Kemandirian belajar siswa : studi deskriptif kemandirian belajar siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan klasikal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Kemandirian Belajar Siswa yang Memiliki Nilai di Bawah
Rata-rata Kelas pada Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran
2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-topik Bimbingan Klasikal)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh:
CATUR NUR WIJAYANTI
NIM: 081114023

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Kemandirian Belajar Siswa yang Memiliki Nilai di Bawah
Rata-rata Kelas pada Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran
2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-topik Bimbingan Klasikal)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh:
CATUR NUR WIJAYANTI
NIM: 081114023

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO DAN PERSEMBAHAN


bagi manusia hal ini tidak mungkin,
tapi bagi allah segala sesuatu mungkin
(matius 19:26)

Karna itu Aku berkata kepadamu:
Apa Saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya,
maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)

Saya persembahkan karya ini kepada:
Bapak Samadi, Ibu Lasmiyati, Mbak Nur, Mbk Wik, Mbak Santi, Mas Yadi,
Mas Santo, Osa, Tatag, Jasmin, Icha, dan Mas Marsel, serta teman-teman
yang mendukung dalam bentuk doa dan perhatian atas terselesaikannya
skripsi ini.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Agustus 2013
Penulis

Catur Nur Wijayanti

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Nama : Catur Nur Wijayanti
Nim

: 081114023

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Kemandirian Belajar Siswa yang
Memiliki Nilai di Bawah Rata-rata Kelas

pada Kelas VIII SMP N 2


Gantiwarno Klaten tahun ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap
Topik-topik Bimbingan Klasikal)”, beserta perangkat yang diperlukan (bila
ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya atau memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta.
Pada tanggal 27 Agustus 2013,
Yang menyatakan.

Catur Nur Wijayanti

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Kemandirian Belajar Siswa yang Memiliki Nilai di Bawah
Rata-rata Kelas pada Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran
2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-topik Bimbingan Klasikal)
Oleh:
Catur Nur Wijayanti
NIM: 081114023
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat
kemandirian belajar siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas pada kelas
VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian yang
diperoleh dijadikan dasar usulan topik-topik bimbingan klasikal dalam bidang
belajar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini
adalah para siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas pada kelas VIII
SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 92 siswa.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kemandirian belajar siswa
kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno yang disusun oleh peneliti dengan berdasarkan
konsep kemandirian belajar Tahar dan Enceng. Instrumen ini mencakup tiga
dimensi kemandirian belajar, yaitu: dimensi pengelolaan belajar, dimensi
tanggung jawab, dan dimensi pemanfaatan berbagai sumber belajar. Ketiga
dimensi kemandirian belajar tersebut dijabarkan dalam item-item instrumen
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 orang (6,52%) siswa sangat
mandiri dalam belajar, 28 orang (30,43%) siswa yang mandiri dalam belajar, 58
orang (63,04%) siswa yang kurang mandiri dalam belajar. Secara umum hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas
pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 termasuk
kurang mandiri dalam belajar.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Kemandirian Belajar Siswa yang Memiliki Nilai di Bawah
Rata-rata Kelas pada Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran
2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-topik Bimbingan Klasikal)
Oleh:
Catur Nur Wijayanti
NIM: 081114023
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat
kemandirian belajar siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas pada kelas
VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian yang
diperoleh dijadikan dasar usulan topik-topik bimbingan klasikal dalam bidang
belajar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini
adalah para siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas pada kelas VIII
SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 92 siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kemandirian belajar siswa

kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno yang disusun oleh peneliti dengan berdasarkan
konsep kemandirian belajar Tahar dan Enceng. Instrumen ini mencakup tiga
dimensi kemandirian belajar, yaitu: dimensi pengelolaan belajar, dimensi
tanggung jawab, dan dimensi pemanfaatan berbagai sumber belajar. Ketiga
dimensi kemandirian belajar tersebut dijabarkan dalam item-item instrumen
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 orang (6,52%) siswa sangat
mandiri dalam belajar, 28 orang (30,43%) siswa yang mandiri dalam belajar, 58
orang (63,04%) siswa yang kurang mandiri dalam belajar. Secara umum hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas
pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 termasuk
kurang mandiri dalam belajar.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
yang telah dicurahkan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S-1) di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti sadar bahwa banyak pihak telah terlibat dan mempunyai andil
yang besar dan berperan besar dalam penyelesaian skripsi ini. Mereka telah
memberikan bantuan berupa dukungan moril, tenaga, pikiran, waktu, dan
semangat kepada peneliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku dosen pembimbing dan sebagai
Kaprodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan sabar
membimbing,

