Minat belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VIII SMP al-Mubarak Pondok Aren-Tangerang Selatan
Oleh :
NUR FAIZAH
106011000140
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1432 H
(2)
MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-MUBARAK
PONDOK AREN – TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Program Strata 1
Oleh :
NUR FAIZAH
106011000140
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1432 H
(3)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NUR FAIZAH
106011000140
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Drs. H. Alisuf Sobri
NIP. 150 033 454
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
(4)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul : “Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 15 Desember 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 15 Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Bahrissalim, M.Ag …………. ……….
NIP : 19680307.199803.1.002
Sekretaris (sekretaris Jurusan/Program Studi)
Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag …………. ……… NIP: 19670328.20000.3.001
Penguji I
Drs. Abdul Haris, M.Ag …………. ……….
NIP: 196609011995031001
Penguji II
Yudhi Munadhi, M.Ag …………. ………. NIP: 197012031998031003
Mengetahui, Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP: 19571005.198703.1.003
(5)
(6)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Faizah NIM : 106011000140
Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi saya bukan asli karya saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan undang-undang yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Desember 2010 Penulis
Nur Faizah NIM:106011000140
(7)
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah diajarkan guna menumbuhkan pemahaman serta penghayatan siswa terhadap agama Islam, selain itu juga siswa diharapkan mampu mengamalkan ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam yang ia dapatkan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, yang kemudian ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, zakat, sadaqah dan ibadah lainnya.
Dari pengamatan sementara penulis melihat kurangnya minat siswa terhadap pelajaran agama. Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana kondisi minat belajar PAI pada siswa SMP Al-Mubarak khususnya kelas VIII.
Dalam penelitian ini populasinya sebanyak 35 siswa. Karena terbatasnya populasi, maka penulis menggunakan teknik sensus yakni dengan mengambil seluruh populasi yang ada untuk menjadi responden guna pengisian angket.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan dan menginterpretasikan sesuai data yang diperoleh.
Sedangkan untuk pengumpulan datanya dengan menyebarkan angket/kuisioner kepada responden. Kemudian dari hasil angket dilakukan pengolah data sebagai berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden.
2. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket.
3. Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya
Setelah itu dilakukan teknik analisis data yaitu dengan menggunakan rumus: P = F x 100%
N
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya (71,43 %) siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran PAI, sedikit (28,57 %) siswa memiliki minat yang sedang terhadap pelajaran PAI dan tidak ada sama sekali (0 %) siswa yang sama sekali tidak berminat terhadap pelajaran PAI. Dengan demikian itu berarti siswa SMP Al-Mubarak kelas VIII memiliki minat yang tinggi terhadap mata pelajaran PAI.
(8)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren-Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, shahabat dan para pengikutnya.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Tak pantas kiranya bila penulis tidak mengucapkan terima kasih serta memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sekaligus selaku Dosen Penasehat Akademik. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Bahrissalim, M.Ag dan
Sekjur PAI Bapak Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag.
3. Bapak Drs. H. M. Alisuf Sabri, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah mengajarkan ilmu dan pengetahuannya selama saya menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Kepala Perpustakaan dan segenap pegawai yang telah melayani peminjaman buku dan lain-lain.
6. Bapak H. Nahrawi S.Pd.I selaku Kepala SMP Al-Mubarak dan Ibu Popon Rupaidah, S.Ag selaku guru PAI SMP Al-Mubarak, guru-guru dan staf sekolah serta siswa/i kelas VIII SMP AL-Mubarak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku tersayang Bapak H. Abdillah Hidayat dan Mama Sholihah, Kakak-kakakku tersayang Fauzi, Fachruddin, Fathiyah, Fadhli, Farida, Fithriyah, Fauzan, yang telah memberikan dorongan moril maupun materiil kepada penulis.
(9)
10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Hanya tengadahan tangan serta iringan do’a, semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT. Dan semoga selalu diberikan barokah ilmu, umur, serta rizqi oleh Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa segala sesuatu pasti tidak sempurna demikian pula dengan skripsi ini. Saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini.
Jakarta, Desember 2010 Penulis
Nur Faizah NIM. 106011000140
(10)
vii
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan Penulis……….i
Lembar Persetujuan………...ii
Lembar Pengesahan……….iii
Abstrak……….iv
Kata Pengantar……….v
Daftar Isi………..vii
Daftar Tabel……….ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah………...1
B.
Identifikasi Masalah………..3
C.
Pembatasan Masalah……….4
D.
Perumusan Masalah………..4
E.
Tujuan Penelitian………..4
F.
Kegunaan Penelitian……….4
G.
Tinjauan Pustaka………..5
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Pendidikan Agama Islam
1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam………...6
2.
Tujuan Pendidikan Agama Islam……….7
3.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam………...8
4.
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar PAI…………..9
B.
Minat Belajar
1.
Pengertian Minat Belajar……….…11
2.
Fungsi Minat Dalam Belajar………...15
3.
Faktor Yang Mempengaruhi Minat ………16
(11)
viii
B.
Metode Penelitian………23
C.
Populasi dan Sampling……….23
D.
Teknik Pengumpulan Data………...24
E.
Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data………...….……….26
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum SMP Al-Mubarak……...………30
B.
Deskripsi Data………..37
C.
Analisa dan Interpretasi Data………..……….37
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan………..46
B.
Saran………46
DAFTAR PUSTAKA
………...48
(12)
ix
DAFTAR TABEL
1. Kisi-Kisi Instrument Penelitian Tentang Minat Belajar PAI Siswa…………26
2. Kategori Penilaian………...28
3. Data Guru dan Karyawan SMP Al-Mubarak Tahun ajaran 2010-2011...31
4. Rombel dan Siswa………...33
5. Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMP Al-Mubarak...34
6. Data Sarana Pendukung SMP Al-Mubarak...34
7. Struktur Kurikulum KTSP SMP Al-Mubarak...35
8. Meskipun nilai pelajaran agama saya kurang, saya akan terus belajar pendidikan agama Islam………...37
9. Siswa selalu ingin menguasai materi agama yang diberikan oleh guru……..38
10. Siswa merasa senang terhadap pelajaran pendidikan agama Islam……...….38
11. Dalam belajar pendidikan agama Islam, siswa harus memiliki buku pegangan………39
12. Pelajaran pendidikan agama Islam itu pelajaran yang mudah, sehingga membuat siswa dapat memahaminya………..39
13. Siswa dapat menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru agama………..40
14. Siswa selalu mengulangi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di rumah………..40
15. Untuk lebih memahami pelajaran agama, siswa selalu membaca buku-buku agama setiap hari………..41
16. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru……...…..41
17. Siswa selalu bertanya pada guru agama, apabila siswa belum paham pelajarannya………42
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang mempunyai tujuan sebagaimana dijelaskan pula dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
1
Tim Penyusun Kamus dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(14)
2
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Tujuan ini sangat sesuai dengan fitrah manusia, salah satunya adalah fitrah beragama. Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi manusia, terutama pendidikan agama.
