering menyebabkan produksi asam oleh bakteri
menjadi lebih sering lagi sehingga keasaman rongga mulut menjadi lebih
asam dan semakin banyak email yang terlarut (Donald dkk, 2004)
Hasil
mengkonsumsi

penelitian

menunjukkan

karbohidrat

terutama

bahwa
sukrosa


orang

yang

cenderung

banyak

mengalami

kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak
mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
mengalami kejadian karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa
karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies (Artaria,
2009). Menurut penelitian lain diantaranya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Junaidi (2004) menjelaskan bahwa ada hubungan keparahan karies gigi
dengan tingkatan asupan zat gizi pada anak sekolah dasar. Penelitian lain
dilakukan oleh Haryani (2002) menjelaskan bahwa semakin tinggi asupan
karbohidrat maka semakin tinggi pula tingkat keparahan karies gigi.

Notoatmodjo dalam Fankari (2004) menjelaskan bahwa penyebab
timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan

3

pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut sehingga anak masih tergantung
pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada anak-anak ketika
setelah mengkonsumsi makanan mereka jarang melakukan kumur ataupun
menggosok gigi, walaupun terdapat beberapa anak-anak yang melakukan
menggosok gigi akan tetapi mereka hanya melakukan satu hari sekali pada
saat mandi pagi atau sore hari sehingga dapat memicu terjadinya karies gigi.
Salah satu cara pencegahan penyakit karies gigi dan radang gusi
adalah memelihara kebersihan mulut melalui sikat gigi yang baik dan teratur.
Kebiasaan menyikat gigi sebaiknya dimulai sejak kanak-kanak. Anak harus
dikenalkan dengan sikat gigi sejak gigi susunya mulai tumbuh. Mengajarkan
anak menggosok gigi sama halnya dengan mengajarkan mandi. Sejak bayi
dilahirkan, anak harus mandi secara rutin dan teratur, menggosok gigi juga

harus sudah dimulai sejak bayi meskipun saat itu bayi belum mengkonsumsi
makanan padat, tapi setelah menyusui sebaiknya gusi harus dibersihkan.
Jika dilakukan secara terus-menerus maka tindakan tersebut akan menetap
dan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itulah yang menyebabkan anak terbiasa
menjaga kebersihan giginya. Rutinitas ini juga akan membantu anak untuk
terbiasa menyikat gigi dengan baik dan benar, yaitu gigi bersih dan bebas
dari kotoran serta plak, disamping itu proses pembersihannya harus dijaga
agar tidak merusak gusi atau email gigi (Kristanti dan Rusiawati, 2002).
Menurut Rahmawati (2012) menjelaskan bahwa peran ibu dalam
mengajari menyikat gigi yang lama dan bersih merupakan faktor yang paling
dominan memberikan kontribusi terhadap kesehatan gigi dan mulut pada
anak.

4

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada 4
posyandu

di


Kelurahan

Mranggen

Kecamatan

Polokato

Sukoharjo

didapatkan hasil dari 133 balita yang mengalami karies gigi sebesar 102
balita. Sehingga didapatkan prevalensi angka kejadian karies gigi di
Kelurahan Mranggen

sebesar 76,69%. Sedangkan untuk perilaku

menggosok gigi pada balita terdapat 13 balita yang melakukan menggosok
gigi 2-3 kali sehari dan dapat diprevalensikan sebesar 12,6%.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan konsumsi karbohidrat dan perilaku menggosok

gigi pada anak balita di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

maka

yang

menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan konsumsi

karbohidrat dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada
anak balita di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui

hubungan

konsumsi

karbohidrat

dan

perilaku

menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa
Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan konsumsi karbohidrat pada anak balita di Desa
Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

5

b. Mendeskripsikan perilaku menggosok gigi pada anak balita di Desa
Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.
c. Medeskripsikan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa
Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.
d. Menganalisis hubungan konsumsi karbohidrat dengan kejadian
karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto
Sukoharjo.
e. Menganalisis hubungan perilaku menggosok gigi dengan kejadian
karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto
Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Sukoharjo
Memberikan gambaran secara umum tentang hubungan konsumsi
karbohidrat dan perilaku menggosok gigi pada balita, sehingga dapat
menjadi tolak ukur keberhasilan program penyuluhan kesehatan di
masyarakat terkait dengan prevalensi karies gigi pada anak balita.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan

informasi

kepada

masyarakat

tentang

faktor

penyebab karies gigi pada balita, sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan dini oleh masyarakat tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk acuan
penelitian selanjutnya untuk lebih menggali faktor-faktor penyebab dan
penghambat pada karies gigi.

6

E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan
mengenai hubungan antara konsumsi karbohidrat dan perilaku menggosok
gigi dengan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen
Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

7

Dokumen yang terkait

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN PERILAKU MENGGOSOK Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

0 3 12

HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Suk

0 2 18

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

1 8 6

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 2 18

PENDAHULUAN HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 2 8

DAFTAR PUSTAKA HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 3 6

PENDAHULUAN HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN BERGULA DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 3 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI DAN ASUPAN LEMAK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Dan Asupan Lemak Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Balita Di Desa Mranggen Sukoharjo.

0 4 17

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Dan Asupan Lemak Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Balita Di Desa Mranggen Sukoharjo.

0 3 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Dan Asupan Lemak Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Balita Di Desa Mranggen Sukoharjo.

0 2 4