mendukung

da n

menuntun

peneliti

dalam

menyelesaikan skripsi ini serta telah memberikan ijin untuk menulis
skripsi ini.
2. Panitia penguji skripsi yang memberikan kesempatan dan masukan
kepada peneliti untuk mempertanggungjawabkan dan mempertahankan
skripsi ini.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Ibu Agnes Martini, S.Pd. M.Pd. sebagai kepala sekolah SMP N 2
Gantiwarno yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di
SMP N 2 Gantiwarno Klaten.
4. Ibu Dra. Ruly Anggiyanti sebagai koordinator BK SMP N 2
Gantiwarno Klaten yang telah memberikan waktu dan mendampingi
peneliti dalam melakukan penelitian.
5. Para siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran
2012/2013 yang telah bersedia mengisi kuesioner.
6. Seluruh dosen dan karyawan di Podi BK USD yang telah memberi
peneliti bekal ilmu dan bantuan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Bapak, Ibu, Kakak dan Keponakan-keponakan saya yang mendukung
secara finansial, moril dan doa selama peneliti menulis skripsi ini.
8. Marselus Gondu yang telah banyak membantu peneliti dalam berbagai
urusan dan selalu mendukung, menyemangati, dan mendoakan peneliti
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman BK angkatan 2008 atas kebersamaan dan dukungan
kepada peneliti.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kalian semua
telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun
demikian peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 27 Juli 2013
Penulis

Catur Nur Wijayanti

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................

iii

M OT O . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................

v

PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................

vi

ABSTRAK............................................................................................

vii

ABSTRACT...........................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ..........................................................................

ix

DAFTAR ISI ........................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

1

B. Rumusan Masalah ....................................................................

7

C. Tujuan Penelitian .....................................................................

7

D. Manfaat Hasil Penelitian ..........................................................

8

E. Definisi Oprasional ..................................................................

9

BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakekat Belajar .......................................................................

10

B. Kemandirian Belajar ...............................................................

19

C. Hasil Belajar di Bawah Rata- Rata Kelas ..................................

35

D. Topik-topik Bimbingan Klasikal ..............................................

36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................

37

B. Subjek Penelitian .....................................................................

37

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C. Instrumen Penelitian.................................................................

38

D. Pertanggungjawaban Alat Ukur ................................................

41

E. Teknik Analisis Data ................................................................

44

F. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................

46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................

49

B. Pembahasan .............................................................................

52

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal dalam Bidang Belajar
Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Sebagai Implikasi Hasil
Penelitian ................................................................................. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................

63

B. Saran ........................................................................................

63

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

66

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

Tabel 1: Jumlah Subjek Penelitian .........................................................

38

Tabel 2: Kisi-kisi Kuesioner Kemandirian Belajar Siswa .......................

40

Tabel 3: Kriteria Guilford ......................................................................

44

Tabel 4: Kriteria Kategori Tingkat Kemandirian Belajar Para Siswa
yang Memiliki Nilai di Bawah Rata-rata pada Kelas VIII
SMP N 2 Gantiwarno Tahun Ajaran 2012/2013........................

45

Tabel 5: Tingkat Kemandirian Belajar Para Siswa yang Memiliki Nilai
di Bawah Rata-Rata Kelas Pada Kelas VIII SMP N 2
Gantiwarno Tahun Ajaran 2012/2013 .......................................

49

Tabel 6: Patokan Penentuan Kategori Skor Item-item Kuesioner............

50

Tabel 7: Item-item Kuesioner yang Skornya Rendah dan Menunjukan
Bahwa Siswa Tergolong Kurang Mandiri dalam Belajar...........

50

Tabel 8: Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal dalam Bidang Belajar
Bagi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten yang Memiliki
Kemandirian Belajar Rendah .........................................................

xiv

60

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

Lampiran 1: Kuesioner Kemandirian Belajar .........................................

68

Lampiran 2: Tabel Skor Hasil Uji Coba Penelitian .................................

72

Lampiran 3: Data Hasil Uji Coba Penelitian SMP N 2 Gantiwarno ........

74

Lampiran 4: Tabel Skor Hasil Penelitian ................................................

76

Lampiran 5: Surat Ijin Uji Coba dan Penelitian ......................................