Pendidikan Agama di Indonesia mempunyai posisi yang strategis, mengingat bangsa Indonesia bangsa yang beragama dan di Indonesia agama dijadikan sebagai modal dasar pembangunan dan diharapkan berperan sebagai penggerak dan pengendali, pembimbing dan pendorong hidup warganya ke arah suatu penghidupan yang lebih baik dan sempurna.3
Pendidikan Agama Islam di sekolah diajarkan guna menumbuhkan pemahaman serta penghayatan siswa terhadap agama Islam, selain itu juga siswa diharapkan mampu mengamalkan ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam yang ia dapatkan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, yang kemudian ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, zakat, sadaqah dan ibadah lainnya.
Dalam mencapai suatu keberhasilan dari proses pendidikan tentu sangat dipengaruhi oleh kesiapan pendidik dan peserta didik itu sendiri. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dapat dilihat dari minat belajar siswa itu sendiri.
Dengan adanya minat pada diri peserta didik dalam mempelajari suatu pelajaran akan membantu siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Keberhasilan yang dicapai bukan hanya berupa nilai atau prestasi saja tetapi juga adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik tersebut.
Apabila siswa berminat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam maka ia akan tekun dan merasa senang mempelajarinya yang pada akhirnya prestasi yang dicapainya akan memuaskan, tidak hanya itu tetapi juga pengamalan dari isi Pendidikan Agama Islam yakni dalam bentuk perilaku atau akhlak yang baik yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20, Th. 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), Cet. I, h. 4
3
(15)
Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, pasal 37 ayat 1 poin (a) yang berbunyi: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan Agama. Sehingga sebagai lembaga sekolah di tingkat menengah, SMP Al-Mubarak berkewajiban untuk mencantumkan atau memasukkan kurikulum pendidikan agama dalam hal ini khususnya pendidikan agama Islam.
Namun demikian, sebagaimana umumnya di sekolah-sekolah lain, terkadang ada beberapa siswa yang kurang begitu berminat terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga mau tidak mau keadaan ini menjadikan tujuan diajarkannya PAI di sekolah-sekolah kurang dapat mencapai hasil yang maksimal.
Untuk itu penulis ingin membahas tentang minat siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP AL-Mubarak, di mana siswa SMP Al-Mubarak diharapkan dapat mencapai tujuan PAI yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul: “MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VIII SMP Al-MUBARAK PONDOK AREN TANGERANG SELATAN.”
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah siswa SMP Al-Mubarak berminat terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Apakah siswa memiliki minat yang tinggi terhadap Pendidikan Agama Islam?
3. Bagaimana teknik guru agama dalam mengajar Pendidikan Agama Islam?
(16)
4
C. Pembatasan Masalah
Supaya pembahasan terfokus dan tidak meluas, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada:
1. PAI yang dimaksud adalah pendidikan bidang studi/mata pelajaran agama yang ada di SMP Al-Mubarak.
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalahnya adalah: “Bagaimana kondisi minat belajar siswa SMP Al-Mubarak terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: secara umum dan khusus. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Mubarak. Kemudian secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran di SMP Al-Mubarak pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Dapat mengetahui sejauh mana minat belajar siswa SMP Al-Mubarak terhadap Pendidikan Agama Islam.
3. Dapat mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh siswa yang kurang berminat terhadap Pendidikan Agama Islam.
F. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S. Pd.I pada Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(17)
2. Sebagai masukan bagi guru-guru di SMP Al-Mubarak terutama guru pendidikan agama Islam agar dapat menarik minat peserta didik dalam belajar pendidikan agama Islam.
3. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dalam bidang ilmu pendidikan agama Islam.
4. Untuk menambah perbendaharaan bacaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
G. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang minat memang sudah banyak dilakukan, namun demikian yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah bahwa pada penelitian sebelumnya pembahasan lebih kepada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi timbulnya minat siswa, sementara penulis mencoba membahas hanya faktor dari luar yang mempengaruhi timbulnya minat siswa terhadap pelajaran pendidikan agama Islam.
(18)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Agama Islam di SMP 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut penjelasan pasal 37, Bab X, ayat 1 Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Berdasarkan pengertian umum Pendidikan Agama, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.1
Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati, mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
1
(19)
Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.2
Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP dan MTs, pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.3
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam atau tujuan-tujuan pendidikan lainnya di dalamnya mengandung nilai-nilai tertentu sesuai dengan pandangan dasar masing-masing yang harus direalisasikan melalui proses yang terarah dan konsisten.
Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana dimaksudkan oleh GBHN, hanya dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif, yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara, yang sekaligus juga menjadi tujuan pengajaran agama, yaitu: membina manusia beragama, berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap
2
Abd. Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. I, h. 130
3
Dep. Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP & MTs, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003), h. 7
(20)
8
dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan hidup dunia dan akhirat.4
Pendidikan agama Islam di SMP bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.5
3. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT.
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
c. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama terfokus pada aspek:
a. Keimanan
b. Al-Qur’an/ Hadits c. Akhlak
d. Fiqh/ Ibadah e. Tarikh6
4
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. IV, h. 172
5
Dep. Pendidikan Nasional, Kurikulum2004…, h. 8 6
(21)
4. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar PAI
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa.
a. Faktor-faktor Lingkungan
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan dan faktor lingkungan sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya.
Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.7
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.8 Suasana keluarga yang
7
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II, h. 59
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. XII, h. 137
(22)
10
tenang dan adanya dorongan dari keluarga dapat memberi kenyamanan pada diri siswa untuk semangat belajar.
b. Faktor-faktor Instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.9
Keberadaan sarana atau alat pengajaran yang cukup memadai serta strategi guru yang sangat menarik dalam mengajar maka akan memberikan pengaruh terhadap proses maupun hasil belajar siswa tersebut, siswa akan cenderung merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran tersebut.
c. Faktor-Faktor Kondisi Internal Siswa
Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.
Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengarannya.
Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (dasar appersepsi) yang dimiliki siswa.10
Faktor-faktor tersebut selain merupakan faktor keberhasilan belajar secara umum, tetapi juga bisa dijadikan sebagai faktor keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam secara khusus di sekolah-sekolah.