80

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan beberapa istilah yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan individu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
pembawaan dan faktor lingkungan tempat ia berada. Dua faktor ini saling
melengkapi dalam membentuk keutuhan perkembangan individu. Namun,
ketika individu telah memasuki tahap perkembangan tertentu, di saat individu
telah memiliki kecakapan untuk belajar, maka lingkungan memiliki pengaruh
lebih besar dalam membentuk perkembangan dirinya. Hal itu dikarenakan
hampir seluruh rentang waktu hidupnya, individu selalu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Ketika berinteraksi dengan lingkungannya, individu melakukan
berbagai macam kegiatan seperti bermain, belajar, bergaul, dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh individu akibat dari adanya
suatu proses belajar terdahulu. Itu artinya, belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari interaksinya dengan
lingkungan.
Sekolah sebagai sebuah lingkungan belajar formal merupakan tempat
bagi para siswa dalam mengembangkan dirinya, terutama dalam aspek
kognitif. Sebenarnya, pandangan tersebut tidak sepenuhnya tepat, karena di
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

sekolah, aspek lain yaitu afektif dan psikomotorik juga mendapat perhatian.
Hanya saja selama di sekolah perhatian lebih dititikberatkan pada
perkembangan aspek kognitif siswa. Hal ini nampak dari hasil belajar aspek
kognitif yang bisa diukur dan menjadi patokan bagi pihak sekolah (para guru)
dalam menilai tingkat keberhasilan belajar dan perkembangan siswa.
Keberhasilan belajar siswa di sekolah tergantung dari keterlibatan aktif
dan inisiatif siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Winkel (2005: 59)
mengatakan bahwa dalam belajar orang harus aktif sendiri, melibatkan diri
dengan segala pemikiran, kemauan dan perasaannya. Pelibatan diri ini
bukanlah hal yang mudah. Tiga komponen pendukung dalam belajar yaitu
pikiran, kemauan dan perasaan haruslah berjalan bersama agar keterlibatan
dalam belajar menjadi utuh. Tanpa adanya salah satu diantara tiga komponen
tersebut, sulit untuk dikatakan bahwa siswa itu benar-benar terlibat aktif dalam
belajarnya. Dengan kata lain ketidakselarasan ketiga komponen di atas akan
menghambat kemandirian belajar siswa. Jika pikiran tertuju pada apa yang
ingin dipelajari tetapi tidak ada kemauan untuk belajar dan tidak ada rasa
senang untuk belajar, maka tidak muncul keterlibatan aktif untuk belajar. Jika
ada kemauan untuk belajar, tetapi tanpa pikiran yang tertuju pada apa yang
ingin dipelajari, dan tidak memiliki rasa senang dalam belajar, ini juga
bukanlah keterlibatan aktif untuk belajar. Begitu pula, jika ada perasaan
senang belajar, tetapi tanpa adanya kemauan untuk belajar dan pikiran tidak
tertuju pada apa yang ingin dipelajari, maka ini bukanlah indikasi adanya
keterlibatan aktif dalam belajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Mengenai inisiatif, Knowles (1975: 18) menyebutkan bahwa inisiatif
seseorang dalam belajar merupakan indikator mendasar kemandirian dalam
belajar. Pandangan Knowles tentang inisiatif ini membawa satu konsep lain
yaitu kemandirian belajar. Knowles (1975: 18) menyebutkan bahwa
kemandirian belajar mendeskripsikan sebuah proses dimana individu
mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk
mendiagnosis

kebutuhan

belajar,

memformulasikan

tujuan

belajar,

mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menentukan pendekatan strategi
belajar, dan melakukan evaluasi atas hasil belajar yang dicapai. Pengertian
kemandirian belajar ini menjadi konsep utama yang didalamnya terkandung
dan merangkum bukan hanya inisiatif dan keterlibatan aktif tetapi juga hal-hal
lain yang merupakan aspek penunjang keberhasilan belajar seorang siswa.
Para pelajar yang mandiri lebih suka mengatur diri sendiri,
memerintah diri sendiri. Mereka mengambil keputusan sendiri dan menerima
tanggung jawab untuk itu. Pola belajar mereka juga disesuaikan dan
dilaksanakan dalam kaitannya dengan sesuatu yang lain (Jhonson, 2007: 152).
Jika hal-hal diatas tidak dapat dilakukan oleh siswa, maka kemandirian belajar
para siswa mengalami hambatan.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gantiwarno adalah sebuah
sekolah Negeri tempat peneliti dulu bersekolah. Sekolah ini banyak diminati
calon siswa baru setiap tahunnya. Hal tersebut bisa dilihat dari setiap awal
tahun pelajaran para calon siswa baru yang mendaftar sangat banyak. Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Gantiwarno mempunyai banyak kegiatan, antara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

lain kegiatan penambahan jam belajar untuk kelas IX yang akan menjalani
ujian. Pihak sekolah tidak mengadakan kegiatan les untuk kelas VII dan VIII,
tetapi sekolah menyarankan pada para siswa untuk les diluar atau mengikuti
bimbingan belajar.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat bersekolah di SMP N 2
Gantiwarno, ada beberapa hal yang membuat peneliti tertarik untuk menggali
tentang kemandirian belajar para siswa di sekolah tersebut. Seperti
pengalaman peneliti pada saat masih menjadi siswa di SMP N 2 Gantiwarno,
para siswa jarang sekali mengunakan waktu istirahat atau sepulang sekolah
untuk mengunjungi perpustakaan. Hal itu dapat dilihat dari kondisi
perpustakan yang sepi karena para siswanya lebih memilih berada di kantin
sekolah. Selain itu dilihat dari peminjaman buku di perpustakaan yang minim,
menggambarkan bahwa inisiatif para siswa untuk membaca buku-buku di
perpustakaan masih rendah.
Pengalaman lain sewaktu peneliti masih bersekolah di SMP N 2
Gantiwarno, pada saat jam pelajaran berlangsung para siswa jarang sekali
berinisiatif untuk bertanya kepada guru walaupun tampak para siswa belum
paham tentang materi yang disampaikan. Ini menandakan bahwa para siswa
tidak memiliki rasa ingin tahu yang lebih berkaitan dengan materi yang
disampaikan. Dari pengalaman peneliti, para siswa juga seringkali kesulitan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru pada saat pelajaran di kelas,
walaupun pertanyaannya menyangkut materi yang baru saja disampaikan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

Kebanyakan siswa akan giat belajar di rumah hanya pada waktu
menjelang ulangan dan ujian semester. Hal ini menggambarkan bahwa para
siswa masih melakukan aktivitas belajar hanya dorongan untuk memperoleh
nilai yang baik dan naik kelas. Dampak nyata dari rendahnya inisiatif para
siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil ujian. Setiap ujian akhir semester,
sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah standar nilai sekolah
dan harus mengikuti remedial supaya bisa naik kelas.
Selain pengalaman pribadi dari peneliti, hasil wawancara peneliti
dengan guru mata pelajaran dan guru BK di SMP N 2 Gantiwarno
menunjukkan bahwa hal-hal yang pernah peneliti alami masih berlangsung
hingga sekarang, yaitu minat para siswa untuk mengunjungi perpustakaan
masih rendah, peminjaman buku yang masih minim, para siswa jarang
bertanya saat jam pelajaran berlangsung, kemampuan para siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan secara langsung di kelas masih rendah,
dan masih banyak para siswa saat ini yang memperoleh nilai ulangan di bawah
rata-rata kelas dan harus mengikuti remedial setiap semesternya untuk
memenuhi standar nilai dari sekolah.
Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa para siswa di SMP N 2
Gantiwarno masih kurang memiliki kemandirian belajar. Siswa yang memiliki
kemandirian belajar tinggi cenderung memiliki motivasi belajar yang tinggi
pula, berinisiatif untuk belajar, dan memiliki rasa percaya diri, yaitu selalu
bersikap tenang dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru
dengan memanfaatkan segala potensi atau kemampuan yang dimiliki dan tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

mudah terpengaruh orang lain dalam mengerjakan tugas-tugasnya serta tidak
mencontek pada saat ulangan dan ujin semester.
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada siswa yang memiliki
nilai dibawah rata-rata kelas karena peneliti menduga bahwa kemandirian
belajar turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tahar dan Enceng (2006) dalam jurnalnya
yang berjudul, “Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Pada
Pendidikan Jarak Jauh” yang menunjukan bahwa adanya hubungan positif
antara kemandirian belajar dengan hasil belajar. Hasil penelitian tersebut
mengungkap bahwa setiap kenaikan satu satuan skor kemandirian belajar
cenderung diikuti oleh kenaikan skor hasil belajar sebesar 0,15 satuan, makin
tinggi skor kemandirian belajar makin tinggi pula skor hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor
yang signifikan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor kemandirian
belajarnya. Jika hasil belajar masih rendah, maka ada kemungkinan
disebabkan oleh kemandirian belajarnya juga masih rendah. Peneliti menduga
ada kemungkinan hal serupa dapat dialami para siswa yang memiliki nilai
dibawah rata-rata kelas pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten. Jika hal
tersebut juga dialami oleh para siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata
kelas pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten, maka ada kemungkinan
bahwa para siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata kelas dikarenakan
mereka belum memiliki kemandirian belajar yang tinggi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