9
Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 59 10
(23)
Dari semua faktor tersebut, faktor internal siswa khususnya minat merupakan subjek belajar yang akan banyak mempengaruhi keberhasilan belajar. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Kurt Singer dalam bukunya yang berjudul Membina Hasrat Belajar, bahwa minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.11
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, atau keinginan.12
Minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Belajar akan merupakan suatu siksaan dan tidak akan memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya berarti telah melakukan hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan belajar murid-muridnya. Sebab, minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.13
Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkutpaut dengan dirinya.14
Menurut istilah psikologi, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.15
11
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Bandung: Remadja Karya CV., 1987), h. 78
12
Tim Penyusun Kamus dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. IV, h. 656
13
Kurt Singer, Membina Hasrat …, h. 78 14
Carl Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology olehM. Buchori, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124
15
(24)
12
Hilgard (dalam Slameto, (1991)) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan termasuk belajar yang diminati siswa, akan diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.16
Menurut M. Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan bhawa yang dimaksud dengan minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.17
Menurut Crow and Crow, dalam bukunya Educational Psychology, sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Rachman Abror, mengatakan bahwa minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan atau pun bisa berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehandak). Unsur kognisi, yaitu minat itu didahului pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi, yaitu perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang dilakukan di sekolah.18
Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.19
16
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 130
17
Sabri, Psikologi Pendidikan …, h. 84 18
Abd. Rachman Abror, PsikologiPendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993), Cet. IV, h. 112
19
(25)
Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.
Menurut Bimo Walgito, minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.20
Dengan melihat beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas terlihat saling melengkapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda, atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut.
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun mengarah kepada yang kurang baik, direncanakan atau tidak.21
Belajar, seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman.22
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.23
20
Ramayulis, IlmuPendidikanIslam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), Cet. V, h. 257 21
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. IV, h. 155
22
Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 60
23
(26)
14
Menurut Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.24
Menurut Chaplin, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan menurut Wittig, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.25
Menurut Witherington (1952: h.165) “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.26
Slameto (1991:2) dan Ali (1987:14) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.27
Reber dalam kamus susunannya, dictionary of Psychologgy membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.28
Pendapat ahli pendidikan modern merumuskan pengertian belajar sebagai suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.29
Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
24
M. Nagalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. XXII, h. 84
25
Syah, Psikologi Pendidikan …, h. 90 26
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, h. 155 27
Tohirin, Psikologi Pembelajaran …, h. 8 28
Syah, Psikologi Pendidikan …, h. 91 29
(27)
1. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.
2. Perubahan tingkah laku terjadi melalui pengalaman atau latihan. 3. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungannya.
4. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.
5. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).
Jadi, yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda, atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang sifatnya relatif menetap.
Yang menjadikan siswa berminat belajar terhadap suatu pelajaran adalah siswa akan selalu memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus karena ia senang atau suka dengan pelajaran tersebut.
2. Fungsi Minat dalam Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa, salah satunya adalah minat. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian belajar siswa dalam bidang studi tertentu.30
Minat juga merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan, sebab hal itu merupakan sumber dari usaha peserta didik.31
30
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 151 31
Wayan Nurkanca dan Sunarta, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), Cet. IV, h. 230
(28)
16
Minat berperan sebagai “motivatingforce” yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.32
Pada setiap manusia, minat memegang peranan penting dalam kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Siswa akan merasa senang dalam mengikuti mata pelajaran yang mereka senangi sehingga siswa merasa terdorong dan terus berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Dengan adanya minat pada diri peserta didik, maka proses pembelajaran akan berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau tidak diminati siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya tarik baginya. Sebaliknya bahan pelajaran yang diminati siswa, akan lebih mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa karena minat dapat menambah kegiatan belajar.33
3. Faktor yang Mempengaruhi Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.34 Minat itu tidak muncul dengan sendirinya melainkan adanya faktor yang menyebabkan timbulnya minat dalam diri peserta didik tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi minat di antaranya:
32
Sabri, Psikologi Pendidikan …, h. 85 33
Tohirin, Psikologi Pembelajaran …, h. 131 34
(29)
1) Orang tua. Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya orang tua sangat besar pengaruhnya dalam menentukan minat dalam diri siswa terhadap pelajaran sebagaimana yang dikutip oleh Abd. Rahman Abror bahwa tidak semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelasnya, atau orang tuanya.35
2) Guru. Sikap guru yang diperlihatkankepada siswa memiliki peranan penting dalam membangkitkan minat siswa. Apabila siswa tidak berminat terhadap gurunya maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu apabila siswa tidak berminat terhadap gurunya maka sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada gurunya agar siswa mau belajar memperhatikan pelajaran.36
3) Materi Pelajaran. Bahan pelajaran akan menarik bagi siswa jika terlihat adanya hubungan antara pelajaran dengan kehidupan nyata. Hai ini dapat berhasil membangkitkan minat siswa jika bahan pelajaran dikaitkan langsung dengan tematik kehidupan siswa pada saat itu. Pelajaran akan lebih menarik jika siswa diberi kesempatan untuk dapat giat sendiri. Kesempatan mengambil sendiri, giat secara mandiri, sudah akan memungkinkan siswa dapat meresapkan bahan-bahan pelajaran.37
4) Media/alat pelajaran. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
35
Abror, PsikologiPendidikan, …, h. 113 36
Sabri, Psikologi Pendidikan …, h. 84 37
(30)
18
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.38
Media atau alat pelajaran yang menarik yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi timbulnya minat siswa untuk mau belajar. Seorang guru yang menggunakan media dapat menarik minat siswa untuk tetap dapat memperhatikan penjelasan guru. Karena pada umumnya ada siswa yang cenderung lebih giat belajarnya karena adanya penggunaan media oleh gurunya terlebih jika siswa diikutsertakan dalam penggunaan media tersebut.
4. Indikator Minat
Ada beberapa indikator minat yang dapat dikenali atau dilihat melalui proses belajar di kelas, di antaranya:
1. Keinginan
Keinginan itu datangnya dari nafsu/dorongan. Apabila yang dituju itu sesuatu yang nyata/konkrit, maka nafsu itu disebut keinginan. Dari nafsu aktif timbul keinginan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan.39 Dengan demikian pengertian keinginan ialah dorongan nafsu, yang tertuju kepada sesuatu benda tertentu, atau yang kongkrit. Keinginan yang dipraktikkan bisa menjadi kebiasaan.40
Siswa yang berminat terhadap pelajaran pendidikan agama Islam, maka ia akan memilki rasa keinginan yang tinggi untuk terus belajar pendidikan agama Islam dan berusaha lebih giat untuk dapat menguasai dan memahami materi pelajaran pendidikan agama Islam.