Berdasarkan beberapa fakta di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian di SMP N 2 Gantiwarno untuk meneliti seberapa tinggi
“Kemandirian Belajar para Siswa yang Memiliki Nilai di Bawah Rata-rata
Kelas pada Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, tahun ajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian yang
muncul dan ingin dicari tahu jawabannya melalui penelitian ini adalah:
1. Seberapa baik/tinggi kemandirian belajar para siswa yang memiliki nilai di
bawah rata-rata kelas pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten, tahun
ajaran 2012/2013?
2. Berdasarkan hasil analisis butir-butir instrumen kemandirian belajar siswa
yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas pada kelas VIII SMP N 2
Gantiwarno Klaten yang terindikasi masih rendah/baik, topik-topik
bimbingan apakah yang implikatif diusulkan dalam penyusunan topiktopik bimbingan belajar pada siswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengungkap tingkat kemandirian belajar para siswa yang memiliki nilai
di bawah rata-rata kelas pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten
Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran kemandirian belajar yang rendah
untuk diusulkan sebagai topik-topik bimbingan yang sesuai bagi para

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata pada kelas VIII SMP N 2
Gantiwarno Klaten dan miningkatkan kemandirian belajarnya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Hasil Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan
khususnya mengenai tingkat pencapaian kemandirian belajar siswa yang
memiliki nilai di bawah rata-rata.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi:
a) Para Pembimbing SMP N 2 Gantiwarno Klaten
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pembimbing dalam
mendesain bantuan bimbingan belajar, khususnya dengan upaya
meningkatkan kemandirian belajar siswa yang memiliki nilai di
bawah rata-rata dapat berkembang secara utuh.
b) Para siswa SMP N 2 Gantiwarno Klaten
Penelitian ini berguna bagi para siswa khususnya yang prestasi belajar
di bawah rata-rata, untuk melihat perkembangan belajarnya, terutama
dalam kemandirian belajarnya.
c) Peneliti
Penelitian

ini

berguna

bagi

peneliti

untuk

mengembangkan

kemampuan dalam melakukan penelitian dan mengembangkan sikapsikap ilmiah sebagai mahasiswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

d) Peneliti lain
Penelitian ini berguna bagi peneliti lain sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian di bidang ini lebih lanjut.
E. Defenisi Operasional
1. Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar dimana individu
mengambil inisiatif sendiri dan terlibat aktif, dengan atau tanpa bantuan
orang lain mengatur

dirinya sendiri dalam mendiagnosis kebutuhan

belajar, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar,
memilih dan menentukan strategi belajar dan melakukan evaluasi hasil
belajar yang dicapai. Semua itu dilakukan individu dengan penuh
ketekunan, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Nilai di bawah rata-rata kelas adalah jumlah nilai keseluruhan dari setiap
mata pelajaran yang diperoleh siswa kelas VIII yang masih di bawah nilai
rata-rata keseluruhan siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno. Nilai ratarata kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno tahun ajaran 2012/2013 adalah
sebesar 7,25.
3. Topik-topik bimbingan belajar adalah sejumlah pokok bahasan dalam
bimbingan klasikal pada bidang belajar yang memuat panduan cara belajar
yang tepat, panduan memilih program studi yang tepat, dan cara mengatasi
kesulitan memenuhi tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan
Dari

pengertian

ini,

mengungkap

kemandirian

belajar

menggunakan skala kemandirian belajar yang dikonstruk sebagai item
penelitian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI
Pada bab ini disajikan hakekat belajar, kemandirian belajar, Hasil belajar
di bawah rata-rata kelas.
A. Hakekat Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu istilah yang begitu familiar di telinga kita.
Walaupun sangat familiar, tetapi belajar sendiri memiliki pengertian yang
begitu kompleks. Banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat
tafsirannya tentang belajar secara berbeda-beda sesuai dengan bidang
keahliannya.
Susilo (2006: 23) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan.
Sedangkan Reber (Sugihartono, dkk, 2007: 74) mendefenisikan belajar
dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memeroleh
pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi
yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Winkel (2005: 59) merumuskan pengertian belajar secara lebih
komprehensif sebagai suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.
Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Menurut Syah (2012: 68) belajar adalah tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan
menurut Gagne (Dimyati & Mudjiono, 2006: 10), setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Kapabilitas tersebut
diperoleh individu dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan oleh individu yang belajar. Maka dari itu, belajar
adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu tahapan aktivitas baik fisik maupun mental/psikis dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan dengan diri sendiri yang menghasilkan
kapabilitas baru. Kapabilitas baru yang dimaksud adalah perubahan dalam
pengetahuan, nilai-sikap hingga perubahan pada tingkah laku serta
ketrampilan-ketrampilan hidup yang relatif menetap.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam. Menurut Syah (2006: 144-155)
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, terdiri dari:
a.

Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)
Faktor belajar yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi
dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2)
aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

1) Aspek Fisiologis
Kesehatan tubuh sangat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam belajar. Kondisi badan lemah akan
menurunkan kualitas pikiran sehingga materi yang dipelajaripun
kurang atau tidak membekas. Keadaan tubuh yang sehat sangat
membantu siswa untuk mendapatkan hasil dari belajar. Selain itu
para siswa juga bisa menyerap informasi dan pengetahuan yang
disajikan di kelas jika indera pendengaran dan indera penglihatan
sehat.
2) Aspek Psikologis
Ada beberapa faktor yang termasuk aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Adapun
aspek-aspek psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Tingkat Kecerdasan/ Intelegensi Siswa
Intelegensi
kemampuan

pada

psiko-fisik

umumnya
untuk

da pa t

diartikan

mereaksi

sebagai

rangsangan

a ta u

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat
(Reber, 1988). Peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi
manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh
lainnya, karena otak merupakan “menara pengontrol” hampir
seluruh

aktivitas

manusia.

Intelegensi

(IQ)

siswa

sangat

menentukan tingkat keberhasilan siswa. Ini bermakna, semakin
tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil
peluangnya untuk meraih sukses.
b) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency)
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude)
siswa yang positif, kepada guru dan mata pelajaran yang guru
sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar
siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan
mata pelajaran yang diberikan oleh guru, apalagi diiringi dengan
kebencian kepada guru atau mata pelajaran tersebut dapat
meimbulkan kesulitan belajar bagi siswa. Selain itu, sikap
terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat conserving atau bermotif
ekstrinsik (faktor eksternal) biasanya membuat siswa cenderung
mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak
mendalam, walaupun mungkin tidak menimbulkan kesulitan
belajar, namun prestasi yang dicapai siswa akan kurang
memuaskan.
c) Bakat Siswa
Secara umum,

bakat (aptitude) adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

pada masa yang akan datang (Chaplin. 1972: Reber, 1988). Setiap
orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan
inteligensi. Itulah sebabnya anak yang berinteligensi sangat cerdas
(superior) atau cerdas luar biasa (verysuperior) disebut juga
sebagai talented child, yakni anak berbakat.
Bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada
upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat dalam
bidang elektro, misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap
informasi, pengetahuan, dan ketrampilan yang berhubungan
dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lainnya. Inilah
kemudian yang disebut bakat khusus (specific aptitude) yang
konon tak dapat dipelajari karena merupakan karunia sejak lahir
(inborn).
Sehubungan dengan hal di atas, bakat dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana apabila orang tua
memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada
jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat
yang dimiliki anaknya. Pemaksaan kehendak terhadap seorang
siswa, dan juga ketidak sadaran siswa terhadap bakatnya sendiri

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya
bukan bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kinerja
akademik (academic performance) atau prestasi belajarnya.
d) Minat Siswa
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber
(1998), minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi
karena ketergantungannya yang banyak pada factor-faktor internal
lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan.
Namun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat
seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam
bidang-bidang studi tertentu.
e) Motivasi Siswa
Pengertian

dasar

motivasi

adalah

keadaan

internal

organisme, baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Motivasi belajar ialah seluruh daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan
(Winkel, 2004: 169). Motivasi belajar memegang peranan penting
dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

siswa yang bermotivasi kuat memiliki energy banyak untuk
melakukan kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik, dan 2) motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah daya pendorong dalam diri
seseorang yang pemicunya berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk
dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi
dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk
kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Motivasi ekstrinsik adalah daya pendorong dalam diri
seseorang yang pemicunya datang dari luar individu siswa yang
juga

mendorongnya

untuk

melakukan

kegiatan

belajar.

Pujian/hadiah, peraturan/tata tertib sekolah merupakan contoh
konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk
belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik bersifat
intrinsik

maupun

ekstrinsik

a ka n

menyebabkan

kurang

bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran
materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Berdasarkan perspektif psikologis kognitif, motivasi yang
lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih
murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau
pengaruh orang lain. Selanjutnya, dorongan mencapai prestasi dan
dorongan memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk masa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

depan juga memberi pengaruh kuat dan relatif lebih langgeng
dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan
dari orang tua atau guru.
b.

Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)
Faktor-faktor belajar eksternal siswa terdiri dari dua macam, yakni
faktor lingkungan sosial, dan lingkungan non sosial.
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah, seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Unsure-unsur yang termasuk
lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga, juga
teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
Lingkungan yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat
orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan
letak rumah, semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa.
2) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

Rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan
yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan
remaja akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat
yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan
perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap
kegiatan belajar siswa.
Selain itu, waktu belajar juga berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar. Setiap siswa memiliki waktu belajar yang
berbeda-beda sesuai dengan kesiapannya. Siswa yang belajar di
waktu yang disenanginya dan dalam keadaan siap belajar akan
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
c.

Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan afisiensi
proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Faktor
pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
proses belajar siswa tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

B. Kemandirian Belajar
1.

Pengertian Kemandirian
Selama hidup, individu selalu berinteraksi dengan orang lain. Suatu
ketika ia pasti membutuhkan orang lain untuk membantunya, tetapi di
waktu yang lain ia dituntut untuk bisa melakukan segala sesuatu sendiri
tanpa bantuan orang lain. Saat itulah individu dituntut untuk mandiri.
Menurut Basri (2000: 53) kemandirian adalah keadaan seseorang
dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu
tanpa bantuan orang lain. Sedangkan Gea (2002: 145) mendefinisikan
kemandirian sebagai suasana di mana orang mau dan mampu mewujudkan
kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau
perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu demi pemenuhan kebutuhan
hidupnya dan sesamanya.
Drost (2002: 22) menggolongkan kemandirian menjadi dua yaitu
kemandirian ideal dan kemandirian yang realistik. Kemandirian ideal
berarti kesempurnaan dan keutuhan budi dan badan. Namun menurut
Drost, tidak ada manusia yang mandiri secara mutlak. Karena itu perlu
suatu defenisi yang lebih realistik. Secara realistik pribadi yang mandiri
adalah dia yang tahu siapa dan apa dia itu. Jadi, dia adalah seorang
manusia yang tahu apa yang akan dilakukannya, karena sadar apa yang
dituju.
Berdasarkan beberapa pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa
kemandirian adalah keadaaan seseorang yang secara sadar

mau dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu dengan kehendak atau
keinginannya sendiri untuk mencapai tujuan tertentu.
2.

Pengertian Kemandirian Belajar
Konsep kemandirian belajar sebenarnya merupakan sebuah konsep
yang lebih populer dalam pendidikan orang dewasa. Konsep ini
diperkenalkan pertama kali oleh Knowless dalam penelitiannya mengenai
pembelajaran orang dewasa. Knowless (1975: 18) mengungkapkan bahwa
kemandirian belajar adalah sebuah proses di mana individu mengambil
inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis
kebutuhan belajar, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi
sumber belajar, memilih dan menentukan strategi belajar, dan melakukan
evaluasi hasil belajar yang dicapai. Menurut pandangan Knowless di atas
inisiatif merupakan indikator mendasar adanya kemandirian belajar dalam
diri individu.
Guglielmino (1977) mendefenisikan kemandirian belajar dari
perspektif yang berbeda. Dia mengatakan bahwa kemandirian belajar
seseorang dapat terlihat dari sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang
merupakan

hal

yang

esensial

bagi

proses

kemandirian

belajar.

Karakteristik pribadi para pelajar seperti sikap, nilai, kepercayaan dan
kemampuan menentukan apakah pembelajaran mandiri akan berlangsung,
baik itu dalam kelas yang terpusat pada guru maupun pada suatu proyek
belajar yang direncanakan sendiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

Brocket dan Hiemstra (1991) mengungkapkan konsep kemandirian
belajar sebagai suatu proses instruksional, dan juga sebagai karakteristik
personal. Sebagai proses instruksional pembelajar mengambil tanggung
jawab utama dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
proses belajarnya, sedangkan sebagai karakteristik personal, kemandirian
belajar dipusatkan pada hasrat atau pilihan pembelajar untuk mengambil
tanggung jawab sendiri dalam belajar. Pandangan ini sejalan dengan
pandangan yang diungkapkan oleh Merriam dan Caffarela (1999: 193)
bahwa kemandirian belajar merupakan suatu proses dimana orang
mengambil inisiatif untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pengalaman belajarnya sendiri dan juga sebagai suatu sifat personal
dimana insiatif pembelajar, kemampuan dan kemauan untuk mengontrol
proses belajar menjadi hal yang esensial.
Mujiman (2009: 1) mendefenisikan kemandirian belajar sebagai
kegiatan belajar aktif yang didorong oleh motif untuk menguasai suatu
kompetensi, dan dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi
yang telah dimiliki. Kegiatan belajar aktif yang dimaksud adalah kegiatan
belajar yang memiliki ciri keaktifan pembelajar, ketekunan, keterarahan
dan kreativitas untuk mencapai tujuan tertentu. Tentu saja kegiatan belajar
aktif ini perlu dibangun dengan suatu kekuatan pendorong atau motif.
Motif yang dimaksud adalah penguasaan terhadap suatu kompetensi yang
dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22