38
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. V, h. 67
39
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. I, h. 122
40
(31)
2. Perasaan Senang
Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh setiap orang, hanya corak dan tingkah lakunya saja yang berbeda. Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang, oleh sebab itu perasaan antara satu orang dengan orang lain terhadap hal yang sama pastilah berbeda-beda.41
Perasaan merupakan faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya, akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Perasaan itu bersifat subjektif, banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Apa yang enak, indah, menyenangkan bagi seseorang tertentu, belum tentu juga enak, indah menyenangkan bagi orang lain. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, mengkhayalkan, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu.42
Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran maka ia akan memiliki perasaan senang terhadap pelajaran maupun guru mata pelajaran tersebut. Siswa yang berminat pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, ia akan senang mempelajarinya dan mengikuti pelajaran tersebut dengan penuh antusias tanpa ada beban ataupun paksaan dalam dirinya.
41
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Teraju, 2004), Cet. I, h. 149
42
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 66
(32)
20
3. Pengetahuan
Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu obyek pasti harus ada lebih dahulu dari pada minat terhadap terhadap orang atau obyek tadi.43 Pengetahuan yang dimaksud di sini yaitu yang berkaitan dengan seberapa besar tingkat pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Semakin besar pengetahuan yang dimiliki siswa maka semakin besar pula minatnya untuk mempelajarinya.
Untuk mengetahui minat siswa pada suatu pelajaran tertentu maka dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang berminat terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka pengetahuan tentang pelajaran tersebut akan lebih luas dibanding siswa yang kurang atau tidak berminat terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena siswa tersebut mengetahui manfaat yang ia dapat dari belajar pendidikan agama Islam itu sendiri serta ia dapat lebih memahami materi-materi yang disampaikan oleh gurunya.
4. Kebiasaan
Kebiasaan, adalah cara bertindak atau berbuat yang seragam. Pada umumnya kebiasaan berlangsung dengan cara yang agak otomatis dan hanya membutuhkan kesadaran yang kecil saja atau tidak membutuhkannya sama sekali tentang aktivitet yang sedang terjadi.44 Setiap siswa yang mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Menurut Burghardt, kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlakukan. Karena proses
43
Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh M. Buchori, h. 124
44
Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh M. Buchori, h. 129
(33)
pengulangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relative menetap dan otomatis.45
Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar pendidikan agama Islam maka siswa tersebut akan selalu mengulangi pelajaran agamanya di rumah seperti membaca buku-buku agama yang ada kaitannya dengan materi agama dan juga kebiasaan mengerjakan tugas pelajaran agama (PR) di rumah.
5. Perhatian
Perhatian, adalah suatu aktivitas jiwa yang bertugas selektif terhadap rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita.46
Ada bermacam-macam perhatian, di antaranya: a) Atas dasar cara kerjanya:
(1)perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak sekehendak subyek.
(2)Perhatian refleksif, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subyek.47
b) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan meliputi:
(1)perhatian intensif (2)perhatian tidak intensif
Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya.48
c) Menurut luasnya, perhatian dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1)perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju kepada lingkup obyek yang sangat terbatas.
45
Tohirin, Psikologi Pembelajaran …, h. 94 46
Sabri, Pengantar Psikologi …, h. 43 47
Wasty Sumanto, PsikologiPendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), Cet. III, h. 32 48
(34)
22
(2)Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam obyek.
Ditinjau dari segi kepentingan belajar, pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subyek yang belajar.49
Agar perhatian kita mencapai hasil, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
b. Segala rangsang-rangsang yang tidak ada hubungannya dengan objek yang kita perhatikan harus kita kesampingkan.
c. Objek yang kita perhatikan itu ada hubungannya/dihubungkan dengan sesuatu yang pernah kita kenali, maka perhatian itu akan
berlangsung lebih baik.
d. Harus ada penyesuaian diri dengan objek yang kita perhatikan.50
Perhatian merupakan suatu aktivitas jiwa yang bertugas selektif terhadap rangsangan-rangsangan yang sampai pada peserta didik. Perhatian sangatlah penting dalam proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar. Siswa yang mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya akan terfokus dengan apa yang dipelajarinya. Guru dapat memperhatikan siswa-siswa mana yang paling memperhatikan selama pelajaran berlangsung, sehingga dapat diketahui tingkat minat siswa terhadap pelajaran tersebut. Siswa yang berminat pada pelajaran pendidikan agama Islam maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.
49
Sumanto, PsikologiPendidikan, h. 33 50
(35)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Al-Mubarak. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah ini karena SMP Al-Mubarak merupakan salah satu sekolah yang cukup ternama khususnya di daerah Pondok Aren. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2010.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan dan menginterpretasikan sesuai data yang diperoleh, kemudian juga menggunakan distribusi frekuensi guna penghitungan hasil angket yang disebarkan kepada responden.
C. Populasi dan Sampling
Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 130
(36)
24
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran adalah siswa siswi SMP Al-Mubarak. Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII di SMP Al-Mubarak. Peneliti hanya mengambil kelas VIII saja karena peneliti ingin memfokuskan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas VIII selain itu juga menurut informasi guru PAI bahwa nilai siswa kelas VIII pada pelajaran PAI lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas VII dan kelas IX.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2
Populasi siswa siswi SMP Al-Mubarak kelas VIII bejumlah 35 orang, karena terbatasnya populasi, maka penulis menggunakan cara sensus. Cara sensus yaitu cara mengumpulkan data dari populasi dengan mengambil seluruh anggota populasi itu untuk diambil datanya.3 Sehingga penulis mengambil sampel sebanyak populasi yang ada yakni berjumlah 35 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penulis membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian lapangan (field research), yaitu penulis mengadakan penelitian langsung ke objek sasaran penelitian. Adapun untuk memperoleh data-data lapangan, penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar di SMP AL-Mubarak.
Observasi dilakukan oleh peneliti secara langsung yaitu dengan mengamati keadaan SMP Al-Mubarak dan kegiatan belajar mengajar PAI di SMP Al-Mubarak khususnya yang berkaitan dengan minat siswa terhadap pelajaran PAI.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian …, h. 131 3
(37)
b. Interview
Interview yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung dengan responden untuk memperoleh informasi mengenai minat belajar PAI di SMP Al-Mubarak serta informasi lain di sekitar pembahasan penelitian ini. Di sini penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah guna mengetahui sarana prasarana serta keadaan sekolah dan juga mengadakan wawancara kepada guru PAI untuk mengetahui proses pembelajaran PAI di sekolah tersebut.
c. Angket
Angket merupakan suatu daftar pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu.4 Adapun angket ini disebarkan kepada siswa siswi kelas VIII SMP Al-Mubarak.