Hiemstra (Tahar dan Enceng, 2006) menyatakan tentang
kemandirian belajar sebagai bentuk belajar dimana pembelajarlah yang
memiliki tanggung jawab utama untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi usahanya. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan
bahwa individu yang belajar secara mandiri adalah individu yang mampu
merencanakan belajarnya, melaksanakannya dan mengevaluasi sendiri
hasil belajarnya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar di
mana individu mengambil inisiatif sendiri dan terlibat aktif, dengan atau
tanpa bantuan orang lain mengatur dirinya sendiri dalam mendiagnosis
kebutuhan belajar, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi
sumber belajar, memilih dan menentukan strategi belajar, dan melakukan
evaluasi hasil belajar yang dicapai. Semua itu dilakukan individu atas
kesadaran sendiri dengan penuh minat, ketekunan, keterarahan dan
kreativitas untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Ciri-ciri Individu yang Belajar Mandiri
Toha (1996: 123-124) mengemukakan bahwa ciri-ciri orang yang
mandiri dalam belajar adalah mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif,
tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, tidak lari atau
menghindari masalah, memecahkan masalah dengan berpikir secara
mendalam, memecahkan masalah tanpa meminta bantuan orang lain
terlebih dahulu, tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 23

orang lain, berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan keyakinan,
bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Sedangkan Sugilar (2000)
merangkum pendapat Guglielmino, West dan Bentley menyatakan bahwa
karakteristik individu yang memiliki kesiapan belajar mandiri dicirikan
oleh: kecintaan terhadap belajar, percaya diri, keterbukaan terhadap
tantangan, sifat ingin tahu, pemahaman diri dalam hal belajar dan
menerima tanggung jawab untuk kegiatan belajarnya
Laird (dalam Mujiman, 2009: 9-10) mengemukakan ciri-ciri individu
yang belajar mandiri sebagai berikut:
a. Kegiatan belajarnya bersifat self directing-mengarahkan diri sendiri,
tidak dependent atau tidak tergantung pada orang lain
b. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses belajar dijawab
sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari
guru atau orang lain.
c. Tidak mau didikte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara
terus menerus diberitahu apa yang harus mereka lakukan.
d. Mengharapkan penerapan dengan segera dari apa yang mereka
pelajari; mereka tidak dapat menerima penerapan yang tertunda.
e. Lebih senang dengan problem-centered learning daripada contentcentered learning.
f. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan
ceramah guru.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 24

g. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki, karena mereka
percaya bahwa mereka tidak datang dengan “kepala kosong”.
h. Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukarpengalaman adalah hal yang menyenangkan.
i. Selalu merencanakan dan mengevaluasi belajarnya sendiri dan dalam
batas tertentu bersama dengan guru.
j. Bagi mereka belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya dengan
mendengarkan dan menyerap.
4. Dimensi/aspek-aspek Kemandirian Belajar
Siswa yang menerapkan kemandirian belajar akan mengalami
perubahan

dalam

kebiasaan

belajarnya.

Ia

akan

mengatur

dan

mengorganisasikan dirinya sedemikian rupa sehingga dapat menentukan
tujuan belajar, kebutuhan belajar dan strategi yang digunakan dalam
belajar yang mengarah pada tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.
Siswa yang mandiri dalam belajar dengan bebas menentukan dan
mengelola sendiri bahan ajar, waktu, tempat dan memanfaatkan berbagai
sumber belajar yang diperlukan.
Menurut Tahar dan Enceng (2006: 94), kemandirian belajar
memiliki tiga dimensi yaitu dimensi pengelolaan belajar, tanggung jawab
dan pemanfaatan sumber belajar. Penjelasan dari ketiga dimensi
kemandirian belajar diatas adalah sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 25

a. Dimensi pengelolaan belajar
Dimensi pengelolaan belajar berarti peserta ajar harus mampu
mengatur strategi, waktu, dan tempat untuk melakukan aktivitas
belajarnya seperti membaca, meringkas, membuat catatan dan
mendengarkan materi dari audio. Pengelolaan belajar itu san

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Persepsi siswa tehadap kepribadian guru hubungannya dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI : ( studi kasus di kelas VIII SMPN 3 Bogor )

0 58 118

Minat belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VIII SMP al-Mubarak Pondok Aren-Tangerang Selatan

0 18 71

Perbandingan hasil belajar siswa dan siswa kelas VIII pada pelajaran agama di MTS Jamiat Kheir Jakarta Pusat

0 17 114

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Persepsi siswa tentang kondisi kelas dan hubungannya dengan minat belajar siswa : studi kasus di MTsN 8 Jakarta

10 104 61

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamulang

0 3 117

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6