Angket ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Dalam hal ini, penulis menggunakan kuisioner tertutup di mana penulis memberikan pertanyaan yang disertai jumlah arternatif jawaban yang disediakan. Untuk mengukur persepsi siswa tentang minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI di SMP Al-Mubarak, maka penulis membuat kisi-kisi instrument. Adapun kisi-kisi instrument penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
4
Ibnu Hajar, Dasar-dasarMetodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 181
(38)
26
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrument Penelitian Tentang Minat Belajar PAI Variabel
Penelitian Dimensi Indikator
Nomor Butir Soal Minat
Belajar PAI
Keinginan - Kemauan siswa untuk belajar pendidikan agama Islam - Keinginan untuk menguasai materi
1, 2
3, 4
Perasaan Senang - Senang terhadap mata pelajaran PAI
- Memiliki buku pegangan
5, 6 7, 8
Pengetahuan - Memahami materi pelajaran
- Menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
9, 10 11, 12
Kebiasaan - Mengulangi pelajaran di rumah - Membaca buku-buku agama setiap hari
13, 14 15, 16
Perhatian - Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru
- Mengajukan pertanyaan
17, 18
19, 20
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengelola data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket/kuisioner yang berhasil dikumpulkan.
b. Scoring, yaitu tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket/kuisioner. Dalam setiap pernyataan dalam angket terdapat 4 butir jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak
(39)
setuju, dan sangat tidak setuju, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-ratanya dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk jawaban yang pernyataannya positif, skornya: Sangat Setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak setuju (STS) : 1
2) Untuk jawaban yang pernyataannya negatif, skornya: Sangat Setuju (SS) : 1
Setuju (S) : 2
Tidak Setuju (TS) : 3 Sangat Tidak setuju (STS) : 4
c. Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.
2. Analisis Data
Teknik analisis data ialah suatu proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah untuk dipahami.
Data yang berasal dari kepustakaan digunakan sebagai rumusan teori yang dijadikan pedoman penulis untuk penelitian lapangan.
Sedangkan data yang berasal dari penelitian lapangan, disebarkan melalui angket kepada siswa untuk minat belajar siswa terhadap pelajaran PAI di SMP Al-Mubarak.
Teknik analisis data penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Adapun data yang terkumpul dianalisis dengan
(40)
28
menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, data tersebut dirinci dalam bentuk angka-angka yang dituangkan dalam tabel melalui distribusi frekuensi dengan memberikan prosentase. Sedangkan secara kualitatif, data tersebut dituangkan dengan kalimat-kalimat logis. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Pentabelan data yaitu dengan memasukkan data ke dalam tabel yang
berisikan nomor urut, kolom alternative jawaban, dan kolom frekuensi jawaban (P).
2. Mencari frekuensi jawaban (F) dengan cara menjumlah setiap jawaban. 3. Mencari prosentase dengan rumus sebagai berikut:
P = F x 100% N
Keterangan Rumus :
P = Prosentase untuk setiap alternatif jawaban F = Frekuensi/jumlah yang mengisi
N = Jumlah responden
Setelah didapat hasil prosentase dari angket yang disebarkan kepada siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut, penulis merumuskannya sebagai berikut:
Tabel 2 Kategori Penilaian
No. Prosentase Penafsiran
1 100 % Seluruhnya
2 90 % - 99 % Hampir seluruhnya 3 60 % - 89 % Sebagian besar 4 51 % - 59 % Lebih dari setengah
5 50 % Setengahnya
(41)
7 20 % - 39 % Sebagian kecil 8 10 % - 19 % Sedikit
9 0,1 % - 9 % Sedikit sekali
10 0 % Tidak ada sama sekali
Selanjutnya, untuk mengetahui minat belajar siswa SMP Al-Mubarak terhadap Pendidikan Agama Islam, maka penulis menghitung nilai rata-rata minat belajar dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Mx =
Σx
N
Keterangan:Mx = Mean (rata-rata) yang dicari
Σx = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Number of cases (Banyaknya skor-skor itu sendiri)5
Kemudian penulis menentukan kategori penilaian minat belajar tersebut, di antaranya:
20 – 40 : Minat rendah 41 – 60 : Minat sedang 61 – 80 : Minat tinggi
5
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 85
(42)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi minat belajar siswa SMP Al-Mubarak khususnya kelas VIII terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah tinggi. Hal ini dapat dibuktikan oleh data-data sebagai berikut:
1. Adanya keinginan siswa dalam mempelajari pelajaran PAI. 2. Persaaan senang pada diri siswa selama mengikuti pelajaran PAI.
3. Adanya kemampuan siswa dalam menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan.
4. Adanya kebiasaan siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah diajarkan. 5. Adanya perhatian siswa yang selalu mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan yang disampaikan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan hal-hal yang telah penulis simpulkan di atas, maka penulis memberikan saran kepada pihak pengelola sekolah, khususnya kepala sekolah sebagai supervise pendidikan dan secara umum kepada pihak-pihak
(43)
terkait lainnya, seperti guru, karyawan dan lain-lain. Saran tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Hendaknya ada penambahan jam belajar khususnya pada pelajaran agama, karena pelajaran agama sangat penting dalam membentuk akhlak siswa untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah.
2. Hendaknya guru lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada siswa di luar jam sekolah, agar guru lebih mengetahui bagaimana keadaan siswa tersebut.
3. Hendaknya ada pemanfaatan media yang secara optimal guna menunjang proses pembelajaran.
(44)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP AL-Mubarak
1. Sejarah Berdirinya SMP Al-Mubarak
Yayasan Al-Mubarak adalah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan mulai dari tingkat TK (Taman Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) sampai dengan tingkat SMA (Sekolah Menegah Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
Yayasan ini berdiri tahun 1964 di Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Dan memulai pengembangan da’wahnya dalam bidang pendidikan pada tahun 1964 dengan salah satu pendirinya yaitu KH. Abdullah bin H. Syarmili dan KH. Abdurrahman bin H. Muasyim (Keduanya telah almarhum). Untuk memperluas pengembangan dalam bidang pendidikan didirikan yayasan Al mubarak di daerah Pondok Aren Ciledug Tangerang. Dan telah diresmikan pada hari Ahad tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun pelajaran 1993/1994.
2. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi SMP Al-Mubarak adalah: Visi
(45)
Menjadikan sekolah sebagai sumber daya manusia yang memilki integritas kesiswaan dan berakhlak mulia.
Misi
Mempersiapkan peserta didik dengan memacu aspek intelektual. Membentuk peserta didik dan jasmaninya sehingga mampu
menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan dengan akhlak mulia.1
3. Keadaan Guru dan Murid a. Keadaan Guru
Sekolah Menengah Pertama Al-Mubarak adalah suatu lembaga Yayasan pendidikan, di mana setiap guru yang mengajar harus memiliki persyaratan formal dan memiliki kredibilitas serta kepribadian yang tinggi. Karena seorang guru akan merelakan dirinya untuk menerima dan memikul sebagian dari tanggung jawab pendidik yang semestinya harus ditunaikan oleh orang tua.
Adapun daftar guru dan karyawan SMP Al-Mubarak, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini:
Tabel 3
Data Guru dan Karyawan SMP Al-Mubarak Tahun ajaran 2010-2011
No Nama Guru Jabatan Pend.
Terakhir
Tahun Mulai Mengajar
1. H. Nahrawi
Mughni, S.Pd. I Kepala Sekolah S1 1993
Wakil Kepala Sekolah
Guru Bid. Study. Qur’an Hadits 2. Drs. Naidin F
Guru Baca Tulis Qur’an (BTQ)
S1 1993
3. Dra. Rohayati Guru Bid. Study. IPS S1 1993
1
Nahrawi Mughni, Kepala SMP Al-Mubarak, WawancaraPribadi, Tangsel, 29 Oktober 2010
(46)
32
Guru Bid. Study. PKN
4. Dra. Romlah Guru Bid. Study. Bahasa
Inggris S1 1993
Guru Bid. Study. IPA 5. Amat Salim, S.Pd
Guru Bid. Study. Matematika
S1 1993
6. H. Abdullah, S.Pd Guru Bid. Study. Matematika S1 1994 Guru Bid. Study. Agama
Guru Bid. Study. SBK 7. Popon Rupaedah,
S.Ag
Guru Baca Tulis Qur’an (BTQ)
S1 1997
8. Nur Rahmah, S.Pd Guru Bid. Study. Bahasa
Indonesia S1 2001
Guru Bid. Study. Penjaskes 9. Abdul Aziz, SH
Guru Bid. Study. PKN S1 2002
10. M. Rusdin, SE Guru Bid. Study. Administrasi
Pembukuan S1 2002
11. M. Iqbal, S.Pd Guru Bid. Study. TIK S1 2003
Guru Bid. Study. IPS 12. Neneng Supiati,
SE Guru Bid. Study.PKK S1 2002
13. Reni Septiati, S.Pd Guru Bid. Study. Bahasa
Inggris S1 2001
14. Idah, S.Pd Guru Bid. Study. IPA S1 2006
15. Siti Jumroh, S.Pd Guru Bid. Study. Bahasa
Indonesia S1 2008
Guru Bid. Study. Fiqih 16. Amrullah, S.Pd.I Guru Bid. Study. Aqidah
Akhlak
S1 2010
(47)
18. Nur Hasanah Tata Usaha SMEA 1993
19. M. Ato Penjaga Sekolah SMP 2005
20. M. Andi Penjaga Sekolah SMP 2005
b. Keadaan Murid
Peserta didik (murid) adalah faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sebab peserta didik merupakan subyek yang mendukung keberhasilan sebuah pendidikan disamping penunjang lainnya. Berdasarkan wawancara dengan Kepala SMP Al-Mubarak, jumlah murid kelas VII adalah 32 orang, kelas VIII jumlah siswanya 35 orang, kelas IX terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 49 orang.2
Tabel 4 Rombel dan Siswa
Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jenjang Rombel
Siswa L P L P L P Jumlah
1 1 2 4
SMP Rombel
Siswa 17 15 18 17 26 23 116
4. Unit Kegiatan Siswa
Untuk meningkatkan potensi dan bakat siswa diluar bidang akademis maka terdapat banyak unit kegiatan di SMP Al Mubarak yang dapat menjadi wahana penyaluran berbagai keterampilan yang siswa miliki. Berikut data kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Al Mubarak:
2
Nahrawi Mughni, Kepala SMP Al-Mubarak, Wawancara Pribadi, Tangsel, 29 Oktober 2010
(48)
34
Tabel 5
Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMP Al-Mubarak No. Kegiatan Ekstrakurikuler Keterangan
1. Komputer Aktif / Ada
2. Olah Raga Aktif / Ada
3. Seni Lukis Aktif / Ada
4. Seni Musik Aktif / Ada
5. Pramuka Aktif / Ada
6. Palang Merah Aktif / Ada
7. Seni Tari Aktif / Ada
8. Baca Tulis Qur’an (BTQ) Aktif / Ada
5. Sarana dan Prasarana
Pada suatu lembaga pendidikan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena semua itu tidak akan berjalan tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Menurut hasil wawancara penulis dengan Kepala SMP Al-Mubarak, secara keseluruhan sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Al-Mubarak yaitu :
Tabel 6
Data Sarana Pendukung SMP Al-Mubarak
No. Sarana Pendukung Keterangan
1. Mesjid / Mushola Ada
2. Perpustakaan Ada
3. Lapangan Olah Raga Ada
4. Alat-alat Kesenian Ada
5. Alat-alat Keterampilan Ada
6. Laboratorium Komputer Ada
7. Laboratorium MIPA Ada
(49)
9. Ruang Guru Ada
10. WC Guru & Siswa Ada
11. Ruang TU Ada
12. Ruang BP Ada
13. Ruang OSIS Ada
14. Lapangan Parkir Ada
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Al-Mubarak sudah dikatakan memadai dalam menunjang kegiatan proses belajar mengajar.3
6. Kurikulum
Kurikulum yang menjadi acuan di SMP Al-Mubarak untuk kelas VII sampai kelas IX adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMP.
Tabel 7
Struktur Kurikulum KTSP SMP Al-Mubarak
3
Nahrawi Mughni, Kepala SMP Al-Mubarak, Wawancara Pribadi, Tangsel, 29 Oktober 2010
Jumlah Jam Pelajaran No Mata Pelajaran
Standar Inovasi
Keterangan
1 Pendidikan Agama Islam 2 2 -
2 Bahasa Inggris 2 2 -
3 IPS 2 2 -
4 Matematika 3 3 -
5 Bahasa Indonesia 2 2 -
6 IPA 3 3 -
7 Fisika 3 3 -
8 Kimia 3 3 -
9 Komputer 2 2 -
10 Kewirausahaan 2 2 -
11 Seni Budaya 2 2 -
12 Penjasor 2 2 -
13 Pkn 2 2 -
(50)
36
7. Struktur Organisasi SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP AL MUBARAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011
B. Pengolahan Data
Kepala Sekolah H. Nahrawi Mughni. S.Pd.I
Wakil Kepala Sekolah Drs. Naidin
Unit Perpustakaan Reni Septiati. S.Pd
Tata Usaha M. Hafni
WK. UR. Kesiswaan
Abdul Aziz. SH
WK. UR. Sarana & Prasarana H. Abdullah WK. UR. Kurikulum
Drs. Naidin
Wali Kelas VII-1 : Neneng Supiyati. SE Wali Kelas VIII-1 : Popon Rupaidah. S. Ag Wali Kelas IX-1 : Idah S.Pd
Wali Kelas IX-2 : H. Abdullah. S. Pd
GURU
(51)
B. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data mengenai bagaimana kondisi minat belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan. Hal ini akan penulis kemukakan dalam bentuk tabel-tabel analisis data di bawah ini.
C. Analisis dan Interpretasi Data
Adapun data-data yang telah penulis peroleh dari hasil penelitian melalui angket yang disebarkan kepada siswa, penulis menganalisisnya dalam bentuk tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 8
Siswa akan terus belajar pendidikan agama Islam, meskipun nilai pelajarannya kurang baik
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi 1
2 3 4
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
26 9 0 0
74 % 26 % 0 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa seluruh siswa (100 %) akan terus belajar pendidikan agama Islam meskipun nilai pelajaran pendidikan agama Islam mereka kurang baik. Dan tidak ada sama sekali siswa (0 %) yang malas atau tidak mau untuk belajar pendidikan agamanya meskipun nilai pelajarannya kurang baik.
(52)
38
Tabel 9
Siswa selalu ingin menguasai materi pendidikan agama Islam yang diberikan oleh guru No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
14 21 0 0 40 % 60 % 0 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa seluruh siswa (100 %) selalu ingin menguasai materi pendidikan agama Islam yang diberikan oleh guru. Dan tidak ada sama sekali siswa (0 %) yang tidak ingin menguasai materi pendidikan agama Islam yang diberikan oleh guru.
Tabel 10
Siswa merasa senang terhadap pelajaran pendidikan agama Islam No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
18 17 0 0 51 % 49 % 0 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa seluruh siswa (100 %) merasa senang terhadap pelajaran pendidikan agama Islam. Dan tidak ada sama sekali siswa (0 %) yang tidak menyukai atau tidak merasa senang terhadap pelajaran pendidikan agama Islam.
(53)
Tabel 11
Dalam belajar pendidikan agama Islam, siswa harus memiliki buku pegangan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi 1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
12 19 4 0 34 % 54 % 12 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh siswa (88 %) memiliki buku pegangan dalam menunjang belajar pendidikan agama Islam. Dan sedikit siswa (12 %) yang tidak memiliki buku pegangan pada pelajaran pendidikan agama Islam.
Tabel 12
Pelajaran pendidikan agama Islam itu pelajaran yang mudah, sehingga membuat siswa dapat memahaminya
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi 1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
9 24 2 0 26 % 68 % 6 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh siswa (94 %) menyatakan bahwa pelajaran pendidikan agama Islam itu pelajaran yang mudah sehingga membuat siswa mudah memahami pelajaran tersebut. Dan sedidkit sekali siswa (6 %) yang merasa kesulitan dalam memahami pelajaran pendidikan agama Islam.
(54)
40
Tabel 13
Siswa dapat menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru agama No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 28 2 0 14 % 80 % 6 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh siswa (94 %) dapat menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru agama. Dan sedikit sekali siswa (6 %) yang merasa kesulitan menyampaikan kembali materi yang telah diajarakan meskipun siswa tersebut telah memahaminya.
Tabel 14
Siswa selalu mengulangi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di rumah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi 1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 22 8 0 14 % 63 % 23 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (77 %) selalu mengulangi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di rumah. Dan sebagian kecil siswa (23 %) yang tidak pernah mengulangi pelajaran yang telah disampaiakan oleh guru di rumah.
(55)
Tabel 15
Untuk lebih memahami pelajaran pendidikan agama Islam, siswa selalu membaca buku-buku agama setiap hari No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
14 17 4 0 40 % 49 % 11 % 0 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (89 %) selalu membaca buku-buku agama setiap hari untuk lebih memahami pelajaran pendidikan agama Islam. Dan sedikit siswa (11 %) yang merasa cukup dengan materi yang disampaikan guru sehingga mereka merasa tidak perlu membaca buku-buku agama setiap hari.
Tabel 16
Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
12 21 1 1 34 % 60 % 3 % 3 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh siswa (94 %) selalu mendengarkan dan memperhatikan guru ketika guru sedang menyampaikan materi. Dan sedikit sekali siswa (6 %) siswa yang tidak mendengarkan dan memperhatikan guru ketika guru sedang menyampaikan materi pendidikan agama Islam. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan guru PAI bahwa dalam proses pembelajaran masih ada beberapa siswa
(56)
42
yang kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi yaitu siswa masih ada yang suka bercanda ataupun mengobrol dengan temannya.4
Tabel 17
Siswa selalu bertanya pada guru agama, apabila siswa belum paham pelajarannya No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 2 3 4
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
14 16 4 1
40 % 46 % 11 % 3 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagaian besar siswa (86 %) selalu bertanya pada guru agama apabila ada materi yang belum dipahaminya. Dan sedikit siswa (14 %) yang takut atau malu untuk bertanya meskipun siswa tersebut belum memahami materi yang telah diajarkan. Hal ini juga dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI SMP Al-Mubarak yang menyatakan bahwa siswa dalam proses pembelajaran selalu mengajukan pertanyaan atas materi yang belum dipahaminya.5
Setelah penulis melakukan analisis data, selanjutnya penulis melakukan analisis scoring dalam bentuk tabel frekuensi nilai rata-rata minat belajar siswa terhadap pelajaran PAI di SMP Al-Mubarak yakni sebagai berikut:
4
Popon Rupaidah, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Tangsel 29 Oktober 2010 5
(57)
Tabel 18
Frekuensi Nilai Rata-Rata (Minat Belajar PAI) No. Nilai x (hasil scoring) Kriteria Nilai
1 62 Minat tinggi
2 59 Minat sedang
3 64 Minat tinggi
4 63 Minat tinggi
5 61 Minat tinggi
6 62 Minat tinggi
7 64 Minat tinggi
8 57 Minat sedang
9 62 Minat tinggi
10 65 Minat tinggi
11 64 Minat tinggi
12 72 Minat tinggi
13 65 Minat tinggi
14 66 Minat tinggi
15 67 Minat tinggi
16 53 Minat sedang
17 68 Minat tinggi
18 61 Minat tinggi
19 78 Minat tinggi
20 61 Minat tinggi
21 60 Minat tinggi
22 59 Minat sedang
23 64 Minat tinggi
24 65 Minat tinggi
25 64 Minat tinggi
26 61 Minat tinggi
(1)
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SMP AL-MUBARAK PONDOK AREN
Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Oktober 2010 Waktu : 09.30 WIB
Kepala Sekolah : H. Nahrawi Mughni, S.Pd.I
1. Bagaimanakah latar belakang berdirinya SMP Al-Mubarak, letak geografisnya dan apa tujuan didirikannya SMP ini?
Yayasan ini berdiri tahun 1964 di Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Dan memulai pengembangan da’wahnya dalam bidang pendidikan pada tahun 1964 dengan salah satu pendirinya yaitu KH. Abdullah bin H. Syarmili dan KH. Abdurrahman bin H. Muasyim (Keduanya telah almarhum). Untuk memperluas pengembangan dalam bidang pendidikan didirikan yayasan Al mubarak di daerah Pondok Aren Ciledug Tangerang. Dan telah diresmikan pada hari Ahad tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun pelajaran 1993/1994.
Adapun tujuan didirikannya sekolah ini adalah menjadikan sekolah sebagai sumber daya manusia yang memilki integritas kesiswaan dan berakhlak mulia.
2. Bagaimana struktur organisasi di SMP Al-Mubarak?
Struktur organisasi di sekolah ini adalah H. Nahrawi Mughni S.Pd.I (Kepala Sekolah), dibantu oleh Drs. Naidin (Wakil Kepala Sekolah), kemudian dibantu juga oleh Reni Septiati S.Pd (Unit Perpustakaan) mempunyai garis koordinasi dengan Drs. Naidin (Bagian Kurikulum), dan M. Hafni (Tata Usaha), mempunyai garis koordinasi dengan H. Abdullah (Bagian Sarana dan Prasarana), kemudian Abdul Aziz, SH (Bidang Kesiswaan), mempunyai garis koordinasi ke bawah yaitu wali kelas, guru dan siswa.
(2)
3. Berapakah jumlah guru, staf sekolah dan siswa di sekolah ini?
Jumlah guru di sekolah ini adalah 16 orang, staf sekolah 2 orang (tata usaha), serta siswanya berjumlah 116 orang.
4. Apa saja sarana dan prasarana yang tersedia dalam menunjang peningkatan kualitas sekolah ini?
Sarana dan prasarana di sekolah ini di antaranya adalah mushola, perpustakaan, lapangan olah raga, laboratorium komputer dan MIPA, kantin, ruang guru, WC guru dan siswa, ruang TU, ruang BP, ruang OSIS dan lapangan parkir.
5. Adakah kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah, khususnya kegiatan yang membantu peningkatan mutu sekolah?
Ada, yaitu kegiatan bimbingan belajar (bimbel) bahasa Inggris yakni conversation, praktik komputer, serta les bidang studi yang di UN-kan khususnya bagi siswa kelas III.
Kepala SMP Al-Mubarak Pewawancara
(3)
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PAI SMP AL-MUBARAK PONDOK AREN
Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Oktober 2010 Waktu : 10.00 WIB
Guru PAI : Popon Rupaidah, S.Ag
1. Apa tujuan pembelajaran PAI di SMP Al-Mubarak?
Tujuan pembelajaran PAI di sekolah ini yaitu disesuaikan dengan tujuan program dari pemerintah serta mendidik ketauhidan dan akhlakul karimah pada diri peserta didik.
2. Berapakah alokasi waktu yang diberikan untuk mengajar PAI dalam setiap kali pertemuan? Apakah alokasi yang diberikan cukup untuk dapat memenuhi seluruh silabus yang tersedia?
Alokasi waktunya adalah 2 jam pelajaran tiap sekali pertemuan. Alokasi yang diberikan sebagian cukup dan sebagian tidak cukup khususnya pada materi tentang ibadah yang mengharuskan siswa untuk mempraktekkannya.
3. Metode apa sajakah yang anda gunakan dalam penyampaian pelajaran PAI? Mengapa metode tersebut yang anda pilih?
Metode yang saya pakai di antaranya ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab dan demonstrasi. Metode-metode tersebut saya pilih karena agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran.
4. Kurikulum apakah yang anda pakai?
Kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007.
5. Bagaimana kesiapan anda dalam mengajar PAI kepada peserta didik? Apakah anda selalu membuat satuan pelajaran?
(4)
6. Bagaimana perhatian siswa di saat anda mengajar?
Perhatian siswa saat belajar masih ada yang kurang fokus misalnya bercanda dengan temannya, tetapi ada juga siswa yang fokus memperhatikan materi yang sedang saya sampaikan.
7. Bagaimana tanggapan siswa di saat anda mengajar, apakah mereka sering memberikan pertanyaan?
Terkadang ada juga sebagian siswa yang bertanya jika ia kurang memahami penjelasan yang saya sampaikan.
8. Apakah anda selalu memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah? Dalam bentuk apa tugas yang anda berikan?
Iya, saya selalu memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk mengerjakan LKS dan juga tugas perbuatan seperti shalat untuk dikerjakan di rumah.
9. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pembelajaran PAI? Apakah hal yang menjadi hambatan tersebut dapat teratasi?
Faktor yang menjadi hambatan adalah siswa agak sulit untuk menghafal beberapa ayat atau hadis. Hal tersebut bisa teratasi yaitu dengan cara bertahap siswa tersebut bisa menghafal tentunya dengan bantuan bimbingan dari saya sebagai guru agamanya.
10.Usaha apa saja yang anda lakukan dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap bidang studi PAI?
Untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran PAI, saya menggunakan metode yang berbeda yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar tidak monoton dan supaya siswa tidak merasa jenuh.
Guru PAI SMP Al-Mubarak Pewawancara
(5)
http:/ / edukasi.kompasiana.com/ 2010/ 04/ 11/ motivasi-dan-minat -belajar-sisw a/ M otivasi dan M inat Belajar Sisw a
OPINI
Ketut Juliantara 23 November 2010 | 11 April 2010 | 09:45
“Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses internal (dari dalam diri seseorang ) yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu” (Baron, 1992:Schunk,1990 dalam Nur, 2003:2).
Graham & Golan, (1991) menyatakan bahwa :
Motivasi penting dalam menetukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik
“Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaranyang dimiliki oleh sisya yang bersangkutan ”(Djamarah S.B, dkk, 1995:70)
Penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah proses internal yang merupakan salah satu factor utama yang menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
“Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak, disebut motivasi intrinsik, dan motivasi yang diakibatkan dari luar, disebut motivasi ekstrinsik ”(Djamarah S.B, 1997:223).
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
(6)
1.Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut :
1.Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa.
2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa.
3.Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.
5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran
Dececco & Grwford, 1974 (dalam Slameto, 2003:175) menyatakan bahwa “dalam pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa ada 4 fungsi pengajar, yaitu: menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan”.
Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.
Slameto, (2003:180) menyatakan bahwa:
Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.